upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca...

112
UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA CERAI TALAK (STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016) SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Disusun oleh : KHOIRUL AMRI 211-12-011 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 04-Jul-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK

PASCA CERAI TALAK (STUDI KASUS PENGADILAN

AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016)

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Disusun oleh :

KHOIRUL AMRI

211-12-011

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 3: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK

PASCA CERAI TALAK (STUDI KASUS PENGADILAN

AGAMA SALATIGA TAHUN 2015-2016)

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Disusun oleh :

KHOIRUL AMRI

211-12-011

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 4: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 5: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 6: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 7: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan pernah berfikir menjadi orang yang sukses berfikirlah menjadi orang yang

berguna.

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orangtua tercinta, Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, para dosen dan teman-teman seperjuanganku.

Page 8: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa peneliti panjatkan puji syukur

kepada Allah SWT, yang telah menunjukkan kekuasaan- Nya sehingga

penulisan skripsi ini terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul

“UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA

CERAI TALAK (Studi Kasus di Pengadilan Agama Salatiga Tahun 2015-

2016)” disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Hukum Keluarga Islam pada Fakultas

Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti meyakini tidak akan dapat

diselesaikan dengan baik tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, peneliti ingin menghaturkan terima kasih sebagai

penghargaan atau partisipasinya dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku dekan Fakultas Syariah.

3. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si selaku ketua jurusan Hukum

Keluarga Islam.

4. Bapak M. Yusuf Khummaini, S.HI., M.H selaku dosen pembimbing

yang selalu senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan

mengarahkan peneliti dengan penuh kesabaran sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga .

Page 9: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

6. Ketua Pengadilan Agama Salatiga beserta staf-stafnya, yang telah

memberikan izin penelitian.

7. Para Narasumber yang secara sukarela berkenan untuk diteliti.

8. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun material

9. Teman-teman seperjuangan tercinta.

10. Seluruh pihak yang membantu baik langsung maupun tidak langsung.

Semoga amal baik dan bantuannya tersebut mendapat balasan dari Allah

SWT sebagai amal saleh. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh

dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak selalu

peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun para

pembaca pada umumnya.

Salatiga, 19 Desember 2017

Penulis,

Khoirul Amri

Page 10: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

ABSTRAK

Amri, Khoirul. 2018. Upaya Mantan Isteri Untuk Memperoleh Hak pasca

cerai talak (Studi Kasus Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016).

Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Yusuf Khumaini, S.HI,. M.H

Kata kunci: Upaya, Mantan isteri, Ceari Talak

Dalam permohonan talak, hakim diberikan kewenangan oleh undang-

undang membebani suami untuk memberikan beban nafkah berupa nafkah

iddah, hadhanah, madhiyah maupun mut’ah terhadap istri. Tanggung jawab

nafkah ini dimaksudkan agar mantan isteri dapat memenuhi kebutuhan dan

anak tetap tumbuh berkembang dengan baik. Namun demikian tidak semua

mantan suami memenuhi kewajiban tersebut sehingga memberikan dampak

yang menyulitkan bagi mantan isteri.

Adapun fokus dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pemenuhan

hak mantan isteri pasca permohonan talak (2) Untuk mengetahui faktor yang

mendasari dan menghambat pemenuhan hak untuk isteri terhadap mantan

suami pasca permohonan talak (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan

oleh mantan isteri untuk memperoleh hak pasca permohonan talak.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang

dilakukan di Pengadilan Agama Salatiga. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif karena sifatnya deskriptif-analitis yang mana data yang

yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,

analisis dokumen, catatan lapangan, tidak dituangkan dalam bentuk dan

angka-angka. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu metode

wawancara dengan narasumber, observasi dan metode dokumentasi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa upaya yang di lakukan istri untuk

mendapatkan haknya pasca permohonan talak adalah dengan meminta dengan

yang bersangkutan secara langsung mendatangi kerumahnya, selain itu juga

meminta bantuan kepada RT dimana tempat mantan suami bertempat tingal,

selain itu juga mendatangi pabrik tempat mantan suami bekerja untuk

memotong gaji yang di peroleh mantan suaminya. faktor penghambat mereka

memberikan hak nafkahnya adalah karena faktor ekonomi, menikah lagi,

faktor psikologis dan faktor orangtua perempuan yang lebih mampu.

Sedangkan faktor yang mendorong mereka memberikan nafkah adalah karena

kesadaran penuh dari mantan suami untuk kehidupan mantan isteri dan

anaknya serta tempat tinggal yang tidak berjauhan.

Page 11: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii

JUDUL ................................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7

F. Metode Penelitian...................................................................................... 8

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................... 8

2. Lokasi Penelitian ................................................................................. 8

3. Sumber Data ........................................................................................ 9

4. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 9

5. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 10

6. Tahap-Tahap Penelitian ...................................................................... 11

G. Sisematika Penulisan ................................................................................. 11

BAB II PERCERAIAN MENURUT HUKUM

A. Pengertian Perceraian ................................................................................ 13

1. Cerai Talak Menurut Undang-Undang dan Kompilasi Hukum Islam 13

2. Cerai Talak Menurut Hukum Islam .................................................... 16

3. Bentuk-Bentuk Perceraian .................................................................. 18

Page 12: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

4. Bentuk Cerai dalam Hukum Positif .................................................... 21

B. Akibat Hukum Mantan Isteri Karena Cerai Talak .................................... 25

C. Akibat Hukum Mantan Isteri Karena Gugat Cerai ................................... 28

D. Hak Bagi Anak Pasca Cerai talak ............................................................. 30

1. Pengertian Anak .................................................................................. 30

2. Hak Nafkah Anak Pasca Cerai talak ................................................... 33

BAB III PEMENUHAN HAK MANTAN ISTERI SERTA FAKTOR

PENDORONG DAN PENGHAMBAT PEMENUHAN HAK

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Salatiga ......................................... 36

1. Profil Pengadilan Agama Salatiga ...................................................... 36

2. Kewenangan Pengadilan Agama......................................................... 37

3. Struktur Organisasi.............................................................................. 41

4. Administrasi Berperkara di Pengadilan Agama Salatiga .................... 42

5. Perkara yang Diputus pada Pengadilan Agama Salatiga .................... 47

B. Temuan Penelitian ..................................................................................... 48

1. Profil Pelaku Cerai Talak .................................................................... 48

2. Pemenuhan Hak Pasca Cerai Talak..................................................... 57

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Pemenuhan Hak Isteri ................ 65

BAB IV UPAYA MANTAN ISTERI AKIBAT CERAI TALAK

A. Analisis Upaya Mantan Isteri Akibat Cerai Talak .................................... 75

1. Hak Anak ............................................................................................ 75

2. Mut’ah ................................................................................................. 77

3. Nafkah Madhiyah ................................................................................ 78

4. Nafkah Iddah ....................................................................................... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 84

B. Saran .......................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974, perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.Tujuan dari

perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang tenteram kekal dan

bahagia memperoleh keturunan yang sah. Selain itu perkawinan dalam

Islam tidaklah semata-mata sebagai hubungan atau kontrak keperdataan

biasa, akan tetapi mempunyai nilai ibadah (Rofiq, 1998: 69). Jadi

perkawinan bukan hanya hubungan antara suami isteri tetapi juga

hubungan dengan Allah.

Tujuan sakral dari suatu perkawinan adalah untuk mencapai

kebahagiaan, penuh kasih sayang dan ketenteraman, namun belum tentu

tujuan tersebut dapat dirasakan oleh kedua belah pihak karena

kebahagiaan tidak dapat dipaksakan. Terkadang di dalam kehidupan

rumah tangga terjadi percekcokan dan perselisihan, meskipun sebenarnya

keduanya menginginkan adanya kesesuaian pandangan hidup. Hal ini

mungkin saja terjadi sebab perbedaan pendapat, sifat maupun pandangan

hidup. Jika masalah yang timbul dirasa sudah tidak ada solusi untuk

menyatukan keduanya maka talak merupakan jalan satu-satunya.

