agama islam

29
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Hidup Muslim Manusia sebagai makhluk hidup di muka bumi disebut juga sebagai makhluk sosial, makhluk yangg berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia terletak pada peranan yang diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaan Allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewn, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia. Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu yang sulit dan berat, karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah Swt. dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu. Memfungsikan akal dapat kita pahami sebagai uapaya manusia dalam menetapkan langkah-langkah secara terarah dan terukur dan menentukan tujuan hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal haruslah dilatih, dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Menggembangkan akal adalah suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya nalar, daya analisa, daya cipta, rasa, dan karsa manusiadapat tumbuh dan bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai macam daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapat dijadikan sebagai kriteria dala menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt. Mengambil peran itu pada hakekatnya adalah bagian dari usaha mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa mannusia diciptakan oleh Allah Swt. hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguh- sungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan 1

Upload: reny-sanshake

Post on 11-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tujuan, fungsi, peran hidup manusia

TRANSCRIPT

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Tujuan Hidup Muslim

    Manusia sebagai makhluk hidup di muka bumi disebut juga sebagai makhluk

    sosial, makhluk yangg berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang

    monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia

    terletak pada peranan yang diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau

    khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan pembeda yang jelas dengan

    makhluk ciptaan Allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewn,

    tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia.

    Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada

    manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu yang sulit dan berat,

    karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang

    melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah

    Swt. dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu.

    Memfungsikan akal dapat kita pahami sebagai uapaya manusia dalam

    menetapkan langkah-langkah secara terarah dan terukur dan menentukan

    tujuan hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata.

    Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal haruslah dilatih,

    dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Menggembangkan akal

    adalah suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya

    nalar, daya analisa, daya cipta, rasa, dan karsa manusiadapat tumbuh dan

    bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai macam

    daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapat dijadikan sebagai

    kriteria dala menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah

    Allah Swt. Mengambil peran itu pada hakekatnya adalah bagian dari usaha

    mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi.

    Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa mannusia diciptakan oleh Allah Swt.

    hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguh-

    sungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan

    1

  • larangan-Nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah

    ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada dasarnya tidak dapat

    dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorangg muslim.

    Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh dan saling

    mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.

    Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan

    kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw. akan memberikan

    dampak positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak

    tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan pengamalan ibadah manusia dan

    sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. namun demikian, realitas kehidupan

    kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk

    memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka perpendapat bahwa

    yang dikataka ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat,

    puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang berhubngan dengan

    kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam

    ruang lingkup atau ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt.

    Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan telah mengakar

    secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti ini cenderung

    diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal

    ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi sebagai

    wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt. pada

    zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan

    ajaran atau isi Al-Quran secara benar dan menyeluru dalam segala segi

    kehidupan seorang muslim betapapun kecilnya, di setiap saat, dan di setiap

    tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah), maka akan

    memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya akan

    meningkatakan kekuatan lahiriyah untuk mmemperbaiki kualiitas kehidupan

    diniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim seyogyanya memandang

    bahwa kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperanggan yang hrus

    dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai ladang menumbuhkan amal

    shalih untk bekal kehidupan akhirat.

    Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan

    diri kepada Allah Swt. dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan

    mereka. Demikian pula, membentuk dan mengembangkan kekuatan

    2

  • ruhaniyah sebagai tenaga pendorong (driving force) dala menyelesaikan

    setiap problematika kehidupan duniawi juga merupakan tujuan hidup

    manusia. Dapat disimpulkan bahwa semua itu adalah ibadah manusia yang

    sekaligus juga tujuan hidup manusia. Setelah manusia berusaha sekuat tenaga

    dalam mempersembhkan ibadahnya kepada Sang Pencipta, maka hasil dari

    semua ibadah itu diserahkan kepada Allah Swt. setelah segenap potensi dan

    kemampuan manusia telah dicurahkan secara baik, benar, terarah, dan teukur,

    maka kita tinggal bertawakal, berserah diri dan menerima apapun yang

    dikaruniakan-Nya.

    Menggembalikan pemahaman umat Islam secara benar haruslah dimulai

    dengan meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau

    perumusan tujuan hidupnya. Mengapa demikian? Pertanyaan ini dapat kita

    jawab secara sederhan karena sudah terlalu banyak para hli filsafat dan

    pemikir-pemikir Islam yang telah menyimpang dari inti ajaran Al-Quran dan

    Sunnah Rasulullah Saw. mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan

    hidup manusia dengan rumusan-rumusan yang cenderung berorientasi pada

    materialisme, eksistensialisme, ataupun hedonisme sebagaimana tercermin

    dalm konsep pahala dan dosa.

