30 profil kes.prov.maluku 2012

Upload: dayat-muh-dacil

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    1/241

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    2/241

    KATA PENGANTAR

    Profil Kesehatan Provinsi Maluku merupakan salah satu media yang dapat

    berperan dalam pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan

    kesehatan, termasuk di dalamnya kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan

    minimal di bidang kesehatan, pencapaian target Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan

    yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

    Profil Kesehatan Provinsi Maluku juga merupakan penyajian yang relatif

    komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan sumber daya

    kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan.

    Dengan demikian, kebutuhan terhadap data yang berkualitas menjadi sangat krusial.

    Profil Kesehatan Provinsi Maluku menggunakan data yang bersumber dari pengelola

    program di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan Kabupaten/Kota serta

    lintas sektor terkait. Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Provinsi Maluku

    Tahun 2012 dapat membantu kita dalam membandingkan capaian pembangunan

    kesehatan antara satu kabupaten dengan kabupaten lain serta capaian

    pembangunan kesehatan pada tahun 2012 dengan tahun-tahun sebelumnya.

    T k i d i l i k bij k P G d Bid

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    3/241

    Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusun Profil Kesehatan

    Provinsi Maluku Tahun 2012 ini, kami mengucapkan terima kasih.

    Ambon, Oktober 2013

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

    dr. MEIKYAL PONTOH, M.Kes

    NIP. 19631027 199703 2001

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    4/241

    SAMBUTAN SEKRETARIS DINAS KESEHATAN

    PROVINSI MALUKU

    Saya sangat mengapresiasi dengan hadirnya “Profil Kesehatan Maluku Tahun

    2012” yang terbit untuk merespon tinnginya kebutuhan data dan informasi yang

    cepat dan berkualitas. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait

    pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan keputusan yang

    evidence based. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku pada akhirnya berhasil menyusun

    produk publikasi “Profil Kesehatan Maluku Tahun 2012”.

    Saya menyadari, bukan hal mudah untuk dapat menyajikan data yang

    berkualitas, sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Kendala yang dihadapi dalam

    pengelolaan data dan informasi baik di tingkat puskesmas, kabupaten/kota maupun

    provinsi berperan terhadap penyusunan Profil Kesehatan Maluku. Pemenuhan

    kelengkapan data baik dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan

    masalah utama yang ditemui dalam rangka pemyusunan profil yang tepat waktu.

    Selain itu, untuk penyusunan Profil Kesehatan Maluku diperlukan komitmen bersama

    antara provinsi dan kabupaten/kota dalam mewujudkan penyediaan data yanglengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi di tingkat provinsi

    maupun kabupaten/kota juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    5/241

    Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang

    setinggi-tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data dan informasi ditingkat provinsi, kabupaten/kota serta lintas sector yang telah berkontribusi dalam

    penyusunan Profil Kesehatan Maluku Tahun 2012. Semoga, Profil Kesehatan Maluku

    di masa mendatang dapat menyajikan data yang berkualitas dan dapat terbit lebih

    cepat.

    Ambon, Oktober 2013

    Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

    Hasan Mulud, SH

    NIP. 19621119 199103 1 005

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    6/241

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    SAMBUTAN SEKRETARIS DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU

    DAFTAR ISI

    DAFTAR LAMPIRAN

    DAFTAR GRAFIK

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR SINGKATAN

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    7/241

    BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

    A. MortalitasB. Status Gizi

    C. Morbiditas

    D. Dampak Kesehatan Akibat Bencana

    BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

    A. Pelayanan Kesehatan Dasar

    B. Pelayanan Kesehatan Rujukan

    C. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

    D. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

    E. Perbaikan Gizi Masyarakat

    BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

    A. Sarana Kesehatan

    B. Tenaga Kesehatan

    C. Pembiayaan Kesehatan

    BAB VI PENUTUP

    A Kesimpulan

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    8/241

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah

    rumah tangga dan kepadatan penduduk Provinsi Maluku Tahun

    2012

    Lampiran 2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, rasio

    beban tanggungan, rasio jenis kelamin Provinsi Maluku Tahun2012

    Lampiran 3 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur

    Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 4 Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek

    huruf menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012Lampiran 5 Persentase penduduk laki-laki dan perempuan 10 tahun ke atas

    menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 6 Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

    Tahun 2012

    Lampiran 7 Jumlah kematian bayi dan balita menurut jenis kelamin di

    Provinsi Maluku Tahun 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    9/241

    Lampiran 13 Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin di

    Provinsi Maluku Tahun 2012Lampiran 14 Jumlah kasus baru HIV, AIDS dan infeksi menular seksual (IMS)

    lainnya menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 15 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis

    kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 16 Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 17 Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 18 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis

    kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 19 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut jenis

    kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 20 Persentase penderita kusta selesai berobat menurut jenis

    kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 21 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

    (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012Lampiran 22 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

    (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    10/241

    Lampiran 28 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga

    kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu nifas di Provinsi MalukuTahun 2012

    Lampiran 29 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 30 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet FE1 dan FE3 di

    Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 31 Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatus risiko

    tinggi/komplikasi ditangani menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 32 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita dan ibu

    nifas menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 33 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 34 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 35 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif di Provinsi Maluku Tahun

    2012Lampiran 36 Cakupan kunjungan neonatus menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    11/241

    Lampiran 42 Pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-23 bulan

    keluarga miskin menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun2012

    Lampiran 43 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 44 Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 45 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut

    jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 46 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat menurut

    jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 47 Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat menurut

    jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 48 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin

    di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 49 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan

    gawat darurat (gadar) level I di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 50 Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB diProvinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 51 Desa/kelurahan terkena KLB yang ditangani

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    12/241

    Lampiran 56 Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (Dan hampir

    miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis kelamin diProvinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 57 Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (Dan hamper

    miskin) menurut strata jenis kelamin menurut strata sarana

    kesehatan, jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 58 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan

    gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Provinsi Maluku

    Tahun 2012

    Lampiran 59 Angka kematian pasien di rumah sakit di Provinsi Maluku Tahun

    2012

    Lampiran 60 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Provinsi Maluku

    Tahun 2012

    Lampiran 61 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di

    Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 62 Persentase rumah sehat di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 63 Persentase rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes di

    Provinsi Maluku Tahun 2012Lampiran 64 Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang

    digunakan di Provinsi Maluku Tahun 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    13/241

    Lampiran 70 Jumlah sarana pelanyanan kesehatan menurut kepemilikan di

    Provinsi Maluku Tahun 2012Lampiran 71 Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan labkes dan

    memiliki 4 spesialis dasar di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 72 Jumlah posyandu menurut strata di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 73 Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 74 Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan Provinsi Maluku Tahun

    2012

    Lampiran 75 Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan Provinsi Maluku

    Tahun 2012

    Lampiran 76 Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan Provinsi

    Maluku Tahun 2012

    Lampiran 77 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana

    kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 78 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di sarana kesehatan

    Provinsi Maluku Tahun 2012

    Lampiran 79 Anggaran kesehatan di Provinsi Maluku Tahun 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    14/241

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 2.1 Jumlah Desa dan Kelurahan di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.2 Piramida Penduduk Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.3 Grafik Beban Tanggungan Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.4 Persentase Angka Melek Huruf Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.5 Persentase Penduduk yang menyelesaikan Tingkat PendidikanProvinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.6 Cakupan Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Air

    Minum Yang Layak Di Provinsi Maluku Tahun 2009-2011

    Grafik 2.7 Persentase Kepemilikan Jamban Sehat Di Provinsi Maluku Tahun

    2012Grafik 2.8 Jumlah Rumah Sehat Di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.9 Persentase Cakupan Tempat Umum Pengolahan Makanan

    (TUPM) Yang Sehat Di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 2.10 Persentase Rumah Rangga Ber-PHBS di Provinsi Maluku Tahun

    2012

    Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup Di Provinsi

    Maluku Tahun 2007-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    15/241

    Grafik 3.8 Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

    Tahun 2012Grafik 3.9 Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit

    Tahun 2012

    Garfik 3.10 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Tahun 2012

    Garfik 3.11 Angka Notifikasi Kasus / Case Notification Rate BTA + dan

    Seluruh Kasus Per 100.000 Penduduk Di Provinsi MalukuTahun

    2011-2012

    Grafik 3.12 Angka penemuan kasus baru BTA positif CDR) Kab/Kota Tahun

    2012

    Grafik 3.13 Angka Penemuan Kasus/ Case Detection Rate TB Paru BTA +

    Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2012

    Grafik 3.14 Angka Kesuksesan/Success Rate Pengobatan TB Di Provinsi

    Maluku Tahun 2010-2012

    Grafik 3.15 Jumlah Kasus Baru HIV Positif Di Provinsi Maluku Tahun 2008-

    2012

    Grafik 3.16 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Di Provinsi Maluku Tahun

