8 wasiat rasulullah saw

15
8 WASIAT RASULULLAH SAW له س ر له. أ ك ن ي ى ألد عل ره ه ظ ي ل ق ح ل أ ن يى ود هد ل ا& وله ب س ل ر س ر ى أ, ه ألد ل ل مد ح ل أ أن1 ك ي ر5 ش وحده لا له له ألا أا أل ل هد أن5 ش رأ.أ ي, ن م ا& رأح ش ه و, ن, اد& له ب ل ى أ ل ا أ ي ع رأ ودأ يG د, رأ وب ي5 ;pma&ش بJ م هل ل أJ. درأ ق J ه رن& لي ع أ, ف أرJ. وله س ده و ر& ي ع مدأ ح م هد أن5 ش . وأ , رأ خ, دJ ه ان ق ل ل أعدها اده ه5 ش له. عد.& ب ما رأ. أ ي5 ن ك ما ي ل س ب م سل ه و& حان ص له وأ ى أ عل مد و ح م ا, دب ي س ى عل1 ارك& م وب سل ل و ص. ون م ل س م م ت, ن ألا وأ ن ي و م ت ه ولا ان ق ب ق ح له ل وأ ق ب اس أ, ي ل ها أ ي اأ ي, فMa’asyiral Musilimin Rahimakumullah Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai orientasi dan tujuan dalam hidup ini ى م ل ع, ع ;pma&ل ي م ولا ى م ه ر& كي ا أ ي, ن ألد ل ;pma&ع ح ت م لا هل ل أHadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati Allah. Potongan do’a di atas nampaknya sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada-Nya agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya

Upload: elshidqie

Post on 25-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

G

TRANSCRIPT

Page 1: 8 Wasiat Rasulullah Saw

8 WASIAT RASULULLAH SAW

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا.أشهد ان ال اله اال الله

وحده ال شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل

وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله

حق تقاته والتموتن اال وأنتم مسلمون.

Ma’asyiral Musilimin RahimakumullahAl-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai orientasi dan tujuan dalam hidup ini

اللهم ال تجعل الدنيا أكبر همي وال مبلغ علمي

Hadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati Allah.

Potongan do’a di atas nampaknya sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada-Nya agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya tidak menjadikan dunia se-isinya sebagai cita-cita dalam kehidupan dan orientasi dalam ilmu pengetahuan. Karena cita-cita dan ilmu pengetahuan hendaknya digunakan untuk meniti jalan menuju kepada-Nya, bukan mengabdi kepada dunia.

Namun, realita sungguh berbeda. Kehidupan di sekitar kita akhir-akhir ini menunjukkan arah yang berlawanan. Lihatlah telah muncul istilah Orang Kaya Baru di sekitar kita. Manusia-manusia luar biasa yang dengan bersusah payah dan penuh perjuangan, sampai pada taraf hidup yang menakjubkan. Mereka telah meninggalkan garis kemiskinan untuk beranjak pada tingkat kehidupan dengan penuh kemewahan.

Tidak, khutbah ini tidak untuk membincang mereka atau menyirami penyakit hasud dalam hati, sehingga menjadi lebih subur. Namun, hendak mengingatkan

Page 2: 8 Wasiat Rasulullah Saw

bagaimanakah sebaiknya kita menyikapi perubahan itu. Karena dunia dan seisinya adalah cobaan bagi manusia.

Jama’ah Jum’ah RahimakumullahDi suatu waktu Rasulullah saw. berbincang dengan hangat bersama Abu Dzar al-Ghifari. Hingga pada suatu saat, al-Ghifari berkata kepada Nabi S.a.w, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.” Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan.”

Memang benar taqwa adalah pangkal segalanya. Namun taqwa itu bagaikan konsep teoritis yang harus diterjemahkan biar mudah untuk diraih. Bagi kaum awam, taqwa itu cukup sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Bagaimanakah caranya mengikat hati dalam ketaqwaan kepada Allah swt? Sedangkan hati kita sering tersangkut dalam kepentingan-kepentingan duniawi? Bagaimanakah caranya? Rasulullah tidak menerangkan tentang hal ini, dan Abu Dzarpun tidak menanyakannya. Mungkin bagi dia taqwa adalah perkara yang jelas. Namun marilah kita ikuti percakapan beliau selanjutnya.

