2-0konsepseniindia-120521001014-phpapp02
TRANSCRIPT
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
2.0 Kesenian India
Kesenian India bermula dari Dinasti Maurya, iaitu pada tahun 132 sebelum Masehi. Di
peringkat awal, kesenian India berasaskan kepada agama. Menurut TSG. Mulya (1952:
15), perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada suatu masa yang berabad-
abad lamanya dan dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang
tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahawa mula-mulanya
sungai Indus dianggap sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian
kebaikan bagi orang Arya. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat.
India merupakan salah satu negara dengan perkembangan seni dan arsitektur
yang pesat. Setiap tempoh peradaban, pemerintahan, kepercayaan, mahupun wilayah
memiliki perbedaan langgam arsitektur yang memperkaya karya seni dan arsitektur
India.
Perkembangan seni dan arsitektur India dimulai di lembah sungai Indus, iaitu
peradaban Harappa dan Mohenjodaro pada abad 2500 SM. Namun, pada abad 1600
SM semua peninggalan peradaban Harappa dan Mahenjodaro mengalami kehancuran.
Pada abad 150 SM, arsitektur yang berkembang di India berupa rumah-rumah
vernakular, dengan material kayu.
a. Dinasti Mauria
Dinasti Mauria merupakan dinasti kerajaan pertama yang mampu menguasai
hampir seluruh daratan India yang berdiri atas usaha Chandragupta Mauria. Ia
mengusir koloni-koloni Yunani yang ditinggalkan pasukan Iskandar Agung.
Pusat kerajaan ini berada di Pataliputra. Raja terkenal dari dinasti ini adalah
Raja Ashoka. Peninggalan seni rupa semasa dinasti Mauria boleh dilihat pada
Pilar dan tugu Ashoka, Gua buatan dari batu cadas dan Stupa.
3
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
Karya seni yang paling menonjol pada masa ini
ialah Pilar dan tugu Ashoka. Meskipun konsep pilar
sudah ditemui sebelum Dinasti Mauria dan tetap
bertahan setelahnya, namun kapital Ashoka adalah
suatu ciri yang khas.
Salah satu yang masih utuh dan diteliti adalah yang
terdapat di Lauriya Namdangarh di Propinsi Bihar.
Bentuk kapitalnya adalah kuartet singa yang menduduki lonceng besar
terbalik. Keempat singa ini saling membelakangi dan menopang roda
besar di atas kepalanya. Kapital Ashoka di Lauriya Namdangarh terbuat
dari batu pasir setinggi 32 kaki dan berat 50 ton. Diperlukan pengetahuan
teknik yang baik untuk membuat tugu ini berdiri.
Bentuk Gua buatan dari batu cadas merupakan awal dari Chaitya.
Ia dibentuk dengan memotong bahagian tengah batu cadas sehingga
terbentuk ruang pemujaan. Kemungkinan besar seni bangunan ini adalah
pengaruh kebudayaan Persia yang dikenal ahlinya dalam mengolah batu.
Contoh paling baik dari bangunan ini adalah Gua di Lomas Rishi.
Meskipun terbuat dari batu, namun motif hiasnya memperlihatkan usaha
meniru tekstur kayu. Pintu gua berupa lengkungan yang terlihat seolah
menyokong bangunan utama.
Di samping itu, stupa juga sudah
ditemukan pada masa ini meskipun masih
menjadi bahagian dari bangunan lain dan
belum menjadi pusat pemujaan. Stupa dibuat
untuk menyimpan relik-relik dan abu
4
Pilar Dan Tugu Ashoka
Stupa Sanchi
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
Buddha dan menjadi pusat pelaksanaan ritual. Puluhan ribu stupa yang
dibangun pada masa Mauria akhirnya hilang dimakan usia kerana
pembuatannya tidak menggunakan pertimbangan bahan yang matang.
Penguasa pada masa itu lebih memilih stupa dari kayu daripada batu yang
kokoh. Salah satu stupa yang bertahan adalah Stupa Sanchi yang kemudian
direnovasi menjadi lebih megah pada periode Dinasti Andhra.
b. Dinasti Ashoka
Semasa kejayaan kerajaan maghada adalah pada masa pemerintahan Asoka.
Ashoka vardhana memerintah India (maghada) tahun 272-232 SM. Ashoka
mempunyai keterampilan memimpin kerajaan yang luar biasa hebatnya. Masa
Ashoka yang menjadi titik sentral kekuatan kerajaan adalah angkatan perang.
