88351241 laporan kuliah lapangan manoko
TRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH LAPANGAN
TAMAN MANOKO LEMBANG DAN SEKITARNYA
6 JUNI 2010
SUKU YANG DITUGASKAN :
1. CAESALPINIACEAE
2. ASTERACEAE
3. ZINGIBERACEAE
4. URTICACEAE
5. CANNACEAE
6. SAPINDACEAE
KELOMPOK : 11
NENENG SARININGSIH (10060309057)
MUTIARA CITRA ARIFIEN (10060309058)
AYU NUR RACHMAWATI (10060309062)
SITI NUR AMALIA (10060309059)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2010
PENDAHULUAN
1. Suku Caesalpiniaceae (Johar – joharan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas :
Bangsa :
Suku : Caesalpiniaceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus : Pohon atau perdu, jarang herba, kadang – kadang memanjat, ada yang
berduri.
Batang : Bulat, berkayu.
Daun : Daun umumnya majemuk pinatus, jarang yang bipinatus,
unifoliolatus atau daun tunggal, letaknya tersebar, ada pilvinus dan ada
stipula.
Bunga / Perbungaan : Bunga dalam perbungaan rasemus, setiap bunga umumnya biseksual
dan zigomorf. Kaliks umumnya 5 sepal, korola 5 petal paling atas
letaknya lebih ke dalam dan lebih kecil dari yang lain. Stamen
umumnya 10, kadang - kadang terdapat staminodia, diskus bisa
terdapat sekeliling ovarium. Ovarium superus, terdiri dari 1 karpel, 1
ruang 1- banyak ovula pada plasenta marginal.
Buah : Buah legum, kadang – kadang menyerupai drupa atau samara.
Penyebaran
Pemanfaatan
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Caesalpiniaceae, yaitu :
1. Peltophorum pterocarpum (soga)
2. Dialium indum (asam keranji)
3. Delonix regia (flamboyan)
4. Haematoxylum campechianum
5. Cassia alata (ketepeng)
6. Cassia fistula (tengguli)
7. Cassia multijuga
8. Cassia siamea (johar)
9. Caesalpinia sappan (secang)
10. Caesal pulcherrima (kembang merak)
11. Tamarindus indicus (asam)
12. Bauhinia purpurea
13. Cassia bicapsularis
2. Suku Asteraceae (Sembung - sembungan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus : Herba, perdu, atau tumbuhan memanjat, jarang terdapat dalam bentuk
pohon.
Batang : Bervariasi mulai dari batang lunak herba sampai berkayu. Beberapa
berbulu. Penampang melintang batang bervariasi (segiempat, bulat,
dll). Kadang bergetah.
Daun : Daun tunggal, terbagi, atau majemuk. Filotaksis tersebar atau
dekusatus, tanpa stipula.
Bunga / Perbungaan : Perbungaan kapitulum, dikelilingi involukrum. Satu perbungaan
tampak seperti satu bunga dan disebut psedantium. Setiap bunga
bi/uniseksualis, aktinomorf atau zigomorf, ada atau tidak ada braktea
berbentuk selaput (palea) atau rambut-rambut keras. Berdasarkan
letaknya, dibedakan antara bunga tepi dan bunga tengah. Korola 5
helai. Berdasarkan bentuk korola, terdapat bunga dengan korola
berbentuk tabung, berbentuk pita, atau berbibir 2. Kombinasinya
adalah bunga tepi berbentuk pita, bunga tengah berbentuk tabung,
bunga tepi dan bunga tengah berbentuk pita; bunga tepi dan bunga
tengah berbentuk tabung; bunga tepi dan bunga tengah berbibir 2.
Kaliks berubah menjadi rambut-rambut atau sisik, disebut papus.
Stamen umumnya 5, epipetal, singenesis (antera bersatu), sering
lebih dahulu masak dari pistilum (bunga protrandri). Ovarium inferus,
1 ruang, 2 karpel, 1 ovul, stilus bercabang 2.
Buah : Akhen dengan papus yang persisten (tampak seperti parasut pada saat
diterbangkan angin). Sering terdapat sel getah dan kelenjar minyak.
Penyebaran
Suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari
1.100 marga yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo
(1996:334) suku Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies.
Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang
penting kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan
menjaga keseimbangan ekosistem.
Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia,
terutama didaeah topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola
penyebarannya adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling
cocok adalah pada wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat
seperti ini dapat ditemui dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon.
Berdasarkan data kawasan Coban Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon
Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada ketinggian kurang lebih 1200 m di atas
permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C dengan curah hujan berkisar 1721
mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan konservasi dan wisata.
Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa beberapa tumbuhan
suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo adalah Ageratum Conyzohdes,
Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.)
DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari ekosistem di Coban Rondo
yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh penting dalam
mempertahan keberlangsungan ekosistem. Di sisi lain pada kawasan Coban Rondo terdapat
dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka perlu
diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora
dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.
