aljabar linear elementer_ahmad asif qolbi_4611412026
TRANSCRIPT
RINGKASAN MATERI
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
Disusun Oleh :
Ahmad Asif Qolbi (4611412026)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
Matriks
Susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang disusun dalam baris dan kolom.
Bentuk umum matriks :
A =
( ) adalah elemen baris pertama
adalah elemen kolom ke-2
ij adalah elemen baris ke-I dan kolom ke-j
- Matriks yang tediri M baris dan N kolom punya ordo m x n
- Matriks yang berordo sama disebut matriks persegi
Kesamaan 2 matriks :
2 matriks disebut sama jika memiliki ordo yang sama dan elemen yang letaknya sama. Contoh :
A =
A = B
B =
PENJUMLAHAN MATRIKS
2 buah matriks A dan B dapat dijumlahkan jika ordonya sama. Jumlah 2 buah matriks A dan B
ialah matriks C yang ordonya sama dengan ordo matriks A dan matriks B sedangkan elemen-
elemen yang seletak dijumlahkan.
A = B = C =
A + B = B + C = tidak bisa
Perkalian Matriks dengan Skalar
Jika A adalah suatu matriks dan k suatu skalar maka hasil kali kA adalah matriks yang
diperoleh dengan mengalikan masing-masing elemen dari A oleh k.
Contoh : 2C = 2 =
Perkalian 2 Buah Matriks
Hasil kali 2 matriks yaitu matriks A berordo m x n dan matriks B n x p didefinisikan
matriks C berordo m x p
Cij = ik bkj
Amxn Bnxp = Cmxp
Jumlah baris matriks pertama = jumlah kolom matriks ke-2
Contoh :
BC =
=
Sifat-sifat Matriks :
Misalkan ordo matriks – matriks tersebut memenuhi syarat agar operasi-operasi berikut
terdefinisi, maka berlaku :
1. A + B = B + A (hukum Komutatif)
2. A + (B + C) = (A + B) + C (hukum Asosiatif)
3. K (A + B) = kA + kB ; k skalar ; k є ʀ
4. (k + l) A = kA + lA ; k,l scalar ; k,l є ʀ
5. (k l) A = k (l A) ; k,l scalar ; k,l є ʀ
6. K (AB) = (kA) B = A (kB) ; k scalar ; k є ʀ
7. A (BC) = (AB) C (hukum Asosiatif)
8. A (B+C) = (AB + AC) (hokum Distributif)
9. (A + B) C = AC + BC (hokum Distributif)
Contoh sifat matriks :
A = B = C =
1. A + B = B + A
A + B = + =
B + A = + =
2. A + (B + C) = (A + B) + C
A + (B + C) = + + = + =
(A + B) + C = + + = + =
3. K (A + B) = kA + kB
K (A + B) = 2 + = 2 =
kA + kB = 2 + 2 = + =
4. (k + l) A = kA + lA
(k + l) A = (2 + 3) . = 5 . =
kA + lA = 2. + 3. =
5. (k l) A = k (l A)
(k l) A = (2.3) = 6. =
k (l A) = 2. 3 = 2 =
6. K (AB) = (kA) B = A (kB)
K (AB) = 2 = 2 =
(kA) B = 2 = =
A (kB) = . 2 = . =
7. A (BC) = (AB) C
A (BC) = . = . =
(AB) C = . = . =
8. A (B+C) = (AB + AC)
A (B+C) = + = . =
(AB + AC)= . + . = + =
9. (A + B) C = AC + BC
(A + B) C = + . = . =
AC + BC = . + . = + =
Transpose Matriks
Definisi: Jika A adalah suatu matriks berukuran mxn maka transpose matriks A ditulis At atau A
I
didefinisikan sebagai matriks mxn dengan kolom ke-I diperoleh dari baris ke-I dalam A untuk
semua i =1,2,3,…,m
Contoh
A = At =
Sifat-sifat matriks transpose :
1. (A+B)t = A
t + B
t
2. (kA)t = k(A
t)
3. (AB)t = B
t A
t
4. (At)t = A
Contoh :
Diketahui :
A = B =
1. (A+B)t= A
t + B
t =
= =
= =
(A+B)t= A
t + B
t (terbukti)
2. (kA)t = k(A
t), misal k=2,
(kA)t = k(A
t) (terbukti)
3. (AB)t = B
t A
t
4. (At)t = A
Macam – macam matriks
1. Matriks Nol : matriks yang semua elemennya nol.
Contoh :
A =
2. Matriks Satuan / Identitas : matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya adalah
satu dan elemen lainnya Nol.