Dengan kuatnya angkatan perang Maghada maka, Maghada menjadi kerajaan
yang disegani kawan mahupun lawan. Ashoka juga banyak menakulkan di
daerah-daerah sekitar India, seperti Gandara, Kabul, Jonas, Kamboja,
Godavari, Krisna, Mysore, Supara dan Girnar, dan daerah-daerah lainnya.
Luas kerajaan Maghada saat itu melebihi luas negara India pada saat
sekarang.
Agama Buddha mencapai puncak kejayaannya pada zaman kekuasaan
Raja Asoka (273-232 SM) yang menetapkan agama Buddha sebagai agama
resmi negara. Tempat-tempat suci umat Buddha antara lain Bodh-Gaya,
tempat bersemedi Sidharta Gautama.Selain banyak melakukan penaklukan,
Ashoka juga banyak meninggalkan jejak sejarah yang berbentuk tulisan yang
kemudian menjadi sumber sejarah yang cukup penting hingga sekarang.
Banyak prasasti yang ditinggalkan pada dinding-dinding dan tiang batu yang
berisi tentang peristiwa, undang-undang, pesan perdamaian, mahupun ajaran
dan pesan-pesan Ashoka.
5
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
Pada masa Ashoka terdapat peristiwa besar yang sulit dilupakan oleh
para sejarawan. Peristiwa tersebutlah yang akhirnya berubah haluan jalan
hidup Ashoka dari penganut Hindu menjadi seorang yang memeluk Agama
Budha. Peristiwa tersebut adalah perang Kalingga. Menurut sumber yang ada,
Ashoka memimpin perang tersebut sendiri. Sebanyak kurang lebih 100.000
nyawa orang Kalingga melayang dan dijadikan budak. Sedangkan masih
banyak lagi yang akhirnya mati kerana kelaparan. Sejak saat ia berubah
haluan, dan tidak mahu lagi memakai kekerasan dalam hidupnya. Ia mulai
mementingkan Agama Buddha seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Meskipun hanya sebagai Upasa (pengikut atau penganut biasa) sahaja,
dia juga sudah menerapkan larangan berburu haiwan, dan tidak boleh
menyembelih burung merak dan rusa. Dia juga berusaha menyiarkan hukum
Dharma. Salah satunya adalah dengan mengangkat pegawai-pegawai tinggi
yang dinamakan.
Kepercayaan bangsa Arya didasarkan pada ajaran Veda, yang menjadi
awal munculnya agama Vedic dan dianut kaum Brahmana. Dari agama kuno
inilah kemudian agama Hindu muncul. Agama ini memuja tiga dewa utama
yaitu Vishnu, Brahma, dan Shiva. Pada zaman Vedic sendiri, masyarakat
sudah diklasifikasi menjadi empat kelas atau strata, yaitu Brahmana, Ksatria,
Waisya, dan Sudra. Klasifikasi tersebut didasarkan pada mata pencaharian
masyarakat saat itu.
Agama Hindu dan Budha berkembang hampir secara bersamaan.
Penerapan pada bidang arsitektur dan seni muncul pada bangunan kuil.
Teknologi yang digunakan pertama kali adalah penggunaan material kayu,
namun sayangnya tidak ada peninggalan bangunan jenis tersebut kerana
sudah hancur termakan waktu dan cuaca. Teknologi yang berkembang
selanjutnya adalah membangun dengan metode pahat batu (rock cut). Metode
6
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
ini dilakukan dengan memahat sebongkah besar batu ataupun mencoak
gunung, sehingga hasil karya seni dan arsitekturnya mirip seperti patung.
Metode pahat batu dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah dengan
mencoak ke dalam sebuah gunung atau bukit sehingga menciptakan ruang ke
dalam. Yang kedua adalah dengan cara memahat sebongkah batu dan tidak
membuat ruang di dalamnya. Bentuk yang pertama lebih meruang daripada
yang kedua. Contoh kuil jenis yang pertama adalah kuil di Elaphanta dan
Ellora. Mamallapuram adalah contoh kuil yang dibangun dengan metode pahat
batu jenis kedua. Di kuil tersebut terdapat empat jenis ratha yang memiliki
perbedaan pada bentuk dan pahatannya. Kuil Kailasa di Ellora menggunakan
gabungan kedua metode tersebut.
