08 bab ii tinjauan pustaka pengelasan smaw
TRANSCRIPT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pengelasan
Pengelasan adalah penyambungan logam dengan penyambungan dari
temperature yang sesuai, tekanan dan kondisi metalurgi (Ibrahim Kahn, 2007).
Sedangkan menurut AWS (American Welding Society) pengelasan adalah proses
penyambungan material-material dengan memanaskannya pada temperatur yang
sesuai dengan atau tidak menggunakan tekanan serta dengan atau tidak
menggunakan filler metal nya. Pada praktikum ini dibahas tentang pengelasan
SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Pengelasan SMAW adalah pengelasan
yang menggunakan sumber panasnya dari busur listrik.
2.2 Klasifikasi Pengelasan
American Welding Society telah mengelompokan metoda pengelasan.
Bermacam-macam proses pengelasan, tergantung proses perlakuan atau sumber
panasnya dan ataupun pemberian tekanan ataupun tidak beserta macam-macam
pelindung lasannya. Adapun pengelompokan proses pengelasan berdasarkan dari
sumber panasnya adalah sebagai berikut :
1. Gas Welding, Sumber panas dari bahan bakar gas.
a. Pengelasan Oksiasetilen
b. Pengelasan Oksihidrogen
2. Arc Welding, Sumber panas dari Busur listrik
a. Carbon Arc Welding
b. Metal Arc Welding
c. Submerged Arc Welding
d. Plasma Arc Welding
e. Electro Slag Arc Welding
f. Shielded Metal Arc Welding
g. Flux Cored Arc Welding
4
h. TIG (Tungsten Inert Gas)
i. GMAW (Gas Metal Arc Welding ) / MIG (Metal Inert Gas)
3. Resistance Welding, Tahanan Ohmic digunakan sebagai Sumber Panas
a. Spot Welding
b. Projection Welding
c. Seam Welding
d. Flash Welding
e. Butt (Upset) Welding
f. Percussioon Welding
g. Induction Welding
4. Solid State Welding
a. Friction welding
b. Ultrasonic welding
c. Explosive welding
d. Forge and diffusion welding
5. Thermochemical Welding
a. Thermit Welding
b. Atomic H2 Welding
6. Radiant Energy Welding
a. Electron beam welding
b. Laser Beam Welding
2.3 Posisi dan Sambungan Lasan
Sambungan lasan secara umum dibagi menjadi lima macam. Kelima
macam tersebut antara lain butt joint, lap joint, tee joint, Corner joint dan Edge.
Butt joint adalah penyambungan logam yang dilakukan pada bidang yang
sama. Biasanya butt joint diaplikasikan pada pengelasan pipa, pelat dan lembaran
logam. Biasanya menggunakan jenis sambungan square dan grooved. Corner
joint dan tee joint adalah penyambungan logam dengan mempunyai sudut yang
tegak lurus satu sama lainnya. Untuk tee joint membantuk huruf T, sedangkan
Corner joint membentuk huruf L. Biasanya kedua jenis las lasan ini diaplikasikan
pada pengelasan struktur bangunan. Sedangkan pada sambungan las tipe Lap
5
Joint merupakan jenis sambungan las yang terkuat tapi memakan material
metalnya. Penyambungan yang terkontaknya adalah sebesar tiga kali dari
ketebalan logamnya. Terakhir adalah edge joint, penyambungannya diaplikasikan
untuk material yang sama bidangnya, namun penyambungannya dilakukan pada
sisi-sisinya. Penyambunyan ini dilakukan pada sheet metal ataupun pelat yang
pengaplikasiannya tidak digunakan untuk beban yang berat. Untuk Lebih jelasnya
digambarkan pada gambar 2.1.
