Paparan Publik Tahunan

9 Juli 2019

1

Peringatan dan Pengesampingan

Presentasi ini disusun oleh PT Bakrie Telecom Tbk (“Perseroan”) dan hanya dipergunakan sebagai informasi kepada publik.Tidak satupun dari informasi yang disampaikan dalam presentasi ini boleh disebarluaskan kepada pers atau media lain ataudiperbanyak atau disebarluaskan kembali baik sebagian maupun seluruhnya setiap waktu dalam bentuk apapun, kecualipers atau media mendapatkan informasi tersebut dari Perseroan.

Presentasi ini dapat memuat proyeksi dan estimasi yang berkaitan dengan operasional dan kinerja Perseroan di masamendatang.

Kami mengingatkan bahwa proyeksi, estimasi, ataupun jadwal yang dimuat dalam presentasi ini didasarkan pada berbagaiasumsi, resiko dan ketidakpastian, yang banyak diantaranya sulit untuk diprediksi dan secara umum berada di luarkemampuan pengendalian Perseroan. Asumsi-asumsi, resiko-resiko dan ketidakpastian tersebut dapat menyebabkanperbedaan antara hasil aktual dengan proyeksi, estimasi, ataupun jadwal yang disampaikan dalam presentasi ini.

Oleh karenanya tidak ada pernyataan dan jaminan dari Perseroan baik secara tegas maupun tersirat sehubungan dengankeakuratan, kelengkapan dari informasi yang disampaikan dalam presentasi ini.

Baik Perseroan, Direksi dan karyawan tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas keakuratan dan kelengkapan dariproyeksi dan estimasi yang disampaikan dalam presentasi ini.

Proyeksi, estimasi, ataupun jadwal dibuat pada tanggal presentasi. Perseroan tidak berkewajiban atas pemuktakhiran,estimasi, ataupun jadwal setelah tanggal presentasi.

Segala materi, data, proyeksi, estimasi, ataupun jadwal dalam presentasi ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpapemberitahuan terlebih dahulu.

2003

Mulai bisnisCDMA dengan

merk “Esia”

2

Rekam Jejak BTEL

BTEL telah menjalankan layanan FWA sejak tahun 1993, kemudian sejak tahun 2003 dengan teknologi CDMA dan EVDORev-A (2010), menyediakan layanan FWA dengan merek “Esia” dan layanan BWA dengan merek “Esia Max-D”.Dengan lisensi Jaspondas seluler sejak 2015, BTEL dimungkinkan untuk beroperasi pada bisnis mobile seluler MVNO.

Pada tahun 2018 BTEL melalui anak perusahaan berfokus melayani pelanggan korporat dan pelanggan yang berada digedung tinggi, dan mulai memperkenalkan produk untuk UKM dan residensial dengan merek “Prima Kring”.

2006

Lisensi FWA nasional

2008

Pertama di dunia: SMS per karakter

Rp1,-

2009

SLI Hemat 009

2010

BWA denganmerk AHA

2011

Lisensi Full Mobility

2012

BWA denganmerk Esia Max-D

2013

Peluncuran merk“Esia”

2014

MencapaiKesepakatan

restrukturisasi

2015

Bisnis CDMA berdasarkanlisensi Jaspondasseluler

2018 - 2019

Transformasi Bisnis sebagai penyedia layanantelekomunikasi untuk pelanggan korporat, UKM dan residensial

3

BTEL berencana melakukan transformasi bisnisuntuk melengkapi bisnis sebelumnya sebagaipenyedia layanan telekomunikasi ritel menjadi

TMT Infrastructure Provider

Sejak 2017 BTEL bergerak di bidang layanan solusi telekomunikasiuntuk pelanggan korporat

4

BPO Contact Center Solutions

Access Number & Call Center Application

HRB SolutionsCommunication

Solution

BTEL meningkatkan layanan solusi komunikasi untuk perkantoran digedung-gedung tinggi (High Rise Building)

5

27% Pertumbuhan per tahun jumlahsambungan Voice Services

2016 2017 2018

6

Residential

Small to Medium Enterprises

Di tahun 2018, layanan diperluas dengan produk Prima Kring untukpelanggan UKM & residensial

7

Pada tahun 2018 upgrade dilakukan dalam rangka penambahankapasitas untuk fasilitas layanan Contact Center

Kapasitas ditambah hingga mampu menyediakan hingga250 agent di akhir 2018 untuk melayani permintaanpelanggan baru di tahun 2019 dan masa mendatang.