Pada zaman-raja-raja Maurya (322-184 SM), akibat pengaruh
kebudayaan Achaemenid, Persia, tampak pula pengaruh Hellenisme.
Seniman-pada saat itu beralih dari bahan terracotta untuk membuat bangunan
dengan menggunakan bahan baru. Karya seni rupa yang dihasilkan pada
zaman ini berupa stambha, yaitu tanda peringatan yang terbuat dari batu
(monolit). Stambha yang terkenal pada masa ini adalah stambha kepala singa
yang ditemukan di Sarnath, menunjukkan adanya pengaruh Persia. Bangunan
lainnya adalah stupa, merupakan tanda peringatan yang sangat penting dalam
kesenian Buddha. Pada mulanya, stupa berfungsi untuk menyimpan abu
jenazah dan benda-benda suci. Terdapat dua stupa yang terkenal di India iaitu
Stupa Barhut dan Stupa Sanchi. Disamping tempat pemujaan, seni bangunan
India juga mengenal Vihara sebagai tempat para bhiksu dan tamu dari luar
negeri atau sebagai tempat pendidikan, dan Chaitya Graha, iaitu tempat
pemujaan yang berisi stupa. Chatya Graha ini seluruhnya dipahat pada bukit
karang dengan teknik pahatan seperti teknik pahatan kayu.
Seni patung dan seni lukis India berkembang lagi pada zaman Raja-raja
Kushana (500SM – 300M). Peninggalan pada zaman ini banyak ditemukan di
7
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
daerah Ghandara berupa lukisan-lukisan fresco. Seni patung pada zaman ini
mendapat pengaruh Yunani, kerana daerah Ghandara merupakan daerah
yang banyak dilalui bangsa-bangsa asing. Patung Buddha yang dihasilkan
pada zaman ini sudah berupa patung manusia dan bukan merupakan
lambang-lambang seperti pada masa sebelumnya di India Tengah. Seni rupa
pada masa Kushan ini berkembang pula di daerah Mathura (50-200 M),
Amarawati (150-300 M) dan mencapai puncaknya pada masa-raja-raja Gupta
(300-600 SM).
c. Dinasti Shunga
Dinasti Shunga (185 SM – 73 SM) didirikan oleh salah seorang Jendral Mauria
bernama Pusyamitra Sunga yang beragama Brahmanisme terhadap Dinasti
Mauria. Pada saat inilah pemujaan terhadap stupa semakin terkenal. Banyak
vihara, chaitya, dan stupa yang dibangun. Kerajaan di bawah Dinasti Sunga
memiliki keunikan tersendiri di mana mempunyai dua pusat, iaitu Pataliputra
sebagai pusat administrasi serta seni dan Vidisa sebagai pusat negara,
keagamaan, dan pendidikan seni. Pusat-pusat seni berada di Mathura,
Pataliputra, Ahiccatra, Ayodhya, dan Kausambi.
Oleh kerana penerusan kekuasaan Dinasti
Mauria, ciri karyanya sama dengan masa
sebelumnya. Hanya ornamennya lebih kaya dan
ukurannya lebih kecil. Peninggalan seni rupa dinasti
Shunga dapat dilihat pada Kompleks Bhaja, Chaitya
Griha dan
elemen hias. Kompleks Bhaja adalah kompleks pemujaan yang merupakan
gabungan chaitya griha dan kompleks pemujaan di sekelilingnya.
8
Kompleks Bhaja
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
Selain itu, Chaitya Griha merupakan salah satu
seni rupa dinasti Shunga yang terkenalv yang terletak
di kompleks Bahaja. Bangunan ini adalah
perkembangan lebih lanjut dari chaitya dan gua
buatan semasa Dinasti Mauria. Dibentuk dengan
memotong dan melubangi batu cadas besar sehingga terbentuk ruang
pemujaan. Ruang ini seolah ditopang pilar-pilar di bahagian tepi bangunan.
Ciri khas chaitya pada masa ini adalah pintu berbentuk tapal kuda dan
ditopang dua pilar. Manakala, elemen hias diantara seni rupa dinasti Shunga
banyak ditemukan di relief-relief seperti vedika dari Stupa Barhut, Bentuk
utamanya adalah medali yang dihiasi motif flora yang berulang secara
geometrik.
d. Dinasti Kushan
Seni rupa Kerajaan Kushan adalah bahasan mengenai peninggalan seni rupa
yang berkembang selama berkuasanya Kerajaan Kushan di daerah utara
India. Seni Rupa dari daerah ini memperlihatkan kekayaan pengaruh luar yang
masuk ke India melalui jalan politik dan perdagangan.
