agama semester 6

21
MATERI KELAS XII SEMESTER 6 XII IPA 1 Agama islam Dewi Hardiayanti Irvan Noor Hasim M. Rizki Maulani (Ketua) Misfala Kiai Demak Nurhikmatul Jannah Seruni Sekar Arum Yana Sekar Safitri KELOMPOK 3

Upload: irvan-noor-hasim

Post on 07-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

??

TRANSCRIPT

Materi Kelas xii semester 6

QS.Yunus:101 dan Al Baqarah: 164 Tafsir dari Q.S. Yunus : 101

Katakanlah:` Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman `.Surah Yunus (Arab: , Ynus, "Nabi Yunus") adalah surah ke-10 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 109 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada di Madinah.Sebagian besar surah Yunus tergolong Makkiyah, yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah kecuali ayat 40, 94, dan 95 yang termasuk Madaniyyah. Dalam penggolongan surah, surah Yunus termasuk kategori surah Al-Mi'un, yaitu surah-surah Al-Qur'an yang ayatnya berjumlah seratusan karena surah ini terdiri dari 109 ayat. Namun ada juga yang berpendapat surah ini termasuk golongan surah as-Sab'ut Thiwal atau "Tujuh Surah yang Panjang".[1] Dalam mushaf Utsmani, surah ini merupakan surah ke-51 yang diturunkan setelah surah Al-Isra', surah ke-17 dalam al-Qur'an dan sebelum surah Hud, surah ke-11.[2] Seluruh isi surah ini masuk ke dalam Juz 11 dan diletakkan setelah surah At-Taubah dan sebelum surah Hud. Surah ini terdiri atas 11 ruku'. Sedangkan topik utama yang dibahas dalam surah ini meliputi masalah akidah, iman kepada Allah, kitab-kitab dan rasul-Nya, serta Hari kebangkitan dan pembalasan.Surah Yunus diawali dengan ayat Mutasyabihat Ali Lam Ra dan diakhiri dengan ayat yang membahas perlunya mengikuti aturan Allah dan bersabar baik dalam ketaatan maupun musibah. Surah ini dinamakan Yunus merupakan sebuah simbolikal dan bukan berarti surah ini berisi kisah Yunus. Bahkan, kisah terpanjang dalam surah ini adalah kisah Musa dan Bani Israil dengan Fir'aun yaitu pada ayat 75 hingga 93. Hanya ayat ke-98 dari surah inilah yang menyebut kata "Yunus". Menurut pengamatan Khalifah, ayat 98 merupakan bagian terpenting dari surah ini.SEBAB TURUNNYA AYAT: Sehubungan dengan ayat di atas Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ada orang-orang yang merasa malu untuk menunaikan hajat besar karena kemaluan mereka dapat dilihat dari langit, dan pula mereka merasa malu untuk berjimak dengan istri-istri mereka karena kemaluan mereka dapat dilihat dari langit. Kemudian turunlah firman Allah di atas tadi mengenai perihal mereka. Akan tetapi Imam Ibnu Jarir dan lain-lainnya mengetengahkan hadis melalui Abdullah bin Syaddad yang menceritakan, bahwa jika salah seorang di antara orang-orang munafik melihat Nabi saw. ia memalingkan dadanya supaya Nabi saw. tidak melihatnya. Kemudian turunlah ayat ini.Isi kandungan :Dalam ayat ini, Allah menjelaskan perintah-Nya kepada Rasul-Nya agar dia menyeru kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala kejadian di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna rasanya. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup di atas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang luas, dataran yang subur, samudra yang penuh dengan ikan berbagai jenis, pada kesemuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah swt. bagi orang-orang yang berpikir dan yang yakin kepada Penciptanya. Akan tetapi bagi mereka yang tidak percaya akan adanya Pencipta alam ini karena jiwa insaniahnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka kesemua tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah dalam alam ini tidak bermanfaat baginya. Demikian pula peringatan Nabi-nabi kepada mereka tidak memberi bekas ke dalam jiwa mereka. Pandangan mereka tidak sampai kepada pengambilan pelajaran dari ayat Allah itu dan tidak sampai kepada kesimpulan-kesimpulan adanya Allah Yang Maha Esa. Mereka tidak memperoleh pelajaran dari sunah Allah pada umat manusia di masa lampau. Sekiranya mereka memperoleh pelajaran daripada ayat-ayat Allah itu dan dari sunah Allah pada umat manusia, tentulah jiwa mereka bersih dan terpelihara dari kotoran dan najis yang mendorong mereka kepada kekafiran dan kesesatan.Tanda-Tanda Kebesaran Allah Dalam Alam Semesta (1-109) Wahyu dan dasar-dasar kebenarannya (1-6) Pembalasan terhadap pengingkaran dan penerimaan wahyu (7-18) Manusia adalah satu umat yang memeluk agama yang satu (19-20) Perlakuan Allah yang penuh rahmat (21-24) Seruan Allah ke Darus Salam dan penolakan terhadapnya (25-30) Bukti-bukti kekuasaan Allah yang membatalkan kepercayaan orang musyrik (31-36) Jaminan Allah tentang kemurnian Al-Qur'an (37-53) Penyesalan manusia di akhirat kelak (54-60) Segala perbuatan manusia tidak lepas dari pengawasaan Allah (61) Wali-wali Allah dan berita gembira bagi mereka (62-70) Kisah Nuh, Musa, dan Yunus adalah teladan bagi manusia (71-103) Da'wah Islam (104-109)Penafsiran () (qul) berasal dari akar kata ( ), kata qul adalah kata perintah (fiil amar) yang secara harfiyah dipahami katakanlah. Kata qul secara tekstual diperintahkan kepada Nabi Muhammad saw, tetapi dalam konteks ditujukan kepada seluruh manusia, dalam istilah bahasa arab disebut mukhathab ghair muayan.