Page 14: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Dalam Islam sendiri, memberikan toleransi terhadap kemungkinan

terjadinya talak, jika talak merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh.

Hadit Nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut:

Artinya:“Sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah

talak (perceraian)”. HR Abu Daud dan Ibnu Majahdari Ibnu Umar

Hukum positif mengatur mengenai cerai talak atau dalam istilah

undang-undang disebut dengan putusnya perkawinan dalam Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Tata cara cerai talak

diatur dalam pasal 38-41 dan dalam Kompilasi Hukum Islam diatur dalam

pasal 113-162. Maka, Sejak dikeluarkannya peraturan ini maka tata cara

cerai talak harus dilakukan di depan Pengadilan Agama.

Talak hanya dapat dilakukan dengan adanya cukup alasan yang

dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan pemerintah, yang dalam

peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan disebutkan pada pasal 19 cerai talak

dapat terjadi karena alasan :

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk,

pemadat,penjudi dan sebagainya yang sukar disembuhkan.

2. Salah satu pihak meningglkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa ijin pihak lain tanpa alasan yang sah atau hal lain

di luar kemampuannya.

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 (lima) tahun

atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak lain.

Page 15: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.

6. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Seperti halnya perkawinan, cerai talak atau dalam istilah hukum

putusnya perkawinan juga memiliki akibat hukum tertentu. Intruksi

Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam akibat

putusnya perkawinan lebih diperinci yakni akibat cerai talak, cerai gugat,

khuluk dan lian. Dengan begitu tidak terjadi deskriminasi baik laki-laki

maupun perempuan dalam menentukan masa depan perkawinan.

Kewajiban yang harus dilakukan mantan suami terhadap mantan

isteri yang bercerai karena talak diantaranya diatur dalam Kompilasi

Hukum Islam pasal 149, antara lain:

1. Pemberian mut’ah

2. Pemberian nafkah, maskan dan kiswah selama masa iddah

3. Melunasi mahar yang terhutang

4. Memberikan biaya hadhanah bagi anak yang belum berumur 21 tahun

Pemberian nafkah dari mantan suami kepada mantan isteri ini

dimaksudkan agar mantan isteri dapat memenuhi semua kebutuhan

selama masa iddah tanpa melanggar aturan iddah. Mengenai besar

kecilnya nafkah (mut’ah) yang diberikan harus melalui kesepakatan

kedua pihak dan berdasarkan kemampuan suami, jika terjadi perselisihan

dalam menentukan jumlahnya maka Pengadilan Agama yang harus

mengadili keduanya.

Page 16: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Akibat hukum yang ditimbulkan karena cerai talak berbeda dengan

cerai gugat. Apabila perkawinan putus karena cerai gugat atau kehendak

isteri, maka sesuai dengan Pasal 156 Inpres RI No.1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan bahwa anak yang belum

mumayyiz (berusia 12 tahun) berhak mendapatkan dari ibunya kecuali

ibunya telah meninggal dunia. Apabila ibunya telah meninggal dunia

maka hak perwalian dapat digantikan dengan kerabat ibu atau juga dapat

berpindah ke ayah.

Anak merupakan anugerah dari Allah yang harus dididik dan

dibina sebagaimana mestinya. Orang tua wajib memenuhi kebutuhan

nafkah anak, biasanya dalam hal ini merupakan kewajiban orang tua laki-

laki sebagai mana kewajiban suami dalam keluarga. Ikatan yang terjadi

antara orang tua dan anak tidak akan terputus meskipun rumah tangga

sudah hancur. Undang-undang melindungi hak-hak perempuan dan juga

anak agar jika terjadi talak anak tetap tumbuh seperti anak-anak lain.

Perceraian yang terjadi karena talak maupun cerai gugat dapat

menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan bagi perempuan.

Faktanya di Indonesia terjadi permasalahan pasca cerai talak, akibatnya

perempuan yang menjadi korban. Karena orang tua perempuan lebih

berhak terhadap hadhanah, sehingga jika orangtua laki-laki tidak

bertanggung jawab justru memberikan beban finansial bagi perempuan

sendiri. Jika pihak keluarga mampu mungkin saja tidak akan memberikan

Page 17: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

beban yang berarti, namun bagi keluarga perempuan yang tidak mampu

akan memberatkan. Permasalahan ini sangat sering terjadi di masyarakat.

Pemikiran mantan suami yang menganggap bahwa setelah

putusnya perkawinan maka lepas pula tanggung jawab nafkah membuat

mereka enggan bertanggung jawab. Dalam mengahadapi situasi yang

demikian, seharusnya perempuan dapat menuntut melalui jalur hukum.

Namun karena mayoritas masyarakat yang kurang mengetahui hukum

mereka tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan. Bahkan tidak

dapat melakukan apapun meskipun hak-hak mereka tidak terpenuhi.

Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji para pelaku cerai talak

pasca diputusnya cerai talak dan untuk mengetahui upaya-upaya yang

telah dilakukan jika mantan suami tidak memberikan kewajibannya

sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis melakuakan penelitian yang

berjudul “Upaya Mantan Isteri untuk Memperoleh Hak Pasca Cerai

Talak (Studi Kasus Pengadilan Agama Salatiga tahun 2015-2016)”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

E. Bagaimana pemenuhan hak mantan isteri pasca cerai talak?

F. Apa saja faktor yang mendorong dan menghambat pemenuhan hak

untuk isteri terhadap mantan suami pasca cerai talak?

Page 18: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

G. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh mantan istri untuk

memperoleh hak pasca cerai talak?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, beberapa hal yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemenuhan hak mantan isteri pasca cerai talak.

2. Untuk mengetahui faktor yang mendasari dan menghambat

pemenuhan hak untuk isteri terhadap mantan suami pasca cerai talak.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh mantan isteri untuk

memperoleh hak pasca cerai talak.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini harapan peneliti dapat banyak memberikan

manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang

diharapkan antara lain:

C. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan

pemikiran terutama yang berkaitan dengan bidang hukum.

Page 19: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

D. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap

permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kewajiban yang

harus dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan isteri dan anak

setelah putusnya cerai talak.

E. PENEGASAN ISTILAH

1. Upaya

Upaya adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu

maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan

sebagainya.

2. Mantan Isteri

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mantan memiliki

pengertian bekas pemangku jabatan (kedudukan) sedangkan isteri

berarti wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami.

3. Hak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian

tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,

kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh

undang-undang, aturan dsb) kekuasaan yang benar atas sesuatu atau

martabat.

4. Cerai Talak

Page 20: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Menurut pasal 66 Undang-undang No. Tahun 1989 jo Undang-

Undang No. 3 Tahun 2006 jo Undang-Undang No. 50 Tahun 2009

tentang Peradilan Agama “Seorang suami yang beragama Islam yang

akan menceraikan isterinya mengajukan Cerai kepada Pengadilan

untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak”.

F. METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang dimaksud. Sementara itu, metode penelitian berhubungan dengan

erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan

(Sudrajat, 2010 dalam Asmani, 2011: 38). Dalam penelitian ini penulis

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

7. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dinamakan field research

karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan

memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci

mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan

(Asmani, 2011: 66).

8. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung di

Pengadilan Agama Kota Salatiga guna memperoleh informasi

mengenai para pelaku cerai talak dan pemenuhan hak pasca

Page 21: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

perceraian karena talak. Subjek dalam penelitian ini adalah beberapa

pelaku cerai talak.

