5 perkara yang rasulullah saw takuti.pdf

7
5 Perkara yang Rasulullah SAW takuti ىد جى إبليضSesungguhnya Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu „alaihi wasallam adalah merupakan uswah, teladan kita dalam kehidupan kita. ْ دَ قَ لَ انَ كْ مُ كَ ل يِ فِ ل ىُ شَ زِ ه ل ال ةَ ىْ شُ أ تَ ىَ صَ ح َ ِ ّ َ انَ ك ىُ جْ سَ َ ه ل الَ مْ ىَ يْ الَ وَ سِ دْ َ سَ كَ ذَ وَ ه ل ال يرِ ثَ ك“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Qs. Al-Ahzab : 21) Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan mempraktekkannya agar umatnya dapat mengamalkannya. Diantaranya adalah do‟a setelah tasyahud akhir sebelum salam. Do‟a itu senantiasa Rasulullah ajarkan kepada umatnya agar senantiasa dibaca setiap sebelum salam. Begitu pentingnya hal ini sehingga disunnahkan setiap kali shalat untuk berdo‟a memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu : مُ ه ل لَ اْ يِ ّ وِ إُ ذْ ىُ عَ أَ كِ بْ ِ مِ ابَ رَ عِ رْ بَ قْ ال، ْ ِ مَ وِ ابَ رَ ع ىَ هَ جَ م، ْ ِ مَ وِ تَ ىْ خِ ف اَ يْ حَ ْ ا، ِ اثَ مَ ْ اَ وْ ِ مَ وِ ّ سَ شِ تَ ىْ خِ فِ حْ يِ صَ ْ اِ ال ج الد“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim) Dalam riwayat yang lain, مُ ه ل لَ اْ يِ ّ وِ إُ ذْ ىُ عَ أَ كِ بْ ِ مِ ابَ رَ ع، ِ رْ بَ قْ الُ ذْ ىُ عَ أَ وَ كِ بْ ِ مِ تَ ىْ خِ فِ حْ يِ صَ ْ ا، ِ ال ج الدُ ذْ ىُ عَ أَ وَ كِ بْ ِ مِ تَ ىْ خِ ف اَ يْ حَ ْ اِ اثَ مَ ْ اَ و. مُ ه ل لَ اْ يِ ّ وِ إُ ذْ ىُ عَ أِ بَ كْ ِ مِ مَ زْ ؤَ ْ اِ مَ سْ غَ ْ اَ و“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang.” (HR. Bukhari-Muslim) Saudariku muslimah .. Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam menganjurkan kepada umat beliau untuk memohon perlindung dari empat perkara ini disetiap kali kita sholat dan diulang-ulang setiap harinya. Hal ini menunjukkan betapa penting dan agungnya do‟a ini.

Upload: sheikh-apai

Post on 18-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

5 Perkara yang Rasulullah SAW takuti إبليض جىىد

Sesungguhnya Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu „alaihi wasallam adalah merupakan uswah, teladan kita dalam kehidupan kita.

دق

ان ل

م ك

ك

ه زشىل في ل

الل

شىة

أ

حصىت

ان ل

سجى ك ه

يىم الل

دس وال

س لا

ك

وذ

هثير الل

ك

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Qs. Al-Ahzab : 21) Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan mempraktekkannya agar umatnya dapat mengamalkannya. Diantaranya adalah do‟a setelah tasyahud akhir sebelum salam. Do‟a itu senantiasa Rasulullah ajarkan kepada umatnya agar senantiasa dibaca setiap sebelum salam. Begitu pentingnya hal ini sehingga disunnahkan setiap kali shalat untuk berdo‟a memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu :

هملل

ي ا

إو

عىذ

بك أ اب م

بر عر

ق

، ال اب وم

، مجهى عر حيا فخىت وم

ال

ماث، وال س وم

صيح فخىت ش

ال ال ج الد

“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim) Dalam riwayat yang lain,

هملل

ي ا

إو

عىذ

بك أ اب م

بر، عر

ق

ال

عىذ

بك وأ صيح فخىت م

ال، ال ج الد

عىذ

وأ

بك حيا فخىت م ماث ال

هم. وال

لل

ي ا

إو

عىذ

كب أ م م

زؤ سم ال

غ وال

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang.” (HR. Bukhari-Muslim) Saudariku muslimah .. Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam menganjurkan kepada umat beliau untuk memohon perlindung dari empat perkara ini disetiap kali kita sholat dan diulang-ulang setiap harinya. Hal ini menunjukkan betapa penting dan agungnya do‟a ini.

