9.ringkasan bm

Upload: teng-ei-ling

Post on 10-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bm

TRANSCRIPT

  • PERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS MENUJU KEMERDEKAAN

    (1991-1995)

    RINGKASAN SKRIPSI

    Oleh:

    Sri Sumartini

    09406241024

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

    JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2014

  • 1

    PERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS

    MENUJU KEMERDEKAAN (1991-1995)

    Oleh:

    Sri Sumartini, Drs. Djumarwan, dan Sudrajat, M. Pd.

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui kondisi Bosnia pada masa

    disintegrasi Yugoslavia, (2) mengetahui proses terjadinya Perang Bosnia, (3)

    mengetahui dampak dari terjadinya Perang Bosnia. Pemilihan topik yang akan

    dikaji, dilakukan terlebih dahulu sebelum penerapan metode penelitian. Metode

    penelitian yang digunakan adalah metode sejarah kritis menurut Louis

    Gottschalk yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan penulisan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Bosnia merupakan sebuah

    agresi oleh Serbia terhadap Bosnia sebagai negara berdaulat yang telah diakui

    secara syah oleh dunia. Serbia menyerang Bosnia-Herzegovina setelah Bosnia

    memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 6 April 1992. Etnis Serbia juga

    melakukan pembersihan terhadap etnis Muslim dan etnis Kroasia sebagai upaya

    untuk membangun kembali Serbia Raya di bekas Yugoslavia. PBB dan NATO

    tidak dapat menghentikan kekejaman Serbia. Serbia baru bersedia mengikuti

    saran PBB dan NATO setelah dilakukan serangan udara secara intensif oleh

    NATO. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk menyelenggarakan perundingan

    maraton di Jenewa, New York, dan Dayton. Perang tersebut dapat dihentikan

    dengan membentuk federasi dari ketiga pihak melalui Perjanjian Dayton yang

    disepakati pada tanggal 21 November 1995 di Dayton, Ohio.

    Kata Kunci: Perang Bosnia, Konflik Etnis, dan Kemerdekaan

    A. PENDAHULUAN

    Tanggal 6 April 1992, Bosnia-Herzegovina diakui sebagai negara

    merdeka oleh Masyarakat Eropa. Sistem pemerintahan yang digunakan adalah

    demokrasi parlementer, dengan ibu kota di Sarajevo. Bosnia terdiri dari

    persekutuan dua wilayah utama, yaitu Republik Sprska serta Federasi Bosnia

    dan Herzegovina. Kata Bosnia diambil dari nama sungai yaitu Sungai Bosnia,

    sedangkan Herzegovina dinisbatkan kepada Herzeg Steveno Kasic, nama

    penguasa wilayah ini pada abad ke-15. Mayoritas penduduk Bosnia beragama

  • 2

    Islam yang mencapai 45 % dari jumlah total seluruh penduduk Bosnia. Pemeluk

    Kristen Ortodoks yang berjumlah sekitar 31 % merupakan keturunan etnis

    Serbia. Sisanya sebanyak 18 % beragama Katholik adalah keturunan etnis

    Kroasia yang pernah hidup di bawah kekuasaan Kerajaan Austro-Hongaria.

    Hampir seluruh wilayah Bosnia berbatasan dengan daratan kecuali

    pesisir pantai Laut Adriatik sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum.

    Republik ini berbatasan dengan Kroasia di sebelah utara dan barat, Serbia di

    sebelah timur, dan Montenegro di sebelah Selatan. Total luas wilayahnya yaitu

    sekitar 51.129 km2. Kondisi geografis Bosnia-Herzegovina sebagian besar

    berupa pegunungan dan sebagian besar masyarakatnya hidup di wilayah

    pedesaan. Kota-kota besar berada di dataran rendah yang dikelilingi bukit-bukit.

    Bosnia juga memiliki sejumlah pemandangan alam berupa salju yang eksotis

    sehingga negara ini pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1984.

    B. LATAR BELAKANG

    Letaknya yang strategis membuat kerajaan-kerajaan besar di sekitar

    Bosnia tak henti-hentinya berebut kuasa dan bersaing menanamkan hegemoni.

    Turki Usmani mulai menancapkan kekuasaan di wilayah Balkan sejak 1453.

    Turki Usmani menguasai Bosnia lebih dari empat abad dan baru berakhir tahun

    1878 setelah Serbia yang dibantu kekuatan Kerajaan Austro-Hongaria berhasil

    mengalahkan Turki. Bosnia kemudian diambil alih oleh Kerajaan Austro-

    Hongaria dan menjadi bagian kerajaan tersebut sampai tahun 1918. Ketika

    berada di bawah kekuasaan Kerajaan Austro-Hongaria, Bosnia terlibat suatu

  • 3

    peristiwa besar yang menjadi pemicu meleusnya Perang Dunia I. Tanggal 28

    Juni 1914, Pangeran Franz Ferdinand, putra mahkota Kerajaan Austro-Hongaria

    dibunuh oleh seseorang yang bernama Gravilo Princip di Sarajevo, ibu kota

    Bosnia-Herzegovina. Akibat peristiwa tersebut, negara-negara terkait saling

    menyatakan perang. Pasca Perang Dunia I, Bosnia menjadi bagian dari sebuah

    kerajaan yang dikendalikan Serbia hingga tahun 1929 dan juga bagian dari

    sebuah federasi yang didominasi Serbia hingga tahun 1992.

