3 laporan kimia
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 3 laporan kimia
1/20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar dua zat
murni. Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi kimia
telah mempengaruhi kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam
larutan air. Sebagai contoh cairan tubuh kita, tumbuhan maupun hewan,
merupakan larutan dari berbagai jenis zat. Dalam tanah pun reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang diabsorbsi pada padatan.
Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia
seperti makanan yang kita konsumsi pada saat setelah dicerna menjadi tenaga
tubuh. Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagai
Stoikiometri.
Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara
kuantitatif stoikiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun
demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang
lain masih tersisa. Dalam setiap persoalan stoikiometri, perlu untuk menentukan
reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan diharapkan
mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui titik maksimum dan titik minimum pada campuran NaOH
dengan H 2SO 4
- Untuk menentukan reaksi stoikiometri dan non stoikiometri
- Untuk mengetahui prinsip percobaan
-
8/10/2019 3 laporan kimia
2/20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Stoikiometri berasal dari bahasa yunani stoikheon (elemen) dan metria
(ukuran). stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan
dalam reaksi kimia (Chang, 2003). Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan
kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri
S, 1999).
Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier)Reaksi kimia tanpa kita sadari merupakan proses yang telah sangat biasa
dalam kehidupan kita sejak dulu, namun sangat sulit bagi kita maupun ilmuan untuk
menjawab teka-teki dibalik proses itu. Misalnya, kita membakar kayu, maka hasil
pembakaran hanya tersisa abu yang massaya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan
berarti ada massa yang hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu berekasi dengan gas
oksigen menghasilkan abu, gas karbon dioksida, dan uap air. Jika massa gas karbon
dioksida dan uap air yang menguap diperhitungkan, maka hasilnya akan sama.
Antoine Lavoisier (1743-1794) seorang pelopor yang percaya pentingnya
membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen, mencoba memanaskan 530 gram
logam mercuri dalam wadah terhubung udara dalam silinder ukur pada sistem
tertutup. Ternyata volume udara dalam selinder berkurang 1/5 baian. Logam merkuri
berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4 gram. Besarnya kenaikan massa
merkuri sebesar 42,4 adalah sama dengan 1/5 bagian udara yang hilang yaitu oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen merkuri oksida
530 gram + 42,4 gram = 572,4 gram
Eksperimen-eksperimen seperti ini membawa Lavoisier pada kesimpulan
bahwa oksigen dari udara berperan penting. Kemudian ia memformulasikan Hukum
Kekekalan Massa yaitu : massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia adalah
-
8/10/2019 3 laporan kimia
3/20
sama dengan massa total bahan sebelum reaksi . Dengan ungkapan lain, hukum ini
menyatakan bahwa dalam reaksi kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan.
Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Proust)
Selain Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia juga dikenal adanya
Hukum Perbandingan Tetap. Hukum ini dikemukan oleh Joseph Proust. Pada tahun
1799, (Joseph Louis Proust, 1754- 1826) melaporkan bahwa seratus kilogram
tembaga yang dilarutkan dalam asam sulfat atau asam nitrat dan diendapkan dengan
karbonat dari potas (karbonat alam), akan selalu menghasilkan 194,5 kilogramkarbonat hi jau. Sebelumnya ia juga telah melakukan reaksi yang sama di
laboratorium denan menggunakan karbonat murni dan menemukan hasil yang sama.
Pengamatan-pengamatan seperti ini menjadi dasar munculnya Hukum Komposisi
Tetap atau Hukum Perbandingan Tetap yaitu : semua sampel suatu senyawa akan
memiliki komposisi (proporsi) yang sama dari massa unsure- unsur penyusunnya .
Misalnya, air tersusun dari dua atom Hidrogen (H) untuk setiap atom Oksigen (O)
yang kemudian setiap simbolik dituliskan sebagai rumus molekul yang sangat umum
dikenal, yaitu H 2O. Dalam 10 g air, terdapat 1.119 g H dan 8,881 g O sebagai
peyusun senyawanya. Demikian pula dalam 27 g air, maka terdapat 3,021 g H dan
23.979 g O. Dengan demikian komposisi H dan O dalam kedua air yang massanya
berbeda tersebut adalah sama, yaitu H=11,19% dan O=88,81%.
Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur
unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang di
antaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton mengamati adanya suatu
keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil percobaan reaksi antara
nitrogen dengan oksigen berikut.
-
8/10/2019 3 laporan kimia
4/20
Dalton merumuskan hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang
berbunyi:Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan
jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan
massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi
dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen
dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis GayLussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia
menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan
bilangan bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air
1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen -> 2 volume gas Ammonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin -> 2 volume gas hidrogen klorida
Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam persamaan
reaksi sebagai berikut.