    2008-2012Grafik 3.17 Angka Kematian Akibat AIDS Di Provinsi Maluku Tahun 2008-

    2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    16/241

    Grafik 3.21 Angka Penemuan Kasus Baru/ Newly Case Detection Rate Per

    100.000 Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2012Grafik 3.22 CDR Kusta Per Kab/Kota Provinsi Maluku Tahun 2012

    Grafik 3.23 Persentase Angka Prevalensi Penyakit Kusta Di Provinsi Maluku

    Tahun 2009-2012

    Grafik 3.24 Jumlah Kasus Diare yang ditangani Di Provinsi Maluku Tahun

    2011 - 2012

    Grafik 3.25 Jumlah Kasus Campak Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2012

    Grafik 3.26 Jumlah Kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) dan Acute Flacid

    Paralysis Rate Per 100.000 Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun

    2010-2012

    Grafik 3.27 Peta endemis itas malaria (API) per kab/kota 2012

    Grafik 3.28 Jumlah Penemuan Dan Pengobatan Kasus Malaria Di Provinsi

    Maluku Tahun 2009 – 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    17/241

    DAFTAR SINGKATAN

    ACLS : Advanced Cardiac Life Support

    AFP : Acute Flaccid Paralysis

    AHH : Angka Harapan Hidup

    AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

    AKABA : Angka Kematian Balita AKB : Angka Kematian Bayi

    -Infant Mortality Rate (IMR)

    AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

    -Infant Uterine Device (IUD)

    AKI : Angka Kematian Ibu-Maternal Mortality Rate (MMR)

    AKN : Angka Kematian Neonatal

    -Neonatal Mortality Rate

    AMI : Annual Parasite Incidence

    ASI Ekslusif : Pemberian Air Susu Ibu saja tanpa tambahan

    makanan dan minuman lain kepada bayi sejak

    lahir sampai usia 6 bulan

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    18/241

    CDR : Case Detection Rate

    CFR : Case Fatality RateCNR : Case Notification Rate

    CR : Cure Rate = Angka Kesembuhan

    DAK : Dana Alokasi Khusus

    DBD : Demam Berdarah Dengue

    DBK : Daerah yang Bermasalah Kesehatan

    DO Rate : Drop Out Rate

    DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse

    DPT : Diphteri Pertusis Tetanus

    DTPK : Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan

    GDR : Gross Death Rate = Angka Kematian Umum

    Hb : Haemoglobin

    HIV : Human Immunodeficiency Virus

    IGD : Instalasi Gawat Darurat

    IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional

    IMS : Infeksi Menular Seksual

    IOT : Industri Obat TradisionalIPM : Indeks Pembangunan Manusia

    IR : Incidence Rate

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    19/241

    K4 : Kontak minimal empat kali selama masa

    kehamilan untuk mendapatkan pelayananantenatal, yang terdiri atas minimal satu kali

    kontak pada trimester pertama, satukali pada

    trimester kedua dan duakali pada trimester ketiga

    KB : Keluarga Berencana

    KEP : Kurang Energi Protein

    KF3 : Kunjungan Nifas; pelayanan kepada ibu nifas

    sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d

    3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke

    VI termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta

    persiapan dan/atau pemasangan KB pasca

    persalinan

    KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

    KLB : Kejadian Luar Biasa

    KN1 : Kunjungan Neonatus 1; pelayanan kesehatan

    neonatal dasar. Kunjungan ke 1 (pertama) pada

    6-24 jam setelah lahirKN Lengkap : Kunjungan Neonatus Lengkap; pelayanan

    kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    20/241

    Kunjungan Bayi : Kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di

    sarana pelayanan. Setiap bayi memperolehmemperoleh pelayanan keseahatan minimal 4 kali

    yaitu satu kali pada umur 29 hari - 3 bulan, 1 kali

    pada umur 6-9 bulan, 1 kali pada umur 9-11

    bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi

    pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3,

    Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi

    dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan

    penyuluhan perawatan kesehatan bayi

    LOS : Length of Stay; Rata-rata lama perawatan

    Seorang pasien

    MDG : Millenium Development Goals

    MOP : Metode Operatif Pria; cara kontrasepsi dengan

    tindakan pembedahan pada saluran sperma

    MOW : Metode Operatif Wanita; cara kontasepsi dengan

    tindakan pembedahan pada saluran telur wanita

    MP ASI : Makanan Pendamping Asi Susu IbuNCDR : Newly Case Detection Rate

    NDR : Net Death Rate

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    21/241

    POMP : Pemberian obat missal pencegahan program

    untuk filariasisPONED : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal

    dasar

    PONEK : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal

    Komprehensif

    Posbindu : Pos pembinaan terpadu

    Poskesdes : Pos kesehatan desa

    Posyandu : Pos pelayanan terpandu

    PN (salinakes) : Persalinan oleh tenaga kesehatan

    PSN : Pemberantasan sarang nyamuk

    PTT : Pegawai Tidak Tetap

    PUS : Pasangan usia subur

    Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat

    PWS KIA : Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan

    anak

    RDT : Rapid Diagnostic Test

    RITL : Rawat inap tingkat lanjutRITP : Rawat inap tingkat pertama

    RJTL : Rawat jalan tingkat lanjut

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    22/241

    TOI : Turn Over Interval=tenggang perputaran;

    rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempatidari telah diisi ke saat terisi berikutnya

    TPT : Tingkat pendidikan tertinggi

    TT : Tetanus Toksoid

    UCI : Universal Child Immunization; tercapainya

    imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11

    bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak

    sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap

    pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT,

    4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak.

    Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi

    2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar

    meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis

    TT.

    UHH : Usia Harapan Hidup; jumlah rata-rata usia yang

    diperkirakan pada seseorang atas dasar angka

    kematian pada masa tersebut yang cenderungtidak berubah di masa mendatang

    UKBM : Upaya Kesehatan Masyarakat Bersumberdaya

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    23/241

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa Negara

    bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

    pelayanan umum yang layakdengan tujuan untukpeningkatan derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan demikian,

    pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

    dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sebagai investasi bagi

    pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial ekonomis.

    Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yangbernaung dibawah

    Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) disebutkan bahwa salah satu hak asasimanusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan

    derajat kesehatan setinggi-tingginya.Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Provinsi

    Maluku dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan

    tidak hanya berpihak pada kaum miskin, namun juga berorientasi pada

    Pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) , sebagai wujud komitmen

    global terhadap hak asasi manusia.

    Dari 8 (Delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima)

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    24/241

    Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku, pendekatan

    pengembangan wilayah Provinsi Maluku dilakukan dengan pendekatan guguspulau yang pembagiannya berdasarkan kedekatan geografis, kesamaan

    budaya, potensi sumber daya alam, kesamaan perekonomian dan

    kecenderungan orientasi.

    Sasaran Pola Pelayanan Kesehatan Sistem Gugus Pulau adalah untuk

    mengatasi keterpencilan melalui prinsip kemandirian dengan jalan

    mendekatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan kemampuan dan mutu

    pelayanan, memperkuat jaringan pelayanan kesehatan termasuk upaya

    rujukan serta manajemen pelayanan kesehatan, meningkatkan kemampuan

    dan peran serta masyarakat dan meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam

    upaya kesehatan. Dalam manajemen kesehatan berbasis gugus pulau,

    Puskesmas Pusat Gugus berfungsi sebagai pusat rujukan kasus, pusat

    pendidikan dan pelatihan, pusat logistik, pusat pemeliharaan, dan pusat

    informasi.

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan, Pasal 17ayat 1 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung

    jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitaspelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan

    yang setinggi tingginya Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    25/241

    Profil Kesehatan merupakan salah satu paket penyajian data/informasi

    kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upayakesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya yang

    diterbitkan setiap tahun. Data yang valid dan akurat menjadi unsur yang

    sangat berpengaruh demi terwujudnya ketersediaan informasi kesehatan yang

    berkualitas. Sejalan dengan penyusunan profil kesehatan, setiap tahunnya

    Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dan Kabupaten/Kota telah menerbitkan Profil

    Kesehatan yang merupakan salah satu media yang dapat berperan dalam

    pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan termasuk

    didalamnya kinerja dari penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal di bidang

    kesehatan dan pencapaian target MDGs bidang Kesehatan.