(unzuru) bentuk jama dari unzur () yang secara harifah bermakna lihat, perhatikan, renungkan. Kata unzur termasuk kata perintah (fiil amar) yang besal dari akar kata ( ). Adapun kata al-samawat () bentuk jama dari al-samaa () yang dalam kamus bahasa arab diartikan; langit, awan, hujan. (ardu/i) dipahami sebagai bumi, sesuatu yang di bawah.

Dengan memperhatikan kosaka kata di atas, dapat dipahami, kita dianjurkan untuk membaca, merenungkan seluruh ayat Allah yang tercipta. Yakni memperhatikan, atau meneliti apa yang ada di atas, dan apa yang di bumi dan perut bumi.

AL Quran Surah AL BAQARAH Ayat 164

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (al-Baqarah: 164)

Surah Al-Baqarah (Arab: , al-Baqarah, "Sapi Betina") adalah surah ke-2 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Sebagian besar ayat dalam surah ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina saat peristiwa Haji Wada'. Surah ini merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an. Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina karena di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74). Surah ini juga dinamai Fustatul Qur'an (Puncak Al-Qur'an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga surat Alif Lam Mim karena surah ini dimulai dengan huruf arab Alif Lam dan Mim.ASBABUN NUZUL AYAT AL BAQARAH AYAT 164 : Diriwayatkan oleh Said bin Manshur di dalam Sunannya, Al-Faryabi di dalam Tafsirnya, dan Al-Baihaki di dalam kitab Syubul Iman yang bersumber dari Abidh-Dhuha: Bahwa ketika turun ayat tersebut (Al-Baqarah ayat 163), kaum musyrikin kaget dan bertanya-tanya: Apakah benar Tuhan itu tunggal? Jika benar demikian berikanlah kepada kami bukti-buktinya!. Maka turunlah ayat berikutnya (Al-Baqarah ayat 164) yang menegaskan adanya bukti-bukti ke-Esaan Tuhan.

As-Sayuthi berpendapat bahwa hadis ini mudhal, tetapi ada syahid (penguatnya).