Kebanyakan karya dari masa ini terinspirasi oleh ajaran Buddha. Kerajaan
Kushan merupakan hasil persatuan bangsa-bangsa Indo-Eropa yang salah
satu sukunya bernama Kushan, yang kemudian mendominasi suku lainnya
dan membentuk persatuan baru dengan Kujula Kadphises sebagai
pemimpinnya. Beberapa dari suku ini telah mendapat pengaruh Hellenisme
9
Chaitya Griha
Elemen hias
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
sejak penaklukan Alexander Agung sehingga dimaklumi bahawa kebudayaan
Kushan kemudian banyak mendapat pengaruh Yunani.
Wilayah kerajaan Kushan meliputi Tajikistan hingga Pakistan dan
Afganistan, kemudian terus ke selatan sampai lembah Sungai Gangga.
Kushan mendapatkan kekuasaannya atas Gandhara seiring ekspansi ke arah
selatan. Selanjutnya daerah ini menjadi pusat kesenian India yang terkenal
dengan pengaruh gaya seni rupa hellenisme yang realistik.
Perekonomian kerajaan hidup bersandarkan kepada perdagangan sutera
dan rempah ke Eropa dan emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, ramai
pemimpin Kushan yang menciptakan wang logamnya sendiri sebagai alat
tukar rasmi, sehingga perkembangan duit syiling Kushan memberikan catatan
sejarah tersendiri, terutama dalam seni rupa. Walaupun dikenal sebagai
bahagian-bahagian dari sejarah seni rupa Buddha, sebenarnya Kerajaan
Kushan juga memiliki bahagian kepercayaan lain terhadap pendewaan, iaitu
Zoroastrianisme yang merupakan pengaruh Persia.
Terdapat dua aliran besar yang terkenal semasa dinasti Kushan, iaitu
Gandhara dan Mathura. Kedua aliran ini terutama ditelusuri dari karya seni
patung. Gaya Gandhara banyak mendapat pengaruh Hellenisme. Hal ini dapat
dilihat dengan mudah dari ciri lipatan kain yang teliti dan sikap tubuh yang
luas. Sementara, gaya Mathura walaupun selanjutnya juga mendapat
pengaruh yang sama hingga akhirnya berkembang menjadi gaya Ghupta,
tetapi berangkat dari titik tolak seni rupa asli India, yang ditelusuri dalam karya
seni rupa Mahenjo Daro-Harappa.
Tetapi realisme di dalam gaya gandhara tidak dijadikan patokan ciri seni
rupa Kerajaan Kushan, mengingat ciri ini sudah ada jauh sebelumnya sebagai
akibat penguasaan oleh Alexander Agung. Gaya Mathura berkembang lebih
10
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
lanjut sebagai akibat posisinya sebagai salah satu ibukota dari Kerajaan
Kushan. Karya seni pada tempoh ini dipengaruhi oleh kelahiran agama
Kristian di Eropah. Buddha di India berubah dari Hinayana menjadi Mahayana
yang bersifat luas, dan humanistik. Akibatnya mudah sekali menemukan
arsitektur tempat ibadah yang menekankan ibadah bersama daripada usaha
peribadi menuju nirvana. Sebagai bukti lain, banyak patung dewa-dewi
dikenalkannya dengan konsep Boddhisattva, individu yang baru mencapai
tahap paling akhir sebelum Buddha.
Walaupun umumnya patung Gandhara bersifat humanistik, namun
beberapa patung dibuat dengan ukuran raksasa seperti patung Buddha di
Bamiyan, Afghanistan yang memiliki tinggi 53 meter. Patung ini kini telah
hancur akibat kebijakkan Iconoclaust yang diambil pemerintah Taliban,
Afghanistan pada masa lalu. Contoh bentuk humanistik adalah patung Athena
dari Gandhara setinggi 83 cm, mendekati postur manusia asli.