Gambar
2.1 Jenis Jenis
Sambungan Las
Adapun pada posisi pengelasan terdapat jenis-jenisnya. Adapun jenis-
jenisnya secara umum antara lain datar, Horizontal, Vertikal dan Overhead (diatas
kepala). Ketika pelaksanaan praktek las pada industri las, inspektor maupun tata
cara pengelasan yang diajukan oleh welding engineer menggunakan kode kode
khusus untuk pengelasan pada posisi-posisi yang bermacam-macam. Untuk posisi
datar menggunakan kode angka 1, horisontal angka 2, vertikal angka tiga dan
posisi diatas kepala itu angka 4. Sedangkan untuk angka lebih besar lainnya itu
6
diaplikasikan pada pengelasan pipa yang akan digambarkan pada gambar 2.5.
tetapi pada prakteknya digunakan huruf-huruf, contohnya 3f, 4g 1g dan
sebagainya. Untuk huruf G Itu menjelaskan tentang metode peyambungan dengan
groove sedangkan huruf f menjelaskan tentang sambungan fillet.
Gambar 2.2 Posisi Pengelasan
Gambar 2.3 Posisi Pengelasan Pada Pipa
7
Gambar 2.4 Pengelasan Groove dan Fillet Beserta Zona-zona Pengelasannya
2.4 Pengelasan SMAW
Pengelasan SMAW (Shielding Metal Arc Welding) adalah pengelasan
yang menggunakan sumber panasnya dari busur kistrik. Busur listrik tersebut
dikeluarkan dari elektroda yang terhubung dengan sumber listrik. Sumber
listriknya juga terhubung dengan benda kerjanya. Elektrodanya terbungkus oleh
fluks. Listriknya terbentuk antara logam induk dan ujung elektrodanya. Karena
panasnya maka elektroda dan fluks pelapisnya mencair dan membeku bersama.
Proses pemindahan logam pada elektroda terjadi ketika elektroda mencair
membentuk butir-butir dan terbawa oleh arus busur listrik. Bila digunakan arus
listriknya besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, sedangkan
bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar (dalam Harsono, 2000:9).
8
Gambar
2.5 Skema Pengelasan SMAW
Pola perpindahan logam yang dipengaruhi oleh besarnya arus dan
voltasinya sangat mempengaruhi mampu las dari logam. Secara umum dapat
logam mempunyai sifat las yang tinggi (Weldability) bila mempunyai
pemindahannya terjadi pada butiran yang halus. Selain dipengaruhi oleh besarnya
arus dan voltase, pola pemindahan komponen elektroda ke logam lasannya juga
dipengaruhi oleh jenis fluksnya. Ketika pengelasan fluks mencair kemudian
membeku terlebih dahulu dan membentuk slag yang berfungsi untuk penghalang
oksidasi oleh Oksigen udara lingkungan.
2.4.1 Flux
Flux pada pengelasan SMAW melapisi elektrodanya. Selain itu
flux juga mempunyai peranan peranan yang penting. Adapun peranan flux
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pelancar pemindahan butir-butir cairan logam dan
sebagai penstabil busur listrik (Na2O, CaO, TiO2)
b. Sebagai sumber slag (SiO2, MnO2 dan FeO.Al2O3 ) ataupun gas
pelindung yang berfungsi sebagai pelindung dari oksidasi
lingkungan
c. Sebagai sumber unsur-unsur paduan penguat logam ( V, Ce,
Co, Mo, Al, Zr, Cr, Ni, W dan Mn)
d. Sebagai pengatur Penggunaan las.
Flux terdiri dari bahan bahan tertentu dengan perbandingan-
perbandingan tertentu pula. Bahan bahan yang digunakan dapat digunakan
9
dapat digolongkan sebagai pemantapan unsur, pembuat terak, penghasil
gas, deoksidator, unsur paduan dan bahan pengikat.
