3 laporan kimia

Upload: singgihpermadi

Post on 02-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    1/20

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar dua zat

    murni. Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi kimia

    telah mempengaruhi kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam

    larutan air. Sebagai contoh cairan tubuh kita, tumbuhan maupun hewan,

    merupakan larutan dari berbagai jenis zat. Dalam tanah pun reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang diabsorbsi pada padatan.

    Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia

    seperti makanan yang kita konsumsi pada saat setelah dicerna menjadi tenaga

    tubuh. Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagai

    Stoikiometri.

    Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara

    kuantitatif stoikiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun

    demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang

    lain masih tersisa. Dalam setiap persoalan stoikiometri, perlu untuk menentukan

    reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang

    dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan diharapkan

    mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.

    1.2 Tujuan

    - Untuk mengetahui titik maksimum dan titik minimum pada campuran NaOH

    dengan H 2SO 4

    - Untuk menentukan reaksi stoikiometri dan non stoikiometri

    - Untuk mengetahui prinsip percobaan

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    2/20

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Stoikiometri berasal dari bahasa yunani stoikheon (elemen) dan metria

    (ukuran). stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan

    dalam reaksi kimia (Chang, 2003). Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan

    kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri

    S, 1999).

    Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier)Reaksi kimia tanpa kita sadari merupakan proses yang telah sangat biasa

    dalam kehidupan kita sejak dulu, namun sangat sulit bagi kita maupun ilmuan untuk

    menjawab teka-teki dibalik proses itu. Misalnya, kita membakar kayu, maka hasil

    pembakaran hanya tersisa abu yang massaya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan

    berarti ada massa yang hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu berekasi dengan gas

    oksigen menghasilkan abu, gas karbon dioksida, dan uap air. Jika massa gas karbon

    dioksida dan uap air yang menguap diperhitungkan, maka hasilnya akan sama.

    Antoine Lavoisier (1743-1794) seorang pelopor yang percaya pentingnya

    membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen, mencoba memanaskan 530 gram

    logam mercuri dalam wadah terhubung udara dalam silinder ukur pada sistem

    tertutup. Ternyata volume udara dalam selinder berkurang 1/5 baian. Logam merkuri

    berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4 gram. Besarnya kenaikan massa

    merkuri sebesar 42,4 adalah sama dengan 1/5 bagian udara yang hilang yaitu oksigen.

    Logam merkuri + gas oksigen merkuri oksida

    530 gram + 42,4 gram = 572,4 gram

    Eksperimen-eksperimen seperti ini membawa Lavoisier pada kesimpulan

    bahwa oksigen dari udara berperan penting. Kemudian ia memformulasikan Hukum

    Kekekalan Massa yaitu : massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia adalah

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    3/20

    sama dengan massa total bahan sebelum reaksi . Dengan ungkapan lain, hukum ini

    menyatakan bahwa dalam reaksi kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupun

    dimusnahkan.

    Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Proust)

    Selain Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia juga dikenal adanya

    Hukum Perbandingan Tetap. Hukum ini dikemukan oleh Joseph Proust. Pada tahun

    1799, (Joseph Louis Proust, 1754- 1826) melaporkan bahwa seratus kilogram

    tembaga yang dilarutkan dalam asam sulfat atau asam nitrat dan diendapkan dengan

    karbonat dari potas (karbonat alam), akan selalu menghasilkan 194,5 kilogramkarbonat hi jau. Sebelumnya ia juga telah melakukan reaksi yang sama di

    laboratorium denan menggunakan karbonat murni dan menemukan hasil yang sama.

    Pengamatan-pengamatan seperti ini menjadi dasar munculnya Hukum Komposisi

    Tetap atau Hukum Perbandingan Tetap yaitu : semua sampel suatu senyawa akan

    memiliki komposisi (proporsi) yang sama dari massa unsure- unsur penyusunnya .

    Misalnya, air tersusun dari dua atom Hidrogen (H) untuk setiap atom Oksigen (O)

    yang kemudian setiap simbolik dituliskan sebagai rumus molekul yang sangat umum

    dikenal, yaitu H 2O. Dalam 10 g air, terdapat 1.119 g H dan 8,881 g O sebagai

    peyusun senyawanya. Demikian pula dalam 27 g air, maka terdapat 3,021 g H dan

    23.979 g O. Dengan demikian komposisi H dan O dalam kedua air yang massanya

    berbeda tersebut adalah sama, yaitu H=11,19% dan O=88,81%.

    Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)

    Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur

    unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang di

    antaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton mengamati adanya suatu

    keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu

    senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil percobaan reaksi antara

    nitrogen dengan oksigen berikut.