Pemanfaatan
Asteraceae memiliki nilai ekonomi, sebab terkait dengan fungsinya antara lain
sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga dipasaran yang relatif baik.
Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan suku Asteraceae
mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi sekarang ini sangat
dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan pengaruh zat-zat
kimia.
Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan Asteraceae ini berperawakan
terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah terjadinya erosi
karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu :
1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butir-
butir hujan tersebut dapat direduksi.
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh
aliran permukaan.
3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air
permukaan menjadi berkurang.
4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi
bertambah.
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Asteraceae, yaitu :
1. Achillea millefolium (daun seribu)
2. Artemisia vulgaris (lokatmala)
3. Ageratum conyzoides (babadotan)
4. Anaphalis javanica (tropical edelweiss)
5. Blumea balsamifea (sembung)
6. Chrysanthemum cinerariifolium (piretrum)
7. Crassocephalum crepidioides (sintrong)
8. Dahlia rosea (dahlia)
9. Eclipta prostrata (urang-aring)
10. Eupatorium inuliifolium (ki runyuh)
11. Gerbera jamesonii (herbras)
12. Eupatorium riparium (teklan)
13. Helianthus annuus (bunga matahari)
14. Lactuca sativa (selada bokor)
15. Sonchus arvensis (jombang, tempuyung)
16. Tithonia diversifolia (ki pait)
17. Cosmos caudatus (kenikir)
18. Elephantopus scaber (tapak liman)
19. Emilia sonchifolia (tempuh wuyung)
20. Gynura procumbens (daun dewa)
3. Suku Zingiberaceae (Temu - temuan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Anak Kelas : Zingiberidae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus : Herba yang aromatis, dengan rizoma simpodial yang tebal dan
beramilum.
Batang : Bulat.
Daun : Daun distikha, berpelepah (juga membentuk batang semu), petiolus
panjang atau kadang – kadang pendek atau tidak ada, lamina
menggulung waktu muda, urat daun pinatus yang sejajar satu sama
lain, terdapat ligula antara petiolus dan pelepah.
Bunga / Perbungaan : Perbungaan berupa spika atau serupa kapitulum membawa braktea –
braktea yang tersusun spiral, setiap braktea membawa bunga – bunga
dalam simosa atau tunggal. Setiap bunga biseksual, zigomorf, sepal 3
bersatu di bawah membentuk tabung, petal 3, stamen fertil 1, 2
petaloid staminodium bersatu menjadi labelum, petaloid staminodium
yang lain lebih kecil, ovarium inferus, 3 karpel, 1-3 ruang, ovula
banyak stilus umumnya terletak pada celah dari filamen dan antara
kedua teka dari antera.
Buah : Buah kapsula atau baka.
Penyebaran
Pemanfaatan
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Zingiberaceae, yaitu :
1. Hedychium hibrid
2. Boesenbergia pandurata (temu kunci)
3. Catimbium malaccensis (laja goah)
4. Curcuma aeruginosa (temu ireng)
5. Curcuma domestica (kunyit)
6. Curcuma heyneana (temu giring)
7. Curcuma mangga (temu mangga, koneng joho)
8. Curcuma purpurascens (temu tis)
9. Curcuma soloensis (temu bayi)
10. Curcuma xanthorrhiza (temu lawak)
11. Curcuma zedoria (temu putih)
12. Elettaria cardamomum (kapulaga)
13. Hedychium coronarium (gandasoli)
14. Kaempferia galanga (kencur)
15. Kaempferia rotunda (kunci pepet)
16. Languas galanga (laos)
17. Nicolaia speciosa (kecombrang)
18. Zingiber amaricans (lempuyang pahit)
19. Zingiber aromaticum (lempuyang wangi)
20. Zingiber zerumbet (lempuyang gajah)
21. Zingiber officinale (jahe)
22. Zingiber purpureum (bangle)
4. Suku Urticaceae (Jelatang - jelatangan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Anak Kelas :
Bangsa : Urtirales
Suku : Urticaceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus :
Batang :
Daun :
Bunga / Perbungaan :
Buah :
Penyebaran
Pemanfaatan
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Urticaceae, yaitu :
1. Boehmeria nivea (rami)
2. Laportea interrupta (jelatang)
5. Suku Cannaceae (Tasbih - tasbihan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Anak Kelas :
Bangsa :
Suku : Cannaceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus : Herba perenial, mempunyai rizoma.
Batang : Bulat.
Daun : Daun terdiri dari vagina, petiolus dan lamina, tunggal, urat daun
pinatus yang satu sama lain sejajar, letak daun dalam spiral, daun
muda menggulung.
Bunga / Perbungaan : Bunga dalam perbungaan spika atau panikula, setiap bunga biseksual,
zigomorf, sepal 3 persisten, petal 3. Stamen pada dasarnya 6 helai, 3
dari lingkaran luar steril berbentuk petal disebut petaloid
staminodium, dari lingkaran dalam juga petaloid, salah satu
membawa 1 teka dari antera yang melekat di pinggir disebut stamen
setengah fertil, ovarium inferus dengan 3 karpel dan 3 ruang, ovula
beberapa tiap ruang, stilus petaloid.