Contoh :
A = At = A = A
t
3. Matriks Diagonal : matriks yang semua elemen di luar diagonal utamanya Nol sedangkan
elemen-elemen diagonal elemennya tidak semua Nol.
Contoh :
A =
4. Matriks Segitiga Atas: matriks persegi yang semua elemen di bawah diagonal utama
bernilai Nol.
Contoh :
A =
5. Matriks Segitiga Bawah : matriks persegi yang semua elemen di atas diagonal utama
bernilai Nol.
Contoh :
A =
6. Matriks Eselon
Matriks yang memenuhi matriks berikut :
a. Jika ada baris Nol maka letaknya di bawah
b. Jika suatu baris tak Nol maka elemen tak Nol pertama adalah satu, satu ini disebut satu
utama/satu pemuka/leading entry
c. Satu utama pada baris yang lebih awal, terletak pada kolom awal pula.
Contoh :
A =
7. Matriks Eselon Tereduksi
Yaitu matriks eselon yang pada setiap kolom yang memuat satu utama maka elemen lainnya
Nol.
A =
Satu utama
Operasi Baris Elementer (OBE)
Misalnya pada suatu matriks dilakukan operasi-operasi sebagai berikut :
1. Saling menukar dua baris
Misalnya menukar baris ke-i dengan baris ke- j
2. Mengalikan baris dengan bilangan real tak Nol
Misalnya mengalikan baris ke- I dengan scalar k, k≠ 0
3. Menambahkan suatu baris di atas disebut operasi baris Elementer (OBE) dan berturut-
turut dinyatakan dengan :
a. Rij
b. Rj(k)
c. Rij(k)
Contoh 1:
~ ~ ~ ~ ~
Contoh 2:
Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon tereduksi :
A =
Penyelesaian :
~
~ ~ ~
~ ~
R12 R2(-1) R13(-2) R23(1) R23(4) R13(-2)
R12(-1) R21(-2)
R31(5)
R2(-1/4)
)
R32(31)
R12(-5)
R3(7/27) R23(2/7)
R13(4/7)
Soal :
1. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks eselon :
a. A =
b. B =
c. C =
2. Ubahlah matriks berikut menjadi matriks
a. D =
b. E =
c. F =
Penyelesaian :
1. a. A = ~
b. B = ~
c. C = ~ ~ ~
~
R21(-2)
R2(1/2)
R31(-7) R21(-1)
R32(10) R21(-1)
R2(1/4)
R3(-4/106)
2. a. D = ~ ~ ~ ~
b. E = ~ ~ ~
c. F = ~ ~ ~ ~
~
R1(1/2) R21(-1)
R21(-4)-
44444
44) R21(-1)
R2(1/9) R12(-7/2)
R21(-3) R31(-2) R23(1)
R21(-1)
R12(-2)
R13
R21(-1)
R12(-5) R31(-2) R32(11)
R21(-1)
R3(1/21) R21(-1)
R13(9) R21(-1)
R23(-3)
Matriks Elementer
Definisi : matriks identitas yang dikenai satu kali OBE
Contoh :
I3 = E23 =
Jika E suatu matriks Elementer berordo mxn dan A suatu matriks berordo mxn maka EA
hasilnya akan sama dengan matriks yang diperoleh dari A dengan melakukan OBE yang sesuai.
