bab i, ipo l@s3
Post on 22-Jun-2015
181 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Surat Roma berisi masalah yang menyangkut banyak aspek dan
merupakan hasil penyusunan yang sangat teliti dari Paulus sebagai penulisnya.
Kemerosotan nilai-nilai hidup merupakan salah satu didalamnya. Paulus melihat
pada lingkungan kehidupan orang Yahudi yang berusaha menyelesaikan masalah
kebenaran dengan ketaatan yang amat cermat kepada Hukum Taurat .1
Hukum Taurat sendiri sudah dimulai pada Perjanjian Lama tepatnya saat
Musa memimpin Umat Israel menuju tanah Perjanjian (Kel 20:1-17). Hukum ini
berisi tentang peraturan yang harus ditaati dengan tujuan mengatur kehidupan
bangsa Israel baik terhadap sesama maupun terhadap Allah sebagai bukti mereka
adalah umat Allah dan sebagai suatu pedoman yang harus dipenuhi Israel sesudah
mengikat perjanjian dengan Allah setelah keluar dari Mesir. Dalam
penjabarannya, inti Hukum Taurat adalah kasih kepada Allah dan sesama
sehingga dapat dikatakan bahwa hukum ini merupakan ungkapan atau
konkretisasi dari kasih.2
Dalam Perjanjian Baru, Hukum Taurat banyak dipermasalahkan diantara
kalangan Yahudi dan orang-orang farisi (kitab Injil) dan selalu bertentangan
dengan Yesus karena dengan adanya hukum ini mereka ingin membeli status umat
Allah. Dalam teks Roma 13:8-14, Paulus menyampaikan suratnya tentang kasih
dan mengasihi sesama dan kaitannya dengan Hukum Taurat. Secara aplikatif ia
menguraikan tujuan dan makna kasih kepada jemaat Roma sebagai penerima saat
1Barclay, William., Pemahaman Alkitab, Roma, (Jakarta: BPK.Gunung Mulia, 2006), hlm. 13.
2Ir. Basuki Djati Utomo, Teologi Alkitab, (Jakarta: Departemen Agama, 1996), hlm. 345.
2
itu. Secara keseluruhan dalam kitab ini Paulus banyak mengetengahkan
permasalahan Hukum Taurat bahkan ia juga sempat menemukan keadaan yang
paradoks karena hukum itu kudus namun disatu sisi memunculkan dosa. Menurut
Yosef Frizmyer di dalam Perjanjian Baru hanya Pauluslah yang memiliki
pemahaman Hukum Taurat(hukum Musa) yang bersifat Kristologis.3
Berdasarkan masalah diatas penulis terdorong untuk memahami maksud
dan tujuan Paulus menyampaikan pesannya tentang kasih yang merupakan
kegenapan Hukum Taurat kepada jemaat Roma berdasarkan teks Roma 13:8-14.
3Roland E. Murphy, 101 Tanya Jawab tentang Taurat, (Jakarta, Obor, 2004), hlm 54.
3
BAB II
EKSPOSISI KITAB
1. ANALISA KONTEKS DAN TEKS
Konteks Dekat
Teks Roma pasal 13 ini secara umum berisi tentang bagaimana sikap
hidup orang Kristen yang sebenarnya dan isinya berupa nasehat yang bersifat
umum. Dalam 13:1-7, Paulus mengaitkan nasehat yang telah diberikannya dalam
Roma 12:9-21 dengan sikap orang Kristen terhadap penguasa-penguasa.
Kemudian pada teks ini (ay.8-14) Paulus lebih menekankan isi suratnya yang
menekankan bahwa kasih sebagai dasar kelakuan orang Kristen. Roma pada
zaman Paulus merupakan ibu kota sebuah kerajaan yang terbentang dari Inggris
sampai ke Arab.4 Masyarakat Kristen disana saat itu terdiri dari campuran bangsa
Yahudi dan bangsa-bangsa lainnya, sedangkan kota Roma dikenal sebagai kota
Kosmopolitan yang kaya dan merupakan pusat diplomatik dan perdagangan dunia
yang begitu pesat.
