46145972 makalah hak atas tanah isi

Upload: arya

Post on 04-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    1/16

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

    limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka tugas akhir ini dapat diselesaikan.

    Atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak

    langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai, penulis mengucapkan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.

    Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi

    materi meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

    diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

    Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang

    bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

    Subang, Oktober 2012

    Penulis

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    2/16

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

    DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN PUSATANA ........................................................................... 4

    BAB III ANALISIS .................................................................................................. 7

    BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 13

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    3/16

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAHPemilikan tanah diawali dengan menduduki suatu wilayah yang oleh masyarakat adat

    disebut sebagai tanah komunal (milik bersama). Khususnya diwilayah pedesaan diluar

    Jawa, tanah ini diakui oleh hukum adat tak tertulis baik berdasarkan hubungan

    keturunan maupun wilayah. Seiring dengan perubahan pola sosial ekonomi dalam

    setiap masyarakat tanah milik bersama masyarakat adat ini secara bertahap dikuasai

    oleh anggota masyarakat melalui penggarapan yang bergiliran. Sistem pemilikan

    individual kemudian mulai dikenal didalam sistem pemilikan komunal.

    Situasi ini terus berlangsung didalam wilayah kerajaan dan kesultanan sejak abad ke

    lima dan berkembang seiring kedatangan colonial Belanda pada abad ke tujuh belas

    yang membawa konsep hukum pertanahan mereka.

    Selama masa penjajahan Belanda, pemilikan tanah secara perorangan menyebabkan

    dualisme hukum pertanahan, yaitu tanah-tanah dibawah hukum Adat dan tanah-tanah

    yang tunduk kepada hukum Belanda. Menurut hukum pertanahan colonial, tanah

    bersama milik adat dan tanah milik adat perorangan adalah tanah dibawah penguasaan

    Negara.

    Hak individual atas tanah, seperti hak milik atas tanah, diakui terbatas kepada yang

    tunduk kepada hukum barat. Hak milik ini umumnya diberikan atas tanah-tanah

    diperkotaan dan tanah perkebunan di pedesaan. Dikenal pula beberapa tanah instansi

    pemerintah yang diperoleh melalui penguasaan.

    Persoalan sengketa tanah mengenai hak Milik tak pernah reda. Masalah tanah bagi

    manusia tidak ada habis-habisnya karena mempunyai arti yang amat penting dalam

    penghidupan dan hidup manusia sebab tanah bukan saja sebagai tempat berdiam juga

    tempat bertani, lalu lintas, perjanjian dan pada akhirnya tempat manusia berkubur.

    Sebagaimana diketahui sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria berlaku

    bersamaan dua perangkat hukum tanah di Indonesia (dualisme). Satu bersumber pada

    hukum adat disebut hukum tanah adat dan yang lain bersumber pada hukum barat

    disebut hukum tanah Barat. Dengan berlakunya hukum agraria yang bersifat nasional

    (UU No. 5 Tahun 1960) maka terhadap tanah-tanah dengan hak barat maupun tanah-

    tanah dengan hak adat harus dicarikan padanannya di dalam UUPA. Untuk dapat

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    4/16

    2

    masuk ke dalam sisem dari UUPA diselesaikan dengan melalui lembaga konversi.

    Setelah adanya UUPA masih saja ada masalah yang lingkupnya pada hak atas tanah,

    seharusnya ada suatu peraturan yang menjelaskan lebih jelas dan mengikat mengenai

    hak atas tanah.

    Undang-undang pertanahan tersebut diharapkan secepatnya dibuat dan diundangkan

    agar dapat memberikan kepastian hukum dan jaminan perlindungan hukum

    kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah.

    B. IDENTIFIKASI MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan Hak Atas Tanah?2. Apa saja yang termasuk Hak Atas Tanah?3. Bagaimanakah contoh kasus dalam permasalahan Hak Atas Tanah?

