vital sign anita 2

36
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL PEMERIKSAAN VITAL SIGN Disusun oleh : KELOMPOK F1 No. Nama NPM 1. I Nyoman Gita Jaya 10700242 2. Ninis Fajeriyah 10700244 3. Felicia Anita Wijaya 10700246 4. Susi Indah Riyani 10700248 5. Dewa Nyoman Suryadi 10700250 6. Novilia Rini W 10700252

Upload: govamaniacs-insave-iv

Post on 26-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IIII

TRANSCRIPT

Page 1: Vital Sign Anita 2

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL

PEMERIKSAAN VITAL SIGN

Disusun oleh : KELOMPOK F1

No. Nama NPM

1. I Nyoman Gita Jaya 10700242

2. Ninis Fajeriyah 10700244

3. Felicia Anita Wijaya 10700246

4. Susi Indah Riyani 10700248

5. Dewa Nyoman Suryadi 10700250

6. Novilia Rini W 10700252

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Page 2: Vital Sign Anita 2

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

METODE KERJA

2.1 Sarana Praktikum

1. Meja periksa / tempat tidur

2. Stopwatch / arloji (jam)

3. Sphygmomanometer (Tensimeter), terdiri dari:

a. Manometer air raksa + klep pembuka penutup

b. Manchet udara

c. Selang karet

d. Pompa udara dari karet + sekrup pembuka penutup

4. Stethoscope

5. Bangku latihan fisik

6. Metronom

7. Thermometer

2.2 Prosedur Praktikum

A. MEMERIKSA SUHU TUBUH

Dalam keadaan berbaring:

a. Pilih 2 mahasiswa coba (MC1-2) laki- laki dan perempuan.

b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periksa.

c. Bersihkan thermometer dengan alkohol 70% dan keringkan.

d. Thermometer diletakkan ke dalam fossa aksiler dan biarkan selama ±5 menit.

e. Catat hasilnya ke dalam tabel E-1

Dalam keadaan setelah beraktifitas:

a. Suruh MC1-2 melakukan latihan “STEP TEST” selama 20 kali/menit selama

2 menit dengan dipandu oleh irama metronom yang diatur pada frekuensi 80

ketukan/menit.

Page 3: Vital Sign Anita 2

b. Ukur suhu tubuh MC1-2 selama ±5 menit dengan interval 1 menit (5 menit ke

I...5 menit ke II...5 menit ke III...dst)

c. Catat hasilnya ke dalam tabel E-2.

B. MEMERIKSA PERNAFASAN

Dalam keadaan berbaring:

a. Mahasiswa coba (MC1-2) adalah orang coba yang sama.

b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periksa.

c. Perhatikan dengan melihat gerakan pernafasan pada dada dan perut bagian

atas, saat inspirasi kemudian ekspirasi dihitung 1 kali.

d. Hitung frekwensi dan irama pernafasan tersebut selama ±1 menit.

e. Catat hasilnya ke dalam tabel E-3.

Dalam keadaan setelah beraktifitas:

a. Suruh MC1-2 melakukan latihan “STEP TEST” (praktikum ini dilakukan

bersama-sama dengan pemeriksaan suhu tubuh setelah beraktifitas).

b. Hitung frekwensi dan irama pernafasan tersebut selama ±1 menit dengan

interval 1 menit (1 menit ke 1...1 menit ke 2...1 menit ke 3).

c. Catat hasilnya ke dalam tabel E-4.

C. MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR TEKANAN DARAH

Memeriksa denyut nadi secara palpasi

a. Mahasiswa coba (MC1-2) adalah orang coba yang sama.

b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periksa.

c. Letakkan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar.

d. Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari ke 2-3-4

yang diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis tersebut.

Tentukan:

Frekuensinya.....jumlah denyut/menit.

Iramanya...........teratur/tidak teratur.

e.Catat data sesuai format : Tabel E.5.

Mengukur tekanan darah secara palpasi

Page 4: Vital Sign Anita 2

a. MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa.

b. Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di sisi

tubuh dengan kedudukan volar.

c. Pasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti.

d. Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra.

e. Pompakan udara ke dalam manchet sampai denyut arteri radialis dextra tak

teraba.

f. Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer

sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak

teraba.

g. Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan. Catat

tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali.

Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik cara palpasi.

h. Catat data sesuai format.

