1.pendahuluan 1.1 latar belakang masalah · yang baik dari publiknya (dalam rumanti, 2002, p. 7)....

13
1 Universitas Kristen Petra 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Cutlip, Center dan Broom, Public Relations berkaitan dengan cara untuk mengubah atau menetralkan opini yang tidak memihak organisasi, mewujudkan opini yang tersembunyi atau mempertahankan opini yang memihak organisasi (Gregory, 2004, p.66).Selain itu menurut Roberto Simoes (1984), Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu.Public Relations menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan menanamkan goodwill, selanjutnya Public Relations juga memiliki fungsi yaitu memperkirakan, meganalisis dan menginterpretasikan opini dan sikap publik (Cutlip, Center & Broom, 2006, p.6). Menurut kamus IPR (1987), praktek humas atau Public Relations merupakan keseluruhan usaha atau upaya yang diadakan dengan terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan serta memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (dalam Jefkins, 1992, p.8). “Upaya yang terencana dan berkesinambungan” yang dimaksudkan yaitu Public Relations merupakan suatu kelompok kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program yang terpadu dan semuanya berkesinambungan dan teratur, sehingga Public Relations bukanlah kegiatan yang sembarangan dan dadakan (Jefkins, 1992, p.8). Menurut Rogers dan Storey (1987), kampanye sendiri merupakan “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu (Venus, 2009, p.7). Sedangkan menurut Newsom, Turk & Kruckeberg (2004, p.301),kampanye Public Relations merupakan kegiatan yang dikoordinasikan, bertujuan, dan merupakan upaya jangka panjang yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau suatu keputusan yang terkait

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

1

Universitas Kristen Petra

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Cutlip, Center dan Broom, Public Relations berkaitan dengan cara

untuk mengubah atau menetralkan opini yang tidak memihak organisasi,

mewujudkan opini yang tersembunyi atau mempertahankan opini yang memihak

organisasi (Gregory, 2004, p.66).Selain itu menurut Roberto Simoes (1984),

Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu.Public Relations

menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik,

bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra

yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

menanamkan goodwill, selanjutnya Public Relations juga memiliki fungsi yaitu

memperkirakan, meganalisis dan menginterpretasikan opini dan sikap publik

(Cutlip, Center & Broom, 2006, p.6).

Menurut kamus IPR (1987), praktek humas atau Public Relations merupakan

keseluruhan usaha atau upaya yang diadakan dengan terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan serta memelihara niat baik dan

saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (dalam

Jefkins, 1992, p.8). “Upaya yang terencana dan berkesinambungan” yang

dimaksudkan yaitu Public Relations merupakan suatu kelompok kegiatan yang

diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program yang terpadu

dan semuanya berkesinambungan dan teratur, sehingga Public Relations bukanlah

kegiatan yang sembarangan dan dadakan (Jefkins, 1992, p.8).

Menurut Rogers dan Storey (1987), kampanye sendiri merupakan

“serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan

efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan

pada kurun waktu tertentu (Venus, 2009, p.7). Sedangkan menurut Newsom, Turk

& Kruckeberg (2004, p.301),kampanye Public Relations merupakan kegiatan

yang dikoordinasikan, bertujuan, dan merupakan upaya jangka panjang yang

dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau suatu keputusan yang terkait

Page 2: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

2 Universitas Kristen Petra

dengan tujuan yang akan membantu organisasi untuk menjangkau sasaran yang

dinyatakan sebagai misi kampanye.

Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan kepada

khalayak, sehingga pesan merupakan inti kampanye dan merupakan sebuah

gagasan yang muncul berdasarkan berbagai macam alasan dan gagasan tersebut

pada akhirnya akan dikonstruksi dalam bentuk pesan-pesan yang dapat

disampaikan kepada khalayak, lalu khalayak akan mempresepsi, menanggapi,

menerima atau menolak pesan tersebut (Venus, 2009, p.70). Pesan kampanye

memiliki dua aspek penting yaitu isi pesan dan struktur pesan. Isi pesan terdiri

dari materi pendukung, visualiasasi pesan, isi negatif pesan, pendekatan

emosional, pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan

kelompok rujukan. Sedangkan dalam struktur pesan terdiri dari sisi pesan

(message sidedness), susunanan penyajian (order of presentation), dan pernyataan

kesimpulan (drawing conclusion) (Venus, 2009, 71-74).