9. Sumber Data

Data yang diperoleh dari sesuatu yang dapat memberikan

informasi atau disebut juga dengan istilah sumber data. Sumber data

dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sumber data Primer, yakni segala sesuatu baik orang (people),

kertas atau catatan (paper) maupun lokasi atau tempat atau

benda-benda (place) yang berhubungan langsung dengan

informasi primer dan darinya diperoleh data (informasi) primer.

b. Sumber data sekunder adalah informan atau segala sesuatu yang

memberikan informasi terkait dengan data yang diperlukan dalam

penelitian namun tidak memilki hubungan langsung dengan

fenomena yang menjadi objek penelitian ini (Moleong, 2004: 11)

Data primer dari penelitian ini adalah data yang berhubungan

dengan para pelaku cerai talak. Sedangkan yang termasuk data

sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku referensi

yang terkait dengan judul penelitian.

10. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

beberapa teknik yaitu:

Page 22: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara menggali data. Hal ini

harus di lakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang

detail dan valid. Wawancara mendalam adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang

relative lama (Asmani, 2011:122). Informan dalam penelitian ini

merupakan 10 mantan isteri para pelaku cerai talak.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

(Asmani, 2011:123). Dalam hal ini, penulis melakukan

pengamatan secara langsung terhadap pelaku. Dalam penelitian

ini peneliti mengamati para pelaku dengan cara mendatangi para

informan dan melihat kondisi mereka secara langsung.

11. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian, karena dari data itulah nantinya akan muncul beberapa

teori. Untuk memperoleh keabsahan temuan, peneliti akan

menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di

Page 23: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan

beberapa sumber, metode, teori), pelacakan kesesuaian dan

pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui

keabsahannya.

12. Tahap-Tahap Penelitian

a. Pengumpulan data

b. Pemilihan data yang sesuai dengan fokus pembahasan

c. Pemilihan data yang valid

d. Analisa awal

e. Penyusunan teks dan penarikan kesimpulan awal

f. Analisa kesimpulan adakah data yang kurang valid dimasukkan

g. Penyusunan teks dan laporan akhir penelitian

13. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun untuk mempermudah dalam

pengkajian dan memahami permasalahan yang dibahas. Adapun

sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab Pertama merupakan bagian awal penelitian yang berisi Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

Bab Kedua akan diuraikan tentang Definisi Cerai talak, Bentuk-

Bentuk Cerai Talak, Dampak dari Cerai Talak, Cerai Gugat, Definisi

Anak, Hak-Hak Anak, Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak.

Page 24: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Selanjutnya Bab Ketiga akan digambarkan tentang Sejarah

Pengadilan Agama Salatiga, Profil Keluarga, Pemenuhan Kewajiban

Mantan Suami Pasca Cerai talak, Faktor Pendorong dan Penghambat

Pemenuhan Nafkah

Bab Keempat merupakan pemaparan analisis deskriptif hasil

penelitian, Upaya Mantan Isteri untuk Memperoleh Nafkah Pasca

Cerai talak.

Dan Bab Kelima adalah penutup merupakan bagian akhir

penelitian yang berisi Kesimpulan dan Saran.

Page 25: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

BAB II

CERAI TALAK MENURUT HUKUM

A. Pengertian Perceraian

1. Cerai talak menurut Undang-Undang dan Kompilasi Hukum Islam

Pada prinsipnya perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal untuk itu suami istri perlu saling membantu dan

melengkapi agar masing-masing dapat merasakan ketenteraman dan

mencapai tujuan sakral dari perkawinan. Sedangkan untuk cerai talak

pada prinsipnya adalah mempersukar perceraian. Cerai talak terjadi

dikarenakan adanya hal-hal yang terjadi dalam rumah tangga,

misalnya suami tidak melaksanakan kewajibannya terhadap istri

suami tidak memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri dalam

waktu yang lama, atau suami memperlakukan isteri dengan tidak

baik. Selain itu adanya perbedaan yang memang tidak dapat

diselaraskan lagi oleh suami istri tersebut sehingga talak dipilih

menjadi solusi terakhir.

Tentang berakhirnya perkawinan, undang-undang perkawinan di

Indonesia mempergunakan istilah putusnya perkawinan, dan menurut

Pasal 38 dikenal adanya tiga macam cara putusnya perkawinan, yaitu:

a. Kematian

b. Perceraian

c. Keputusan pengadilan.

Page 26: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Perceraian bisa diartikan sebagai suatu cara yang sah untuk

mengakhiri suatu perkawinan. Sedangkan menurut KUHP perceraian

adalah pengakhiran suatu perkawinan karena suatu sebab dengan

keputusan hakim atas tuntutan dari salah satu pihak atau kedua belah

pihak dalam perkawinan.

Pengertian talak terdapat dalam pasal 117 KHI yang

menyebutkan pengertian talak terdapat dalam pasal 117 KHI yang

menyebutkan bahwa, “Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang

pengadilan agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

perkawinan. Dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129,

130 dan 131”. Jadi Cerai talak adalah putusnya ikatan suami istri

yang dilakukan di hadapan pengadilan dan menyebabkan akibat

hukum tertentu kedua pihak tersebut.

Menurut hukum perkawinan nasional bagi suami yang ingin

menjatuhkan talak kepada istrinya harus mengajukan talak ke

pengadilan agama bagi yang beragama Islam. Hal ini sesuai dengan

ketentuan pasal 39 undang-undang perkawinan:

a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan

setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.

b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa

antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami

istri.

Berdasarkan bunyi pasal di atas, Cerai talak dapat terjadi apabila

dilakukan di depan sidang pengadilan. Artinya tidak ada talak dalam

bentuk apapun yang dapat dilakukan di luar sidang pengadilan.

Page 27: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Karena Cerai talak yang dilakukan di luar pengadilan tidak diakui

oleh hukum. Lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa talak yang

dilakukan di luar pengadilan tidak mempunyai kekuatan hukum tetap

(no legal force). Meskipun pada dasarnya hukum Islam tidak

mengatur bahwa Cerai talak itu harus dilakukan di depan pengadilan.

Lembaga inilah yang bertugas menyelesaikan sengketa perdata bagi

masyarakat yang beragama Islam.

Cerai talak hanya dapat dilakukan dengan adanya cukup alasan

yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan pemerintah,

yang dalam peraturan pemerintah No 9 Tahun 1975 tentang

pelaksanaan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan

pada pasal 19 Cerai talak dapat terjadi karena alasan :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi dan sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa ijin pihak lain tanpa alasan yang sah atau hal

lain di luar kamampuannya

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 (lima)

tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan

berlangsung

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/

istri.

f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Alasan dibenarkannya Cerai talak antara suami/istri yang terikat

dalam suatu perkawinan dalam Pasal 116 Instruksi Presiden No.1

tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam tidak hanya alasan

Page 28: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

sebagaimana disebutkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun

1975. Akan tetapi ada penambahan alasan, yakni sebagai berikut :

a. Suami melanggar taklik talak.

b. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidak rukunan dalam rumah tangga.

2. Cerai talak menurut Hukum Islam

Menurut bahasa Arab, kata talak bermakna, “pelepasan atau

penguraian tali pengikat, baik tali pengikat riil seperti tali pengikat

sapi, maupun tali pengikat itu bersifat maknawi seperti tali pengikat

perkawinan”. Menurut Hukum Islam hak talak itu ada ditangan suami

walaupun hak itu dimungkinkan oleh hukum berada di tangan hakim.

Menjatuhkan talak tanpa alasan yang dibenarkan dibenci oleh hukum

Islam dan dimurkai Tuhan. Oleh karenanya maka suami dalam

menjatuhkan talak-nya haruslah dengan alasan dan cara yang

dibenarkan dalam hukum Islam. Talak itu hukumnya makruh

sekalipun juga ada hikmahnya. (Rasjid, 1994: 401)

Talak menurut istilah ialah melepaskan ikatan pernikahan dengan

kata-kata talak atau yang seumpamanya, misalnya “Aku talak

engkau”. Dengan ucapan yang demikian maka putuslah ikatan

pernikahan antara suami istri tersebut (Jamaluddin, 2010: 45-46).