    Di tengah-tengah ketidaksengajaan menyerap bbahkan mendarah dagingkan

    tujuan hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf, para pemikir Islam, dan

    diri kita masing-masing, maka Islam telah merumuskan tujuan hidup itu yang

    lebih universal, sempurna dan menyeluruh untuk setiap pemeluknya untuk

    mencapai kebahagiaan dunian dan akhirat. Mengetahui tujuam hidup

    manusia secara utuh, jelas dan gamblang akan dapat membawa umat Islam

    kepada tingkat kualitas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat karena

    juga kan memberikan kehidupan yang penuh dengan ketenanggan,

    keberuntungan, kebahagiaan yang hakiki dan sesuai dengan harapan kodrat

    kemanusiaan itu sendiri.

    Tujuan hidup manusia dalam pandangan Islam telah tercantum dalm ayat

    suci Al-Quran. Bukan hanay rusmusan tujuan hidupnya saja yang

    dicantumkan, tetapi bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas

    disebutkan. Pada kesempatan ini melalui modul baha diskusi, kita mencoba

    memberi dengan cara menganalisis tujuan hidup muslim dalam Al-Quran

    3

  • danmerumuskan cara mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan nyata

    kita sehari-hari.

    Fungsi Hidup Muslim

    Sebagaiman yang telah kita bicarakan pada sessi pertama diskusi tentang

    Tujuan Hidup Muslim, maka pada pertemuan kedua ini kita akan mengkaji

    apa fungsi hidup muslim itu? Secara sederhan, fungsi dapat didefinisikan

    sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari dilakukannya suatu sebab. Akibat

    atau konsekuensi itu kadang-kadang dapat kita kenali dengan jelas dan

    gamblang, sebagaimana jelasnya pemahaman kita mengenai fingsi utama air

    sebagi penghilang rasa haus atau dahaga. Sebaliknya, akibat atau

    konsekuensi bisa juga berkesan samar dan tidak dapat segera lita kenali

    dengan baik dan benar karena keterbatasn pemahaman kita.

    Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kcil dengan tingkat

    pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa sebenarnya fungsi dari

    seorang ayah dibanding dengan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh

    anaknya belajar atau kalau perlu memaksanya belajar, maka si anak bertanya-

    tanya apakah memang fungsi seorang ayah selalu berkaitan dengan sesuatu

    hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan perkataan lain, pada saat itu si

    anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga. Namun, ketika ia

    muali besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemahaman dan

    penalaran si anak, ia akan menjawab sendiri pertanyaan berikut: Ohh, ya,

    kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku ketika aku masih

    kecil, berfungsi untuk manyadarkan aku dari kemalasanku belajar atau dari

    kenakalanku yang lain.

    Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah

    Swt. untuk bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun

    demikian, penggunaan hak dan wewenang yang dimiliki oleh seeorang akan

    memunculkan suatu konsekuensi di kemudian hari berupa

    pertanggungjawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut. Apakah

    dalam pelaksanaan tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan

    tuntutan dan tuntunan pihak yang memberikannya (Allah Swt.) atau

    4

  • sebaliknya hanya menurut selera manusia yang berlandaskan pada akal

    pikirannya semata yang bersifat terbatas dan nisbi (relatif)

    Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal dan pikiran semata di atas

    norma agama yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Sang

    Maha Pencipta Allah Swt., maka kehancuran dan malapetaka yang akan

    terjadi kemudian. Kita sering menyaksikannya adanya sutau penindasan,

    penjegalan dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di

    permukaan bumi, karena semata-mata sistem kehidupan manusia di bumi

    yang serba kompleks ini secara dominan hanya dikelola berlandaskan

    kemampuan akal pikiran manusia yang terabatas. Ini bukan beratri bahwa

    akal fikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi

    seharusnya pengguanaan akal fikiran itu sinergi dengan tuntunan Sang

    Pencipta.

    Allah Swt. menempatkan manusia setingkat lebih tingggi di taas makhluk

    lain di muka bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung dan

    pemakmur bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada unntuk

    memudahkan manusia dalam melaksanakan peranan hidupnya. Fungsi yang

    cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya.

    Untuk melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan didoromg

    untuk lebih giat dan kuat dalam merencanakan sesuatu dan melaksanakan

    rencana yang telah dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah santai apalagi

    bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang mengetahui fungsi

    hidupnya secara utuh dan benar.

    Kebanyakan kita tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan sebagian lagi

    mungkin tidak mengetahui sama sekali tentang itu. Akibat ketidaktahuannya

    tentang fungsi hidupnya menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah

    hidup. Bahkan, yang lebih mengerikan lagi adalah adanya anggapan bahwa

    hidup ini sebagai suatu beban yang amat berat yang harus segera diakhiri.

    Namun, tidaklah demikian halnya bagi kita yang menyadari secara benar

    tentang fungsi hidupnya. Hidup ini sebenarnya sangatlah menarik dan

    menggairahkan karena memang sebagi salah satu anugerah utama dan sangat

    berharga dari Allah Swt. kepada manusia. Bahkan di antara kita ada yang

    bercita-cita ingin hidup selama-lamanya untuk memfungsikan dirinya

    sebagaimana yang diharapkan oleh Allah Swt. Marilah kita lihat, apa

    sebenarnya fungsi hidup seorang muslim itu menurut pandangan Al-Quran?