Mengukur tekanan darah secara auskultasi

a. MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa dengan manchet

tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap disisi tubuh dengan

kedudukan volar.

b. Tentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan

letakkan bell stethoscope diatas arteri brachialis dextra tersebut.

c. Pompakan udara ke dalam manchet, maka akan terdengar suara bising arteria

brachialis dextra melalui stetoschope.

d. Teruskan memompa udara ke dalam manchet, pada suatu saat suara bising

arteria brachialis dextra akan menghilang.

e. Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer

sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteria brachialis

dextra tadi menghilang.

f. Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan, maka

akan terdengar:

1. Suara Korotkoff I

Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.

Page 5: Vital Sign Anita 2

2. Suara Korotkoff IVdan V

Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

g. Catat data sesuai format : Tabel E.5.

D. MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH POSISI TUBUH

TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH.

1. a. Pilih 2 mahasiswa coba (MC1-2)

b. Pilih mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1-2 pada

arteri radialis sinistra.

c. Pilih mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1-2 pada

lengan kanan secara auskultasi selama praktikum.

d. Pilih 2 mahasiswa untuk mencatat data masing-masing pada MC1 dan

MC2.

2. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit, kemudian

tentukan frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan

darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali

berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

3. Suruh MC1-2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan

frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan darah pada

lengan kanan secara auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-

turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

4. Suruh MC1-2 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit,

kemudian tentukan frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra

serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing

diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya hitung nilai rata-ratanya.

5. Catat data sesuai format : Tabel E.6.

E. MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH LATIHAN FISIK

TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH.

1. a. Pilih 2 mahasiswa coba (MC1-2)

Page 6: Vital Sign Anita 2

b. Pilih mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1-2 pada

arteri radialis sinistra.

c. Pilih mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1-2 pada

lengan kanan secara auskultasi selama praktikum.

d. Pilih 2 mahasiswa untuk mencatat data.

2. Suruh MC1-2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian : periksa denyut

nadi arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara

auskultasi, masing-masing diperiksa/diukur 3 kali berturut –turut. Catat

frekuensi , irama denyut nadi dan tekanan sistolik, diastolik serta hitung

nilai rata-rata nya. Bila waktu mendesak boleh diukur satu kali saja.

3. Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan, MC1-2 melakukan

latihan fisik dengan cara:

“STEP TEST” selama 20 kali/menit selama 2 menit dengan dipandu oleh

irama metronom yang diatur pada frekuensi 80 ketukan per menit.

4. Setelah step test berakhir, MC1-2 suruh segera duduk, ukurlah frekuensi

nadi serta tekanan darahnya masing satu kali saja. Data ini diharapkan

tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.

5. Teruskan mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah dengan interval 2

menit (menit ke3.....menit ke5.....menit ke7.....dst) sampai nilainya kembali

seperti keadaan sebelum latihan.

6. Catat data sesuai format : Tabel E.7.

Page 7: Vital Sign Anita 2

BAB III

HASIL PRATIKUM

Tabel data dan grafik

Nama mahasiswa coba 1 : Dewa Nyoman

Umur : 19 tahun

Waktu : 09.00

Dosen Pembimbing : Dr. Wandai

Tempat : Laboratorium Ilmu Faal

Nama mahasiswa coba 2 : Felicia Anita Wijaya

Umur : 19 tahun

Waktu : 10.00

Dosen Pembimbing : Dr. Wandai

Tempat : Laboratorium Ilmu Faal

Tabel E1: Data Pemeriksaan Suhu Tubuh Posisi Berbaring

Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler (ºC)

Dewa Ninis 37,2

Mahasiswa Coba 2 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler (ºC)

Felicia Anita Dewa 36,4

Tabel E2: Data Pemeriksaan Suhu Tubuh Setelah Aktifitas

Page 8: Vital Sign Anita 2

Mahasiswa coba 1 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler (ºC)

Dewa

a. 5 menit pertama 36,8

b. 5 menit kedua 36,8

c. 5 menit ketiga 37,1

Mahasiswa coba 2 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler (ºC)

