2 padatan_baru
TRANSCRIPT
11
Energi Ikatan antar atom
• Ikatan valensi
• Orbital molekularIkatan valensi :
Elektrovalensi (ikatan ionik)
Kovalensi
Kovalen koordinasi (ikatan datif)
Ion amoniumIon hidronium
22
Orbital Molekular• Orbital molekular berikatan
• Orbital molekular antiikatan
Penggabungan orbital atom 1s
Atom merupakan satu puat positif (satu inti) yang dikelilingi oleh satu set orbital atom
Molekul merupakan kumpulan pusat positif yang dikelilingi oleh satu set orbital molekul
33
Pembentukan orbital molekul dari orbital atom p
44
Elektronegativitas
55
Jari-jari Kovalen, Jari-jari v.d. Waals, Jari-jari Kristal
66
Energi Ikatan dan Energi Kisi
183 Kkal/mol
Natrium bromida = 170
Natrium iodida = 160
Energi reaksi: 218,8 kkal/mol
Energi ikatan rata-rata = 109,4
77
Gaya tarik intramolekular di antara atom:
Molekul kekuatannya besar lebih 220 kkal untuk
memecahkan seluruh ikatan O-H dari 1 mol air.
Gaya tarik intermolekular : Wujud zat. Kekuatan kecil 12 kkal memecahkan gaya
intermolekular dalam 1 mol es.
Bila molekul molekul berinteraksi : gaya tolak (menolak) gaya tarik (menarik).Pada jarak kesetimbangan tertentu, kurang
lebih 3 atau 4 kali 10-8 cm(3 atau 4 Å, angstrom), gaya tarik dan gaya tolak berada dalam keadaan yang sama besar.
Energi potensial kedua molekul adalah minimum dan sistem dalam keadaan yang stabil.
GAYA IKAT ANTARMOLEKUL
88Energi atraksi dan repulsi.
99
Molekul dipolar : cenderung bergabung dengan tetangganya:Kutub negatif molekul yang satu menunjuk ke kutub positif molekul lainnya.
Adanya osilasi elektronik : dipol sementara, menginduksi gaya dipol–dipol atau gaya Keesom : Air, HCl, alkohol,aseton, fenol.
Gaya van der Waals
interaksi dipol–dipol induksi atau interaksi Debye : Etil asetat, metilenklorida, eter.
1010
• gaya tarik dipol induksi–dipol induksi atau gaya tarik London (gaya
dispersi) atau gaya van der Waals : Senyawa hidrokarbon, karbon
disulfida, karbon tetraklorida, heksana.
Karena gaya van der Waals lemah, zat padat yang diikat oleh interaksi dipol
induksi–dipol induksi mempunyai titik leleh yang rendah dan relatif atsiri
(volatile).
Dokosan dan Kodein : bobot molekul kira-kira sama,
Dokosan (senyawa hidrokarbon) titik leleh 440 C, mencerminkan interaksi
lemah van der Waals dibandingkan dengan kodein (interaksi dipol-dipol)
titik leleh 1550 C.
1111
1212
Gaya ion-dipol
Gaya ion–dipol induksi
I2 + K+I– K I3–
Ikatan Hidrogen
Gaya tersebut berperan dalam kelarutan zat kristal ionik dalam air, misalnya kation menarik atom oksigen yang relatif negatif dari molekul air dan anion menarik atom hidrogen dari molekul air yang dipolar.
Molekul polar tertarik oleh muatan positif maupun muatan negatif
R4N+:NR3
1313
Gugus Fungsi Contoh Kristal Jenis Ikatan
Asam asam sitrat, nikotinat, aspirin, stearat
ikatan hidrogen
Alkohol inositol, sorbitol ikatan hidrogenFenol timol, resorsin ikatan hidrogenAmida fenasetin, urea ikatan hidrogen atau dipol-dipolAmina kodein, glisin ikatan hidrogen atau dipol-dipolAldehid kloralhidrat dipol-dipolKeton kamfora dipol-dipolEster nipagin, salol van der WaalsEter benzofenon van der WaalsHalogen iodoform van der WaalsHidrokarbon parafin, vaselin van der Waals
Gugus Fungsi Organik Umum dan Interaksi Ikatan Utamanya.
