9.ringkasan bm
DESCRIPTION
bmTRANSCRIPT
-
PERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS MENUJU KEMERDEKAAN
(1991-1995)
RINGKASAN SKRIPSI
Oleh:
Sri Sumartini
09406241024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
-
1
PERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS
MENUJU KEMERDEKAAN (1991-1995)
Oleh:
Sri Sumartini, Drs. Djumarwan, dan Sudrajat, M. Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui kondisi Bosnia pada masa
disintegrasi Yugoslavia, (2) mengetahui proses terjadinya Perang Bosnia, (3)
mengetahui dampak dari terjadinya Perang Bosnia. Pemilihan topik yang akan
dikaji, dilakukan terlebih dahulu sebelum penerapan metode penelitian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode sejarah kritis menurut Louis
Gottschalk yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan penulisan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Bosnia merupakan sebuah
agresi oleh Serbia terhadap Bosnia sebagai negara berdaulat yang telah diakui
secara syah oleh dunia. Serbia menyerang Bosnia-Herzegovina setelah Bosnia
memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 6 April 1992. Etnis Serbia juga
melakukan pembersihan terhadap etnis Muslim dan etnis Kroasia sebagai upaya
untuk membangun kembali Serbia Raya di bekas Yugoslavia. PBB dan NATO
tidak dapat menghentikan kekejaman Serbia. Serbia baru bersedia mengikuti
saran PBB dan NATO setelah dilakukan serangan udara secara intensif oleh
NATO. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk menyelenggarakan perundingan
maraton di Jenewa, New York, dan Dayton. Perang tersebut dapat dihentikan
dengan membentuk federasi dari ketiga pihak melalui Perjanjian Dayton yang
disepakati pada tanggal 21 November 1995 di Dayton, Ohio.
Kata Kunci: Perang Bosnia, Konflik Etnis, dan Kemerdekaan
A. PENDAHULUAN
Tanggal 6 April 1992, Bosnia-Herzegovina diakui sebagai negara
merdeka oleh Masyarakat Eropa. Sistem pemerintahan yang digunakan adalah
demokrasi parlementer, dengan ibu kota di Sarajevo. Bosnia terdiri dari
persekutuan dua wilayah utama, yaitu Republik Sprska serta Federasi Bosnia
dan Herzegovina. Kata Bosnia diambil dari nama sungai yaitu Sungai Bosnia,
sedangkan Herzegovina dinisbatkan kepada Herzeg Steveno Kasic, nama
penguasa wilayah ini pada abad ke-15. Mayoritas penduduk Bosnia beragama
-
2
Islam yang mencapai 45 % dari jumlah total seluruh penduduk Bosnia. Pemeluk
Kristen Ortodoks yang berjumlah sekitar 31 % merupakan keturunan etnis
Serbia. Sisanya sebanyak 18 % beragama Katholik adalah keturunan etnis
Kroasia yang pernah hidup di bawah kekuasaan Kerajaan Austro-Hongaria.
Hampir seluruh wilayah Bosnia berbatasan dengan daratan kecuali
pesisir pantai Laut Adriatik sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum.
Republik ini berbatasan dengan Kroasia di sebelah utara dan barat, Serbia di
sebelah timur, dan Montenegro di sebelah Selatan. Total luas wilayahnya yaitu
sekitar 51.129 km2. Kondisi geografis Bosnia-Herzegovina sebagian besar
berupa pegunungan dan sebagian besar masyarakatnya hidup di wilayah
pedesaan. Kota-kota besar berada di dataran rendah yang dikelilingi bukit-bukit.
Bosnia juga memiliki sejumlah pemandangan alam berupa salju yang eksotis
sehingga negara ini pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1984.
B. LATAR BELAKANG
Letaknya yang strategis membuat kerajaan-kerajaan besar di sekitar
Bosnia tak henti-hentinya berebut kuasa dan bersaing menanamkan hegemoni.
Turki Usmani mulai menancapkan kekuasaan di wilayah Balkan sejak 1453.
Turki Usmani menguasai Bosnia lebih dari empat abad dan baru berakhir tahun
1878 setelah Serbia yang dibantu kekuatan Kerajaan Austro-Hongaria berhasil
mengalahkan Turki. Bosnia kemudian diambil alih oleh Kerajaan Austro-
Hongaria dan menjadi bagian kerajaan tersebut sampai tahun 1918. Ketika
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Austro-Hongaria, Bosnia terlibat suatu
-
3
peristiwa besar yang menjadi pemicu meleusnya Perang Dunia I. Tanggal 28
Juni 1914, Pangeran Franz Ferdinand, putra mahkota Kerajaan Austro-Hongaria
dibunuh oleh seseorang yang bernama Gravilo Princip di Sarajevo, ibu kota
Bosnia-Herzegovina. Akibat peristiwa tersebut, negara-negara terkait saling
menyatakan perang. Pasca Perang Dunia I, Bosnia menjadi bagian dari sebuah
kerajaan yang dikendalikan Serbia hingga tahun 1929 dan juga bagian dari
sebuah federasi yang didominasi Serbia hingga tahun 1992.
