· web viewdisamping au telah diselesaikan sampai dengan tahun 1971/ 72 antara lain : rehabilitasi...

84
PRASARANA

Upload: trinhtram

Post on 10-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRASARANA

B A B VII

P R A S A R A N A

A. I R I G A S 1 .

Projek-projek pengairan, jang dilaksanakan terutama adalah untuk menundjang usaha peningkatan produksi pangan, de-ngan dititik beratkan pada program-program rehabilitasi, tanpa meninggalkan pelaksanaan program-program perluasan.

Pelaksanaan program-program dalam sub sektor irigasi se-lama 3 tahun Pelita telah menundjukkan hasil-hasil jang ber- ikut .a. program perbaikan dan penjempurnaan irigasi berhasil

memperbaiki sistim irigasi jang meliputi areal seluas 517.303 ha,

b. program perluasan irigasi berhasil menjiapkan areal jang dapat diairi seluas 113.932 ha,

c. program perbaikan/pengamanan sungai berhasil mengamankan daerah pertanian dan kota seluas 192.710 ha, dan

d. program irigasi lainnja berhasil melaksanakan berbagai matjam projek, antara lain persawahan pasang-surut, pe-ngendalian bandjir DCI Djakarta Raya dan lain-lainnja jang meliputi areal seluas 63.964 ha.

Hasil-hasil jang ditjapai selama tahun 1971/72 dari tiap pro-gram diatas dapat diikuti dari, uraian dibawah ini:

1. Program Perbaikan dan Penjempurnaan Irigasi.Lokasi projek-projek perbaikan dan penjempurnaan irigasi

tersebar diseluruh Indonesia. Dalam hal diutamakan projek-projek jang mendekati penjelesaian dan baru kemudian disusul dengan melandjutkan projek-projek jang telah dimulai baik sebelum Pelita maupun sesudah Pelita. Sampai dengan tahun 1971/72 telah berhasil diperbaiki sistim irigasi jang meliputi

251

areal seluas 517.303 ha jaitu 210.330 ha dapat diselesaikan da-lam tahun 1969/70, 171.549 ha dalam tahun 1970/71 dan dalam tahun 1971/72 seluas 135.424 ha, Angka jang terachir ini meru-pakan, angka sementara.

(a) Projek Irigasi Bantuan IDA (Prosida)Dalam program perbaikan dan penjempurnaan irigasi terma-

suk djuga projek-projek chusus jang memperoleh bantuan dari luar negeri seperti Prosida, projek irigasi Djatiluhur dan lain-lainnja, Projek-projek jang paling besar memperoleh bantuan projek dalam program ini adalah Prosida dan, Djatiluhur dima- na kedua projek ini meliputi areal seluas ±. 800.000 ha seperti terlihat dalam Tabel dibawah maka sampai dengan periode 1971/72, projek-projek Prosida telah berhasil meningkatkan areal fungsionil dalam arti dapat diairi dan diatur pembagian airnja setjara baik.

TABEL VII — 1.DAFTAR AREAL FUNGSIONIL PROJEK-

PROJEK IRIGASI BANTUAN I.D.A.S/D 1971/72

No. Sub-pro jek Areal Fungsionil(ha) Keterangan

1. Way Seputih 3.250 Termasuk perluasan2. Tjisadane 31.7723. Rentang 40.000 Perkiraan4. Glapan Sedadi 29.2445. Pemali Tjomal 13.657 Termasuk Pesantren.6. Tjudjung 3.673 Kletak (4.318)7. Sedang 12.180

Djumlah 133.776

252

Projek-projek Prosida tersebut diatas merupakan projek-pro- jek landjutan dam. untuk tahun 1972/73 ditambah dengan Prosi-da Pekalen Sampean jang pelaksanaannja meliputi perbaikan dan penjempurnaan areal persawahan seluas 230.000 ha.

Disamping Au telah diselesaikan sampai dengan tahun 1971/ 72 antara lain : rehabilitasi saluran induk sepandjang 268,4 km, rehabilitasi saluran sekundair sepandjang 913,8 km, rehabilitasi saluran tertiair sepandjang 25 km, rehabilitasi bangunan air 1.441 buah, rehabilitasi bangunan bendungan 2 buah, djalan inspeksi 165,9 km, dan saluran pembuangan 25,1 km.

Hasil areal fungsionil dari projek rehabilitasi ini selama tahun 1971/72 adalah seluas 27.563 ha, dan selama tiga tahun PELITA telah direhabilitir seluas 120.204 ha.

(b) Projek Irigasi Djatiluhur (240.000 ha).Projek Irigasi Djatiluhur meliputi areal seluas 240.000 ha.

Tahun 1970/71 penggaduan mentjapai 185.000 ha, sedangkan sampai tahun 1971/72 tertjapai penggaduan 200.000 ha. Reha-bilitasi pada djaringan irigasi lama dan penjempurnaan (upgra-ding & completion) pada djaringan-djaringan baru telah dimu- lai tahun 1971/72 dan sekarang sedang dalam pelaksanaan. Disamping rehabilitasi djuga dilaksanakan pengembangan da-erah pantai atau extensifikasi dari Tarum Utara. Dengan rehabilitasi saluran-saluran serta bangunan-bangunan air lain- nja maka penjediaan air daerah irigasi Djatiluhur dapat diperbaiki.(c) Projek Rehabilitasi. Irigasi Gambarsari/Pesanggrahan di Djawa Tengah.

Projek ini mengerdjakan rehabilitasi pompa jang sudah sa- ngat tua. Disamping merehabilitir pompa djuga memperbaiki saluran-saluran serta bangunan-bangunan air lainnja. Bila semua pekerdjaan tersebut telah selesai, projek ini akan mam- pu mengairi areal seluas ± 20.000 ha.

Sampai dengan tahun 1971/72, telah selesai diperbaiki : sa-luran induk sepandjang 33,50 km, saluran sekunder sepandjang

253

83 km, rehabilitasi bangunan bagi & silang 197 buah, dan pem-buatan djembatan 12 buah.

Projek Rehabilitasi Irigasi Gambarsari/Pesanggrahan terse- but diharapkan selesai dalam tahun 1974.

(d) Projek Rehabilitasi Irigasi Karanganjar (14.297 ha) di Djawa Tengah.

Projek rehabilitasi irigasi Karanganjar meliputi areal 14,297 ha. Projek ini meliputi pekerdjaan-pekerdjaan pembangunan bendungan, rumah pompa dan pompanja, saluran-saluran ser- ta bangunan-bangunan air lainnja. Untuk pekerdjaan-peker- djaan tersebut diatas diharapkan akan selesai dalam tahun 1973.

(e) Projek Irigasi mBay di Flores (Nusa Tenggara Timur).Projek Irigasi mBay adalah suatu projek jang terbagi dalam

dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan bendung darurat dari brondjong sedangkan tahap kedua adalah pembuatan ben-dung permanent. Projek tersebut kini sedang dalam taraf pe- laksanaan, tahap pertama, jaitu pembuatan bendung darurat dari kawat brondjong. Bandung ini diperkirakan akan selesai pada tahun 1972/73.

2. Program Perluasan Irigasi.Projek-projek jang diberikan prioritas dalam program perlu-

asan irigasi adalah projek-projek jang mendekati penjelesaian- nja didalam waktu 1 atau 2 tahun. Realisasi perluasan irigasi ini didalam, tahun 1971/72 adalah seluas 46.400 ha. Disamping program perluasan umum jang tersebar diseluruh daerah di Indonesia, dilaksanakan pula projek-projek perluasan jang bersifat chusus, antara lain ialah:

(a) Projek Perluasan Krueng Djrue di Atjeh.Beberapa kegiatan jang sedang dilaksanakan antara lain

pembuatan saluran induk, bangunan air dan beberapa buah djembatan. Bila projek ini selesai diharapkan akan dapat me- ngairi areal sawah seluas 10.500 ha.

254

(b) Projek Krueng Baro (16.124 ha) di Atjeh.Tahap-tahap persiapan jang dilakukan adalah untuk peme-

taan, pengukuran situasi dan pengukuran mendetail. Penjeli- dikan telah selesai dilakukan dan sekarang sedang menunggu penjelesaian design. Pelaksanaan pembangunannja dapat dimu-lai pada tahun 1974.

(c) Projek Punggur Utara (30.843 ha) di Lampung.Projek ini telah mentjapai tahap pelaksanaan dan telah ber-

hasil membangun: saluran induk sepandjang 9.700 m, saluran sekunder sepandjang 40.525 m, bangunan air/bangunan, silang sebanjak 42 buah, bangunan-bangunan lain sebanjak 29 buah. Projek ini diharapkan dapat selesai pada tahun, 1972/73 ,dan berfungsi untuk areal sawah seluas 18.433 ha.

(d) Projek Irigasi Tadjum (3.600 ha) di Djawa Tengah.Sampai tahun 1971/72 untuk pro jek irigasi Tadjum telah ber

hasil diselesaikan pekerdjaan-pekerdjaan sebagai berikut: Ben-dung Tadjum, saluran induk sepandjang 14.397,95 m, saluran sekunder sepandjang 13.000 m, terowongan sepandjang 320 m, bangunan air sebanjak 42 buah, dan djembatan sebanjak 6 buah. Disamping itu telah pula diselesaikan base-camp untuk pilot scheme seluas kurang lebih 2 ha meliputi bangunan-bangunan kantor, laboratorium, bengkel dan lain-lain. Pilot scheme seluas 200 ha ini diharapkan selesai pada tahun 1972. Projek Tadjum diharapkan selesai pada tahun 1973 dan akan dapat mengairi sawah seluas 3.200 ha.