1414
WUJUD ZAT Molekul, atom, ion di dalam wujud padat terikat erat oleh gaya
intermolekular, interatomik, dan ionik. Jika suhu dinaikkan: zat padat cairan wujud gas. Zat padat yang mempunyai tekanan uap yang tinggi seperti iodium
dan kamfora, dapat langsung berubah menjadi uap tanpa meleleh. Proses ini disebut sublimasi, sedangkan proses sebaliknya adalah deposisi.
WUJUD GAS Molekul gas bergerak dengan kuat dan cepat kesegala arah, sering
saling bertumbukan dengan sesamanya dan dengan dinding wadah.
Gas mempunyai tekanan, gaya per satuan luas, dinyatakan dalam dyne per cm2. Mempunyai volume, yang dinyatakan dalam liter atau cm3. Tidak mempunyai bentuk tertentu, dapat mengisi ruang yang ada.
1515
Teori Molekular Kinetik
1. Gas terdiri dari partikel yang disebut molekul. Volume total sangat kecil dibandingkan dengan volume wadah sehingga diabaikan. Keadaan ini berlaku terhadap gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
2. Partikel gas tidak saling tarik tetapi bergerak bebas; berlaku pada tekanan rendah.
3. Partikel memperlihatkan gerakan acak terus menerus karena mempunyai energi kinetik. Energi kinetik rata-rata E berbanding lurus dengan suhu mutlak gas.
4. Molekul memperlihatkan sifat elastisitas sempurna, yaitu tidak ada kecepatan yang hilang setelah saling bertabrakan antar sesama dan dengan dinding wadah.
RTE2
3
Hukum gas ideal :Boyle – Gay-Lussac
2
22
1
11
T
VP
T
VP
Hukum gas ideal umum :PV = nRT
R: 0,08205 liter atm/mol derajat 8,314 joule/mol derajat 1,987 kal/mol derajat
(1)
Berapa tekanan gas CO2, jika 1 mol gas menempati 0,5 L pada suhu 250 C?
1616
Persamaan kinetik dasar:
2
3
1cnmPV
P adalah tekanan, V volume yang ditempati oleh sejumlah n molekul bermasa m yang mempunyai kecepatan rata-rata ĉ.
Akar kuadrat kecepatan rata-rata 2
1
2
c
(ditulis ) dari molekul gas ideal dapat diperoleh.
nm
PV3
M
RT3 M adalah bobot molekul.
1717
Untuk 1 mol gas, persamaan van der Waals:
RTbVV
aP
2
Untuk n mol gas dalam wadah volume V,:
nRTnbVV
anP
2
2
a/V2 menunjukkan tekanan dalam per mol dihasilkan dari gaya tarik antar mokekul; b adalah perhitungan untuk ketidakterte-kanan molekul, yaitu volume exluded yang kurang lebih empat kali volume molekular.
Persamaan van der Waals untuk Gas Nyata
Tetapan van der Waals beberapa gas
1818
WUJUD CAIR
Pencairan Gas. Jika gas didinginkan, maka gas tersebut kehilangan energi
kinetiknya dalam bentuk panas, dan kecepatan molekul menurun. Jika tekanan diberikan pada gas tersebut maka akan berubah menjadi wujud cair.
Perubahan dari gas ke cairan dan dari cairan ke padatan : tergantung dari suhu dan tekanan.
Suhu kritis : di atas harga tersebut tidaklah mungkin untuk mencairkan gas.
Tekanan kritis :Tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada suhu kritisnya
Suhu kritis air adalah 3740 C atau 6470 K, dan tekanan kritisnya
adalah 218 atm, sedangkan untuk helium harga-harganya
adalah 5,20 K dan 2,26 atm.
1919
Metode Pencairan
menyimpannya dalam keadaan dingin dengan menggunakan campuran
pendingin. pemuaian adiabatik : dibiarkan memuai dengan cepat sehingga tidak ada
panas yang masuk ke dalam sistem.
Aerosol
Gas dapat dicairkan dengan meninggikan tekanan, asal bekerja di bawah suhu kritis. Jika tekanan diturunkan maka molekul memuai dan cairan berubah menjadi gas.