Contoh :
A =
EA =
Invers (menggunakan OBE)
Definisi : matriks persegi A disebut invers B jika AB= BA = I . A disebut invers B dan B disebut
invers A. invers A ditulis A-I
Invers matriks Elementer merupakan matriks elemen terjuga
( Iij)-I = Iij
( Ii(k))-I = Ii(1/k)
( Iij(k))-I=Iij(-k)
R23
R21(-1)
contoh :
I3 = E23 =
E23E23 =
I12(2) = I12(-2)=
I12(2)I12(-2) =
Perhatikan sekarang matriks A = yang menggunakan beberapa kali OBE, akan diubah
matriks tersebut menjadi matriks eselon tereduksi
E12(-1)E21(-2)E12(-1)E12 A = I
(E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I
(E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12) A =( E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I
.I
A = (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I
A = (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12)-I
A-I
= (E12(-1)E21(-2) E12(-1)E12). I
R12
R21(-1)
R12(1) R21(-2) R12(-1)
Soal carilah invers matriks :
1. 3.
2. 4.
5). Yang manakah diantara Matriks berikut yang merupakan matriks elementer
a) d) f)
b) e)
c)
Jawab :
1.
2.
A tidak punya invers di karenakan ditemukan baris NOL
3.
5) Mencari yang termasuk matrik elementer :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
1.
Tidak ada Invers
Determinan
Banyak permutasi dari n elemen yang berlainan ialah n faktorial ( n !)
= n!
Contoh : untuk n = 3, misalnya (1,2,3) maka permutasinya adalah 3!
Suatu inversi terjadi jika dalam suatu permutasi terdapat bilangan yang leb ih besar mendahului
yang lebih kecil.
Contoh : inversi dari 2,3,1 ialah 2 yaitu 2 mendahului 1 dan 3 mendahului 1.
Permutasi Inversi Permutasi
(1,2,3) 0 genap
(1,3,2) 1 ganjil
(2,1,3) 1 ganjil
(2,3,1) 2 Genap
(3,2,1) 3 ganjil
Permutasi genap :
Ialah permutasi yang banyak inversinya genap
Permutasi ganjil :
Ialah permutasi yang banyak inversinya ganjil
Perhatikan elementer dari Anxn ialah hasil kali n elemen dari A yang tidak sebaris dan tidak
sekolom.
Contoh :
Perhatikan elementer dari A adalah :
Perkalian elementer bertanda dari A nxn adalah perkalian elementer dari A dikalikan -1
berpangkat jumlah inversinya.
Perkalian elementer Permutasi
terasosiasi
Invers Perkalian elementer
bertanda
(1,2,3) 0
(2,3,1) 2
(3,1,2) 2
(3,2,1) 3
(2,1,3) 1
(1,3,2) 1
Determinan matrik A nxn ditulis det(A) atau |A| didefinisikan sebagai jumlah semua perkalian
elementer bertanda dari A sehingga det(A)
Min (-) disini karena :
Jika
Jika
misal 2x2
Perkalian elemen Permutasi
terasosiasi
Invers Perkalian elementer
bertanda
(1,2) 0
(2,1) 1
Kecuali menggunakan cara diatas, khusus matriks berordo 3x3 determinannya dapat dihitung
dengan cara sorus (hanya untuk matriks 3x3).
Dan atau
Contoh :
= 12 + 18 + 1- 9 - 4 – 6 = 12
= 15 - (-2) = 17
- - - + + +
- - - + + +
- - -+ + +
Determinan yang terjadi jika baris ke – i dan kolom ke –j dihilangkan disebut minor unsur
ɑij ditulis Mij.
Contoh :
Kofaktor elemen aij ditulis
Determinan dengan Ekspansi Kofaktor
Determinan matriks A dihitung dengan menguraikan berdasarkan kolom ke –j.