(e) Projek Irigasi Sempor (16.240 ha) di Djawa Tengah.Seperti diketahui projek Irigasi Sempor telah mengalami ben-

tjana bobol pada tahun 1966. Rentjana rehabilitasi irigasi Sem- por kini sedang dalam taraf persiapan untuk pelaksanaan. Pro-jek ini akan mulai dilaksanakan pada tahun 1972/73 darn: ber-achir tahun 1977/78.

(f) Projek Irigasi Kelara (8.500 ha) di Sulawesi Selatan. Projek irigasi Kelara kini sedang dalam pelaksanaan. Peker-djaan-pekerdjaan jang telah selesai adalah : pembuatan intake

255

sebanjak 1 buah, pembuatan koker sepandjang 100 in, pembuat-an saluran induk sepandjang 8.188 m, pembuatan terowongan sepandjang 857,50 m, pembuatan dinning sepandjang 857,50 m, pembuatan bangunan bagi sebanjak 1 buah. Projek 1rrgasi Ke- lara diharapkan selesai pada tahun 1973. Dengan selesainja Projek Kelara, diharapkan areal sawah seluas 6.030 ha dapat diairi dan ditanami.

(g) Projek Irigasi Gumbasa dig Sulawesi Tengah.Projek Irigasi Gumbasa kini sedang dalam taraf pelaksanaan

dan terdiri dari pekerdjaan membuat : saluran induk/sekundair dan bangunan-bangunan air. Pekerdjaan jang telah diselesai- kan sampai tahun 1971/72 adalah pembuatan saluran induk se-pandjang 20.132 m, bangunan air sebanjak 8 buah, prasarana (rumah projek) ,sebanjak 1 buah, sedangkan bendungan masih dalam. penjelesaian.

Projek Gumbasa merupakan projek-projek djangka pandjang dengan target areal seluruhnja 8.500 ha. Program djangka pen-dek adalah 5.000 ha, jang diharapkan dapat tertjapai pada achir tahun 1974.

(h) Projek Irigasi Dumoga di Sulawesi Utara.Projek Irigasi Dumoga kini sedang dalam pelaksanaan mem-

bangun bendungan. Pelaksanaan pekerdjaan, tersebut meliputi pekerdjaan-pekerdjaan pembuatan bendungan, saluran-saluran, dan bangunan air lainnja. Projek irigasi Dumoga diharapkan selesai dalam tahun 1974. Dengan selesainja projek Dumoga diharapkan dapat diairi areal seluas 13.805 ha. Pekerdjaan jang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 1971/72 adalah penje-lesaian bendungan, coupure sebanjak 1 buah, tanggul bandjir sepandjang 250 m, bendungan air sebanjak 4 buah, djalan se-pandjang 32 km, dan saluran sepandjang 1.500 in. Projek irigasi Dumoga diharapkan selesai dalam tahun 1974.

(i) Projek Palasari (1.812 ha) di Bali.Projek Palasari kini sedang dalam penjelesaian dan pekerdja-

an-pekerdjaan meliputi pembuatan bendungan, saluran-saluran

256

induk-terowongan, dan bangunan air. Projek diperkirakan sele- sai pada tahun 1973/74. Dengan selesainja projek Palasari. di Bali diharapkan areal seluas 1.812 ha dapat diairi.

(j) Projek Irigasi Kali Bawang (6.500 ha) di Jogjakarta Djawa Tengah.

Projek Irigasi Kali Bawang kini sedang dalam taraf pelaksa- naan dan pekerdjaan jang dapat diselesaikan pada tahun 1971/ 72, meliputi rehabilitasi berat intake Kai Bawang, pembuat- an saluran-saluran induk, dan pembuatan bangunan-bangunan air Talang Klepu, Talang Kamal. Pekerdjaan-pekerdjaan pe-njempurnaan kini sedang dalam pelaksanaan. Dengan selesainja projek Kali Bawang dapat diharapkan areal tanah persawahan seluas 6.426 ha dapat diairi. Telah ditjapai areal jang berfungsi s/d tahun 1971/72 seluas 2.605 ha.

(k) Projek Irigasi Luwu (90.430 ha) di Sulawesi Selatan.Projek ini meliputi daerah pengairan jang terdiri dari daerah-

daerah Solo Rongkong, Masamba, Baliase, Kandjiro, Bone- bone, Bungadidi, Kalaena dan Angkona. Untuk tahap pertama jang dilaksanakan meliputi daerah pengairan 45.280 ha jang meliputi Kalaena, Bone-bone, Kandjiro dan Lamasi.

Projek-projek lain jang belum termasuk dalam pelaksanaan diatas dimasukkan dalam projek perentjanaan irigasi. Perentja- naan-perentjanaan mengenai irigasi kini sedang disiapkan dan projek-projek tersebut meliputi projek-projek:

— Way Djepara di Lampung ...................................= 6.500 ha-- Way Pengubuan di Lampung ................................= 5.519 ha— Way Umpu di Lampung ......................................= 6.568 ha— Sampean Baru di Djawa Tengah .......................= 12.000 ha— Teluk Lada di Banten di Djawa Barat ....................22.369 ha- Air Beliti di Sumatra Selatan .............................= 21.140 ha— Tjiletuh di Djawa Barat .......................................= 7.429 ha— Tjipamingkis di Djawa Barat = 7.000. ha

257

211103 - (17)

3. Program Perbaikan dan Pengamanan Sungai.

Dalam program ini terutama ditudjukan untuk peningkatan pentjegahan bandjir di Sumatera Utara, Djawa Barat, Djawa Tengah, Djawa Timur dan beberapa tempat lainnja. Tudjuan utama adalah penanggulangan bandjir dan pengamanan dae- rah-daerah produksi pangan. Projek perbaikan dan pengaman- an sungai meliputi pekerdjaan-pekerdjaan: perbaikan/perkuat- an tanggul-tanggul sungai, pembuatan coupure, pengerukan sungai, dan lain-lain. Beberapa projek dalam program ini memperoleh bantuan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan projek sungai Ular memperoleh bantuan dari pemerintah Djepang. Detail design projek-projek ini diharapkan sudah selesai dalam tahun 1972/73. Selain itu pemerintah Djepang djuga memberikan bantuannja pada projek Kali Surabaja untuk peningkatan dan pengamanan terhadap bandjir didae- rah-daerah jang tiap tahun dilanda bandjir. Dengan perbaikan dan (pengamanan sungai, maka sampai dengan tahun 1971/ 72 seluas 192.710 ha dapat diselamatkan.

4. Program Pembangunan Pengairan lainnja.

Dalam program ini termasuk projek-projek jang bersifat multi-years dan; dalam pelaksanaannja merupakan projek lan-djutan. Program ini terdiri dari beberapa djenis projek antara lain sebagai berikut :

(a) Projek Persawahan Pasang Surut.

Dasar dari pada pembangunan persawahan Pasang surut adalah peningkatan usaha jang pernah dilakukan oleh masja- rakat didaerah rawa-rawa. Dui usaha-usaha jang menda- tangkan hasil ini, dilaksanakan usaha peningkatan produksi dengan dasar-dasar ilmiah agar pelaksanaannja dapat ter- djamin dan dapat dipertanggung djawabkan. Persawahan pasang surut diselenggarakan didaerah Sumatera dan Kali-mantan,

258

Target dari pada persawahan pasang surut dalam Repelita I adalah 29.500 ha dan tahun 1971/72 dapat diselesaikan 8.825 ha.

(b) Projek Induk Serba Guna Kali Brantas.Projek tersebut terletak di Djawa Timur dan merupakan

projek jang bertudjuan untuk memperkembangkan kali Bran- tas bagi perluasan daerah irigasi, pentjegahan bandjir, pem-bangkitan tenaga listrik, perikanan darat dan pariwisata. Projek Induk Serba Guna Kali Brantas terdiri dari :

1. Projek Karang Kates di Malang (Djawa Timur).Pekerdjaan-pekerdjaan projek seperti pembuatan cof-

ferdam, relokasi djalan kereta-api, dan pembuatan tero-wongan pengelak jang kesemuanja telah selesai dalam tahun 1970, sedangkan pembuatan bendungan utama masih dalam taraf penjelesaian. Pekerdjaan PLTA sedang dalam taraf pelaksanaan. Dengan selesainja projek Karang Kates diharapkan tambahan areal seluas 8.000 ha dapat diairi. Projek ini diharapkan selesai dalam tahun 1972/73.

2. Projek Kali Konto atau Projek Seloredjo.Projek Seloredjo meliputi pekerdjaan-pekerdjaan: pem-

buatan cofferdam, relokasi djalan raja, pembuatan tero-wongan pengelak dan terowongan intake jang kesemuanja telah selesai ,dalam tahun 1970, ,sedangkan pembuatan ben-dungan utama telah selesai dalam tahun 1971. Hasil jang di-harapkan dari projek Seloredjo antara lain ialah pengenda- lian bandjir, pertambahan daerah irigasi, pembangkitan te-naga listrik, perikanan darat dan pariwisata. Dengan sele-sainja projek Seloredjo areal seluas 27.000 ha akan dapat diairi lebih baik dan terdapat tambahan gadu seluas 2.000 ha. Projek i akan selesai pada achir tahun 1972.

3. Projek Kali Porong di Djawa Timur.Projek Kali Porong ini adalah projek landjutan dari

projek Induk Serba Guna Kali Brantas jang kini sedang

259

dalam taraf survey, pematangan dan persiapan pekerdjaan. Projek Kali Porong adalah projek djangka pandjang jang akan selesai pembangunannja selama 6 tahun, jaitu dari tahun 1970 s/d 1975.