Kekuasaan Turki yang begitu lama di Bosnia, memberikan banyak
dampak terhadap kehidupan rakyat Bosnia. Turki memperlakukan rakyat Bosnia
dengan baik, sehingga hal ini justru membuat rakyat Bosnia masuk Islam dengan
suka rela. Orang-orang Bosnia yang bersedia memeluk Islam dianakemaskan
oleh penguasa Turki, sehingga menimbulkan kecemburuan bagi etnis Serbia
yang Ortodoks. Kecemburuan itu semakin membesar hingga berubah menjadi
kebencian yang mengakar. Serbia selalu berupaya mengusir Turki dari Bosnia
dengan melakukan berbagai pemberontakan. Terhadap orang-orang Islam
Bosnia, Serbia sama sekali tidak ingin disamakan karena merasa lebih unggul.
Hal inilah yang memunculkan istilah etnis Muslim untuk membedakan antara
orang-orang Ortodoks Serbia dan orang-orang Katolik Kroasia dengan orang-
orang Islam. Serbia juga memberinya sebutan Atrak terhadap orang-orang
Islam Bosnia yang artinya orang-orang Turki. Padahal sebenarnya orang-orang
Islam Bosnia adalah keturunan dari etnis Serbia dan etnis Kroasia yang memilih
untuk memeluk Islam.
-
4
Penyerangan terhadap negara-negara bekas Yugoslavia menjadi pilihan
bagi Serbia ketika federasi tak dapat dipertahankan lagi. Besarnya jumlah etnis
Serbia di Bosnia serta wilayah yang dihuni akan cukup bagi Serbia untuk
mewujudkan ambisinya membangun kembali Serbia Raya dengan
menggabungkannya ke dalam bekas federasi Yugoslavia yang masih tersisa.
Pertahanan Bosnia yang lemah ditambah dengan dendam Serbia terhadap etnis
Muslim Bosnia membuat Serbia menyerang Bosnia secara membabi buta.
Bosnia mengalami penyiksaan hingga pembersihan etnis dikarenakan kondisinya
sebagai Muslim yang merupakan produk dari kekuasaan Turki.
C. DISEINTEGRASI YUGOSLAVIA
Beberapa hal yang menyebabkan disintegrasi Yugoslavia antara lain
sebagai berikut.
1. Konflik Etnis
Jiwa bangsa-bangsa Balkan memang terkenal dengan sifat keras dan
gemar berperang. Hal ini merupakan akibat dari perkembangan masing-masing
kelompok bangsa Slavia Selatan, sehingga wilayah Semenanjung Balkan tak
henti-hentinya menjadi ajang peperangan oleh kekuasaan-kekuasaan besar di
Eropa. Dapat dilihat dari Yugoslavia, yang sejak berdiri telah ditandai dengan
berbagai percekcokan, terutama antara Kroasia dan Serbia.
2. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang menimpa Yugoslavia sekitar periode 1980-an,
merupakan konsekuensi dari masa lalu Yugoslavia. Ketika Tito berkuasa, ia
-
5
menerapkan sistem ekonomi pasar atau sistem ekonomi swakelola yang
umumnya berkembang di negara-negara liberal.
3. Krisis Kepemimpinan
Federasi Komunis Yugoslavia didirikan atas kerja keras lima pendekar
komunis. Mereka adalah Joseph Broz Tito dari Kroasia, Edward Kardelj dari
Slovenia, Alexander Rankovic dari Serbia, Milovan Djilas dari Montenegro, dan
Mosa Pijade seorang keturunan Yahudi. Tak ada satupun dari pendekar komunis
rekan Tito yang berhasil dibina dan dipersiapkan menjadi penggantinya untuk
menjaga stabilitas Yugoslavia.
4. Pengaruh Negara-negara Eropa Timur
Baik Uni Soviet maupun Yugoslavia juga mengalami keruntuhan dalam
waktu yang hampir sama. Uni Soviet runtuh pada 31 Desember 1990 dan pada
tahun-tahun berikutnya satu per satu republik bagian Yugoslavia memisahkan
diri dari federasi Yugoslavia.
