laporan fisio ridho tanda tanda vital

21
i PENGUKURAN TANDA – TANDA VITAL RESPIRASI, SUHU TUBUH, TINGGI dan BERAT BADAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK SISTEM TUBUH II GANJIL 2015-2016 Disusun Oleh: AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA NIM. 151610101081 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2015

Upload: auridho-prasetyo-putra-ditya

Post on 31-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

i

PENGUKURAN TANDA – TANDA VITAL

RESPIRASI, SUHU TUBUH, TINGGI dan BERAT BADAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK SISTEM TUBUH II

GANJIL 2015-2016

Disusun Oleh:

AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA

NIM. 151610101081

LABORATORIUM FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I DASAR TEORI .................................................................................. 1

BAB II LANGKAH KERJA ......................................................................... 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 8

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii

Page 3: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

1

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Teori Dasar Frekuensi Nafas

Bernafas adalah satu tindakan yang tidak disadari, diatur oleh batang otak

dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernapasan. Pada suatu inspirasi,

diafragma dan otot-otot intrekostalis berkontraksi, memperluas rongga toraks dan

memekarkan paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan, dan ke

lateral, sedangkan difragma bergerak ke bawah. Setelah inspirasi berhenti, paru-

paru akan mengkerut, diafragma akan naik secara pasif dan dinding dada akan

kembali ke posisi semula.

Penilaian pada pemeriksaan pernafasan dapat meliputi :

1. Tipe pernafasan

a. Pernafasan abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan

dibandingkan toraks, umumnya pada Laki-laki..

b. Pernafasan torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan

dibanding abdomen, pada perempuan.

2. Frekuensi

a. Normal : (12-20 kali permenit, tetapi ada pula yang menyatakan 8-

16 kali/menit.

b. Polipnea (Takipna) : pernafasan yang cepat.

c. Oligopnea (Bradipnea) : pernafasan yang lebih lambat.

3. Kedalaman Pernafasan

a. Pernafasan normal

b. Pernafasan dangkal

c. Pernafasan dalam

Page 4: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

2

1.2. Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan

hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh

antara lain berasal dari :

a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )

b. Olahraga

c. Shivering atau kontraksi otot skelet

d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )

e. Proses penyakit infeksi

f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin

atau dari rangsangan langsung simpatetik )

Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :

1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui

kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka

2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui

kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es

3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan

udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat

4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan,

misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan

pengeluaran panas tubuh

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi

lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui

negatif feedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu yang

utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi

sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar Hipotalamus

posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari normal (

1.4 F ).

Page 5: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

3

Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :

1. Umur

Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya,

maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan

cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.

UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit )

Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100

2 tahun 37,2 98,9

12 tahun 37 98,6

Dewasa 36 96,8

2. Aktifitas tubuh

Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh.

Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari

sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1 –

1.6 C ( 2 – 3 F ).

3. Jenis Kelamin

Wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria,

hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak.

Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar

0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan

Basal Metabolic Rate

4. Perubahan emosi

Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh

sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

5. Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi,

konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh

Page 6: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

4

6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum

air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan

mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum atau merokok ,

sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit melakukan lavemen / enema.

a. Alat Pengukur Suhu Tubuh

Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca

(glass thermometers). Skala yang sering digunakan adalah termometer skala

Celcius ( Centigrade) yang mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat

Celcius dan titik didih 100 derajat Celcius. Ada pula digital thermometer yang

mempunyai kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaan hanya beberapa detik ,

banyak dipakai pada kondisi kegawatan.

b. Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut

(oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing- masing

tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4

C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari

pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan

suhu aksila.

1.3. Teori Dasar Berat Badan Dan Tinggi Badan

Berat Badan

Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara

konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti

pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau

lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar

memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini

mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan

yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks

riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang

Page 7: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

5

terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni,

2012) Pengukuran Berat Badan pada Orang Normal

1. Timbangan Injak

Timbangan injak biasa digunakan untuk mengetahui berat badan pada

orang normal remaja dan dewasa.