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    4/20

    Dalton merumuskan hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang

    berbunyi:Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan

    jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan

    massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam

    senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.

    Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)

    Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi

    dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen

    dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis GayLussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia

    menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan

    bilangan bulat sederhana.

    2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air

    1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen -> 2 volume gas Ammonia

    1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin -> 2 volume gas hidrogen klorida

    Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam persamaan

    reaksi sebagai berikut.

    2H 2(g) + O 2(g) -> 2H 2O(l)

    N2(g) + 3H 2(g) -> 2NH 3(g)

    H2(g) + Cl 2(g) -> 2HCl (g)

    Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan hukum perbandingan volume (hukum

    Gay Lussac ): Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas gas yang bereaksi dan

    volume gas- gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Hukum

    perbandingan volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut.

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    5/20

    Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan Koefisien masing- masing gas. Untuk

    dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu persamaan

    reaksi, berlaku hubungan:

    Volume A / Volume B = koefisien A / koefisien B

    Volume A = koefisien A / koefisien B volume B

    Hipotesis Avogadro

    Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan

    bilangan sederhana? banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagalmenjelaskan hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac.

    Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom

    tunggal (monoatomik). Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan

    Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal

    (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro

    menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.

    Gay Lussac:

    2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air

    Avogadro:

    2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen -> 2 molekul uap air

    Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang

    berbunyi: Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama

    akan mengandung jumlah molekul yang sama pula. Jadi, perbandingan volume gas -

    gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.

    Dengan kata lain perbandingan volume

    Gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg,

    2000). Marilah kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    6/20

    perbandingan volume dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul berbagai unsur

    dan senyawa.

    Reaktan pembatas adalah zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam reaksi

    kimia dengan kata lain, reaktan pembatas adalah reaktan yang paling sedikit. Hal ini

    disebabkan zat-zat yang direaksikan tidak sesuai dengan perbandingan koefisien

    reaksinya, sehingga reaktan tertentu habis terlebih dahulu sementara reaktan yang lain

    masih tersisa.

    Rumus molekul adalah rumus kimia yang memberikan informasi secara tepat

    tentang jenis unsure pembentuk satu molekul senyawa dan atom masing-masing

    unsur. Misalnya satu molekul senyawa glukosa dengan rumus molekul C 6H12O6

    tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Banyaknya atom penyusun satu

    molekul glukosa adalah 6 atom Karbon (C), 12 atom Hidrogen (H) dan 6 atom

    Oksigen (O).

    Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan

    terkecil dari atom- atom pembentuk semua senyawa. Untuk lebih mudah

    membedakan antara rumus molekul dan rumus empiris, kita bahas contoh untuk

    senyawa glukosa. Glukosa memiliki rumus molekul C 6H12O6 yang mengindikasikan

    bahwa rasio C:H:O adalah 6:12:6. Rasio ini dapat kita sederhanakan kembali

    misalnya kita bagi dengan angka 6, maka rasionya menjadi 1:2:1, rasio ini adalah

    rasio terkecil. Jika kita tuliskan rasio ini, maka rumus kimia yang kita dapat

    adalahCH 2O, rumus ini disebut rumus empiris

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    7/20

    BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat-Alat

    - Gelas kimia

    - Gelas ukur

    - Pipet tetes

    - Termometer

    3.1.2 Bahan-Bahan

    - H2SO 4 0,5M

    - NaOH 0,5M

    - Aquades

    3.2 Prosedur Percobaan

    - Dimasukkan berturut-turut 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5 ml larutan NaOH ke dalam

    gelas kimia

    - Dimasukkan berturut-turut 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5 ml larutan H 2SO 4 ke dalam

    gelas kimia

    - Dicampurkan larutan NaOH ke dalam larutan H 2SO 4 sehingga volumenya

    menjadi 15 ml

    - Diukur suhu campuran tersebut

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    8/20

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    No NaOH H 2SO 4 Suhu Campuran

    1 2,5 12,5 28

    2 5 10 28,5

    3 7,5 7,5 29,5

    4 10 5 305 12,5 2,5 29

    4.2 Reaksi

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    4.3 Perhitungan

    4.3.1 Untuk 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M

    Diketahui: V NaOH = 2,5 ml V H 2SO 4 = 12,5 ml

    M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M

    Ditanya : Reaksi?

    Reaktan Pembatas?

    Reaktan Sisa?

    Massa Hasil Reaksi?