4. Projek Dam Lengkong Baru.Projek ini djuga merupakan projek landjutan dari projek

Induk Serba Guna Kali Brantas jang sekarang sedang da- lam taraf persiapan pekerdjaan. Projek Dam Lengkong Baru merupakan projek djangka pandjang jang diharap- kan selesai pada tahun 1976.

(c) Projek Perbaikan Keadaan Danau.Pada umumnja projek ini Baru mentjapai tingkat perentja-

naan.Jang kini sedang dalam taraf perentjanaan ialah Danau

Tempe (Sulawesi Selatan) dan Rawa Pening (Djawa Tengah).

(d) Projek Pengendalian Bandjir D.C.I. Djakarta Raya.

Projek Pengendalian Bandjir D.C.I. Djakarta Raya dimak-sudkan untuk mengatasi/mengendalikan bandjir jang selalu melanda ibukota, serta memelihara dan memperbaiki prasa- rana kota Djakarta. Projek tersebut kini sedang dalam pe-laksanaan. Pekerdjaan-pekerdjaan projek meliputi rehabili- tasi kanal-kanal, normalisasi saluran-saluran, pembuatan waduk-waduk, pengerukan-pengerukan, pembuatan saluran-saluran, bangunan-bangunan air, djembatan-djembatan dan lain-lainnja. Sebagian besar dari pekerdjaan-pekerdjaan ter- sebut sudah diselesaikan.

(e) Projek Pengembangan Wilajah Sungai.Projek Pengembangan Wilajah Sungai tersebar diseluruh

Indonesia dan pada umumnja kini sedang dalam taraf pelak-sanaan antara lain di Lampung, Djratunseluna, Bengawan Solo

260

dan Tjimanuk. Jang sedang dalam taraf survey adalah wila- jah-wilajah Barito, Lombok, Bali dan Kedu Selatan.

5. Program Peningkatan Penelitian Survey.Kegiatan-kegiatan lain dibidang irigasi jang dilaksanakan

untuk menundjang Program Irigasi tersebut antara lain adalah :

(a) Bidang Penelitian.Dalam kelengkapan pelaksanaan projek-projek pengairan

kearah kesempurnaan, maka dilakukan usaha-usaha penelitian dibidang pengairan jang antara lain meliputi: penelitian se- tjara ilmiah mengenai persawahan Pasang Surut.

Untuk ini Departemen Pekerdjaan Umum dan Tenaga Listrik telah mengadakan kerdja sama dengan Perguruan-perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga Pemerintah jang ada hubungan- nja dengan masalah projek persawahan pasang surut ter- sebut. Kerdja sama jang kini dilakukan antara lain ialah de- ngan I.T.B. dalam bidang irigasi hydrolika dan planologi dan djuga dalam bidang kombinasi antara irigasi) dan pertanian jang meliputi wilajah Sumatera; dengan U.I. dalam bidang ekonomi sosial dan politik, dan dengan U.G.M. dalam bidang pertanian dan irigasi untuk wilajah Kalimantan. Disamping itu telah dapat disusun rentjana persawahan pasang surut untuk daerah-daerah seperti Delta Upang (Sumatera Selatan) seluas 25.000 ha dan Delta Batanghari (Djambi) seluas 60.000 ha.

Tahun 1971/72 rentjana test-farm dilaksanakan dan dise-suaikan dengan biaja jang tersedia. Disamping perentjanaan-perentjanaan irigasi tersebut diselidiki pula kemungkinan penggunaan radio isotope untuk pengukuran debit (Tjimanuk dan lain-lain), pengukuran kebotjoran waduk (antara lain di- tjoba diwaduk Darma), dan pengukuran kekuatan tanah. Hasil-hasil dari penjelidikan bahan radio isotope ini kini se- dang disusun untuk disebar-luaskan.

261

Dalam mempersingkat waktu pemberitaan berita-berita ke giatan penanggulangan bentjana alam, maka oleh Direktorat Djenderal Pengairan telah ditjoba menggunakan Warning System dengan hasil jang memuaskan. Pertjobaan-pertjobaan tersebut diatas dilakukan dengan pemasangan-pemasangan alat tersebut digunung Merapi (Djawa Tengah), Bengawan Solo (Djawa Tengah dan Djawa Timur), Wilalung (Djawa Tengah), Tjitanduy (Djawa Barat) dan Serba Guna Brantas (Djawa Timur).

Penjelidikan penggunaan road packer untuk Pengerasan tanggul sungai telah dimulai dilaksanakan dan diharapkan agar hasil daripada penjelidikan tersebut akan dapat segera diprak-tekkan dilapangan.

(b) Penggunaan Air Tanah untuk keperluan Irigasi.

Tidak semua wilajah Indonesia dapat menikmati air sungai untuk keperluan irigasi. Banjak daerah-daerah jang tidak dapat menggunakan air sungai untuk keperluan irigasi meng-ingat kesukaran-kesukaran teknis dalam menghadapi persoal- an sungai atau sama sekali tak adanja sungai didaerah ter- sebut. Untuk keperluan tersebut diatas maka oleh Direktorat Djendral Pengairan ditjoba untuk menggunakan air tanah guna pengairan jang diperlukan.

Pertjobaan-pertjobaan penggunaan air tanah (ground wa- ter) untuk irigasi telah dilaksanakan didaerah Ngandjuk dan Kediri di Djawa Timur.

B. PERHUBUNGAN.Didalam tahun ke-3 pelaksanaan Repelita I titik berat kebi-

djaksanaan pembangunan disektor perhubungan tetap ditekan-kan pada program rehabilitasi dan upgrading prasarana. Dalam batas-batas tertentu dilakukan pula usaha-usaha modernisasi dan pembangunan djaringan dan peralatan baru, seperti dibi,-dang telekomunikasi, perhubungan udara clan perhubungan laut.

262

Sasaran-sasaran fisik jang dapat ditjapai setiap tahun terus meningkat dan bertambah luas. Bersamaan dengan peningkatan tersebut akan dapat ditjapai pula peningkatan effisiensi dan keselamatan didalam penjelenggaraan pengangkutan. Dengan demikian akan lebih terdjamin kelantjaran arus barang dan penumpang.

Perkembangan sektor perhubungan selama tahun anggaran 1971/72 diuraikan dibawah ini:

1. Djalan.

Titik berat pembangunan tetap ditekankan kepada rehabili- tasi dan upgrading djalan/djembatan sesuai dengan target jang sudah ditetapkan dalam Repelita. Diharapkan usaha-usaha ter-sebut akan dapat menundjang program pembangunan ekonomi nasional sehingga dapat menambah kelantjaran Lalu-lintas pengangkutan darat.

Didalam tahun 1971/72, kegiatan-kegiatan rehabilitasi!/upgra-ding jang sudah dilakukan dibidang djalan/djembatan adalah sebagai berikut :(a) Meneruskan program kerdja bagi rehabilitasi dan upgrading

djalan-djalan jang sudah dimulai dalam tahun-tahun jang lalu. Projek-projek djalan jang memperoleh bantuan luar negeri pelaksanaannja sebagian besar telah mentjapai tahap final engineering dan siap untuk dimulai pelaksanaan pembangunannja.

(b) Meneruskan pelaksanaan rehabilitasi dan pemeliharaan sebagian trace djalan ditiap propinsi, menurut prioritas jang didasarkan atas hasil survey djalan nasional tahun 1970 jang lalu. Termasuk didalam program ini adalah pe-laksanaan rentjana rehabilitasi dan pemeliharaan jang dibiajai program bantuan IDA.

(c) Meningkatkan produksi Aspal Buton (BUTAS) dan mengatur penggunaannja sehingga usaha-usaha rehabilitasi dja-

263

lan lebih ditingkatkan dengan memakai aspal hasil produksi dalam negeri. Didalam tahun 1970 telah ditjapai tingkat produksi sebesar 60.000 ton, kemudian dalam tahun 1971 angka produksi ini telah meningkat pula mendjadi 120.000 ton. Produksi aspal didalam tahun 1972 direntjanakan me-ningkat mendjadi 200.000 ton setahun dan diperbaiki mutu-nja. Aspal Buton ini telah dipakai untuk keperluan reha-bilitas i djalan hampir diseluruh daerah di Indonesia.

(d) Meningkatkan kegiatan dibidang perbengkelan (workshop) dalam rangka program bantuan IDA. Dalam tahun 1971 antara lain telah diselesaikan pembangunan gedung bengkel (workshop) dan sarana pengamannja. Djuga telah dapat diselesaikan pemasangan instalasi listrik untuk perbeng- kelan dan sekaligus diadakan pertjobaan operasi dan per-alatan-peralatan tersebut.

Dalam tahun anggaran 1971/72, djumlah biaja jang tersedia untuk rehabilitasi dan upgrading djalan/djembatan adalah se-besar Rp.17 miljar. Target dan hasil pembangunan/rehabili- tasi dan upgrading djalan/djembatan dapat dilihat dari gam- baran dibawah

Target dan hasil pekerdjaan dalam tahun 1971/'72.

TARGET HASIL(a) Djalan

— Rehabilitasi

— Upgrading/pembangunan barn

TTARGET HASIL

(b) Djembatan

— Rehabilitasi 2.079 m 1 .776 m

383,5 km 352,93 km

404,82 km 507,18 km

264

— Upgrading/pembangunanbaru 4.928 m 3.397 m

(c) Dana IDA (Bantuan Bank Dunia)

556 km— Rehabilitasi 1.160 km

— Pemeliharaan djalan 30.034 km 20.69 km

Hasil-hasil pekerdjaan disetiap daerah dapat dilihat dari uraian berikut dibawah ini.