    Kekuasaan Turki yang begitu lama di Bosnia, memberikan banyak

    dampak terhadap kehidupan rakyat Bosnia. Turki memperlakukan rakyat Bosnia

    dengan baik, sehingga hal ini justru membuat rakyat Bosnia masuk Islam dengan

    suka rela. Orang-orang Bosnia yang bersedia memeluk Islam dianakemaskan

    oleh penguasa Turki, sehingga menimbulkan kecemburuan bagi etnis Serbia

    yang Ortodoks. Kecemburuan itu semakin membesar hingga berubah menjadi

    kebencian yang mengakar. Serbia selalu berupaya mengusir Turki dari Bosnia

    dengan melakukan berbagai pemberontakan. Terhadap orang-orang Islam

    Bosnia, Serbia sama sekali tidak ingin disamakan karena merasa lebih unggul.

    Hal inilah yang memunculkan istilah etnis Muslim untuk membedakan antara

    orang-orang Ortodoks Serbia dan orang-orang Katolik Kroasia dengan orang-

    orang Islam. Serbia juga memberinya sebutan Atrak terhadap orang-orang

    Islam Bosnia yang artinya orang-orang Turki. Padahal sebenarnya orang-orang

    Islam Bosnia adalah keturunan dari etnis Serbia dan etnis Kroasia yang memilih

    untuk memeluk Islam.

  • 4

    Penyerangan terhadap negara-negara bekas Yugoslavia menjadi pilihan

    bagi Serbia ketika federasi tak dapat dipertahankan lagi. Besarnya jumlah etnis

    Serbia di Bosnia serta wilayah yang dihuni akan cukup bagi Serbia untuk

    mewujudkan ambisinya membangun kembali Serbia Raya dengan

    menggabungkannya ke dalam bekas federasi Yugoslavia yang masih tersisa.

    Pertahanan Bosnia yang lemah ditambah dengan dendam Serbia terhadap etnis

    Muslim Bosnia membuat Serbia menyerang Bosnia secara membabi buta.

    Bosnia mengalami penyiksaan hingga pembersihan etnis dikarenakan kondisinya

    sebagai Muslim yang merupakan produk dari kekuasaan Turki.

    C. DISEINTEGRASI YUGOSLAVIA

    Beberapa hal yang menyebabkan disintegrasi Yugoslavia antara lain

    sebagai berikut.

    1. Konflik Etnis

    Jiwa bangsa-bangsa Balkan memang terkenal dengan sifat keras dan

    gemar berperang. Hal ini merupakan akibat dari perkembangan masing-masing

    kelompok bangsa Slavia Selatan, sehingga wilayah Semenanjung Balkan tak

    henti-hentinya menjadi ajang peperangan oleh kekuasaan-kekuasaan besar di

    Eropa. Dapat dilihat dari Yugoslavia, yang sejak berdiri telah ditandai dengan

    berbagai percekcokan, terutama antara Kroasia dan Serbia.

    2. Krisis Ekonomi

    Krisis ekonomi yang menimpa Yugoslavia sekitar periode 1980-an,

    merupakan konsekuensi dari masa lalu Yugoslavia. Ketika Tito berkuasa, ia

  • 5

    menerapkan sistem ekonomi pasar atau sistem ekonomi swakelola yang

    umumnya berkembang di negara-negara liberal.

    3. Krisis Kepemimpinan

    Federasi Komunis Yugoslavia didirikan atas kerja keras lima pendekar

    komunis. Mereka adalah Joseph Broz Tito dari Kroasia, Edward Kardelj dari

    Slovenia, Alexander Rankovic dari Serbia, Milovan Djilas dari Montenegro, dan

    Mosa Pijade seorang keturunan Yahudi. Tak ada satupun dari pendekar komunis

    rekan Tito yang berhasil dibina dan dipersiapkan menjadi penggantinya untuk

    menjaga stabilitas Yugoslavia.

    4. Pengaruh Negara-negara Eropa Timur

    Baik Uni Soviet maupun Yugoslavia juga mengalami keruntuhan dalam

    waktu yang hampir sama. Uni Soviet runtuh pada 31 Desember 1990 dan pada

    tahun-tahun berikutnya satu per satu republik bagian Yugoslavia memisahkan

    diri dari federasi Yugoslavia.