Yugoslavia merupakan negara yang terdiri dari beraneka ragam etnis
yang merupakan bagian dari rumpun bangsa Slavia Selatan. Proporsi dari
masing-masing etnis yang mendiami Yugoslavia adalah Serbia (36, 3 %),
Kroasia (19, 7%), Bosnia (8, 9 %), Slovenia (7, 8 %), Albania (7, 8 %),
Makedonia (6, 0 %), dan Montenegro (2, 5 %). Setiap etnis menempati wilayah
yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh masing-
masing etnis tersebut.
Yugoslavia semakin kesulitan menemukan jalan keluar untuk semua
permasalahan yang tengah dihadapinya. Pasca proklamasi Kroasia dan Slovenia,
-
6
Bosnia-Herzegovina mengumumkan akan mengikuti jejak keduanya untuk
melakukan referendum. Pihak Muslim Bosnia dan Kroasia Bosnia dengan
dukungan partai-partai oposisi menyelenggarakan referendum pada tanggal 1
Maret 1992. Sekitar 64 % atau dua per tiga dari warga Bosnia menyetujui
Bosnia-Herzegovina memisahkan diri dari federasi menjadi negara merdeka.
D. PROSES PERANG BOSNIA
Semenjak terdengar niat republik bagian Bosnia untuk memisahkan diri
dari federasi Yugoslavia, etnis Serbia-Bosnia yang dipimpin oleh Radovan
Karadzic telah membentuk Daerah Otonomi pada Mei 1991 dan parlemen pada
bulan Oktober 1991 yang akhirnya dideklarasikan pada tanggal 27 Maret 1992.
Karadzic yang berkoordinasi dengan Slobodan Milosevic dari Serbia telah
menyudutkan posisi Muslim hingga tak berdaya. Melihat lemahnya pertahanan
yang dimiliki etnis Muslim, etnis Kroasia yang sebelumnya menyetujui
pembentukan federasi Muslim-Kroasia tidak lagi mendukung gagasan tersebut.
Etnis Kroasia berpendapat bahwa bekerjasama dengan etnis Muslim hanya akan
membawa kerugian di pihaknya.
Kondisi Muslim Bosnia yang kian melemah akibat kehilangan sekutunya
Kroasia, semakin diperparah dengan terjadinya perpecahan dalam tubuh etnis
Muslim sendiri. Friket Abdic memproklamasikan pemerintahan otonomi di
Provinsi Bihac dan menetapkan diri sebagai presiden dari Provinsi Otonomi
Bosnia Barat (Autonomous Province of Western Bosnia). Alija Izetbegovic
memutuskan untuk mengirimkan pasukan guna menghentikan gerakan Abdic di
-
7
barat Bosnia. Perpecahan demi perpecahan yang dialami Bosnia rupanya
menjadi peruntungan tersendiri bagi pasukan tempur Serbia.
Komposisi masyarakat Bosnia dengan sekitar 31 % merupakan etnis
Serbia menjadi lahan subur bagi berkembangnya ideologi nasionalisme Serbia
Raya yang dihidupkan kembali oleh Milosevic. Milosevic melakukan
propaganda terhadap etnis Serbia-Bosnia melalui Radovan Karadzic agar etnis
Serbia di Bosnia turut serta dalam mewujudkan cita-cita pembentukan Serbia
Raya dari puing-puing Yugoslavia. Negara tersebut terdiri dari Serbia dan
Montenegro yang memproklamirkan diri sebagai federasi Yugoslavia baru pada
tanggal 27 April 1992, kemudian ditambah beberapa wilayah melalui aneksasi
dari sebagian Kroasia dan Bosnia yang dihuni oleh etnis Serbia. Keinginan
tersebut hanya dapat diwujudkan melalui proyek etnic cleansing lain di wilayah-
wilayah yang hendak tergabung sebagai penerus Yugoslavia tersebut. Pencetus
adanya proyek pembersihan etnis ini adalah Vojislav Seselj.
`Karakteristik umum dari operasi pembersihan adalah penyisihan secara
sistimatis dari tokoh masyarakat seperti kaum terpelajar, anggota SDA, dan para
konglomerat. Pembersihan etnis Muslim Bosnia diawali dengan pengepungan
desa tertentu kemudian menutup akses keluar dan masuk wilayah ini. Seluruh
penghuni desa tersebut diminta keluar lalu dikumpulkan kemudian militer Sebia
melucuti senjata kaum Muslim. Kaum wanita dan anak-anak dipisahkan dari
kaum laki-laki. Wanita dan anak-anak diperbolehkan pergi setelah barang-
barang berharga miliknya dirampas, sementara kaum laki-laki digiring untuk
dijejalkan ke dalam kamp konsentrasi yang telah disiapkan oleh etnis Serbia.