    Profil Kesehatan juga merupakan penyajian yang relative

    komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber

    daya kesehatan dan data umum serta lingkungan yang berhubungan dengan

    kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Maluku merupakan data yang krusial dan

    disusun berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.

    Dalam penyusunan profil diperlukan data yang evidence based yang

    memberikan informasi guna memantau dan mengevaluasi programpembangunan kesehatan sehingga penyajian buku Profil harus dijelaskan

    dengan detail yang jelas dalam bab bab berikut:

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    26/241

    Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang Upaya

    kesehatan yang merupakan pelaksanaan program pembangunan di bidangkesehatan.Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu

    meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian pelayanan

    kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan

    penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.

    Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang

    sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2012. Gambaran

    tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana/fasilitas

    kesehatan, sarana produksi/distribusi obat dan perbekalan kesehatan, institusi

    pendidikan tenaga kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan

    Bab VI : Penutup. Bab ini menyajikan tentang pentingnya informasi

    kesehatan ini karena dapat menginformasikan pencapaian hasil pelaksanaan

    program selama tahun berjalan.

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    27/241

    BAB II

    GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

    Provinsi Maluku terletak antara 2 0 30’ -9 0 Lintang Selatan dan 124 0-136 0

    Bujur Timur yang berbatasan dengan Laut Seram di sebelah utara, Lautan

    Indonesia dan Laut Arafura di sebelah selatan, Provinsi Papua di sebelah

    Timur dan Laut Sulawesi disebelah Barat.

    Provinsi Maluku dikenal dengan “Provinsi Seribu Pulau” dengan jumlah

    pulau sebanyak 559 pulau. Data Maluku Dalam Angka 2012 menyebutkan luas

    wilayah Provinsi Maluku adalah 581.376 km 2yang terdiri dari luas lautan

    527.191 km 2 dan luas daratan 54.185km 2. Hal ini berarti 90% dari wilayah

    Maluku adalah lautan. Secara administratif wilayah Provinsi Maluku terbagiatas 9 Kabupaten yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur,

    Seram Bagian Barat, Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara

    Barat, Kepulauan Aru dan Maluku Barat Daya dan 2 Kota yaitu Kota Ambon

    dan Kota Tual.

    Data Maluku Dalam Angka Tahun 2012 menyebutkan wilayah ProvinsiMaluku meliputi 118 Kecamatan, 1.135 desa dan 34 kelurahan, sementara

    Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012 wilayah Maluku

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    28/241

    30

    172

    195

    143

    82 80

    26

    8675

    117 117

    20

    6 0 0 0 0 3 1 1 2 0

    0102030405060708090

    100110120130140150160170180190200210220230240250

    Desa

    Kelurahan

    GRAFIK 2.1JUMLAH DESA DAN KELURAHAN

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Berikut ini disajikan gambaran umum Provinsi Maluku Tahun 2012 yang

    meliputi keadaan penduduk, keadaan sosial budaya, dan keadaan lingkungan.

    A. Keadaan Penduduk

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    29/241

    Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan

    dalam bentuk piramida penduduk. Piramida bagian kiri menunjukkanbanyaknya penduduk laki-laki dan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah

    penduduk perempuan. Piramida tersebut menggambarkan struktur penduduk

    yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa dan tua. Struktur penduduk

    ini dapat dipergunakan menjadi dasar kebijakan bagikependudukan, sosial,

    budaya, dan ekonomi. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun

    2012 disusun piramida penduduk yang dapat dilihat pada Grafik 2.2.

    GRAFIK 2.2PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI MALUKU

    TAHUN 2012

    62,465

    51,577

    46,326

    40,507

    35,589

    24,976

    19,605

    12,654

    9,42610,492

    63,167

    54,82147,087

    42,403

    36,013

    25,319

    20,297

    12,909

    10,22711,375

    30 - 34

    35 - 3940 - 44

    45 - 49

    50 - 54

    55 - 59

    60 - 64

    65 - 69

    70 - 7475+

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    30/241

    Pada grafik 2.2 dapat ditunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki

    lebih banyak daripada perempuan. Dari 1.663.906 jiwa penduduk Maluku,penduduk berusia 0-14 tahun sebanyak 575.081 jiwa dengan rincian laki-laki

    sebanyak 294.754 jiwa (17,71%) dan perempuan sebanyak 280.327 jiwa

    (16,85%), yang berusia produktif (15-64 tahun) sebanyak 1.021.742 jiwa,

    dengan rincian laki-laki sebanyak 507.123 jiwa (30,48%) dan perempuan

    sebanyak 514.619 jiwa(30,93%) dan yang berusia tua ( ≥ 65 tahun) sebanyak

    67.083 jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak 32.572 jiwa (1,96%) dan

    perempuan sebanyak 34.511 jiwa (2.07%).

    Struktur penduduk Provinsi Maluku diatas termasuk struktur penduduk

    muda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14

    tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun dibandingkan dengan

    tahun-tahun sebelumnya dan angka harapan hidup semakin meningkat yang

    ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida

    membesar, ini menunjukkan banyaknya usia produktif baik laki-laki maupun

    perempuan. Jumlah penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat

    dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini

    mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karenagolongan penduduk ini relative tidak produktif.

    Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    31/241

    Penurunan laju pertumbuhan penduduk ini dimungkinkan karena berhasilnya

    program promosi kesehatan dan keluarga berencana dengan harapan tidak

    hanya menurunkan angka fertilitas tetapi diharapkan juga ikut meningkatkan

    kesejahteraan keluarga.

    Berdasarkan MDA 2012, tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Maluku

    rata-rata adalah 30 jiwa per km 2, dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota

    Ambon yaitu mencapai 940 jiwa per km 2, sedangkan tingkat kepadatan

    terendah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu 11 jiwa per km 2.

    Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering

    diggunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban

    Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka

    yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif

    (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya

    orang yang termasuk umur produktif (15-64 tahun). Secara kasar

    perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban

    tanggungan umur produktif terhadap umur non-produktif. Semakin tinggi rasio

    beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah penduduk non-produktif yang

    ditanggung oleh penduduk usia produktif. Angka beban tanggungan Provinsi Maluku pada tahun 2010 sebesar

    62 89 meningkat menjadi 67 20 pada tahun 2011 dan meningkat menjadi

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    32/241

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    33/241

    Salah satu indikator pendidikan adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu

    persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan

    menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.

    AMH berguna untuk : (1) Mengukur keberhasilan program-program

    pemberantasan buta huruf, terutama di daerah perdesaan yang masih tinggi

    jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD, (2)

    Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap

    informasi dari berbagai media, dan (3) Menunjukkan kemampuan untuk

    berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Oleh karena itu, angka melek huruf

    berdasarkan kabupaten/kota mencerminkan potensi perkembangan intelektual

    sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

    Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012,

    selama kurun waktu 3 tahun terakhir seperti yang tergambar dalam Grafik 2.4,

    persentase penduduk berumur 10 (sepuluh) tahun ke atas yang melek huruf

    meningkat dari tahun ketahun yakni 33.17% pada tahun 2010, 29,63% pada

    tahun 2011 dan meningkat menjadi 41.03 pada tahun 2012. Pada tabel 4

    Profil Dinas Kesehatan dapat dilihat AMH yang paling rendah terdapat di

    Kabupaten Kepulauan Aru yaitu sebesar 2,58%, diikuti oleh Kabupaten SeramBagian Timur sebesar 2,68%.

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    34/241

    33.17

    39.6341.03

    10

    20

    30

    40

    50

    2010 2011 2012

    Grafik 2.4PERSENTASE ANGKA MELEK HURUFPROVINSI MALUKU

    TAHUN 2010-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Dari data Kab/Kota yang masuk, persentase penduduk Maluku yang

    berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang

    ditamatkan, dapat dilaporkan bahwa lulusan SD/Sederajat yang paling rendah

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    35/241

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    15.5111.27

    6.70 3.69 2.51

    30.78 29.54

    GRAFIK 2.5PERSENTASE PENDUUDK YANG MENYEESAIKAN TINGKAT

    PENDIDIKAN PROVINSI MALUKUTAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    C. Keadaan Kesehatan Lingkungan

    Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    36/241

    1. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum

    Berkualitas

    Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk

    memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals

    (MDGs) yaitu dengan memastikan kelestarian lingkungan hidup dan

    mengurangi hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses

    berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.