2H 2(g) + O 2(g) -> 2H 2O(l)
N2(g) + 3H 2(g) -> 2NH 3(g)
H2(g) + Cl 2(g) -> 2HCl (g)
Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan hukum perbandingan volume (hukum
Gay Lussac ): Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas gas yang bereaksi dan
volume gas- gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Hukum
perbandingan volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut.
-
8/10/2019 3 laporan kimia
5/20
Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan Koefisien masing- masing gas. Untuk
dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu persamaan
reaksi, berlaku hubungan:
Volume A / Volume B = koefisien A / koefisien B
Volume A = koefisien A / koefisien B volume B
Hipotesis Avogadro
Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan
bilangan sederhana? banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagalmenjelaskan hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac.
Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom
tunggal (monoatomik). Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan
Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal
(monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro
menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air
Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen -> 2 molekul uap air
Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang
berbunyi: Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama pula. Jadi, perbandingan volume gas -
gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain perbandingan volume
Gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg,
2000). Marilah kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum
-
8/10/2019 3 laporan kimia
6/20
perbandingan volume dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul berbagai unsur
dan senyawa.
Reaktan pembatas adalah zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam reaksi
kimia dengan kata lain, reaktan pembatas adalah reaktan yang paling sedikit. Hal ini
disebabkan zat-zat yang direaksikan tidak sesuai dengan perbandingan koefisien
reaksinya, sehingga reaktan tertentu habis terlebih dahulu sementara reaktan yang lain
masih tersisa.
Rumus molekul adalah rumus kimia yang memberikan informasi secara tepat
tentang jenis unsure pembentuk satu molekul senyawa dan atom masing-masing
unsur. Misalnya satu molekul senyawa glukosa dengan rumus molekul C 6H12O6
tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Banyaknya atom penyusun satu
molekul glukosa adalah 6 atom Karbon (C), 12 atom Hidrogen (H) dan 6 atom
Oksigen (O).
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan
terkecil dari atom- atom pembentuk semua senyawa. Untuk lebih mudah
membedakan antara rumus molekul dan rumus empiris, kita bahas contoh untuk
senyawa glukosa. Glukosa memiliki rumus molekul C 6H12O6 yang mengindikasikan
bahwa rasio C:H:O adalah 6:12:6. Rasio ini dapat kita sederhanakan kembali
misalnya kita bagi dengan angka 6, maka rasionya menjadi 1:2:1, rasio ini adalah
rasio terkecil. Jika kita tuliskan rasio ini, maka rumus kimia yang kita dapat
adalahCH 2O, rumus ini disebut rumus empiris
-
8/10/2019 3 laporan kimia
7/20
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Termometer
3.1.2 Bahan-Bahan
- H2SO 4 0,5M
- NaOH 0,5M
- Aquades
3.2 Prosedur Percobaan
- Dimasukkan berturut-turut 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5 ml larutan NaOH ke dalam
gelas kimia
- Dimasukkan berturut-turut 2,5, 5, 7,5, 10, 12,5 ml larutan H 2SO 4 ke dalam
gelas kimia
- Dicampurkan larutan NaOH ke dalam larutan H 2SO 4 sehingga volumenya
menjadi 15 ml
- Diukur suhu campuran tersebut
-
8/10/2019 3 laporan kimia
8/20
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No NaOH H 2SO 4 Suhu Campuran
1 2,5 12,5 28
2 5 10 28,5
3 7,5 7,5 29,5
4 10 5 305 12,5 2,5 29
4.2 Reaksi
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Untuk 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M
Diketahui: V NaOH = 2,5 ml V H 2SO 4 = 12,5 ml
M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M
Ditanya : Reaksi?
Reaktan Pembatas?
Reaktan Sisa?
Massa Hasil Reaksi?
-
8/10/2019 3 laporan kimia
9/20
Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 2,5 x 0,5
= 1,25 mmol
mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4
= 12,5 x 0,5
= 6,25 mmol
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
Mula- mula: 1,25 6,25 - -
Bereaksi : 1,25 0,625 0,625 1,25
Sisa : - 5,625 0,625 1,25
Reaksi = Non Stoikiometri
Reaktan Pembatas = NaOH
Reaktan Sisa = H 2SO 4
Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4
= 0,625 x 142
= 88,75 mg
= 0,08875 gr
-
8/10/2019 3 laporan kimia
10/20
4.3.2 Untuk 5 ml NaOH 0,5 M dan 10 ml H 2SO 4 0,5 M
Diketahui: V NaOH = 5 ml V H 2SO 4 = 10 ml
M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M
Ditanya : Reaksi?
Reaktan Pembatas?
Reaktan Sisa?
Massa Hasil Reaksi?
Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 5 x 0,5
= 2,5 mmol
mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4
= 10 x 0,5
= 5 mmol
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
Mula- mula: 2,5 5 - -
Bereaksi : 2,5 1,25 1,25 2,5
Sisa : - 3,75 1,25 2,5
Reaksi = Non Stoikiometri
Reaktan Pembatas = NaOH
-
8/10/2019 3 laporan kimia
11/20
Reaktan Sisa = H 2SO 4
Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4
= 1,25 x 142
= 177,5 mg
= 0,1775 gr
4.3.3 Untuk 7,5 ml NaOH 0,5 M dan 7,5 ml H 2SO 4 0,5 M
Diketahui: V NaOH = 7,5 ml V H 2SO 4 = 7,5 ml
M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M
Ditanya : Reaksi?
Reaktan Pembatas?
Reaktan Sisa?
Massa Hasil Reaksi?
Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 7,5 x 0,5
= 3,75 mmol
mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4
= 7,5 x 0,5
= 3,75 mmol
-
8/10/2019 3 laporan kimia
12/20
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
Mula- mula: 3,75 3,75 - -
Bereaksi : 3,75 1,875 1,785 3,75
Sisa : - 1,875 1,785 3,75
Reaksi = Non Stoikiometri
Reaktan Pembatas = NaOH
Reaktan Sisa = H 2SO 4
Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4
= 1,785 x 142
= 266,25 mg
= 0,26625 gr
4.3.4 Untuk 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M
Diketahui: V NaOH = 10 ml V H 2SO 4 = 5 ml
M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M
Ditanya : Reaksi?
Reaktan Pembatas?
Reaktan Sisa?
Massa Hasil Reaksi?
-
8/10/2019 3 laporan kimia
13/20
Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 10 x 0,5
= 5 mmol
mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4
= 5 x 0,5
= 2,5 mmol
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
Mula- mula: 5 2,5 - -
Bereaksi : 5 2,5 2,5 5
Sisa : - - 2,5 5
Reaksi = Stoikiometri
Reaktan Pembatas = -
Reaktan Sisa = -
Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4
= 2,5 x 142
= 355 mg
= 0,355 gr
-
8/10/2019 3 laporan kimia
14/20
4.3.5 Untuk 12,5 ml NaOH 0,5 M dan 2,5 ml H 2SO 4 0,5 M
Diketahui: V NaOH = 12,5 ml V H 2SO 4 = 2,5 ml
M NaOH = 0,5 M M H 2SO 4 = 0,5 M
Ditanya : Reaksi?
Reaktan Pembatas?
Reaktan Sisa?
Massa Hasil Reaksi?
Dijawab: mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 12,5 x 0,5
= 6,25 mmol
mol H 2SO 4 = V H 2SO 4 x M H 2SO 4
= 2,5 x 0,5
= 1,25 mmol
2NaOH + H 2SO 4 Na 2SO 4 + 2H 2O
Mula- mula: 6,25 1,25 - -
Bereaksi : 2,5 1,25 1,25 2,5
Sisa : 3,75 - 1,25 2,5
Reaksi = Non Stoikiometri
Reaktan Pembatas = H 2SO 4
-
8/10/2019 3 laporan kimia
15/20
Reaktan Sisa = NaOH
Massa Hasil Reaksi = mol Na 2SO 4 x Mr Na 2SO 4
= 1,25 x 142
= 177,5 mg
= 0,1775 gr
4.4 Grafik Stokiometri sistem NaOH - H 2SO 4
4.5 Pembahasan
Percobaan kali ini dilakukan dengan 5 perlakuan yang berbeda. Perlakuan
pertama yaitu dengan mencampurkan 2,5 ml NaOH 0,5M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 Mdengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 28. Reaksi ini
termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan H 2SO 4 masih
bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4 merupakan pereaksi
sisa.
27
27.5
28
28.5
29
29.5
30
30.5
2,5 & 12,5 5 & 10 7,5 & 7,5 10 & 5 2,5 & 12,5
S u
h u C a m p u r a n
Perbandingan Volume NaOH dan H 2SO4
-
8/10/2019 3 laporan kimia
16/20
Perlakuan kedua yaitu dengan mencampurkan 5 ml NaOH 0,5M dan 10 ml
H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 28,5.
Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan
H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4
merupakan pereaksi sisa.
Perlakuan ketiga yaitu dengan mencampurkan 7,5 ml NaOH 0,5M dan 7,5 ml
H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 29,5.
Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan
H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4
merupakan pereaksi sisa.
Perlakuan keempat yaitu dengan mencampurkan 10 ml NaOH 0,5M dan 5 ml
H2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 30.
Reaksi ini termasuk reaksi stoikiometri karena kedua reaktan habis bereaksi.