    Yugoslavia merupakan negara yang terdiri dari beraneka ragam etnis

    yang merupakan bagian dari rumpun bangsa Slavia Selatan. Proporsi dari

    masing-masing etnis yang mendiami Yugoslavia adalah Serbia (36, 3 %),

    Kroasia (19, 7%), Bosnia (8, 9 %), Slovenia (7, 8 %), Albania (7, 8 %),

    Makedonia (6, 0 %), dan Montenegro (2, 5 %). Setiap etnis menempati wilayah

    yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh masing-

    masing etnis tersebut.

    Yugoslavia semakin kesulitan menemukan jalan keluar untuk semua

    permasalahan yang tengah dihadapinya. Pasca proklamasi Kroasia dan Slovenia,

  • 6

    Bosnia-Herzegovina mengumumkan akan mengikuti jejak keduanya untuk

    melakukan referendum. Pihak Muslim Bosnia dan Kroasia Bosnia dengan

    dukungan partai-partai oposisi menyelenggarakan referendum pada tanggal 1

    Maret 1992. Sekitar 64 % atau dua per tiga dari warga Bosnia menyetujui

    Bosnia-Herzegovina memisahkan diri dari federasi menjadi negara merdeka.

    D. PROSES PERANG BOSNIA

    Semenjak terdengar niat republik bagian Bosnia untuk memisahkan diri

    dari federasi Yugoslavia, etnis Serbia-Bosnia yang dipimpin oleh Radovan

    Karadzic telah membentuk Daerah Otonomi pada Mei 1991 dan parlemen pada

    bulan Oktober 1991 yang akhirnya dideklarasikan pada tanggal 27 Maret 1992.

    Karadzic yang berkoordinasi dengan Slobodan Milosevic dari Serbia telah

    menyudutkan posisi Muslim hingga tak berdaya. Melihat lemahnya pertahanan

    yang dimiliki etnis Muslim, etnis Kroasia yang sebelumnya menyetujui

    pembentukan federasi Muslim-Kroasia tidak lagi mendukung gagasan tersebut.

    Etnis Kroasia berpendapat bahwa bekerjasama dengan etnis Muslim hanya akan

    membawa kerugian di pihaknya.

    Kondisi Muslim Bosnia yang kian melemah akibat kehilangan sekutunya

    Kroasia, semakin diperparah dengan terjadinya perpecahan dalam tubuh etnis

    Muslim sendiri. Friket Abdic memproklamasikan pemerintahan otonomi di

    Provinsi Bihac dan menetapkan diri sebagai presiden dari Provinsi Otonomi

    Bosnia Barat (Autonomous Province of Western Bosnia). Alija Izetbegovic

    memutuskan untuk mengirimkan pasukan guna menghentikan gerakan Abdic di

  • 7

    barat Bosnia. Perpecahan demi perpecahan yang dialami Bosnia rupanya

    menjadi peruntungan tersendiri bagi pasukan tempur Serbia.

    Komposisi masyarakat Bosnia dengan sekitar 31 % merupakan etnis

    Serbia menjadi lahan subur bagi berkembangnya ideologi nasionalisme Serbia

    Raya yang dihidupkan kembali oleh Milosevic. Milosevic melakukan

    propaganda terhadap etnis Serbia-Bosnia melalui Radovan Karadzic agar etnis

    Serbia di Bosnia turut serta dalam mewujudkan cita-cita pembentukan Serbia

    Raya dari puing-puing Yugoslavia. Negara tersebut terdiri dari Serbia dan

    Montenegro yang memproklamirkan diri sebagai federasi Yugoslavia baru pada

    tanggal 27 April 1992, kemudian ditambah beberapa wilayah melalui aneksasi

    dari sebagian Kroasia dan Bosnia yang dihuni oleh etnis Serbia. Keinginan

    tersebut hanya dapat diwujudkan melalui proyek etnic cleansing lain di wilayah-

    wilayah yang hendak tergabung sebagai penerus Yugoslavia tersebut. Pencetus

    adanya proyek pembersihan etnis ini adalah Vojislav Seselj.

    `Karakteristik umum dari operasi pembersihan adalah penyisihan secara

    sistimatis dari tokoh masyarakat seperti kaum terpelajar, anggota SDA, dan para

    konglomerat. Pembersihan etnis Muslim Bosnia diawali dengan pengepungan

    desa tertentu kemudian menutup akses keluar dan masuk wilayah ini. Seluruh

    penghuni desa tersebut diminta keluar lalu dikumpulkan kemudian militer Sebia

    melucuti senjata kaum Muslim. Kaum wanita dan anak-anak dipisahkan dari

    kaum laki-laki. Wanita dan anak-anak diperbolehkan pergi setelah barang-

    barang berharga miliknya dirampas, sementara kaum laki-laki digiring untuk

    dijejalkan ke dalam kamp konsentrasi yang telah disiapkan oleh etnis Serbia.