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh di dalam kitab Al-Izhmah yang bersumber dari Atha: Bahwa setelah turun ayat di atas (Al-Baqarah ayat 163) kepada Nabi Saw di Madinah, kafir Quraisy di Mekah bertanya: Bagaimana Tuhan yang Tunggal dapat mendengar manusia yang banyak?. Maka turunlah ayat berikutnya (Al-Baqarah ayat 164) sebagai jawabannya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Abbas.(Sanadnya baik dan maushul): BAhwa kaum Quraisy berkata kepada NAbi Muhammad Saw: Berdoalah kepada Allah agar Ia menjadikan Shaa ini gunung mas, sehingga kita dapat memperkuat diri melawan musuh. Maka Allah menurunkan wahyu kepadanya (Surat Al-Maidah ayat 115) untuk menyanggupi permintaan mereka dengan syarat apabila mereka kufur setelah dipenuhi permintaan mereka, Allah akan memberikan siksaan yang belum pernah diberikan kepada yang lain di alam ini. Maka bersabdalah NAbi Saw: Wahai Tuhanku, biarkanlah aku dengan kaumku, aku akan mereka sehari demi sehari. Maka turunlah ayat tersebut (Al-Baqarah ayat 164). Dengan turunnya ayat tersebut Allah menjelaskan mengapa mereka meminta Shafa dijadikan mas, padahal mereka mengetahui banyak ayat-ayat (tanda-tanda) yang luar biasa daripada itu.

ISI KANDUNGAN AYAT :1. Bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di dalamnya berupa perbendaharaan dan kekayaan yang tidak akan habis-habisnya baik di darat maupun di laut2. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya yang semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu, karena apabila terjadi penyimpangan akan terjadilah tabrakan antara yang satu dengan yang lain dan akan binasalah alam ini seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya sendiri yaitu Allah Yang Maha Kuasa telah menghendaki yang demikian itu.3. Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat besar bagi manusia. Walaupun sebab-sebabnya telah diketahui dengan perantaraan ilmu falak tetapi penyelidikan manusia dalam hal ini harus dipergiat dan diperdalam lagi sehingga dengan pengetahuan itu manusia dapat lebih maju lagi dalam memanfaatkan rahmat Tuhan itu.4. Bahtera yang berlayar di lautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri lain dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian. Bagi orang yang belum mengalami berlayar di tengah-tengah samudera yang luas mungkin hal ini tidak akan menarik perhatian, tetapi bagi pelaut-pelaut yang selalu mengarungi lautan yang mengalami bagaimana hebatnya serangan ombak dan badai apalagi bila dalam keadaan gelap gulita di malam hari hal ini pasti akan membawa kepada keinsafan bahwa memang segala sesuatu itu dikendalikan dan berada di bawah inayat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.5. Allah swt. menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut. Dapat digambarkan, bagaimana jika hujan tiada turun dari langit, semua daratan akan menjadi gurun sahara, semua makhluk yang hidup akan mati dan musnah kekeringan.6. Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain suatu tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia. Dahulu, sebelum adanya kapal api kapal-kapal layarlah yang dipakai mengarungi lautan yang luas dan bila tidak ada angin tentulah kapal itu akan tenang saja dan tidak dapat bergerak ke tempat yang dituju. Di antara angin itu ada yang menghalau awan ke tempat-tempat yang dikehendaki Allah, bahkan ada pula yang mengawinkan sari tumbuhan dan banyak lagi rahasia-rahasia yang terpendam yang belum dapat diselidiki dan diketahui oleh manusia.7. Demikian pula harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti, untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.