Lalu Abu Dzar pun kembali bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulallah, tambahkanlah wasiat apalagi yang penting setelah taqwa.”. Rasulullah saw menjawab “Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.” Ingatlah kita pada do’a khatmil Qur’an yang sangat masyhur

ا وCهBدAى Aر DوBن Cا و Aام CمEا إCنCل BهDلCع DاجCو , Eآن Dر BقDالEا بCن Dم Cح Dار Iم BهIالل ا Cم BهDن Eا مCن DمJلCعCا, وCنDي EسCا ن Cم BهDن Eا مCن DرJكCذ Iم BهIالل ,Aة Cم Dح CرCو ,Eار CهIالن Cاف CرDطCأ Cو EلDيIالل CآءCآن BهCت CوCالEا تCن Dق Bز Dار Cا, وCنDل Eه Cج

CنDي EمCالCعDال Iب Cا رCي Aة Iج Bا حCنCل BهDلCع DاجCو

Keduanya bagaikan deposito bagi diri kita, bunganya dapat dipergunakan untuk menerangi perjalanan kita di dunia, sedangkan tabungannya adalah kekayaan yang dapat mengamankan kehidupan di akhirat nanti.

Abu Dzar merasa masih ada hal lain yang hendak disampaikan Nabi Muhammad saw. iapun berkata meminta “Ya Rasulullah, tambahkanlah.” Rasulullah menjawab “Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”

Tertawa adalah hal yang kelihatan sangat sepele, tetapi Rasulullah saw melihat itu sebagai sesuatu yang memiliki dampak psikologis dalam jiwa manusia. Karena

Page 3: 8 Wasiat Rasulullah Saw

kebanyakan manusia ketika tertawa akan melupakan segala kewajiban sebagai seorang hamba. Hal ini berbeda dengan model tertawa Rasulullah saw seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits Abdullah bin al Harits yang mengatakan, ”Tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya sekedar senyum.” (HR. Tirmidzi) Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.” (HR. Tirmidzi)

Kalau demikian, apa maksud stasiun televise berbondong-bondong menghadirkan acara humor, lawak ataupun dagelan? Bukankah itu sama artinya sebuah usaha pembodohan? Ataukah hanya sekedar relaksasi dari kejenuhan hidup ini? Entahlah, yang Jelas Rasulullah telah berwasiat demikian. Saya rasa kepercayaan kita kepada Nabi Muhammad saw, jauh mengatasi dari pada berbagai produser acara di televise.

Sebagai muslim yang penuh kehati-hatian dan ingin tahu Abu Dzar pun melanjutkan pertanyaanya kembali “lalu apa lagi ya Rasulullah.?” Rasulullah saw pun menjawab “Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”

Bagaimanakah maksud jihad sebagai kependetaan? Bukankah jihad itu kepahlawanan? Inilah yang perlu pemahaman mendalam. Kalimat ini sangat padu dengan apa yang pernah disabdakan oleh  Rasulullah saw bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu “Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat bertanya, “Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab, “Jihaad al-qalbi (jihad hati).’ Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs”. (lihat Kanz al-’Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).

Masih ada lagi selain itu, karena Abu Dzar kembali meminta “Lagi ya Rasulullah?” Rasulpun menjawab “Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Jikalau keempat hal yang telah lalu seolah sangat bersifat pribadi, maka kali ini mencintai dan menggauli orang miskin membuktikan adanya unsure sosialis yang tinggi dalam ajaran Rasulullah saw. mencintai dan bergaul dengan orang miskin merupakan manifestasi dari kemanusiaan seorang manusia. Dari berbagai ayat dalam al-Qur’an, kesemuanya menunjukkan bahwa hubungan itu selalu dihiasi dengan pemberian dan pembagian. Sebagaimana dalam surat An-Nisa’ 36.

Page 4: 8 Wasiat Rasulullah Saw

Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh {294}, dan teman sejawat, ibnu sabil {295} dan hamba sahayamu.

Lalu Abu Dzar meminta lagi kepada Rasulullah saw dengan berkata “Tambahilah lagi.” Rasulullah saw menjawab “Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”

Qulil haqqa walau kana murran,

قل الحق ولو كان مرا

karena memang kebenaran bagi sebagian keadaan  adalah kepahitan itu sendiri. Inilah yang sedang terjadi di sekitar kita kali ini. Ketika kebohongan sudah mengurat-nadi, seolah kebenaran enggan menunjukkan diri. Bukan karena malu atau terdesak dengan kebohogan, namun karena keduanya tak mungkin ada berdampingan dengan bersamaan.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Abu Dzar masih saja bertanya dan meminta, “tambahlah lagi untukku!.” Rasulullah pun menjawab “Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui).”

Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,”Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaqnya.”

Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau.

DمBاكIإي Cي وEنCع CفCن Cو EمDيEظCلعDا Eآن Dر BلقDا DيEف DمBكCل Cو DيEل Bالله Cك CارCب DمBكDن EمCي وJن Eم CلIب CقCت Cو EمDيEك CحDر الDالذك Cو EتCآلياDا CنEم EهDا في CبمEBمDيEلCلعDا BعDي Eم Iالس Cو Bه BهIإن BهCت CوCالEت

 

Page 5: 8 Wasiat Rasulullah Saw
Page 6: 8 Wasiat Rasulullah Saw

Khutbah II

Eه EقDي EفDوCت CلىCع BهCل BرDك WالشCو EهEان Cس DحEا CلىCع Eلله Bد Dم CحDلC اCال BهCد DحCو Bالله Cو Bالله IالEا CهCلE دB اCنD الC ا Cه DشCا Cو .EهEانCنEت DمE ا Cو BهBل Dو Bس CرCو BهBدDبCا عAد Iم CحBا مCنCدJي Cس IنCا Bد Cه DشCا Cو BهCل CكDيEر Cش

Xد Iم CحBا مCنEدJي Cى سCلCع Jل Cص Iم Bالله .EهEان Cو DضEر CلىEى اEاعIالد BدDعCا ب IمCا ا AرDثيEا ك AمDيEل DسCت DمJل CسCو EهEاب Cح DصCا Cو EهEلC وEعCلCى اا IمCا ع Dو BهCتDان Cو Cر CمCا ا CمDي Eف Cواالله BقIتE ا النIاسB ا CهWيC C ا يا Cف

Eه Eس DفCنEب EهDي Eف C رX بCدCأ DمCاEب DمBك CرCمCا Zالله IنCا ا Dو BمCلDاع Cى وCهCن الC تCعاCلCى اEنI اللهC وCمCآل CقCو Eه EسDد BقEب EهEتCكEآل ئCمEى بCن Cثـ Cو ا DوWل Cا ص DوBن Cآم CنDيEذIا ال CهWيC لWوDنC عCلىC النIبEى يآ ا CصBي BهCتCكEئ

يJدEنCا Cى سCلCع Jل Cص Iم Bا. الله AمDيEل DسCا ت Dو BمJل CسCو EهDيCلCع CناEدJي Cس Eى آلCلCعCو DمJل CسCو EهDيCلCع Bى اللهIل Cص Xد Iم CحBم

CنDيEب Iر CقBلمDا EةCكEآلئCمCو CكEل Bس BرCو CكEيآئEبDنC دX وCعCلCى ا Iم CحBم CبEى دEيDنC ا Eاش Iالر Eاء CفCل BلخDا EنCع Iم BهZالل Cض DارCو

EةCاب Cح Iالص EةIي EقCب DنCعCى وEلCعCان وCمDثBعCروCمBعCوXرDكCب

EمDوCىيCلE انX ا Cس DحEاEب Dم BهCل CنDيEعEابIي التEعEابCت Cو CنDيEعEابIالت Cو CنDي Eم Eاح Iالر Cم Cح DرCا اCي CكEت Cم Dح CرEب Dم BهCع Cا مIنCع Cض Dار Cو EنDيJالد

CنDي EمEل DسBلمDا Cو EاتCن EمDؤBلمDا Cو CنDيEن Eم Dؤ BمDلEل Dر EفDاغ Iم BللهCا Iز EعCا Iم Bالله EاتCوDمCالDا Cو Dم BهDن Eم Bيآء DحCالCا EاتCمEل DسBلمDا Cو CنDيEكEر DشBلمDا Cو Cك Dر Jالش IلEذCأ Cو CنDي EمEل DسBلمDا Cو CمCال DسEالDا CنDيJالد Cر CصCن DنCم Dر BصDان Cو CةIيEد JحCو BلمDا CكCادCب Eع Dر BصDان Cو