-
8
Menyaksikan pembantaian dan pemerkosaan terhadap warga Bosnia,
Dewan Keamanan PBB terutama Inggris dan Perancis tetap menolak untuk
menghukum Serbia secara militer. Tampaknya keinginan mempertahankan
bentuk pemerintahan berdasarkan mozaik etnis Bosnia tersebut terlalu indah
untuk diwujudkan. Berbagai sanksi yang dilayangkan terhadap Serbia pun
nyatanya tidak mempengaruhi sedikitpun di medan perang. Akan tetapi,
serangan Serbia yang tidak juga berhenti itu setidaknya telah membuat sebagian
anggota NATO menyarankan untuk mengambil tindakan keras terhadap Serbia.
Ultimatum NATO dikeluarkan pada tanggal 10 Februari 1994. Sejak
itulah mulai tampak adanya keseriusan dalam penanganan konflik
berkepanjangan antara tiga etnis penghuni negara Bosnia-Herzegovina ini. Hal
itu diimbangi dengan melakukan tiga kali gelombang serangan udara selama
tahun 1994. Serangan pertama terjadi pada tanggal 1 Maret 1994, serangan
kedua terjadi pada tanggal 10 dan 11 April 1994, serta serangan ketiga pada
bulan Novenber 1994. Menyadari bahwa NATO mulai berupaya secara
maksimal untuk menghentikan perang membuat Serbia makin mengintensifkan
pula pengepungan terhadap wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona aman.
Sejumlah kota seperti Sebrenica, Goradze, dan Tuzla hampir sepenuhnya
dibawah kontrol Serbia.
Serbia rupanya terlalu kuat hingga tidak juga mau mematuhi perintah
PBB. Sekitar 60 pesawat tempur NATO yang didukung oleh pasukan reaksi
cepat PBB menyerang posisi-posisi militer Serbia-Bosnia pada tanggal 30
Agustus 1995. Serangan tersebut terus berlanjut hingga tanggal 3 September.
-
9
Gelombang serangan udara NATO ini terus berlanjut hingga pertengahan
September. Kondisi yang terjepit membuat Serbia-Bosnia menyatakan
kesediaannya untuk menarik mundur senjata-senjata beratnya dari Sarajevo.
Mereka juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan gencatan senjata.
Momentum yang bagus ini dimanfaatkan oleh PBB dan NATO untuk kembali
memaksa Serbia-Bosnia maju ke meja prundingan.
Beberapa perundingan untuk mengatasi konflik bosnia antara lain yaitu:
1. Rencana Vance-Owen
Rencana Vance-Owen dirumuskan oleh Lord Owen, perwakilan
Masyarakat Eropa dan Cyrus Vance, perwakilan PBB pada akhir Oktober 1992.
Vance-Owen akan membagi Bosnia menjadi sepuluh provinsi otonom yaitu tiga
untuk Muslim, tiga untuk Kroasia, tiga untuk Serbia, dan ibukota Sarajevo
sebagai daerah netral.
2. Owen-Stoltenberg
Rencana ini digagas oleh Thorvald Stoltenberg dengan Cyrus Vance.
Rancangan ini akan memberikan Serbia sebanyak 53 % dari wilayah Bosnia,
Muslim sebanyak 30 %, dan Kroasia sebanyak 17 %.
3. Kelompok Penghubung
Contact Group atau Kelompok Penghubung yang terdiri Inggris,
Perancis, Jerman, Rusia, dan Amerika pada. Rencana perdamaian ini akan
memberikan 51 % wilayah kepada Federasi Muslim-Kroasia, sementara sisanya
sebesar 49 % akan diberikan kepada Serbia-Bosnia.
-
10
4. Perjanjian Dayton
Seiring gencarnya serangan udara NATO, kelompok kontak
menyelenggarakan perundingan damai di Jenewa yang dihadiri oleh Serbia,
Kroasia, dan Bosnia. Perundingan Jenewa ini kembali menegaskan pembagian
wilayah Bosnia sebesar 51% untuk federasi Muslim-Kroasia dan siasanya
sebesar 49 % untuk Serbia-Bosnia. Setelah dilakukan diskusi secara intensif,
sebuah kesepakatan yang menyatakan untuk mengakhiri konflik diumumkan
pada tanggal 21 November 1995 di Dayton, Amerika. Hasil perundingan
tersebut ditandatangani di Perancis tanggal 14 Desember 1995.
E. DAMPAK PERANG BOSNIA
Federasi Yugoslavia semula beranggotakan enam republik bagian dan
dua provinsi otonom. Enam republik bagian itu adalah Serbia, Montenegro,
Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, dan Macedonia, ditambah dengan dua
provinsi otonom dari republik Serbia yaitu Kosovo dan Vojvodina. Disintegrasi
yang dilakukan masing-masing republik bagian memberikan dampak tersendiri.