Perilaku TerpujiI. ADIL1. Pengertian AdilAdil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak memihak antara yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau beberapa masalah untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan demikian keadilan berarti bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu, Firman Allah berfirman:

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia. Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa ; 135)

Maksud dari berlaku adil berarti, memutuskan suatu perkara disesuaikan dengan amal perbuatan seseorang tanpa memandang rakyat atau pejabat, miskin tahu kaya siapa yang bersalah harus dihukum. Karena Allah SWT yang maha adil membebani hukum kepada hamba-Nya disesuaikan dengan kemampuannya dan di dalam menjatuhi atau memutuskan hukuman disesuaikan dengan apa yang pernah diperbuatnya. Perhatikan firman Allah yang artinya:

Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan di perlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhan-mulah kesudahan (segala sesuatu). (QS. An-Najm 39 42)Berdasarkan ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwa Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk menegakkan keadilan walaupun terhadap ibu, bapak, kaum kerabat, bahkan terhadap dirinya sendiri. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa 58)

Sebagai pemimpin dan hakim, Rasulullah menegakkan keadilan dengan sebaik-baiknya. Hal ini beliau mencontohkan dalam haditsnya yang artinya : jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya (HR.Bukhari)

Di dalam hadits yang lain beliau beersabda yang artinya :Sesungguhnya Allah beserta para hakim selama hakim itu tidak curang, apabila ia telah curang Allah pun menjauh dari hakim itu mulailah setan menjadi teman yang erat bagi hakim itu (HR. At- Turmudzi)Dari keterangan ayat-ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa keadilan merupakan sendi pokok ajaran Islam yang harus ditegakkan. Dengan ditegakkannya keadilan dalam segala hal, akan menjamin segala urusan menjadi lancar. Sebaliknya, apabila keadilan dikesampingkan dan diabaikan akan berakibat perpecahan dan kehancuran di kalangan umat.

Apakah manfaat dan keutamaan dari orang yang berlaku adil, jawabnya:a. membuat orang disenangi sesamanyab. memberi ketenangan dan ketenteraman hidupc. mendatangkan rida dari Allah karena telah mengerjakan perintah-Nyad. Mendapatkan pahala di akhirat kelak, dan e. meningkatkan semangat kerja

2. Macam-macam perilaku adilBerlaku adil dapat diklasifikasikan kepada 4 bagian yaitu :1). Berlaku adil kepada Allah SWT, yakni menjadikan Allah satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan, Kita sebagai makhluknya harus senantiasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya2). Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Diri kita harus terjaga dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang akibatnya dapat mencelakakan diri sendiri.3). Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempat dan perilaku yang sesuai, layak, benar memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti dan merugikan orang lain.4). Berlaku adil terhadap makhluk lain, yakni memberlakukan makhluk Allah SWT yang lain dengan layak dan sesuai dengan syariat Islam dan menjaga kelestarian dengan merawat dan menjaga kelangsungan dengan tidak merusaknya.

3. Menunjukkan sikap adil terhadap orang lain dapat dilakukan dengan berbagai hal :1). Patuh kepada perintah Allah dan Rasulnya2). Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah dan santun3). Menciptakan suasana aman, edukatif dan rukun4). Bila bermitra harus saling menguntungkan dan bermanfaat bagi seluruh manusia dan makhluk serta dapat dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat5). Tidak angkuh, sombong, kikir, boros iri dan dengki dalam bergaul dengan sesama manusia.6). Selalu berprasangka baik terhadap orang di sekitarnya7). Selalu berbuat kebajikan dan tolong menolong terhadap sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim piatu8). Selalu berpikir dengan benar sebelum bertindak dan berbuat.9). Tidak pilih kasih dalam bergaul

Selain itu, doa orang yang berlaku adil tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Nabi bersabda yang artinya:tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak. (HR. Ahmad)

4. Orang yang melakukan keadilan mempunyai keutamaan sebagai berikut :1). Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara :a. doa dengan usahanya;b. karunia dengan ibadahnyac. dunia dengan akhiratnya

2). Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagai mana mestinya dan memandang sama serta memperhatikan kewajiban dan haknya.3). Menciptakan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat, Sebab, menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum perundang-undangan, peraturan dan tata tertib.