  • 8

    Menyaksikan pembantaian dan pemerkosaan terhadap warga Bosnia,

    Dewan Keamanan PBB terutama Inggris dan Perancis tetap menolak untuk

    menghukum Serbia secara militer. Tampaknya keinginan mempertahankan

    bentuk pemerintahan berdasarkan mozaik etnis Bosnia tersebut terlalu indah

    untuk diwujudkan. Berbagai sanksi yang dilayangkan terhadap Serbia pun

    nyatanya tidak mempengaruhi sedikitpun di medan perang. Akan tetapi,

    serangan Serbia yang tidak juga berhenti itu setidaknya telah membuat sebagian

    anggota NATO menyarankan untuk mengambil tindakan keras terhadap Serbia.

    Ultimatum NATO dikeluarkan pada tanggal 10 Februari 1994. Sejak

    itulah mulai tampak adanya keseriusan dalam penanganan konflik

    berkepanjangan antara tiga etnis penghuni negara Bosnia-Herzegovina ini. Hal

    itu diimbangi dengan melakukan tiga kali gelombang serangan udara selama

    tahun 1994. Serangan pertama terjadi pada tanggal 1 Maret 1994, serangan

    kedua terjadi pada tanggal 10 dan 11 April 1994, serta serangan ketiga pada

    bulan Novenber 1994. Menyadari bahwa NATO mulai berupaya secara

    maksimal untuk menghentikan perang membuat Serbia makin mengintensifkan

    pula pengepungan terhadap wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona aman.

    Sejumlah kota seperti Sebrenica, Goradze, dan Tuzla hampir sepenuhnya

    dibawah kontrol Serbia.

    Serbia rupanya terlalu kuat hingga tidak juga mau mematuhi perintah

    PBB. Sekitar 60 pesawat tempur NATO yang didukung oleh pasukan reaksi

    cepat PBB menyerang posisi-posisi militer Serbia-Bosnia pada tanggal 30

    Agustus 1995. Serangan tersebut terus berlanjut hingga tanggal 3 September.

  • 9

    Gelombang serangan udara NATO ini terus berlanjut hingga pertengahan

    September. Kondisi yang terjepit membuat Serbia-Bosnia menyatakan

    kesediaannya untuk menarik mundur senjata-senjata beratnya dari Sarajevo.

    Mereka juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan gencatan senjata.

    Momentum yang bagus ini dimanfaatkan oleh PBB dan NATO untuk kembali

    memaksa Serbia-Bosnia maju ke meja prundingan.

    Beberapa perundingan untuk mengatasi konflik bosnia antara lain yaitu:

    1. Rencana Vance-Owen

    Rencana Vance-Owen dirumuskan oleh Lord Owen, perwakilan

    Masyarakat Eropa dan Cyrus Vance, perwakilan PBB pada akhir Oktober 1992.

    Vance-Owen akan membagi Bosnia menjadi sepuluh provinsi otonom yaitu tiga

    untuk Muslim, tiga untuk Kroasia, tiga untuk Serbia, dan ibukota Sarajevo

    sebagai daerah netral.

    2. Owen-Stoltenberg

    Rencana ini digagas oleh Thorvald Stoltenberg dengan Cyrus Vance.

    Rancangan ini akan memberikan Serbia sebanyak 53 % dari wilayah Bosnia,

    Muslim sebanyak 30 %, dan Kroasia sebanyak 17 %.

    3. Kelompok Penghubung

    Contact Group atau Kelompok Penghubung yang terdiri Inggris,

    Perancis, Jerman, Rusia, dan Amerika pada. Rencana perdamaian ini akan

    memberikan 51 % wilayah kepada Federasi Muslim-Kroasia, sementara sisanya

    sebesar 49 % akan diberikan kepada Serbia-Bosnia.

  • 10

    4. Perjanjian Dayton

    Seiring gencarnya serangan udara NATO, kelompok kontak

    menyelenggarakan perundingan damai di Jenewa yang dihadiri oleh Serbia,

    Kroasia, dan Bosnia. Perundingan Jenewa ini kembali menegaskan pembagian

    wilayah Bosnia sebesar 51% untuk federasi Muslim-Kroasia dan siasanya

    sebesar 49 % untuk Serbia-Bosnia. Setelah dilakukan diskusi secara intensif,

    sebuah kesepakatan yang menyatakan untuk mengakhiri konflik diumumkan

    pada tanggal 21 November 1995 di Dayton, Amerika. Hasil perundingan

    tersebut ditandatangani di Perancis tanggal 14 Desember 1995.

    E. DAMPAK PERANG BOSNIA

    Federasi Yugoslavia semula beranggotakan enam republik bagian dan

    dua provinsi otonom. Enam republik bagian itu adalah Serbia, Montenegro,

    Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, dan Macedonia, ditambah dengan dua

    provinsi otonom dari republik Serbia yaitu Kosovo dan Vojvodina. Disintegrasi

    yang dilakukan masing-masing republik bagian memberikan dampak tersendiri.