    C. TUJUAN PENELITIANPembuatan makalah yang berjudul Hak Atas Tanah ini memiliki tujuan yang ingin

    dicapai, yaitu :

    1.Agar kita dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan Hak Atas Tanah2.Agar kita dapat mengetahui apa saja yang termasuk dalam Hak Atas Tanah3.Agar kita mengetahui contoh-contoh kasus dalam permasalahan Hak Atas Tanah

    D. MANFAAT PENELITIANManfaat yang penyusun dapat setelah menyusun makalah yang berjudul Hak Atas

    Tanah ini, yaitu :

    Manfaat teoritis :

    1. Penyusun mendapat lebih banyak pengetahuan mengenai Hak Atas Tanah2. Penyusun mendapatkan pengetahuan mengenai apa saja yang termasuk

    kedalam Hak Atas Tanah

    Manfaat Praktis :

    1. Penyusun dapat memaparkan mengenai Hak Atas Tanah2. Penyusun dapat mengetahui bagaimana kepemilikan Hak Atas Tanah di

    Indonesia

    3. Jika suatu hari penyusun bekerja pada bidang Hukum Agraria atau yangberhubungan dengan pertanahan maka penyusun sudah mengetahui

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    5/16

    3

    bagaimanakah penjelasan mengenai Hak Atas Tanah Tersebut serta dapat

    pula mengaplikasikannya apabila terjadi masalah yang berhubungan dengan

    Hak Atas Tanah.

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    6/16

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. PENJELASANHAK ATAS TANAH Definisi hak atas tanah adalah hak yang memberi

    wewenang kepada seseorang yang mempunyai hak untuk mempergunakan atau

    mengambil manfaat atas tanah tersebut. Hak atas tanah berbeda dengan hak

    penggunaan atas tanah.

    Ciri khas dari hak atas tanah adalah seseorang yang mempunyai hak atas tanah

    berwenang untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah yang

    menjadi haknya. Hakhak atas tanah yang dimaksud ditentukan dalam pasal 16 jo

    pasal 53 UUPA, antara lain:

    1. Hak Milik2. Hak Guna Usaha3. Hak Guna Bangunan4. Hak Pakai5. Hak Sewa6. Hak Membuka Tanah7. Hak Memungut Hasil Hutan8.Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang ditetapkan

    oleh undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana

    disebutkan dalam pasal 53.

    Dalam pasal 16 UU Agraria disebutkan adanya dua hak yang sebenarnya bukan

    merupakan hak atas tanah yaitu hak membuka tanah dan hak memungut hasil hutan

    karena hakhak itu tidak memberi wewenang untuk mempergunakan atau

    mengusahakan tanah tertentu. Namun kedua hak tersebut tetap dicantumkan dalam

    pasal 16 UUPA sebagai hak atas tanah hanya untuk menyelaraskan sistematikanya

    dengan sistematika hukum adat. Kedua hak tersebut merupakan pengejawantahan

    (manifestasi) dari hak ulayat. Selain hakhak atas tanah yang disebut dalam pasal

    16, dijumpai juga lembagalembaga hak atas tanah yang keberadaanya dalam

    Hukum Tanah Nasional diberi sifat sementara. Hakhak yang dimaksud antara

    lain :

    1. Hak gadai,

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    7/16

    5

    2. Hak usaha bagi hasil,3. Hak menumpang,4. Hak sewa untuk usaha pertanian.Hakhak tersebut bersifat sementara karena pada suatu saat nanti sifatnya akan

    dihapuskan. Oleh karena dalam prakteknya hakhak tersebut menimbulkan

    pemerasan oleh golongan ekonomi kuat pada golongan ekonomi lemah (kecuali hak

    menumpang). Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan asasasas Hukum Tanah

    Nasional (pasal 11 ayat 1). Selain itu, hakhak tersebut juga bertentangan dengan

    jiwa dari pasal 10 yang menyebutkan bahwa tanah pertanian pada dasarnya harus

    dikerjakan dan diusahakan sendiri secara aktif oleh orang yang mempunyai hak.