Di Sumatera telah dapat dilakukan perdjalanan dengan ken-daraan bermotor ringan mulai dari Banda Atjeh sampai ke Tandjung Karang, sekalipun pada beberapa daerah masih harus mengalami perdjalanan berat antara lain penjeberangan sungai jang masih mempergunakan perahu/rakit seperti di Sungai Dareh, Batanghari, Muara Bungo, Rantau Pandjang dan lain- lain. Disamping itu masih terdapat djalan-djalan kerikil atau djalan tanah jang mendjadi rusak bila muslin hudjan tiba. Pelaksanaan projek-projek djalan sebagai target 1971/72 pada trajek Banda Atjeh — Medan — Bukittinggi — Pakan Baru telah dapat diselesaikan, sedangkan projek djalan Sidjun- djung — Lubuklinggau jang dibiajai melalui bantuan IDA telah selesai dengan final engineering dan dilandjutkan dengan per-siapan pelaksanaan konstruksi untuk seksi 1 dan 2 sepandjang 130 km.

Projek Djalan Palembang — Djakarta hanja tinggal beberapa kilometer jang belum selesai diupgrade jaitu antara batas Lam-pung — Muara Enim. Untuk trace baru antara Kalianda — Bakauhuni pelaksanaan final engineeringnja sudah selesai dan pelaksanaan konstruksi dapat dimulai dalam tahun jang akan datang. Begitu djuga dengan hubungan ferry Bakauhuni — Merak final engineeringnja telah selesai dan pada achir tahun 1971/72 sudah mulai dipersiapkan tahap-tahap pelaksanaan pembangunan untuk tahun 1972/73.

265

Projek-projek djalan dipulau Djawa antara lain adalah Projek Djalan Tjepat Djakarta — Bogor — Tjiawi (Djagorawi) jang pelaksanaannja sudah dimulai dengan pembebasan tanah sepan-djang 18,5 kilometer, dan pembuatan djalan masuk keprojek sepandjang 7 kilometer antara Tjibinong — Kedep. Djalan ma- suk akan selesai seluruhnja (sepandjang 12,5 kilometer sam- pai Kedep) pada achir tahun 1972.

Dalam tahun 1971/72 telah pula dilakukan rehabilitasi/pe-njempurnaan djalan dan djembatan di Djawa, jaitu perbaikan ulangan djalan antara Tjikampek — Djatibarang karena keru-sakan kembali jang terdjadi akibat lalu-lintas jang terlampau berat; peninggian badan djalan antara Tuban — Babat telah selesai 60%; rehabilitasi djalan di Djawa Tengah mulai dari batas Djawa Barat sampai batas Jogjakarta .dan upgrading/ rekonstruksi djembatan kurang lebih 40 buah antara Djakar- ta — Semarang.

Di Sulawesi projek djalan Amurang — Kotamobagu — Dulo Duo (djalan pantai) telah mentjapai tahap final engineering dan akan segera dimulai pembangunannja. Disamping projek ini dalam tahun 1971/72 telah pula dimulai program rehabilitasi djalan pegunungan antara Amurang — Kotamobagu.

Projek Djembatan Sulawesi Selatan jang memperoleh bantuan Pemerintah Canada meliputi pembangunan 38 buah djembatan besar. Dalam tahun 1971/72 pelaksanaan projek baru mentja- pai tahap penjelesaian final engineering, dan diharapkan didalam tahun anggaran 1972/73 sudah dapat dimulai pembangunannja. Disamping itu didalam tahun 1973 akan dimulai djuga reha- bilitasi djembatan-djembatan ketjil sebanjak 43 buah jang ter- letak antara djembatan-djembatan besar. Dengan demikian ke-sulitan-kesulitan ,didalam kelantjaran lalu-lintas ekonomi didaerah ini akan segera dapat diatasi.

Pembangunan Projek Djalan Balikpapan Samarinda di Kalimantan jang dibiajai dengan bantuan pindjaman Pemerin- tah Djepang telah meningkat ketahap konstruksi.

266

Bantuan IDA sedjumlah US. $. 28 djuta jang diterima mulai tahun 1969 direntjanakan untuk rehabilitasi djalan/djembatan di 5 Propinsi sepandjang 3.000 km dan pemeliharaan djalan Negara dan Propinsi sepandjang 31.000 km. Bantuan tersebut berupa alat-alat dan tenaga-tenaga ahli tehnik. Hasil-hasil jang telah ditjapai sampai dengan tahun 1971/72 adalah rehabilitasi dan pemeliharaan djalan-djalan sepandjang 21.251 km, pendi-rian Bengkel-bengkel Induk dan Bengkel-bengkel Propinsi se- lesai 100%, alat-alat baru telah datang sebanjak 90% dan pem-bangunan Laboratorium Induk dan Propinsi selesai 100%.

Bantuan IDA sebesar US. $. 34 djuta jang diterima mulai tahun 1971, direntjanakan untuk pembangunan djalan Sawa-, tambang (Sidjundjung) — Muarabungo sepandjang 200 km. Dalam hubungan ini telah dimulai pembuatan final engineering djalan Muarabungo — Lubuklinggau sepandjang 300 km jang diharapkan akan selesai pada tahun 1972 dan Regional Study & Detail Engineering djalan penghubung Sawatambang (Sidjun-djung — Lubuklinggau). Disamping itu bantuan Bank Dunia sedjumlah US. S. 800 ribu telah digunakan untuk final enginee-ring djalan Amurang — Dulo Duo jang diharapkan selesai da- lam tahun 1972.

Bantuan kredit Djepang, sebesar US. $. 15,0 djuta diguna- kan bagi penjelesaian pembangunan djalan Balikpapan — Sama-rinda; pembangunan djalan Telukbetung — Bakauhuni dan kapal penjeberang Merak — Bakauhuni; perentjanaan djalan penghubung didaerah Lampung antara Pandjang — Sribawono; rehabilitasi djalan-djalan di Propinsi Sumatera Utara, Djawa Tengah dan Sulawesi Utara; serta pembuatan final engineering, pembelian alat-alat dan supervisi djalan pegunungan Amu- rang — Kotamobagu.

Bantuan Selandia Baru, sedjumlah US. $. 360 ribu telah di-gunakan untuk membuat feasibility study dan detail enginee- ring projek djalan Telukbetung — Bakauhuni serta memper-

siapkan final engineering study projek djalan Bakauhuni — Merak.

267

Bantuan Canada sebesar $. 725 ribu dipergunakan untuk me- njelesaikan final engineering djembatan di Sulawesi Selatan (38 buah) jang pembangunannja akan dapat dimulai dalam tahun 1972.

2. Angkutan Djalan Raja.Dibidang perhubungan/angkutan, djalan raja kebidjaksanaan

Pemerintah tetap dititik beratkan pada pembinaan fasilitas-fasilitas djalan untuk mendjamin kelantjaran; ketertiban dan keselamatan lalu-lantas kendaraan. Disamping itu dilakukan pula usaha peningkatan armada angkutan jang sebagian besar diserahkan kepada unit-unit usaha swasta. Pembangunan fasi-litas dibidang angkutan djalan raja, selalu diusahakan agar berkembang sedjadjar dengan pembangunan dan perbaikan,/ rehabilitasi djaringan djalan. Dengan meningkatnja djumlah djalan jang selesai direhabiliter dan dimulainja pembangunan djalan-djalan jang baru, maka perlu pula ditingkatkan usaha penertiban dan pengawasan jang lebih teratur dan kontinu ter-hadap pemakaian djalan. Hal itu dimaksudkan untuk mentjegah timbulnja proses pengrusakan ,djalan. Didalam tahun 1971/72 projek peningkatan angkutan djalan raja disertai djuga dengan berbagai projek landjutan seperti penambahan djembatan tim-bang dan alat pengudjian diseluruh daerah di, Indonesia. Disam-ping itu djuga kendaraan-kendaraan jeep untuk operasi bagi pengawasan lalu-lintas didjalan raja telah ditambah. Berbagai peralatan-peralatan tersebut telah .diusahakan untuk seluruh propinsi-propinsi di Indonesia melalui Bantuan Projek 1971/72 jang berdjumlah 6 djuta US dollar.

Dalam rangka membantu usaha penertiban dibidang lalu-lin-tas perlu djuga ditingkatkan ketrampilan para petugas-petugas lalu-lintas melalui latihan dan pendidikan. Untuk itu telah di-dirikan Pusat Pendidikan Direktorat Perhubungan Darat di Tegal, jang dibuka pada achir tahun 1971 dan akan diperluas lagi dalam tahun 1972/73.

Peningkatan armada telah diusahakan dengan pembiajaan kredit investasi sebagaimana dilakukan didalam tahun-tahun

268

jang lalu. Sedjadjar dengan perkembangan ekonomi dalam se-tahun, perlu diimpor sebanjak 15.000 kendaraan-kendaraan bus dan truk barn untuk menambah dan menggantikan kendaraan-kendaraan jang sudah tua. Djumlah ini diperkirakan dapat dipenuhi melalui impor dalam bentuk CKD jang assemblingnja dilakukan didalam negeri.

