absorpsi lemak

4
Step 7 1. Histologi Komponen vilus mencakup 1. Sel epitel yang melapisi seluruh permukaan vilus 2. Inti jarigan ikat yang dibentuk oleh lamina propia 3. Anyaman kapiler. Setiap vilus didarahi oleh arteriol yang bercabang kemudian bersatu membentuk anyaman kailer yang terletak di inti vilus 4. Pembuluh limfe terminal . setiap vilus meiliki saluran ke kelenjar limfe yag disebut lakteal sentral 2. Absorpsi protein Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam amino dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melalui transportasi aktifsekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Peptida-peptida kecil masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen-konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian, proses penyerapan produk akhir pencernaan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na + , dan keduan jenis produk akhir tersebut kemudian diserap ke dalam darah. Lemak Lemak harus dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak tidak larut air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya. Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal membentuk butir-butir trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus. Melalui efek deterjen garam-garam empedu,

Upload: lusi-rustina

Post on 19-Jan-2016

87 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: Absorpsi Lemak

Step 7

1. Histologi

Komponen vilus mencakup

1. Sel epitel yang melapisi seluruh permukaan vilus2. Inti jarigan ikat yang dibentuk oleh lamina propia3. Anyaman kapiler. Setiap vilus didarahi oleh arteriol yang bercabang kemudian bersatu

membentuk anyaman kailer yang terletak di inti vilus4. Pembuluh limfe terminal . setiap vilus meiliki saluran ke kelenjar limfe yag disebut lakteal

sentral

2. Absorpsi

protein

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam amino dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melalui transportasi aktifsekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Peptida-peptida kecil masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen-konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian, proses penyerapan produk akhir pencernaan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na+, dan keduan jenis produk akhir tersebut kemudian diserap ke dalam darah.

Lemak

Lemak harus dipindahkan dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak tidak larut air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya.

Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal membentuk butir-butir trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus. Melalui efek deterjen garam-garam empedu, butir-butir besar terdispersi menjadi emulsifikasi butir-butir kecil lemak, sehingga luas permukaan lemak yang terpajan ke lipase pankreas meningkat. Produk pencernaan lipase yakni monogliserida dan asam lemak bebas, juga tidak terlarut dalam air, sehingga hanya sedikit produk-produk akhir pencernaan lemak ini dapat berdifusi menembus kimus untuk mencapai permukaan absortif. Namun, komponen-komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan lemak ini melalui pembentukan misel. Misel adalah partikel larut-air yang mengangkut produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut air. Setelah misel-misel ini mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan misel dan diserap melalui membran sel epitel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam lemak lain yang dihasilkan dari pencernaan molekul trigliserida di dalam emulsi lemak.

Page 2: Absorpsi Lemak

Garam-garam empedu secara terus menerus mengulangi fungsi mereka melarutkan lemak di sepanjang usus halus sampai semua lemak diserap. Kemudian garam-garam empedu itu sendiri diserap ulang di ileum terminal oleh mekanisme transportasi aktif khusus. Mekanisme tersebut merupakan proses yang efisien, karena garam empedu dalam jumlah terbatas dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan sejumlah besar lemak, dengan setiap garam empedu berulang-ulang melakukan fungsi sebagai pengangkut sebelum direabsorpsi.

Setelah berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida. Trigliserida-trigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein (disintesis oleh retikulum endoplasma sel epitel), sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air. Butir lemak ini berukuran besar dan larut air ini, yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan melalui proses eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal pusat, bukan ke kapiler, karena perbedaan struktural di antara kedua pembuluh tersebut. Kapiler memiliki membran basal (suatu lapisan luar berupa polisakarida) yang mencegah masuknya kilomikron, tetapi pembuluh limfe tidak memiliki sawar ini. Dengan demikian, lemak dapat diserap ke dalam limfe tetapi tidak dapat langsung masuk ke darah.

Pemindahan monogliserida dan asam lemak bebas dari kimus menembus membran sel epitel sebenarnya merupakan proses pasif, karena produk-produk akhir pencernaan lemak yang larut-lemak sekedar larut dan menembus bagian lemak dari membran. Dengan demikian, penyerapan lemak dikatakan merupakan proses pasif. Namun, keseluruhan rangkaian proses yang diperlukan untuk menyerap lemak tetap memerlukan energi. Sebagai contoh, garam-garam empedu secara aktif disekresikan oleh hati, dan sintesis ulang trigliserida dan pembentukan kilomikron di dalam sel epitel adalah proses aktif.

vitamin

Vitamin larut air terutama diserap secara pasif bersama air. Sedangkan vitamin larut lemak diangkut dalam misel dan diserap secara pasif bersama dengan produk akhir pencernaan lemak. Penyerapan sebagian vitamin juga dapat dilakukan oleh pembawa , bila diperluan. Vitamin B12 bersifat unik, yaitu bahwa vitamin B12 harus berikaatan dengan faktor intrinsik lambung agar dapat diserap di ileum terminaloleh mekanisme transfor khusus

besi

Besi esensial untuk pembentukkan hemoglobin . seorang pria menyerap besi 0,5-1,0 mg/hari , sementara wanita ,enyerap sedikit lebih banyak 1,0-1,5mg/hai ( wanita memerlukan besi lebih banyak karena adanya pengeluaran besi secara periodik melalui darah haid)

Terdapat 2 langkah utama penyerapan besi ke dalam darah (1) penyerapan besi dari lumen ke dalam sel epitel usus halus (2) penyerapan besi dari sel epitel ke dalam darah

Besi secara aktif dipindahkan dari lumen ke dalam el epitel bergantung pada jenis besi yang dikosumsi (besi fero, fe2 lebih mudah diserap dari besi feri, fe==)dan adanya zat-zat lain dalm lumen yang dapat menghambat atau meningkatkan peyerapan besi. Sebagai contoh vitamin c meningkatkan penyerapan besi, terutama dengan mereduksi besi feri menjadi besi fero. Fosfat dan

Page 3: Absorpsi Lemak

okslaat, menghambat penyerapan besi , karena berikan dengan besi membentuk garam besi tak larut yang tak dapat diserap

Setelah penyerapan aktif ke dalam sel epitel usus, besi memiliki dua kemugkinan

a. Besi yang segera dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah akan diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke dalam sumsus tulang , tempat pembentukan sel darah mera.di dlam dara, besi diangkut olehprotei plasma yang dikenal sebagai transferin.hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang pembentukkan seldarah merah, eritropoeitin diperkirkan meningkatkan peyerapan besi dan sel usus ke dalam darah besi yang diserap kemudian digunakan untuk sintesis hemoglobin bagisel darah merah baru

b. Besi yang tidak segera digunakan disimpan di sel epitel dalam bentuk granular yang disebut feritin, yag tidak dapat diserap dalam darah. Jika kadar besi dalam darah terlalu tinggi, kelebihan dari darah dapat dipindahkan dalam bentuk feritin di epitel usus yag tidak dapat diserap. Besi yag disimpan dalam bentuk feritin akan dikeluarkan melalui feses dalam tiga hari sewaktu sel-sel epitel ang mengandung granula ini terlepas selama proses regenerasi mukosa . besi dalam jumlah besar dalam feses akan menyebabkan feses berwarna gelap, nyaris kehitaman