Perubahan wujud yang bolak-balik ini adalah dasar dalam pembuatan sediaan aerosol.
Dalam sediaan ini, obat dilarutkan atau disuspensikan dalam suatu propelan, yaitu zat yang berbentuk cair pada kondisi di dalam wadah tetapi akan berbentuk gas pada keadaan atmosfir normal.
2020
Tekanan Uap Cairan
Energi kinetik tidak terdistribusi merata diantara molekul-molekul; pada saat tertentu beberapa molekul mempunyai energi berlebih karenanya berkecepatan lebih tinggi dari lainnya.
Cairan pada suhu tetap, molekul yang energinya lebih besar akan meloloskan diri dari permukaan cairan dan berubah menjadi wujud gas, dan beberapa molekul gas berubah kembali menjadi wujud cair, atau berkondensasi. Jika pada suhu tertentu kecepatan kondensasi setara dengan kecepatan penguapan, maka uap menjadi jenuh dan tercapailah kesetimbangan dinamik. Tekanan uap jenuh di atas cairan disebut tekanan uap kesetimbangan.
Jika suhu cairan dinaikkan, beberapa molekul mendekati kecepatan yang diperlukan untuk melepaskan diri dan berubah menjadi wujud gas. Tekanan uap naik dengan naiknya suhu.
21
12
1
2
303,2log
TRT
TTH
p
p v
p1 dan p2 adalah tekanan uap pada suhu mutlak T1 dan T2 , dan Hv kalor uap molar.
Persamaan Clausius–Clapeyron: Kalor Uap
2121
Titik Didih
Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan luar atau atmosfer disebut titik didih.
Kalor yang diserap pada saat air menguap pada titik didih normal (yaitu kalor uap pada 1000 C) adalah 539 kal/g atau 9720 kal/mol. Harga untuk benzena adalah 91,4 kal/g pada titik didih normal 80,20 C. Kuantitas kalor ini disebut juga kalor uap laten diserap ketika cairan menguap dan dilepaskan saat uap berkondensasi.
Titik Didih Normal dan Kalor Uap
2222
Zat padat : amorf atau bentuk kristal.
Kristal, seperti es, natrium klorida, dan mentol tersusun
dalam satu pola geometrik atau kisi yang tetap. Kristal padat, tidak
seperti cairan dan gas, mempunyai bentuk dan susunan satuan
tertentu.
Bangun atau kebiasaan kristal dari suatu zat tertentu dapat
bervariasi, akan tetapi sudut antara permukaan selalu tetap. Sudut
antarmuka inilah yang memberikan nilai karakteristik dari suatu
kristal.
Satu kristal dapat terbentuk dari atom, ion, ataupun
molekul di dalam suatu susunan geometrik atau kisi yang berulang
secara tetap dalam tiga dimensi. Pola berulang secara tetap dari
kisi ini dikenal sebagai sel satuan (unit cell).
Sistem kristal utama tersebut adalah: kubik, tetragonal,
heksagonal, rombik, monoklinik, dan triklinik.
WUJUD PADAT DAN KRISTAL
2323
Sistem Kristal
Habit Kristal
Tabular Prismatik Acicular
Kristal heksagonal
Prismatik isometrik tabular
Kristal orthorombik
2424
(A) Sel unit berupa ion: kristal amonium klorida; (B) Sel unit berupa atom: kristal atom tungsten; (C) Sel unit berupa molekul: kristal es kering.
2525
Pola pertumbuhan inti kristal: kubus, pelat, dan jarum
2626
Polimorfisme Polimorfisme : kapasitas suatu zat untuk mengkristal lebih dari satu bentuk
kristal. Bentuk polimorfik walaupun tidak selalu, mempunyai perbedaan sistem
kristal. Perubahan berlangsung bolak-balik: enansiotropik; transisi hanya satu arah :
monotropik, Air dan raksa iodida : bentuk enansiotropik Hampir semua senyawa organik berantai panjang menunjukkan
polimorfisme dan lebih banyak yang bersifat monotropik. Lemak Coklat (Oleum Cacao) terdiri dari gliserida tunggal, meleleh pada
rentang suhu yang sempit (34 - 360 ). Lemak Coklat mampu berada dalam empat bentuk polimorfik, bentuk tak stabil gamma () meleleh pada suhu 180 , bentuk alfa () meleleh pada 220 , bentuk beta aksen (ß') meleleh pada 280 dan bentuk beta (ß) yang stabil mempunyai titik leleh 34,50 .