Konteks Jauh
Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan (umat Allah). Dalam surat Roma ini
Paulus membedakan orang Yahudi dan orang yang non-Yahudi yang
kedudukannya terpisah sebelum kedatangan Tuhan Yesus dan setelah Yesus
datang permasalahan itu ditiadakan. Hukum Taurat dan sunat merupakan tanda
4HandBook To The Bible…
4
pemulihan itu dan dengan tujuan itulah Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Roma menyajikan ..begitu luas mengenai Hukum Taurat dan injil. Dalam Roma
2:12-29, Paulus menjelaskan tentang Hukum Taurat mengenai tuntutan
dan ketaatan dalam melakukannya dan ini juga berkaitan dengan arti sunat yang
sebenarnya menurut pengajaran Paulus. Kemudian pada Roma 7:1-26, Paulus
kembali menguraikan tentang arti Hukum Taurat yang menbawa dia sendiri
mengenai dosa.
Jenis Genre
Secara umum surat Roma merupakan uraian yang logis mengenai
penerapan praktis kehidupan orang-orang percaya yang sesungguhnya dan sehari-
harinya. Surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen atau masyarakat Kristen
Roma agar memperhitungkan nilai-nilai kekristenan yang telah mereka lalui atau
tunjukkan. Dengan demikian teks ini memiliki jenis genre pengajaran.
Analisa Teks
Teks ini berisi tentang nasihat-nasihat rasul Paulus tentang bagaimana
mengamalkan hukum kasih yang tersirat dalam Hukum Taurat. Diawali dengan
kalimat “janganlah kamu…” artinya kalimat ini ditulis kepada orang-orang
tertentu yang bersifat individual.
Beberapa pembagian Teks :
13:8-10, Paulus berusaha menjelaskan bahwa kasih itu adalah hukum
yang…
Kasih itu kegenapan hukum taurat keharusan suatu kewajiban terhadap
sesama yang pelaksanaannya.
Waktu sudah dekat (13:11-14)
Paulus menyajikan alasan semua nasehat yang diberikannya yaitu
dekatnya keselamatan (kedatangan Kristus kembali).
5
Penerima surat
Surat Roma merupakan surat satu-satunya yang ditulis oleh rasul Paulus
kepada jemaat yang belum dikenalnya atau sama sekali belum pernah
dikunjunginya. Menurut tradisi Katolik, jemaat di Roma didirikan oleh Petrus
pada tahun 42. Jemaat Roma terdiri dari orang-orang Yahudi (Kis. 18:2; Rom.
16:3). Jika diamati surat ini ditujukan kepada orang Yahudi (2:17 dan 14:1) dan
juga untuk orang bukan Yahudi (11:13), bahkan Roma 1:5-6, 13; 11:17-31 dan
15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan
Yahudi.
2. EKSPOSISI TEKS
Ayat 8: Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi
hendaklah kamu saling mengasishi. Sebab barang siapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi Hukum Taurat.
Kata berhutang dalam bahasa Yunani o)fei/lete dalam bentuk imperatif
jamak yang menyatakan suatu perintah. Berhutang diartikan sebagai kewajiban
yang harus dipenuhi berbeda dengan makna sebenarnya yaitu mata uang atau
materi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut terjemahan LAI, kata ini
mengandung makna bahwa sipenerima saat itu tidak boleh mengabaikan
kewajiban terhadap seorangpun juga. Kata janganlah yang berarti kalimat
perintah menandakan adanya suatu penegasan dari Paulus sendiri. menurut
tafsiran para bapak gereja, Paulus seolah-olah menyampaikan pesan dengan isi,
kamu harus melunasi segala kewajibanmu kepada semua orang dan hanya satu
kewajiban yang tidak dapat kamu lunasi sampai habis yaitu kewajiban untuk
harus mengasihi sesamamu (Van Den End: 1995, 612). Menurut Cranfield, kata
ini mengulangi apa yang tertulis dalam Roma 13:7 yaitu bahwa kita harus
membereskan segala kewajiban kita dan tidak membiarkan hutang yang harusnya
6
sudah dilunasi. Menurutnya ayat ini tidak melarang adanya pinjam-meminjam
tetapi setiap hutang harus dilunasi(Dave HagelBerg:1998, 257).