8

Prospek usaha selanjutnya, BTEL berupaya untuk mengembangkanpotensi pengelolaan infrastruktur Sistem Penyiaran Televisi Digital

Seiring dengan transformasi Sistem Penyiaran Televisi Analogke Digital, BTEL telah menandatangani perjanjian dengan salahsatu stasiun televisi swasta pemilik multiplekser untuk menjadipenyedia utama layanan pengelolaan infrastruktur danteknologi siaran digital.

BTEL memilikipengalaman dan

kompetensi dalampengelolaan

infrastruktur digital dan teknologi

informasi

Pasar Televisi di Indonesia saat ini mendukung transisi digital, dengan~80% perangkat siap untuk mengakomodasi siaran digital

9

TV Plasma12%

TV LED35%

TV LCD17%

TV CRT19%

TV 3D2%

Smart TV 3D5%

Smart TV7%

Curved TV3%

Survei Tipe Televisi (2017)

Sumber: Statista, Digital Insight TV Market in Indonesia Survey (2017)

• Secara bertahap pasar TV di Indonesia bergerak ke teknologi baru, dimana dari total 116juta populasi televisi, sebanyak 81% (sekitar 94 juta unit) adalah flat screen dengankemampuan menerima siaran yang berkualitas lebih baik.

• Sebanyak 19% sisanya (sekitar 22 juta unit) masih berupa TV tabung (CRT) yang sangatmungkin akan diganti di masa depan.

73.2578.50

84.0090.25

95.75101.75

108.50115.75

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018eM

illio

ns

Jumlah Televisi di Pasar Indonesia

Total Number of TV

Potensi pengelolaan infrastruktur Sistem Penyiaran Televisi Digital

10

UU No. 32/2002 tentangPenyiaran dan PP No.50/2005 terkait prosesdigitalisasi Sistem PenyiaranTelevisi tidak berbayar.

Rp 2.5 triliunPerkiraan total investasi untuk pembangunaninfrastruktur digital yang harus dikeluarkan olehpara perusahaan media pemilik multiplekser.

3x jumlah pemancarPembangunan jumlah stasiun siarandiperkirakan menjadi 3 kali lipat menjadi sekitar1,000-1,500 menara pemancar memerlukanpengelolaan yang lebih efisien.

Kompleksitas operasionalSistem Penyiaran Digital akan menimbulkankompleksitas operasional dan potensi inefisiensiterkait semakin canggihnya infrastrukturmultiplekser dan konektivitas yang harus dikelola meningkatkan kebutuhan akan managedservices.

Beberapa perusahaan media diIndonesia telah melakukan kerjasamadengan pihak ketiga dalam rangkapengelolaan infrastruktur media secaralebih efisien.

Potensi pengembangan layanan managed service

11

Potensi layanan managed service:- Penyediaan perangkat siaran dan

transmisi- Penyediaan studio siaran- IT system- Manpower & consultancy

BTEL menyiapkan organisasi dalam rangka transformasi

12

TMT Infrastructure Provider

Telco Solution:- Voice- Data- HRB solution

Contact Center:- BPO Contact Center- Call Center Application- Access Number

Media Infrastructure Division

- Digital TV Managed Service

Operasional saat ini Pengembangan bisnis

13

Ikhtisar Laporan Keuangan Kuartal 1 tahun 2019 – Laporan Laba Rugi

Pendapatan usaha selama Q1 tahun 2019 sebesarRp2.0M, terutama berasal dari layanan voice dan datasolution untuk pelanggan korporat serta layanan ContactCenter.

Beban umum dan administrasi untuk Q1 2019 sebesarRp1.9 miliar, terutama untuk beban jasa profesional.

Beban keuangan sebesar Rp219.0 miliar disebabkankarena Perseroan mencatat secara akrual beban bungaWesel Senior.