    Amanat Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

    yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun

    2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum disebutkan bahwa

    (1) Air minum yang dihasilkan dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) yang

    digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat

    kualitas (fisik, bilogi dan kimia) berdasarkan peraturan menteri yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan; (2) air minum

    yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilarang didistribusikan kepada masyarakat.

    Adapun cakupan rumah tangga yang akses terhadap air minum yang

    layak per Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku meningkat dari tahun 2010sampai dengan tahun 2012 yakni sebesar 11,72%, pada tahun 2010

    meningkat menjadi 66 02% pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    37/241

    GRAFIK 2.6CAKUPAN RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP

    AIR MINUM YANG LAYAK DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2009-2011

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar

    Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu pondasi

    inti dari masyarakat yang sehat. Air Bersih dan Sanitasi yang baik merupakan

    salah satu elemen penting yang menunjang dan mempengaruhi derajat

    50.10 52.50

    63.01

    82.94

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    80.00

    90.00

    2009 2010 2011 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    38/241

    GRAFIK 2.7 PERSENTASE KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    3. Rumah Sehat

    Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu

    keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan

    agar fungsi dan kegunaan suatu perumahan benar-benar bersifat tehnis dan

    - 10.00 20.00 30.00

    40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

    100.00 92.49 85.49

    5.7621.67

    63.2271.12

    95.99

    35.57

    100

    66.32

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    39/241

    Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaen/Kota cakupan penduduk

    yang menggunakan rumah sehat per Kabupaten/Kota pada tahun 2012 di

    Provinsi Maluku dari 205.691 rumah yang diperiksa, terdapat 110.011 unit

    rumah yang sehat atau 53,5%. Persentase rumah sehat yang paling tinggi

    terdapat di Kota Ambon dari 48.283 rumah yang diperiksa sebanyak 39.018

    (80,81%), dan yang paling rendah adalah adalah Kabupaten Seram Bagian

    Timur dari 3.437 rumah yang diperiksa terdapat 799 (23,25%). Hal ini dapat

    dilihat pada grafik 2.8 atau pada lampiran tabel 62.

    GRAFIK 2.8JUMLAH RUMAH SEHAT

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    10.00

    20.00 30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    80.00

    90.00

    100.0089.34

    66.06

    100

    19.81

    8.48

    75.43

    95.0690.45

    69.71

    36.96

    100

    80.81

    53.20

    36.09

    23.25

    42.94 40.05

    71.62 69.51

    55.40

    33.46

    -

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    40/241

    4. Pengawasan dan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan

    (TPM) yang sehat dan Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum

    (TTU)

    Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena

    makanan maupun tempat yang aman akan melindungi dan mencegah

    terjadinya berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu peran higienis sanitasi

    menjadi penting sebagai pengendalian terhadap kebersihan makanan,

    manusia, tempat dan perlengkapannya yang mungkin terkontaminasi sehingga

    menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Di Indonesia di

    kenal dengan standar dan persyaratan kesehatan, sedangkan di tingkat

    Internasional dikenal dengan Standar Codex WHO dan FAO.

    Adapun cakupan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang sehat di

    Provinsi Maluku pada tahun 2012 capaian tertinggi yaitu Hotel, dari 173 yang

    diperiksa terdapat 143 (82,66%) hotel sebagai tempat pengolahan makanan

    yang sehat dan terendah adalah pasar dari 1.017 yang diperksa terdapat 23

    (35,38%). Hal ini dapat dilihat pada grafik 2.9 atau pada lampiran tabel 67.

    GRAFIK 2.9PERSENTASE CAKUPAN TEMPAT UMUM PENGOLAHAN MAKANAN(TUPM) YANG SEHAT DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    41/241

    5. Keadaan Perilaku Masyarakat

    Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang

    mempengaruhi derajat kesehatan, berikut ini disajikan salah satu indikator

    yang ikut mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS).Keluarga mempunyai peran penting dalam

    peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Karena di dalam keluarga terjadi

    komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting

    dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan

    sehat sejak dini di dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan

    aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

    rumah tangga agar ikut berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang

    mandiri sehingga tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih

    dan sehat serta berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup

    sehat.

    Pada tahun 2012 di Provinsi Maluku, dari 167.801 rumah tangga yang

    dipantau, rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 70.832

    rumah tangga (42.39%). Kota Ambon menempati posisi teratas yaitu sebesar60,80% dan yang paling rendah adalah Kabupaten Seram Bagian Timur hanya

    3 24% secara rinci disajikan pada grafik 2 10 atau dapat dilihat pada lampiran

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    42/241

    60.80

    48.62

    14.44 3.24

    77.82

    39.12

    14.90

    46.64

    63.28

    30.97

    55.79

    - 10.00 20.00 30.00 40.00

    50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

    GRAFIK 2.10PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS DI PROVINSI MALUKU

    TAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    43/241

    BAB III

    SITUASI DERAJAT KESEHATAN

    Indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan

    masyarakatyaitu indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian),

    status gizi dan morbiditas (kesakitan). Angka Mortalitas terdiri atas angka

    Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Morbiditas; Angka Kesakitan beberapa penyakit serta status gizi

    pada balita dan dewasa.

    Indikator-indikator tersebut dipengaruhi oleh akses terhadap pelayanan

    kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, sarana prasarana dan

    pembiayaan kesehatan. Faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah ekonomi,pendidikan, lingkungan sosial dan perilaku. Angka ini dapat digunakan untuk

    perencanaan bidang kesehatan.

    A. Mortalitas (Angka Kematian)

    Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan

    tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa

    penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    44/241

    26.90 26.00 26.00 26.00 26.00 26.00

    53.00

    Target MDG's 30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    0 K e

    l a h i r a n

    H i d u p

    )

    AKB Nasional

    AKB Maluku

    Target MDG's 2015

    AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan

    derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional.

    Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang

    menitikberatkan pada upaya penurunan AKB.

    Grafik 3.1 menunjukkan trend Angka Kematian Bayi baik di tingkat

    Nasional maupun Provinsi Maluku.Terjadi penurunan AKB di Provinsi Maluku

    selama 6 tahun terakhir yakni 53 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2007

    menjadi 14.26 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012. Bila dibandingkan

    dengan AKB Nasional, maka AKB Maluku berada dibawah AKB Nasional dari

    tahun 2008-2012.

    GRAFIK 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2007-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    45/241

    Selain itu di beberapa Kabupaten khususnya daerah yang jauh dari pelayanan

    kesehatanseperti di Maluku Tenggara Barat dan Seram Bagian Timur telah

    terbentuk Rumah Tunggu sehingga akses pelayanan kesehatan pada ibu hamil

    lebih dekat. Secara lengkap data/informasimengenai Angka Kematian Bayi

    Kabupaten/Kotadapat dilihat pada tabel 7.

    2. Angka Kematian Balita (AKABA)

    Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal

    sebelum mencapai usia 5 tahun, yang dinyatakan sebagai angka kematian per

    1000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan risiko terjadinya kematian

    pada fase antara kelahiran dan sebelum umur lima tahun.

    Millennium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif

    AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai >140 per 1.000 KH, tinggi dengan nilai71-140 per 1.000 KH, sedang dengan nilai 20-70 per 1.000 KH, dan rendah

    dengan nilai

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    46/241

    GRAFIK 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Peningkatan AKABA tahun 2011-2012 di Provinsi Maluku terjadi karena

    pada tahun 2011 sebagian Puskesmas tidak melakukan audit kematian balita

    sehingga ada kematian balita yang tidak dilaporkan. Sedangkan pada tahun

    2012 Puskesmas melakukan audit kematian sehingga kasus kematian balita

    yang dilaporkan meningkat.

    AKABA, 12

    AKABA, 25.59

    Target MDG's2015, 32

    -

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    2011 2012

    ( P e r

    1 0 0 0 K e

    l a h i r a n

    H i d u p

    )

    AKABA

    Target MDG's2015

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    47/241

    369

    Target MDG's2015, 102

    600

    700

    800

    a n

    H i d u p

    )

    Target MDG's 2015

    AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

    kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum,

    pendidikan dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan melahirkan.

    Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya

    indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka Kematian Ibu

    bersama Angka kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan

    pembangunan pada sektor kesehatan.

    Grafik 3.3 menunjukkan trend AKI selama 6 tahun terakhir mulai tahun

    2007 sampai tahun 2012. Grafik memperlihatkan adanya penurunan dari

    tahun 2007 sebesar 369 per 100.000 KH menjadi 244.68 per 100.000 KH pada

    tahun 2010. Meskipun demikian AKI Maluku masih diatas AKI Nasional. Secara

    lengkap informasi mengenai kematian ibu dapat dilihat pada lampiran tabel 8.