Pada bagian kedua ayat ini yaitu “… barang siapa mengasihi sesamanya ia
sudah memenuhi hukum taurat…”. Memenuhi berarti melaksanakan dengan
sempurna apa yang menjadi tuntutan hukum taurat itu sendiri. Inilah alasan Paulus
mengutarakan keinginannya agar jemaat Roma hidup saling mengasihi.
Hubungannya dengan Tuhan Yesus, mengasihi merupakan tanda pembayaran
hutang kita kepadaNya sebagai ganti karya penebusan manusia dari dosa yang
mendatangkan maut yang telah dibayar lunas dikayu salib oleh Yesus. Yesus
datang kedunia karena kasih sehingga orang Kristen mempunyai satu hutang yang
oleh Bengel disebut hutang yang tidak fana.5 Ini berarti kita berhutang kepada
Yesus dan harus dibuktikan kepada sesama. Tuhan Yesus telah menggenapi
Hukum Taurat dengan sempurna dengan mati di kayu salib (Mat.5:17-20). Kasih
adalah satu-satunya kewajiban yang menggenapi segala kewajiban yang dituntut
Hukum Taurat. Demikian juga yang dikatakan R. C. H. Lenski mengenai kasih,
bunyinya:
Love is the only debt that the Christian not only permits to stand but of necessity must let
stand. The Obligation to love is new every morning like the light of another day. Love to
the limit, you can never get trough. All other debt Christian can and should pay and be
done with, this debt of love will constantly owe and constantly pay. “be owing no one
anything”, does not mean: Never contract the debt, never borrow money or anything else!
For Jesus Himself commands us to lend (Mat. 5:41) and thereby shows that borrowing is
not wrong.
Ayat 9:
Karena firman jangan berzinah, jangan membunuh, jangan
mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga telah tersimpul dalam
firman ini, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
5 A. Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1994), hlm. 459.
7
memakai bentuk kata kerja jamak present pasif indikatif
yang berarti tersimpul. LAI memakai kata dua kali firman yaitu entole dan logos.
Sedangkan sesama manusia dalam bahasa asli .
Ayat ini merupakan bukti atau tindakan nyata dari apa yang tertulis atauu
yang dikehendaki Paulus dalam nasihatnya sebelumnnya (8). Hal ini dapat
dikuatkan pada kalimat terakhir…dan firman lain manapun juga telah tersimpul
dalam firman ini. Kata tersimpul mengartikan atau membuktikan bahwa barang
siapa mengasihi manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat.
Ayat 10:
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah
kegenapan hukam taurat.
Dalam ayat ini lebih jelas lagi apa yang menjadi tuntutan kasih itu, ia tidak
berbuat jahat. Jahat dalam bahasa asli memakai kata yang berbentu kata sifat
jamak akusatif, itu berarti kata ini merupakan akibat perbuatan salah atau
merugikan. Dalam ayat ini, pernyataan pada ayat sebelumnya (9) diulang secara
negatif (Hagelberg:1995, 295). Orang Kristen akan terhindar dari perbuatan jahat
jika hidup memelihara kasih. Kegenapan (pleroma). Kata ini mengandung arti
melakukan atau suatu perbuatan dengan tujuan memenuhi, mencapai sesuatu yaitu
apa yang dituntut oleh hukum taurat itu. Dengan kata lain, kasih sadar akan tujuan
hukum dan kasih menjiwai penaatan hukum.
Ayat 11:
Hal ini harus kamu lakukan karena kamu mengetahui keadaan waktu
sekarang, yaitu saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangu dari tidur. Sebab
sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kta daripada waktu kita menjadi
percaya.
Keadaan waktu sekarang dalam bahasa aslinya (saat, waktu krisis
dan tantangan). Dalam hal ini Paulus mengartikan waktu menjelang kedatangan
8
Tuhan Yesus kembali sebagai peringatan untuk menguatkan nasihatnya tentang
mengasihi. Dekatnya waktu Tuhan ini dikatakan sebagai dorongan yang terkuat
untuk hidup secara Kristen (Fil.4:4-7; 1 Tes. 5; Ibr 10:24-25; Yak. 5:10-11; 1 Pet.