    5

  • Peranan Hidup Muslim

    Baru saja kita membahas tentang Fungsi Hidup Muslim yang sangat

    berkaitan dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak

    ditekankan pada aspek konsekuensi yang diterjemahkan ke dalam wewenang

    dan tanggung jawab, maka peranan lebih difokuskan pada segi aplikasi dalam

    kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan dapat diartikan sebagai

    apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh

    seseorang. Pihak lain yang dimaksudkan di sini dapat berarti Tuhan (Allah

    Swt.) dan secara kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga sosial

    kemasyarakatan atau bahkan individu (perorangan).

    Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat hidup

    sendirian karena secara kodrati manusia memang sebagai makhluk sosial.

    Dalam kenyataan sehari-hari banyak ditemui orang-orang yang secra sengaja

    atau tidak sengaja membiasakan hidupnya melawan sunatullah atau melawan

    arus, yaitu dengan membudidayakan pola hisup individualistis sebagaimana

    kita saksikan di negara-negara maju (sekuler) atau di kota-kota besar di

    Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka stres, terpojok,

    bahkan menyulitkan dirinya sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya adalah

    karena mereka melawan fitrah hidupnya sebagai makhluk yang memerlukan

    orang lain atau karena mereka melawan tuntutan sosial atau harapan

    sosialnya.

    Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita mencoba mengenali apa yang

    tercermin dari sikap perilaku (conduct), keragaan (appearance), dan prestasi

    (achievment). Dengan demikian maka kita bersama-sama bertanya dan

    sekaligus menjawab apa peranan seorang muslim menurut pandangan Al-

    Quran?

    6

  • II. CAPAIAN KOMPETENSI

    2.1 Tujuan Diskusi

    Tujuan Hidup Muslim

    Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

    a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahamn terhadap Al-

    Quran.

    b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan

    hidup manusia lainnya.

    c. Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah Swt.

    Fungsi Hidup Muslim

    Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

    a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim.

    b. Mampu menjelaskan pengertian rahmatan lil alamin.

    c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi

    sekalian alam.

    Peranan Hidup Muslim

    Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

    a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan

    di dunia sesuai dengan tuntunan Al-Quran.

    b. Mampu merumuskan pengertian khalifah fil ardh dalam hubungannya

    dengan pengelolaan potensi alam raya ini.

    c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk

    menyadarkan umat sebagai khalifah di muka bumi.

    7

  • III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tujuan Hidup Muslim

    a. Allah berfirman:

    Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

    kepada-Ku. (QS. Adz-Zaariyaat (51) : 56)

    Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami

    memohon ampunan.Tunjukilah jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang

    telah Engkau beri nikmat kepadanya;bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan

    bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah (1) : 5-7)

    Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu

    menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua,

    kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang

    baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi

    kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan

    kamu (masih menjadi) pembangkang. (QS. Al-Baqarah (2) : 83)

    Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji kamu, Janganlah kamu

    menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan mengusir dirimu (saudara

    sebangsamu) dari kampung halamanmu. kemudian kamu berikrar dan bersaksi.

    (Al-Baqarah (2) : 84)

    Dan kepada kaum samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

    Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain

    Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini

    (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di

    bumi Allah, janganlah diskiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan

    yang pedih. (QS. Al-Araf (7) : 73)

    Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad

    dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-

    8

  • istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah

    nikmat-nikmat allah dan janganlah membuat kerusakan di bumi.

    (QS. Al-Araf (7) : 74)

    Dan kepada penduduk Madyan, kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri.

    Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan)

    bagimu selain Dia.sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari

    tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu

    merugikan orang sedikitpun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi

    setelah (diciptakan) dengan bagimu jika kamu orang beriman. (QS. Al-Araf

    (7) : 85)

    Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan

    menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin

    membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah

    memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-

    orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Araf (7) : 86)

    Dan kepada kaum Ad (kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, Wahai

    kaumku! Sembahlah allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini)

    kamu hanyalah mengada-ada. (QS. Hud (11) : 50)

    Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini.

    Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu

    mengerti? (QS. Hud (11) : 51)

    Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu

    lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat

    deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah

    kamu berpaling menjadi orang yang berdosa (QS. Hud (11) : 52)

    Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

    Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah

    menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu

    mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.

    Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa

    hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61)

    9

  • Dengan memperhatikan firman Allah dalam ayat-ayat tersebut, dapat diketahui

    bahwa tujuan hidup seorang muslim di dunia ialah beribadah dan menyembah

    hanya kepada Allah Swt semata. Sesungguhnya Allah telah mengutus nabi dan

    rasulnya dari kaum mereka sendirii. Nabi dan rasul itu selalu menyeru agar

    menyembah hanya kepada allah Swt. Manusia sebelumnya telah berjanji untuk

    taat beribadah kepada Allah, namun nyatanya banyak yang ingkar, seperti

    halnya yang terjadi pada Bani Israil, kebanyakan mereka berpaling dari Allah,

    kecuali sebagian kecilnya. Manusia diperintahkan pula untuk berbuat baik

    kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang muslim,

    serta saling berinteraksi dengan sesamanya. Tidak lupa melaksanakan shalat dan

    menunaikan zakat. Allah telah memberikan banyak nikmat bagi hambanya

    sebagai tanda kebesarannya. Allah juga telah memberikan contoh, pelajaran

    tentang apa yang terjadi terhadap hamba-Nya yang berbuat kerusakan di muka

    bumi.