Yang pertama, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari azab Jahannam.

هملل

ي ا

إو

عىذ

بك أ اب م

م عر جهى

Jahannam, ia adalah merupakan tempat kembali seburuk-buruknya tempat kembali. Neraka Jahannam yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam memiliki panas 70 kali lipat dari api dunia. Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh shahabat Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, “(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya, “Demi Allah, api dunia itu sudah cukup wahai Rasulullah!” Beliau shalallahu „alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya panasnya api neraka melebihi panas api dunia sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843) Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam kemudian menyebutkan betapa seramnya azab neraka. Penduduknya dijadikan berbadan sebesar-besarnya sampai-sampai Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya gigi penduduk neraka sebesar Gunung Uhud. Yang demikian itu agar penduduk neraka lebih merasakan azab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu berkata, “Dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda, „Jarak antara kedua pundak orang kafir (di neraka) seperti jarak orang yang menaiki kendaraan dengan cepat selama tiga hari.„ (HR. Bukhori : 5661, Muslim : 2582). Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya sejarak perjalanan tiga hari.” (HR. Muslim : 2851). Kulit mereka yang begitu tebal dibakar dengan api yang menyala-nyala hingga kulit itupun hangus. Dan apabila kulit itu hangus lalu Allah akan menggantinya dengan kulit yang lain. Allah Ta‟ala berfirman,

إن ر ال

فسوا

اجىا ك بآ

صليهم شىف

ه

ازا

ما ه

لضجذ ك

ىدهم ه

ىاهم جل

ل بد

ىدا

يرها جل

غ

ىا

وق

اب لير

عر

ال ه إن

ان الل

ك

عززا

حكيما

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan kedalam neraka. Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. An-Nisa : 56) Saudariku Muslimah.. Maka dari itu, sudah selayaknya kita berlindung kepada Allah dari keburukan azab neraka jahanam.

Yang kedua, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari azab kubur.

اب ومبر عر

ق

ال

Azab kubur merupakan kehidupan akhirat yang pertama kali. Azab kubur adalah penentuan bagi seorang hamba. Jika ia selamat di dalam kuburnya, maka ia akan lebih selamat lagi di hari akhirat kelak. Dan sebaliknya, apabila ia tidak selamat didalam kuburnya, lebih-lebih dia tidak akan selamat di dalam kehidupan akhirat kelak. Pada saat Utsman bin Affan radhiyallahu „anhu melihat kuburan ketika berziarah, beliaupun menangis. Lalu ditanya oleh sahabatnya,”Wahai Utsman, dituturkan surga neraka engkau tidak menangis, sekarang melihat kuburan engkau menangis!” Utsman menjawab, Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam pernah berkata, “Kuburan adalah rintangan pertama kali akhirat, siapa yang sekarang berhasil di situ setelahnya lebih mudah, siapa yang celaka di situ, maka setelahnya akan lebih susah. Tidaklah aku melihat suatu pandangan yang lebih mengerikan dibandingkan kuburan” (HR. Ahmad-Tirmidzi) Maka sudah sepatutnya kita berlindung dari adzab kubur. Dan sudah sepatutnya pula kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala sambil kita menjauhi perkara-perkara yang dapat menyebabkan kita diazab didalam kubur. Tahukah engkau wahai saudariku, apa yang meyebabkan seorang hamba diazab didalam kuburnya? Ada dua sebab, sebab yang umum dan sebab yang khusus. Diantara sebab yang umum wahai saudariku, adalah setiap kemaksiatan kepada Allah. Itulah penyebab seorang hamba di azab di dalam kubur. Adapun sebab yang khusus wahai saudariku, maka yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syariat. Disebutkan didalam hadits, Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam berkata kepada Jibril dan Mikail „alaihissalam sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang,