Bersikap adil hendaknya meliputi segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan kewajiban, maupun dalam hal bergaul. Bahkan dalam berbicara pun hendaknya bersikap adil. Firman Allah SWT

Apabila keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap manusia dalam segala aspek kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan akan dapat dirasakan oleh semua lapisan msyarakat. Karena pentingnya keadilan maka Allah Subhanahu Wata ala memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil. Sebagaimana Firman-Nya :

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.( An Nisa : 135 )

Berbuat sesuatu yang menyimpang dari keadilan berarti berbuat zalim (aniaya). Sedangkan penganiayaan dapat merugikan diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu, penganiayaan termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh Allah SWT. Kita dilarang berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat adil itu harus meliputi segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun lingkungan.

II. RIDHA1. Pengertian Ridha termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orang mungkin menganggap, bahwa sikap yang demikian termasuk sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya dan tidak akan mau bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang sesat dan keliru. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka, untuk menghindari hal itu seorang muslim dituntut untuk bersikap Qanaah da dalam hidupnya.

Qanaah yang harus mengandung arti :1). menerima dengan rela apa yang ada,2). menerima dengan sabar semua ketentuan Allah SWT3). bertawakal kepada Allah SWT4). memohon kepada Allah SWT tambahan yang pantas, yang disertai dengan usaha dan ikhtiar5). tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Maka jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kepada diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan tabah apa yang menimpa pada diri kita.

Tetapi, kita tetap bekerja sebagaimana mestinya dan tawakal kepada Allah. Apaila pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi karunia nikmat dari-Ny. Adapun nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya kita terima dengan senang hati. Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum membawa keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan tabah dan sabar. Sebab, Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Kita tidak boleh sombong kalau sedang beruntung. Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang merugi. Karena itu, sungguh beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qanaah.

Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya :berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qanaah. (HR. Turmudzi )Selain itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : Qanaah itu adalah harta yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan lenyap. (HR. Thabrani dan Jabir )

Orang yang berjiwa qanaah adalah orang yang merasa cukup dengan ap yang ia miliki. Orang yang memiliki jiwa qanaah itu ia akan bebas dan tidak terikat dengan segala sesuatu, sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela (Ridha) dengan kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki, sebab ia mempunyai keyakinan bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT. Karena itu, orang yang berjiwa Qanaah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan rakus. Semua pemberian Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa syukur.

Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikakamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetapi, ada pula orang yang hidupnya. selalu meras kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang. Maka, orang itu tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena itu disebut kufur.

2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi1). menjadikan seseorang hidup tidak tamak2). menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya3). menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap berikhtiar.

3. Fungsi ridha dalam kehidupan bermasyarakat1). seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki orang lain2). seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di dunia3). Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah

II. AMAL SALEH1. Pengertian Amal shaleh maksudnya adalah berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudaranya yang ditimpa musibah dan meringankan persoalan yang terjadi.Amal shaleh adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena Allah semata.

Sebagaimana firman Allah yang artinya : dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh,mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (QS AL-Baqarah : 82)

2. Yang termasuk perbuatan amal saleh diantaranya :1). Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan pahala karena memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat ibadah.2). Amar Maruf : menyeru atau mengajak orang untuk berbuat kebaikan, baik secara lisan maupun dengan memberikan contoh tauladan dalam bentuk perbuatan langsung.

Perhatikan Firman Allah yang artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali-Imran ; 104)3. Berbakti kepada orang tuaKeharusan berbakti kepada orng tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional, mengingat sedemikian besar jasa ibu dan bapak dalam merawat dan menjaga anak-anak sejak dari kandungan hingga dewasa. Sesuai dengan firman Allah :

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia (QS. Al-Israa 23 )

3. Amal saleh kepada Allah seperti:1). Memulai sesuatu perbuatan baik dengan Basmalah dan mengakhirinya degan Hamdalah2). Berniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan baik yang hendak kita lakukan dan jangan lupa Berpikir dengan matang dan benar3). Disiplin dalam beribadah dan beramal shaleh serta berdasarkan ilmu4). Selalu berzikir dan berdoa kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar5). bertawakal dan bersabar serta bersyukur kepada Allah

4. Amal shaleh terhadap diri sendiri misalnya :1). Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah2). Tidak membiarkan diri jatuh ke dalam dosa, kebinasaan, kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok, merampok dan lain-lain3). Saling membantu dan mengurangi penderitaan orang lain karena Allah4). Menjauhkan sikap tercela seperti : buruk sangka, iri, dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.5). Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis, penakut, tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek lainnya.