Felicia anita

a. 5 menit pertama 36,6

b. 5 menit kedua 37

c. 5 menit ketiga 37

Grafik 2: Grafik Pemeriksaan Suhu Tubuh Setelah Aktifitas

Tabel E3: Data Pemeriksaan Pernafasan Posisi Berbaring

Page 9: Vital Sign Anita 2

Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa RR (X/mnt) Irama

Dewa Felicia 14 Teratur

Mahasiswa Coba 2 Pemeriksa RR (X/mnt) Irama

Felicia

AnitaNinis 15 Teratur

Tabel E4: Data Pemeriksaan Pernafasan Setelah Aktifitas

Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa RR (X/mnt) Irama

Dewaa. 1 mnt pertama

b. 2 mnt kedua

c. 3 mnt ketiga

25

19

15

Tidak teratur

Tidak teratur

Teratur

Mahasiswa Coba 2 Pemeriksa RR (X/mnt) Irama

Felicia

Anita

a. 1 mnt pertama

b. 2 mnt kedua

c. 3 mnt ketiga

28

21

16

Tidak teratur

Tidak Teratur

Teratur

Grafik 4: Grafik Pemeriksaan Pernafasan Setelah Aktifitas

Page 10: Vital Sign Anita 2

Tabel E5.1: Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa Coba 1

MHS

COBAPemeriksa

Denyut

Nadi

(x/menit)

Tek. Sistol

(Palp)

Tek. Sistol

(ausk)

Tek. Diastol

(ausk)

MC1

Dewa

A (Vivin)

B (Susi)

C (Ninis)

D (Anita)

E (GIta)

70

73

72

80

82

112

108

110

108

116

112

110

110

110

112

74

74

70

72

72

Grafik 5.1.: Grafik Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa Coba 1

Tabel E5.2: Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa Coba 2

MHS

COBAPemeriksa

Denyut

Nadi

Tek. Sistol

(Palp)

Tek. Sistol

(ausk)

Tek. Diastol

(ausk)

MC2

Felicia

Anita

A (Susi)

B (Vivin)

C (Ninis)

D (Gita)

74

68

70

84

108

100

108

102

110

108

110

112

68

72

70

74

Page 11: Vital Sign Anita 2

E (Dewa) 84 108 110 70

Grafik 5.2: Grafik Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa Coba 2

Tabel E6.1: Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah Mahasiswa Coba 1

Posisi Tubuh Denyut Nadi Tek. Sistol (ausk) Tek. Diastol (ausk)

BERBARING

TERLETANG

1. 70

2. 72

3. 73

Mean = 71,67

1. 110

2. 110

3. 112

Mean = 110,67

1. 70

2. 72

3. 74

Mean = 72,67

DUDUK

1. 77

2. 66

3. 68

Mean = 70,37

1. 110

2. 112

3. 116

Mean = 112,67

1. 72

2. 72

3. 74

Mean = 72,67

Page 12: Vital Sign Anita 2

BERDIRI

1. 76

2. 72

3. 69

Mean = 72,33

1. 114

2. 114

3. 108

Mean = 112

1. 76

2. 78

3. 74

Mean = 76

Grafik 6.1: Grafik Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah Mahasiswa Coba 1

Tabel E6.2: Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa

Coba 2

Posisi Tubuh Denyut Nadi Tek. Sistol (ausk) Tek. Diastol (ausk)

BERBARING

TERLETANG

1. 68

2. 70

1. 108

2. 110

1. 72

2. 70

Page 13: Vital Sign Anita 2

3. 74

Mean = 70,67

3. 110

Mean = 109,33

3. 68

Mean = 70

DUDUK

1. 92

2. 91

3. 90

Mean = 91

1. 108

2. 102

3.112

Mean = 107,33

1. 70

2. 76

3. 80

Mean = 75,33

BERDIRI

1. 92

2. 96

3. 94

Mean = 94

1. 110

2. 106

3. 110

Mean = 108,67

1. 78

2. 78

3. 78

Mean = 78

Grafik 6.2: Grafik Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah Mahasiswa Coba 2

Page 14: Vital Sign Anita 2

Tabel E7.1: Data Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa

Coba 1

WAKTUDENYUT

NADI

TEK. SISTOL

(ausk)

TEK. DIASTOL

(ausk)

PRA LATIHAN

1. 70

2. 72

3. 73

Mean = 71,67

1. 110

2. 110

3. 112

Mean = 110,67

1. 70

2. 72

3. 74

Mean = 72,67

PASCA

LATIHAN

Menit ke-1 112 126 84

Menit ke-3 92 124 82

Menit ke-5 90 116 78

Menit ke-7 86 108 72

Grafik 7.1: Grafik Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah Mahasiswa Coba 1