EنDيJالدCاءCدDعCا Dر JمCد Cو CنDي EمEل DسBلمDا CلCذ Cخ DنCم DلBذ DاخCو عD عCنIا CفDاد Iم Bالله . EنDيJالد CمDوCى يCلE اتEكC ا CمEلCك EلDاعCو EةCنDت EلفDا Cء Dو BسCو Cن CحEلمDا Cو CلEزCال Iالز Cو CاءCب CلوD ا Cو CءCالCلبD ا

ا بCطCنC عCنD بCلCدEنCا CمCا و CهDن Eم Cر CهCا ظ Cم Cن CحEلمDا Cو

Page 7: 8 Wasiat Rasulullah Saw

ةA يCا Iعآم CنDي EمEل DسBلمDا EانCدDلBلبD ائEرE ا CسCو Aة Iا خآصIي EسDيEونBدDنE انCةA وCفEى Cس Cا حCيDنWى الدEف CناEا آتCنIب Cر . CنDي EمCالCلعD بI ا Cر

نCا DمCلCا ظCنIب Cر .EارIالن CابCذCا عCن EقCو AةCن Cس Cح Eة Cر EآلخDا CنEم IنCن DوBكCنCا لCن Dم Cح DرCت Cا وCنCل Dر EفDغCت DمCل DنEا CاوCن Cس BفDنC اEلDدCلعDاEا بCن Bر Bم

DأCي Cالله IنEا ! EاللهCادCب Eع . CنDيEر Eاس CلخDا EشآءDح CلفDا EنCى عCهDنCي Cو Cبى Dر BلقDى اEذ EتآءDيE إ Cو Eان Cس DحEالDا Cو

CنDو BرIكCذCت DمBكIلCعCل DمBكBظEعCي يDغCلبD ا Cو EرCكDن BلمDا Cو Eه EمCعEن CلىCع BهDو BرBك DاشCو DمBك DرBكDذCي CمDيEظCلعDا Cواالله BرBكDاذ Cو

DرCبDكC لCذEكDرB اللهE ا Cو DمBكDدEزCي

Page 8: 8 Wasiat Rasulullah Saw

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,Kasih sayang sebuah nilai yang universal, semua orang di dunia menyetujui bahwa kasih sayang adalah nilai yang agung, semua orang di dunia suka akan hal itu. Sebagai sebuah agama dunia, Islam sangat menaruh perhatian terhadap kasih sayang itu. Islam memang agama kasih sayang. “Barangsiapa yang tidak menyayang, tidak akan disayang.” Barangsiapa tidak menyayangi yang di bumi, maka tidak akan disayangi oleh yang di langit.”Mengingat tingginya nilai kasih sayang dalam pandangan Islam, maka kasih sayang diberikan, dirayakan sepanjang waktu. Tidak ada waktu khusus untuk saling menyayangi, misalnya tahun kasih sayang, bulan kasih sayang, atau hari kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam terjadi sepanjang hari, sepanjang kehidupan. Kalau terjadi peristiwa seperti itu, pasti bukan dari Islam.Selain itu kasih sayang Islam untuk seluruh makhluk Allah. Bahkan Rasullah saw melebel orang yang tidak menyayangi yang kecil dan yang besar (dengan menghormatinya) bukan termasuk umatnya. Sehingga Islam tidak mengenal kasih sayang hanya untuk orang tertentu saja, apalagi hanya kepada lawan jenis.Sementara, hadirin, di tengah-tengah masyarakat kita-khususnya diperkotaan-telah muncul perayaan hari kasih sayang yang disebut dengan valentine’s day. Merayakannya dengan menghabiskan hari dengan orang terkasih, yaitu kekasihnya. Makan malam bersama di tempat yang romantis, sambil menikmati iringan lagu My Valentine. Saling memberikan kado, coklat, yang disertai kartu ucapan. Hari itu dianggap hari yang special. Interior di mall, supermarket atau pusat perbelanjaan di rancang demikian romantis dipenuhi pernak-pernik berbentuk hati, ada rangkaian bunga indah, coklat, pita disana-sini, yang kesemuanya didominasi warna pink. Kartu ucapan sayangpun marak dijual di emperan toko-toko.Hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,Perayaan seperti jelas bukan dari Islam karena seperti yang disebutkan diatas, Islam hanya mengenal bahwa kasih sayang itu dilakukan setiap hari. Lalu darimana perayaan seperti ini? Banyak orang bercerita tentang asal muasal valentine’s day itu, namun beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.