Buah : Buah kapsula, eksokarp berpapila.
Penyebaran
Pemanfaatan
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Cannaceae, yaitu :
1. Canna indica
2. Canna coccinea (tasbih)
3. Canna edulis (ganyong)
6. Suku Sapindaceae (Rambutan - rambutanan)
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Anak Kelas :
Bangsa : Sapindales
Suku : Sapindaceae
Ciri-ciri Morfologi Umum
Habitus :
Batang :
Daun :
Bunga / Perbungaan :
Buah :
Penyebaran
Pemanfaatan
Beberapa jenis tumbuhan dari suku Sapindaceae, yaitu :
1. Ganophyllum falcatum (mangir)
2. Fillicium decipiens (ki sabun)
3. Sapindus rarak (rerak)
4. Nephelium lappaceum (rambutan)
5. Euphoria longan (lengkeng)
6. Litchi chinensis (leci)
HASIL PENGAMATAN
Daftar Jenis Tumbuhan
NO. NAMA JENIS SUKUNAMA
LOKAL
BENTUK
HIDUP
1. Sonchus arvensis Asteraceae Tempuyung Herba
2. Tithonia diversifolia Asteraceae Ki pait
3. Canna indica Cannaceae Kana
4. Artemisia vulgaris Asteraceae Lokatmala
5. Dahlia pinnata Asteraceae Dahlia
6. Chrysanthemum cinerarifolium
Asteraceae Krisan
7. Eupatorium inulifolium Asteraceae Ki rinyuh
8. Euphoria longan Sapindaceae Lengkeng
9. Taraxacum officinale Asteraceae Jombang
10. Gynura procumbens Asteraceae Sambung nyawa
11. Stevia rebandiana Asteraceae Sari manis
12. Zingiber officinale Zingiberaceae Jahe
1. Sonchus arvensis
a. Nama Ilmiah : Sonchus arvensis
Indonesia : Tempuyung
Sunda : Jombang, J. lalakina, Galibug, Lempung, Rayana
Inggris : Sow thistle
Jawa : Tempuyung
China : Niu she tou
Perancis : Laitron des champs
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Sonchus
Spesies : Sonchus arvensis
c. Pertelaan
Jombang atau tempuyung tumbuh liar di
tempat terbuka yang terkena sinar matahari
atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing,
tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang
ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan
yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan
pada daerah yang banyak turun hujan pada
ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Terna tahunan,
tegak, tinggi 0,6 - 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat.
Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada
pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung
runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm,
lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya
lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan
berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum,
warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. Buah kotak,
berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat
kekuningan.
Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan
yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. Batang muda dan daun
walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan dengan biji.
d. Kegunaan
1. Batu saluran kencing
Caranya :
a. Daun kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa
150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam
sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah (Nasturtium
montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari
gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-
nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-
masing 3/4 gelas.
c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masing-
masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya.
Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.
2. Batu empedu
Caranya :
Daun segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap
bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari.
3. Disentri
4. Wasir
5. Rematik goat
6. Radang usus buntu (apendisitis)
7. Radang payudara (mastitis)
Caranya :
Tumbuhan segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
8. Bisul
Caranya :
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.
9. Beser mani (spermatorea)
10. Darah tinggi (hipertensi)
11. Luka bakar
12. Pendengaran kurang (tuli)
Caranya :
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai
halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli.
Lakukan 3-4 kali sehari.
13. Memar
e. Kandungan kimia
1. oc – laktuserol
2. P – laktuserol
3. Manitol
4. Inositol
5. Silika
6. Kalium
7. Flavonoid
8. Taraksasterol
f. Ekologi
Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau
sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang
ditanam sebagai tumbuhan obat
g. Frekuensi
Banyak.
h. Status
Tidak dilindungi.
i. Penyebaran Geografi
Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak
turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl.
j. Cara Tanam
2. Tithonia diversifolia
a. Nama Ilmiah : Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray
Indonesia : Kembang bulan
Inggris : Tree marigold
Cina : Wang ye kui
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tithonia
Spesies : Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray
c. Pertelaan
Habitus tumbuhan ini perdu, tinggi ± 5 m.
Batangnya tegak, bulat berkayu, hijau. Tunggal,
berseling, panjang 26-32 cm, ujung dan pangkal
runcing,tulang daun menyirip. Bunganya
majemuk, di ujung ranting, tangkai bulat,
kelopak berbentuk tabung, mahkota lepas.