    Beribadah kepada allah harusnya secara total, sungguh-sungguh (hanif) dalam

    mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selain itu

    manusia diperintahkan untuk saling bersosialisasi dan menolong sesama, tidak

    saling membunuh dan membeda-bedakan satu sama lain.

    Dalam beribadah kita tidak boleh hanya memikirkan akhirat saja, namun dunia

    juga harus dipikirkan, sebagaimana hadits nabi yang artinya, Kerjakanlah

    ibadahmu seolah-olah kamu akan mati besok dan carilah harta seolah-olah

    kamu akan hidup selamanya.jadi, dalam hal ini kehidupan dnia dan akhirat itu

    haruslah seimbang.

    Saat ini pun kebanyakan ibadah dipisahkan dari kehidupan duniawi, padahal

    dalam ibadah ada perintah untuk melakukan muamalah, yaitu hubungan dengan

    sesama manusia. Untuk itu, pencapaian tujuan hidup manusia itu haruslah

    berlangsung dalam dua aspek, yaitu aspek keagamaan dan aspek duniawi yang

    saling terkait satu sama lain.

    b. Allah berfirman dalam Surah Adz-Dzaariyaat (51) : 55-58, yang artinya:

    Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu

    bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan manusia

    melainkan agar mereka beribadah kepada-ku. Aku tidak menghendaki rezeki

    10

  • sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi makan

    kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan

    lagi sangat kokoh.

    Tujuan Allah menciptakan manusia ialah untuk beribadah kepada-Nya. Cara

    beribadah itu ada banyak, salah atunya dengan berdzikir. Dengan dzikir dan

    beriman kepada Allah, maka akan mendekatkan diri kepada-Nya. Rezeki itu

    datangnya dari Allah dan Dia lah zat Yang Maha Kokoh.

    Hubungan berdzikir dan beriman sangatlah erat. Dengan dzikir, maka kita akan

    selalu teringat kepada Allah dan hal ini akan meningkatkan iman (kepercayaan)

    kepada Allah. Bila kita selalu teringat kepada Allah, maka kita akan selalu

    percaya bahwa Dia selalu memperhatikan hamba-Nya. Dengan begitu kita akan

    memiliki kontrol dalam diri pribadi dan akan selalu berindak sesuai perintahnya,

    sehingga keimanan pun akan semakin meningkat.

    Kemudian, rezeki sudah diatur Allah. Allah yang memberi rezeki kepada

    hamba-Nya. Dialah zat yang mempunyai kekuatan dan Maha Kokoh. Dia tidak

    butuh rezeki dari siapa pun dan mampu berdiri sendiri. Bila kitta telah paham

    dan yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, maka kita kan semakin

    meningkatkan ibadah kepada-Nya guna mendekatkan diri kepada sang Pemberi

    Rezeki.

    c. Berdasarkan firman Allah pada Surah Al-Baqarah (2) : 83

    Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu

    menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua,

    kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang

    baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi

    kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan

    kamu (masih menjadi) pembangkang.

    Allah memerintahkan untuk menyembah hanya kepada-Nya, menjaga hubungan

    baik terhadap orang tua, keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

    Betapa pentingnya hablumminannas sehingga Allah mendahulukan

    penyebutannya dibanding perintah lainnya.

    11

  • Ayat ini berhubungan dengan prestasi manusia dan ibadah kepada Allah. Ibadah

    itu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan manusia. Selain diperintahkan untuk

    menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya, allah juga memerintahkan untuk

    menjalin hubungan baik dengan sesama, hubungan muamalah.

    Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sebab merekalah

    yang melahirkan, merawat, dan membesarkan kita. Berbuat baik kepada kaum

    kerabat, anak yatim, dan orang miskin (manusia seluruhnya) wajib kita santuni.

    Sebab manusia memiliki kewajiban untuk saling berbuat baik pada sesama.

    Menunaikan shalat, sebagai rukun Islam yang utama tentu saja merupakan

    ibadah kepada Allah. Dan menunaikan zakat, sebab di dalam harta yang kita

    miliki terdapat hak milik orang lain.

    Jadi, beribadah itu menjalin hubungan baik dengan Allah, seperti shalat dan

    zakat dan dengan sesama manusia, yaitu berbuat baik kepada sesama,

    didahulukan orang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin.

    d. Firman Allah dalam Surah Hud (11) : 51-52, yang artinya:

    Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini.

    Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu

    mengerti?

    Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu

    lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat

    deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah

    kamu berpaling menjadi orang yang berdosa

    Nabi dan rasul tidak meninta imbalan atas usahanya menyeru ke jalan Allah,

    sebab hanya Allah yang akan memberi imbalan terbaik. Bila kita memohon

    kepada-Nya dan bertobat, maka Allah akan memberikan rezekinya dan

    menambah kekuatan hamba-Nya yang tidak berpaling ke jalan yang sesat, yaitu

    dengan berbuat dosa.