Perang Bosnia yang terjadi selama hampir empat tahun telah menyisakan
dampak yang begitu hebat. Nilai kerugian akibat perang ini tak terhitung lagi
dengan angka. Lebih dari 150.000 orang meninggal, lebih dari dua juta jiwa
terusir dari rumahnya, gedung-gedung hangus terbakar, serta ratusan masjid dan
gereja hancur tak berbentuk lagi. Jumlah itu terus bertambah seiring adanya
penemuan dan identifikasi terhadap korban yang dibuang setelah dibunuh oleh
milisi Serbia. Setiap desa maupun kota yang semula dihuni ribuan penduduk dari
-
11
berbagai etnis menjadi tampak lengang. Hanya tinggal beberapa yang masih
bertahan di zona aman. Sebagian penduduk dibinasakan, sebagian lain terusir
dari tempat tinggal mereka sendiri. Mereka yang terusir tak tahu harus kemana
melangkahkan kakinya.
Upaya perdamaian untuk menyelesaikan konflik Bosnia juga dilakukan
sejumlah organisasi internasional berikut:
1. ME (Masyarakat Eropa)
Disintegrasi Uni Soviet dan Yugosavia telah melahirkan tiga
konsekuensi yang nyata bagi ME (Masyarakat Eropa), yaitu: (1) kedua peristiwa
tersebut telah mengalihkan perhatian ME dari urusan-urusan yang berkaitan
dengan proyek ekonomi Eropa dan perluasan keanggotaan ME, (2) semakin
memperjelas pengaruh Jerman dalam kebijakan-kebijakan ME, (3) munculnya
kecenderungan untuk melakukan diplomasi dan kebijakan luar negeri bersama di
kalangan negara-negara ME.
2. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
PBB memutuskan untuk mengeluarkan Yugoslavia dari badan dunia
tersebut pada tanggal 24 September 1992. Semenjak itu permasalahan negara-
negara bekas Yugoslavia ini menjadi maslah PBB. Badan perdamaian dunia ini
secara aktif mensponsori perundingan-perundingan damai yang selalu dihimbau
masyarakat internasional. Upaya PBB bagi Bosnia dinilai sejumlah pihak tidak
terlalu efektif karena kurangnya ketegasan sanksi terhadap Serbia. Perundingan
yang dilaksanakan tanpa adanya tekanan militer tidak akan banyak mengubah
-
12
keadaan. Sejumlah pasukan pelindung PBB yaitu UNPROFOR ditugasi untuk
melindungi masyarakat sipil Bosnia dari serangan Serbia.
3. NATO (North Atlantik Treaties Organisations)
Semula NATO dibentuk sebagai benteng pertahanan Eropa dari ancaman
komunis Uni Soviet. Kasus Bosnia-Herzegovina menjadi salah satu
implementasi dari keberadaan organisasi ini. Suksesnya ultimatum NATO pada
Februari 1994 ini diharapkan akan menjadi gencatan senjata secara menyeluruh.
Sebagai kelanjutan aksi tersebut NATO mengupayakan serangan udara terhadap
markas-markas persenjataan Serbia. Serangan udara tersebut cukup efektif
karena berhasil membuat Serbia bersedia menyepakati perundingan damai.
4. OKI (Organisasi Konferensi Islam)
Aksi solidaritas terhadap pembantaian yang menimpa Bosnia tidak hanya
dilakukan negara-negara Barat. Merasa satu keyakinan dengan etnis Muslim,
sejumlah negara Islam yang tergabung dalam OKI turut mengupayakan
perdamaian bagi Bosnia. OKI tampak beberapa kali melakukan perundingan.
Negara-negara anggota OKI juga siap memasok senjata untuk Bosnia.
Tampaknya jika Barat tidak benar-benar bertindak, anggota OKI tidak hanya
akan berbicara dalam perundingan. Pengiriman senjata dan campur tangan
anggota OKI dapat dipastikan akan segera dilakukan yang akan mengobarkan
perang lebih besar.
5. Indonesia dan GNB (Gerakan Non Blok)
Presiden Izetbegovic menyempatkan diri berkunjung ke Jakarta untuk
meminta bantuan kepada Indonesia. Tarmizi Taher, Menteri Agama yang
-
13
menjabat kala itu menyatakan hanya dapat memberikan bantuan doa untuk
perjuangan rakyat Bosnia. Keengganan presiden Soeharto, untuk mengirim
pasukan disebabkan Indonesia tidak ingin dianggap negara Islam oleh dunia.
Presiden Suharto yang menjabat kala itu akhirnya mengirimkan pasukan
Kontingen Garuda XIV yang dipimpin Letkol Eddi Budianto. Jumlah dan
kemampuan pasukan Indonesia memang tidak seberapa namun setidaknya telah
menunjukkan adanya solidaritas terhadap sesama Muslim.