    GRAFIK 3.3 ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2007-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    48/241

    Sama seperti penurunan AKB, penurunan AKI di Provinsi Maluku juga

    dipengaruhi berbagai hal diantaranya meningkatnya jumlah dokter dan bidan

    yang dilatih dalam pelatihan teknis seperti Pelatihan Pelayanan Obstetri dan

    Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Asuhan Persalinan Normal (APN) dan

    lainnya, sehingga dokter dan bidan mampu menangani kasus. Selain itu di

    beberapa Kabupaten khususnya daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan

    seperti di Maluku Tenggara Barat dan Seram Bagian Timur telah terbentuk

    Rumah Tunggu sehingga akses pelayanan kesehatan pada ibu hamil lebih

    dekat.

    4. Usia Harapan Hidup (UHH)

    Selain AKI dan AKB, Usia Harapan Hidup (UHH) juga digunakan untuk

    menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik kabupaten/kota,provinsi, maupun negara. UHH juga menjadi salah satu indikator yang

    digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adanya

    perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada

    sektor kesehatan dapat dilihat dari adanya peningkatan Usia Harapan Hidup.

    Perbaikan pelayanan kesehatan tergambar dari meningkatnya derajatkesehatan masyarakat yang dapat diukur di AKI/AKABA/AKB dan perbaikan

    gizi masyarakat

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    49/241

    GRAFIK 3.4USIA HARAPAN HIDUP

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2012

    Grafik 3.4 menunjukkan trend Usia Harapan Hidup di Provinsi Maluku

    selama tahun 2010-2012 yang memperlihatkan peningkatan usia harapan

    hidup. Pada tahun 2010 UHH di Provinsi Maluku adalah 67,40 tahun,

    meningkat menjadi 67,7 tahun pada tahun 2011 dan 67,81 tahun pada tahun

    67.40

    67.7

    67.81

    67.10

    67.20

    67.30

    67.40

    67.50

    67.60

    67.70

    67.80

    67.90

    2010 2011 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    50/241

    71.42

    71.87

    71 41 71.50

    71.60

    71.70

    71.80

    71.90

    72.00

    5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung dari 3 (tiga) dimensi

    dasar pembangunan manusia yaitu kesehatan yang diukur dengan Usia

    Harapan Hidup, pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf pada

    orang dewasa dan rata-rata lama sekolah, serta standar kehidupan yang layak

    diukur dengan pengeluaran riil per kapita.

    Grafik 3.5 berikut ini menyajikan capaian IPM di Provinsi Maluku tahun

    2010 sampai dengan tahun 2012 yang memperlihatkan IPM tahun 2012

    sebesar 71,41 lebih rendah dibandingkan tahun 2011yakni sebesar 71,42 dan

    tahun 2011 sebesar 71,87.

    GRAFIK 3.5 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    51/241

    B. Status Gizi

    Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya

    dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur

    berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variable umur,

    BB, dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu BB

    menurut Umur (BB/U), TB menurut Umur (TB/U) dan BB menurut Tinggi

    Badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara

    umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang

    sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan

    umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat

    disebabkan oleh tubuh yang pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit

    infeksi lain (akut). Dengan menggunakan indikator antropometri, status gizi

    balita di Provinsi Maluku tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 3.6 berikut ini.

    GRAFIK 3.6PREVALENSI STATUS GIZI BALITA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    GIZI LEBIH, 1.10GIZI KURANG,5.70

    GIZI BURUK, 0.20

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    52/241

    Pada grafik 3.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 di Provinsi Maluku

    terdapat 1.10% balita berstatus gizi lebih, 93% balita berstatus gizi baik.

    Sedangkan 5.70% balita berstatus gizi kurang dan 0,20% berstatus gizi buruk.

    Hal ini dapat dilihat pada lampiran tabel 27.

    1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

    Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

    kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam

    pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang

    berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Dapat dilihat pada

    grafik 3.7 yang menunjukkan persentase BBLR di Provinsi Maluku Tahun2012

    GRAFIK 3.7PERSENTASE BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    1.20%

    1.40%

    1.60%

    1.80%

    1.13%

    1.64%

    1.49%

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    53/241

    Berdasarkan gambar 3.7 dapat dilihat bahwa persentase BBLR pada

    tahun 2010 sebesar 1,13%, meningkat menjadi 1.64% pada tahun 2011 dan

    menurun menjadisebesar 1,49% pada tahun 2012.Penurunan BBLR di Provinisi

    Maluku

    C. Morbiditas (Angka Kesakitan)

    Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden

    maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan

    kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas

    juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

    1. Pola Penyakit

    10 Penyakit terbanyak di Rumah Sakit Pola penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Tahun

    2012 dapat dilihat pada grafik 3.8

    GRAFIK 3.8 SEPULUH BESAR PENYAKIT PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

    PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    422Vulnus Laceratum

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    54/241

    Dari grafik 10 penyakit di atas, Infeksi Saluran Pernapasa Akut (ISPA)

    menduduki peringkat pertama penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di

    Provinsi Maluku Tahun 2012 sebanyak 2395 kasus. Selanjutnya diikuti oleh

    Diare sebanyak 2039 kasus dan Malaria sebanyak 1585 kasus.

    Grafik 10 jenis penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan terlihat pada

    grafik 3.9

    GRAFIK 3.9 SEPULUH BESAR PENYAKIT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT

    PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    1,848

    1,677

    1,479

    1,415

    1,169

    798

    617

    562

    327

    214

    ISPA

    Diare/GEA

    Dyspepsia

    Malaria

    Hipertensi

    Cedera YDT lainnya,YTT Daerah badan…

    TB Paru BTA (+)

    Febris

    Vulnus Laceratum

    Pneumonia

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    55/241

    10 Penyakit terbanyak di Puskesmas

    Sejak tahun 2009, Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak di

    Puskesmas Provinsi Maluku. Pada tahun 2009 penyakit ISPA sebesar 27%,

    pada tahun 2010 masih menjadi urutan pertama yaitu 31,02%,pada tahun

    2011terjadi peningkatan menjadi 38,43%.

    Untuk tahun 2012 ISPA tetap di urutan pertama dengan 269.879 kasus

    (47,88%), disusul Penyakit Otot dan Sendi sebanyak 62.667 kasus (11,11%)

    dan Gastritis sebanyak 31.271 kasus (5,54%) seperti yang terlihat pada grafik

    3.10

    GRAFIK 3.10 SEPULUH BESAR PENYAKIT DI PUSKESMAS

    PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    2,849

    2,720

    2,623

    1,555

    1,217

    6,269

    Bronchitis

    Malaria

    Diare

    Penyakit kulit infeksi

    Penyakit kulit Alergi

    Lainnya

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    56/241

    2. Penyakit Menular

    2.1 Tuberkulosis

    Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

    infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis . Penyakit ini dapat menyebar

    melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria

    dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

    pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Tuberkulosis Paru

    juga merupakan salah satu emerging diseases Indonesia termasuk ke dalam

    kelompok high burden countries , menempati urutan ketiga setelah India dan

    China berdasarkan laporan WHO tahun 2009.

    Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS

    (Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalampenanggulangan TB dan terbukti sebagai strategi penanggulangan yang

    secara ekonomis paling efektif (cost-efective ), yang terdirti dari 5 komponen

    kunci, yaitu : 1)Komitmen politis, 2)Pemeriksaan dahak mikroskopis yang

    terjamin mutunya; 3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua

    kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasanlangsung pengobatan; 4) Jaminan ketersediaan obat anti tuberkolosis (OAT)

    yang bermutu; 5) Sistim pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    57/241

    Kasus Baru

    Jumlah kasus baruBTA+ yang ditemukan pada tahun 2012 sebesar

    3.749 dengan kasus terbanyak pada laki-laki sebesar 2090 orang (55.75) dan

    perempuan sebesar 1659 orang (35%)

    GRAFIK 3.11KASUS BARU TB MENURUT JENIS KELAMIN

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    2090 (55,75%)

    1659 (44,25%)

    Laki-Laki Perempuan

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    58/241

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    Angka Notifikasi Kasus BaruTB Paru BTA Positif Semua Kasus BTA +

    152

    229

    151

    229

    ( P e r 1 0 0 . 0 0 0

    P e n

    d u

    d u

    k )

    2011

    2012

    GRAFIK 3.12 ANGKA NOTIFIKASI KASUS/CASE NOTIFICATION RATE BTA+ DAN

    SELURUH KASUS PER 100.000 PENDUDUKDI PROVINSI MAUKU TAHUN 2011-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Angka Penemuan Kasus ( Case Detection Rate )

    Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah

    Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yangditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    59/241

    PETA 3.13

    Grafik 3.14 menunjukkan trend Angka Penemuan Kasus BTA+ diProvinsi Maluku dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang memperlihatkan

    fluktuasi Angka Penemuan Kasus yakni 64% pada tahun 2010, meningkat

    menjadi 72.50 pada tahun 2011 dan menurun menjadi 72.21 pada tahun

    2012, meskipun demikian selama 2 tahun terakhir (2010-2012), Provinsi

    Maluku telah mencapai target Nasional yakni >70%.

