smaw dan oaw

23
Rabu, 22 Februari 2012 Las OAW ( LAS OXY ACETYLENE WELDING ) Las karbit asetilin Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapatmencairkan logam. Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros) Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit. Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah

Upload: metalurgibrian

Post on 02-Jan-2016

202 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Smaw Dan Oaw

Rabu, 22 Februari 2012

Las OAW ( LAS OXY ACETYLENE WELDING )

Las karbit asetilin Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga dapatmencairkan logam.

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilinLas karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :

CaC2 + 2H2O ® Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen

Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari

Page 2: Smaw Dan Oaw

generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :

a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)

  Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

Page 3: Smaw Dan Oaw

b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)

 

 Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

c. Nyala netral

 

 Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal beberapa cara yaitu :

a. Pengelasan di bawah tanganPengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.

Page 4: Smaw Dan Oaw

b. Pengelasan mendatar (horisontal)Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.

c. Pengelasan tegak (vertikal)Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain : Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang

tinggi sehingga mudah untuk dipelajari. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-

bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat

ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

a.Nyala Oksi-asetilenDalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 derajat Celcius.

Page 5: Smaw Dan Oaw

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :

 

Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :

 

Gambar : Skema nyala las oksiasetilen dan sambungan gasnya

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

 

Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar

Page 6: Smaw Dan Oaw

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang diambil dari udara.b.Pengelasan OksihidrogenNyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000°C lebih rendah dari oksigen-asetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.c. Pengelasan Udara-AsetilenNyala dalam pengelasan ini mirip denganpembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendahd. Pengelasan Gas BertekananSambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa dan tekanan up setantara 28MPa

e. Pemotongan Nyala OksiasetilenPemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk  pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

Alat dan Bahan

1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari: tabung gas oksigen dan regulatornya tabung gas asetilen dan regulatornya selang brander (torch)

2. Bahan pengisi (kawat)

3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)

4. Korek api dan oncor

Page 7: Smaw Dan Oaw

5. Stopwatch

6. Sikat baja

7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.

Cara Pelaksanaana. Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.  Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut penutupnya     dengan kunci pembuka.

d. Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang terpasang pada regulator.

e. Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke kanan untuk memperbesar tekanan gas).

f.  Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

g. Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai diperoleh nyala netral.

h. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam induknya.

i. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan.

j. Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

k. Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.

l. Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

m. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta mengembalikannya pada tempat semula.

Page 8: Smaw Dan Oaw

Proses Las SMAW (Shield Metal Arc Welding) 

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) / MMA (Manual Metal Arc) / Stick

SMAW adalah las busur listrik dengan menggunakan elektroda berselaput (fluks). Fungsi fluks pada pengelasan ini adalah membentuk slag diatas hasil lasan yang berfungsi sebagai pelindung hasil lasan dari udara(Oksigen, hidrogen,dsb) selama proses las berlangsung.  

Gambar proses SMAW.

 

Proses Kerja

Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi antara ujung elektro danlogam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang  mencairkan ujungelektroda (kawat las) dan benda kerja secara  setempat. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).

Jenis Elektroda

Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam (dipengaruhi oleh jenis fluks-nya, antara lain:

Type Cellulose

Type Rutile

Type Acid

Type Basic

Page 9: Smaw Dan Oaw

Perbedaan dari ke-empat jenis elektroda diatas adalah pada lelehan elektroda selama proses pengelasan berlangsung, seperti gambar dibawah ini:

 

Keterangan gambar :

a. Type Cellulose b. Type Rutilec. Type Acidd. Type Basic

Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi kualitas dan hasil lasan, untuk itu, selain pemilihan jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan dengan material yang akan dilas.

Arus Listrik

Arus listrik yang digunakan untuk pengelasan SMAW adalah arus DC (Direct Current) dan arus AC (Alternating Current).

 Keuntungan1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.

2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke copper alloy dengan rectifier.

3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.

4. Pengelasan dengan segala posisi.

5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.

6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.

Page 10: Smaw Dan Oaw

7. Tingkat kebisingan rendah.

8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.

Kerugian1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan penyambungan.

2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.

3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.

4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.

5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

Peralatan Mesin las (Welding Machine)

Elektroda (Electrode)

Alat bantu dan keselamatan

Jenis Mesin Las (Power Source) Transformator

Rectifier

Inverter

Generator

Pendahuluan 

Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses

penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis

sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Ada beberapa

macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :

1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:

Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.