براويد

ؤا ف ذ عم . زأ

ال

عم،: ق

ا و م

ري أ

خه ال زأ ق

ش ه

شدق اب

ر

ك

ف

ر حد

بتر

ك

خحمل بال

ى عىه ف غ حت

بل

اق ج

ف

يصىع لا

ى به ف

ىم إل قيامت،

ري ال

وال

خه دخ زأ

ش شه سجل زأ

مه ف

قسآن للا عل

ىام ال

يل عىه ف

م بالل

عمل ول فيه

هاز فعل بالن ى به ىم إل قيامت،

ري ال

خه وال قب في زأ

هم الث

، ف

اة

ه ري الز

وال

خه هس في زأ ىا النبا آكل الس

“Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat.” Keduanya menjawab,”Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat. Adapun orang yang engkau lihat dipecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari Al-Qur‟an, namun dia tidur malam (dan tidak bangun untuk shalat malam). Pada siang hari pun dia tidak mengamalkannya. Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat. Adapun

yang engkau lihat orang yang disiksa dalam tungku, mereka adalah pezina. Adapun orang yang engkau lihat di sungai darah, dia adalah orang yang makan harta dari hasil riba.” (HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu „anhu) Itulah sebagian adzab kubur yang diperlihatkan kepada Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam. Maka dari itu wahai saudariku, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, karena ia merupakan siksa pedih sebelum kita melanjutkan perjalanan menuju akhirat. Yang ketiga, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berlindung dari fitnah kehidupan dan sesudah kematian.

عىذ

بك وأ حيا فخىت م

ماث ال

وال

“Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati” Fitnah hidup berupa syubhat dan syahwat. Seorang hamba diuji oleh Allah dengan syubhat(kesesatan pemahaman) dan syahwatnya. Ujian berupa fitnah syubhat merupakan seberat beratnya ujian bagi seorang hamba karena hal itu bisa merusak agamanya. Rasulullah shalallaahu „alaihi wasallam saja berlindung dari fitnah-fitnah tersebut duhai saudariku. Beliau berlindung kepada Allah agar tidak dijadikan musibah dalam agamanya. Beliau shalallahu „alaihi wasallam pun berdo‟a,

جعل ول

ىا ج

يىا فى مصيبد د

“(Wahai Allah) ,dan janganlah engkau jadikan musibah menimpa agama kami.” (HR. at-Tirmidzi) Karena sessungguhnya ini adalah seburuk-buruk musibah. Seorang hamba yang berbuat maksiat, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang berbuat bid‟ah, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang melanggar larangan-larangan Allah, ia pun merupakan musibah di dalam agamanya. Musibah yang menimpa seorang hamba dalam perkara dunia itu lebih ringan wahai saudariku. Seseorang diberi kefakiran, seseorang diberikan penyakit, seseorang diberikan kelaparan, barangkali itu tidak merubah agamanya. Akan tetapi, ketika seseorang diberi ujian syubhat dan syahwat lalu ia ikuti hal tersebut, ketahuilah hal ini bisa menghancurkan agamanya. Itulah musibah yang paling besar. Wal iyyadzubillah. Yang keempat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari keburukan fitnah masihud Dajjal. Dajjal, makhluk yang akan datang di akhir zaman yang diberikan oleh Allah sebagai fitnah yang besar kepada manusia. Sampai-sampai kata Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam, tidak ada seorang pun nabi, kecuali memperingatkan umatnya dari bahaya Dajjal.