Kata-kata talak seperti itu sudah memutuskaan ikatan tali perkawinan

secara islam, namun untuk dapat berkekuatan hukum ikrar talak harus

harus dilaksanakan di depan pengadilan.

Page 29: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Meskipun Islam mensyariatkan talak, tetapi tidak berarti agama

Islam menyukai talak dalam suatu perkawinan. Dalam ajaran Islam,

perceraian pada prinsipnya dilarang ini dapat dilihat pada hadits

Rasullullah Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud

Ibnu Majah dan Al hakim dari Ibnu Umar yang menyatakan bahwa

talak atau perceraian adalah perbuatan halal yang paling dibenci

Allah. (Rofiq, 1998: 268-269)

“Sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah

Talak (perceraian)”. HR Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu

Umar.

Bahkan dalam hadits lain, seorang istri yang meminta talak atas

suaminya sangat dikecam oleh Islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Wanita yang meminta suaminya menalak tanpa ada alasan yang

mendesak, maka haram baginya bau surga.”(HR. Abu Dawud,

t.t, juz. 2: 268).

Hukum asal dari Cerai talak adalah boleh, namun dapat berubah

sesuai dengan keadaanya, antara lain:

a. Wajib

Apabila terjadi perselisihan antara dua suami-istri dan kedua

hakim memandang perlu supaya keduanya bercerai.

b. Sunnat

Apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya

(nafkahnya) dengan cukup, atau perempuan tidak menjaga

kehormatan dirinya.

c. Haram

Page 30: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Dalam dua perkara: pertama menjatuhkan Talak sewaktu si

istri dalam keadaan haid, dan kedua menyatuhkan Talak sewaktu

suci yang telah dicampurinya pada waktu suci itu.

d. Makruh

Hukum asal yang bersumber dari hadits Rasullulah yaitu

bahwa talak dihalalkan akan tetapi dibenci oleh Allah. (Rasjid,

1976: 380)

3. Bentuk-bentuk Perceraian

Adapun menurut Hukum Islam, ada beberapa sebab-sebab

putusnya hubungan perkawinan, yaitu :

a. Talak

Dalam ajaran Islam, talak merupakan perbuatan yang

dihalalkan akan tetapi dibenci oleh Allah. Meskipun talak pada

prinsipnya dihalalkan oleh Allah, akan tetapi pada keadaan

tertentu talak tersebut dilarang untuk dijatuhkan pada seorang

istri, berdasarkan keadaan-keadaan tertentu. Dalam Islam dikenal

talak raj’i dan talak ba’in.

Talak raj’i yaitu talak yang diizinkan rujuk kembali jika

masih dalam masa iddah. Talak raj’i ini berupa talak satu atau

talak dua tanpa iwadh (uang pengganti) dari mantan istri. Namun

apabila suami melakukan rujuk setelah habis masa iddah maka

harus dilakukan akad perkawinan yang baru.

Talak Ba’in yaitu talak yang suami tidak diperbolehkan

melakukan rujuk kembali kepada mantan istrinya kecuali dengan

syarat tertentu. Talak ba’in terbagi menjadi dua macam, antara

lain:

Page 31: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

1) Talak Ba’in Sughra yaitu talak satu atau talak dua yang

disertai uang iwadh dari pihak istri. Talak ba’in sughra tidak

boleh rujuk tetapi boleh menikah lagi dengan bekas suaminya

meskipun dalam keadaan iddah, talak bain sughra dapat

terjadi karena talak yang terjadi sebelum suami istri

bercampur (qabla al dhukul), yang dijatuhkan oleh

pengadilan agama.

2) Talak Ba’in kubro yaitu talak yang terjadi untuk ketiga

kalinya talak ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat

dinikahkan kembali kecuali apabila pernikahan itu dilakukan

setelah istri menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi

Cerai talaksetelah diantara suami istri tersebut pernah

bercampur (Cerai talakba’dal dhukul) Cerai talaktersebut

telah pula habis, masa iddahnya.

Jika dilihat dari keadaan kapan talak tersebut dijatuhkan

dalam keadaan suci atau tidak ada dua macam yaitu talak sunni

dan bid’i. Talak sunni adalah talak yang berjalan sesuai ketentuan

agama, yaitu seseorang suami mentalak perempuan yang pernah

dicampurinya dengan sekali talak pada masa yang bersih dan

belum ia sentuh kembali selama masa bersih itu Instruksi

Presiden RI No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

Pasal 121 menyebutkan bahwa talak sunni adalah talak yang

dibolehkan yaitu talak yang di berikan kepada istri yang sedang

Page 32: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

suci dan tidak di campuri pada waktu suci. Selanjutnya, talak

bid’i adalah talak yang dilarang oleh ajaran agama Islam Pasal

122 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 1 Tahun 1991

tentang Kompilasi Hukum Islam meyebutkan “talak bid’i adalah

talak yang dilarang di jatuhkan pada waktu istri dalam keadaan

haid atau istri dalam keadaan suci tetapi sudah di campuri pada

waktu suci itu”.

b. Khuluk

Cerai talakyang terjadi atas kehendak istri dengan membayar

‘iwad atau tebusan kepada suami. (Wasman, 2011: 86).

c. Syiqaq

Ialah perselisihan atau menurut istilah Fiqh berarti

perselisihan suami-istri yang diselesaikan dua orang hakam, satu

orang dari pihak suami dan yang satu dari pihak istri. (Aziz,

1996: 1708)

d. Fasakh

Ialah merusakkan atau membatalkan. Ini berarti bahwa

perkawinan itu diputuskan/ dirusakkan atas permintaan salah satu

pihak oleh hakim Pengadilan Agama. Biasanya yang menuntut

fasakh di pengadilan adalah istri. (Ghozali, 2006: 203)

e. Ta’lik Talak

Talik talak menurut bahasa Arab berarti penggantungan talak,

talak dalam bahasa arab berarti syarat atau janji. Sedangkan

menurut istilah fiqih mengartikan ta’lik talak sebagai talak yang

diucapkan dikaitkan dengan waktu tertentu sebagai syarat yang

dijatuhkannya talak. Ta’lik adalah lafadz yang diucapkan sebagai

syarat untuk membatalkan pernikahan jika berlakunya sesuatu

Page 33: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

yang bertentangan dengan ta’lik tersebut. Sedangkan menurut

Sudarsono, dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Islam”

menyebutkan bahwa ta’lik talak adalah suatu talak yang

digantungkan terjadinya peristiwa tertentu sesuai dengan

perjanjian yang telah dibuat sebelumnya antara suami isteri

tersebut. (Abdul, 2009: 29)

f. Ila’

Ialah bersumpah untuk tidak melakukan suatu pekerjaan.

Dalam kalangan bangsa Arab jahiliyah perkataan ila’ mempunyai

arti khusus dalam hukum perkawinan mereka, yakni suami

bersumpah untuk tidak mencampuri istrinya, waktunya tidak

ditentukan dan selama itu istri tidak ditalak ataupun diceraikan.

Sehingga jika keadaan ini berlangsung berlarut-larut, yang

menderita adalah pihak istri karena keadaannya terkatung-katung

dan tidak berketentuan. (Hajar, 1992: 550)

4. Bentuk Cerai Dalam Hukum Positif

a. Cerai Talak (Cerai)

Seorang suami yang diberi hak mutlak untuk mentalak

istrinya. Hak talak diberikan kepada suami merupakan ketentuan

dari Al-Qur’an, sejalan dengan hal tersebut peraturan perundang-

undangan tentang perkawinan di Indonesia juga memberikan hak

mutlak kepada seorang suami untuk mentalak istrinya, tetapi

dengan ketentuan:

1) Perceraian harus dilakukan di depan sidang pengadilan.