Tabel 2.1 Macam can Fungsi Bahan Fluks
Pemantap
busur
Pemben-
tuk terak
Deoksi-
dator
Oksidator Pem-
ben-
tuk
gas
Penambah
unsur
paduan
Penguat
pembu-
ngkus
Pengi-
kat
Fluks
Selulosa
Lempung
silikat
Talek
Titanium
Oksida
Ilmenit
Feroksida
Kalsium
Karbonat
Ferro
mangan
Mangan
Dioksida
Pasir
Silisium
Kalium
Silikat
Natrium
Silikat
Keterangan :
Fungsi Utama
Fungsi Tambahan
Dalam penggunaannya fluks bermacam macam jenisnya. Adapun
jenis-jenis fluks antara lain :
10
a. Jenis Oksida Titan, berisi banyak mengandung TiO2, Busur
yang dihasilkan tidak terlalu kuat, penetrasinya (kedalaman
lasnya) dangkal dan menghasilkan logam yang halus. Baik
digunakan pada pengelasan pelat baja yang tipis.
b. Jenis Titania Kapur, keunggulannya seperti jenis Oksida Titan.
Namun, jenis ini mempunyai keunggulan lain yaitu mempunyai
sifat mekanik yang baik. Hasil pengelasannya halus dan
penetrasinya tidak dalam, baik dalam semua posisi pengelasan.
c. Jenis Ilmenit, bahan fluxnya yaitu FeTiO3 maka jenis ini
terlatak diantara jenis Oksidatitan dan Oksida besi. Hasil dari
busurnya lebih kuat sehingga memberikan penetrasi yang lebih
dalam dari jenis titania. Fluks ini juga mempunyai derajat
kecairan yang tinggi selain itu mempunyai sambungan dengan
sifat mekanik yang tinggi.
d. Jenis Hidrogen Rendah, bahan utama yang digunakan adalah
kapur dan Fluorat. Mempunyai sambungan dengan kadar
Hidrogen rendah sehingga mempunyai ketangguhan yang
sangat bagus. Adapun kekurangannya yaitu hasil busur
listriknya kurang baik sehingga menghasilkan butiran yang
agak besar dibandingkan dengan yang lain. Dalam
pelaksanaannya memerlukan juru las yang sudah
berpengalaman dalam jenis ini. Karena fluks ini sangat baik
dalam sifat mampu lasnya maka fluks ini diaplikasikan pada
pengelasaan pada konstruksi konstruksi yang memerlukan
tingkat pengamanan yang tinggi seperti konstruksi dengan pelat
pelat tebal dan berana tekan .
e. Jenis Selulosa, Jenis logam ini mengandung 30%zat organik
yang kemudian menghasilkan udara agar melindungi logam
cair. Busurnya kuat sehingga penetrasinya dalam. Terak yang
terbentuk hanya sedikit karena itu amat baik digunakan pada
posisi vertikal dan horisontal. Selain itu menghasilkan sangat
11
banyak percikan api sehingga menghasilkan las-lasan yang
tidak halus. Oleh karena itu jenis ini sudah tidak banyak
dipergunakan lagi.
f. Jenis Oksida besi, Penggunaan fluks jenis ini sedikit sekali.
Bahan pokok dari fluks jenis ini adalah Oksida Besi. Busur
yang dihasilkan terpusat dan sangat dalam dan baik digunakan
pada pengelasan Horizontal.
g. Jenis Serbuk Besi Oksida, Berbahan 15% hingga 50%Silikat
dan Serbuk besi. Selain itu pengelasan ini tidak menghasilkan
banyak percikan. Kecepatan pengisian logam sangat tinggi oleh
karena itu keefisienannya sangat baik. Jenis fluks pembungkus
ini banyak sekali digunakan untuk pengelasan sudut horizontal
dan pengelasan gaya berat.
h. Jenis Serbuk Titania, jenis ini menghasilkan busur yang sedang
dan hasil lasan yang halus, karena di dalamnya mengandung
Besi maka keefisienan pengelasan ini menjadi tinggi.Elektroda
dengan fluks ini sangat baik untuk pengelasan sudut horizontal
satu lapis.