Tithonia diversifolia, semak menahun
dengan stolon di dalam tanah, tinggi hingga
mencapai 9 m. Daun berseling, berbentuk bulat telur sampai bulat telur-belah ketupat,
atau bulat telur-memanjang, tepi daun bergerigi. Perbungaan tumbuh pada bagian
aksiler atau terminal dan soliter, bunga berbentuk tabung, mahkota bunga berwarna
kuning, kepala sari berwarna hitam dan di bagian atasnya berwarna kuning.
d. Kegunaan
1. Sakit perut kembung
Caranya :
± 7 gram daun segar kembang bulan, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 25
menit, setelah dingin disaring, hasil saringan diminum.
e. Kandungan kimia
1. Saponin
2. Polifenol
3. Flavonoida
f. Ekologi
Tithonia diversifolia tumbuh pada ketinggian 200—1500 m dpl., tumbuhan ini
toleransi pada pemangkasan yang berlebihan.
g. Frekuensi
h. Status
Tidak dilindungi
i. Penyebaran Geografi
Tithonia diversifolia merupakan tumbuhan asli dari Meksiko dan Amerika
Tengah; tumbuhan ini telah diintroduksi di sebagian besar negara-negara tropis, dan
telah dapat tumbuh alami di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara.
j. Cara Tanam
3. Canna indica
a. Nama Ilmiah : Canna indica L.
Indonesia : Bunga kana, Bunga tasbih, Ganyong hutan
Inggris : Canna, Poloke, Indian-shot
Philipina : Tikas
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna indica L.
c. Pertelaan
Terna besar, tahunan, tinggi mencapai 2 m.,
dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal seperti ubi.
Daun besar dan lebar, nyirip jelas warna hijau (ada yang
berwarna tengguli). Bunga besar dengan warna-warna
cerah (merah, kuning) tersusun dalam rangkaian
berbentuk tandan. Buah berupa buah kendaga, biji
banyak, bulat. Hampir selalu ditanam sebagai tanaman
hias, tapi tumbuh liar di hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 dari
permukaan laut. Jenis lain, Canna edulis Ke Gawl. (Ganyong) mempunyai kelopak
bunga lebih kecil, daun hijau tengguli dengan ping lebih tengguli. Ditanam sebagai
tanaman hias, rimpangnya dapat dimakan, di Australia sebagai penghasil tepung yang
dikenal sebagai "arrowroot of Queensland".
d. Kegunaan
1. Acute Icteric Hepatitis
Minum rebusan akar 60-120 gr (dosis maksimal 20 gr) sehari. Bagi untuk 2 kali
minum (selama 20 hari, maksimal 47 hari).
2. Menghentikan pendarahan
10-15 gr bunga direbus lalu diminum airnya.
3. Keputihan
15-30 gr akar, ketan dan daging ayam di tim.
4. Penurun panas
5. Hipertensi
6. Disentri
7. Sakit kuning
8. Batuk darah
9. Luka berdarah
10. Radang kulit bernanah
11. Jerawat
12. Haid banyak
e. Kandungan kimia
1. 6 substansi phenol
2. 2 terpene
3. 4 coumarin
4. Pati
5. Glukosa
6. Lema alkaloid
7. Getah
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
Kana merupakan tanaman hias yang berasal dari daerah tropis. Tanaman ini
dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sebutan lain yang ditujukan untuk
bunga kana antara lain "bunga tasbih" atau "kembang ganyong".
j. Cara Tanam
4. Artemisia vulgaris
a. Nama Ilmiah : Artemisia vulgaris L.
Indonesia : Lokatmala, Baru Cina
Inggris : Mugwort, Common wormwood, Felon
Thailand : Ngai curu
Philipina : Damong Maria
China : Ai ye
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Artemisia
Spesies : Artemisia vulgaris L.
c. Pertelaan
Tanaman semak menahun, tinggi 30-90 cm.
Batang berkayu, bulat, bercabang, warna putih kotor.