Dalam menyampaikan pesan, pasti suatu kampanye membutuhkan media

atau saluran untuk menyampaikannya kepada publiknya. Schramm (1973)

mengatakan bahwa saluran (kampanye) sebagai perantara apapun yang

memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima. Sedangkan Klingemann

dan Rommele (2002) mengatakan bahwa saluran kampanye sebagaisegala bentuk

media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (Venus,

2009, p.84).Kampanye Public Relations memiliki tiga tujuan yaitukesadaran

(awareness), sikap dan opini (attitude and opinion), perilaku (behavior)(Gregory,

2004, p.78).

Ketiga tujuan tersebut dapat dilihat dengan meneliti sikap publik yang menjadi

target suatu kampanye, seperti yang dikatakan oleh Cutlip, Center dan Broom

(2006, p.6) bahwa sikap merupakan salah satu objek yang dapat diteliti oleh

Public Relations. Menurut Berkowitz (1972), sikap merupakan suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan

perasaan yang mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (dalam Azwar,

2015, p.5). Sikap menurut Azwar sendiri (2015, p.4-5) adalah suatu predisposisi

Page 3: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

3 Universitas Kristen Petra

dari perilaku yang terdiri dari komponen kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan

atau emosinal), dan juga konatif (kecenderungan berperilaku).

Untuk meneliti sikap publik mengenai suatu kampanye, peneliti

menggunakan model komunikasi S-M-C-R yang merupakan singkatan dari S

untuk Source (Komunikator), M untuk Message (Pesan), C untuk Channel

(Saluran/Media), R untuk Reciever (Komunikan). Model ini tidak terbatas pada

komunikasi publik atau komunikasi massa saja, tetapi juga komunikasi

antarpribadi dan bentuk komunikasi tertulis lainnya (Mulyana, 2004,

p.151).Dalam penelitian ini, Source (Komunikator) adalah Universitas Kristen

Petra yang menyampaikan Message (Pesan) yaitu pesan kampanye “No Tas

Kresek dan No Styrofoam”, yang disampaikan melalui Channel (Saluran/Media)

yaitu media primer terdiri dari tulisan, logo dan gambar-gambar, dan media

sekunder terdiri dari X-banner, dan Reciever (Komunikan) pesan tersebut adalah

Mahasiswa Universitas Kristen Petra.

Setelah mahasiswa mengetahui pesan kampanye tersebut maka diharapkan

akan berdampak pada sikap dan sikap ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif

berkaitan dengan pengetahuan dari mahasiswa mengenai pesan kampanye “No

Tas Kresek dan No Styrofoam”; aspek afektif berkaitan dengan kesukaan akan

pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”; dan aspek yang terakhir

yaitu aspek konatif berkaitan dengan kecenderungan perubahan perilaku

mahasiswa seteleh mengetahui pesan kampanye “No Tas Kresek dan No

Styrofoam”. Dari penelitian sikap yang dilakukan maka diharapkan dapat

diketahui apakah tujuan dari kampanye ini terwujud.

Kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” merupakan kampanye yang

dilakukan oleh Universitas Kristen Petra yang sudah ada sejak 1 Maret 2014

hingga saat ini. Beberapa kampanye yang berhubungan dengan pengurangan

plastik juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak 21 Februari 2016

menggencarkan kampanye “Diet Kantong Plastik”, dan “Kantong Plastik tidak

gratis” dengan mengajak perusahaan-perusahaan retail modern untuk ikut serta

dalam kampanye ini (Tempo.Co. “Kota Surabaya Intensifkan Diet Kantong

Plastik”. 19 Februari 2016.

https://m.tempo.co/read/news/2016/02/19/206746624/kota-surabaya-intensifkan-

Page 4: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

4 Universitas Kristen Petra

diet-kantong-plastik). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jenna Jambeck

(2015) (Profesor teknik lingkungan di University of Georgia), mengatakan bahwa

Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang

mencapai sebesar 187,2 juta ton. Kota Surabaya menghasilkan sampah plastik

perharinya 400 ton dan menyatakan diri darurat sampah plastik (Tempo.Co.

“Kota Surabaya Intensifkan Diet Kantong Plastik”. 19 Februari 2016.

https://m.tempo.co/read/news/2016/02/19/206746624/kota-surabaya-intensifkan-

diet-kantong-plastik).