    Perang Bosnia yang terjadi selama hampir empat tahun telah menyisakan

    dampak yang begitu hebat. Nilai kerugian akibat perang ini tak terhitung lagi

    dengan angka. Lebih dari 150.000 orang meninggal, lebih dari dua juta jiwa

    terusir dari rumahnya, gedung-gedung hangus terbakar, serta ratusan masjid dan

    gereja hancur tak berbentuk lagi. Jumlah itu terus bertambah seiring adanya

    penemuan dan identifikasi terhadap korban yang dibuang setelah dibunuh oleh

    milisi Serbia. Setiap desa maupun kota yang semula dihuni ribuan penduduk dari

  • 11

    berbagai etnis menjadi tampak lengang. Hanya tinggal beberapa yang masih

    bertahan di zona aman. Sebagian penduduk dibinasakan, sebagian lain terusir

    dari tempat tinggal mereka sendiri. Mereka yang terusir tak tahu harus kemana

    melangkahkan kakinya.

    Upaya perdamaian untuk menyelesaikan konflik Bosnia juga dilakukan

    sejumlah organisasi internasional berikut:

    1. ME (Masyarakat Eropa)

    Disintegrasi Uni Soviet dan Yugosavia telah melahirkan tiga

    konsekuensi yang nyata bagi ME (Masyarakat Eropa), yaitu: (1) kedua peristiwa

    tersebut telah mengalihkan perhatian ME dari urusan-urusan yang berkaitan

    dengan proyek ekonomi Eropa dan perluasan keanggotaan ME, (2) semakin

    memperjelas pengaruh Jerman dalam kebijakan-kebijakan ME, (3) munculnya

    kecenderungan untuk melakukan diplomasi dan kebijakan luar negeri bersama di

    kalangan negara-negara ME.

    2. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

    PBB memutuskan untuk mengeluarkan Yugoslavia dari badan dunia

    tersebut pada tanggal 24 September 1992. Semenjak itu permasalahan negara-

    negara bekas Yugoslavia ini menjadi maslah PBB. Badan perdamaian dunia ini

    secara aktif mensponsori perundingan-perundingan damai yang selalu dihimbau

    masyarakat internasional. Upaya PBB bagi Bosnia dinilai sejumlah pihak tidak

    terlalu efektif karena kurangnya ketegasan sanksi terhadap Serbia. Perundingan

    yang dilaksanakan tanpa adanya tekanan militer tidak akan banyak mengubah

  • 12

    keadaan. Sejumlah pasukan pelindung PBB yaitu UNPROFOR ditugasi untuk

    melindungi masyarakat sipil Bosnia dari serangan Serbia.

    3. NATO (North Atlantik Treaties Organisations)

    Semula NATO dibentuk sebagai benteng pertahanan Eropa dari ancaman

    komunis Uni Soviet. Kasus Bosnia-Herzegovina menjadi salah satu

    implementasi dari keberadaan organisasi ini. Suksesnya ultimatum NATO pada

    Februari 1994 ini diharapkan akan menjadi gencatan senjata secara menyeluruh.

    Sebagai kelanjutan aksi tersebut NATO mengupayakan serangan udara terhadap

    markas-markas persenjataan Serbia. Serangan udara tersebut cukup efektif

    karena berhasil membuat Serbia bersedia menyepakati perundingan damai.

    4. OKI (Organisasi Konferensi Islam)

    Aksi solidaritas terhadap pembantaian yang menimpa Bosnia tidak hanya

    dilakukan negara-negara Barat. Merasa satu keyakinan dengan etnis Muslim,

    sejumlah negara Islam yang tergabung dalam OKI turut mengupayakan

    perdamaian bagi Bosnia. OKI tampak beberapa kali melakukan perundingan.

    Negara-negara anggota OKI juga siap memasok senjata untuk Bosnia.

    Tampaknya jika Barat tidak benar-benar bertindak, anggota OKI tidak hanya

    akan berbicara dalam perundingan. Pengiriman senjata dan campur tangan

    anggota OKI dapat dipastikan akan segera dilakukan yang akan mengobarkan

    perang lebih besar.

    5. Indonesia dan GNB (Gerakan Non Blok)

    Presiden Izetbegovic menyempatkan diri berkunjung ke Jakarta untuk

    meminta bantuan kepada Indonesia. Tarmizi Taher, Menteri Agama yang

  • 13

    menjabat kala itu menyatakan hanya dapat memberikan bantuan doa untuk

    perjuangan rakyat Bosnia. Keengganan presiden Soeharto, untuk mengirim

    pasukan disebabkan Indonesia tidak ingin dianggap negara Islam oleh dunia.

    Presiden Suharto yang menjabat kala itu akhirnya mengirimkan pasukan

    Kontingen Garuda XIV yang dipimpin Letkol Eddi Budianto. Jumlah dan

    kemampuan pasukan Indonesia memang tidak seberapa namun setidaknya telah

    menunjukkan adanya solidaritas terhadap sesama Muslim.