Ekspansi kofaktor baris ke-i
Contoh :
Carilah |A| dari matriks berikut dengan ekspansi kofaktor :
(i) dengan ekspansi kofaktor baris ke –1
= 3(-17) -5(-27) + 6(-3)
=66
(ii) dengan ekspansi kofaktor b aris ke -2
= 0 + (3-18) –9(6-15)
=66
Cara menentukan plus atau min dengan cara sbb :
(iii) dengan ekspansi kofaktor kolom ke-1
|A| = 3 – 0 + 3
= 3 (-17) + 3 (39)
= 66
Soal-Soal :
|A| =
Dengan ekspansi kofaktor baris ke-1
|A| = -2 + 3 – 0
= [ (-1.6.-3) + (5.2.4) + (3.-3.0) – (3.6.4) – (0.2.-1) – (-3.-3.5)] - 2 [(2.6.-3) + (5.2.2) +
(3.4.0)-(2.6.3) – (0.2.2) – (-3.4.5)] + 3 [(2.-3.-3) + (-1.2.2) + (3.4.4) – (2.-3.3) – (4.2.2) -
(3.4.-1)] – 0 [(2.-3.0) + (-1.6.2) + (5.4.4) – (2.-3.5) – (4.6.2) – (0.4.-1)]
= 1 [(18) + (40) + (0) - (72) - (0) - (45)] – 2 [(-36) + (20) + (0) - (36) - (0) - (-60)] + 3 [(18) +
(-4) + (48) - (16) - (12)] – 0 [(0) + (-12) + (80) - (-30) - (48) - (0)]
= 1(-59) – 2(8) + 3(52) – 0
= 81
INVERS MATRIKS DENGAN ADJOIN
Matriks kofaktor dari A ialah matriks yang berbentuk
K(A) =
Transpose matriks kofaktor disebut matriks Adjoin ,ditulis adj (A)
Adj(A) =
Invers matriks A dapat dihitung dengan matriks adjoin dengan rumus
= adj (A)
Contoh :
A =
K11 = 12 k23 = 16
K12 = 6 k31 = 12
K13 = -16 k32 = -10
K21 = 4 k33 = 16
K22 = 2
Sehingga k(A) =
Adj (A)=
|A| =
= -1 – 3 + 0
= 16+48+0
= 64
Invers Matriks
= adj (A)
=
= =
Contoh Soal
- Carilah invers matriks A dengan Menggunakan metode matriks Adjoin
1. A =
- Carilah invers matriks A dengan Menggunakan metode matriks Adjoin dan OBE
kemudian bandingkan ke-2 operasi tersebut lebih mudah yang mana ?
2. A =
Jawaban :
1. A =
K11 = 3 k23 = 3
K12 = -3 k31 = -5
K13 = 2 k32 = 4
K21 = 8 k33 = -2
K22 = -6
K(A) = adj(A) =
Determinan ekspansi kolom ke-3
|A| =
=2 – 3 + 6
= 2(2) – 3(-3) + 6(-2)
= 4 + 9 – 12
= 1
Invers Matriks
= adj (A)
=
=
2. Invers matriks Menggunakan Adjoin
A =
K11 = 6 k23 = 0
K12 = 2 k31 = -3
K13 = -3 k32 = -1
K21 = 0 k33 = 3
K22 = 1
K(A) = adj(A) =
Determinan ekspansi kolom ke-3
|A| =
= 1 – 0 + 2
= 1(-3) – 0(0) + 2(3)
= -3 + 6
= 3
Rumus Invers Matriks :
= adj (A)
=
=
- Invers matriks Menggunakan OBE
A =
Jadi =
Menurut saya invers matriks Menggunakan OBE lebih mudah dibandingkan Adjoin
dikarenakan proses pengerjaannya yang lebih cepat .
Soal latihan MID semester :
1. Manakah yang termasuk eselon baris tereduksi :
a.) (bukan) b.) (bukan) c.) (bukan)
d.) (iya) e.) (bukan) f.) (iya)
2. Yang manakah matriks berikut yang merupakan bentuk eselon baris :
a. (bukan)
b. (iya)
c. (iya)
d. (bukan)
e. (bukan)
f. (iya)
3. Selesaikan persamaan matriks a.b.c.d
Jawab :
(i) a-b = 8 (i) dan (iv) a = 8+b b+c = 1
(ii) 3d+c = 7 2a-4d = 6 c = 1-b
(iii) b+c = 1 2 (8+b) – 4d = 6 (ii) dan (iii) 3d+c = 7
(iv) 2a-4d = 6 16 + 2b – 4d = 6 3d + (1-b) = 7
2b – 4d = -10 …….(v) 3d-b =6 ………(vi)
(v) Dan (vi)
2b – 4d = -10 1 2b – 4d = -10 3d – b = 6
-b + 3d = 6 2 -2b + 6d = 12 3 (1) – b = 6
2d = 2 3 – b = 6
d = 1 b = -3
c = 1 – b a = 8 + b
c = 1 + 3 = 8 - 3
c = 4 a = 5
jadi dapat diketahui bahwa :
a = 5
b = -3
c = 4
d = 1
4. Misalkan :
Carilah :
a. baris pertama dari AB = [67 41 41]
b. kolom ke-2 dari AB =
c. baris ke-3 dari AA = [24 56 97]
d. kolom pertama dari BA =
5. Carilah semua nilai ƛ sehingga det (A) = 0
a.