Usaha-usaha perbaikan dibidang armada bus kota, chususnja PPD di Djakarta, dalam tahun ini telah dapat ditingkatkan dengan didapatnja bantuan dari Pemerintah Djerman Barat. Chusus untuk meningkatkan penjelenggaraan angkutan didalam kota, dalam tahun telah dimulai suatu survey mengenai angkutan penumpang dikota Djakarta. Survey jang sama sifat- nja djuga diharapkan dapat dilakukan dikota-kota besar lain di Indonesia agar dengan demikian masalah angkutan kota da- pat dipetjahkan sedjadjar dengan usaha peningkatan dan pem-bangunan kota-kota besar diseluruh Indonesia.

3. Angkutan Sungai, Danau dan Ferry.Angkutan sungai menundjukkan peranannja jang semakin

penting sebagai akibat terus meningkatnja volume ekspor kaju dan perdagangan antara daerah terutama di Kalimantan, Sumatera dan Irian Barat. Pemerintah telah mentjoba untuk meningkatkan kelantjaran arus lalu-lintas sungai sebagai suatu djaringan angkutan murah jang terdapat diketiga daerah ter-sebut. Didalam tahun 1971/72 disediakan anggaran bagi pe-ngadaan kapal-kapal kerdja/inspeksi jang akan dipakai untuk peneraban dan memperlantjar angkutan sungai di Kaliman- tan- Barat. Djuga telah didirikan depot-minjak dan dermaga disungai-sungai di Sumatera Utara, Djambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat dan Maluku.

Melalui anggaran pembangunan telah pula diusahakan sur- vey sungai dan terusan. Survey 15 sungai di Kalimantan dan Sumatera didalam tahun ini telah dapat diselesaikan. Diharapkan dengan laporan survey tersebut sudah akan dapat

269

dibuat suatu program jang lebih djelas dan serasi bagi projek-projek pembangunan dibidang angkutan sungai.

Dibidang angkutan ferry telah pula dilakukan peningkatan-peningkatan usaha.

Beberapa hubungan ferry telah dapat dibuka dan ditingkat- kan seperti di Lombok, Banjuwangi dan hubungan ferry an- tara Belawan-Penang jang merupakan projek regional. Chusus mengenai hubungan ferry jang terachir ini diharapkan akan dapat disediakan pembiajaannja didalam tahun anggaran 1972/73 melalui bantuan projek dari Bank Pembangunan Asia (ADB).

4. ANGKUTAN KERETA API

Seperti didalam tahun-tahun jang lalu, sasaran pokok pro- gram angkutan kereta api masih harus dititik beratkan pada usaha rehabilitasi dan upgrading sarana kereta api seperti djembatan, sistim sinjal dan telekomunikasi, bangunan opera-sionil, lokomotip, gerbong barang, gerbong penumpang dan lain-lain.

Untuk program rehabilitasi tersebut ,pembiajaannja disedia-kan melalui; anggaran pembangunan jang setiap tahun me- ningkat dan jang dalam tahun 1971/72 telah mentjapai djumlah Rp. 2,9 miljar. Bantuan-bantuan projek jang diperoleh untuk program rehabilitasi berasal dari negara-negara Djerman Barat, Djepang, Inggeris, Perantjis, Australia. Program rehabilitasi ini setiap tahun telah bertambah luas dan lebih banjak sasaran-sasaran jang sudah dapat ditjapai, walaupun masih banjak usaha-usaha rehabilitasi jang masih harus di-lakukan.

Hasil-hasil dari pembangunan dibidang perkereta-apian ini telah dapat dirasakan masjarakat dalam bentuk terselenggaranja operasi/service angkutan kereta api di Djawa jang lebih

270

tjepat dan lebih teratur. Kereta api-kereta api ekspres jang telah ada ialah: KA Parahijangan (Djakarta—Bandung pp), KA Mutiara (Djakarta — Surabaja/Pasarturi pp), KA Pan- danaran (Semarang — Solo pp), KA Tumapel (Surabaja — Malang pp). Kereta api-ketera api tjepat ini sangat membantu terselenggaranja angkutan penumpang dan muatan jang lan- tjar dan teratur terutama di Djawa jang padat penduduknja. Dibidang angkutan barang, peningkatan service djuga telah dapat dilakukan. Chusus dibidang rehabilitasi rel, jang sangat menentukan ketjepatan operasi kereta api, dapat dikemukakan bahwa pada tahun 1971/72 telah selesai rentjana program landjutan rehabilitasi rel kereta api bagian Utara untuk batas Tjirebon — Weleri jang kemudian akan dilandjutkan sampai Surabaja. Projek ini dibiajai dari bantuan projek Djepang.

Djika rehabilitasi rel kereta apt ini selesai dikerdjakan dida- lam waktu 2 tahun, maka diharapkan ketjepatan rata-rata dapat ditingkatkan mendjadi lebih dari 100 kilometer sedjam.

Dengan hasil-hasil jang ditjapai dibidang program rehabi- litasi tersebut maka produksi perkereta-apian di Indonesia telah dapat ditingkatkan seperti terlihat didalam Tabel VII — 3.

TABEL VII — 3PERKEMBANGAN PRODUKSI PERKERETA-APIAN

TAHUN. 1969 -1971 (djutaan)

271

Penumpang/ Ton/Barang Km Ton/KmTahun

1969 3,37 3,90 84131970 3,50 4,00 8601971 3,62 4,80 950

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat kenaikan prestasi da- lam angkutan penumpang, jaitu ,dari 3,5 djuta penumpang/km dalam tahun 1970 mendjadi 3,62 djuta penumpang/km dalam tahun 1971. Angkutan barang meningkat dari 860 djuta ton/ km mendjadi 950 djuta ton/km. Hal ini dapat ditjapai antara lain karena perbaikan management dan peningkatan effisiensi kerdja serta dipergunakannja berbagai peralatan-peralatan baru (rel, lok, dan lain-lain) jang diperoleh dari bantuan luar negeri maupun peralatan-peralatan jang direhabilitasi didalam negeri.

Didalam garis besar hasil-hasil jang ditjapai didalam tahun 1971/72 dapat dikemukakan sebagai berikut:(a) Telah dilakukan penggantian ballast dan bantalan rel

kereta api di Atjeh, Sumatera Barest, Sumatera Selatan, Djakarta dan Djawa Barat (Manggarai — Bogor, Tjikam- pek — Padalarang, dan lain-lain), Djawa Tengah (antara Tegal — Bodjonegoro) dan Djawa Timur (Madiun — Sura- baja) seluruhnja mentjapai 150,3 kilometer pandjang rel dan 218.746 bantalan rel.

Penggantian rel-rel di Sumatera Selatan (20 kilometer) mendapat bantuan dari Pemerintah Australia dan peng-gantian rel-rel antara Tjikampek — Tjirebon jang men- dapat bantuan dari Pemerintah Djepang akan dilandjut- kan sampai ke Surabaja.

(b) Rehabilitasi gerbong-gerbong barang dan kereta penum- pang masing-messing adalah 52 buah dan 236 buah jang dikerdjakan di Balai Karya Manggarai, Semarang, Lahat dan lain-lain. Disamping itu telah pula direhabilitir lok lis- trik sebanjak 5 buah dan lok diesel sebanjak 3 buah.

(c) Rehabilitasi kapal-kapal ferry di Djawa-Barat sebanjak 5 buah, Djawa-Timur sebanjak 4 buah, dan perbaikan pelabuhan ferry di Gilimanuk dan Ketapang.

272

GRAFIK VII – 1PERKEMBANGAN PRODUKSI PERKERETA APIAN TAHUN 1969 – 1971

273

(d) Rehabilitasi bangunan operasionil (emplacement, rumah sinjal dsb-nja) seluas 3.371 m2.

Mengingat luasnja pekerdjaan rehabilitasi jang masih harus dilakukan dibidang peralatan-peralatan kereta api ini, maka didalam tahun 1972/73 disediakan sedjumlah anggaran jang lebih besar dengan tudjuan untuk segera mengembalikan posisi PNKA kepada situasi jang diharapkan.

4. PERHUBUNGAN LAUT

A. ARMADA NIAGA

Angkutan laut merupakan sarana bagi pengangkutan barang dan penumpang jang sangat dibutuhkan untuk pem-bangunan ekonomi. Karena itu perlu diperhatikan dan diting-katkan fasilitas-fasilitasnja, jang meliputi: armada niaga, pelabuhan-pelabuhan, pengerukan, fasilitas-fasilitas kesela- matan pelajaran dan lain-lainnja.

1. Armada Pelajaran, Nusantara.Kebidjaksanaan Angkutan Laut dibidang pelajaran Nusan-

tara jang didasarkan atas sistim Regular Liner Services (RLS) keseluruh pendjuru tanah air telah memperlihatkan pertumbuhan jang lebih mantap dibanding dengan tahun- tahun sebelumnja dalam perkembangan kebutuhan angkutan.

Gambaran perkembangan Angkutan Laut dari Armada Pe-lajaran Nusantara sampai saat ini adalah sebagai berikut:(a) Tahun 1969, Armada Nusantara memiliki sedjumlah 182

kapal atau 184.350 dwt, sedangkan jang beroperasi hanja 130 kapal atau 138.004 dwt jang termasuk dalam djaring- an RLS. Potensi produksi Armada Nusantara waktu itu adalah sebesar ± 1.600.000 metric ton, tetapi hanja meng-hasilkan 1.022.663 metric ton, karena masih banjak terda- pat kapal-kapal jang belum ikut serta didalam R.L.S.

274

(b) Tahun 1970, djumlah armada jang masuk dalam RLS me-ningkat mendjadi 273 kapal atau 267.759 dwt, sedangkan jang beroperasi sedjumlah 232 kapal atau 234.684 dwt. Armada RLS ini merupakan sebagian besar dari Armada, Nusantara. Produksi jang ditjapai armada RLS tahun ini meningkat mendjadi 1.623.160 metric ton.