2. Timbangan Dengan Pengukur Tinggi Badan

Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat keadaan

status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu. Pertumbuhan tinggi/panjang

badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan

gizi pada waktu singkat (Anggraeni, 2012).

A. Pengukuran Panjang dan Tinggi Badan pada Orang Normal

1. Pengukuran Panjang Badan

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur panjang badan bagi anak yang

berusia < 2 tahun dan panjang badan ≤ 50 cm serta menggunakan alat pengukur

panjang badan. Menggunakan alat pengukur panjang badan yang terbuat dari

papan kayu yang dikenal dengan nama Length Board.

2. Pengukuran Tinggi Badan

Pengkuran ini digunakan untuk mengukur tinggi badan anak yang telah

dapat berdiri tanpa bantuan. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat

pengukur tinggi (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa tubuh merupakan pengukuran yang membandingkan berat

dan tinggi badan seseorang. Formula IMT digunakan diseluruh dunia sebagai alat

diagnosa untuk mengetahui berat badan yang underweight, normal, overweight

dan obesitas. Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai

pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu

perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam

meter).

Page 8: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

6

Klasifikasi IMT/BMI = BB (kg) / TB2 (m2) ; Perhitungan dirujuk pada

klasifikasi IMT Klasifikasi IMT/BMI (Classification of Overweight and obesity

by BMI, Waist Circumference, and Associated Risk, WHO, 1997) :

a. BB sangat kurus (kurus beresiko) : IMT < 16,5 kg/m2

b. BB kurang (kurus) : IMT < 18,5 kg/m2

c. BB normal : 18,5 – 24,9 kg/m2

d. BB berlebih (agak gemuk) : 25,0 – 29,9 kg/m2

e. Obesitas klas 1 (gemuk) : 30,0 – 39,9 kg/m2

f. Obesitas klas 2 (sangat gemuk) : 35,0 – 39,9 kg/m2

g. Ekstrem Obes / obesitas klas 3 (amat sangat gemuk) : > 40,0 kg/m2

4. Overweight

Metabolisme energi di dalam tubuh manusia diatur oleh berbagai faktor,

baik yang menyebabkan meningkatnya penyimpanan energi, atau yang

mendorong pemakaian energi (Meutia, 2005). Pemakaian energi tubuh diatur

dalam keadaan seimbang. Bila energi yang masuk lebih besar dari energi yang

keluar, kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam jaringan lemak.

Overweight didefinisikan sebagai peningkatan berlebihan jaringan lemak pada

otot dan jaringan skeletal (Dorlan, 2002). Overweight dikatakan jika IMT ≥ 23.

Secara ilmiah kelebihan berat badan (overweight) terjadi akibat mengonsumsi

kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidak

keseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini belum dapat dijelaskan

secara pasti.

Page 9: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

7

BAB II

LANGKAH KERJA

Prosedur Percobaan Pengukuran Frekuensi Nafas

1. Dudukkan orang coba dengan tenang

2. Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan memperhatikan dengan

cermat naik turunnya dinding dada dan hitung jumlah naik turunnya

selama 60 detik

3. Perhatikan pola nafas, apakah ada kesulitan nafas yang ditunjukkan

dengan kontraksi otot – otot leher atau otot – otot nafas yang lain

4. Periksa dadanya dengarkan apakah terdengar suara wheezing

5. Periksalah dengan kaca mulut apakah orang coba bernafas dengan hidung

atau melalui mulut

6. Perhatikan bagaimana pola nafas pada wanita dan pria

7. Catatlah hasil pengamatan

Prosedur Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh

1. Masukkan thermometer ke dalam mulut (dibawah lidah) orang coba

selama 3 menit

2. Perhatikan tinggi air raksa berada pada skala berapa. Lakukan percobaan

selama 2 kali

3. Lakukan pengukuran pada ketiak sebanyak 2 kali. Lihatlah apakah ada

perbedaannya

Prosedur Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

1. Ukurlah BB dan TB semua anggota kelompok

2. Hitunglah berapa BB ideal maksimal dan minimal

3. Hitung berapa IMT masing – masing

4. Masukkan dalam klasifikasi, anda termasuk klasifikasi yang mana

Page 10: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. JAWABAN PERTANYAAN PERCOBAAN