    F. KESIMPULAN

    Bosnia-Herzegovina terletak di Semenanjung Balkan sebelah tenggara

    Eropa. Tiga etnis utama yang mendiami Bosnia yaitu etnis Muslim Bosnia, etnis

    Serbia-Bosnia, dan etnis Kroasia-Bosnia. Bosnia menjadi bagian Kerajaan

    Yugoslavia yang bertransformasi menjadi Republik Federasi Yugoslavia di

    bawah pimpinan Josip Broz Titto.

    Akhir tahun 1990 menjadi masa paling pahit bagi Federasi Yugoslavia.

    Terjadi dominasi kekuasaan oleh Serbia di dalam tubuh federasi yang membuat

    Slovenia dan Kroasia sepakat untuk melepaskan status keanggotaannya sebagai

    republik bagian Yugoslavia. Dua republik tersebut mengumumkan

    kemerdekaannya pada tanggal 25 Juni 1991. Bosnia-Herzegovina memutuskan

    untuk mengikuti jejak Slovenia dan Kroasia.

    Serbia menyerang Bosnia-Herzegovina setelah Bosnia memproklamirkan

    diri pada tanggal 6 April 1992. Serbia juga melakukan pembersihan terhadap

    etnis Muslim dan etnis Kroasia sebagai upaya untuk membangun kembali Serbia

  • 14

    Raya di bekas Yugoslavia. PBB dan NATO tidak dapat menghentikan

    kekejaman Serbia. Serbia baru bersedia mematuhi PBB dan NATO setelah

    dilakukan serangan udara secara intensif oleh NATO. Seiring dengan serangan

    udara tersebut, diselenggarakan perundingan maraton di Jenewa, New York, dan

    Dayton. Perang tersebut dapat dihentikan dengan membentuk federasi dari

    ketiga pihak melalui Perjanjian Dayton yang disepakati pada tanggal 21

    November 1995 di Dayton, Ohio.

    G. DAFTAR PUSTAKA

    BUKU:

    Afred Suci. 2011. 151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan.

    Jakarta: Wahyumedia.

    Agus Surata dan Tuhana Taufik A. 2002. Runtuhnya Negara Bangsa.

    Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta Press.

    Ahmad Suhelmi. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia.

    Astrid D. H. & Faisal A. Nadif. 2011. Sejarah Perang-Perang Besar di Dunia.

    Yogyakarta: Familia.

    Brzezinski, Zbigniew. 1992. The Grand Failure : The Birth and Death of

    Communism in the Twentieth Century, a. b. Tjun Surjaman Kegagalan

    Besar: Muncul dan Runtuhnya Komunisme dalam Abad Kedua Puluh.

    Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Cholisin, dkk. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: FIS UNY.

    Chrisanne Bekner & Eddy Soetrisno. 2001. 100 Kota Besar Bersejarah di

    Dunia. Jakarta: Ladang Pustaka & Intimedia.

    Dahrendorf, Ralf. 1992. Refleksi atas Revolusi di Eropa. Jakarta: Yayasan SPES.

    Denton, Gillian. 2007. Sejarah Dunia. London: Dorling Kindersley.

  • 15

    Dwi Susanto & Zainnudin Djafar. 1990. Perubahan Politik di Negara-Negara

    Eropa Timur. Jakarta: Gramedia.

    Ebenstain, William. 2006. Isme-isme yang Mengguncang Dunia. Yogyakarta:

    Narasi.

    Emidevi Y. G. Alejandro. 2007. 41 Diktator Zaman Modern: Mengejar Memuat

    Tragedi. Jakarta: Visi Media.

    Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor

    Indonesia.

    Farid Gaban & Uchrowi. 1993. Dor Sarajevo! Sebuah Liputan Jurnalistik

    Nestapa Muslim Bosnia. Bandung: Mizan.

    Firdaus Syam. 2007. Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan

    Pengaruhnya Terhadap Dunia ke-3. Jakarta: Bumi Aksara.

    Glenny, Misha. 1998. The Fall of Yugoslavia: The Third Balkan War. New York:

    Penguin Books.

    Gorbacev, Mikhail. 1987. Perestorika Pemikiran Baru untuk Negara Kami dan

    Dunia. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama.

    Gottschalk, Louis. 1975. Understanding History: A Primer of Historical Methode,

    a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.

    Helius Sjamsuddin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta :

    Depdikbud.

    Huntington, Samuel P. 1996. The Clash of Civilization and Remaking the New

    World Order, a. b. M. Sadat Ismail, Benturan Antarperadaban dan Masa

    Depan Politik Dunia. Yogyakarta: Qalam.

    Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.

    Mac Eoin, Gary. 1951. Comunist War on Religion. New York: The Devin-adair

    Company.

    Malcom, Noel. 1996. Bosnia: A Short History. London: Papermac.

    Marwati Djoened Poesponegoro. 1982. Tokoh dan Peristiwa dalam Sejarah

    Eropa. Jakarta: Erlangga.

    Milovan Djilas. 1963. Talking to Stalin, a.b. Saini K. M., Percakapan dengan

    Stalin. Bandung: Kiwari.