Universitas Kristen Petra merupakan Universitas pertama yang telah

mencanangkan diri sebagai kampus bebas tas kresek dan Styrofoam di Indonesia

dan telah memiliki SK Rektor. Universitas lain di Indonesia hanya melakukan

gerakan namun tidak ada yang menjadi SK Rektor, sedangkan Universitas Kristen

Petra sudah menjadikannya sebagai SK Rektor. Sebelumnya Universitas Kristen

Petra sudah melakukan sosialisasi SK Rektor tersebut dengan kantin, café,

koperasi, dan toko buku untuk tidak menggunakan tas kresek dan Styrofoam sejak

tanggal 5 Mei 2015 (wawancara peneliti dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur

sekaligus Bagian Kreatif Tim Green Campus pada 1 Maret 2016).

Sejarah tentang kegiatan cinta lingkungan yang dilalui Universitas Kristen

Petra, yaitu Univeristas Kristen Petra telah menetapkan dirinya sebagai kampus

“Kawasan Tanpa Rokok” pada tanggal 1 Januari 2011. Selain itu Universitas

Kristen Petra juga pernah melakukan kampanye “Kampus Tanpa Rokok” pada

tahun 2011. Pada tanggal 21 Oktober 2013, Universitas Kristen Petra

mencanangkan dirinya sebagai “Green Campus”. Dengan adanya pencanangan

diri sebagai “Green Campus” maka Universitas Kristen Petra memiliki program

Green Campus. Program Green Campus memiliki lima program efisiensi demi

tercapainya “Green Campus”, yaitu yang pertama efisiensi kertas, efisiensi

sampah, efisiensi lahan atau oksigen, efisiensi energy dan efisiensi air(Surat

Keputusan, Nomor: 103/Kept/UKP/2016, 1 Maret 2016).

Sehubungan dengan penelitian ini yaitu efisiensi sampah yang didalamnya

terdapat kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”. Dalam program efisiensi

sampah, SK Rektor No. 103/ Kept/ UKP/ 2016 pasal dua yang telah menetapkan

ketetapan yaitu tentang penggunaan tas kresek dan styrofoam. Penggunaan tas

Page 5: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

5 Universitas Kristen Petra

kresek yang ditetapkan di Universitas Kristen Petra yaitu semua bentuk penjualan

makanan, minuman, dan barang di seluruh kedai makanan dan minuman di kantin,

café, koperasi, dan toko buku tidak diperkenankan menggunakan tas kresek ; dan

setiap kedai makanan dan minuman diwajibkan menyediakan tas daur ulang yang

dapat dibeli dikantin, koperasi, dan swalayan. Sedangkan untuk penggunaan

styrofoam yang ditetapkan oleh Universitas Kristen Petra yaitu semua bentuk

penjualan makanan di seluruh kedai makanan di kantin, cafe, dan koperasi tidak

diperkenankan menggunakan Styrofoam; Semua bentuk tugas perkuliahan dan

studio tidak diperkenankan menggunakan bahan dari styrofoam; Setiap bentuk

dekorasi untuk acara yang diadakan di lingkungan kampus tidak diperkenankan

memakai bahan dari styrofoam; dan Setiap bentuk dekorasi untuk acara yang

diadakan oleh mahasiswa dan tenaga kependidikan di luar kampus tidak

diperkenankan memakai bahan dari Styrofoam(Surat Keputusan, Nomor:

103/Kept/UKP/2016, 1 Maret 2016).

Menurut Liliany Sigit, kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa

penggunaan tas kresek dan Styrofoam adalah hal yang tidak baik dikarenakan

susahnya untuk diurai; menjadi agen perubahan dalam menjaga ciptaan Tuhan

yaitu lingkungan; dan sekaligus sebagai implementasi program Green

Campus(wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian

Kreatif Tim Green Campus, 1 Maret 2016).

Dari hasil wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian

Kreatif Tim Green Campus ini pada 1 Maret 2016, diketahui bahwa target dari

kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” adalah semua sivitas akademika.

Namun dalam penelitian ini, peneliti memilih salah satu sivitas akademika yaitu

mahasiswa Universitas Kristen Petra. Dengan total jumlah mahasiswa berjumlah

7940 orang (Data Statistik BAKA Universitas Kristen Petra, Mahasiswa Aktif

2016). Dengan jumlah yang paling besar yang mendominasi jumlah sivitas

akademika, membuat peneliti memilih mahasiswa menjadi subjek penelitian kali

ini. Dikarenakan jumlah yang besar, menjadikan mahasiswa menjadi target utama

yang dapat menjalankan dan membuat berhasil kampanye ini.