F. KESIMPULAN
Bosnia-Herzegovina terletak di Semenanjung Balkan sebelah tenggara
Eropa. Tiga etnis utama yang mendiami Bosnia yaitu etnis Muslim Bosnia, etnis
Serbia-Bosnia, dan etnis Kroasia-Bosnia. Bosnia menjadi bagian Kerajaan
Yugoslavia yang bertransformasi menjadi Republik Federasi Yugoslavia di
bawah pimpinan Josip Broz Titto.
Akhir tahun 1990 menjadi masa paling pahit bagi Federasi Yugoslavia.
Terjadi dominasi kekuasaan oleh Serbia di dalam tubuh federasi yang membuat
Slovenia dan Kroasia sepakat untuk melepaskan status keanggotaannya sebagai
republik bagian Yugoslavia. Dua republik tersebut mengumumkan
kemerdekaannya pada tanggal 25 Juni 1991. Bosnia-Herzegovina memutuskan
untuk mengikuti jejak Slovenia dan Kroasia.
Serbia menyerang Bosnia-Herzegovina setelah Bosnia memproklamirkan
diri pada tanggal 6 April 1992. Serbia juga melakukan pembersihan terhadap
etnis Muslim dan etnis Kroasia sebagai upaya untuk membangun kembali Serbia
-
14
Raya di bekas Yugoslavia. PBB dan NATO tidak dapat menghentikan
kekejaman Serbia. Serbia baru bersedia mematuhi PBB dan NATO setelah
dilakukan serangan udara secara intensif oleh NATO. Seiring dengan serangan
udara tersebut, diselenggarakan perundingan maraton di Jenewa, New York, dan
Dayton. Perang tersebut dapat dihentikan dengan membentuk federasi dari
ketiga pihak melalui Perjanjian Dayton yang disepakati pada tanggal 21
November 1995 di Dayton, Ohio.
G. DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Afred Suci. 2011. 151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan.
Jakarta: Wahyumedia.
Agus Surata dan Tuhana Taufik A. 2002. Runtuhnya Negara Bangsa.
Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta Press.
Ahmad Suhelmi. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia.
Astrid D. H. & Faisal A. Nadif. 2011. Sejarah Perang-Perang Besar di Dunia.
Yogyakarta: Familia.
Brzezinski, Zbigniew. 1992. The Grand Failure : The Birth and Death of
Communism in the Twentieth Century, a. b. Tjun Surjaman Kegagalan
Besar: Muncul dan Runtuhnya Komunisme dalam Abad Kedua Puluh.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cholisin, dkk. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: FIS UNY.
Chrisanne Bekner & Eddy Soetrisno. 2001. 100 Kota Besar Bersejarah di
Dunia. Jakarta: Ladang Pustaka & Intimedia.
Dahrendorf, Ralf. 1992. Refleksi atas Revolusi di Eropa. Jakarta: Yayasan SPES.
Denton, Gillian. 2007. Sejarah Dunia. London: Dorling Kindersley.
-
15
Dwi Susanto & Zainnudin Djafar. 1990. Perubahan Politik di Negara-Negara
Eropa Timur. Jakarta: Gramedia.
Ebenstain, William. 2006. Isme-isme yang Mengguncang Dunia. Yogyakarta:
Narasi.
Emidevi Y. G. Alejandro. 2007. 41 Diktator Zaman Modern: Mengejar Memuat
Tragedi. Jakarta: Visi Media.
Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Farid Gaban & Uchrowi. 1993. Dor Sarajevo! Sebuah Liputan Jurnalistik
Nestapa Muslim Bosnia. Bandung: Mizan.
Firdaus Syam. 2007. Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan
Pengaruhnya Terhadap Dunia ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.
Glenny, Misha. 1998. The Fall of Yugoslavia: The Third Balkan War. New York:
Penguin Books.
Gorbacev, Mikhail. 1987. Perestorika Pemikiran Baru untuk Negara Kami dan
Dunia. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama.
Gottschalk, Louis. 1975. Understanding History: A Primer of Historical Methode,
a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.
Helius Sjamsuddin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta :
Depdikbud.
Huntington, Samuel P. 1996. The Clash of Civilization and Remaking the New
World Order, a. b. M. Sadat Ismail, Benturan Antarperadaban dan Masa
Depan Politik Dunia. Yogyakarta: Qalam.
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Mac Eoin, Gary. 1951. Comunist War on Religion. New York: The Devin-adair
Company.
Malcom, Noel. 1996. Bosnia: A Short History. London: Papermac.
Marwati Djoened Poesponegoro. 1982. Tokoh dan Peristiwa dalam Sejarah
Eropa. Jakarta: Erlangga.
