ninang agama akbid paramata raha kab. muna

26
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah AGAMA dengan judul “PERANAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN “. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama islam. Makalah ini disusun dan diuraikan berdasarkan landasan pengetahuan yang diambil dari berbagai sumber-sumber yang berkaitan dengan isi makalah ini. Sekiranya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan isi dari makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta mendapat ridho Allah.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 05-Aug-2015

156 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan pembuatan tugas makalah AGAMA dengan judul

“PERANAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN “.

Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, karena beliaulah satu-satunya Nabi yang mampu

mengubah dunia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang

yakni agama islam.

Makalah ini disusun dan diuraikan berdasarkan landasan pengetahuan

yang diambil dari berbagai sumber-sumber yang berkaitan dengan isi

makalah ini.

Sekiranya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan isi dari

makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan kepada pembaca serta mendapat ridho Allah.

Raha, 23 November 2013

Penulis

Page 2: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10

“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-

Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan

seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan

( yang dsebut ) dalam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu

menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada

orang-orang yang zalim”.

Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya

petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam.

Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah

menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit.

Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak

beriman”.

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di

dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita

terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran

dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya

yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi,

serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya

dengan baik.

Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari

Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki

bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah

Page 3: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam

membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada

zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan

prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,

metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Makalah

Bagaimanakah peran agama dalam kebidanan ?

1.3 Tujuan makalah

Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan

dapat mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

Page 4: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Defenisi

Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti

“withwoman” (bersama wanita, mid = together, wife = a woman). Dalam

bahasaPerancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan

dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) berarti ” berkaitan dengan wanita”.

Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not

formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides

associated maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara

formal ataupun tidak danbukan seorang dokter, yang membantu pelahiran

bayi serta memberi perawatanmaternal terkait).

Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani

program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan

telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk

terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan

merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat

manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan,

yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau

secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai

seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan

dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama

kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung

jawabnya sendiri sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

Islam adalah dinu al-‘amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan

kebaikan amal sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya,

penerapan amal justru akan mempercepat dan memperkokoh bangunan

keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu saja semua ini dilakukan

dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh al-

ikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.

Page 5: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia,

Amerika, Afrika, Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu',

yaitu sifat merendahkan diri yang menjunjung tinggi integritas kesamaan

derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan

Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:

�ين� �مؤ�م�ن �ل ل �اح�ك� ن ج� و�اخ�ف�ض�

Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada

kaum mu'minin." (al-Hijr: 88)

�ي� - - : (( �ل إ أو�ح�ى الله إن� وسلم عليه الله صلى الله رسول ق�ال�

ع�ل�ى أح�د% �غ�ي �ب ي � و�ال ، أح�د, ع�ل�ى أح�د% �ف�خ�ر� ي � ال �ى ح�ت �و�اض�عوا ت أن�

مسلم )) رواه أح�د,

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku,

hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang

yang membanggakan dirinya di atas orang lain dan tidak pula seseorang itu

menganiaya kepada orang lain - kerana orang yang dianiaya dianggapnya

lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).

Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus

mempunyai sifat tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan

yang baik bagi pasiennya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw

ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari golongan hamba sahaya -wanita

yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu wanita itu berangkat

dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu. " Ini

menunjukkan bahwa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini

adalah merupakan sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi

seorang bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan

harus memilih kata-kata yang paling sopan dan disampaikan dengan cara

yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika

Page 6: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang

menyenangkan.

Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan,

mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya cinta dan silaturakhim. 

Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah, seorang

Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah

lah Al-Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon

(dugaan, rekaan, hipotesis belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari

manusia datang kesalahan. 

2.2 Peran Agama dalam Kebidanan

Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia

dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama

juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah

hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama

dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :

1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga

kesehatannya

2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan

melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan

yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.

3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya

4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan

yang bertentangan dengan ajarannya.

a. Upaya pemeliharaan kesehatan

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai

sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan

agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.

Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat

Page 7: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari

berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat

memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang

dianjurkan oleh agama antara lain :

1. Makan makanan yang bergizi

2. Menjaga kebersihan

3. Berolah raga

4. Pengobatan diwaktu sakit

b. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada

pengobatan di waktu sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara

lain:

1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan

balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.

2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun

3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok

pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

c. Upaya pengobatan penyakit

Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada

obat yang diturunkan-Nya.”

Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.

Pandangan agama  terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua

pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang

penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa ulama yang .mengatakan

penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang sangat bertentangan

dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.