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    9/20

    Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH

    = 2,5 x 0,5

    = 1,25 mmol

    mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4

    = 12,5 x 0,5

    = 6,25 mmol

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    Mula- mula: 1,25 6,25 - -

    Bereaksi : 1,25 0,625 0,625 1,25

    Sisa : - 5,625 0,625 1,25

    Reaksi = Non Stoikiometri

    Reaktan Pembatas = NaOH

    Reaktan Sisa = H 2SO 4

    Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4

    = 0,625 x 142

    = 88,75 mg

    = 0,08875 gr

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    10/20

    4.3.2 Untuk 5 ml NaOH 0,5 M dan 10 ml H 2SO 4 0,5 M

    Diketahui: V NaOH = 5 ml V H 2SO 4 = 10 ml

    M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M

    Ditanya : Reaksi?

    Reaktan Pembatas?

    Reaktan Sisa?

    Massa Hasil Reaksi?

    Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH

    = 5 x 0,5

    = 2,5 mmol

    mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4

    = 10 x 0,5

    = 5 mmol

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    Mula- mula: 2,5 5 - -

    Bereaksi : 2,5 1,25 1,25 2,5

    Sisa : - 3,75 1,25 2,5

    Reaksi = Non Stoikiometri

    Reaktan Pembatas = NaOH

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    11/20

    Reaktan Sisa = H 2SO 4

    Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4

    = 1,25 x 142

    = 177,5 mg

    = 0,1775 gr

    4.3.3 Untuk 7,5 ml NaOH 0,5 M dan 7,5 ml H 2SO 4 0,5 M

    Diketahui: V NaOH = 7,5 ml V H 2SO 4 = 7,5 ml

    M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M

    Ditanya : Reaksi?

    Reaktan Pembatas?

    Reaktan Sisa?

    Massa Hasil Reaksi?

    Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH

    = 7,5 x 0,5

    = 3,75 mmol

    mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4

    = 7,5 x 0,5

    = 3,75 mmol

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    12/20

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    Mula- mula: 3,75 3,75 - -

    Bereaksi : 3,75 1,875 1,785 3,75

    Sisa : - 1,875 1,785 3,75

    Reaksi = Non Stoikiometri

    Reaktan Pembatas = NaOH

    Reaktan Sisa = H 2SO 4

    Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4

    = 1,785 x 142

    = 266,25 mg

    = 0,26625 gr

    4.3.4 Untuk 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M

    Diketahui: V NaOH = 10 ml V H 2SO 4 = 5 ml

    M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M

    Ditanya : Reaksi?

    Reaktan Pembatas?

    Reaktan Sisa?

    Massa Hasil Reaksi?

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    13/20

    Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH

    = 10 x 0,5

    = 5 mmol

    mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4

    = 5 x 0,5

    = 2,5 mmol

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    Mula- mula: 5 2,5 - -

    Bereaksi : 5 2,5 2,5 5

    Sisa : - - 2,5 5

    Reaksi = Stoikiometri

    Reaktan Pembatas = -

    Reaktan Sisa = -

    Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4

    = 2,5 x 142

    = 355 mg

    = 0,355 gr

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    14/20

    4.3.5 Untuk 12,5 ml NaOH 0,5 M dan 2,5 ml H 2SO 4 0,5 M

    Diketahui: V NaOH = 12,5 ml V H 2SO 4 = 2,5 ml

    M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M

    Ditanya : Reaksi?

    Reaktan Pembatas?

    Reaktan Sisa?

    Massa Hasil Reaksi?

    Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH

    = 12,5 x 0,5

    = 6,25 mmol

    mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4

    = 2,5 x 0,5

    = 1,25 mmol

    2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O

    Mula- mula: 6,25 1,25 - -

    Bereaksi : 2,5 1,25 1,25 2,5

    Sisa : 3,75 - 1,25 2,5

    Reaksi = Non Stoikiometri

    Reaktan Pembatas = H 2SO 4

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    15/20

    Reaktan Sisa = NaOH

    Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4

    = 1,25 x 142

    = 177,5 mg

    = 0,1775 gr

    4.4 Grafik Stokiometri sistem NaOH - H 2SO 4

    4.5 Pembahasan

    Percobaan kali ini dilakukan dengan 5 perlakuan yang berbeda. Perlakuan

    pertama yaitu dengan mencampurkan 2,5 ml NaOH 0,5M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 Mdengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 28. Reaksi ini

    termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan H 2SO 4 masih

    bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4 merupakan pereaksi

    sisa.

    27

    27.5

    28

    28.5

    29

    29.5

    30

    30.5

    2,5 & 12,5 5 & 10 7,5 & 7,5 10 & 5 2,5 & 12,5

    S u

    h u C a m p u r a n

    Perbandingan Volume NaOH dan H 2SO4

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    16/20

    Perlakuan kedua yaitu dengan mencampurkan 5 ml NaOH 0,5M dan 10 ml

    H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 28,5.

    Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan

    H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4

    merupakan pereaksi sisa.

    Perlakuan ketiga yaitu dengan mencampurkan 7,5 ml NaOH 0,5M dan 7,5 ml

    H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 29,5.

    Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan

    H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4

    merupakan pereaksi sisa.

    Perlakuan keempat yaitu dengan mencampurkan 10 ml NaOH 0,5M dan 5 ml

    H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 30.

    Reaksi ini termasuk reaksi stoikiometri karena kedua reaktan habis bereaksi.

    Perlakuan kelima yaitu dengan mencampurkan 12,5 ml NaOH 0,5M dan 2,5

    ml H 2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 29.

    Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan

    H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4

    merupakan pereaksi sisa.

    Bila digambarkan grafik antara sifat fisika yang diukur terhadap kuantitas

    pereaksinya, maka akan diperoleh titik maksimum dan titik minimum sesuai dangan

    titik stoikiometri sistem yaitu menyatakan perbandingan pereaksi pereaksinya.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan,

    dapat dilihat perbandingan volume pereaksi-pereaksi NaOH 0,5 M dan H 2SO 4 0,5 M

    pada grafik stoikiometri sistem tersebut. Titik maksimum berada pada perbandingan

    volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M dengan suhu campuran sebesar

    30oC dengan nilai perbandingan 2:1. Sedangkan titik minimumnya berada pada

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    17/20

    perbandingan volume antara 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M dengan

    suhu campuran 28 oC. dengan nilai perbandingannya adalah 1:5.

    Reaksi stoikiometri adalah reaksi dimana jumlah mol mula-mula seluruh

    pereaksi habis pada saat bereaksi, sehingga tidak memiliki mol sisa. Sedangkan reaksi

    non-stoikiometri merupakan reaksi dimana masih terdapat mol sisa dari pereaksi

    setelah terjadinya reaksi.

    . Titik maksimum adalah suhu tertinggi dari suatu campuran. Biasanya titik

    maksimum didapat apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri. Titik minimum adalah

    suhu terendah dari suatu campuran.

    Reaksi eksoterm adalah reaksi yang mengeluarkan kalor dari sistem ke

    lingkungan dan pada reaksi tersebut dikeluarkan panas sehingga menyebabkan

    penambahan atau penaikan suhu. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor

    dari sistem ke lingkungan dan reaksi tersebut memerlukan panas sehingga

    menyababkan suhu berkurang atau menurun.

    Fungsi perlakuan percobaan pada menuangkan larutan di dalam gelas ukur,

    sebaiknya menuangkan larutan kedalam gelas ukur dengan pipet agar ukuran yang

    didapat tidak kurang dan tidak lebih apa yang telah ditentukan

    Fungsi perlakuan percobaan pada pengukuran suhu, termometer tidak boleh

    mengenai dinding gelas kimia agar suhu yang yang didapat lebih akurat.

    Fungsi perlakuan percobaan pada penentuan angka pada termometer, jika

    terdapat angka dibelakang koma sebaiknya jangan dibulatkan agar penentuan titik

    maksimum dan titik minimum bisa didapat.

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    18/20

    Faktor-faktor kesalahan pada percobaan stoikiometri

    - Kurang teliti dalam melakukan pengukuran larutan- Kurang teliti dalam melakukan perhitungan atau membaca skala pada

    termomether.

    - ketika pengukuran suhu menggunakan termometer. Termometer mengenai

    dinding gelas kimia

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    19/20

    BAB 5

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    - Titik maksimum yang didapat adalah 30 oC yang terletak pada

    perbandingan volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M.

    sedangkan titik minimum yang didapat adalah 28 oC yang terletak pada

    perbandingan volume 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M.

    - Perbandingan volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M

    merupakan reaksi stoikiometri, sedangkan perbandingan volume yang lain

    merupakan reaksi non stoikiometri.

    - Prinsip percobaan ini berdasarkan metode variasi kontinyu yaitu sederet

    pengamatan dengan jumlah tiap pereaksinya diubah-ubah tetapi jumlah

    totalnya tetap

    5.2 Saran

    Sebaiknya bahan-bahan yang diujikan ditambah seperti HCl, CH 3COOH agar

    praktikan dapat mengetahui perbandingan laju reaksi dari larutan lainnya

  • 8/10/2019 3 laporan kimia

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfian, Zul. 2009. Kimia dasar . USU Press : Medan

    Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2 . Erlangga : Jakarta.

    S, syukri. 1999 . Kimia Dasar 1 . Bandung: ITB

    Yennyta Ketatend, preaksi pembatas, diakses dari

    http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatas pada tanggal 17

    desember 2013

    Zulfikar, Rumus Molekul, diakses dari http://www.chem-is-

    try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/ pada

    tanggal 17 desember 2013

    Zulfikar, Rumus Empiris, diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/ padatanggal 17 desember 2013

    http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatashttp://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatas