abses otak

23
ABSES OTAK Rian Nofiansyah 207.311.123

Upload: eloooyiy

Post on 16-Feb-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

otak

TRANSCRIPT

Page 1: ABSES OTAK

ABSES OTAKRian Nofiansyah207.311.123

Page 2: ABSES OTAK

DEFINISI Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik

yang ter-lokalisir pada jaringan otak. DORLAND :

Abscess (L. abscessus, dari ab jauh + cedere pergi): kumpulan nanah setempat yang terkubur dalam jaringan, organ, atau rongga yang tertutup

Brain abscess : abses yang mengenai otak sebagai akibat penjalaran infeksi dari tempat yang berdekatan atau infeksi yang menular melalui darah. Disebut juga pyencephalus atau pyocephalus.

Page 3: ABSES OTAK

EPIDEMIOLOGI Insidensi 1/100.000 orang/thn. Laki-laki > Perempuan (2:1) Terjadi antara usia 20-50 th. Pada anak : 2 bln – 2 thn. > 1/3 berhubungan dengan otitis media dan

mastoiditis.

Page 4: ABSES OTAK

FAKTOR PREDISPOSISI Langsung

Trauma kepala Kraniotomi

Tidak langsung Penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi

di sekitar otak Hematogen

Otitis media, matoiditis, sinusitis supuratif, infeksi wajah/kulit kepala/tengkorak, bronkiektasis, abses paru, empiema, dan endokarditis bakterial.

Page 5: ABSES OTAK

ETIOLOGI Bakteri

Staphylococcus aureus Streptococcus anaerob Streptococcus beta hemolyticus Streptococcus alpha hemolyticus E. coli Bacteroides

Jamur Nocardia asteroides Cladosporium trichoides spesies Candida Aspergillus.

Parasit Entamuba histolitica

Page 6: ABSES OTAK

Staphylococcus,Enterobacteriaceae, and Pseudomonas species : otitis media atau fraktur kranii

Streptococcus aerob dan anaerob, Staphylococcus dan Haemophilus influenzae : berasal dari sinus paranasalis

Streptococcus dan : komplikasi infeksi paru. Streptococcus anaerob, S. aureus. :

penderita jantung bawaan sianotik atau endokarditis.

Page 7: ABSES OTAK

PATOGENESISInfeksi

↓Meluas trombosis vena

↓Menggangu aliran serebral

↓Iskemia dan infark

↓Merangsang infeksi lokal

Page 8: ABSES OTAK

PATOGENESISReaksi radang infiltrasi lekosit

↓Udem, perlunakan, kongesti jaringan otak, ptekie.

↓Nekrosis dan pencairan

↓Rongga abses

↓Astroglia, fibroblas dan makrofag me-ngelilingi

jaringan nekrotik↓

Fibrosis kapsul↓

ABSES

Page 9: ABSES OTAK

PATOGENESIS Stadium serebritis dini (hari ke-1 – 3)

Infiltrasi leukosit Edema ringan disekeliling lesi

Stadium serebritis lanjut (hari ke-4 – 9) T’bentuk pus & nekrosis meluas Infiltrasi leukosit Kapsul t’bentuk & edema +

Stadium pembentukan kapsul dini (hari ke-10 – 13) Kapsul +

Stadium pembentukan kapsul lanjut (hari ke-14) Kapsul ++ Gliosis

Page 10: ABSES OTAK
Page 11: ABSES OTAK
Page 12: ABSES OTAK

GAMBARAN KLINIK Stadium awal

Demam, malaise, anoreksi dan gejala-gejala peninggian tekanan intrakranial berupa muntah, sakit kepala dan penurunan kesadaran.

Trias Abses Otak Gejala infeksi Peninggian TIK Gejala neurologik fokal

Page 13: ABSES OTAK

GAMBARAN KLINIKGEJALA FOKAL YANG TERLIHAT PADA ABSES OTAK

LOBUS INFEKSI GEJALAFRONTALIS Infeksi

jaringan fasial, selulitis orbita, sinusitis etmoidalis, amputasi meningoensefalokel nasal dan abses apikal dental

Mengantuk, inattensi, hambatan dalam mengambil kesimpulan, gangg.intelegensi, kadang-kadang kejang.