Page 15: Vital Sign Anita 2

Tabel E7.2: Data Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Mahasiswa

Coba 2

WAKTU DENYUT NADITEK. SISTOL

(ausk)

TEK. DIASTOL

(ausk)

PRA LATIHAN

1. 60

2. 70

3. 74

Mean = 68

1. 108

2. 110

3. 110

Mean = 109,33

1. 72

2. 70

3. 68

Mean = 70

PASCA

LATIHAN

Menit ke-1 156 128 86

Menit ke-3 127 124 82

Menit ke-5 98 118 78

Menit ke-7 97 116 72

Grafik 7.2: Grafik Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah Mahasiswa Coba 2

Page 16: Vital Sign Anita 2

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil Praktikum

Hasil dari praktikum berdasarkan tabel dan grafik pemeriksaan vital sign

sebagai berikut :

Page 17: Vital Sign Anita 2

4.1.1 Pemeriksaan Suhu Tubuh

Pada hasil pemeriksaan suhu tubuh dalam posisi berbaring, suhu tubuh

MC1-2 normal(antara 36 derajat C sampai 37 derajat C). Sedangkan suhu tubuh

MC1-2 setelah beraktivitas dengan melakukan ‘’STEP TEST’’ meningkat pada 5

menit pertama kemudian suhu tubuh kembali menurun ke posisi normal lagi

seperti sebelum beraktivitas setelah lebih dari 10 menit.

4.1.2 Pemeriksaan pernapasan

Pada hasil pemeriksaan pernapasan dalam posisi berbaring, frekuensi

pernapasan MC1-2 tidak normal(melebihi dari 18 x/menit) akan tetapi iramanya

masih teratur. Hal ini dapat dikarenakan MC 1-2 tegang sehingga frekuensi

pernapasan menjadi cepat. Sedangkan pernapasan MC1-2 setelah beraktivitas

dengan melakukan ‘’STEP TEST’’, frekuensi pernapasannya menjadi lebih

cepat(melebihi dari 18 x/menit) dan iramanya tidak teratur pada 1 menit pertama

kemudian frekuensi dan irama pernapasan kembali ke posisi sebelumnya setelah

lebih dari 2 menit.

4.1.3 Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuraan Tekanan Darah

Pada hasil pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah MC1-2

hasilnya normal.

Pada hasil pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah dalam

posisi berbaring, duduk, dan berdiri terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan ada

efek gravitasi bumi.

Pada hasil pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah setelah

latihan fisik juga terdapat perbedaan karena adanya perubahan sistem sirkulasi

dan pernapasan.

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan

1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah!

Page 18: Vital Sign Anita 2

Jawab :

Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap tiap

satuan luas dinding pembuluh darah

2. Pada pembuluh darah apa saja dapat memeriksa denyut nadi?

Jawab :

Arteri radialis

Arteri brachialis

Arteri carotis

Arteri femoralis

Arteri popliteal

Arteri dorsalis pedis

Arteri tibialis posterior

3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah secara palpasi atau

dengan auskultasi!(dari segi : konsep teori-sarana-prosedur-hasil)!

Jawab :

Cara palpasi

Konsep-teori : Saat tekanan manchet melebihi sistole,

aliran darah berhenti dan denyut arteri radialis sudah tidak

teraba. Sedangkan jika tekanan manchet diturunkan secara

pelan dan berkesinambungan, aliran darah mulai mengalir

lagi dan denyut arteri radialis teraba kembali.

Sarana : Tidak menggunakan stetoskop, tapi menggunakan

ujung jari telunjuk,tengah dan manis.

Prosedur : Memompa udara ke dalam

manchet(menggunakan pompa udara) sampai denyut arteri

radialis tidak teraba. Kemudian ditambahkan 20 mmHg

lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis tidak

teraba. Setelah itu keluarkan udara dalam manchet secara

pelan dan berkesinambungan(dengan memutar sekrup pada

Page 19: Vital Sign Anita 2

pompa udara berlawanan arah jarum jam). Catat mmHg

pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba

kembali.

Hasil : Tekanan sistolik.