b.
Jawab :
a.
( -1) ( -4) -1 (-2) = 0
2 – 5 + 6 = 0
( -2) ( - 3) = 0
= 2 = 3
b. ( - 6) ( ) ( - 4) = 0
3 - 4
2 - 6
2 + 24 = 0
3 - 10
2 + 24 = 0
= 2 dan
= 6
6. Hitung determinan :
a)
= k2 – 4k + 3 – 8
= k2 -4k - 5
b)
= 12k + (-3k-3) + 18k2 – [36 - k
4 + k
3 – 18]
= k4 – k
3 + 18k
2 + 9k - 21
c)
= [(-1) (-3)] – [(-8) (7)]
= 59
d)
= 0+0+96-0+8-0
= 104
6. Carilah determinan matriks dengan ekspansi kofaktor :
A.
= -6 (-8)
= 48
B.
= 0
C.
8. Carilah invers matriks berikut :
a.
Jawab :
~ ~
~ ~
R21(-2)
R31(-1)
R41(-1) R12(-3)
R12(-3) R34
SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL)
Bentuk umum SPL dengan n buah persamaan dan m buah variable ialah :
a11 X1 + a12 X2 + a13 X3 + ….. + a1n Xn = a1
a21 X1 + a22 X2 + a13 X3 + ….. + a2n Xn = a2
a31 X1 + a32 X2 + a13 X3 + ….. + a3n Xn = a3
… … … …
am1 X1 + am2 X2 + am3 X3 + ….. + amn Xn = am
bentuk matriks yang sesuai :
=
Disajikan dalam matriks lengkap :
Untuk mencari penyelesaian bentuk matriks lengkap ini diubah menjadi matriks eselon tereduksi.
Contoh :
Selesaikan !
a) X1 + X2 + 2X3 = 9
2X1 + 4X2 – 3X3 = 1
3X1 + 6X2 – 5X3 = 0
Jawab :
~ ~ ~
~ ~
Jadi X1 = 1
X2 = 2
X3 = 3
Penyelesaian dengan cara mengubah matriks lengkap menjadi matriks baris eselon tereduksi disebut
eliminasi Gauss Jordan.
Sementara itu, jika penyelesaiannya ditempuh dengan mengubah matriks lengkap menjadi matriks
eselon disebut Eliminasi Gauss.
SPL yang punya penyelesaian disebut SPL yang konsisten. Sementara SPL yang tidak punya penyelesaian
disebut SPL yang inkonsisten.
SPL dapat memiliki penyelesaian tunggal atau dapat juga jamak.
R21(-2) R31(-3) R32(-1) R32(-1)
R12(-1) R32(-2)
R13(-6) R23(4)
Contoh :
Selesaikan SPL berikut :
X1 + 3X2 – 2X3 + 2X5 = 0
2X1 + 6X2 – 5X3 - 2X4 + 4X5 - 3X6 = -1
5X3 + 10X4 + 15X6 = 5
2X1 + 6X2 + 8X4 + 4X5 + 18X6 = 6
~ ~
~ ~
~ ~
X1 + 3X2 + 4X4 + 2X5 = 0
X3 + 2X4 = 0
X6 = 1/3
Misalkan X4 = t, t є R
X3 = -2t, t є R
X5 = S, S є R
X2 = r, r є R
R21(-2)
R41(-2) R2(-1)
R12(2)
R32(-5) R42(-4) R34
R3(1/6)
R13(-6)
R23(-3)