TEMPORALIS Otitis media, mastoiditis

Tidak mampu menyebut objek; tidak mampu membaca, menulis, atau mengerti kata-kata; hemianopsia

PARIETALIS Hematogen Gangg.sensasi posisi dan persepsi stereognostik, kejang fokal, hemianopsia homonimous, disfasia, akalkulia, agrafia

SEREBELUM Otitis media, mastoiditis

Sefalgi suboksipital, leher kaku, gangguan koordinasi, nistagmus, gangg.berjalan, tremor intensonal (bertujuan).

Page 14: ABSES OTAK

DIAGNOSIS Radiologi

Foto polos : tanda ↑TIK & fokus infeksi CT-Scan : hipodens daripada daerah otak yang

normal dan biasanya dikelilingi oleh lapisan hiperderns.

MRI : EEG : untuk mengetahui lokalisasi abses dalam

hemisfer. Laboratorium

Gram stain & kultur ↑ leukosit dan LED. Protein : sedikit meninggi dan sedikit pleositosis Glukosa : N/↓

Page 15: ABSES OTAK
Page 16: ABSES OTAK

DIAGNOSIS BANDING Tumor otak Perdarahan intrakranial Hidrosefalus CVD

Page 17: ABSES OTAK

KOMPLIKASI Retardasi mental Epilepsi Kelainan nerologik fokal yang lebih berat.

Komplikasi ini terjadi bila AO tidak sembuh sempurna.

Page 18: ABSES OTAK

PENANGANAN Antibiotik

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pemberian antibiotik, sebagai berikut: Bila gejala klinik belum berlangsung lama (kurang dan 1

minggu) atau kapsul belum terbentuk. Sifat-sifat abses:

Abses yang lokasinya jauh dalam jaringan otak merupakan kontraindikasi operasi.

Besar abses. Soliter atau multipel; pada abses multipel tidak

dilakukan operasi. Pemilihan antibiotik didasarkan hasil pemeriksaan

bakteriologik dan sensitivitas. Sebelum itu Ampisilin/penisilin dan kloramfenikol. Kuman anaerob : metronidasol, gol. Sefalosporin

generasi ke tiga.

Page 19: ABSES OTAK

PENANGANAN Operatif

Eksisi (aspirasi) Drainase Ekstirpasi

Page 20: ABSES OTAK
Page 21: ABSES OTAK

PROGNOSIS Cepatnya diagnosis ditegakkan Derajat perubahan patologis Soliter atau multipel Penanganan yang adekuat.

Page 22: ABSES OTAK

KESIMPULAN AO adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada

jaringan otak. Insidens AO tidak diketahui, dengan kemajuan antibiotik

dewasa ini insidens semakin menurun. Berbagai organisme seperti bakteri, parasit dan jamur

dapat menjadi penyebab. Penyebaran infeksi ke otak mungkin secara langsung atau

tidak Iangsung melalui hematogen dan infeksi sekitar otak. Perubahan patologik terdiri 4 stadium yaitu : serebritis dini,

serebritis lanjut, pembentukan kapsul dini dan pembentukan kapsul lanjut.

Gambaran klinik AO berupa gejala-gejala infeksi, peninggian tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal sesuai lokasi abses.

Terapi AO dengan pemberian antibiotik dan tindakan pem-bedahan.

Prognosis AO tergantung diagnosis dini, perubahan patolo-gik dan terapi yang dini.

Page 23: ABSES OTAK

REFERENSI Price A, Sylvia : PATOFISIOLOGI, Jilid 2: EGC Mardjono M, Sidharta P. Abses serebri.

Dalam: Neurologi klinik dasar. edisi 4. Jakarta: Pustaka Universitas, PT Dian Rakyat 1981 : 319-29.

cerminduniakedokteran.com