  • 16

    Mosanto Luka. 2008. Tangan Besi 100 Tiran penguasa Dunia. Yogyakarta: Galang Press.

    Muhammad Abdul Munim. 1992. Al Busnah wal Hersik Ummah Tudzbah wa Syuab Yubaad, a. b. Abdul Haris Rifai dan Abdullah Aly, Jihad di Bosnia: Umat yang Dibantai, Bangsa yang Dibinasakan. Jakarta:

    Yayasan Al-Mukmin.

    Norris, H. T.. 1993. Islam in Balkans. Columbia: University of South Carolina

    Press.

    Ojong, P. K. 2006. Perang Eropa. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

    Paul Nunez, Jean. 1994. The Continuing Drama on Our Doorstep. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia:

    Confronting the New World Disorder. Swiss: Unit on Justice, Peace, and

    Creation World Council of Churches.

    Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

    Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Saut Pasaribu. 2009. Sejarah Perang Dunia: Awal Mula dan Berakhirnya

    Perang Dunia I dan II. Yogyakarta: Locus.

    Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya

    Aksara.

    Silber, Laura dan Allan Little. 1995. The Death of Yugoslavia. London: BBC.

    Soedjati Djiwandono, J. 1990. Pengaruh Pembaruan Gorbachev. dalam Dwi Susanto & Zainnudin Djafar (Ed.). Perubahan Politik di Negara-Negara

    Eropa Timur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha

    Ilmu.

    Syamsul Hadi. 1997. Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia.

    Jakarta: FoDis.

    Taufik Adi Susilo. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta:Garasi.

    Taufiqulhadi, T. 1994. Menembus Sarajevo: Kesaksian Pembersihan Etnik di

    Bosnia. Jakarta: Puspawara.

  • 17

    Tim Narasi. 2006. The Mass Killers of the Twentieth Century, a.b. Febiola Reza

    Wijaya, Pembunuh-pembunuh Masal Abad XX. Yogyakarta: Narasi.

    Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar

    Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

    Tjipta Lesmana. 1992. Runtuhnya Kekuasan Komunis. Jakarta: Erwin-Rika

    Press.

    Weinberg, Bill & Wilsnack, Dorie. 1994. War at The Crossroads: An Historical Guide Through The Balkan Labirynth. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia: Confronting the New World

    Disorder. Swiss: Unit on Justice, Peace, and Creation World Council of

    Churches.

    Weingartner, Erich. 1994. WCC/Cimade Mission to Serbian territories of Bosnia-Herzegovina Report. in Weingartner, Erich & Salter, Elisabeth (Eds.). The Tregedi of Bosnia: Confronting the New World Disorder.

    Swiss: Unit on Justice, Peace, and Creation World Council of Churches.

    Yene, Bill. 2004. 100 Kejadian yang Mengubah Sejarah Dunia. Jakarta:

    Delapatrasa.

    SKRIPSI:

    Anisa Nurhayati. 2011. Kemerdekaan Slovenia 1991: Klimaks Nasionalisme

    Etnis Slovenia untuk Merdeka. Yogyakarta: UNY.

    Anton Riyadi. 2011. Perang Kroasia 1991: Titik Puncak Nasionalisme Etnis

    Kroasia dalam Memperoleh Kemerdekaan. Yogyakarta: UNY.

    Dafri. 1996. Konflik Etnik Pasca Perang Dingin: Studi Kasus Yugoslavia.

    Yogyakarta: UGM Press.

    Maryani. 2000. Disintegrasi Yugoslavia: Suatu Nasionalisme yang Gagal.

    Yogyakarta:UNY.

    Muhammad Fendi Aditya. 2010. Kemerdekaan Kosovo: Klimaks dari Konflik

    yang Berkepanjangan (1945-2008). Yogyakarta: UNY.

    Soelistyati Ismail Ghani. 1993. Disintegrasi di Yugoslavia dan Faktor

    Penyebabnya. Yogyakarta: UGM.

  • 18

    Sudrajat. 1998. Peranan Joseph Broz Tito dalam Sistem Politik Ekonomi dan

    Sosio Kultural Yugoslavia 1941-1980. Yogyakarta: UNY.

    Walgito. 2001. Kejatuhan Kekuasaan Rezim Milosevic di Yugoslavia.

    Yogyakarta: UGM.

    MAJALAH:

    Andi Reza Rohadian. 1993. Memancing di Air Keruh. Tempo. No. 29.

    Andi Reza Rahardian. 1993. Pasukan Bosnia Pecah?, Tempo, No. 32.

    BSU. 1992. Akankah Mereka Pulang. Tempo. No. 32.

    BSU & LPS. 1993. Potret Berdarah dari Dalam. Tempo. No. 4.

    Didi Prambadi. 1993. Palestina Kedua?. Tempo, No. 12.

    Didi Prambadi. 1993. Di Balik Tuntutan Aneh Izetbegovic, Tempo, No. 29.