Pendapat/pandangan agama  dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu

memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.

Page 8: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan

pemakaian kontrasepsi IUD :

a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.

Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat

merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga

kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.

b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.

Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak,

tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian keluarga.

Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan

dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.

Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan

untuk mengurusi anak dan keluarga.

Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian

kontrasepsi IUD :

a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi

b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak

menghalangi pembuahan sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih

dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada kegagalan).

c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada

obat-obatan dan alat lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan

pengontrolan IUD harus dilakukan dengan melihat aura wanita.

Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga

mempunyai dua pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang.

Pendapat/pandangan yang memperbolehkan:

a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam

kaedah hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal

yang dilarang dengan alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.

b. Begitu juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan

untuk kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat

dibenarkan.

Page 9: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Pandangan/pendapat yang melarang :

a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan

tujuan utama perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan

bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga

untuk mendapatkan keturunan.

b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat

sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).

c. Dengan melihat aura orang lain.

2.3 Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama

(Aborsi)

Pembunuhan  banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua

macam pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak

sengaja, karena keduanya disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim.

pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara

lain firman Allah,

“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja,

maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka

kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”

(Qs. An-Nisaa’ (4): 93)

sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman

Allah,

“Dan tidak layak bagi  seorang mukmin membunuh seorang mukmin

(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa

membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan

seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkkan

kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga

terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)

Page 10: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman

Malik, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu :

pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa kesengajaan).

Meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis

pembunuhan ini disebutkan dalam sumber syariat kedua –Sunnah

Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi SAW,

“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja,

korban pembunuhan dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus

unta, empat puluh di antara nya mengandung anak unta didalam

perutnya”

Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa

pembunuhan memiliki lima jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan

yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai kesengajaan. Lalu,

pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja,

yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti

orang tiidur berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya.

Yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan

yang terjadi dengan perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur

di tanah yang bukan miliknnya, atau dijalan umum lalu ada seseorang

jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi qishash (hukuman)

saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat

kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab.

2.4 Tugas Pokok Profesi Kebidanan

Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah

hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki

hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan

dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban untuk

pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien sedang kewajiban

adalah suatu yang diberikan oleh bidan.

Kewajiban Bidan

Page 11: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan

hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin

dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.

2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.

3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang

mempunyai kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi

suami atau keluarga

5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk

menjalankan ibadah sesuai degnan keyakinannya.

6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang

seorang pasien.

7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang

akan dilakukan serta resiko yang mungkin timbul.

8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan

9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan

10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu

pengetahuannya melalui pendidikan formal, non formal

11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara

timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

2.5 Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama

1. Bidan di larang melakukan Aborsi

2. Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan

3. Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu

dan bayi

4. Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong

persalinan kecuali di mintai keterangan oleh pihak pengadilan.

Page 12: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak

diperbolehkan,seperti:

Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa

kasus pemberian ASI tidak dibenarkan:

6. Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak

7. Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan

tidak sesuai dengan kode etik kebidanan

2.6 Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,

menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya

pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.

Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang

laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai

faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah

timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global

yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia

Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus

disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.

Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak

janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa

bahkan sampai usia lanjut.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi

penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan

pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada

Page 13: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya

untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan

dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu

standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan

yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu,

keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.

Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:

1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.

2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.

3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan

tetap.

4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga

banyak di antara bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari

masyarakat.

5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah

mengikuti suami.

6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan

kurang berfungsi.

7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat

sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.

2.7 Bidan sebagai Profesi

Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus.

Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat

melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu

3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,

Page 14: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap

memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan

dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional.

Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan

lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas

bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua

aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural

adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu

organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta

dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan

negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,

jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif.

Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional

profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan

profesional.

Page 15: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan

yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan

studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki

izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai

ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan.

Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting

dalam meningkatkan kesehatan perempuan.

B. Saran

1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara

meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas

pendidikan bagi bidan.

2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan

pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.

3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara

aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya

sesuai dengan etika profesi.

Page 16: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidang-medis-kebidanan/

http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html

http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-uud.html

http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html

http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html

Page 17: Ninang agama AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

MAKALAH AGAMADosen : DRS.H. MUH. SYAHRUDDIN,APT.

“ Peran Agama Dalam Kebidanan “

Disusun oleh :

Nama : Mudmainna Aksan

NIM : PSW.B.2013.IB.0075

Kelas : IB

AKBID PARAMATA RAHATAHUN

2013/2014