Page 9: 8 Wasiat Rasulullah Saw

Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan ‘undian cinta’. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : “Dari Valentinemu”.Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.  Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,Nah, ternyata benar, valentine’s day itu bukan dari Islam, bahkan merayakannya akan menyeret pelakunya kepada kemusyrikan, sebuah perbuatan yang akan mencederai ketauhidan kepada Allah. Ini masalah besar dalam Islam.Masalah besar lainnya adalah berkurangnya nilai kasih sayang, yang oleh Islam dijunjung tinggi. Terkesan bahwa kasih sayang itu hanya terbatas hubungan laki-laki dan perempuan, padahal sejatinya kasih sayang itu lebih luas dari yang dipraktekkan. Bahkan kasih sayang-yang mulia itu-dipraktekkan dengan perzinahan. Dipraktekkan dengan pergaulan bebas, terjadi de-sakralisasi seks. Sungguh praktek kasih sayang yang jauh dari ketinggian Islam.Selanjutnya valentine’s day akan memunculkan memunculkan dan membentuk akhlak baru yang mengkhawatirkan, diantaranya:Pertama, munculnya akhlak tasyabuh yaitu akhlak meniru orang lain dengan tanpa mengetahui dan mempertimbangkan sebab dilakukannya valentine’s day. Dengan meniru praktek berkasih saying yang buruk akan membuat ketinggian kasih saying Islam akan pudar dan secara perlahan akan sirna. Untuk itu Rasulullah saw memagari umatnya dengan sebuah hadits:

الترمذي رواه م�نه م ف�ه و� � �ق�وم ب �ه� ب �ش� ت م�ن

Page 10: 8 Wasiat Rasulullah Saw

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]Kedua, dengan meniru orang lain menunjukkan ketidakberdayaan umat Islam yang pada gilirannya akan meninggalkan ciri ketinggian nilai-nilai Islam, menanggalkan identitas keislaman. Nantinya umat Islam berperilaku mengikuti trend yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat-yang sekarang ini-dipengaruhi oleh budaya global melalui berbagai media. Karena dengan mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, dansa-dansa, dan mengumbar nafsu lainnya.Ketiga, valentine’s day secara tidak langsung memberi keuntungan kepada pihak kapitalis dan menjadikan umat Islam sebagai konsumen saja. Mereka yang membuat, memproduksi barang kepentingan perayaan, sementara pembelinya adalah umat Islam.Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,Dikala seperti ini, kita pegang saja kuat-kuat Sabda Nabi Muhammad saw: “katakanlah: aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah!” Dengan iman yang menancap di lubuk hati, sampai pada cinta kepada keimanan dan iman itu menghiasinya, maka akan benci kepada bentuk kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan sebagai firman Allah di Surat al-Hujurat: 7�ب� ب ح� �ه� الل ��ك�ن و�ل #م" �ت �ع�ن ل �م"ر� األ" م�ن� �ير� �ث ك ف�ي م" ط�يع ك ي �و" ل �ه� الل س ول� ر� م" ف�يك ��ن أ �م وا و�اع"ل ه م �ك� �ئ ول أ �ان� "ع�ص"ي و�ال "ف س وق� و�ال ف"ر� "ك ال م "ك �ي �ل إ ه� ��ر و�ك م" �ك وب ق ل ف�ي �ه �ن ي و�ز� �يم�ان� اإل" م "ك �ي �ل إد ون� اش� �الر“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”Inilah benteng yang kuat untuk menangkis serangan globalisasi yang kuat sekali menerpa nilai-nilai Islam yang kita miliki.Setelah kita menggenggam keimanan dengan erat, bertahanlah, istiqamahlah, berjalan terus diatas jalan yang lurus. Jangan lupa pelajari ilmu dan jangan pula pernah jemu. Orang berilmu akan mengetahui terang di dalam kegelapan, akan mengetahui jalan keluar dalam kesesatan, akan mengetahui kebenaran diantara kebatilan.

Page 11: 8 Wasiat Rasulullah Saw

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/02/1941/valentine-dan-nilai-islam/#ixzz2KDiK2Py2

Page 12: 8 Wasiat Rasulullah Saw