(c) Tahun 1971, djumlah RLS seluruhnja mendjadi 282 kapal atau 321.669 dwt. Muatan jang diangkut adalah sebesar 2.431.889 metric ton.

2. Armada Pelajaran Samudra.Peningkatan kemampuan armada pelajaran samudra, bertu-

djuan supaja kapal-kapal Indonesia mendapat bagian jang wadjar didalam pengangkutan barang-barang perdagangan luar negeri. Dalam rangka ini antara lain telah ditempuh kebidjaksanaan jang mengusahakan agar kapal-kapal jang berada dalam status hire-purchase dapat segera mendjadi milik dan berbendera Indonesia.

Tahun 1969, djumlah armada pelajaran samudra adalah 39 kapal atau 318.455 dwt dan produksi jang ditjapai adalah sebesar 1.309.970 metric ton. Tahun 1970, djumlah armada pelajaran samudra meningkat mendjadi 48 kapal atau 387.360 dwt jang masuk mendjadi djaringan tetap dan teratur; pro- duk jang ditjapai adalah sebesar 1.342.787 metric ton.

Tahun 1971 djumlah armada pelajaran samudra meningkat mendjadi 59 buah dengan kapasitas 489.200 dwt dan produksi 1.356.521 ton. Sebagian dari armada pelajaran samudra ini adalah kapal milik Nasional, sebagian lagi merupakan sewa beli dan charter.

3. Armada Pelajaran Chusus.Disamping armada pelajaran nusantara dan armada pela-

jaran samudra djuga terdapat armada pelajaran chusus jang

275

digunakan untuk memenuhi kebutuhan angkutan jang memer-lukan kapal-kapal jang bersifat chusus.

Umumnja kapal-kapal chusus ini digunakan untuk me-ngangkut muatan-muatan jang berupa logs (log carrier), minjak bumi, nikel, bauksit dan batu bara.

B. PERBAIKAN PRASARANA PERHUBUNGAN LAUT

Dalam Program Prasarana Perhubungan Laut usaha-usaha pembangunan terutama ditudjukan kepada:

1. Peningkatan dan Penambahan Fasilitas Pelabuhan dan Pengerukan.

Dalam program ini telah direhabilitir pelabuhan-pelabuhan Pandjang, Banjuwangi (termasuk pelabuhan baru), Tjila- tjap, Olhe-The, Sibolga, Pare-pare, Dumai, Djambi, Beng- kulu, Pontianak, Samarinda, Donggala, Kendari, Ambon/Ter-nate, Benowa dan Maumere. Rehabilitasi dan upgrading se- puluh pelabuhan besar (Tandjung Priok, Belawan, Surabaja, Palembang, Bitung, Semarang, Udjung Pandang, Teluk Bajur, Tjirebon dan Bandjarmasin) diteruskan.

Djuga diteruskan usaha-usaha meningkatkan kemampuan pelabuhan-pelabuhan tersebut dengan mengurangi turn-round kapal dengan penambahan fasilitas dan peralatan jang diper-lukan antara lain berupa dermaga, gudang, penahan gelom- bang, djalan-djalan, alat-alat bongkar-muat, instalasi air dan listrik, peralatan kapal-kapal pandu dan kapal tunda.

Salah satu usaha penting didalam rangka meningkatkan kemampuan pelabuhan ialah pengerukan pelabuhan-pelabuhan dan alur-alur pelajaran sehingga mentjapai kedalaman mini- mal untuk keselamatan pelajaran. Hasil-basil jang ditjapai dapat dilihat pada Tabel WI — 4.

276

TABEL VII — 4VOLUME HASIL KERUK, 1969/70 — 1971/72

Tahun Target Realisasi %Biaja

Anggaran(Rp)

1969/1970 10.965.000 m³ 16.046.898 m³ 160 1.030.000.0001970/1971 10.025.500 m³ 11.506.309 m³ 115 724.000.000

1971/1972 15.570.000 m³ 16.534.855 m³ 106 1.600.000.000

Walaupun realisasi basil keruk sudah melampaui target, tetapi pekerdjaan pengerukan jang diperlukan masih djauh lebih banjak. Usaha-usaha pengerukan banjak terhambat oleh keadaan kapal keruk dan alat bantunja jang sudah tua.

2. Penambahan dan Peningkatan Keselamatan Pelajaran.Projek-projek dibidang ini ditudjukan untuk mendjamin kea-

manan pelajaran dan keselamatan atas djiwa dan harta benda dilaut. Projek perambuan dan penerangan pantai meliputi rehabilitasi dan peningkatan menara-menara, rambu-rambu pelampung, dan rehabilitasi lampu-lampu jang tidak menjala lagi. Rehabilitasi/upgrading ,dan modernisasi dari alat-alat pelajaran dilaksanakan menurut urutan fasilitas sebagai ber- ikut:1. Route Selat Malaka — Selat Riau/S. Durian — Selat

Bangka — Djakarta;2. Route Selat Makassar — Djakarta;3. Route Selat Karimata/S. Gaspar — Djakarta;4. Route Sumatra Barat — Selat Sunda — Djakarta.

Hasil jang telah ditjapai dalam rangka rehabilitasi/upgra- ding perambuan dan penerangan pantai adalah Djakarta, P. Mandalika, Tg. Tjimiring, Karang Djeruk, Surabaja, P. Sa- pudi, Djamuan Ref, Diamond Punt, P. Beras, Sibolga, Teluk Bajur, Tg. Djang, Hiju Ketjil, Subi Ketjil, P. Nangka, P. Lang- kuas, Tg. Kalian, Tg. Ular. P. Dapur, Sungai Musi, Palembang,

27

P. Serutu, Pandjang, Tg. Tjina, Tg. Mangkaliat, P. Tuguan, Menado, Taliso, Cape William, Gebroeders dan Kupang.

Hasil-hasil jang telah ditjapai dalam rangka rehabilitasi stasiun radio adalah di: Djakarta, Semarang, Tegal, Tjilatjap, Surabaja, Olhe-lhe, Selong, Belawan, P. Djamur/Belawan, "Teluk Bajur, Djambi, Palembang, Donggala, Pontianak, Balik-papan, Tarakan, Samarinda, Sampit, Bitung, Tg. Salando, Udjung Pandang, Ampenan, Kupang.5. Perhubungan Udara. a. Armada Niaga Udara.

Dalam tahun 1971/72 kegiatan-kegiatan pembangunan di-bidang perhubungan udara ialah meneruskan usaha rehabili- tasi fasilitas penerbangan, termasuk fasilitas-fasilitas teleko-munikasi, navigasi udara dan listrik dan fasilitas landasan.

Dengan adanja perbaikan-perbaikan tersebut frekwensi pe-nerbangan kedaerah-daerah pada umumnja naik antara 100% sampai 200%, bahkan untuk lapangan-lapangan terbang ter-tentu seperti Djakarta, Surabaja, Bandjarmasin naik sampai 400%.

Perkembangan produksi perhubungan udara tersebut dapat dilihat dari angka-angka didalam Tabel VII — 5.

T A B E L VII — 5

PRESTASI PENERBANGAN SIPIL (SCHEDULED),1968 — 1971

Uraian 1968 1969 1970 1971

1. Km. Pesawat (ribu) 11.218 12.162 16.480 20.4582. Penumpang diangkut 382.285 499.125 770.377 992.7923. Barang (ton) 4.129 4.940 7.0154. Djam Terbang (ribu) 40.636 45.315 54.424 60.9795. Ton/km tersedia (ribu) 46.195 52.506 80.185 102.4946. Ton/km produksi (ribu) 27.352 34.920 51.055 68.5017. % Berat 59 68

278

Perkembangan produksi perhubungan udara ini telah dapat dirasakan setjara njata oleh masjarakat pada umumnja. Pe-ningkatan ini disebabkan antara lain oleh bertambahnja djum-lah pesawat terbang jang melajani route penerbangan dalam negeri, meningkatnja ketjepatan dan frekwensi penerbangan. Selama tahun 1971/72 kapasitas dan djumlah pesawat-pesawat terbang bertambah dengan lebih kurang 10% djika dibanding- kan dengan tahun sebelumnja. Pesawat-pesawat terbang baru jang telah mulai beroperasi dalam periode tersebut antara lain ialah 5 pesawat Fokker F-27, 4 buah dari P.N. Pertamina (Pe- lita Air Service) dan 1 buah dari P.N. Garuda; 1 DC-9 P.N. Garuda; 1 pesawat YS-11 dari Bouraq Airlines dan beberapa puluh buah pesawat-pesawat berukuran ketjil dan djenis-dje- nis helikopter untuk 'perusahaan-perusahaan penerbangan jang lain.

b. Pembangunan Prasarana Angkutan Udara.

Sedjalan dengan bertambah banjaknja pesawat-pesawat uda- ra, diperlukan pula peningkatan pembangunan prasarana ang-

kutan udara, jaitu landasan-landasan, keamanan pendaratan/ take-off penerbangan pada malam hari, fasilitas-fasilitas ba-ngunan terminal, dan lain-lain.