Dalam kampanye ini terdapat beberapa media yang digunakan untuk

mendukung berjalannya kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini ,

Page 6: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

6 Universitas Kristen Petra

diantaranya banner, spanduk, DIVo, web-petra, video pendek yang diputar di

perpustakaan dan mailing list(Wawancara dengan Evelina Carolina, Unit

Perencanaan Fisik Kampus sekaligus sekretaris ketua Green Campus, 20 April

2016). Penelitian ini akan menggunakan salah satu media yaitu X-banner sebagai

objek penelitan dikarenakan media X-banner yang digunakan untuk kampanye ini

masih ada hingga sekarang, sedangkan media-media yang lainnya sudah tidak

dipergunakan. Pada saat launching SK Rektor sebagai bentuk nyata kegiatan

kampanye ini yaitu pada tanggal 22 Februari 2016, kampanye ini menggunakan 4

buah X-banner, yang disebar di beberapa titik yaitu pada kantin di gedung W, T

dan P, selain itu juga di depan E-Hall. Namun peletakkan x-banner berpindah-

pindah yaitu di depan student service, didepan swalayan gedung W, dan di jalan

menuju gedung T dari gedung C. Namun setelah berselang 1 bulan kemudian, X-

banner yang digunakan terdapat 3 buah yang diletakkan di kantin-kantin di

gedung W, T dan P. Pesan dalam media X-banner yang disampaikan yaitu

mengatakan tidak pada tas kresek; SK Rektor No.103/Kept/UKP/2016

(Implementasi Tahapan Jangka Menengah Program Green Campus), Mulai

tanggal 22 Februari 2016 (Perkuliahan semester genap 15/16) “Bahwa di semua

kedai makanan di dalam kampus UK Petra tidak menyediakan makanan dan

minum memakai Styrofoam dan bungkus tas kresek”, Tas berbahan kain tersedia

di koperasi; YES! I CARE, I CAN yang terdiri dari beberapa pesan yang

bertujuan untuk menciptakan green campus.Selain itu bagian Humas Universitas

Kristen Petra sendiri juga ikut serta dalam kampanye “No Tas Kresek dan No

Styrofoam” ini. Humas Universitas Kristen Petra menjadi jembatan yang

memberitakan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” keluar Universitas

Kristen Petra (wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian

Kreatif Tim Green Campus, 1 Maret 2016).

Page 7: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

7 Universitas Kristen Petra

Gambar 1.1

X-banner kampanyeKantin T

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 1.2

X-banner kampanyeKantin W

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 1.3

X-banner kampanyeKantin P

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 1.4

Isi X-banner kampanye

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 1.5

Isi X-banner kampanye

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 8: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

8 Universitas Kristen Petra

Di dalam x-banner terdapat logo Universitas Kristen Petra sebagai pelaku

kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”, logo “Gerakan Menuju Kampus

Bebas Tas Kresek” yang merupakan nama kampanye sebelum ada SK Rektor,

logo Petra Greeners sebagai penggerak kampanye “No Tas Kresek dan No

Styrofoam”, dan terdapat logo I Care I Can.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa mengenai

kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dan peneliti menemunkan

beberapa pendapat baik positif dan negatif berkaitan dengan kampanye tersebut.

Terdapat beberapa kritik yang ditemui peneliti saat melakukan wawancara dengan

beberapa mahasiswa Universitas Kristen Petra. Hasil wawancara peneliti dengan

Berril, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2012, mengungkapkan

bahwa dengan tidak adanya tas kresek membuat dirinya kewalahan saat membawa

barang atau makanan atau minuman yang dia beli, apalagi saat teman-temannya

meminta dirinya untuk membelikan sesuatu. Dia merasa lebih baik apabila tas

kresek itu tetap ada namun dikenakan biaya jika ingin menggunakannya, jika di

mini market di luar dikenakan 200 rupiah, maka Universitas Kristen Petra dapat

Gambar 1.6

Isi X-banner kampanye

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Gambar 1.7

Isi X-banner kampanye

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 9: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

9 Universitas Kristen Petra

membandrol hingga harga 500 rupiah. Walaupun tas kresek tetap ada, pasti tetap

akan mengalami penurunan jumlah penggunaanya (Wawancara, 5 April 2016).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa yaitu Martha

jurusan Sastra Inggris angkatan 2012, yang saat ditanya tentang kampanye “No

Tas Kresek dan No Styrofoam”, dan tahu tentang media yang digunakan dalam

kampanye ini, memberi jawaban dengan bertanya kembali “masih ada ya itu?