    Sehingga apabila tanah tersebut digadaikan maka yang akan mengusahakan tanah

    tersebut adalah pemegang hak gadai. Hak menumpang dimasukkan dalam hakhak

    atas tanah dengan eksistensi yang bersifat sementara dan akan dihapuskan karena

    UUPA menganggap hak menumpang mengandung unsur feodal yang bertentangan

    dengan asas dari hukum agraria Indonesia. Dalam hak menumpang terdapat

    hubungan antara pemilik tanah dengan orang lain yang menumpang di tanah si A,

    sehingga ada hubungan tuan dan budaknya. Feodalisme masih mengakar kuat

    sampai sekarang di Indonesia yang oleh karena Indonesia masih dikuasai oleh

    berbagai rezim. Sehingga rakyat hanya menunngu perintah dari penguasa tertinggi.

    Sutan Syahrir dalam diskusinya dengan Josh Mc. Tunner, pengamat Amerika

    (1948) mengatakan bahwa feodalisme itu merupakan warisan budaya masyarakat

    Indonesia yang masih rentan dengan pemerintahan diktatorial. Kemerdekaan

    Indonesia dari Belanda merupakan tujuan jangka pendek. Sedangkan tujuan jangka

    panjangnya adalah membebaskan Indonesia dari pemerintahan yang sewenang

    wenang dan mencapai kesejahteraan masyarakat. Pada saat itu, Indonesia baru saja

    selesai dengan pemberontakan G 30 S/PKI. Walaupun PKI sudah bisa dieliminir

    pada tahun 1948 tapi ancaman bahaya totaliter tidak bisa dihilangkan dari

    Indonesia. Pasal 16 UUPA tidak menyebutkan hak pengelolaan yang sebetulnya

    hak atas tanah karena pemegang hak pengelolaan itu mempunyai hak untuk

    mempergunakan tanah yang menjadi haknya. Dalam UUPA, hakhak atas tanah

    dikelompokkan sebagai berikut :

    1.Hak atas tanah yang bersifat tetap, terdiri dari :

    1. Hak Milik2. Hak Guna Usaha

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    8/16

    6

    3. Hak Guna Bangunan4. Hak Pakai5. Hak Sewa Tanah Bangunan6. Hak Pengelolaan2.Hak atas tanah yang bersifat sementara, terdiri dari :

    1. Hak Gadai2. Hak Usaha Bagi Hasil3. Hak Menumpang4. Hak Sewa Tanah Pertanian

    Pencabutan Hak Atas Tanah

    Maksud dari pencabutan hak atas tanah adalah pengambilan tanah secara paksa

    oleh negara yang mengakibatkan hak atas tanah itu hapus tanpa yang bersangkutan

    melakukan pelanggaran atau lalai dalam memenuhi kewajiban hukum tertentu dari

    pemilik hak atas tanah tersebut. Menurut Undangundang nomor 20 tahun 1961

    tentang pencabutan hak atas tanah dan bendabenda diatasnya hanya dilakukan

    untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa dan negara serta

    kepentingan bersama milik rakyat merupakan wewenang Presiden RI setelah

    mendengar pertimbangan apakah benar kepentingan umum mengharuskan hak atas

    tanah itu harus dicabut, pertimbangan ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri,

    Menteri Hukum dan HAM, serta menteri lain yang bersangkutan. Setelah Presiden

    mendengar pertimbangan tersebut, maka Presiden akan mengeluarkan Keputusan

    Presiden yang didalamnya terdapat besarnya ganti rugi untuk pemilik tanah yang

    haknya dicabut tadi. Kemudian jika pemilik tanah tidak setuju dengan besarnya

    ganti rugi, maka ia bisa mengajukan keberatan dengan naik banding pada

    pengadilan tinggi.