    Dengan memperhatikan Surah Hud (11) ayat 51-52, maka benar pengertian

    ibadah kepada Allah Swt. itu lebih ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu

    amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakuk karimah) manusia

    di dunia. Beibadah kepada Allah lebih dilihat dari tingkah laku seorang muslim

    12

  • karena tingkah laku merupakan cerminan dari ketaatan ibadah kepada Allah.

    Allah akan memberi rahmat kepada manusia berupa prestasi apabila kita

    beriman kepadanya dengan cara berbakti kepada-Nya.

    Salah sattu cara beribadah ataupun berbakti kepada Allah ialah dengan

    memohon hanya kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, maka Dia akan

    menurunkan rezekinya dan menambahkan kekuatan pada hamba-Nya. Allah

    juga memerintahkan agar tidak berbuat dosa. Pencapaian prestasi itu mencakup

    semua ibadah kita kepada Allah Swt.

    Fungsi Hidup Muslim

    a. Firman Allah

    Dan kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)

    rahmat bagi seluruh alam. (QS. AL-Anbiya (21) : 107)

    Dan (ingatlah) pada hari (ketika) kami bangkitkan pada setiap umta seorang

    saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau

    (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan kitab (Al-Quran)

    kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, serta rahmat

    dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (QS. An-Nahl (16) :

    89)

    Ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah sebagai pembawa

    rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, diantaranya

    kebahagiaaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan.

    Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahu bahwa fungsi hidup muslim ialah

    sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Dalam hal ini

    awalnya konteks rahmatan lil alamin ini ditujukan kepada Nabi Muhammad

    Saw, namun setelah nabi Muhammad berpulang ke rahmatullah, gelar ini

    dipegang oleh seluruh umat manusia, khususnya umat Islam.

    Allah menjadikan nabi sebagai saksi atas perbuatan umatnya (kaumnya) masing-

    masing.allah pula telah menurunkan kitab Al-Quran kepada umat manusia

    sebagai petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri

    13

  • kepada-Nya. Petunjuk ini berguna untuk memberikan arah yang benar dan jelas

    bagi seluruh umat manusia dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan peranan

    hidupnya.

    b. Pengertian dari rahmatan lil alamin bebrdasarkan firman Allah dalam Surah

    An-Naml (27) : 17-19, yang artinya:

    Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan

    burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. An-Naml (27) : 17)

    Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,

    Wahai semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak

    oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. (An-

    Naml (27) : 18)

    Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan

    semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk

    tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan

    kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau

    ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hamba-

    hamba-Mu yang shaleh. (QS. An-Naml (27) : 19)

    Pengertian rahmatan lil alamin menurut ayat tersebut ialah rahmat bagi seluruh

    lam. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam

    yang bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk, dan

    patu hanya kepada Allah taala. Namun tugas sebagai rahmat ini tidak hanya

    sebatas bagi Nabi Muhammad, tetapi bagi seluruh manusia. Setelah Nabi

    Muhammad tiada maka manusia, khususnya muslim lainnya yang memegang

    tanggung jawab sebagai rahmatan lil alamin ini. Sebagai pembawa rahmat,

    manusia bertugas membawa kebaikan bagi seluruh alam, dengan menjaga alam

    dan tidak berbuat kerusakan.

    Dari Surah An-Naml ayat 17-19 ini, banyak sekali pelajaran yang didapat,

    antara lain:

    Tekun dalam kerja dan menunaikan tugas dengan baik.

    Melaksanakan kerja dengan penuh tanggung jawab dan jangan sampai

    mengganggu orang lain / makhluk lain.

    14

  • Memberi peringatan kepada kaum kerabat (sesama muslim) pada waktu

    yang sesuai sehingga dapat menyelamatkan mereka dari bencana yang

    akan menimpa. Sebab muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.

    Tunduk dan patuh pada pemimpin yang baik.

    Memohon hanya kepada Allah dan selalu mesyukuri nikmatnya

    c. Untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin tersebut dalam kehidupan

    sehari-hari di dunia ini, dapat dilihat dari ayat-ayat berikut.

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan

    berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah

    Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) : 218)

    Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh ke[ada

    (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan

    karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-

    Nya. (QS. An-Nisa (4) : 175

    Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa kitab (Taurat) untuk

    menyempurnakan (nikmat kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untk

    menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka

    beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Al-Anam (6) : 154)

    Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan

    baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.

    Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang bebuat kebaikan.

    (QS. Al-Araf (7) : 56)

    Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena

    sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu)

    yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun,

    Maha Penyayang. (QS. Yusuf (12) : 53)

    Dan raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia

    (sebagai orang yang dekat) kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap

    15

  • dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi

    seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.

    (QS. Yusuf (12) : 54)

    Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena

    sessungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.