Las listrik dengan elektroda karbon ganda.

    2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:

 Las-listrik dengan elektroda berselaput

Las iistrik TIG (Tungsten Inert Gas)

Page 11: Smaw Dan Oaw

Las Iiarik submerged

 

Prinsip-Prinsip Las Listrik

Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam

menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara

ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat

melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan

kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori

seperti rumus dibawah ini :

 H = E x I x t

dimana :

H = panas dalam satuan joule

E = tegangan listrik delam volt

I = kuat arus dalam amper

t = waktu dalam detik

 

Macam-macam Las 

1. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon (Arc Welding)

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua

ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.

Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang

berselaput fluksi.

  

Arc Welding

2. Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )

Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik

yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung

Page 12: Smaw Dan Oaw

elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan

mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri

dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput

elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai

pelindung terhadap pengaruh luar.

Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah

sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang

bahan ke terminal positif.

  

 Sirkuit Las Listrik

Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan

dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

   

Pemindahan Cairan Logam dari Elektroda ke Base Metal

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah

marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram

sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur

listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung

yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan.

Page 13: Smaw Dan Oaw

Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan

didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.

Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut

yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.

Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG

ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

  

Las SMAW

3. Las Listrik GMAW / MIG

Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh

busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik

Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya

diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik.

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias

dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari

botol gas malalui selang gas.

Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau

campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik

dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di

mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan

pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan

gas pelindung.

Page 14: Smaw Dan Oaw

  

Las GMAW

4. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi

serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda

dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las

keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu

menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias.

Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari

terak-terak Ias. -

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan

maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat

diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .

Page 15: Smaw Dan Oaw

  

Las Submerged 

Posisi Pengelasan

Posisi mengelas terdiri dari empat macam yaitu:

1. Posisi di Bawah Tangan

Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada permukaan

rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º – 20º

terhada garis vertikal dan 70º – 80º terhadap benda kerja.

2. Posisi Tegak (Vertikal)

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau

kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang

mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda

sekitar 10º – 15º terhada garis vertikal dan 70º – 85º terhadap benda kerja.

3. Posisi Datar (Horisontal)

Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan

benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas

elektroda dibuat miring sekitar 5º – 10º terhada garis vertikal dan 70º – 80º kearah

benda kerja.

4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)

Page 16: Smaw Dan Oaw

Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan

dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap

antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan

posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda

sekitar 5º – 20º terhada garis vertikal dan 75º – 85º terhadap benda kerja

 

Macam-Macam Cacat Las

1. Porositas, cacat ini merupakan cacat yang dikarenakan adanya gas yang

terperangkap di daerah lasan dalam jumlah yang melebihi syarat batas.

 

 

Porositas

2. Slag Inclusion, dapat terjadi akibat pembersihan pada saat pengelasan yang berlapis

kurang bersih. Hal ini juga dapat diakibatkan penggunaan flux pada pengelasan yang

berlapis.

   

 Slag Inclusion

Page 17: Smaw Dan Oaw

3. Incomplete Fusion, cacat ini dapat diakibatkan oleh kesalahan penggunaan besar

arus, kecepatan pengelasan, incorrect electrode manipulation, maupun kesalahan

pengelas.

 

Incomplete Fusion

4. Undercut

Cacat ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:

 Excessive amps/volts

 Excessive travel speed

 Incorrect electrode angle

 Excessive weaving

 Incorrect welding technique

 Electrode too large

 

Undercut

5. Overlap

Cacat ini dikarenakan:

Arus terlalu rendah

Kecepatan pengelasan rendah

Kesalahan teknik mengelas

Page 18: Smaw Dan Oaw

Kontaminasi sekitar

 

Overlap

6. Crack (retak)

Banyak hal yang dapat menyebabkan cacat ini. contoh bentuk crack adaah seperti

berikut:

Page 19: Smaw Dan Oaw

 

Crack

Cacat las seperti di atas sering terjadi pada jenis-jenis pengelasan yang ada:

cacat yang terjadi berdasar jenis lasnya adalah sebagai berikut

 

 Kemungkinan Cacat Las yang Terjadi

 

sumber :

Catatan kuliah MT5015 Teknik dan Metalurgi Pengelasan, tahun 2012

Miller. Pipe Welding Handbook.2012