5. Berikut perbuatan amal saleh yang perlu kita tingkatkan untuk memajukan umat Islam saat ini1.) Disiplin dalam belajar,Tugas seorang pelajar adalah belajar dengan tekun. Dalam hal ini para pelajar dituntut untuk bekerja keras, dalam membaca dan menelaah pelajaran. Orang yang senang membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak. Belajar hendaknya dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik (negatif), seperti permainan, video game, kenakalan remaja atau hal-hal lain yang kurang baik bagi seorang pelajar. Sebab pelajar yang sudah mengenal pergaulan di luar rumah yang negatif akan berakibat fatal. Mereka akan mengabaikan pelajaran di sekolah.

Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan yang sangat penting . Mereka harus dapat mengarahkan anak-anaknya agar gemar membaca hal-hal yang positif dan melarang membaca yang berbau negatif, seperti bacaan pornografi dan lainnya. Orang tua harus mempunyai sikap waspada di dalam mengawasi putra putrinya yang masih duduk di bangku sekolah. Karena pada masa sekarang banyak pelajar yang tidak menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka sudah mengenal dunia diluar sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar para pelajar jangan mudah terkena pengaruh arus di luar sekolah seperti, narkoba, minuman keras, pergaulan bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa depan bangsa dan negaranya.

2). Disiplin dalam bekerjaDisiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak mengandalkan orang lain, atau bermalas-malasan sambil menentukan uluran tangan orang lain. Rasulullah SAW, memberikan contoh, sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha sendiri dan penghidupan yang bersumber dari penghasilan itu. Oleh karena itu hendaklah rajin dan disiplin dalam bekerja, agar mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dengan tidak lupa mengingat Allah SWT.

Maksud disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Misalnya, seorang bekerja di perusahaan maka ia harus mentaati semua peraturan sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Atau kita berusaha sendiri dengan kerja keras dan penggunaan waktunya diatur. Dengan demikian akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang kurang disiplin dalam bekerja maka akan merugikan diri sendiri dan merugikan perusahaan.

Seseorang yang giat bekerja mempunyai tujuan atau angan-angan, seakan-akan hidup selama-lamanya. Jadi setiap hari ia mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan usaha atau pekerjaannya.

3). Disiplin dalam berlalu lintasUntuk mencapai ketertiban di jalan raya, semua pengguna jalan hendaknya, mempunyai kesadaran untuk mentaati peraturan lalu lintas, dalam bentuk rambu-rambu lalu lintas. Untuk menghindari kecelakaan hendaknya jangan kebut-kebutan, jangan emosi, jangan ceroboh, taati rambu-rambu. Begitu juga dalam melengkapi surat-surat kendaran. Seperti SIM, STNK,

Hubungannya dengan lalu lintas pemerintah mengeluarkan undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan para pemakai jalan di Indonesia yang makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan, angka pelanggaran, maupun angka kecelakaan.

4). Disiplin dalam beribadah.Manusia sebagai makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untuk berfikir hingga dapat membedakan antara benar dengan yang salah, bahkan untuk mengelola alam semesta. Maka sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan diri kepada Allah, atau bersyukur dengan meningkatkan ibadahnya kepada Allah.

Manusia mengemban amanat yang paling besar yaitu amanat ibadah dan amanat sebagai khalifah. Amanat ibadah artinya manusia wajib menyembah serta tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT, sebagaimana Firman-Nya.

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah ; 5 )Dengan demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib berhubungan kepada Allah untuk mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya.