2) Perceraian harus disertai dengan alasan-alasan sebagaimana

yang telah diatur undang undang.

3) Mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 66 dst.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan ketentuan

perundang-undangan lainnya. Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam

lebih tegas lagi menyebutkan bahwa bilamana perkawinan putus

Page 34: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

karena talak, maka bekas suami wajib memberikan kepada bekas

istrinya:

1) Mut’ah yang layak berupa uang atau barang;

2) Nafkah iddah yang meliputi nafkah tempat tinggal (maskan)

dan perlengkapan hidup (kiswah);

3) Melunasi mahar yang belum lunas terbayar;

4) Biaya hadhanah/ biaya pemeliharaan untuk anak-anaknya

yang belum mencapai umur 21 tahun.

Pasal 66 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama (UUPA) menyatakan:

1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan

istrinya mengajukan Cerai kepada pengadilan untuk

mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak. Dalam

rumusan Pasal 14 PP Nomor 9 Tahun 1975 dijelaskan beserta

pengadilan tempat Cerai itu diajukan. Seorang suami yang

melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, yang akan

menceraikan istrinya, mengajukan surat kepada pengadilan di

tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia

bermaksud menceraikan istrinya disertai dengan alasan-

alasannya serta meminta kepada pengadilan agar diadakan

sidang untuk keperluan itu.

2) Cerai sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan

kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman termohon kecuali apabila termohon dengan sengaja

meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama

tanpa izin pemohon.

3) Dalam hal pemohon bertempat kediaman di luar negeri, Cerai

dapat diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi tempat kediaman pemohon.

4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di

luar negeri, maka Cerai diajukan kepada pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka

dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

5) Cerai soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan

harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama

dengan Cerai cerai talak ataupun sesudah ikrar talak

diucapkan. Cerai sebagaimana yang dimaksud memuat: (a)

nama, umur, dan tempat kediaman pemohon, yaitu suami dan

termohonnya itu istri; (b) alasan-alasan yang menjadi dasar

cerai talak (Pasal 19 PP Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 116

KHI). Terhadap Cerai yang diajukan, pengadilan agama/

Page 35: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Mahkamah Syariyah dapat mengabulkan atau menolak Cerai

tersebut, dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta

upaya hukum banding dan kasasi (Pasal 130 KHI). Langkah

berikutnya adalah pemeriksaan oleh pengadilan. Pasal 68 UU

Peradilan Agama menyebutkan:

6) Pemeriksaan Cerai cerai talak dilakukan oleh majelis hakim

selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah berkas atau

surat Cerai cerai talak didaftarkan di kepaniteraan.

7) Pemeriksaan Cerai cerai talak dilakukan dalam sidang

tertutup.

Selanjutnya Pasal 70 UU Peradilan Agama dan Pasal 16 PP

Nomor 9 tahun 1975 menyebutkan:

1) Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak

tidak mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan

perceraian maka pengadilan menetapkan bahwa Cerai

tersebut dikabulkan;

2) Terhadap penetapan sebagai mana yang dimaksud dalam ayat

(1), istri dapat mengajukan banding;

3) Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum

tetap, pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar

talak, dengan memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk

menghadiri sidang tersebut;

4) Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa

khusus dalam suatu akata otentik untuk mengucapkan ikrar

talak, mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh istri atau

kuasanya;

5) Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut,

tetapi tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim

wakilnya, maka suami atau wakilnya dapat mengucapkan

ikrar talak tanpa hadirnya istri atau walinya;

6) Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak

ditetapkan hari sidang Penyaksian ikrar talak tidak datang

menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya, meskipun

telah mendapat panggilan secara sah atau patut maka

gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan Cerai talaktidak

dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

b. Cerai Gugat

Cerai gugat yaitu seorang istri menggugat suaminya untuk

bercerai melalui pengadilan, yang kemudian pihak pengadilan

Page 36: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

mengabulkan gugatan yang dimaksud sehingga putus hubungan

penggugat (istri) dengan tergugat (suami) perkawinan (Ali, 2006:

77). Dalam peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang

merupakan Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam hal teknis yang

menyangkut kompetensi wilayah pengadilan-seperti dalam cerai

talak mengalami perubahan. Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 menyatakan:

1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat;

2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri,

gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.

Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di

luar negeri, maka gugatan diajukan kepada pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi perkawinan mereka dilangsungkan

atau kepada pengadilan Agama Jakarta Pusat. (Lihat Pasal 132

KHI jo Pasal 20 PP Nomor 9 Tahun 1975)

B. Akibat Hukum Mantan Istri Karena Cerai Talak

Seorang suami yang diberi hak mutlak untuk mentalak istrinya. Hak

talak diberikan kepada suami merupakan ketentuan dari Al-Qur’an,

sejalan dengan hal tersebut peraturan perundang-undangan tentang

perkawinan di Indonesia juga memberikan hak mutlak kepada seorang

suami untuk mentalak istrinya, tetapi dengan ketentuan:

Page 37: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

1. Perceraian harus dilakukan di depan sidang pengadilan.

2. Perceraian harus disertai dengan alasan-alasan sebagaimana yang

telah diatur undnag-undang.

3. Mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 66 dst. Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 dan ketentuan perundang-undangan

lainnya.

Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam lebih tegas lagi menyebutkan

bahwa bila mana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib

memberikan kepada bekas istrinya:

1. Mut’ah yang layak berupa uang atau barang.

2. Nafkah iddah yang meliputi nafkah tempat tinggal (maskan) dan

perlengkapan hidup (kiswah).

3. Melunasi mahar yang belum lunas terbayar;

4. Biaya hadhanah atau biaya pemeliharaan untuk anak-anaknya yang

belum mencapai umur 21 tahun.

Pasal 66 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama (UUPA) menyatakan:

1. Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya

mengajukan Cerai kepada pengadilan untuk mengadakan sidang

guna menyaksikan ikrar talak. Dalam rumusan Pasal 14 PP Nomor 9

Tahun 1975 dijelaskan beserta pengadilan tempat Cerai itu diajukan.

Seorang suami yang melangsungkan perkawinan menurut

agamaIslam, yang akan menceraikan istrinya, mengajukan surat

kepada pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan

bahwa ia bermaksud menceraikan istrinya disertai dengan alasan-

alasannya serta meminta kepada pengadilan agar diadakan sidang

untuk keperluan itu.

2. Cerai sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

termohon kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan

tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon.

3. Dalam hal pemohon bertempat kediaman di luar negeri, Cerai dapat

diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman pemohon.

4. Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar

negeri, maka Cerai diajukan kepada pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau

kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Page 38: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

5. Cerai soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta

bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan Cerai cerai

talak ataupun sesudah ikrar talak diucapkan.

Cerai sebagaimana yang dimaksud memuat: (a) nama, umur, dan

tempat kediaman pemohon, yaitu suami dan termohonya itu istri; (b)

alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak (Pasal 19 PP Nomor 9 tahun

1975 jo. Pasal 116 KHI). Terhadap Cerai yang diajukan, pengadilan

agama/ Mahkamah Syariyah dapat mengabulkan atau menolak Cerai

tersebut, dan terhadap keputusan tersebutdapat diminta upaya hukum

banding dan kasasi (Pasal 130 KHI). Langkah berikutnya adalah

pemeriksaan oleh pengadilan. Pasal 68 UU Peradilan Agama

menyebutkan:

1. Pemeriksaan Cerai cerai talak dilakukan oleh majelis hakim

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat

Cerai cerai talak didaftarkan di kepaniteraan.