Bentuk polimorfik dapat berbeda : warna, kekerasan, titik leleh, kelarutan dan sifat fisik lainnya.
Polimorf metastabil : tekanan uap lebih tinggi, energi bebas lebih tinggi, kelarutan yang lebih besar, dan titik leleh lebih rendah dibandingkan dengan polimorf yang stabil.
2727
2828
• Transformasi padat padat polimorf metastabil pada suhu kamar
dapat berlangsung mulai dari hitungan detik, misalnya asetanilida
dan asam pikrat, sampai dengan yang berlangsung sepanjang
masa seperti intan.
• Kebanyakan obat seperti barbital, sinkhofen, estron, progresteron,
dan sulfatiazol digunakan dalam bentuk metastabil. Obat-obat
tersebut mempunyai kecepatan transformasi yang lambat dan
dipakai sebelum terjadinya transformasi yang cukup besar.
• Secara klinis hanya satu bentuk polimorf yang lebih efektif
dibandingkan dengan bentuk-bentuk lainnya.
• Keadaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan kelarutan,
koefisien partisi, dan kecepatan disolusi; yang kesemuanya
berpengaruh terhadap penyerapan (absorpsi) dan respon
terapetik yang tinggi dari obat padatan.
2929
• Riboflavin mempunyai tiga bentuk yang kelarutannya masing-masing adalah
60, 80 dan 1200 mg/ml. Pada obat jadi padatan penyerapannya lebih baik bila
digunakan bentuk polimorf yang paling larut.
• Percobaan pada tikus : kecepatan penyerapan metilprednisolon implantasi
subkutan 1,7 kali lebih besar pada bentuk polimorf II yang lebih larut
dibandingkan dengan bentuk stabil polimorf I.
• Penggunaan bentuk polimorf metastabil akan ada artinya jika transformasi ke
bentuk stabil berjalan lambat. Walaupun bentuk metastabil secara klinis lebih
diperlukan akan tetapi dipandang dari segi kestabilan fisik dan kimia bentuk
stabillah yang lebih disukai.
Pada sediaan suspensi kecepatan transisi polimorf tergantung dari kelarutan masing-masing bentuk dan kecepatan difusi molekul dalam larutan. Kelarutan dan perbedaan kelarutan yang membesar di antara polimorf akan meningkatkan kecepatan transformasi. Kekentalan cairan yang tinggi menghambat difusi dan transformasi.
Transisi polimorfik dapat pula terjadi selama penghalusan, granulasi, pengeringan, dan proses pengempaan (misalnya, transisi selama penghalusan bagi digoksin, spironolakton; transisi selama pengempaan bagi fenilbutazon dan beberapa sulfonamida)
3030
3131
Monotropi dan enasiotropi
3232
Kurva sublimasi dan titik didih sistem enansiotropik Diagram fase sistem
monotropik
3333
Zat Padat Amorf
Bahan seperti gelas, ter, dan kebanyakan plastik sintetik merupakan zat padat amorf.
Perbedaan dengan zat padat kristal : padat amorf cenderung mengalir jika diberikan sesuatu tekanan yang cukup pada suatu periode waktu, di samping itu zat padat amorf tidak mempunyai titik leleh tertentu.
Zat padat amorf, seperti kristal kubus: isotropik yaitu memperlihatkan sifat yang sama (daya hantar listrik, indeks bias, laju kelarutan) pada segala arah.
Tidaklah selalu mungkin dengan pengamatan biasa untuk menentukan zat padat berbentuk amorf atau kristal.
Malam putih dan parafin padat walaupun tampaknya amorf, jika dipanaskan dan dibiarkan dingin secara perlahan diduga mempunyai susunan kristal. Vaselin terdiri dari kedua bentuk amorf dan kristal. Beberapa bahan amorf seperti gelas dapat mengkristal setelah dibiarkan lama.