Daun tunggal, tersebar berbulu, panjang 8-12 cm, lebar
6-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas hijau,
permukaan bawah keputih-putihan. Bunga majemuk,
bentuk malai di ketiak daun dan di ujung batang, kecil,
warna cokelat
d. Kegunaan
1. Nyeri Haid
Ramuan
Herba Baru Cina 2 gram
Daun Poko 3 gram
Rimpang Teki 3 gram
Hcrba Jung Rahab 2 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan
Dibuat infus, diseduh atau dipipis
Cara pemakaian
Diminum 1 kali sehari, 100 ml
Lama pengobatan
Diulang selama 3 hari
2. Haid Tidak Teratur
Ramuan
Herba Baru Cina 2 gram
Daun Poko 3 gram
Rimpang Teki 3 gram
Hcrba Jung Rahab 2 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan
Dibuat infus, diseduh atau dipipis
Cara pemakaian
Diminum 1 kali sehari, 100 ml
Lama pengobatan
Diulang selama 3 hari
3. Wasir
Ramuan
Herba Baru Cina segar 2 gram
Daun Wungu segar 7 lembar
Herba Patikan Cina segar 3 gram
Daun Duduk 3 gram
Herba Pegagan segar 1 genggam
Air 110 ml
Cara pembuatan
Dibuat infus, dipipis atau pil
Cara pemakaian
Dipipis, dimnium 1 kali sehari 1/4 cangkir. Pil, diminum 3 kali sehari 9 pil
Lama pengobatan
Diulang selama 14 hari
4. Kencing manis
Ramuan
Umbi bawang merah 4 gram
Buah buncis (dirajang)15 gram
Daun salam (dirajang) 10 helai
Air 120 ml
Cara pembuatan
Dibuat infus
Cara pemakaian
Diminum sehari 1 kali 100 ml
Lama pengobatan
Diulang selama 14 hari
5. Demam pada anak-anak
Ramuan
Umbi bawang merah secukupnya
Minyak kelapa secukupnya
Minyak kayu putih secukupnya
Cara pembuatan
Diremas-remas
Cara pemakaian
Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan
tangan pada anak yang demam
6. Perut kembung pada anak-anak
e. Kandungan kimia
1. Minyak atsiri
2. Zat pahit artemisin
3. Kuebrakit,
4. Tauremisin
5. Sitosterina
6. Adenina
7. Tetrakosanol
8. Fcrneol
9. Stigmasterina
10. Amirin
11. Tanin
12. Resin
f. Ekologi
Tumbuh liar pada ladang dan perkebunan pada daerah ketinggian 500-3000 m
dpl. Tumbuhan ini menyenangi tanah yang cukup lembab dan kaya humus, tumbuh liar
di hutan dan ladang.
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
5. Dahlia pinnata
a. Nama Ilmiah : Dahlia pinnata Cav.
Indonesia : Dahlia
Inggris : Dahlia
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Dahlia
Spesies : Dahlia pinnata Cav.
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Dahlia termasuk tanaman hias
yang terlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari Royal
Botanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat. Walaupun
perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200 varietas.
Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masa penjajahan di abad ke
19. Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagai
belahan dunia. Di luar negeri, bunga ini mempunyai prospektif sehingga dibentuk
kelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National Dahlia
Society of United kingdom dan American Dahlia Society.
j. Cara Tanam
Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan.
2. Media Tanam
1. Tanaman dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung
humus, memiliki tata udara baik dan gembur.
2. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara pH=6,0-8,0.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700-
1.000 m dpl.
Pedoman Budidaya
1. Pembibitan
Teknik Penyemaian Bibit
1. Perbanyakan generatif dengan benih : Dilakukan pada dahlia mini untuk
mendapatkan warna bunga yang baru dan lebih bervariasi. Benih berasal dari
tanaman dahlia yang sehat berumur 5 bulan. Benih langsung disemai di atas
persemaian yang telah disiapkan. Bedengan persemaian dibuat di atas tanah
dengan lebar 1 m dan panjang tergantung besar lahan dengan arah Utara-Selatan.
Bedengan dibuat dari campuran humus, pupuk kandang sapi dan tanah yang
subur dengan perbandingan 1:1:1. Tinggi bedengan 5 cm. Bibit disebarkan merata
di atas bedengan dan ditutup tipis-tipis dengan tanah. Pada musim kemarau
bedengan ditutup dengan daun pisang yang telah dicuci atau karung goni yang
bersih agar kelembaban bedengan terjaga. Bedengan perlu diberi naungan bila
persemaian dilakukan pada musim hujan. Naungan berupa plastik transparan
setinggi 80 cm di sisit timur dan 60 cm di sisi barat. Setelah benih berkecambah
dan berdaun dua helai, penutup (daun pisang/karung goni) dibuka. Bibit
dipelihara dipersemaian sampai berdaun sempurna 2 buah, pada stadia ini akar
tanaman belum menyentuh dasar bedengan dan dipindahtanamkan ke polibag
transparan 18x15 cm berisi campuran sekam dan pupuk kandang sapi (6:1).
Setelah tanaman berdaun 6 helai, dilakukan pindahtanam kedua ke dalam polybag
transparan 30x20 cm berisi media yang sama. Di dalam polybag ini tanaman
dipelihara sampai berbunga selama 1,5-2 bulan dan siap untuk dijual.
2. Perbanyakan vegetatif dengan stek : Dilakukan pada dahlia mini untuk
mendapatkan bunga dengan warna dan bentuk yang sama dan untuk dahlia besar
yang tidak dapat berbiji. Bahan stek diambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-
10 cm. Untuk menghindari penyakit, gunakan pisau stek/pisau tajam yang bersih
untuk memotong tunas. Pembibitan dilakukan di polybag transparan 30x20 cm
berisi campuran sekam padi dan pupuk kandang (6:1) dan dipelihara sampai siap
jual tanpa dipindahtanam selama 3 hari.
3. Perbanyakan vegetatif dari ubi : Dilakukan pada dahlia kaktus dan semi kaktus.
Ubi diambil dari tanaman berumur 7 bulan. Untuk mendapatkan ubi, batang
tanaman yang telah habis masa berbunga pertamanya dipotong sampai 10 cm dari
permukaan tanah.Tanah digali dan ubi diangkat bersama dengan batang
utamanya.