Berdasarkan seluruh percobaan, kami menjawab beberapa pertanyaan

dibawah ini dan membuat kesimpulan

3.1 Pertanyaan

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa

perbedaannya? Jelaskan!

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau

pengukuran di bagian tubuh lain?

3. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi?

Jelaskan untuk apa!

4. Apakah akibat seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi

yang terlalu gemuk? Jelaskan!

3.2 Jawaban

1. Perbedaan ini dikarenakan pengukuran suhu aksila merupakan pengukuran

suhu di luar tubuh sedangkan oral berada di dalam tubuh. Suhu di dalam tubuh

(mukosa) lebih tinggi dan mencerminkan suhu inti, sementara suhu di luar tubuh

(kulit) tidak cepat mengikuti perubahan suhu inti. Perbedaannya kira-kira 0,5-0,6

0C,.

2.

a.Aksila(Ketiak)

Pengukuran suhu tubuh dilakukan di aksila (ketiak) karena aman dan mudah serta

bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama (9-15 menit) daripada

pengukuran di oral (mulut). Namun, pengukuran suhu di aksila kurang akurat

karena diletakkan di luar tubuh sehingga ada kemungkinan tertinggal dalam

pengukuran suhu inti pada waktu perubahan suhu yang cepat dan juga digunakan

Page 11: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

9

untuk bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar

atau tidak kooperatif

b.Rektal

Rektal bisa dijadikan tempat pengukuran suhu tubuh karena daerah tersebut

banyak pembuluh darah , selain itu suhu rektal juga menunjukkan suhu inti.

Kerugiannya, pengukuran suhu di rektal tidak boleh dilakukan pada klien yang

mengalami bedah rektal dan nyeri pada area rektal. Waktu yang dibutuhkan dalam

pengukuran suhu di rektal adalah 3-5 menit.

c. Oral (rongga mulut)

1. Saat klien bernafas dengan bidang bukan dengan mulut

2. Saat klien tidak mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau

gemetar akibat kedinginan.

3. Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau

klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif dan resiko terpapar cairan tubuh.

3.Iya, karena dengan mengetahui TB dan BB kita dapat mencari indeks masa

tubuh yang nantinya dari IMT tersebut dapat diketahui kemungkinan-

kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien.

4. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh mereka

yang memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:

1.Osteoporosis

Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang

seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak mampu

membentuk jaringan tulang baru, atau jaringan tulang yang telah ada diserap

terlalu banyak oleh tubuh, atau keduanya. Kepadatan tulang dipengaruhi oleh

berbagai faktor, seperti, faktor bawaan, jenis kelamin, ras, aktifitas fisik, kondisi

kesehatan secara keseluruhan dan asupan makanan dan gizi. Dalam pembentukan

tulang, kalsium dan fosfor merupakan mineral penting yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh. Sumber kalsium dan fosfor banyak terdapat pada susu dan berbagai