4:7-11; Mat. 25:31-46; Mrk. 13:33-37). 6
Bangun dari tidur mrupakan kiasan yang disampaikan Paulus dengan
maksud agar hidup penerima saat itu berjaga-jaga dan tidak lengah untuk hidup
sebagai orang-ornag percaya yang dinamis. Tidur menggambarkan keadaan rohani
yang tidak sesuai dengan dekatnya kerajaan Allah seperti dalam 1Tes. 5, 10; Ef.
5:14 (Dave Hagelberg: 1998,306). Sedangkan keselamatan diartikan sebagai
keselamatan yang akan tergenapi saat Yesus datang untuk yang kedua kalinya
nanti. KedatanganNya itu semakin dekat dan kita sedang menantikannya dengan
penuh kesiapan dan kesadaran penuh. Kemungkinan akan segera berakhir atau
tiap hari makin dekat.7
Ayat 12-13:
Hari sudah jauh malam, telah hamper siang. Sebab itu marilah kita
menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan menenakan perlengkapan
senjata terang! Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam
pestapora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan
dalam perselisihan dan iri hati.
Kedua ayat ini memiliki keterkaitan karena mengandung makna sebab
akibat. Pada ayat 12 Paulus memberikan peringatan tentang keadaan dan situasi
yang sedang dihadapi orang Kristen saat itu sedangkan ayat 13 Paulus kembali
menasihati dengan memberikan ajakan untuk melakukan sesuatu untuk
menanggapi keadaan itu.
Malam dalam bahasa asli yang berarti menggambarkan keadaan gelap.
Malam merupakan suatu kiasaan yang dalam Rom.12:2 disebut “dunia ini”
(zaman ini) yaitu zaman berkuasanya maut (Rom.5:12-21) dan sebaliknya siang
6Ibid, hlm. 460… 7Ibid, hlm. 460…
9
( adalah zaman yang akan datang bahkan sedang datang yaitu zaman
berkuasanya kasih karunia dan hidup (Rom. 5:21). Hagelberg member kiasan
bahwa hari sudah jauh malam berarti remang-remang matahari dapat segera
muncul dan kalau kita tidak mempunyai jam tangan, maka kita tidak akan tahu
berapa menit lagi matahari itu akan terbit (Dave Hagelberg:1998, 262).
Sedangkan menurut kiasan lain kontras malam merupakan waktu dimana banyak
kejahatan terjadi dan siang hari merupakan waktu kebenaran. Untuk itulah Paulus
menegaskan bahwa para penerima surat saat itu tetap berjaga-jaga yang
diibaratkan oleh kata menanggalkan perbuatan-perbuatan dan menggunakan
senjata terang.
Segala bentuk perbuatan kegelapan itu adalah pestapora, kemabukan,
hawa nafsu, percabulan, perselisihan dan iri hati. Kemabukan tidak hanya
diartikan sebagai keadaan yang tidak sadar akibat minuman keras, tetapi
mengarah kepada keadaan manusia yang tidak seimbang, stabil, kesadaran
mengendalikan kelakuannya berkurang sehingga mudah jatuh kedalam kejahatan.
Paulus menegaskan bahwa mereka harus menanggalkan itu sama seperti
menanggalkan pakaian. Ini berarti perbuatan itu memang harus dibuang sebab
perbuatan jahat itu diibaratkan seperti pakaian kotor yang melekat ditubuh
sehingga harus ditanggalkan.
Ayat 14:
Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata
terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginnya.
Kenakanlah dalam bahasa asli dengan kata dasar yang
berarti menegenakan atau beroleh sifat kebajikan atau motivasi tertentu. Kata ini
berbentuk perintah sehingga dapat diterjemahkan bahwa Paulus memerintahkan
agar penerima surat itu mengenakan Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata
terang. Kenakanlah dapat diartikan sebagai bentuk penyatuan manusia (orang
percaya) dengan Tuhan Yesus. Kita bersatu dan memihak kepada Kristus
sehingga kita meniru pola hidupNya dan persekutuan kita dengan Kristus
10
menyebabkan kita diperlengkapi dengan persenjataan yang kita perlukan untuk
melawan serangan iblis dan menempuh kehidupan baru. Ini berhubungan dengan
roh Allah yang memimpin manusia untuk hidup dalam persekutuan dengan Yesus
sehingga kuasa dosa dikalahkan didalam tubuh manusia.