2. Pemeriksaan Cerai cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup.

Selanjutnya Pasal 70 UU Peradilan Agama dan Pasal 16 PP Nomor 9

tahun 1975 menyebutkan:

1. Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak

mungkin lagi didamaikan dan telah cukup alasan perceraian maka

pengadilan menetapkan bahwa Cerai tersebut dikabulkan.

2. Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1),

istri dapat mengajukan banding.

3. Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap,

pengadilan menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak, dengan

memanggil suami dan istri atau wakilnya untuk menghadiri sidang

tersebut.

4. Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa

khususdalam suatu akta otentik untuk mengucapkan ikrar talak,

mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh istri atau kuasanya.

Page 39: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

5. Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut, tetapi tidak

datang menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya, Maka

suami atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya

istri atau walinya.

6. Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan

hari sidang penyaksian ikrar talak tidak datang menghadap sendiri

atau tidak mengirim wakilnya, meskipun telah mendapat panggilan

secara sah atau patut maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut,

dan perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang

sama.

Jika kita perhatikan pula, dalam intruksi Presiden No 1 Tahun 1991

tentang Kompilasi hukum Islam akibat putusnya perkawinan lebih

diperinci yakni akibat cerai talak, cerai gugat khuluk dan lian. Hak

seorang suami untuk menceraikan diatur dalam Pasal 66 sedangkan dalam

Intruksi Presiden RI No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

diatur dalam pasal 129 sampai dengan pasal 131 Oleh karena itu, cerai

talak adalah hak suami menceraikan istri dengan alasan yang cukup

sebagai mana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku. (Sabiq, 2001 :42-43)

Akibat terjadinya cerai talak menurut ketentuan Pasal 149 Intruksi

Presiden RI No 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

dinyatakan sebagai berikut :

1. Bilamana perkawinan putus karena talak maka bekas suami wajib

memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istri baik berupa uang

atau benda kecuali istri tersebut belum pernah dicampuri oleh

suaminya (qobla al dhukul).

2. Suami memberikan nafkah, maskan (tempat tinggal) dan qiswah

(pakaian kepada istri selama masa iddah kecuali istri telah dijatuhi

Talak ba’in atau istri nusyuz (istri durhaka) dan dalam keadaan tidak

hamil.

3. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh

apabila tidak dicampuri (qolla al dhukul) memberikan biaya untuk

anaknya yang belum mencapai 21 tahun.

Page 40: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

C. Akibat Hukum Mantan Istri Karena Gugat Cerai.

Cerai gugat adalah permohonan yang diajukan oleh seorang istri

kepada pengadilan agama dengan maksud untuk bercerai dengan

suaminya yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan. Hal ini

diatur dalam Pasal 156 Inpres RI No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam yang menyebutkan bahwa Anak yang belum mumayyiz

(berusia 12 tahun) berhak mendapatkan dari ibunya kecuali ibunya telah

meninggal dunia maka kedudukannya digantikan oleh :

1. Wanita-wanita dalam garis ke atas dari ibu.

2. Ayah.

3. Wanita-wanita dalam garis ke atas dari ayah

4. Saudari perempuan dari anak yang bersangkutan.

5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu.

6. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah.

Anak yang sudah mumayyiz (berusia 12 tahun) berhak memilih untuk

mendapatkan mumayyiz dari ayah atau ibunya. Ketentuan pasal 156

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang

Kompulasi Hukum Islam menyatakan bahwa jika terjadi talak karena

kehendak istri (gugat cerai) biaya nafkah anak tetap dibebankan kepada

orang tua laki-laki (ayah) sampai anak berusia 21 tahun. Jika diperhatikan

pula ketentuan pasal tersebut dengan tegas mengatur bahwa hak terhadap

anak yang belum mumayyiz (berusia 12 tahun) berada pada mantan isteri,

sedangkan bila anak sudah mumayyiz (berusia 12 tahun) dapat diserahkan

kepada anak tersebut untuk memilih ikut ibu atau ayahnya.

Page 41: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Menurut pendapat ulama cerai gugat itu kedudukannya seperti talak

sedangkan talak yang ditalik kedudukannya seperti talak yang dilakukan

secara langsung. talak itu baik terjadi karena suami atau atas permintaan

istri, statusnya sama saja. Begitu pula setiap putusnya perkawinan yang

bukan disebabkan oleh istri, artinya bersumber dari suami misalnya suami

murtad, li’an.

D. Hak Bagi Anak Pasca Cerai Talak

1. Pengertian Anak

Anak mengandung banyak arti apa lagi bila kata anak diikuti

dengan kata lain misalnya anak turunan, anak kecil, anak sungai, anak

negeri, dan lain sebagainya. (Hilman, 1992: 83) Anak adalah putra

putri kehidupan, masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu anak

memerlukan pembinaan agar dapat berkembang mental dan

spiritualnya secara maksimal. (Imam Jauhari, 2003: 80). Berikut ini

merupakan pengertian anak menurut beberapa peraturan perundang-

undangan yang berlaku Di Indonesia antara lain:

a. Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah

mencapai umum 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur

18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.

Page 42: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

b. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia

dinyatakan bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia di

bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk

anak yang masih dalam kandungan apa bila hal tersebut adalah

demi kepentingannya.

c. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak

dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18

tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

d. Convention On The Rights Of Child (1989) yang telah diratifikasi

pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990

disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun

kebawah.

e. UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia

sampai dengan 18 tahun.

Jadi, Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat

dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18

tahun (0-18 tahun).

Pengertian anak dalam hukum perdata tidak diatur secara

eksplisit Pengertian anak selalu dihubungkan dengan kedewasaan

sedangkan mengenai istilah kedewasaan tidak ada keseragaman

dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (BW)anak belum dewasa adalah

mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan tidak lebih

Page 43: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

dahulu kawin, UU No 1 tahun 1974 tidak lugas mengatur mengenai

kapan seorang digolongkan sebagai anak, Secara tersirat dalam Pasal

6 ayat 2 yang menyatakan bahwa syarat perkawinanbagi seorang

yang belum berumur 21 tahun harus mendapat ijin orang tuanya,

Pasal 7 ayat 1 UU No 1 tahun 1974 menyatakan bahwa minimal usia

anak dapat kawin pria 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Di sisi lain, Pasal 47 ayat 1 UU No 1 tahun 1974 menyatakan

bahwa anak yang belum mencapai 18 tahun atau belum melakukan

pernikahan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama mereka

tidak mencabut kekuasaan orang tuanya. Dalam Inpres RI No 1 tahun

1991 tentang Kompilasi Hukum Islam batas usia dewasa diatur dalam

Pasal 98 ayat 1 dinyatakan bahwa dewasa adalah 21 tahun sepanjang

anak tersebut tidak cacat fisik maupun mental ataupun belum pernah

melakukan perkawinan.

Dalam ajaran Islam, anak adalah amanat Allah kepada kedua

orang tuanya, masyarakat, bangsa dan negara sebagai waris dari

ajaran Islam, anak menerima setiap pengajaran dan mengikuti semua

pengarahan yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu anak perlu

dididik dan diajari dengan kebaikan.

Langkah yang bijaksana pemerintah Indonesia, dilakukan pada

tahun 1979 dengan mengundangkan Undang-Undang No. 4 Tahun

1979 tentang Kesejahteraan Anak. Hak-hak anak meliputi:

a. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan.

b. Hak atas pelayanan.

Page 44: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

c. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan.

d. Hak atas perlindungan lingkungan hidup.

e. Hak mendapatkan pertolongan pertama.

f. Hak untuk memperoleh asuhan.

g. Hak untuk memperoleh bantuan.

h. Hak diberi pelayanan dan asuhan.

i. Hak untuk memeperoleh pelayanan khusus.

j. Hak untuk mendapatkan bantuan dan pelayanan

Sesuai dengan peraturan di atas, Anak berhak atas kesejahteraan,

perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik

dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan

berkembang dengan wajar. Anak berhak atas pelayanan untuk

mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai

dengan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik

anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam

kandungan maupun sesudah dilahirkan. Anak berhak atas

perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan

atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang wajar.