produk olahan susu seperti mentega, keju, es krim dan sebagainya, telur, ikan,

Page 12: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

10

sayuran dan kacang-kacangan. Estrogen merupakan hormon yang ikut memiliki

andil penting pada terjadinya osteoporosis. Hormon ini identik sebagai hormon

wanita. Kadar estrogen yang rendah dapat memicu terjadinya osteoporosis. Sebab

estrogen dapat memperlambat hilangnya jaringan tulang. Lemak tubuh dapat

memicu produksi estrogen. Apabila tubuh terlalu kurus, sehingga lemak tubuh

hanya sedikit, maka estrogen yang diproduksipun rendah, sehingga makin

mempertinggi resiko osteoporosis. Berat badan yang rendah menyebabkan

tekanan yang diterima oleh tulang juga kecil, padahal, tekanan pada tulang

berfungsi meningkatkan kepadatan tulang. Osteoporosis ini dapat mengancam

baik pada pria maupun wanita. Sehingga hanya dengan jatuh saja atau kecelakaan,

bisa menyebabkan luka yang fatal atau bahkan kematian. Untuk mencegah

terjadinya osteoporosis, maka orang yang memiliki IMT kurang dari 17,

sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menambah berat badannya dengan

aman.

2. Masalah reproduksi

Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa

masalah reproduksi pada wanita. Yang pertama, siklus menstruasi akan berhenti

atau menjadi tidak teratur pada wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita

yang terlalu kurus, juga akan mengalami kesulitan saat akan konsepsi (terjadinya

pembuahan), mereka juga sulit untuk mempertahankan kehamilannya. Menurut

hasil studi, 72 persen dari wanita hamil yang underweight, akan mengalami

keguguran dalam semester pertama. Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk

mengalami disfungsi seksual menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada

orang dengan berat badan normal. Masalah-masalah seperti disfungsi ereksi, sakit

saat berhubungan seksual atau ketidakmampuan untuk ejakulasi. Menurut

penelitian juga terdapat hubungan antara berat badan pria dan kesehatan

spermanya.

Page 13: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

11

3.Anemia

Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang

waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala

khas anemia. Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami

kekurangan sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk

transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel darah merah kurang, maka

oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak memadai. Sehingga organ

tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan muncullah gejala anemia. Gejala lain

dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas pendek.

Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat. Hal

ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk mengkonsumsi

cukup makanan yang bergizi.

4. Rendahnya sistem imun

Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat

berfungsi dengan baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk

ke tubuh kita. Bagi penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka

sel-sel tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga orang

yang terlalu kurus gampang terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih

parah, seperti kanker, yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.

Bagi anda yang terlalu kurus, berkonsultasi dengan dokter anda tentang

kemungkinan untuk mengkonsumsi supplemen tambahan agar daya tahan tubuh

anda cukup kuat sepanjang tahun dapat sangat membantu.

5.Penyakit Jantung dan Diabetes

Penyakit jantung dan diabetes, sering dihubungkan dengan kegemukan. Namun

demikian, orang kuruspun tidak lepas dari penyakit ini. Hal ini lebih disebabkan

karena keteledoran diri. Bahwa menganggap mempunyai tubuh yang ideal

sehingga malas untuk berolahraga, jarang memeriksakan kesehatan secara rutin,

Page 14: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

12

asupan makanan yang kurang seimbang, dll. Pada penelitian, disebutkan bahwa

orang yang memiliki gen kurus, memiliki kecenderungan untuk menyimpan

lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar jantung dan hati, daripada dibawah

kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu beresiko lebih tinggi untuk terjadinya

diabetes dan serangan jantung dikemudian hari.

Jika kegemukan maka akan mengakibatkan seperti berikut,

1. Obesitas

Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Di mana

seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa memperhatikan

serat. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit

kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak

darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.

Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat

sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Ada hubungan antara

berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat di atas berat badan ideal

maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga

membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien

hipertensi. Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah

sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan

penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.

Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang

mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa

meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan

tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan

membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk

mencegah terjadinya hipertensi. Sedangkan hipertensi sangat erat dengan kejadian

penyakit jantung dan stroke.