    GRAFIK 3.14

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    60/241

    Data/informasi secara rinci angka penemuan kasus (Case Detection

    Rate) Kab/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 11

    Angka Kesuksesan ( Success Rate ) Pengobatan TB Paru

    Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2012, angka

    kesuksesan ( Success Rate ) Pengobatan TB Paru di Provinsi Maluku pada tahun

    2010 sebesar 90,00%, pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 84,00dan

    tahun 2012 tetap 84,00%. Penurunan ini disebabkan karena keterlambatan

    laporan hasil pengobatan dari beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang

    jangkauannya sulit dan kurangnya dana supervise Kab/Kota ke fasilitas

    pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan laporan dari fasilitas pelayanan

    kesehatan menjadi terlambat. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik 3.15 dan

    lampiran tabel 12GRAFIK 3.15

    ANGKA KESUKSESAN/ SUCCESS RATE PENGOBATAN TBDI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    86 00

    87.00

    88.00

    89.00

    90.00

    91.00

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    61/241

    127

    178

    210

    146

    100

    150

    200

    250

    2.2 HIV dan AIDS

    HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

    Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh.

    Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan

    tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

    Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan

    sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui

    melalui 3 metode, yaitu : pada layanan Volutary , CounselingandTesting (VCT),

    sero survey dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

    Perkembangan kasus HIV positif sejak 2008 sampai dengan tahun 2012

    di Provinsi Maluku disajikan pada grafik 3.16

    GRAFIK 3.16JUMLAH KASUS BARU HIV POSITIF

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    62/241

    300

    menjadi 210 kasus dan pada tahun 2012 kasus HIV di Provinsi Maluku

    menurun menjadi 146 kasus.

    Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012,

    Jumlah kasus baru penderita AIDS dari tahun ke tahun mengalami

    peningkatan. Pada tahun 2008 penderita AIDS sebanyak 91 kasus, tahun

    2009 sebanyak 144 kasus, tahun 2010 sebanyak 180 kasus, tahun 2011

    meningkat sebanyak 242 kasus dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 247

    kasus. Penemuan kasus baru yang jumlahnya variatif tersebut disebabkan oleh

    belum terbentuknya layanan HIV di Kab/Kota sehingga kasus yang ditemukan

    seringkali sudah pada stadium akhir. Sedangkan pada tiga tahun terakhir

    banyak kasus baru karenan telah terbentuknya layanan HIV di beberapa

    Kab/Kota sehingga setiap 3 bulan akan selalu melakukan kegiatan mobile

    klinik. Gambaran penemuan kasus baru penderita AIDS di Kab/Kota dapatdilihat pada lampiran tabel 14 dan grafik 3.17 menyajikan jumlah kasus baru

    penderita AIDS dari tahun 2008 – 2012

    GRAFIK 3.17JUMLAH KASUS BARU PENDERITA AIDS

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    63/241

    21

    72

    5347

    41

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    2008 2009 2010 2011 2012

    Angka kematian ( Case Fatality Rate ) akibat AIDS pada periode 2008

    sampai dengan 2012 secara umum cenderung menurun seperti grafik 3.17

    Grafik 3.18 ANGKA KEMATIAN AKIBAT AIDS

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Angka kematian akibat AIDS di Provinsi Maluku pada tahun 2008

    sebanyak 21 kasus, di tahun 2009 meningkat sebanyak 72 kasus, pada tahun

    2010 menurun menjadi 53 kasus, tahun 2011 sebanyak 47 kasus dan pada

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    64/241

    G R A F I K K U M U L AT IF K A S U S H I V & A ID ST A H U N 1 9 94 - D e s e m b e r 2 0 1 2

    2 1 1 9 9 2 0 1 2 2 6 3 9 5 19 9 9 4

    2 1 4 2 1 8 2 0 03 5 8 4 4 3 3 4 9

    2 3 2 2 3 1 3 3 0 3 4 3 6 4 16 3 1 1 4

    2 1 7 3 1 25 2 5

    7 4 69 5 5

    1 , 3 3 5

    1 , 7 7 82 , 1 2 7

    0

    5 0 0

    1 0 0 0

    1 5 0 0

    2 0 0 0

    2 5 0 0

    94 95 96 97 98 99

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    H I V- A I D S

    K U M U L AT I F

    Grafik 3.19

    Sumber : Bidang P2B Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2012

    Sebaran kasus kumulatif HIV/AIDS di Provinsi Maluku dapat

    dilihat pada grafik 3.20

    GRAFIK 3.20PETA KASUS KUMULATIF HIV/AIDS

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 1994-2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    65/241

    10

    P er s en t as e K as u s H IV-A ID SM e n u r u t C ar a P en u l a r an19 94 – D es . 2 01 2

    Heterosex68%

    H o m o s e x3%

    IDU 24%

    Per ina ta l5%

    Persentase kasus HIV/AIDS di Provinsi Maluku menurut cara penularan

    lebih banyak melalui Heteroseks (68%), Penasun/ Pengguna Narkotika

    Suntik/IDU (24%), melalui perinatal (5%) dan terendah melalui Homoseks

    (3%), seperti terlihat pada grafik 3.21

    Grafik 3.21

    Sumber : Bidang P2B Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    66/241

    GRAFIK 3.21JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Dari grafik 3.21 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kasus

    pneumonia di Provinsi Maluku dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

    Dimana tahun 2010 sebanyak 2414 kasus, tahun 2011 sebanyak 2059 kasus

    dan 2012 sebanyak 1890 kasus. Penurunan kasus pneumonia ini disebabkan

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    2010 2011 2012

    2414

    20591890

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    67/241

    2.4 Kusta

    Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

    Mykrobacterium Leprae, penatalaksanaan kasus yang buruk dapat

    menyebabkan kusta m.enjadi progresif, menyebabkankerusakan permanen

    pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.

    Pada tahun 2000 dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai

    status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita

    terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak

    tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional kusta bukan lagi menjadi

    masalah kesehatan bagi masyarakat.

    Angka Penemuan Kasus Baru Kusta / Newly Case Detection Rate

    (NCDR) Angka Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi Maluku sejak tahun 2010

    sampai tahun 2012 berkisar antara 30 hingga 40 per 100.000 penduduk per

    tahunnya. Pada tahun 2012 dilaporkan terdapat 632 kasus baru kusta terdiri

    dari kasus Multi Basiler sebanyak 477 kasus dan tipe Pausi Basiler sebanyak

    126 kasus, dengan Newly Case DetectionRate sebesar 34,42 per 100.000

    penduduk. Situasi tersebut dapat dilihat pada grafik 3.22.

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    68/241

    44.25

    33.3234.42

    -

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    30.00

    35.00

    40.00

    45.00

    50.00

    2010 2011 2012

    GRAFIK 3.22 ANGKA PENEMUAN KASUS BARU/ NEWLY CASE DETECTION RATE

    PER 100.000 PENDUDUKDI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    (DITJEN PP&PL) telah menetapkan 33 provinsi di Indonesia kedalam 2

    kelompok bebas kusta, yaitu provinsi dengan beban kusta tinggi ( HighEndemic ) dan beban kusta rendah ( Low Endemic ). Provinsi dengan High

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    69/241

    C D R K U S TA P E R K A B / K O TA P R O V I N S I M A L U K U TA H U N 2 0 12

    S e r am B a g i a n B a r a t

    : C D R > 20 / 10 0 .0 0 0 p d d k

    : C D R 1 0 -2 0 /1 0 0. 0 0 0 p d d k

    : C D R < 10 / 10 0 .0 0 0 p d d k

    M a l u k u Te n g g a r aB a r a t

    M a l u k u B a r a tD a y a

    M a l u k u Te n g a h S er a m B a g i a n T i m u r

    Am b o n

    M a l u k u Te n g g a r a

    K e p _ A r uTu a l

    B u r u

    B u r u S e l at an

    ( S um b er : D i na s K es e ha ta n P r ov in s i M a lu ku B id an g P 2B , 2 01 3)

    GRAFIK 3.23

    Angka Prevalensi Penyakit Kusta

    Di Provinsi Maluku Angka prevalensi Penyakit Kusta pada tahun 2009 –

    2012 berkisar antara 2,70 hingga 4,30 per 10.000 penduduk. Gambaran

    prevalensi penyakit kusta Kab/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 19 dan

    grafik 3.24

    GRAFIK 3.24PERSENTASE ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    70/241

    2.5 Diare

    Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

    merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai

    dengan kematian.