Beberapa waktu lalu aku liat X-bannernya tapi sekarang udah gak liat lagi X-

bannernya.” dan menurut dirinya kampanye ini memang bagus namun

dengantidak adanya tas kresek membuat agak kerepotan karena dirinya pernah

dengan temannya membeli cukup banyak barang di swalayan dan dengan tidak

ada tas kresek membuatnya kewalahan (Wawancara, 5 April 2016).

Selain itu juga ditemui pendapat yang pro atau positif tentang kampanye “No

Tas Kresek dan No Styrofoam” dari wawancara dengan Chyntia, mahasiswa

jurusan Manajemen Bisnis angkatan 2012, mengungkapkan bahwa dengan adanya

kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” menunjukkan bahwa Universitas

Kristen Petra merupakan kampus yang peduli dengan lingkungan dengan ikut

serta dalam pengurangan global warming (Wawancara, 5 April 2016). Peneliti

juga melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa yaitu Wisely,

mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2013, mengatakan bahwa

kampanye ini bagus, dikarenakan dengan banyaknya sampah yang ada, dirinya

mengharapkan dengan adanya kampanye ini menjadikan ini langkah kecil yang

baik untuk kesehatan lingkungan kita (Wawancara, 5 April 2016).

Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menemukan adanya pendapat pro

dan kontra tentang kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini. Suatu

kampanye sendiri pasti memiliki tujuan yang pertama adalah kesadaran

(awareness) untuk membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal dan

mencoba untuk memperkenalkan suatu tingkatan pemahaman tertentu. Yang

kedua adalah sikap dan opini (attitude and opinion) untuk membuat publik

sasaran anda untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu sikap

atau opini tertentu tentang suatu subjek. Tujuan yang ketiga adalah perilaku

(behavior) untuk membuat publik sasaran anda untuk bertindak sesuai dengan

yang diinginkan. (Gregory, 2004, p.95).

Page 10: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

10 Universitas Kristen Petra

Menurut Liliany Sigit, kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa

penggunaan tas kresek dan Styrofoam adalah hal yang tidak baik dikarenakan

susahnya untuk diurai; menjadi agen perubahan dalam menjaga ciptaan Tuhan

yaitu lingkungan; dan sekaligus sebagai implementasi program Green Campus

(wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian Kreatif Tim

Green Campus, 1 Maret 2016).

Selain itu kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini semakin

dikukuhkan dengan SK Rektor yang serius, sehingga membuat mahasiswa mau

tidak mau untuk harus ikut serta dalam kampanye ini, dikarenakan tidak

disediakannya tas kresek dan styrofoam di kampus. Disaat membeli banyak

barang atau makanan, mahasiswa harus dihadapkan dengan tidak adanya tas

kresek, dan diberikan pilihan untuk membeli tas kain atau juga kesulitan untuk

membeli makan dengan tidak adanya Styrofoam. Dengan adanya masalah ini

membuat peneliti tertarik tentang bagaimanakah mahasiswa sebagai target

kampanye ini menyikapi SK Rektor tersebut dan saat dihadapkan dengan masalah

yang sebenarnya.Oleh karena itu dengan meneliti sikap, mahasiswa diharapkan

dapat memberikan dukungan yang jelas mengenai kampanye “No Tas Kresek dan

No Styrofoam” sehingga tujuan yang ingin Universitas Kristen Petra capai

melalui kampanye ini dapat terealisasi.