5. Disiplin dalam masyarakatHidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya, setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda, kaum dengan bemasyarakat mereka tentu memiliki norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai. Sebagai bangsa Indonesia yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita harus mentaati dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku pada masyarakat kita.

Sesuai dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota masyarakat ingin lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sekiranya tidak ada aturan yang mengikat dalam kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh agama, niscaya kehidupan masyarakat akan kacau balau, karena setiap pribadi dan kelompok akan membanggakan diri pribadi dan kelompoknya masing-masing.

Berdasarkan kenyataan ini agama Islam menegaskan bahwa manusia yang paling berkualitas di sisi Allah, bukanlah karena keturunan atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan ketakwaannya. Ketakwaan merupakan perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi dalam mematuhi perintah Allah. Ketakwaan adalah harta pusaka yang tidak dapat diwariskan melalui garis keturunan.

Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan di dalamnya terdapat komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi berbeda-beda. Manakala salah satu komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu akan rusak atau binasa. Hadits Nabi menegaskan yang artinya : Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari tangan sebelah lainnya. ( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi)

6. Disiplin dalam penggunaan waktuDalam menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. Demikian pentingnya arti waktu sehingga berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan waktu adalah uang . Peribahasa arab menyatakan: waktu adalah bagaikan pedang dan waktu adalah emas. Kita orang Indonesia menyatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.

Seandainya seorang siswa yang pada waktu belajar di rumah masih terus bermain-main dan pada waktu tidur ia gunakan untuk begadang semalam suntuk, tentu hidupnya menjadi tidak teraur. Karena ia tidak pandai menggunakan waktu dengan tepat. Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara berdisiplin dalam merencanakan, mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan kepada kita tanpa dipungut biaya.

RANGKUMANQanaah secara bahasa artinya merasa cukup. Qanaah secara istilah, yaitu perasaan seseorang yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Qanaah dalam pengertian luas mengandung lima perkara yaitu menerima dengan rela apa yang ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas dengan usaha atau ikhtiar, menerima dengan sabar semua ketentuan Allah, bertawakal kepada Allah, dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Fungsi Qanaah dalam kehidupan pribadi di antaranya :a. Menjadi seseorang yang berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah,dan selalu mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya.b. Menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat dengan tetap berikhtiar.

Fungsi Qanaah dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :a. Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki oleh orang lainb. Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di duniac. Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah

Sebagai anggota masyarakat, harus dapat meningkatkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dengan mentaati semua peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah.

Keadilan berarti suatu perbuatan yang berusaha meletakkan sesuatu pada tempatnya, atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak nafsunya.

Keutamaan keadilan adalah dapat mendekatkan manusia kepada takwa dan menghindarkan manusia dari pertikaian dan perpecahan, serta doanya dapat diterima oleh Allah.

Sabar (tabah) adalah tahan menderita menghadapi yang tidak disenangi dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah SWT

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR1. Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemukakan contoh. Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.2. Hubungan antara Qadha dan QadarPada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut:Artinya Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaituQadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, sudah takdir, maksudnya qadha dan qadar.3. Kewajiban beriman kepada dan qadarDiriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata Tuan benar. (H.R. Muslim)Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.4. Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiarIman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinyaSesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia. (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Masud).Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. Mengapa engkau mencuri? tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!. Orang-orang yang ada disitu bertanya, Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?Khalifah Umar menjawab, Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah.Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?. Orang Arab Badui itu menjawab, Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah. Nabi pun bersabda, Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah.Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdoa. Dengan berdoa kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :1.Takdir muallaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Rad ayat 11)2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.5. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadarDengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:1. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabarOrang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujianDan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ( QS. An-Nahl ayat 53).2. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asaOrang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)Sabda Rasulullah: yang artinya Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.( HR. Muslim)3. Memupuk sifat optimis dan giat bekerjaManusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)4. Menenangkan jiwaOrang yang beriman kepada qadha dan qadar Sean tiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)