3. KESIMPULAN
Roma 13:8-14, secara umum berisi nasihat-nasihat panjang mengenai
aturan hidup seorang Kristen. Ayat 8-10, umumnya memiliki isi yang pertama,
kasih itu adalah hukum artinya keharusan, kewajiban dimana setiap orang
percaya terus membuang sikap keegoisan, sifat berbuat seenaknya; dan yang
kedua hukum itu adalah kasih yang berarti bahwa pelaksanaannya bukanlah
takut akan sanksi atau hukuman.
Kasih itu menuntut tindakan yang berarti bahwa kasih itu yang
menunjukkan sikap dasar orang-orang Kristen. Inilah alasan mengapa Paulus
beberapa kali menegaskan dalam teks ini bahwa kasih itu adalah kegenapan
hukum taurat. Penegasan ini pula mengandung arti bahwa orang percaya telah
dibebaskan dari kurungan hukum taurat oleh karena kasih dan penyempurnaannya
oleh Tuhan Yesus dikayu salib sebab tuntutan hukum taurat adalah sempurna dan
sempurna tidak pula dirasakan sebagai kelengkapan dalam melaksanakannya,
tetapi hukum taurat pada dasarnya mengatur kehidupan manusia dihadapan Tuhan
sehingga manusia berkenan dan sempurna sesuai tuntutan Allah. Dan bukan
kesempurnaan itu yang dimaksudkan Paulus, keadatangan Yesus yang adalah
senjata tiang imanlah yang menyempurnakannya. Bagaimana caranya?
Jawabannya adalah ketaatan Tuhan Yesus atas Hukum Taurat itu. Hukum Tuhan
menuntut ketaatan yang sempurna dalam arti tidak melalaikan salah satu dari
Hukum itu yaitu apa yang menjadi kehendak Allah bagi diriNya tetapi Kristus
menggenapinya, yaitu Kristus menjalankan kehendak Allah tanpa bercacat.
Demikian halnya disampaikan oleh Stevri Lumintang :
11
Tujuan penggenapannya supaya orang yang percaya kepada Kristus tidak dihukum
melainkan dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut serta tuntutan Hukum Taurat
digenapi dalam hidup mereka (bnd Rom.8:1-4). Hukum taurat tidak dapat membuat
manusia benar dihadapan Allah karena manusia dibenarkan hanya oleh iman didalam
Kristus. Kristus telah memenuhi tuntutan tora melalui ketaatannya yang sempurna sebab
Ia lahir dan takluk kepada hukum taurat (Gal. 4:4) dan dengan tekad menggenapkan
seluruh kehendak Allah (Mat.3:15), karena Kristus adalah kegenapan hukum taurat
sehingga kebenaran diperoleh orang-orang percaya.
Berkaitan dengan pasal 2, yang menjadi pokok permasalahan awal antara
Paulus dan tokoh-tokoh agama Yahudi adalah dalam pelaksanaannya dan disisi
lain bukan kewajiban orang percaya melakukan hukum taurat. Menjawab itu
Paulus menegaskan sifat nyata kebenaran seorang Kristen dihadapan Allah
(Rom.5). Pada pasal 8 dikatakan bahwa kedatangan Yesus didalam daging
bertujuan supaya tuntutan hukum taurat digenapi dalam diri orang percaya.8
Menurut Martin Luther, hukum taurat dalam arti kesusilaan mempunyai fungsi
menyatakan kehendak Allah dan menyadarkan manusia atas dosa.9 Sedangkan
menurut Calvin, hukum taurat berhubungan dengan kemuliaan Allah yaitu
penekanan pada pengudusan. Manusia yang sudah diampuni dan dibenarkan
karena iman harus berusaha sedapat mungkin menjaga dan mengupayakan
kekudusan hidupnya, kendati kekudusan itu tidak pernah sempurna dan tidak
dimaksudkan untuk memperoleh pengampunan dan pembenaran dari Allah. Justru
sebaliknya, manusia berusaha memelihara kekudusan karena sudah terlebih
dahulu diampuni dan dibenarkan.10
Demikianlah perbuatan-perbuatan dosa yang dalam taurat hanya disorot
secara fisik, dalam hukum Kristus disorot secara Moral-Spiritual. Dan Hukum
Taurat yang termasuk 10 Firman didalamnya pun sudah digenapi oleh Tuhan kita
Yesus Kristus. Dengan 2 macam hukum saja, kasih kepada Allah dan kasih
kepada manusia. Yesus Kristus telah menetapkan HUKUM BARU yaitu
8Van Den End, Tafsiran Alkitab Surat Roma, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), hlm. 617.9S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia),
hlm.65.10Ibid, hlm. 65…
12
HUKUM KASIH, karena kasih adalah kegenapan hukum taurat (Roma 13:10).11
4. RELEVANSINYA
Jika dihubungkan dengan kehidupan kita saat ini, hukum taurat tentu
masih dianggap relevan dan ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sebab hukum
pada dasarnya memiliki tujuan yang baik yaitu untuk mengatur kehidupan kita.