Perlakuan kelima yaitu dengan mencampurkan 12,5 ml NaOH 0,5M dan 2,5
ml H 2SO 4 0,5 M dengan pengukuran termometer didapat suhu campuran adalah 29.
Reaksi ini termasuk reaksi non stoikiometri karena NaOH telah habis bereaksi dan
H2SO 4 masih bersisa. Atau NaOH merupakan pereaksi pembatas dan H 2SO 4
merupakan pereaksi sisa.
Bila digambarkan grafik antara sifat fisika yang diukur terhadap kuantitas
pereaksinya, maka akan diperoleh titik maksimum dan titik minimum sesuai dangan
titik stoikiometri sistem yaitu menyatakan perbandingan pereaksi pereaksinya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat dilihat perbandingan volume pereaksi-pereaksi NaOH 0,5 M dan H 2SO 4 0,5 M
pada grafik stoikiometri sistem tersebut. Titik maksimum berada pada perbandingan
volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M dengan suhu campuran sebesar
30oC dengan nilai perbandingan 2:1. Sedangkan titik minimumnya berada pada
-
8/10/2019 3 laporan kimia
17/20
perbandingan volume antara 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M dengan
suhu campuran 28 oC. dengan nilai perbandingannya adalah 1:5.
Reaksi stoikiometri adalah reaksi dimana jumlah mol mula-mula seluruh
pereaksi habis pada saat bereaksi, sehingga tidak memiliki mol sisa. Sedangkan reaksi
non-stoikiometri merupakan reaksi dimana masih terdapat mol sisa dari pereaksi
setelah terjadinya reaksi.
. Titik maksimum adalah suhu tertinggi dari suatu campuran. Biasanya titik
maksimum didapat apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri. Titik minimum adalah
suhu terendah dari suatu campuran.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang mengeluarkan kalor dari sistem ke
lingkungan dan pada reaksi tersebut dikeluarkan panas sehingga menyebabkan
penambahan atau penaikan suhu. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor
dari sistem ke lingkungan dan reaksi tersebut memerlukan panas sehingga
menyababkan suhu berkurang atau menurun.
Fungsi perlakuan percobaan pada menuangkan larutan di dalam gelas ukur,
sebaiknya menuangkan larutan kedalam gelas ukur dengan pipet agar ukuran yang
didapat tidak kurang dan tidak lebih apa yang telah ditentukan
Fungsi perlakuan percobaan pada pengukuran suhu, termometer tidak boleh
mengenai dinding gelas kimia agar suhu yang yang didapat lebih akurat.
Fungsi perlakuan percobaan pada penentuan angka pada termometer, jika
terdapat angka dibelakang koma sebaiknya jangan dibulatkan agar penentuan titik
maksimum dan titik minimum bisa didapat.
-
8/10/2019 3 laporan kimia
18/20
Faktor-faktor kesalahan pada percobaan stoikiometri
- Kurang teliti dalam melakukan pengukuran larutan- Kurang teliti dalam melakukan perhitungan atau membaca skala pada
termomether.
- ketika pengukuran suhu menggunakan termometer. Termometer mengenai
dinding gelas kimia
-
8/10/2019 3 laporan kimia
19/20
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Titik maksimum yang didapat adalah 30 oC yang terletak pada
perbandingan volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M.
sedangkan titik minimum yang didapat adalah 28 oC yang terletak pada
perbandingan volume 2,5 ml NaOH 0,5 M dan 12,5 ml H 2SO 4 0,5 M.
- Perbandingan volume 10 ml NaOH 0,5 M dan 5 ml H 2SO 4 0,5 M
merupakan reaksi stoikiometri, sedangkan perbandingan volume yang lain
merupakan reaksi non stoikiometri.
- Prinsip percobaan ini berdasarkan metode variasi kontinyu yaitu sederet
pengamatan dengan jumlah tiap pereaksinya diubah-ubah tetapi jumlah
totalnya tetap
5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang diujikan ditambah seperti HCl, CH 3COOH agar
praktikan dapat mengetahui perbandingan laju reaksi dari larutan lainnya
-
8/10/2019 3 laporan kimia
20/20
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Zul. 2009. Kimia dasar . USU Press : Medan
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2 . Erlangga : Jakarta.
S, syukri. 1999 . Kimia Dasar 1 . Bandung: ITB
Yennyta Ketatend, preaksi pembatas, diakses dari
http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatas pada tanggal 17
desember 2013
Zulfikar, Rumus Molekul, diakses dari http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/ pada
tanggal 17 desember 2013
Zulfikar, Rumus Empiris, diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/ padatanggal 17 desember 2013
http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatashttp://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-empiris/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-senyawa/rumus-molekul/http://www.slideshare.net/YennytaKetarend/pereaksi-pembatas