Cara auskultasi

Konsep-teori : Saat tekanan manchet melebih sistole, aliran

darah berhenti dan tidak terdengar suara bising arteri

brachialis. Sedangkan jika tekanan manchet diturunkan

secara pelan dan berkesinambungan, aliran darah mulai

mengalir lagi dan terdengar suara korotkoff akibat adanya

hambatan turbulensi.

Sarana : Menggunakan stetoskop

Prosedur : Meletakkan stetoskop di atas arteri

brachialis(yang terletak pada fossa cubiti). Kemudian

pompa udara ke dalam manchet(menggunakan pompa

udara) sampai suara bising arteri brachialis hilang.

Tambahkan 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara

bising arteri brachialis menghilang. Setelah itu keluarkan

udara dalam manchet secara pelan dan

berkesinambungan(dengan memutar sekrup pada pompa

udara berlawanan arah jarum jam), maka akan terdengar

suara korotkoff. Catatlah hasilnya.

Hasil : Tekanan sistolik dan tekanan diastolic

4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan kanan atas?

Jawab :

Karena secara umum dan yang paling lazim digunakan adalah pada lengan

atas kanan. Akan tetapi jika lengan atas kanan tidak memungkinkan untuk

dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dapat digantikan pada daerah arteri

femoralis, arteri popliteal dan lainnya.

Page 20: Vital Sign Anita 2

5. Apakah pemasangan manset yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat

mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah? Jelaskan!

Jawab :

Iya karena jika terlalu longgar, bunyi yang terdengar lemah dan cenderung

menghasilkan tekanan darah yang tinggi. Sedangkan jika terlalu ketat,

tekanan yang didapatkan sangat besar sehingga suara korotkoff tidak

terdengar dan cenderung menghasilkan tekanan darah yang lebih rendah.

6. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara korotkoff

(korotkoff I,II,III,IV,V)!

Korotkoff I :

Kontraksi ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik

darah secara tiba-tiba mengenai katup A-V

Katup menutup dan mencembung ke arah atrium sampai

korda tendinea secara kemudian secara tiba-tiba

menghentikan pencembungan ini.

Elistisitas korda tendinea dan katup yang tegang kemudian

akan mendorong darah bergerak kembali ke ventrikel-

ventrikel.

Peristiwa ini menyebabkan darah, dinding ventrikel, serta

katup yang tegang bergetar dan menimbulkan turbulensi

getaran dalam darah.

Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya

ke dinding dada sehingga terdengar sebagai bunyi

korotkoff I.

Korotkoff II :

Ketika katup semilunaris menutup, katup ini menonjol ke

arah ventrikel dan regangan elastisitas katup akan

melentingkan darah kembali ke arteri.

Page 21: Vital Sign Anita 2

Menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah

antara dinding arteri dan katup semilunaris, dan juga antara

katup dan dinding ventrikel dalam waktu singkat.

Getaran yang terjadi di dinding arteri kemudian

dihantarkan terutama sepanjang arteri

Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai

dinding suara(misalnya : dinding dada), getaran ini

menimbulkan suara yang dapat didengar.

Korotkoff III :

Terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara

dinding-dinding ventrikel yang dicetuskan oleh

masuknya darah dari atrium.

Bunyi ini baru terdengar saat sepertiga bagian tengah

diastole karena pada permulaan diastole, ventrikel

belum cukup terisi sehingga belum ada tegangan elastik

yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan

lentingan.

Frekuensi bunyinya sangat lemah dan bergemuruh

sehingga telinga tidak dapat mendengarkannya namun

bunyi ini dapat direkam pada fonokardiogram.

Korotkoff IV :

Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan

oleh meluncurnya darah ke dalam ventrikel sehingga

menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada bunyi

jantung ketiga.

Korotkoff V :

Bunyi ini timbul pada suara bising hilang aliran darah

menjadi strean line.

Page 22: Vital Sign Anita 2

Digunakan untuk mengukur tekanan darah diastolik yang

suaranya terdengar semakin lemah karena tekanan manchet

telah jauh berkurang.

7. Suara korotkoff IV dan V dapat digunakan untuk menentukan tekanan

diastolik Mana yang lebih baik? Jelaskan !

Jawab :

Suara korotkoff V lebih baik karena suara ini merupakan suara terakhir yang

didapatkan dari pemompaan tekanan darah.