2. Pemeliharaan Penyemaian
1. Tanaman di Persemaian : Selama persemaian tanaman disiram satu hari sekali
dan tidak diberi pupuk karena makanan sudah cukup banyak didapatkan dari
bedengan. Penyiangan gulma harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak
merusak bibit yang masih mudah rusak.
2. Tanaman di dalam polibag : Tanaman disiram 1-2 hari sekali (pagi-sore) kecuali
jika hari hujan. Gulma jarang tumbuh, jika ada disiangi dengan cara dicabut atau
diambil dengan cangkul kecil Untuk mencegah hama/penyakit, tanaman
disemprot dengan pestisida antracol/Basudin 2 minggu sekali di saat pergantian
musim kemarau-hujan dan musim hujan. Pupuk daun Gandasil dan 1 gram NPK
diberikan 1 minggu sekali.
Pengolahan Media Tanam
1. Penanaman di Polybag (dahlia mini dan dahlia besar)
2. Media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (6:1) dicampur merata.
3. Masukkan media ke dalam polybag 30 x 20 cm sampai mengisi 90 prosen
volume.
4. Buat lubang tanam ditengah media, tambahkan 1 gram pupuk NPK.
5. Masukkan bibit dari polybag kecil dan padatkan media di sekitar batang. Siram
sampai lembab.
6. Selanjutnya tanaman diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap dua minggu.
Penyemprotan dengan pestisida Antracol dan Basudin dilakukan jika terlihat
gejala serangan penyakit.
7. Pemangkasan daun perlu dilakukan agar bunga yang dihasilkan berkualitas
baik. penjarangan bunga bertujuan untuk mendapatkan bunga dengan ukuran
maksimal. Kriteria penjarangan bunga adalah :
Di setiap pucuk lateral hanya terdapat 6 kuntum bunga dihitung sampai buku
ke tiga untuk tanaman Dahlia mini.
Di setiap pucuk utama dan pucuk lateral hanya terdiri atas 3 kuntum bunga
untuk tanaman Dahlia yang besar.
Pembentukan Bedengan : Bedengan dibuat dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm
dan panjang sesuai dengan kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm.
Setelah bedengan terbentuk, tanah diolah sedalam 45 cm beberapa kali
dengan cangkul. Tambahkan pupuk kandang setebal 15 cm (10-15 ton/ha)
dan campur dengan 45 cm tanah bedengan. Haluskan tanah bedengan sampai
kedalaman 15 cm. Rapikan kembali bedengan.
Teknik Penanaman
1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada
jarak tanam 65-75 cm.
2. Cara Penanaman Ubi : Ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan
tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan
tetap tumbuh.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam
dapat dilakukan sampai tanaman berumur 3 minggu. Biasanya bibit tidak tumbuh
sempurna jika pengairan terlambat dilakukan terutama jika udara panas.
Penjarangan bunga perlu dilakukan terutama jika jumlah bunga dalam satu tangkai
terlalu banyak supaya diameter bunga mencapai maksimum. Pada dahlia kaktus
(putih) hanya satu bunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedangkan pada
dahlia semi kaktus dapat 5 - 6 bunga.
2. Penyiangan : Dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dan pada saat
pemupukan serta pembumbunan. Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan
dengan menghamparkan mulsa organik di antara tanaman. Ketika tanaman
mencapai 1 m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang bambu agar tidak
rebah.
3. Pemupukan : ilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2
gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah
tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup
pupuk dengan tanah.
4. Pengairan dan penyiraman : Dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Di awal
pertumbuhannya, tanah di sekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan
sampai mengering. Pada saat itu, jika perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari
tergantung dari keadaan cuaca. Setelah itu penyiraman dapat dilakukan setiap 5
hari. Penyiraman juga perlu dilakukan setelah pemberian pupuk.
6. Chrysanthemum cinerariaefolium
a. Nama Ilmiah : Chrysanthemum cinerariaefolium Trev
Indonesia : Piretrum, Krisan
Inggris : Pyrethrum
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Spesies : Chrysanthemum cinerariaefolium Trev
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
7. Eupatorium inulifolium
a. Nama Ilmiah : Eupatorium inulifolium Kunth
Indonesia : Ki rinyuh
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Eupatorium
Spesies : Eupatorium inulifolium Kunth
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
8. Euphoria longan
a. Nama Ilmiah : Euphoria longana (Lour.) Steud.
Indonesia : Lengkeng, Kelengkeng
Inggris : Longan, Cat’s eyes
Melayu : Lengkeng
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Sub Kelas : Magnoliopasida (Berkeping dua / dikotil)
Bangsa : Rosidae
Suku : Sapindales
Marga : Euphoria
Jenis : Euphoria longana (Lour.) Steud.
c. Pertelaan
Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga
sekitar 1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar
berbulu rapat pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5
cm. Anak daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 × 1,5-
20 cm, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebalah
bawah di dekat pertulangan daun.
Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat
dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai,
panjang hingga 6 mm.
Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir, berbintil
kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus)tipis berwarna putih
dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang
berbau agak keras.
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
1. Saponin
2. Quercetin
3. Quercitrin
4. Polifenol
5. Tanin
6. Glukosa
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
9. Taraxacum officinale
a. Nama Ilmiah : Taraxacum officinale Wiggers
Indonesia : Rapak dara, Jombang
Inggris : Common dandelion
Philipina : Dandelion
Cina : Ou chan pu gong ying
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Taraxacum
Spesies : Taraxacum officinale Wiggers
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
10. Gynura procumbens
a. Nama Ilmiah : Gynura procumbens (Lour.) Merr.
Indonesia : Sambung nyawa
Melayu : Sambung nyawa, Akar sebiak
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Gynura
Spesies : Gynura procumbens (Lour.) Merr.
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
11. Stevia rebandiana
a. Nama Ilmiah : Stevia rebandiana Bertonii M
Indonesia : Stevin, Sari manis
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Stevia
Spesies : Stevia rebandiana Bertonii M
c. Pertelaan
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
f. Ekologi
g. Frekuensi
h. Status
i. Penyebaran Geografi
j. Cara Tanam
12. Zingiber officinale
a. Nama Ilmiah : Zingiber officinale Roscoe
Nama Lokal
Indonesia : Jahe
Inggris : Ginger
Melayu : Helia, halia, aliya
Vietnam : Cay gung
Thailand : Khing
Pilipina : Luya, laya, giya
Cina : Jiang
Jepang : Shouga
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe - jahean)
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Roscoe
c. Pertelaan
Zingiber officinale merupakan tumbuhan herbal menahun yang tumbuh liar di
ladang-ladang berkadar tanah lembab dan memperoleh banyak sinar matahari.
Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Tumbuhan
semak berbatang semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jehe berkulit
agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma
khas. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset
dengan panjang antara 15 - 28 mm. Bunganya memiliki 2 kelamin dengan 1 benang sari
dan 3 putik bunga. Bunga ini muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Biasanya
jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah subtropis & tropis) di
ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Akarnya akar serabut.
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton
bernama zingeron. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100
cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm
dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari
dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga
1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau
kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
d. Kegunaan
e. Kandungan kimia
1. Minyak atsiri
2. Damar
3. Mineral sineol
4. Fellandren
5. Kamfer
6. Borneol
7. Zingiberin
8. Zingiberol
9. Gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah)
10. Zingeron
11. Lipidas
12. Asam aminos
13. Niacin
14. Vitamin A
15. Vitamin B1
16. Vitamin C
17. Protein
Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung :
1. Terpen
2. Fellandren
3. Dextrokamfen
4. Bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, pati.
f. Ekologi
Biasanya jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah
subtropis & tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Jahe hanya bisa
bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah
katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika.
Juga tanaman jahe biasanya ditanam di daerah beriklim panas, terutama di
tanah gembur, kering dan subur. Jahe yang amat baik dihasilkan di Jamaika, Sri Langka
dan Cina. Tanaman jahe bisa dipanen apabila daunnya telah menguning.
g. Frekuensi
Banyak.
h. Status
Tidak dilindungi.
i. Penyebaran Geografi
Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan (India)dan RRC, kini ditemukan di
wilayah tropis dan subtropis, contohnya di Indonesia.
j. Cara Tanam
Daftar jenis tumbuhan yang ditemukan di lapangan
NO
.NAMA JENIS NAMA SUKU NAMA LOKAL
1. Dracaena fragrans Agavaceae Ki beusi
2. Costus spiralis Costaceae Pacing