Gaya Mathura berciri sebaliknya, penuh dengan stilasi dengan ukuran
tubuh kecil. Patung-patung ini banyak mewujudkan Yaksha dan Yakshi, roh
spriritual dalam ajaran Buddha. Contohnya adalah patung-patung penguasa
Kushan, antara lain Jayavarman dan Kanishka. Dekatnya pengaruh seni rupa
Kushan, dan kebanyakan seni rupa Buddha lainnya menyebabkan timbul
klasifikasi gaya Greko-Buddha dalam perkembangan sejarah seni rupa India.
Pengaruh seni rupa Kerajaan Kushan, terutama gaya Gandhara, dilihat dari
perkembangan pengaruh seni rupa Greko-Buddha, yang pada masa akhir
keemasannya banyak mendapat kontribusi dari Kerajaan Kushan.
Seni rupa Greko-Buddha menyebar ke selatan India, seperti Kerajaan
Shunga hingga Ghupta, Asia Tengah seperti Tarim Basin (XiangJiang) dan
Baktria, Asia Timur seperti Tiongkok dan Jepang. Tetapi pengaruh paling
besar adalah di Asia Tenggara seperti Indonesia yang bahkan mengadopsi
tulisan, ajaran Mahayana, dan arsitektur dari gaya Greko-Buddha.mPengaruh
11
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
ini terutama terjadi akibat hubungan dagang dan sejarah penguasaan politik
yang terjadi pada masa ekspansi Alexander Agung.
2.1 Konsep Seni India
India merupakan negara dan bangsa yang memiliki pandangan seni (dan estetika) yang
berbeza dalam beberapa hal dengan bangsa Eropah.
Seniman India harus mengikuti modus tertentu seperti yang diterangkan di dalam
dyana untuk menggambarkan dewa Hindu atau Buddha yang pelbagai bentuk. Dyana
bererti meditasi, merupakan proses kejiwaan dari seseorang yang berusaha untuk
mengawal pemikiran dan memusatkan pada suatu soal tertentu yang akhirnya akan
membawa kepada semadi. Sifat-sifat visual dari gambaran di atas (dalam semadi)
kemudian di tulis dalam Silvasastra. Buku inilah yang menjadi pedoman berkarya
selanjutnya. Elemen yang penting dalam seni rupa adalah intuisi mental dan sesuatu
hal yang dikonsepsikan dan personalitas seniman menyatu dengan objek. Inilah hasil
meditasi (dyana). Seni bukan merupakan imitasi dari alam. Teknik proporsi, perpektif,
dsb diterangkan dalam Visudgarmottarapurna dan Chitra Sutra. Dalam Chitra Sutra
penggambaran yang penting adalah garisan tepi yang harmonis, ekspresi, dan sikap
yang molek. Di India juga mementingkan sikap dan bentuk yang simbolistis
(perlambangan).
Joganatha berpendapat bahawa keindahan seni adalah sesuatu yang
menghasilkan kesenangan. Seni diolah melalui proses kreatiff dari pikiran menuju pada
penciptaan objek yang dihasilkan oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi.
Pendapat lain mengatakan bahawa seni adalah sesuatu yang memberikan kesenangan
tanpa rasa kegunaan. Rasa estetik tersebut adalah disebabkan kerana faktor luaran
dan faktor dalaman (Rabindranath Tagore). Beliau juga menerangkan konsep seni
melalui sebuah sajaknya bahawa seni tidak dapat menerangkan proses alamiah yang
misterius itu, tetapi seolah-olah terjadi dengan sendirinya. Nampaknya ada sesuatu di
12
Pengenalan Pendidikan Seni Visual 2012
atas kekuasaannya sendiri yang siap menuntun impulsinya dalam suatu jalan sehingga
memungkinkan memberi bentuk pada pandangan intuisinya dari dalam. Jelaslah
bahawa seniman yang menciptakan objek keindahan atau seni adalah didorong oleh
potensi teologis.
Sebagai elemen dari seni bangun candi, medalion secara sintesis jelas mengikuti
referensi kitab Manasara-Silpasastra suatu buku pedoman para silpin atau seniman.
Banerjea, (1974: 80) menyebutkan bahawa ketika para silpin membangun kuil untuk
dewa dan elemen-elemennya seperti relief, arca dan unsur hias selalu menggunakan
prinsip bhakti, iaitu adanya rasa cinta kasih dan menyerah kepada dewa sehingga
dalam agama Hindu antara seni dengan agama tidak terpisahkan.
13