Page 15: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

13

2. Kadar Lemak Tubuh

Kadar lemak tubuh di golongkan menjadi lemak yang ada di jaringan bawah kulit,

lemak yang menumpuk di jaringan perut dan lain-lain, tergantung di mana lokasi

lemak itu berada pada tubuh. Kadar lemak di bawah jaringan kulit dan di perut

yang berlebihan mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap munculnya

penyakit tertentu, seperti DM, hiperlipidemi dan penyakit jantung. Tingginya

kadar lemak yang ada pada tubuh seseorang, meningkatnya kadar kolesterol

sebagai faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Tingginya kadar lemak

tubuh juga berpengaruh terhadap lemahnya kemampuan insulin merubah glukosa

menjadi glikogen sehingga lama kelamaan kemampuan insulin akan terus

berkurang dan menyebabkan penyakit DM.

3. Resiko Stroke Bagi Orang Gemuk

Dari 7.400 pria yang berusia antara 47-55 tahun yang diteliti selama 28 tahun,

terlihat bahwa kegemukan, yang dilihat dari indeks massa tubuh antara 30-93,

akan cenderung mengalami stroke lebih dari sekali dibanding dengan orang yang

mempunyai berat badan ideal (indeks massa tubuh antara 20-23).

Penelitian sebelumnya di tahun 2002 dengan 21.000 orang pria, juga

menghasilkan kesimpulan yang kurang lebih sama. Setiap peningkatan 1 unit

indeks massa tubuh maka akan meningkatkan risiko stroke sebesar 6%.

Page 16: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

14

3.2 Hasil Pengamatan

FREKUENSI RESPIRASI

Orang Jumlah naik

turun

dinding dada

Kesulitan

nafas

Suara

wheezing

Hidung/mulut

Pria 19x/menit - - hidung

Wanita 17x/menit - - hidung

SUHU

Suhu Waktu Digital Air raksa

I II I II

Mulut 3 menit 36,7 °C 37 °C 36,9 °C 37 °C

Ketiak 3 menit 36,3 °C 36,4 °C 36,8 °C 36,5 °C

TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN

Nama TB

(cm)

BB

(kg)

BB (ideal)

IMT Klasifikasi Min Max

Ridho 165 42 49,5 55 15,4 Sangat kurus

Luly 160,5 45 45,5 50,5 17,5 Kurus

Nurina 154 36 39,6 44 15,2 Sangat kurus

Devita 162,5 48 47,25 52,5 18,2 Kurus

Karin 157,5 48 42,75 47,5 19,4 Normal

Ditha 164,5 52 49 54,5 19,1 Normal

Titis 164 45 48,6 54 16,7 Kurus

Yanti 157,5 50 42,75 47,5 20,2 Normal

Page 17: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

15

3.3. Pembahasan

Pada percobaan yang kami lakukan mengenai frekuensi nafas didapatkan

hasil bahwa antara pria dan wanita mempunyai frekuensi nafas yang berbeda

yakni pada pria mempunyai frekuensi nafas lebih tinggi daripada wanita yakni

pada pria 19x/menit dan pada wanita 17x/menit, berdasarkan kedua hasil tersebut

kurang sesuai dengan teori seharusnya yang lebih tinggi frekuensi pernafasannya

adalah perempuan, hal ini bisa lebih tinggi laki-laki karena pada saat pengukuran

laki-laki beraktifitas lebih tinggi masih ngos-ngosan sehingga mempengaruhi

frekuensi pernafasan yang seharusnya diistirahatkan terlebih dahulu. Bisa

disebabkan juga karena ketidaktenangan kondisi orang coba.

Selanjutnya adalah percobaan suhu dimana pada percobaan ini

menggunakan satu orang objek yang sama yakni seorang wanita dengan

pengukuran suhu secara oral dan aksial menggunakan 2 macam thermometer yang

berbeda yakni thermometer digital dan thermometer air raksa dan dilakukan

selama 3 menit. Pada pengamatan kedua thermometer didapatkan perbedaan yang

tidak signifikan, hasil perbedaan ini bisa disebabkan adanya aktivitas lain

sehingga pasokan darah kedaerah yang diukur suhunya meningkat , misal pada

percobaan kami orang coba mencoba mengembalikan thermometer ke suhu

dibawah normal untuk percobaan selanjutnya dengan menggerakkannya atau

mengangin-anginkannya keatas bawah berkali-kali tentunya hal ini berpengaruh,

selain juga bisa kesalahan pembacaan atau terlalu lama dalam membaca

thermometer raksa sehingga suhunya sedikit turun. Selanjutnya adalah perbedaan

suhu pada pengukuran oral dan aksial sudah sesuai teori yakni lebih tinggi oral

akan tetapi hasil perbedaan yang didapatkan berturut-turut adalah 0,4 °C, 0,4 °C,