Dari Ibnu „Umar radhiyallahu „anhuma,

امبي ق ى الى

يه للا صل

م عل

اس في وشل نى الى

زؤى ف

ه هى بما للا عل

هل

م أ

س ز

ك

ذ

ال ج ال الدق

ي: ف

مىه إو

رزك

ه وما أ بي م

ه

د إل

زه ق

ر

هىمه، أ

د ق

ق

زه ل

ر

ه أ ىح

ىمه ه

ق

كىل ول

ق

م شؤ

ك

فيه ل

ىل

م ق

ه ل

قل بي

ىمه، ه

مىن لق

عل

ه ح ه

عىز أ

أ ن

يض للا وأ

ل

عىز بؤ

“Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata, „Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh „alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Ta‟ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim no. 2930) Dajjal adalah fitnah yang sangat besar. Bagaimana tidak wahai saudariku, Dajjal mengaku sebagai rabb, memerintahkan hujan untuk turun, lalu turunlah hujan (dengan ijin Allah-ed), memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, lalu tumbuh tanaman, menghidupkan orang mati dan yang lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin (dengan ijin Allah-ed). Bayangkan wahai saudariku? Maka dari itu Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam mengabarkan, bahwasanya yang menjadi pengikut dajjal adalah orang-orang yang bodoh terhadap agama mereka. Betapa tidak, orang-orang awam banyak yang tertipu dan terfitnah oleh para dukun. Orang-orang awam banyak yg terfitnah oleh kuburan-kuburan yang dianggap “kuburan wali”. Orang-orang awam banyak terfitnah dengan keris-keris pusaka dan yang lainnya. Apabila dengan dajjal kecil saja tertipu, bagaimana dengan Dajjal yang sangat besar fitnahnya. Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam menyebutkan tentang kisah seorang pemuda yang dibunuh oleh Dajjal. Dalam riwayat Imam Muslim (2938) dari hadits Abu Sai‟id al-Khudri terdapat kisah menarik tentang pertarungan antara Dajjal dengan seorang mukmin, ringkasnya: Ada seorang pemuda beriman datang kepada Dajjal seraya berkata padanya, “Wahai manusia, ini adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah dalam haditsnya!” Dajjal berkata, ” Apakah kamu beriman padaku?” Jawab pemuda itu, “Kamu adalah pendusta”.

Pemuda itu kemudian digergaji sehingga terbelah menjadi dua, lalu Dajjal melewati dua potongan badannya kemudian menyuruhnya berdiri. Pemuda itupun berdiri lagi seraya berkata, “Saya malah bertambah mantap tentang dirimu bahwa engkau adalah Dajjal yang dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam!”. Setelah itu, Dajjal ingin membunuhnya tetapi tidak bisa”. Bayangkan wahai saudariku, si pemuda tersebut telah memiliki pengentahuan bahwasanya Dajjal akan datang. Ini menunjukkan bahwa orang yang memahami ilmu agama, insyaa Allaah dia akan diselamatkan dari fitnah Dajjal. Maka dari itu wahai saudariku, kita berkewajiban untuk berlindung dari fitnah dajjal. Ia adalah fitnah yang sangat besar. Dan terakhir Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam berdo‟a memohon perlindungan dari perbuatan dosa dan hutang.

هملل

ي ا

إو

عىذ

بك أ م م

زؤ سم ال

غ وال

Dosa dan hutang, terkadang seorang hamba menganggapnya kecil dan remeh, padahal itu akan dibayar dengan amalan di akhirat kelak. Ketika Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya orang yang mati syahid diampuni semua dosa-dosanya, kemudian Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam pun memberikan pengecualian, yakni kecuali hutang. Dari „Abdillah bin „Amr bin Al „Ash, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

فسغ هيد

ل للش

ك ب

ه ذ

إل الد

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886) Dari Ibnu „Umar, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

يه ماث م وعل و دىاز

ى دزهم أ ض

ق يض حصىاجه م

م ل

ز دىاز

دزهم ول

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih. Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan Keras Mengenai Hutang.”) Demikianlah keadaan orang yang mati dalam kondisi masih membawa hutang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang. Kenapa Nabi shalallahu „alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat?

Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa‟id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu „alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.” Inilah do‟a yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang: ALLAHUMMA INNI A‟UDZU BIKA MINAL MA‟TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang). Maka dari itu wahai saudariku, janganlah seorang hamba bermudah-mudah untuk berhutang. Dan jangan pula seorang hamba berbuat zhalim dengan tidak membayar hutang. Sesungguhnya hutang itu akan dibayar di akhirat, bukan dibayar dengan dinar, bukan dibayar dengan rupiah, bukan dibayar dengan dirham, akan tetapi akan dibayar dengan amalan kita. Padahal amalan kita adalah modal utama menuju surga.