Hal ini dipandang dari sikap etis orang percaya. Pada zaman bangsa Israel hukum
taurat digunakan untuk mengatur kehidupan mereka sebagai umat Allah demikian
halnya dengan kita. Kita memang hidup dizaman yang berbeda, namun kita dapat
belajar dari ketaatan mereka dalam menuruti hukum itu sebab dengan sikap itu
mereka telah menunjukkan bahwa mereka menghargai Allah dan juga sesama.
11www. Wiklipedi Indonesia…
13
BAB III
IMPLIKASI
Kehidupan manusia selalu berhadapan dengan dua sisi yang penting yaitu
sisi kehidupan dengan sesama (sosial) dan sisi kehidupan dengan Allah. Untuk
mengatur hubungan itu memang dibutuhkan suatu peraturan guna terciptanya
keadaan yang teratur, sopan dan tertib. Itulah yang disebut hukum. Hukum kasih
yang dinyatakan didalam Yesus menegaskan kedua sisi ini agar berada dalam
keseimbangan yaitu sikap hidup yang sesuai kesaksian dan integritas dihadapan
dunia yang harus dianggap sangat penting. Paulus secara tidak langsung
mengingatkan kita untuk tetap hidup dalam kualitas moral dan kualitas rohani
dalam menantikan kedatangan Kristus yang keduakalinya. Sebab dengan
demikianlah akan terbukti identitas pengikut Kristus yang sesungguhnya menjadi
terang.
Hukum merupakan arena penerapan kasih yang seharusnya perlu kita
sadari. Mengasihi sesama dengan berbuat baik merupakan bukti nyata dari
penerapan kasih. Selain itu, sebagai orang Kristen kita juga harus dapat
mengekspresikan kebebasan Kristen dengan benar. Kebebasan itu diartikan
sebagai kebebasan yang terkontrol yang berarti memiliki nilai kebenaran
dihadapan Allah. Dan kebebasan ini pula yang menjadi arena penerapan hukum
kasih atau praktek kasih yang semata-mata karena iman yang terbentuk secara
pribadi dengan Tuhan Yesus atau dengan kata lain kita harus dapat membiarkan
iman kita bekerja dan bertumbuh melalui kasih (Gal. 5:6).
Berbicara mengenai hutang, penulis berpendapat bahwa kata ini lebih
mengarah kepada janji. Kita mengasihi sesama diatas kesadaran penuh akan
pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk melunasi hukum maut yang
seharusnya kita terima namun sudah dilunasi oleh Tuhan Yesus dan itu karena
kasih. Aturan hutang pula menuntut bayaran sehingga dapat dikatakan lunas. Kita
telah terlebih dahulu menerima pelunasan itu sehingga kita memperoleh hidup
yang kekal tetapi kita belum membayar apa yang seharusnya kita bayar
14
seutuhnya. Apa yang seharusnya kita bayar sebagai pengutang itulah yang
dikatakan janji. Tuhan Yesus datang memang untuk menggenapi janjiNya bagi
manusia dan menawarkan janji jaminan hidup dan bukan berarti Dia berhutang
kepada manusia sehingga kita harus terus menuntut. Namun sebaliknya, kitalah
pengutang-pengutang dihadapan Allah yang memiliki janji yang belum terpenuhi
dihadapanNya. Apa yang dapat kita lakukan? Kita harus membiarkan kasih Allah
itu mewarnai hidup kita sesuai kehendakNya sehingga kita dapat layak
menyandang pengikut Kristus yang sejati.
top related