0,1 °C, dan 0,2 °C, yang apabila secara teori seharusnya perbedaannya kurang

lebih 0,6 °C lebih rendah daripada pengukuran oral. Hal ini bisadisebabkan seperti

sebelumnya yakni orang coba mencoba mengembalikan thermometer ke suhu

dibawah normal untuk percobaan selanjutnya dengan menggerakkannya atau

mengangin-anginkannya keatas bawah berkali-kali tentunya hal ini berpengaruh,

selain juga bisa kesalahan pembacaan atau terlalu lama dalam membaca

thermometer raksa sehingga suhunya sedikit turun. Perbedaan pada suhu aksial

Page 18: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

16

dan oral dikarenakan suhu pada aksial lebih luar dari tubuh dan dipengaruhi pula

oleh suhu lingkungan sedangkan suhu oral lebih internal dimana semakin dalam

menuju central tubuh suhu semakin tinggi dan semakin superfisial semakin rendah

suhu tubuhnya.

Yang terakhir adalah percobaan tinggi badan dan berat badan dimana pada

percobaan ini setiap anggota kelompok melakukan hal ini untuk menentukan

klasifikasi berdasarkan WHO sesuai dengan BMI ( IMT ) yang telah dihitung.

Sehingga dari klasifikasi tersebut juga bisa dibuat sebagai bahan acuan untuk

menentukan gangguan pada diri seseorang.

Page 19: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

17

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami dapatkan dalam percobaan kami adalah pada

pengukuran suhu secara oral dan aksial terdapat perbedaan hasil yakni dengan

hasil pengukuran lebih tinggi pada bagian oral hal ini dikarenakan pengukuran

suhu tubuh secara aksial merupakan pengukuran suhu tubuh permukaan luar

sedangkan oral lebih kedalam sehingga yang lebih tinggi adalah suhu oral.

Kemudian adalah frekuensi nafas. Pada perempuan mempunyai frekuensi

pernafasan yang lebih tinggi daripada pria, akan tetapi pada percobaan kami

terbalik bisa dikarenakan sebelumnya pria beraktifitas lebih tinggi sehingga masih

ngos-ngosan dalam arti tidak diistirahatkan terlebih dahulu, selain itu

ketidaktenangan orang coba juga mempengaruhi frekuensi pernafasan, serta

beberapa faktor lainnya.

Dan yang terakhir adalah pengukuran tinggi badan dan berat badan dimana

pada pengukuran ini digunakan juga untuk menentukan index masa tubuh yang

dapat digunakan oleh kedokteran gigi untuk membantu menggali masalah pada

diri pasien bisa dari kesehatan gigi dan mulut maupun penyakit lainnya. Selain itu

mahasiswa kedokteran gigi dapat mengetahui pengukuran suhu tubuh serta

frekuensi nafas yang digunakan untuk melakukan tindakan berkelanjutan dalam

proses medisnya.

Page 20: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

18

Page 21: Laporan Fisio Ridho Tanda Tanda Vital

iii

DAFTAR PUSTAKA

Field JM, Hazinski MF, Sayre M, et al. Part 1: Executive Summary of

2010 AHA Guidelines for CPR and ECC. Circulation. In press.

Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alih

Bahasa : Ken Ariata Tengadi, dkk. Jakarta : EGC.

http://www.scribd.com/doc/102662515/Kul-Tanda-Tanda-Vital. diambil

tanggal 6 November 2015 pukul 14.53 wib