    Sampai saat ini Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di

    Maluku. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan

    terjadinya penyakit diare adalah rendahnya kualitas hidup bersih dan sehat

    masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, dan

    penggunaan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan belum

    membudaya pada masyarakat di pedesaan. Jumlah penyakit diare yang

    ditangani di Provinsi Maluku pada tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 3.25.

    GRAFIK 3.25JUMLAH KASUS DIARE YANG DITANGANIDI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011-2012

    25 000

    30,000 35,000

    40,000

    45,000

    21,036

    40,944

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    71/241

    Berdasarkan grafik 3.25 jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun

    2010 sebanyak 21.036 kasus, pada tahun 2011 sebanyak 10.326 kasus dan

    pada tahun 2012 jumlah kasus diare yang ditangani meningkat menjadi

    40.944 kasus.Peningkatan ini disebabkan karena faktor lingkungan (sanitasi

    dan gaya hidup) yang kurang sehat dan faktor musim, serta harus terintegrasi

    dengan program kesehatan lingkungan, selain itu juga perlu adanya peran

    serta dan bidang promosi kesehatan di Kabupaten/Kota tersebut.

    Secara rinci jumlah kasus diare yang ditangani di Kab/Kota dapat dilihat di

    lampiran tabel 16.

    3 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

    3.1 CampakPenyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan

    Paramyxovirus . Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah

    terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang terinfeksi. Sebagian kasus

    campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang

    pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap

    penyakit tersebut seumur hidupnya. Jumlah kasus campak dilihat pada grafik

    3 26 dibawah ini :

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    72/241

    GRAFIK 3.26JUMLAH KASUS CAMPAK

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan kabupaten/kota tahun 2012, di

    Provinsi Maluku pada tahun 2011 tidak ada kasus dan pada tahun 2012

    meningkat menjadi 36 kasus campak.

    3.2 Polio dan AFP ( Acute Fla ccid Par al ysis /Lumpuh Layu Akut)

    Polio adalah satu penyakit menular yang termasuk Penyakit yang dapat

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    2011 2012

    0

    29

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    73/241

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    2010 2011 2012

    8

    10

    13

    1.332.50 2.34

    Jumlah Kasus AFP (Non Polio) AFP Rate (Non Polio) %

    Kementerian Kesehatan menetapkan Non Polio AFP Rate minimal 2 per

    100.000 populasi anak usia

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    74/241

    4 Penyakit Bersumber Binatang

    4.1 Malaria

    Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya

    pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Milinium Development Goals

    (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit. Plasmodium yang hidup dan

    berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk

    malaria ( Anopheles ) betina, dapat menyerang semua orang baik laki – laki

    ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan

    orang dewasa.

    Situasi Penyakit Malaria di Provinsi Maluku Tahun 2012

    Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia. Penyakit tersebut juga dapat mempengaruhi angka kematian bayi,

    anak dibawah umur lima tahun serta ibu hamil. Kejadian Luar Biasa (KLB)

    sering terjadi di beberapa daerah akibat perubahan lingkungan dan

    perpindahan penduduk serta terbatasnya pelayanan kesehatan masyarakat

    sehingga menyebabkan kematian.

    Penanggulangan Malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya

    promotif preventif dan kuratif Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    75/241

    positif di masyarakat. Berikut ini peta 3.28 peta endemisitas malaria per

    kabupaten/kota.

    Peta 3.28

    GRAFIK 3.29JUMLAH PENEMUAN DAN PENGOBATAN KASUS MALARIA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2009-2012

    Peta Endemisitas Malaria (API) per Kabupaten/Kota 2012

    : < 1 ‰: 1 – 10 ‰: >10 ‰

    Kep_Aru

    Malu ku TenggaraBarat

    Malu ku B arat Daya

    Mal uk u Tenggara

    Tual

    Malu ku Tengah

    Seram B agi an Timur

    Seram Bagi an B aratB u r u

    B u r uSelatan Amb on

    (Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Bidang P2B, 2013)

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    76/241

    Dari grafik 3.29 berdasarkan laporan Profil Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota Tahun 2012 dapat dilihat bahwa terdapat 52.513 kasus klinis,

    dari 13.585 yang diperiksa ditemukan 16.690 kasus yang positif dan sebanyak

    16.168 yang diobati. Kondisi diatas juga menggambarkan peningkatan jumlah

    penderita yang diobati pada tahun 2012, dimana pada tahun 2009 yang

    diobati sebanyak 8.625, tahun 2010 sebanyak 13.065, tahun 2011 sebanyak

    12.004 dan tahun 2012 meningkat menjadi 16.168 penderita yang

    diobati.Peningkatan ini disebabkan karena upaya yang aktif dari petugas

    puskesmas untuk menemukan penderita secara cepat dan tepat, adanya

    dukungan logistic laboratorium (labkit dan RDT) yang didistribusikan ke

    seluruh unit pelayanan kesehatan yang ada, dan kegiatan integrasi program

    dengan KIA dan imunisasi dalam melaksanakan skrining ibu hamil serta

    pembagian kelambu kepada balita dengan imunisasi lengkap. Gambaran kasusmalaria Kab/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 24.

    Angka Kesakitan Malaria.

    Berdasarkan laporan Program Malaria Bidang P2B Dinas Kesehatan

    Provinsi Maluku tahun 2012 jumlah Angka Kesakitan API (Annual Paracite

    Incidence) tahun 2008 sebesar 12,3/1000 penduduk, tahun 2009 sebesar

    7 0/1000 penduduk tahun 2010 sebesar 10 4/1000 penduduk pada tahun

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    77/241

    GRAFIK 3.30 ANGKA KESAKITAN MALARIA ( ANNUA L PARACI TE

    INCIDENCE/API) PER 1.000 PENDUDUKDI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    4.2 Demam berdarah Dengue (DBD)

    Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

    virus dengue, yang masuk ke peradaran darah manusia melalui gigitan

    nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus .

    Aedes Aegypti adalah vector yang paling banyak ditemukan menyebabkan

    12.30

    7.00

    10.40

    9.19

    11.14

    -

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    2008 2009 2010 2011 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    78/241

    -

    1.90

    10.20

    -

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    2010 2011 2012

    GRAFIK 3.31 ANGKA KESAKITAN/ INC IDENCE RATE DBD PER 100.000 PENDUDUK

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Dari grafik 3.31 terlihat bahwa di Provinsi Maluku pada tahun 2010

    Angka Kesakitan/ Incidence Rate sebesar 0 per 100.000 penduduk, tahun 2011

    meningkat menjadi 1,90 per 100.000 penduduk, dan pada tahun 2012

    meningkat menjadi 10,20 per 100.000 penduduk. Angka Kematian/ Case Fatality Rate DBD di Provinsi Maluku sejak tiga