Berbagai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu

penelitian Livingston, Tugwell, Korf-Uzan, Cianfrone, dan Coniglio dengan judul

“Evaluation of Campaign To Improve Awareness and Attitudes of Young People

towards Mental Health Issues”. Dalam penelitian ini sang peneliti menggunakan

metode kuantitatif dan menggunakan kuesioner dengan skala likert. Kampanye

tersebut menggunakan sosial media dan hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa kampanye tersebut sukes meningkatkanawareness (kesadaran), namun

tidak sukses meningkatkan attitudes (sikap) (Livingston, Tugwell, Korf-Uzan,

Cianfrone, dan Coniglio, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti hanya

membahassikap yang terdiri dari komponen kognitif, afektif dan konatif. Selain

itu juga ditemui perbedaan media yang diteliti, penelitan terdahulu ini

menggunakan media, sosial media untuk diteliti, sedangkan media yang diteliti

dalam penelitian ini yaitu media X-banner.

Page 11: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

11 Universitas Kristen Petra

Tujuan dari suatu kampanye ini adalah tujuan kesadaran, dan sikap, opini

dengan kedua tujuan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui apakah tujuan yang

ingin dicapai dari kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” tercapai atau

belum melalui penelitian sikap mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai

pesan kampanye dalam media X-banner. Kampanye ini juga semakin dikukuhkan

dengan SK Rektor yang serius membuat mahasiswa mau tidak mau untuk ikut

serta dalam kampanye ini, namun bagaimanakah mahasiswa menyikapi SK

Rektor tersebut dan saat dihadapkan dengan kampanye ini dimana dengan tidak

adanya tas kresek dan Styrofoam. Sikap yang akan diteliti pada penelitian ini

adalah sikap kognitif, afektif dan konatif.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian adalah:

Bagaimana sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra mengenai pesan

kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”dalam media X-banner?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap

mahasiswaUniversitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek

dan No Styrofoam”dalam media X-banner.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian mengenai sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra

mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”dalam media X-

banner ini adalah:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini merupakan kajian Public Relations yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang bermanfaat terhadap penelitian

dibidangPublic Relations pada umumnya. Selain itu juga diharapkan

dapat memberi pengetahun baru tentang sikap mengenai pesan kampanye.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi tinjuan pustaka bagai

Page 12: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

12 Universitas Kristen Petra

penelitian selanjutnya yang menggunakan metode kuantitatif deskriptif.

Sekaligus diharapkan dapat berguna bagi peneliti-peneliti lain yang ingin

mengembangkan atau memperbaiki penelitian yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi kepada

Universitas Kristen Petra selaku komunikator yang mengeluarkan

pertaturan mengenai kampanye ini, tentang bagaimana tanggapan atau

feedback mahasiswanya tentang kampanye “No Tas Kresek dan No

Styrofoam”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca dapat

memahami pentingnya komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan

kegiatan oleh sebuah organisasi.

1.5 Batasan Penelitian

Peneliti memberikan batasan sebagai berikut:

1. Masalah yangditeliti adalah sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra

mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam

media X-banner.

2. Objek penelitian adalah pesan kampanye “No Tas Kresek dan No

Styrofoam”dalam media X-banner.

3. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Kristen Petra.

4. Penelitian telah dilakukan pada 22 Februari – 24 November2016 .

Page 13: 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan

13 Universitas Kristen Petra

1.6 Sistematika Penulisan

Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan keseluruhan rangkaian

penelitian yang terbagi pada tiga bab yaitu:

1. PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah

pemilihan topik penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,

rencana kegiatan, kerangka teori, serta sistematika penulisan.

2. LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan mencantumkan teori-teori yang berkaitan

dengan konsep penelitian yang diangkat. Adapaun teori yang akan dibahas

adalah teori tentang sikap, Public Relations dan kampanye Public

Relations. Masing-masing bagian tersebut akan dibahas dalam sub bab

tersendiri untuk menjelaskan teori secara terperinci. Lalu selanjutnya akan

ada nisbah antar konsep dan kerangka pemikiran.

3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memasukkan mode penelitian yang digunakan

peneliti yang terdiri dari definisi konseptual dan operasional, jenis

penelitian, jenis sumber data, populasi dan teknik pengambilan sampel,

teknik pengumpulan data dan uji keabsahan data.

4.ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan menganalisa sikap mahasiswa berdasarkan hasil

data yang diperoleh melalui kuesioner maupun data-data pendukung lain

dengan teori yang ada.

5.KESIMPULAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian,

terutama adalah hasil yang diperoleh dari pembahasan bab sebelumnya.

Selain itu, peneliti juga memberikan saran praktis dan akademik yang

berguna sebagai masukan kepada pihak yang terkait.