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    9/16

    7

    BAB III

    ANALISIS

    A. PENGERTIAN-PENGERTIAN :1. HAK MILIKHak milik diatur didalam pasal 20-27 UUPA. Hak milik bersifat turun-temurun,

    terkuat, dan terpenuh, berfungsi sosial. Maksudnya adalah, turun temurun

    contohnya dapat diwariskan, terkuat maksudnya dapat dipertahankan, terpenuh

    maksudnya adalah tidak mengenal jangka waktu, dan berfungsi sosial yaitu harus

    sesuai dengan sifat dan tujuannya (pasal 6 UUPA).

    Hak milik dapat dialihkan kepada siapa saja, dapat didirikan Hak guna bangunan

    diatasnya.

    Subjek hak milik :

    a. Warga Negara Indonesiab. Badan hukum tertentu ( PP No. 38 tahun 1963) yaitu, badan hukum

    perbankan negara, koperasi pertanian, dan usaha sosial/keagamaan.

    Luas kepemilikan hak atas tanah dibatasi oleh CEILING yang dibatasi secara

    maksimum dan minimum.

    Berakhirnya suatu hak milik atas tanah yaitu dapat dengan cara :

    a. Pencabutan hakb. Melanggar prisip nasionalitasc. Terlantard. Penyerahan secara sukarelae. Tanahnya musnah misalnya karena bencana alam longsorDasar hak milik :

    a. Konversi dari tanah-tanah eks-BW dan dari tanah eks-tanah adatb. Dari hasil pengelolaan yang teruang dalam perjanjian pendirian hak tersebutc. SK pemberhentian hak oleh pemerintah BPN2. HAK GUNA USAHAHak guna usaha diatur didalam pasal 28-34 UUPA, dan PP No. 40 tahun 1996.

    Hak guna usaha merupakan hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh

    negara. Obyeknya merupakan tanah negara.

    Subyek hak guna usaha :

    1. Warga Negara Indonesia

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    10/16

    8

    2. Badan HukumIndonesiaHak guna usaha dapat dapat dialihkan asal kepada WNI. Hal ini berdasarkan

    prinsip asas nasionalitas.

    Penggunaan hak guna usaha dapat digunakan untuk pertanian (perkebunan),

    perikanan, peternakan. Dan dapat dijadikan objek hak tanggunangan atau dapat

    dijaminkan.

    Jangkau waktunya : Didalam UUPA 25 tahun, diperpanjang maksimal 35 tahun

    dengan perpanjangan waktu 25 tahun, perpanjangan atau pembaharuan dapat

    diberikan sekaligus (pasal 11 PP 40 Tahun 1996) 30 tahun diperbaharui.

    Berakhirnya hak : waktunya berakhir melanggar syarat pemberian, dilepas

    haknya, dicabut haknya untuk kepentingan umum, tanahnya musnah, melanggar

    prinsip nasionalitas.

    Dasar hak : PMDN No 6 Tahun 1972 jo. Peraturan kepala BPN No 16 Tahun

    1990 sampai dengan 100 HA asal tidak dengan fasilitas penanaman modal oleh

    Kanwil BPN ; diatas 100 HA oleh Kepala BPN (Pasal 2 s.d 18 PP No 40 Tahun

    1996)

    3.HAK GUNA BANGUNANHak untuk mengusahakan dan mempunyai bangunan atas tanah bukan milik

    sendiri

    Subyeknya : .

    1. WNI2. Badan Hukum IndonesiaHak guna Bangunan dapat dialihkan asal kepada WNI, berdasarkan asas

    nasionalitas

    Dapat sebagai objek hak tanggungan

    Jangka waktu hak guna bangunan : paling lama 30 tahun dapat diperpanjang 20

    tahun, perpanjangan/ pembaharuan dapat diberikan sekaligus

    Berakhirnya hak guna bangunan:

    Jangka waktunya berakhir, dihentikan sebelum jangka waktu berakhir, dilepas

    oleh pemegang hak, dicabut untuk kepentingan umum, ditelantarkan, tanah

    musnah, bukan WNI lagi (pasal 30 ayat 2 jo pasal 20 PP 40/ 1996

    Alas/ dasar hak guna bangunan

    1. PMDN 6/1972 sampai 2000m2 oleh kepala BPN ps 22 PP 40/1996

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    11/16

    9

    2.Hak pengelolaan Vide PMDN 1/77 jo PMDN 6/1972 jo ps 22 ayat (2) PP40/1996

    3. Konversi tanah ex adat4. Kinversi tanah ex BW : hak eigendom, hak opstal, hak erfacht5. Karena perjanjian, pemilik HM dan seseorang untuk menimbulkan hak gunabangunan

    4. HAK PAKAI

    1) Hak pakai keperdataanHak untuk menggunakan dan memungut hasil dari tanah yang dikuasai negara/

    tanah yang dikuasai seseorang dengan hak milik

    Subjeknya : WNI, Badan Hukum Indonesia, orang asing penduduk Indonesia (

    pasal 39 PP 40/ 1996), badan hukum asing yang mempunyai manfaat bagi

    penduduk Indonesia dan badan hukum asing yang ada ijin operasional

    Dapat dialihkan ; dapat menjadi objek tanggungan

    Berakhirnya hak : jangka waktu berakhir, tanah musnah, dicabut untuk

    kepentingan umum, ditelantarkan

    Jangka waktu :

    Tidak jelas ( pasal 41-43 UUPA) PMDN 6/1972 = 10 tahun Pasal 45 PP 40/ 1996 -25 tahun dengan perpanjangan 20 tahun Hak pakai di atas hak milik = 25 tahun dengan pembaharuan 25 tahun2) Hak pakai khusus :Hak milik mempergunakan tanh untuk pelaksanaan tugas yang berasal dari tanah

    yang dikuasai negara.

    Subjeknya ialah departemen, LPND, PEMDA, perwakilan negara asing, lembaga

    keagamaan, dan lembaga sosial (Lembaga pemerintah non departemen).

    Tidak dapat dialihkan :

    Tidak dapat dijadikan objek hak tanggungan

    Berakhirnya hak:

    Jika tidak dapat dipergunakan lagi kembali kepada negara.

    Jangka waktu :

    Tidak terbatas selama masih dipergunakan (pasal 45 ayat 1 PP. 40 tahun 1996).

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    12/16

    10

    B. PENGERTIAN HAK HAK SEMENTARAHak hak yang bersifat sementara dikatakan sementara karena mengandung sifat-

    sifat yang bertentangan dengan UUPA (mengandung unsur pemerasan). Maka

    hal-hal tersebut diusahakan agar dapat dihapus dalam waktu singkat, sebelum ada

    peraturan-peraturan yang baru, sementara ketentuan yang sudah ada dianggap

    masih berlaku. Hak-hak tersebut adalah:

    1.Hak Usaha Bagi Hasil, berasal dari hukum adat hak menggarap, yaitu hakseseorang untuk mengusahakan pertanian diatas tanah milik orang lain dengan

    perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi bagi kedua belah pihak berdasarkan

    perjanjian. Diatur dalam Undang-Undang No.2 tahun 1960 tentang perjanjian

    bagi hasil, Permenag No. 8 tahun 1964, Inpres No.13 tahun 1980.

    2.HakGadai, berasal dari hukum adat Jual Gadai, yaitu penyerahan sebidangtanah oleh pemilik kepada pihak lain dengan membayar uang kepada pemilik

    tanah dengan perjanjian, bahwa tanah itu akan dikemalikan apabila pemilik

    mengembalikan uang kepada pemegang tanah. Hal itu diatur lebih lanjut dalam

    Undang-Undang No.56/ Prp/ 1960 tentang penetapan luas tanah pertanian,

    pasal 7 : Barangsiapa menguasai tanah pertanian dengan hak gadai, sudah

    berlangsung 7 tahun atau lebih, wajjib mengembalikan tanah itu kepada

    pemiliknya dalam waktu sebulan stelah tanaman selesai dipanen. Dengan tidak

    ada hak untuk menuntut pembayaran uang tebusan.