Milovan Djilas. 1963. Talking to Stalin, a.b. Saini K. M., Percakapan dengan
Stalin. Bandung: Kiwari.
-
16
Mosanto Luka. 2008. Tangan Besi 100 Tiran penguasa Dunia. Yogyakarta: Galang Press.
Muhammad Abdul Munim. 1992. Al Busnah wal Hersik Ummah Tudzbah wa Syuab Yubaad, a. b. Abdul Haris Rifai dan Abdullah Aly, Jihad di Bosnia: Umat yang Dibantai, Bangsa yang Dibinasakan. Jakarta:
Yayasan Al-Mukmin.
Norris, H. T.. 1993. Islam in Balkans. Columbia: University of South Carolina
Press.
Ojong, P. K. 2006. Perang Eropa. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Paul Nunez, Jean. 1994. The Continuing Drama on Our Doorstep. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia:
Confronting the New World Disorder. Swiss: Unit on Justice, Peace, and
Creation World Council of Churches.
Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Saut Pasaribu. 2009. Sejarah Perang Dunia: Awal Mula dan Berakhirnya
Perang Dunia I dan II. Yogyakarta: Locus.
Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara.
Silber, Laura dan Allan Little. 1995. The Death of Yugoslavia. London: BBC.
Soedjati Djiwandono, J. 1990. Pengaruh Pembaruan Gorbachev. dalam Dwi Susanto & Zainnudin Djafar (Ed.). Perubahan Politik di Negara-Negara
Eropa Timur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Syamsul Hadi. 1997. Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia.
Jakarta: FoDis.
Taufik Adi Susilo. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta:Garasi.
Taufiqulhadi, T. 1994. Menembus Sarajevo: Kesaksian Pembersihan Etnik di
Bosnia. Jakarta: Puspawara.
-
17
Tim Narasi. 2006. The Mass Killers of the Twentieth Century, a.b. Febiola Reza
Wijaya, Pembunuh-pembunuh Masal Abad XX. Yogyakarta: Narasi.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.
Tjipta Lesmana. 1992. Runtuhnya Kekuasan Komunis. Jakarta: Erwin-Rika
Press.
Weinberg, Bill & Wilsnack, Dorie. 1994. War at The Crossroads: An Historical Guide Through The Balkan Labirynth. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia: Confronting the New World
Disorder. Swiss: Unit on Justice, Peace, and Creation World Council of
Churches.
Weingartner, Erich. 1994. WCC/Cimade Mission to Serbian territories of Bosnia-Herzegovina Report. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia: Confronting the New World Disorder.
Swiss: Unit on Justice, Peace, and Creation World Council of Churches.
Yene, Bill. 2004. 100 Kejadian yang Mengubah Sejarah Dunia. Jakarta:
Delapatrasa.
SKRIPSI:
Anisa Nurhayati. 2011. Kemerdekaan Slovenia 1991: Klimaks Nasionalisme
Etnis Slovenia untuk Merdeka. Yogyakarta: UNY.
Anton Riyadi. 2011. Perang Kroasia 1991: Titik Puncak Nasionalisme Etnis
Kroasia dalam Memperoleh Kemerdekaan. Yogyakarta: UNY.
Dafri. 1996. Konflik Etnik Pasca Perang Dingin: Studi Kasus Yugoslavia.
Yogyakarta: UGM Press.
Maryani. 2000. Disintegrasi Yugoslavia: Suatu Nasionalisme yang Gagal.
Yogyakarta:UNY.
Muhammad Fendi Aditya. 2010. Kemerdekaan Kosovo: Klimaks dari Konflik
yang Berkepanjangan (1945-2008). Yogyakarta: UNY.
Soelistyati Ismail Ghani. 1993. Disintegrasi di Yugoslavia dan Faktor
Penyebabnya. Yogyakarta: UGM.
-
18
Sudrajat. 1998. Peranan Joseph Broz Tito dalam Sistem Politik Ekonomi dan
Sosio Kultural Yugoslavia 1941-1980. Yogyakarta: UNY.
Walgito. 2001. Kejatuhan Kekuasaan Rezim Milosevic di Yugoslavia.
Yogyakarta: UGM.
MAJALAH:
Andi Reza Rohadian. 1993. Memancing di Air Keruh. Tempo. No. 29.
Andi Reza Rahardian. 1993. Pasukan Bosnia Pecah?, Tempo, No. 32.
BSU. 1992. Akankah Mereka Pulang. Tempo. No. 32.
BSU & LPS. 1993. Potret Berdarah dari Dalam. Tempo. No. 4.
Didi Prambadi. 1993. Palestina Kedua?. Tempo, No. 12.
Didi Prambadi. 1993. Di Balik Tuntutan Aneh Izetbegovic, Tempo, No. 29.