3. Psidium guajava Myrtaceae Jambu batu
4. Citrus sp. Rutaceae Jeruk
5. Swietenia macrophylla Meliaceae Mahoni
6. Amaranthus sp. Amaranthaceae Bayam
7. Rhoeo discolor Commelinaceae Nanas kerang
8. Fragraria x ananasa Rosaceae Strawberry
9. Dracaena godseviana Agavaceae Florida beauty
10. Coleus blumei Lamiaceae Jawer kotok hias
11. Spathiphyllum wallichii Araceae Peace lily
12. Bougainvillea spectabilis Nyctaginaceae Bugenvil
13. Cordyline terminalis Agavaceae Hanjuang merah
14. Vanda tricolor Orchidaceae Vanda
15. Hydrangea macrophylla Hydrangeaceae Panca warna
16. Syngonium aureum Araceae Syngonium
17. Ipomoea tricolor Convolvulaceae Ipomoea
18. Sonchus arvensis Asteraceae Tempuyung
19. Tithonia diversifolia Asteraceae Ki pait
20. Persea americana Lauraceae Alpuket
21. Toona sureni Meliaceae Suren
22. Canna coccinea Cannaceae Kana
23. Cestrum nocturnum Solanaceae Kembang dayang
24. Arenga pinnata Arecaceae Aren
25. Maesopsis emenii Rhamnaceae Kayu Afrika
26. Musa x paradisiaca Musaceae Pisang
27. Artocarpus heterophyllus Moraceae Nangka
28. Iresine herbstii Amaranthaceae Burih ayam
29. Hedera helix Araliaceae Hedera
30. Sedum morganianum Cactaceae Kaktus anggur
31. Eucalyptus alba Myrtaceae Kayu putih
32. Gigantochloa verticilata Poaceae Bambu gombong
33. Malvaviscus arboreus Malvaceae Kembang wera
34. Cinnamomum burmanni Lauraceae Kayu manis
35. Pinus merkusii Pinaceae Pinus
36. Calathea zebrina Maranthaceae Kalatea
37. Artemisia vulgaris Asteraceae Lokatmala
38. Hibiscus sabdariffa Malvaceae Rosela
39. Dahlia rosea Asteraceae Dahlia
40. Peristrophe hyssopifolia Acanthaceae Bubukaan
41. Epidendrum ibaguense Orchidaceae Epidendrum
42.Chrysanthemum
cinerarifoliumAsteraceae Krisan
43. Duranta erecta Verbenaceae Anak nakal
44. Rhododendron mucronatum Ericaceae Azalea
45. Eupatorium inulifolium Asteraceae Ki rinyuh
46. Euphorbia hirta Euphorbiaceae Nanangkaan
47. Sericocalyx crispus Acanthaceae Keji beling
48. Alium fistulosum Aliaceae Bawang daun
49. Melaleuca bracteata Myrtaceae Kayu putih
50. Hypeastrum splendens Liliaceae Bakung
51. Bambusa vulgaris Poaceae Bambu kuning
52. Zephyranthes candida Liliaceae Kembang coklat
53. Hibiscus rosasinensis Malvaceae Kembang sepatu
54. Cycas rumphii Cycadaceae Pakis haji
55. Bixa orellana Bixaceae Galinggem
56. Cuphea hyssopifolia Lythraceae Taiwan beauty
57. Excoecaria cochinchinensis Euphorbiaceae Sambang darah
58. Macadamia ternifolia Proteaceae Makadamia
59. Evodia suaveolens Zodia
60. Euphoria longan Sapindaceae Lengkeng
61. Alamanda cathartica Apocynaceae Alamanda
62. Angelica kei-kei Apiacaeae Seledri Jepang
63. Acalypha wilkesiana Euphorbiaceae Dawolong
64. Philodendron bipinatifidum Araceae Philodendron
65. Aloe succotrina Aloaceae Lidah buaya
66. Euphorbia pulcherrima Euphorbiaceae Kastuba
67. Lavandula angustifolia Lamiaceae Lavender
68. Ficus elastica Moraceae Karet munding
69. Solanum pseudocapsicum Solanaceae Leunca walanda
70. Alternanthera strigossa Amaranthaceae
71. Centella asiatica Apiacaeae Antanan
72. Cymbopogon nardus Poaceae Sereh
73. Rivinia humilis Phytolaccaceae Dadarahan
74. Anredera cordifolia Basellaceae Binahong
75. Geranium homeanium Geraniaceae Geranium
76. Tinospora crispa Menispermaceae Brotowali
77. Cleome sp. Capparidaceae Kumis kucing
78. Pogostemon cablin Lamiaceae Nilam
79. Ortosiphon aristatus Lamiaceae Kumis kucing
80. Talinum paniculatum Portulacaceae Som jawa
81. Taraxacum officinale Asteraceae Jombang
82. Gardenia jasminoides Rubiaceae Kaca piring
83. Cataranthus roscus Apocynaceae Tapak dara
84. Piper betle Piperaceae Sirih
85. Melaleuca leucadendia Myrtaceae Kayu putih
86. Aloe vera Aloaceae Lidah buaya
87. Eleutherine palmifolia Iridaceae Bawang sabrang
88. Coleus amboinius Lamiaceae Daun jinten
89. Gynura procumbens Asteraceae Sambung nyawa
90. Mesona pallustris Lamiaceae Cincau hitam
91. Chloranthus elatior Chloranthaceae
92. Pandanus conoideus Pandanaceae Buah merah
93. Ruta angustifolia Rutaceae Inggu
94. Brugmansia suaveolens Solanaceae Kecubung
95. Piper nigrum Piperaceae Merica
96. Stevia rebaudiana Asteraceae Sari manis
97. Zingiber officinale Zingiberaceae Jahe
98. Polygala monocephala Polygalaceae Akar wangi
99. Kalanchoe pinnata Crassulaceae Cocor bebek
100
.Guazama ulmifolia Verbenaceae Jati Belanda
101
.Mentha piperita Lamiaceae Mint
102
.Cyperus kyllingia Cyperaceae Teki
103
.Drymaria cordata Caryophyllaceae Jukut ibun
DAFTAR PUSTAKA