    Rumus : 7+0.5Waktu Berlangsungnya Gadai x Uang gadai

    7

    3.Hak Menumpang, yaitu hak yang mengizinkan seseorang untuk mendirikanserta untuk menempati rumah diatas tanah pekarangan orang lain dengan tidak

    membayar kepada pemilik pekarangan tersebut, seperti hak pakai, tetapi

    sifatnya sangat lemah, karena setiap saat pemilik dapat mengambil kembali

    tanahnya.

    4.Hak Sewa Tanah Pertanian, bersifat sementara karena berkaitan dengan pasal10 ayat 1 UUPA yang menghendaki setiap orang atau badan hukum yang

    mempunyai suatu hak atas tanah pertanian. Pada asasnya diwajibkan

    mengerjakan atau mengusahakan sendiri secara aktif dengan cara mencegah

    cara pemerasan.

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    13/16

    11

    Contoh Kasus :

    Sengketa Lahan Meruya

    Kasus ini bermula pada 1972. Waktu itu, Haji Djuhri bin Haji Geni, Yahya bin

    Haji Geni, dan Muhammad Yatim Tugono membeli tanah-tanah girik dari warga

    Meruya Udik, yang kini menjadi Kelurahan Meruya Selatan. Seluruh tanah ini

    mencapai luas 78 hektare dan kemudian dijual dengan harga Rp 300 per meter

    persegi ke perusahaan properti milik Beny Rachmat itu.

    Masalah muncul ketika Portanigra menuduh tiga mandor itu belakangan membuat

    girik palsu dan menjual lagi tanah tersebut ke beberapa pihak. Kasus pemalsuan

    girik ini ditemukan oleh Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Pusat

    pimpinan Laksamana Sudomo pada 1978.

    Dalam proses pemeriksaan, tiga mandor tadi mengaku menjual lagi girik tersebut

    kepada beberapa perusahaan. Di antaranya ke pemerintah DKI Jakarta pada 1974

    seluas 15 hektare, kepada PT Intercone (2 hektare) dan PT Copylas (2,5 hektare)

    pada 1975, serta kepada BRI seluas 3,5 hektare pada 1977.

    Pada 1986, Djuhri divonis hukuman setahun penjara oleh Pengadilan Negeri

    Jakarta Barat. Di tingkat banding, Yahya terkena vonis setahun penjara. Adapun

    Tugono, kasasinya ditolak Mahkamah Agung sehingga ia harus masuk penjara

    pada 1989.

    Berbekal putusan pidana itu, Portanigra kemudian menggugat perdata ketiga

    mandor tersebut pada 1996. Ketika itu, Pengadilan Negeri Jakarta Barat sudah

    meletakkan sita jaminan terhadap tanah seluas 44 hektare yang diklaim milik

    Porta. Gugatan ini sempat ditolak di tingkat pertama dan banding.

    Namun, pada 2001, nasib berbalik memihak Porta ketika perkara sampai di

    Mahkamah Agung. Mahkamah memenangkan Porta. Putusan perkara pidana dan

    bukti jual-beli yang jadi pegangan putusan kasasi.

    Meskipun bukan pihak yang bersengketa, warga kini berusaha melawan putusan

    Mahkamah Agung dengan mengajukan gugatan perlawanan hukum ke Pengadilan

    Negeri Jakarta Barat.

    Warga juga berusaha menghalangi eksekusi dengan mengadukan Portanigra ke

    polisi karena adanya sejumlah kejanggalan di berkas perkara.

    Kejanggalan itu di antaranya menyangkut domisili perusahaan tersebut di Duta

    Merlin yang ternyata kosong dan nomor wajib pajak ganda atas nama Portanigra.

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    14/16

    12

    Dari tiga terpidana, kini cuma Haji Djuhri yang sudah berusia 80 tahun dan pikun

    itu yang ikut melawan. Sebab, Yahya sudah meninggal dan Tugono pindah entah

    ke mana.

    Portanigra sendiri kini menunggu upaya Dewan Perwakilan Rakyat mencari solusi

    untuk tak merugikan pihak ketiga atau warga dalam sengketa tanah tersebut.