Didi Pambadi. 1992. Indonesia, Bosnia, dan KTT Non Blok. Tempo. No. 26.
Didi Prambadi. 1994. Bosnia Tak Lagi Menunggu, Tempo, No. 49.
DP. 1993. Setelah Barat Angkat Tangan. Tempo. No. 15.
DP. 1994. Kesaksian Seorang Perwira. Tempo. No. 46.
Farida Sendjaja. 1992. Adakah Kamp Lain?, Tempo, No. 26.
FS. 1992. Akankan Suara Islam Membawa Damai?, Tempo, No. 26.
FS. 1992. Tiga Wajah Hitam Serbia. Tempo. No. 52.
FS. 1993. Kisah Mereka yang Hamil. Tempo. No. 1.
FS.1993. Perjalanan Meninggalkan Masa Lalu. Tempo. No. 4.
Indrawan. 1993. Serbia Memang Siap Berperang. Tempo. No. 25.
LPS. 1992. Perang Terus Berlangsung, Tempo, No. 33.
LPS & DP. 1993. Hari-hari Menetukan. Tempo. No. 47.
Siti Nurbaiti. 1993. Operasi Yahudi di Balkan, Tempo, No. 16.
Siti Nurbaiti. 1993. Senjata Untuk Bosnia. Tempo. No. 18.
-
19
Sri Wahyuni dan Wahyu Muryadi. 1993. Beri Kami Senjata. Tempo. No. 25.
ST. 1992. Antara Kabar dan Kebenaran. Tempo. No. 26.
INTRENET:
http://maps.nationmaster.com/country/bk/1
http://id.wikipedia.org/wiki/Upaya_perdamaian_krisis_Yugoslavia
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/AlijaIzetbegovic1.j
pg/220px-AlijaIzetbegovic1.jpg
http://www.slobodan-milosevic.org/images/milosevic-1.jpg
http://www.theatlantic.com/infocus/2012/04/20-years-since-the-bosnian-
war/100278/
http://boufosnews.wordpress.com/2011/06/05/bosnian-serb-war-fugitive-ratko-
mladic-captured-photos-from-history-mladic
http://boufosnews.files.wordpress.com/2011/06/bp31.jpg
http://eizbori.com/wp-content/uploads/2012/04/vojislav-seselj-nekad-i-sad-u-
mladisti-kao-dete.jpg
http://www.leftfutures.org/wp-content/uploads/2011/01/lorddavidowen1.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/84/CyrusVanceSoS.jp
g/220px-CyrusVanceSoS.jpg
http://www.unhcr.org/thumb1/4a0178724.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Bosnia_dan_Herzegovina
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Flag_of_Republika_Srpska.svg&usg
http://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_the_Croatian_Republic_of_Herzeg-
Bosnia&usg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/14/Logo_of_the_JNA.
svg/150px-Logo_of_the_JNA.svg.png
http://www.documentingreality.com/forum/f166/srebrenica-massacre-july-1995-
a-17523/
-
20
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/Klepci_1992.jpg
http://www.militaryphotos.net/forums/showthread.php%3F31537-Pictures-from-
Yugoslav-civil-war-91-99/page3&usg
http://voiceofserbia.org/sites/default/files/styles/large/public/field/image/pocasna
-paljba_0.jpg?itok=kVI0EFNt
http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/895366/895366,13236923
59,3/stock-photo-sarajevo-bosnia-april-french-united-nations-soldiers-await-the-
arrival-of-four-helicopters-90627208.jpg
http://i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/00788/bosnia-nato-
british_788784c.jpg
http://teamexpansion.org/blogs/thecall/
http://adriatic-travel.hr/wp-content/uploads/2013/06/mostar_bridge1.jpg
http://cdn.theatlantic.com/static/infocus/bosnia041312/b08_08527489.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/53/Sarajevo_martyrs_memor
ial_cemetery_2009_2.jpg&
http://media3.washingtonpost.com/wp-srv/photo/gallery/090821/GAL-
09Aug21-2508/media/PHO-09Aug21-175148.jpg
http://awcungeneva.files.wordpress.com/2011/05/srebrenica_reuters_art.jpg
http://bosniangenocide.wordpress.com/2011/05/21/photo-album-siege-of-
sarajevo-during-bosnian-genocide/
http://srebrenica-genocide.blogspot.se/2011/01/neutrality-and-absence-of-
reckoning.html
http://royalmind.files.wordpress.com/2013/02/sarajevo-markale-market-
massacre-1995.jpg
http://genocideinbosnia.wordpress.com/tag/bosnian-war/
http://yasnigomez.wordpress.com/2013/01/02/pembantaian-muslim-di-bosnia/
cover 2.pdfringkasan 2