Keterangan Q1 2019 Q1 2018 +/-Pendapatan Usaha

Jasa telekomunikasi 2,038 2,239 -9.0%

Beban interkoneksi (1,128) (1,242) -9.2%

Pendapatan Usaha Bersih 910 997 -8.7%

Beban Usaha

Penyusutan 455 452 0.7%

Operasi & pemeliharaan 129 483 -73.3%

Umum & administrasi 1,935 3,919 -50.6%

Personel 1,852 902 105.3%

Sales & marketing 41 64 -35.9%

Total Beban Usaha 4,412 5,820 -24.2%

Rugi Usaha (3,502) (4,823) -27.4%

EBITDA (3,047) (4,371) -30.3%

Penghasilan (Beban) lain-lain

Beban keuangan - bersih (219,003) (75,171) 191.3%

Laba (Rugi) selisih kurs 88,975 (102,540) -186.8%

Lain-lain - bersih (193) (180) 7.2%

Total Penghasilan (Beban) lain-lain (130,221) (177,891) -26.8%

Rugi sebelum Pajak (133,723) (182,714) -26.8%

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - 7,737 -100.0%

Rugi bersih (133,723) (174,977) -23.6%

(dalam jutaan Rupiah)

14

Aset lancar per 31 Maret 2019 sebesar Rp2.6 miliar terutama terdiriatas piutang dari hasil usaha sebesar Rp1.7 miliar.

Aset tidak lancar lainnya terutama terdiri atas jaminan pelunasankewajiban pembayaran biaya frekuensi sebesar Rp500 miliar.

Utang usaha pihak ketiga sebesar Rp618.0 miliar pada 31 Des 2017,terutama berasal dari utang sewa jaringan.

Liabilitas sehubungan dengan Wesel Senior: Liabilitas Wesel Senior sebesar Rp5.4 triliun, merupakan

hutang Wesel Senior yang diterbitkan oleh BTEL Pte. Ltd. Beban akrual sebesar Rp4.1 triliun terutama berasal dari

pencatatan secara akrual beban bunga Wesel Senior.

Utang yang diselesaikan melalui PKPU sebesar Rp6.0 triliun pada 31Maret 2019.

Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan per 31 Maret 2019

Keterangan 31-Mar-19 31-Dec-18 +/-

Kas dan setara kas 546.0 350.0 56.0%

Piutang usaha 1,718.0 953.0 80.3%

Aset lancar lainnya 365.0 313.0 16.6%

Total Aset Lancar 2,629.0 1,616.0 62.7%

Pajak dibayar di muka 1,254.0 1,292.0 -2.9%

Aset tetap - bersih 273.0 724.0 -62.3%

Aset tidak lancar lainnya 710,123.0 709,873.0 0.0%

Total Aset Tidak Lancar 711,650.0 711,889.0 0.0%

Total Aset 714,279.0 713,505.0 0.1%

Utang usaha dan lain-lain 617,683.0 613,951.0 0.6%

Beban akrual 4,115,896.0 3,959,154.0 4.0%

Utang pajak 20,984.0 20,580.0 2.0%

Liabilitas Wesel Senior 5,412,720.0 5,502,780.0 -1.6%

Total Liabilitas Jangka Pendek 10,167,283.0 10,096,465.0 0.7%

Liabilitas imbalan kerja 599.0 206.0 190.8%

Utang yang diselesaikan melalui PKPU 6,009,442.0 6,036,077.0 -0.4%

Total Liabilitas Jangka Panjang 6,010,041.0 6,036,283.0 -0.4%

Total Liabilitas 16,177,324.0 16,132,748.0 0.3%

Modal disetor 6,953,479.0 6,863,558.0 1.3%

Defisit (22,416,524.0) (22,282,801.0) 0.6%

Defisiensi modal - bersih (15,463,045.0) (15,419,243.0) 0.3%

Total Liabilitas dan Defisiensi Modal 714,279.0 713,505.0 0.1%

(dalam jutaan Rupiah)

ASET

LIABILITAS DAN DEFISIENSI MODAL

15

TERIMA KASIH