    Badan Pertanahan Jakarta yang disebut-sebut ikut punya andil membuat masalah

    ini jadi kisruh sepertinya malah tak diganggu gugat. Padahal jika dokumen tanah

    berupa hak girik dipegang PT Portanigra dan tanah tersebut berstatus sengketa,

    mestinya ribuan warga itu tak bisa memiliki sertifikat hak milik. Mestinya BPN

    tidak mengeluarkan dokumen kepemilikan tanah di atas lahan yang terlibat

    sengketa.

    Nasi telah menjadi bubur. BPN mengeluarkan sertifikat itu dan kini jadi masalah.

    Sumber :www.tempointeraktif.com

    Analisis Kasus

    Perspektif Legal

    Kasus Meruya sebenarnya adalah persoalan pidana antara PT Porta Nigra dengan

    Juhri CS. PT Porta Nigra yang dalam hal ini dirugikan dengan penipuan yg

    dilakukan Juhri CS dalam proses pengambilalihan lahan di Meruya. Secara legal,

    tanah yang dibeli Porta Nigra dari Juhri CS belum beralih karena dasar hukum

    atas tanah tersebut, dalam hal ini girik dinyatakan palsu oleh pengadilan pidana

    dan berdasarkan putusan pengadilan negeri dimusnahkan.

    Selain itu, dalam proses peralihan hak atas tanah, PT.Portanigra sebagai

    perusahaan developer melakukan kesalahan karena tidakmelakukan transaksi beli

    tanah sesuai aturan dan tidak mengurus sertifikat pasca transaksi maka Porta

    Nigra belum dapat disebut sebagai pemilik secara yuridis atas tanah tersebut.

    Perspektif Yurisdiksi

    Putusan Mahkamah Agung untuk melakukan eksekusi tanah di Meruya memang

    patut dipertanyakan karena penerbitan sertifikat tanah adalah putusan dari BPN

    (pejabat negara). jadi, yang dapat mempertanyakan sertifikat tersebut adalah

    peradilan Tata Usaha Negara. Seharusnya putusan dari MA adalah memaksa Juhri

    CS untuk mengganti kerugian akibat penipuan yang dilakukannnya dan bukan

    menyerahkan tanah yg menjadi objek jual beli pada awalnya. terlebih secara

    hukum proses peralihan hak atas tanah tersebut belum terjadi. Atau setidaknya

    tidak ada dokumen hukum yang menunjukkan hal tersebut.

    http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/
  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    15/16

    13

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang yang

    mempunyai hak untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah

    tersebut. Di dalam pelaksanaannya banyak terdapat masalah-masalah akibat

    ketidaktahuan atau ketidakmengertian masyarakat terhadap hak-hak atas tanah.

    Masalah tanah bagi manusia seperti tidak ada habisnya karena tanah mempunyai

    arti yang sangat penting dalam penghidupan manusia

    Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan mengerti mengenai

    hak-hak atas tanah agar kejadian-kejadian persengketaan tanah seperti kasus diatas

    tidak terulang kembali.

  • 7/30/2019 46145972 Makalah Hak Atas Tanah Isi

    16/16

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    Harsono,Boedi,2008, Hukum Agraria Indonesia ,Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta

    Catatan kuliah Hukum Agraria Harsono, Boedi, 2008, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan

    Undang-undang Pokok Agraria, isi dan pelaksanaannya, Djambatan,

    Jakarta

    Perangin, Effendi, 1986, 401 Pertanyaan dan Jawaban Tentang HukumAgraria, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

    www.google.com/kasushakatastanah www.google.com/hakatastanah http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_atas_tanah"

    http://www.google.com/kasushakatastanahhttp://www.google.com/kasushakatastanahhttp://www.google.com/hakatastanahhttp://www.google.com/hakatastanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_atas_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_atas_tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_atas_tanahhttp://www.google.com/hakatastanahhttp://www.google.com/kasushakatastanah