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    79/241

    2010 2011 2012

    Case Fatality Rate 10.00 12.50 4.50

    10.00

    12.50

    4.50

    -

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    GRAFIK 3.32CASE FATALITY RATE DEMAM BERDARAH DENGUE

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Dari grafik 3.32 terlihat bahwa CFR pada tahun 2010 sebesar 10.00%,

    kemudian meningkat pada tahun 2011 sebesar 12,50% dan pada tahun 2012

    menurun menjadi 4,50%. Kecenderungan jumlah kasus dan jumlah kematian

    akibat DBD di Indonesia tahun 2010 sampai 2012 dapat dilihat pada grafik

    3.32

    GRAFIK 3.33JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010 2012

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    80/241

    PETA ENDEMIS DBD P ROVIN SI MALU KU

    TAHUN 2012 – 2013

    Seram Bagian Barat

    Am bon :2012 :19 kasus2013 : 27 KasusTanpa Kematia n

    Buru :2012 : 8 k asus

    BuruSelatan

    Maluku Tenggara Barat :2012 : 3 Kasus2013 : 2 KasusTanpa Kematia n

    Maluku Barat Daya

    MalukuTengah

    Seram Bagian Timur

    Maluku Tenggara2012 : 57Kasus,meninggal 5

    Kep_Aru :2013 : 2 KasusTanpa Kem atian

    Tual :2012 : 79 kasus,meninggal 2

    Pola perkembangan DBD pada tahun 2012 di Provinsi Maluku

    menunjukkan terjadinya peningkatan kasus dan kematian DBD sejak tahun

    2010. Dimana pada tahun 2010 dari 25 kasus DBD terdapat 2 orang yang

    meninggal, pada tahun 2011 dari 29 kasus terdapat 2 orang yang meninggal

    dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan dari 178 kasus yang dilaporkan

    terdapat 8 orang yang meninggal.Sebaran daerah endemis DBD di Provinsi

    Maluku dapat dilihat pada grafik 3.34

    GRAFIK 3.34

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    81/241

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    82/241

    Untuk kabupaten/kota pada tahun 2012 kasus rabies akibat gigitan

    hewan penular rabies paling tinggi terdapat Kota Ambon sebanyak 903 kasus,

    yang diberikan vaksi terbanyak di kota Ambon sebanyak 447, yang meninggal

    berdasarkan uji Lyssa terbanyak di Maluku Tengah sebanyak 11 orang, dan

    sepceimen yang diperksa terbanyak di Kota Ambon sebanyak 189. Kasus

    rabies di Provinsi Maluku masih tinggi hal ini disebabkan :

    1. Penyediaan logistik vaksin anti ranies masih kurang di Kabupaten/Kota

    2. Kurangnya dana untuk pembelian vaksin untuk hewan penular rabies di

    Kab/Kota

    3. Kurannya peran serta masyarakat

    4. Pengawasan lalu lintas hewan penular rabies masih lemah

    Kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik 3.35

    GRAFIK 3.35JUMLAH KASUS RABIES

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    800

    9001000 903

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    83/241

    4.4 Filariasis

    Filariasis atau yang lebih sering dikenal dengan penyakit kaki gajah

    adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria yang terdiri

    dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofiti, Brugia Malayi dan Brugia

    Timori . Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening) filariasis

    menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam

    tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing

    dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan

    kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital. Jumlah kasus filariasis

    dapat dilihat pada grafik 3.36 berikut ini :

    GRAFIK 3.36JUMLAH KASUS FILARIASIS

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011-2012

    80100120140160180

    176

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    84/241

    Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012

    dilaporkan jumlah kasus klinis Filariasis di Provinsi Maluku sebanyak 17 kasus,

    hal ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2011 ( 176

    kasus).Penurunan kasus filariasis di Provinsi Maluku yang terlihat pada grafik

    di atas belum menggambarkan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan,

    hal ini lebih disebabkan karena sebagian Kab/Kota belum melaporkan jumlah

    kasus klinis filariasis yang ada. Pengobatan masal yang sudah dilakukan

    selama ini masih terbatas pada Kota Ambon dan Maluku Tengah, akan tetapibelum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan tidak tersedia dana di

    Kab/Kota untuk melaksanakan survey Darah jari guna mengetahui Microfilaria

    Rate ( Mf Rate ) yang dilanjutkan dengan pengobatan massal.

    Jumlah kasus filariasis di Kab/Kota secara rinci dapat dilihat pada lampiran

    tabel 25.

    5 Kejadian Luar Biasa (KLB)

    KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau

    kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam

    kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada

    terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat

    menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan Keadaan

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    85/241

    Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila

    memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

    a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu

    daerah.

    b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun

    waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis

    penyakitnya.c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan

    periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut

    jenis penyakitnya.

    d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan

    kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

    e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun

    menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata

    jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.

    f. Angka kematian kasus suatu penyakit ( Case Fatality Rate ) dalam 1 (satu)

    kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen)

    atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    86/241

    Penangulanggan KLB

    Penanggulangan KLBadalah kegiatan yang dilakukan secara terpadu oleh

    Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.Meliputi:penyelidikan

    epidemiologi; penatalaksanaan penderita, yang mencakup kegiatan

    pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan

    karantina; pencegahan dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit;

    penanganan jenazah akibat KLB/wabah; penyuluhan kepada masyarakat; dan

    upaya penanggulangan lainnya, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan(Permenkes) Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010.

    Program Penanggulangan KLB

    Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen

    penanggulangan KLB yang bertujuan agar KLB tidak lagi menjadi masalahkesehatan masyarakat.

    a. KLB Campak

    Definisi KLB

    Tersangka KLB : Adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4

    minggu berturut turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan

    adanya hubungan epidemiologi

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    87/241

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    88/241

    GRAFIK 3.37KEJADIAN LUAR BIASA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012

    Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

    Berdasarkan grafik 3.37 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 terdapat

    KLB Campak di Kota Ambon dengan jumlah sebanyak 5 kasus tanpa ada

    kematian sedangkan KLB akibat keracunan makanan di Kabupaten Seram

    Bagian Timur sebanyak 251 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 10orang dan KLB Demam Berdarah Dengue di Kota Tual sebanyakn 39 orang

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Campak KeracunanMakanan

    DBD

    Kasus 5 251 39

    Kematian 0 10 2

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    89/241

    PETA 3.38

    6 Dampak Kesehatan Akibat Bencana

    Menurut Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang

    penanggulangan bencana, bencana dapat dikategorikan menjadi 3 jenis

    bencana yaitu bencana alam bencana non alam dan bencana sosial

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    90/241

    GRAFIK 3.39FREKUENSI KEJADIAN BENCANA

    DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    Sumber : Bidang P2B Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2012

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    5

    Tanah longsor Banjir Banjir dan

    tanah longsor

    Kecelakaan

    transportasi

    Konflik sosial

    2

    3

    1

    2

    5

    Tanah longsor Banjir Banjir dan tanah longsor

    Kecelakaan transportasi Konflik sosial

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    91/241

    BAB IV

    SITUASI UPAYA KESEHATAN

    Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsure utama, yaitu

    upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

    kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan

    yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

    timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat

    mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,

    pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,

    penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi

    masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,

    pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman,

    pengamanan narkotika, psikotopika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta

    penggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

    Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan

    oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    92/241

    A. Pelayanan Kesehatan Dasar

    Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada

    masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar

    yang dilakukan secara tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian

    besar masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan jenis

    pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di Provinsi Maluku.

    1. Pelayanan kesehatan Ibu dan AnakUU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa

    upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu

    melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka

    kematian ibu.

    Upaya kesehatan ibu sebagimana dimaksud pada undang –undangtersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya

    pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan

    generasi akan datang yang sehat, cerdas,dan berkualitas serta untuk

    menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemliharaan kesehatan

    anak dilakukan sejak janin masih dalam kanduangan, dilahirkan, setelah

    dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    93/241

    3. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri),

    4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

    toxoid sesuai status imunisasi

    5. Pemberian tablet Fe (tablet tambah darah) minimal 90 tablet selama

    kehamilan,

    6. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

    konseling, termasuk Keluarga Berencana) serta

    7. Pelayanan test laboratorium.Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

    menggunakan indikator K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang

    telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah

    sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada pada kurun waktu satu tahun.

    Sedangkan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayananantenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang

    dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun

    waktu satu tahun. Indicator tersebut memperlihatkan akses pelayanan

    kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

    memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

    Beradasarkan data dari Bidang Yankes tahun 2011, Cakupan K1

    sebesar 88 6% dan K4 sebesar 74 6% apabila dibandingkan pencapaian K1

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    94/241

    Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan pula

    peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang

    diberikan pada saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah

    pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Dengan

    demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga

    tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Cakupan tablet besi (Fe3) di

    Provinsi Maluku mengalami penurunan dari tahun 2010-2011 yaitu 79,06 % di

    tahun 2010 menjadi 76,74% pada tahun 2011. Dan pada tahun 2012meningkat menjadi 79,85 %. Hal ini disebabkan oleh …………………………

    Cakupan Fe3 dapat dilihat padaGrafik 4.1 Dan distribusi ibu hamil yang

    mendapatkan tablet Fe dapat dilihat pada lampiran tabel 30.

    GRAFIK 4.1CAKUPAN TABLET BESI (Fe3)

    Di PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

    78.5

    7979.5

    80

    79.06

    79.85

  • 8/17/2019 30 Profil Kes.prov.Maluku 2012

    95/241

    Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal

    care (ANC)