8. Apa perbedaan antara atlet dan non-atlet dalam hal pemulihan denyut nadi

dan tekanan post-exercise (setelah latihan)?Jelaskan !

Jawab :

Pada atlet, pemulihan denyut nadi dan tekanan post-exercise jauh lebih cepat

dibandingkan non- atlet. Hal ini dikarenakan jantung atlet lebih tebal dan kuat

sehingga denyutnya lebih stabil sedangkan jantung non-atlet lebih tipis dan

tidak terlalu kuat sehingga terjadi perubahan drastis.

9. a. Secara teoritis bagaimana pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan

tekanan darah?

Jawab :

Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal

ini dikarenakan adanya gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi

pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredarah darahnya horisontal

sehingga tidak terlalu melawan gravitasi. Sedangkan pada saat duduk dan

berdiri, kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena

melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat.

b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai teori?

Jawab :

Tidak

c. Apakah hasil praktikum saudara tidak sesuai teori?Jelaskan.

Jawab :

Page 23: Vital Sign Anita 2

Iya karena pada hasil percobaan denyut nadi dan tekanan darah pada posisi

berbaring lebih tinggi daripada saat duduk dan berdiri. Seharusnya tekanan

darah pada posisi berbaring lebih kecil dari pada posisi duduk dan berdiri

karena arah peredaran darah tidak terlalu melawan gravitasi. Oleh karena itu,

mungkin pada percobaan ini terjadi kesalahan dalam pengukuran.

10. a. Secara teoritis bagaimana pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan

tekanan darah?

Jawab :

Latihan fisik sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal

ini dikarenakan adanya perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan

pernapasan. Biasanya pada menit pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan

tekanan darah kemudian lama kelamaan denyut nadi dan tekanan darah akan

menurun kembali karena kerja jantung sudah kembali normal.

b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai teori?

Jawab :

Iya.

c. Apakah hasil praktikum saudara tidak sesuai teori?Jelaskan

Jawab :

Tidak.

11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa?

Jawab :

Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.

Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat menggigil).

Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).

Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.

Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di

Page 24: Vital Sign Anita 2

dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.

12. Ada berapa macam jenis febris? Jelaskan.

Jawab :

Fever/demam: suhu tubuh naik disebabkan oleh adanya infeksi

sehingga tubuh membuat mekanisme untuk mempertahankan

kekebalannya.

Heat stroke: suhu tubuh naik melebihi suhu kritis yang terjadi

kaibat paparan udara panas

Forstbite: kebekuan permukaan tubuh karena paparan suhu yang

terlalu dingin.

13. Apakah ada pengaruh aktifitas dengan suhu tubuh? Jelaskan.

Jawab :

Ada, karena aktivitas merangsang peningkatan laju metabolisme yang

mengakibatkan suhu bisa naik karena adanya gesekan komponen otot yang

menghasilkan energi termal dan suhu turun atau normal kembali setelah tidak

melakukan aktivitas.

14. Sebutkan macam pernapasan dan jelaskan.

Jawab :

Inspirasi: menghirup udara dalam-dalam untuk mengambil oksigen di

udara masuk ke dalam paru.

Ekspirasi: menghembuskan CO2 dari dalam ke luar tubuh.

15. Apakah ada pengaruh aktifitas dengan ritme pernafasan?

Jawab :

Ada, karena setelah melakukan aktivitas terjadi perubahan keadaan dimana

oksigen sangat dibutuhkan sehingga terjadi perubahan ritme pernafasan yang

lebih cepat karena jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

16. Bilamana dikatakan hypothermia? Apa penyebabnya?

Jawab :

Page 25: Vital Sign Anita 2

Dikatakan hypothermia jika :

Diawali dengan gejala kedinginan seperti biasa, dari badan gemetaran

menahan dingin sampai gigi berkerotakan karena tidak kuat menahan

dingin.

Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa

kedinginan, tapi merasa kepanasan.

Keadaan dimana suhu inti tubuh<350C

Penyebab :

Terjadi saat terdapat ketidakseimbangan pertukaran panas tubuh dan saat

pengeluaran panas tubuh (melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi)

tidak dapat diimbangi oleh produksi panas tubuh.

KEPUSTAKAAN

Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC

(http://www.topendsports.com/testing/tests/step-harvard.htm, Kamis 14 April 2011,

20:24)