    (QS. Yusuf (12) : 55)

    Dan demikianlah kami memberi kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk

    tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada

    siaa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang

    yang berbuat baik. (QS. Yusuf (12) : 56)

    Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman.

    (QS. Yusuf (12) : 57)

    Dan apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah mereka

    ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayat-

    ayat Kami. Katakanlah, Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya

    itu). Sessungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.

    (QS. Yunus (10) : 21)

    Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berrjalan di daratan, (dan

    berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan

    meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya)

    dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, tiba-tiba

    datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan

    mereka mengira telah terkepung bahaya, maka mereka berdoa dengan tulus

    ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), Sekiranya Engkau selamatkan

    kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.

    (QS. Yunus (10) : 22)

    Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kedzaliman

    di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya

    kedzalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan

    hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami

    kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus (10) : 23)

    16

  • Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan)

    yang Kami turunkan dari langit, lalu turunlah tanaman-tanaman bumi dengan

    subur (karena air itu), di antaranya adal yang dimakan manusia dan hewan

    ternnak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias,

    dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya),

    datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu-waktu malam atau siang, lalu

    Kami jadikan tanamannya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan

    belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda

    (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. (QS. Yunus (10) : 24)

    Berdasarkan ayat-ayat tersebut, cara mewujudkan fungsi hidup meslim dalam

    kehidupan sehari-hari di dunia ini adalah ketika kita telah mengetahui kalau

    Islam itu benar, maka kita haruus mengerjakannya, melaksanakan Allah dan

    menjauhi larangannya. Caranya antara lain:

    Beriman kepada Allah

    Berhijrah dan berjihad di jalan Allah

    Berpegang teguh kepada agama Allah

    Berbuat kebaikan

    Tidak berbuat kerusakan di bumi

    Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh

    harap

    Tidak melakukan tipu daya

    Peranan Hidup Muslim

    a. Berdasarkan firman Allah

    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak

    menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak

    menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan

    kami bertasbih memuji-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa

    yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah (2) : 30)

    Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menegaskan akan menjadikan

    manusia sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah berarti wakil atau pengganti

    17

  • yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat

    Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang

    diberikan itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta

    mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

    Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia

    perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku

    semua (benda) ini, jika kamu yangg benar! (QS. Al-Baqarah (2) : 31)

    Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa

    yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha

    Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah (2) : 32)

    Dan (Allah) berfirman, Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-

    nama itu! Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman,

    Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui rahasia langit

    dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu

    sembunyikan. (QS. Al-Baqarah (2) : 34)

    Jika perhatikan lanjutan Surah Al-Baqarah ayat 31-34, maka terlihat hubungan

    antara khalifah dengan asmaa (nama-nama) dan aliimun hakiim (Maha

    Mengetahui dan Maha Bijaksana) adalah Allah Maha Mengetahui semua ilmu

    pengetahuan apa yang ada di langit dan di bumi dan dia telah mengajarkan nama

    itu kepada Nabi Adam as. Allah mengetahui segala sesuatu baik yang nampak

    ataupun disembunyikan, namun Dia selalu bijaksana kepada makhluknya.

    Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan, diajarkan tentang segala

    hal, ilmu pengetahuan, baik apa yang ada di langit dan di bumi, namun malaikat

    tidak, sehingga malaikat sadar bahwa tidak ada yang mereka ketahui kecuali apa

    yang telah diajarkan Allah Swt. nabi Adam pun mampu menyebutkan nama-

    nama benda yang ada di langit dan di bumi yang telah diajarkan Allah Swt.

    Asmaa di sini mengandung arti ilmu pengetahuan.

    Pada ayat di atas tampaklah bahwa Allah menciptakan Adam sebagai manusia

    pertama yang memiliki kemampuan akal yang sempurna. Oleh karena itu dapat

    dikatakan bahwa Adam adalah manusia pertama yang memiliki nilai-nilai

    18

  • kemanusiaan. Dengan itu manusia, membentuk kebudayaannya (Suryana, Toto,

    dkk, 1997)

    Kami berfirman, Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-

    benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-

    Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

    (QS. Al-Baqarah (2) : 38)

    Hubungan antara khalifah dan hudan (petunjuk) adalah bahwa khalifah akan

    diberi petunjuk / pedoman / hidayah dari Allah yang apabila benar-benar diikuti

    aleh manusia sebagai khalifah di bumi, maka manusia itu tidak akan merasa

    takut dan bersedih hati. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang

    mengikuti jalannya / petunjuknya, sehingga Dia (Allah) menjamin bahwa

    hamba-Nya tidak akan bersedih hati atau pun ada rasa takut dalam dirinya.

    Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan hidup yang

    diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi

    yang bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan memanfaatkan

    segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh Allah Swt

    dengan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.

    b. Dalam surah An-Naml (27) : 60-61, Allah telah menegaskan penciptaannya

    dan memberikan berbagai rahmat. Di sana Allah mempertanyakan Apakah di

    samping Allah Swt ada tuhan yang lain?

    Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air

    dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang

    berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-

    pohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka

    adalah orang-orang yang mmenyimpang. (QS. An-Naml (27) : 60)

    Bukankah Dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang

    menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung

    untuk (mengukuhkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut?

    Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan

    mereka tidak mengetahui. (QS. An-Naml (27) : 61)

    19

  • Demikian pula dalam ayat 62, Allah Swt menegaskan bahwa Dia

    memperkenankan doa, dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi,

    juga mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain?

    Kemudian disebutkan bahwa Amat sedikit lah kamu berdzikir.

    Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan

    apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan

    kamu (manusia) sebagai khalaifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping

    Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.

    (QS. An-Naml (27) : 62)

    Demikian juga dalam ayat 63-64, ditegaskan oleh Allah Swt tentang

    Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-Nya; memperkenankan doa;

    dan menjadikan kamu sebagai khalifah di satu sisi dengan pertanyaan Apakah

    di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Dan amat sedikitlah kamu

    berdzikir? di sisi yang lain.

    Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu daam kegelapan di

    daratan dan di lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira

    sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang

    lain)? Maha tinggi Allah terhadap aa yang mereka persekutukan.

    (QS. An-Naml (27) : 63)

    Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya,

    kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari

    langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah,

    Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.

    (QS. An-Naml (27) : 64)

    Dari ayat-ayat tersebut, Allah telah menerangkan bahwa Dialah yang telah

    menciptakan langit dan bumi dan menurunkan rahmat kepada makhluknya,

    memperkenankan doa, dan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.

    Karena bukti-bukti yang nyata itu, Allah mempertegas dan menegur orang-orang

    yang mempersekutukan dan berpaling dari-Nya. Allah menantang hamba-Nya

    yang ingkar untuk menunjukkan bukti bahwa ada tuhan yang lain yang telah

    memberikan rezeki seperti apa yang Allah berikan.

    20

  • c. Firman Allah:

    Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

    Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah

    menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu

    mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.

    Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa

    hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61)

    Dalam Surah Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. meminta kaumnya untuk beribadah

    kepada Allah Swt dan menegaskan bahwa Dia telah:

    Menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah)

    Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi

    Menyuruh manusia selalu beristighfar dan bertaubat

    Menyatakan dekat dengan manusia dan memperkenankan doa

    Kemudian dalam Surah Al-Anam (6) : 165

    Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia

    mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas

    (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat

    memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.

    Di situ kita temui pernyataan Dia menjadikan khalifah di muka bumi dan

    menegaskan sebagian manusia derajatnya lebih tinggi dari sebagian yang

    lain. Derajat manusia yang sama-sama berperan sebagai khalifah di muka bumi

    bisa lebih tinggi dari yang lainnya karena keimanannya. Allah akan mengangkat

    derajat orang-orang yang bersyukur atas nikmatnya. Allah akan memberikan

    karunia kepada hamba-Nya untuk menguji mereka, dan siapa yang mampu

    menjalani ujiannya dengan selalu bersyukur atas nikmat-Nya, maka Allah akan

    mengangkat derajatnya.

    Kemudian perhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162

    Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.

    Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimban dengan kejahatannya.

    Mereka sedikit pun tidak dirugikan (didzalimi). (QS. Al-Anam (6) : 160)

    21

  • Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk

    ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia

    (Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik. (QS. Al-Anam (6) : 161)

    Katakanlah (Muhammad),Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan

    matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Anam (6) : 162)

    Dengan memperhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162 dan Hud (11) : 61,

    hubungan antara berdoa, berdzikir, dan bertaubat serta memakmurkan bumi agar

    manusia mampu berperan sebagai khalifah Allah Swt di muka bumi.

    Allah selalu memperkenankan doa hambanya yang memohon kepada-Nya.

    Dengan dzikir, kita akan selalu ingat kepada Allah Swt dan semakin dekat

    dengan-Nya sehingga kita akan segera bertaubat, memohon ampunan kepada-

    Nya jika melakukan dosa. Sesungguhnya Allah selalu memperkenankan doa

    hamba-hamba-Nya.

    d. Beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan hidup seorang

    muslim berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir-butir di atas, antara

    lain:

    Beriman kepada Allah

    Berhijrah dan berjihad di jalan Allah

    Berpegang teguh kepada agama Allah

    Berbuat kebaikan

    Tidak berbuat kerusakan di bumi

    Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh

    harap

    Mengimami bahwa tiada tuhan selain Allah

    Selalu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt

    Shalat, menunaikan zakat, senantiasa berdzikir, beristighfar, dan

    bertaubat kepada-Nya

    Berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan

    Bersyukur atas nikmat Allah Swt

    Tidak melakukan tipu daya

    Memakmurkan dan melindungi bumi, serta tidak berbuat kerusakan.

    22

  • Memiliki sifat alimun hakim, berilmu dan bijaksana

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    Tujuan Hidup Muslim

    Dari pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

    bahwa tujuan hidup muslim adalah beribadah dan menyembah hanya kepada

    Allah Swt semata. Setelah mengetahui tujuannya tersebut, maka seorang muslim

    dapat menjalani hidupnya dengan terarah karena telah mengetahui tujuan

    hidupnya. Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, seorang muslim akan berusaha

    mendekatkan diri kepada penciptanya, Allah Swt, agar mendapatkan ridho-Nya,

    yaitu dengan beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah

    Adz-Dzariyat (51) : 56.

    Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini hanya satu, yaitu manusia,

    khususnya seorang muslim harus mengetahui tujuan hidupnya terlebih ddahulu,

    setelah itu dia baru bisa menjalankan hidupnya dengan baik dan terarah.

    Fungsi Hidup Muslim

    Fungsi hidup seorang muslim telah disebutkan di dalam Al-Quran Surah Al-

    Anbiya (21) : 107, yaitu sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh

    alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, di antaranya kebahagiaan yang

    hakiki, keselamatan dan ampunan. Sebagai pembawa rahmat, manusia

    diharapkan dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kebaikan bagi

    makhluk dan alam di sekitarnya. Selain itu juga bertugas menyeru kepada

    seluruh umat untuk menyembah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah Swt.

    Berdasarkan fungsi hidup seorang muslim tersebut, manusia hendaknya dapat

    melaksanakan fungsinya dengan baik. Cara mewujudkan fungsi tersebut yang

    23

  • pertama harus diliki manusia ialah beriman kepada Allah. Dengan iman yang

    kokoh, manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai

    tujuannya, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt.

    Peranan Hidup Muslim

    Peranan hidup muslim diterangkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) : 30-

    34, terutama pada ayat 30. Peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh

    seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah di bumi,

    seorang muslim bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan

    memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh

    Allah Swt. Peranan tersebut dapat terlaksana jika manusia mampu mengikuti

    petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.

    Untuk menjalankan peranan hidupnya dengan baik, manusia harus mengetahui

    tujuan hidupnya terlebih dahulu dan megetahui dan menjalankan fungsi

    hidupnya dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman yang benar tentang

    masalah keagamaan dalam kehidupannya. Agar mendapatkan pemahaman yang

    benar, maka seorang muslim harus selalu mempelajari tujuan, fungsi dan

    peranannya. Kemudian menjalankan fungsi dan peranannya agar dapat

    mencapai tujuannya.

    24

  • DAFTAR PUSTAKA

    Al-Quran dan Terjemahannya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi

    Arabia. 1133 hlm.

    Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002. 2007. Departemen Agama RI.

    641 hlm.

    Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al-Quran Jilid IA. Bangkit Daya

    Insana. Cijantung, Jakarta. 132 hlm.

    Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Tiga Mutiara.

    Bandung. 239 hlm.

    25

  • TUJUAN HIDUP MUSLIM, FUNGSI HIDUP MUSLIM,

    DAN PERANAN HIDUP MUSLIM

    (LAPORAN HASIL DISKUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)

    OLEH

    MELINDA OKTAFIANI

    1114111034

    NO. PRESENSI 02

    26

  • JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITASS LAMPUNG

    2011

    KATA PENGANTAR

    Bissmillahirrahmanirrahim

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillahirrobbil alamin

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang atas berkat rahmat dan nikmatnya

    maka Laporan Hasil Diskusi Pendidikan Agama Islam ini dapat diselesaikan tepat

    waktu. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya tugas ini tidak dapat

    diselesaikan.

    Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw

    beserta para sahabat dan pengikutnya yang Insya Allah tetap istiqomah hingga akhir

    zaman.

    Laporan ini disusun sebagai tugas akhir untuk mengikuti Ujian Akhir Semester

    Peendidikan Agama Islam. Dalam laporan ini saya sertai dengan penjelasan yang

    diperoleh dari beberapa sumber dan mengacu pada ayat-ayat Alquran yang mendukung.

    Laporan ini membahas tentang Tujuan Hidup Muslim, Fungsi Hidup Muslim, dan

    Peranan Hidup Muslim.

    Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu

    dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat

    menjadi lebih baik lagi.

    Akhir kata saya mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, karena

    kekurangan adalah milik manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah.

    27

  • Bandar Lampung, Desember 2011

    Melinda Oktafiani

    NPM.1114111034

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR... i

    DAFTAR ISI. ii

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.1.1 Tujuan Hidup Muslim...... 1

    1.1.2 Fungsi Hidup Muslim... .. 4

    1.1.3 Peranan Hidup Muslim.... 6

    II. CAPAIAN KOMPETENSI

    2.1 Tujuan Diskusi

    2.1.1 Tujuan Hidup Muslim.. 7

    2.1.2 Fungsi Hidup Muslim... 7

    2.1.3 Peranan Hidup Muslim. 7

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Tujuan Hidup Muslim 8

    3.2 Fungsi Hidup Muslim 13

    3.3 Peranan Hidup Muslim.. 17

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Tujuan Hidup Muslim... 23

    4.2 Fungsi Hidup Muslim... 23

    4.3 Peranan Hidup Muslim. 24

    DAFTAR PUSTAKA.. 25

    28

  • LAMPIRAN

    29