    Didi Pambadi. 1992. Indonesia, Bosnia, dan KTT Non Blok. Tempo. No. 26.

    Didi Prambadi. 1994. Bosnia Tak Lagi Menunggu, Tempo, No. 49.

    DP. 1993. Setelah Barat Angkat Tangan. Tempo. No. 15.

    DP. 1994. Kesaksian Seorang Perwira. Tempo. No. 46.

    Farida Sendjaja. 1992. Adakah Kamp Lain?, Tempo, No. 26.

    FS. 1992. Akankan Suara Islam Membawa Damai?, Tempo, No. 26.

    FS. 1992. Tiga Wajah Hitam Serbia. Tempo. No. 52.

    FS. 1993. Kisah Mereka yang Hamil. Tempo. No. 1.

    FS.1993. Perjalanan Meninggalkan Masa Lalu. Tempo. No. 4.

    Indrawan. 1993. Serbia Memang Siap Berperang. Tempo. No. 25.

    LPS. 1992. Perang Terus Berlangsung, Tempo, No. 33.

    LPS & DP. 1993. Hari-hari Menetukan. Tempo. No. 47.

    Siti Nurbaiti. 1993. Operasi Yahudi di Balkan, Tempo, No. 16.

    Siti Nurbaiti. 1993. Senjata Untuk Bosnia. Tempo. No. 18.

  • 19

    Sri Wahyuni dan Wahyu Muryadi. 1993. Beri Kami Senjata. Tempo. No. 25.

    ST. 1992. Antara Kabar dan Kebenaran. Tempo. No. 26.

    INTRENET:

    http://maps.nationmaster.com/country/bk/1

    http://id.wikipedia.org/wiki/Upaya_perdamaian_krisis_Yugoslavia

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/AlijaIzetbegovic1.j

    pg/220px-AlijaIzetbegovic1.jpg

    http://www.slobodan-milosevic.org/images/milosevic-1.jpg

    http://www.theatlantic.com/infocus/2012/04/20-years-since-the-bosnian-

    war/100278/

    http://boufosnews.wordpress.com/2011/06/05/bosnian-serb-war-fugitive-ratko-

    mladic-captured-photos-from-history-mladic

    http://boufosnews.files.wordpress.com/2011/06/bp31.jpg

    http://eizbori.com/wp-content/uploads/2012/04/vojislav-seselj-nekad-i-sad-u-

    mladisti-kao-dete.jpg

    http://www.leftfutures.org/wp-content/uploads/2011/01/lorddavidowen1.jpg

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/84/CyrusVanceSoS.jp

    g/220px-CyrusVanceSoS.jpg

    http://www.unhcr.org/thumb1/4a0178724.jpg

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Bosnia_dan_Herzegovina

    http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Flag_of_Republika_Srpska.svg&usg

    http://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_the_Croatian_Republic_of_Herzeg-

    Bosnia&usg

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/14/Logo_of_the_JNA.

    svg/150px-Logo_of_the_JNA.svg.png

    http://www.documentingreality.com/forum/f166/srebrenica-massacre-july-1995-

    a-17523/

  • 20

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d2/Klepci_1992.jpg

    http://www.militaryphotos.net/forums/showthread.php%3F31537-Pictures-from-

    Yugoslav-civil-war-91-99/page3&usg

    http://voiceofserbia.org/sites/default/files/styles/large/public/field/image/pocasna

    -paljba_0.jpg?itok=kVI0EFNt

    http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/895366/895366,13236923

    59,3/stock-photo-sarajevo-bosnia-april-french-united-nations-soldiers-await-the-

    arrival-of-four-helicopters-90627208.jpg

    http://i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/00788/bosnia-nato-

    british_788784c.jpg

    http://teamexpansion.org/blogs/thecall/

    http://adriatic-travel.hr/wp-content/uploads/2013/06/mostar_bridge1.jpg

    http://cdn.theatlantic.com/static/infocus/bosnia041312/b08_08527489.jpg

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/53/Sarajevo_martyrs_memor

    ial_cemetery_2009_2.jpg&

    http://media3.washingtonpost.com/wp-srv/photo/gallery/090821/GAL-

    09Aug21-2508/media/PHO-09Aug21-175148.jpg

    http://awcungeneva.files.wordpress.com/2011/05/srebrenica_reuters_art.jpg

    http://bosniangenocide.wordpress.com/2011/05/21/photo-album-siege-of-

    sarajevo-during-bosnian-genocide/

    http://srebrenica-genocide.blogspot.se/2011/01/neutrality-and-absence-of-

    reckoning.html

    http://royalmind.files.wordpress.com/2013/02/sarajevo-markale-market-

    massacre-1995.jpg

    http://genocideinbosnia.wordpress.com/tag/bosnian-war/

    http://yasnigomez.wordpress.com/2013/01/02/pembantaian-muslim-di-bosnia/

    cover 2.pdfringkasan 2