Projek-projek prasarana angkutan udara untuk tahun 1971/ 72 dan untuk tahun 1972/73 terutama dipusatkan kepada pe-labuhan-pelabuhan udara Medan, Padang, Palembang, Ban-djarmasin, Menado, dan Udjung Pandang. Walaupun titik berat usaha adalah pada enam pelabuhan ini, namun dalam tahun 1971/72 telah mulai pula direhabilitir fasilitas-fasilitas pelabuhan udara di Jogjakarta, Djambi, Pangkal Pinang, Pa-kanbaru, Kupang, Beranti, Pontianak, Ampenan, Blangbintang

279

GRAFIK VII — 2PRESTASI PENERBANGAN SIPIL ( SCHEDULED ),1968 – 1971

280

(Atjeh), Ambon, Dobo, Singkep, Tandjung Pandan dan seba- gainja.

Bila sebelum Pelita landasan-landasan dipelabuhan-pelabuh- an udara masih terbatas sekali kemampuannja untuk didarati pesawat-pesawat jang modern maka pada scat ini diberbagai tempat telah dapat ditingkatkan untuk melajani pesawat-pe- sawat seperti F. 27, YS 11, F. 28 dan DC. 9. Hal tersebut dimungkinkan karena telah dilakukan perbaikan fasilitas-fasi- litas lapangan udara seperti gedung terminal, tower dan ba-ngunan operasionil lainnja, peralatan navigasi dan sebagainja.

Mulai tahun 1971/72 diusahakan pembangunan Djakarta International Airport agar dapat melajani route-route pener-bangan luar negeri jang menggunakan pesawat-pesawat modern dan besar.

c. Peningkatan Search and Rescue (S.A.R.).Disamping peningkatan pelajanan dalam rangka kebutuhan

djasa angkutan udara, maka diperhatikan pula kegiatan-ke- giatan S.A.R. jang effektif dan terkoordinir. Koordinasi ini dan peningkatan effektivitas kegiatan S.A.R. sangat diperlu- kan berhubung makin bertambahnja djumlah pesawat jang mengalami ketjelakaan. Djumlah ketjelakaan udara jang ter- djadi dalam tahun 1969 adalah sebanjak 4 pesawat, tahun 1970 sebanjak 21 pesawat, tahun 1971 sebanjak 24 pesawat.

7. Pos, Giro Dan Telekomunikasi.Angka-angka perkembangan pos, giro dan telekomunikasi

menundjukkan peningkatan terus-menerus sedjak Pelita di- mulai, sesuai dengan semakin meningkatnja kegiatan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari Tabel VII — 6 dan Tabel VII — 9.

281

TABEL VII — 6

PERKEMBANGAN ARUS LALU LINTAS POS/GIRO1968 — 1971

Uraian 1968 1969 1970 1971

1. Surat Pos biasa kilat/kilat chusus (ribuan) 138.881 147.215 158.641 179.627

2. Uang B.T.N. *)(djutaan Rp.) 31.214 59.372 146.311 317.820

3. Wesel Pos (miljar Rp.) 9,5 14.912 20.805 24.9834. Peredaran Giro & Tjek

Pos (miljar Rp.) 26.804 97.631 106.651 125.770

*) B.T.N. = Bank Tabungan Negara

Angka-angka dalam Tabel VII — 6, diatas memperlihatkan adanja kenaikan jang menjolok selama 3 tahun terachir dari pengiriman surat pops biasa/kilat, pengiriman uang B.T.N. maupun Pos Wesel dan Tjek Pos jang dilajani oleh Kantor Pos dan Giro di Indonesia.

Didalam bidang Pos dan Giro pembangunan masih tertudju pada usaha untuk meningkatkan fasilitas Dinas Pos dan Giro diseluruh pelosok tanah air jang diwudjudkan dalam bentuk pembangunan gedung-gedung Kantor Pos Pembantu/Kantor Pos Pedesaan. Didalam tahun ini antara lain telah selesai di-bangun atau sedang diselesaikan pembangunan Kantor-kantor Pos Pembantu/Pedesaan di DCI Djakarta, Djawa Barat, Djawa Tengah, Djawa Timur, Atjeh, Sumatera Utara, Sumatera Ba- rat, Riau, Djambi, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Uta- ra, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali. Hasil- hasil pembangunan lainnja adalah berupa peningkatan Dinas

282

Pos Keliling/Kilat jaitu untuk daerah-daerah Djawa Barat, Djawa Tengah, Djawa Timur, Jogjakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Barat, Nusatenggara Timur. Usaha peningkatan djasa-djasa dibidang pos dan giro akan lebih diintensifkan lagi.

Dibidang Telekomunikasi telah ditjapai banjak kemadjuan-kemadjuan fang njata dan telah dapat dirasakan oleh umum, lebih-lebih setelah dibukanja beberapa djaringan Micro-wave seperti Djakarta — Bandung — Tjirebon — Semarang dan djaringan hubungan dengan luar negeri melalui Stasiun Dja-tiluhur. Perkembangan Telekomunikasi dapat dilihat dari ang- ka-angka pada Tabel VII — 7.

TABEL VII — 7PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA,

1968 — 1971

Uraian 1968 1969 1970 1971

1. Telpon otomat (buah) 79.434 90.635 102.150 113.9622. Telpon manual (CB/IB)

(buah) 91.976 92.163 98.177 97.3833. Kantor telpon (unit) 530 530 536 5364. Kantor telegrap (unit) 463 657 658 678

5. Telegrap dalam negeri 2.140.605 1.992.468 2.134.080 2.359.113

6. Telegrap luar negeri(pulsa) 418.000 189.389 391.643 376.247

7. Telex dalam negeri(pulsa) 2.218.362 3.645.320 4.934.027 6.786.670

8. Telex luar negeri 25.747 45.134 121.869 224.350(pulsa)

283

GRAFIK V I I - 3 PERKEMBANGAN ARUS LALU-LINTAS POS/GIR0,1968 - 1971

284

Angka-angka pada Tabel VII — 7 menundjukkan bahwa djumlah telpon otomat telah bertambah dari 101.727 pada tahun 1970 mendjadi 113.962 pada tahun 1971.

Hasil-hasil lainnja jang telah ditjapai pada tahun 1971/72 dibidang telekomunikasi dapat dikemukakan sebagai berikut:(a) Pemasangan kabel di Djakarta.(b) Pembangunan Kantor Telepon Otomat (KTO) di Sura-baja/Tandjung Perak sebanjak 2.000 L.U. (Line Units) di Jogjakarta sebanjak 2.000 L.U., di Semarang sebanjak 8.000 L.U., di Medan sebanjak 6.000 L.U. Selandjutnja sedang dilaksanakan pula perluasan pembangunan KTO di Palembang, Tandjung Karang, Teluk Betung, Pandjang, Menado, Semarang (Tjandi), Surabaja Utara/Surabaja Selatan, dan Malang.(c) Hubungan antar kota (transmissi) jang telah diselesaikan adalah upgrading saluran/equipment 10 hubungan carrier Medan dan sekitarnja dan pemasangan saluran interlocal Bukittinggi, — Pakanbaru, sedangkan saluran Pakanbaru — Rengat baru selesai 50%. Transmisi jang sedang dikerdjakan telah mentjapai basil sebagai berikut: pemasang- an saluran interlokal Medan — Lhosemawe telah selesai ± 75% dan diharapkan achir tahun 1972/73 akan se- lesai seluruhnja, pembangunan VHF Carrier antara Ma- -taram — Sumbawa Besar telah mentjapai penjelesaian ± 90% dan akan selesai seluruhnja pada tahun 1972/73, pembangunan radio H.F. antara Djakarta — Padang, Djakarta — Medan dan Djakarta — Pontianak telah se- lesai 95% dan diharapkan selesai seluruhnja pada achir tahun 1972/73, dan pembangunan stasion radio di Udjung Pandang, Menado dan Gorontalo masing-masing telah se- lesai 90%, 90% dan 50%.(d) Micro-wave. Dalam rangka pembangunan djaringan

micro-wave antara Djawa — Bali, maka telah selesai dibangun tahap Djakarta — Semarang. Tahap Semarang — Sura-

285

baja — Denpasar diperkirakan akan selesai pada achir tahun 1972/73. Disamping itu telah selesai dibangun sta--sion-stasion radio-repeaters antara Djakarta — Padang dalam rangka pembangunan micro-wave Trans-Sumatra.

286

8. PARIWISATA.

Dalam usaha mengembangkan kepariwisataan Indonesia mempunjai faktor-faktor jang sangat menguntungkan jakni terdapatnja potensi-potensi kepariwisataan jang tjukup besar dan tersebar baik dalam segi kebudajaan maupun alamijah.

Perkembangan pariwisata di Indonesia menundjukkan kemadjuan-kemadjuan jang sangat pesat. Djumlah kamar hotel jang akan menampung wisatawan asing mengalami peningkatan dan djuga agen-agen perdjalanan (travel bureau) menundjukkan kenaikan. Peningkatan-peningkatan ini dapat dilihat pada Tabel VII - 8.

T A B E L V I I — 8

ANGKA-ANGKA KENAIKAN WISATAWAN ASINGDAN PENERIMAAN DEVISA, 1967-1971

TahunDjumlahwisatawan

(orang)

Prosentasekenaikan

%

Totalhari * )

menginap

DjumlahvalutaAsing

US $ X)

1967 26.391 -- 131.955 3.298.9751968 52.393 49,6 261.965 6.549.1251969 86.067 64,7 430.335 10.7 58.3751970 129.319 50,3 646.575 16.164.8751971 178.781 38,2 893.905 22.347.625

*) Rata-rata hari per wisatawan ± 5 hari.x) Rata-rata penerimaan Valuta Asing setiap tourist + US$ 125.