Bentuk amorf atau kristal suatu zat ternyata mempengaruhi aktivitas terapi. Bentuk kristal antibiotika asam novobiosin kurang sekali diserap dan tidak aktif sedangkan bentuk amorf sebaliknya mudah diserap dan aktif.
3434
PERUBAHAN WUJUDPERUBAHAN WUJUD
CAIR MENJADI GASCAIR MENJADI GAS
Molekul cair agar berubah menjadi gas, haruslah gaya tarik yang ada di dalam Molekul cair agar berubah menjadi gas, haruslah gaya tarik yang ada di dalam
cairan dilewati, yaitu dengan cara diberi energi berupa kalor (kalor uap cairan dilewati, yaitu dengan cara diberi energi berupa kalor (kalor uap HHvv))
bobot molekul bobot molekul gaya antarmolekul gaya antarmolekul HHv v Ttk Didih Ttk Didih Tek. Uap Tek. Uap
PADAT MENJADI CAIRPADAT MENJADI CAIR
Jika zat padat dipanaskan sampai titik leburnya, suhu tak akan naik Jika zat padat dipanaskan sampai titik leburnya, suhu tak akan naik
sampai seluruh padatan berubahmenjadi cair. Kalor tersebut : kalor sampai seluruh padatan berubahmenjadi cair. Kalor tersebut : kalor
lebur (lebur (HHff))
bobot molekul bobot molekul gaya antarmolekul gaya antarmolekul HHf f Ttk Lebur Ttk Lebur
3535
Sistem Dua Komponen Fase Cair.
Diagram Komposisi-Suhu Sistem Air dan Fenol.
Jika dibuat sistem yang terdiri dari 24% bobot fenol dan 76% bobot air (titik d), akan diperoleh dua fase cair di dalam tabung. Bagian atas, A, mempunyai kompo-sisi 11% fenol dalam air (titik b pada diagram) sedangkan lapisan lebih bawah, B, mengandung 63% fenol (titik c pada diagram). Perbandingan berat kedua fase adalah :
bd
dc
panjang
panjang
B faseBobot
A faseBobot
3636
Karena titik b = 11%, titik c = 63%,
dan titik d = 24%, maka perbandingan
dc/bd = (63-24)/(24-11) = 39/13 = 3/1.
Jadi setiap 10 g sistem cair yang
berkesetimbangan pada titik d, akan
diperoleh 7,5 g fase A dan 2,5 g fase B.
Jika dibuat sistem 50% bobot fenol
(titik f), perbandingan fase A dengan
fase B = fc/bf = (63-50)/ (50-11) =
13/39 = 1/3. Karena itu untuk setiap
10 g sistem f yang dibuat, akan
diperoleh campuran kesetimbangan
2,5 g fase A dan 7,5 g fase B.
3737
Sistem Dua Komponen berisi Fase Padat dan Fase Cair.
Gambar 11. Diagram fase sistem timol-salol memperlihatkan titik etektik.
Solid salol + thymol (iv)
3838
Diagram fase griseofulvin-as.suksinat
Kelarutan larutan padat griseofulvin, etektik, dan kristal
Campuran etektik terdiri dua fase: griseofulvin murni dan larutan padat jenuh griseofulvin dalam asam suksinat.
Larutan padat mengandung 25% griseofulvin.
Campuran etektik: 60% larutan padat + 40% griseofulvin murni.
3939
Kesetimbangan Fase dalam Sistem Tiga Komponen
4040
Pengaruh Penambahan Komponen Ketiga (C) pada Sistem Biner A (5,0 g) dan B (15,0 g).
Bobot Komponen C yang ditambahkan (g)
Sistem Akhir RasioA:B
Lokasi Sistem Gb. 12
Kompo-nen
Bobot (g)
Bobot (%)
10,0 ABC
5,015,010,0
16,6750,0033,33
3:1 titik E
100,0 ABC
5,015,0
100,0
4,1712,5083,33
3:1 titik F
1000,0 ABC
5,015,0
1000,0
0,491,47
98,04
3:1 titik G
4141
Contoh : A : air; B: alkohol; C: benzena
Kurva afdeic : kurva binodal, kurva yang memisahkan fase cairan ganda dengan fase cairan tunggal