Tabel VII - 8 menundjukkan adanja perkembangan jang menggembirakan. Djumlah wisatawan dan djumlah penerimaan devisa djuga memperlihatkan kenaikan-kenaikan jang berarti

287

GRAFIK VII – 4ANGKA-ANGKA KENAIKAN WISATAWAN ASING

DAN PENERIMAAN DEVISA 1967 - 1971

288

Dalam tahun 1971/72 telah dimulai persiapan untuk Konpe-rensi PATA 1974 jang diharapkan akan dilaksanakan di Indo- nesia.

C. L I S T R I K .Rehabilitasi dan pembangunan kelistrikan didalam tahun

1971/72 merupakan usaha-usaha landjutan dari tahun-tahun sebelumnja. Sasaran pokok daripada usaha-usaha tersebut ialah meningkatkan daja-terpasang dan memperbaiki keseimbangan antara daja-terpasang dengan djaringan listrik, baik transmisi maupun distribusinja. Dalam hal ini diusahakan pembangunan kelistrikan fang sedemikian rupa sehingga dapat ditjiptakan suatu sistim-kelistrikan regional jang lengkap mulai dari pem-bangkit, transmisi hingga distribusi jang saling berhubungan.

Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air Karangkates jang berkekuatan 2 35 MW dan Pusat Listrik Tenaga Air Seloredjo jang berkekuatan 4,5 MW di Djawa Timur, termasuk pemba-ngunan transmisi 150 KV dari Karangkates ke Waru (Surabaja) telah mentjapai tahap penjelesaian dan diharapkan seluruhnja dapat diselesaikan pada awal tahun 1973. Sedjalan dengan ke-giatan-kegiatan tersebut telah dilaksanakan pula rehabilitasi dan perluasan djaring transmisi dan distribusi di Djawa Timur, termasuk interkoneksi djaring Kali Konto dengan djaring Madiun.

Dalam rangka pembangunan kelistrikan di Djawa Tengah, saat ini sedang dilaksanakan rehabilitasi dan perluasan djaring transmisi, distribusi dan penambahan daja terpasang berupa PLTD dan PLTU. Dalam hubungan ini bantuan projek Djerman Barat sebesar DM 50,4 djuta dipergunakan untuk perbaikan dan perluasan djaring transmisi dan PLTD pada sistim Tuntang, sedangkan bantuan projek pemerintah Amerika Serikat sebesar US $ 68,4 djuta akan dipergunakan untuk perbaikan dan perlu-asan djaring transmisi dan distribusi sistim Ketenger, djaring-djaring distribusi sistim Tuntang dan pembangunan PLTU Semarang jang berkapasitas 2 X 50 MW. Diperkirakan bahwa

289

211103 - (19)

interkoneksi antara sistim Tuntang dan sistim Ketenger dapat diselesaikan dalam tahun 1976.

Dalam rangka peningkatan kelistrikan di Sumatera Barat, termasuk pembangunan PLTA Batang Agam jang direntjanakan berkapasitas 2 x 3,5 MW telah diperoleh bantuan ADB sebesar $ 7,1 djuta. Pelaksanaan pembangunan PLTA Batang Agam ini telah dimulai dalam tahun 1971/72 dan diharapkan selesai dalam tahun 1975.

Dalam tahun 1971/72 telah diselesaikan feasibility study pe-nentuan lokasi Asahan fang dibiajai dart bantuan projek Peme-rintah Djepang sebesar US $ 800 ribu. Semula direntjanakan bahwa untuk pembangunan PLTA tersebut akan diusahakan melalui bantuan projek; sedangkan tenaga listrik jang dihasilkan akan didjual kepada pihak swasta jang bersedia membangun smelter projek tersebut. Tetapi mengingat pembangunan PLTA ini sangat besar biajanja maka diputuskan untuk menawarkan pembangunan PLTA tersebut beserta aluminium smelter, pela-buhan serta segala fasilitasnja sebagai suatu paket kepada mo- dal swasta asing dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing.

Dalam rangka pembangunan sistim kelistrikan di Sumatera Utara telah dimulai pembangunan pusat listrik tenaga Diesel dan perbaikan djaring distribusi. Dalam hubungan ini telah di-peroleh bantuan projek pemerintah Amerika Serikat sebesar US $ 13,8 djuta.

Untuk memperluas djaring transmisi Djawa Barat maka telah dipesan peralatan listrik jang dibiajai dari, bantuan projek Peme-rintah Perantjis sebesar US. $ 3,75 djuta. Disamping itu guna mengadakan perentjanaan djangka pandjang mengenai kelis-trikan di Djawa Barat telah diterima bantuan tehnik dart Bank Dunia, untuk mengetahui besarnja penambahan tenaga listrik dan perluasan djaringan kelistrikan jang diperlukan di kota- kota didaerah ini, serta interkoneksi kelistrikan Djakarta, Dja-tiluhur, Tjirebon dan Djawa Tengah.

Bendungan utama PLTA Riam Kanan di Kalimantan Selatan jang akan mempunjai kapasitas 2 x 10 MW telah selesai diba-

290

ngun pada achir tahun 1971 dan 'telah dimulai pengisian waduk-nja. Bersamaan dengan kemadjuan tersebut maka telah dimulai usaha-usaha perbaikan dan perluasan djaring distribusi di kota-kota Bandjarmasin, Martapura, Bandjarbaru dan lain-lain. Usaha-usaha perbaikan dan perluasan djaring distribusi ter- sebut dibiajai dari bantuan kredit Djepang sebesar lebih kurang US $ 1,2 djuta. Dengan selesainja perbaikan dan perluasan dja-ring distribusi ini maka tenaga listrik PLTA Riam Kanan di-manfaatkan sebaik-baiknja.

Pembangunan PLTU Tandjung Priok jang berkapasitas 2 x 50 MW dan pembangunan beberapa gardu induk di DCI Djakarta Rays, telah dilaksanakan dengan bantuan projek dari Pemerintah Djepang jang diperoleh sedjak tahun 1969. Seluruh pembangunannja diharapkan selesai pada tahun 1972. Mulai tahun 1972 dengan bantuan Bank Dunia sebesar US $ 15 djuta akan dilakukan perbaikan djaring distribusi di Djakarta dan perobahan tegangan distribusi sekunder dari tegangan jang se-karang mendjadi 220 volt satu fase dan 380 volt tiga fase. Untuk melaksanakan setjara penuh perobahan tegangan tersebut masih diperlukan biaja jang tjukup besar jang diperkirakan sekitar US $ 40 djuta; untuk ini sedang didjadjagi kemungkinan bantu- an Bank Dunia lagi.

Untuk pembangunan kelistrikan di Pontianak telah diperoleh bantuan ADB sebesar US $ 4,6 djuta. Dewasa ini sedang dalam tahap penjelesaian engineering design.

Pembangunan PLTU Palembang jang berkapasitas 2 x 12,5 MW dan meliputi pusat listrik tenaga uap dan djaring transmisi masih terus dilandjutkan dan diharapkan selesai dalam tahun 1973. Disamping itu dengan bantuan projek pemerintah Djepang sebesar US $ 3,59 djuta, sedang dilaksanakan pembangunan djaring distribusi kota Palembang dan sekitarnja jang merupa- kan pelengkap dari PLTU tersebut.

Pembangunan PLTU Makassar (Udjung Pandang) di Sulawesi. Selatan jang meliputi pembangunan pusat tenaga listrik berka-

291

pasitas 2 X 12,5 MW dan pembangunan djaring transmisi telah mentjapai kemadjuan. Pembangunan pusat tenaga listrik telah selesai dalam tahun 1971, sedang pembangunan djaring trans-misinja akan dapat diselesaikan dalam tahun 1973.

Bantuan projek dari Pemerintah Inggeris sebesar £ 3,35 djuta digunakan untuk pembangunan sistim kelistrikan Bali jang me-liputi pembangunan pusat listrik tenaga diesel, djaring transmisi dan djaring distribusi untuk daerah Denpasar dan sekitarnja. Projek ini diharapkan selesai pada achir tahun 1973 atau awal 1974.

Dalam rangka program rehabilitasi dan pembangunan pusat-pusat tenaga listrik telah diusahakan pengurangan daerah-da- erah pemadaman dan penambahan produksi tenaga listrik. Da- lam hubungan ini telah dipesan oleh P.L.N. mesin-mesin pem-bangkit diesel baru bagi kota-kota Solo, Bandjarmasin, Bukit-tinggi, Banda Atjeh dan pula untuk kota Makassar/Udjung Pan-dang jang telah mengalami kebakaran pada PLTU bulan Djuni jang baru lalu.

Dari usaha-usaha jang telah didjalankan seperti diuraikan di-atas, maka dalam tahun 1971/72 tertjatat adanja kenaikan pro-duksi dan pendjualan tenaga listrik sebesar ± 12%, kenaikan djumlah langganan sebesar ± 5,5%, kenaikan daja terpasang sebesar ± 5%.

Produksi tenaga listrik, dan daja terpasang diharapkan, akan meningkat ditahun-tahun mendatang bilamana mesin-mesin pembangkit seperti PLTA Karangkates, PLTA Riam Kanan, PLTU Priok III & IV dan lain-lainnja telah selesai dibangun.

Dalam rangka memperbaiki management pengusahaan kelis-trikan telah diadakan reorganisasi P.L.N. jang memungkinkan perusahaan tersebut dapat mendjalankan fungsinja dengan lebih effisien. Dalam hubungan ini kedudukan P.L.N. dirobah dari P.N. mendjadi Perusahaan Umum Negara jang mempunjai we-wenang dan tanggung djawab mengenai bidang kelistrikan di Indonesia.

292