2. Hak Nafkah Anak Pasca Cerai Talak

Dalam pandangan Islam anak adalah titipan Allah SWT kepada

orang tua, masyarakat, bangsa, negara sebagai penerus umat Islam.

Kemajuan umat Islam di masa yang akan datang berada di tangan

anak-anak. Jadi, masalah anak dalam pandangan Al-Qur’an menjadi

tanggung jawab kedua orang tuanya yaitu tanggung jawab syariat

Islam yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berumah tangga,

masyarakat bangsa dan negara sebagai suatu yang wajib. Ketentuan

ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 31 sebagai berikut:

Page 45: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. inilah yang akan memberi rezek ikepada mereka dan

juga kepadamu, sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu

dosa yang amat besar”. (Departemen Agama, 1987: 428-429)

Dalam Al-Qur’an Allah telah memerintahkan bahwa orang tua

wajib memelihara, mengasuh mendidik dan menjaga anaknya

menurut kemampuannya. Disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat

233 sebagai berikut:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.

Dan kewajiban seorang ayah memberi makan dan pakaian

kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak

dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya janganlah

seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan

seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban

demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)

dengan keralaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak

ada dosa ataskeduanya, dan jika kamu ingin anakmu disusukan

oleh orang lain maka tidakada dosa bagimu apabila kamu

memnberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah

Page 46: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

kamu kepada Allah dam ketahuilah bahwa Allah maha melihat

apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 233)

Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam memuat hukum material tentang

perkawinan, kewarisan dan wakaf yang merumuskan secara

sistematis hukum di Indonesia secara konkret, maka untuk itu dalam

hal ini perlu dirujuk mengenai ketentuan-ketentuan dalam Kompilasi

Hukum Islam yang mengatur tentang kewajiban orang tua terhadap

anak.

Pasal 77 Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam menyebutkan: Ayat (1) Suami istri memikul

kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah

mawaddah dan warahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan

masyarakat. Ayat (2) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh

dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan

jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.

Dalam Pasal 80 ayat 4 Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991

tentang Kompilasi Hukum Islam ditegaskan pula bahwa suami

menanggung biaya rumah tangga biaya perawatan dan biaya

pengobatan bagi istri dan anak sesuai dengan kemampuan

penghasilannya. Selanjutnya dalam pasal 81 ditegaskan bahwa suami

wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anak dalam

Pasal 98 tentang pemeliharaan anak, ditegaskan pula bahwa :

Page 47: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

a. Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah

21 tahun sepanjang anak tersebut tidak cacat fisik maupun mental

atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

b. Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan

hukum didalam maupun di luar pengadilan.

c. Pengadilan agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat

yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang

tuanya tidak mampu.

Page 48: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

BAB III

PEMENUHAN HAK MANTAN ISTERI SERTA FAKTOR PENDORONG

DAN PENGHAMBAT PEMENUHAN HAK

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Salatiga

1. Profil Pengadilan Agama Salatiga

Pengadilan Agama sudah ada sejak Islam masuk ke Indonesia.

Pengadilan Agama Salatiga timbul bersama dengan perkembangan

kelompok masyarakat yang beragama Islam di Salatiga dan

Kabupaten Semarang. Pada masa itu masyarakat menyelesaikan

perkara melalui Qodli (hakim) yang diangkat oleh Sultan atau Raja

yang kekuasaannya merupakan tauliyah dari waliyul amri yakni

penguasa tertinggi. Begitu juga pada masa penjajahan Belanda,

masyarakat Islam khususnya Salatiga tetap menyelesaikan perkaranya

kepada hakim.

Kemudian pemerintah kolonial Belanda menerbitkan pasal 134

ayat 2 IS (Indische Staatsregaling) sebagai landasan formil untuk

mengawasi kehidupan masyarakat Islam dibidang peradilan yaitu

Raad Agama dan perselisihan dalam bidang warisan diserahkan

kepada alim ulama. Pengadilan Agama Salatiga pada waktu itu

bertempat di serambi masjid kauman Salatiga dengan ketua dan

hakim anggota diambil dari alumni pondok pesantren.

Setelah kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, Pengadilan

Agama Salatiga berjalan seperti biasanya Pada tahun 1949 ketua

dijabat oleh K. Irsyam yang dibantu 7 orang pegawai dan masih

Page 49: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

bertempat di serambi masjid Al-Atiq Kauman Salatiga, bersebelahan

dengan Kantor Urusan Agama Salatiga yang sama-sama

menggunakan serambi masjid sebagai kantor.

Pada tahun 1951 pengadilan Agama Salatiga pindah kantor dari

serambi masjid Al Atiq Kauman ke kantor di Jalan Diponegoro no. 72

Salatiga sampai tahun pertengahan tahun 2009. Kantor pengadilan

tersebut belum memenuhi standar gedung pengadilan karena

merupakan peninggalan zaman kuno yang ada balai sidangnya dan

gedung tersebut hanya berstatus hak pakai dengan nomor sertifikat

4485507 tanggal 8 Maret 1979.

Mulai tanggal 1 Mei 2009 Kantor Pengadilan Agama Salatiga

pindah di Jalan Lingkar Selatan Dukuh Jagalan Rt 14/05 Cebongan

Tingkir Salatiga yang diketuai oleh Drs. H. Masrukhan, MS. MH.

MH.

2. Kewenangan Pengadilan Agama

Pengadilan Agama dibentuk berdasarkan Staat blaad tahun 1882

no. 152 tentang pembentukan pengadilan agama di Jawa dan Madura.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI KMA No. 76 th 1983

tanggal 10 November 1983 tentang penetapan perubahan wilayah

hukum Pengadilan Agama pasal 5 ayat 4 menyebutkan bahwa

wilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga dikurangi dengan daerah

Kecamatan Gunung Pati, kecuali Desa Kalisidi dan Kaji serta

dikurangi dengan Desa-Desa seperti Pudak Payung, Banyumanik,

Page 50: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Kedawung, Sumur Jurang, Sumur Gunung, Rowosari, Kranas,

Bulusan, Padalangan Mentasih, Jabungan, Mangunharjo dan

Tumbalang dari Kecamatan Ungaran.

Berdasarkan pasal 5 ayat 4 tersebut maka sesuai Lampiran

Keputusan Menteri Agama RI No. 76 Tahun 1983 tanggal 10

Noveember 1983, wilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga adalah

4 kecamatan di wilayah kota Salatiga yaitu Kecamatan Sidorejo,

Kecamatan Sidomukti, Kecamatan Argomulyo, Kecamatan Tingkir

dan 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang yaitu Kecamatan

Bringin, Bancak, Tuntang, Getasan, Tengaran, Susukan, Kaliwungu,

Suruh dan Pabelan.

Kewenangan Pengadilan Agama terdiri dari dua macam

kewenangan yaitu kewenangan absolut dan kewenangan relatif.

a. Kewenangan Relatif

Kewenangan relatif pengadilan Agama dalam perkara

tertentu, terutama dalam perceraian terdapat beberapa ketentuan,

antara lain:

1) Kewarisan

2) Wasiat

3) Hibah

4) Wakaf

5) Shodaqoh

6) Ekonomi syari’ah

7) Pengangkatan anak berdasarkan UU No. 3

tahun 2003

Page 51: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

b. Kewenangan Absolut

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

1) Perkawinan, yang diatur dalam UU perkawinan yang berlaku

antara lain :

a) Izin poligami

b) Izin nikah bagi orang yang dibawah umur dalam hal

orang tua berbeda pendapat

c) Dispensasi kawin

d) Percegahan perkawinan

e) Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat nikah

f) Pembatalan nikah

g) Gugatan nafkah

h) Cerai talak

i) Cerai gugat

j) Gugatan harta bersama

k) Hak perwalian anak

l) Biaya pemeliharaan anak

2) Harta, dalam bagian ini meliputi:

a) Harta bersama

b) Kewarisan

c) Hibah

d) Wasiat

e) Wakaf

f) Shodaqoh

Pengadilan Agama Salatiga membawahi daerah hukum

meliputi seluruh wilayah Kota Madya Salatiga dan beberapa

kecamatan yang secara administrasi termasuk Wilayah

Kabupaten. Wilayah tersebut antara lain:

Page 52: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

1) Wilayah Kota Salatiga yang meliputi beberapa kecamatan

antara lain:

a) Kecamatan Sidorejo

b) Kecamatan Sidomukti

c) Kecamatan Tingkir

d) Kecamatan Argomulyo

2) Kabupaten Semarang yang meliputi beberapa kecamatan,

yaitu:

a) Kecamatan Tuntang

b) Kecamatan Tengaran

c) Kecamatan Susukan

d) Kecamatan Pabelan

e) Kecamatan Suruh

f) Kecamatan Beringin

g) Kecamatan Getasan

Page 53: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Panitera/Sekretaris

Drs. H. Muhadi

Jurusita Penganti Danang Prastyo, S.

Sy. Ria Hakima Surya,. S.H

3. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Pengadilan Agama Salatiga adalah

sebagai berikut:

KETUA Drs. H. Umar Muchlis

Wakil Ketua

Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M

4. Administrasi Berperkara di Pengadilan Agama Salatiga

Wakil Panitera Dra. Farkhah

Jurusita M. Nawal Annaji

Sekretaris Siti Khalimah. S.H

Kasubag Umum Suhardi

Kasubag Kepegawaian

Mir’atul H. SH.I

Kasubag Keuangan Suhardi

PanMud Hukum Mu’asyarotul A.

S.H

PanMud Cerai Handayani. S.H

PanMud Gugatan Z. Fannanie, S.H

Panitera Pengganti

Hj. Wasilatun S.H Mujahidah S.H

Dra. Hj. Siti Zulaikhah

Hakim Drs, M, Syaifudin Zuhri, S.H. Drs. Silachudin Drs. Anwar Rosidi

Hakim Drs. H. Salim, SH., M.H Drs. Moch Rusdi Drs. M. Muslih

Page 54: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Tertib administrasi perkara adalah syarat mutlak yang harus

dilaksanakan oleh semua aparat peradilan agama dalam rangka

mewujudkan peradilan yang mandiri sesuai dengan peraturan yang

berlaku.tugas pokok pengadilan adalah sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 pasal 2 yaitu menerima,

memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan

kepadanya. Tugas-tugas administrasi dilakukan oleh panitera,

meliputi tugas pelaksana administrasi Negara, tugas pendamping

hakim dalam persidangan dan tugas pelaksana putusan/ penetapan

pengadilan serta tugas-tugas kejurusitaan yang lainnya.

Panitera sebagai pelaksana administrasi perkara berkewajiban

mengatur tugas-tugas para pembantunya yaitu wakil panitera dan

panitera muda. Sebagai pendamping majlis hakim dalam persidangan

panitera berkewajiban mencatat jalannya persidangan yang kemudian

dibuat berita acara persidangan. Sebagai pelaksana putusan dan

pelaksana tugas kejurusitaan lainnya, panitera dibantu oleh jurusita

pengadilan agama atau jurusita pengganti.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok pengadilan panitera

menerina perkara yang diajukan ke pengadilan agama untuk diproses

lebih lanjut. Prosedur penerimaan perkara yang diajukan ke

pengadilan agama melalui beberapa meja yang merupakan kelompok

pelaksanan teknis yang harus dilalui oleh suatu perkara di pengadilan

agama mulai dari penerimaan sampai perkara tersebut diselesaikan:

Page 55: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

a. Meja I

Adapun tugas dari meja I ini antara lain :

1) Menerima gugatan, perlawanan, banding, kasasi, peninjauan

kembali, eksekusi, penjelasan dan penaksiran biaya perkara

dan biaya eksekusi.

2) Membuat surat kuasa untuk membayar (SKUM) rangkap tiga

menyerahkan SKUM tersebut kepada calon penggugat atau

pemohon.

3) Menyerahkan kembali surat gugatan atau Cerai kepada calon

penggugat atau pemohon.

4) Menaksir biaya perkara yang kemudian dinyatakan dalam

SKUM.

5) Selain itu meja I berkewajiban memberi penjelasan yang

dianggap perlu dan berkenaan dengan perkara yang diajukan.

Bagian dari meja pertama lainnya adalah kasir yang bertugas

menerima pembayaran uang panjar perkara sebagaimana tersebut

dalam SKUM, dam membukukan dalam buku jurnal. Pemegang

kas menandatangani SKUM, membubuhi nomor urut perkara dan

tanggal penerimaan perkara dalam SKUM dan dalam surat

gugatan atau Cerai. Kemudian mengembalikan surat gugatan atau

Cerai dan SKUM kepada calon penggugat atau pemohon.

b. Meja II

1) Menerima surat gugat atau perlawanan dari calon penggugat/

pelawan sebanyak jumlah tergugat atau terlawan rangkap

dua.

2) Menerima surat pemohon dari calon pemohon sekurang-

kurangnya rangkap dua.

3) Menerima tindasan pertama SKUM dari calon penggugat/

pelawan/ pemohon.

4) Mencatat surat gugatan/ Cerai dalam buku register yang

bersangkutan serta memberi nomor register pada surat

gugatan atau Cerai tersebut.

5) Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatan/ Cerai yang

telah diberi nomor register kepada penggugat atau pemohon.

Page 56: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

6) Surat gugatan atau Cerai yang asli dimasukkan dalam map

khusus meserta tindasan pertama SKUM dan surat-surat yang

berhubungan dengann gugatan yang disampaikan pada Ketua

Pengadilan Agama melalui Panitera.

7) Mendaftar atau mencatat putusan pengadilan dalam semua

buku register yang bersangkutan.

c. Meja III

1) Menyerahkan salinan putusan kepada yang bersangkutan.

2) Menyerahkan salinan penetapan Pengadilan Agama kepada

pihak yang berkepentingan.

3) Menerima memori atau kontra memori banding/ kasasi,

jawaban, tanggapan dan lain-lain.

4) Mempersiapkan berkas

Proses berperkara di Pengadilan Agama Salatiga adalah sebagai

berikut:

a. Penerimaan perkara

Pemohon atau penggugat mengajukan Cerai atau gugatan ke

Pengadilan Agama kemudian petugas dari meja I membuatkan

SKUM untuk penggugat atau pemohon. Selanjutnya penggugat

/pemohon membayar ke kasir sesuai yang tertera pada SKUM. Oleh

petugas meja II perkara tersebut didaftar dan dicatat dalam buku

register perkara, kemudian berkas perkara dilengkapi formulir

penetapan majelis hakim dan disampaikan kepada ketua pengadilan.

Ketua pengadilan menunjuk majelis hakim yang akan menyidangkan

perkara tersebut. Majelis hakim yang ditunjuk menetapkan hari

sidang dan memerintahkan jurusita untuk memanggil pihak-pihak

yang berperkara menghadap di persidangan.

b. Pemeriksaan perkara

Page 57: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Di dalam pemeriksaan perkara tentunya bukan hanya satu atau

dua kali dalam melaksanakan persidangan, akan tetapi terdapat enam

persidangan yaitu:

1) Sidang I

Pada sidang pertama ini majelis hakim membuka persidangan

dan diperintahkan kepada kedua belah pihak berperkara

menghadap persidangan. Jika penggugat tidah hadir di

persidangan majelis dapat memerintahkan untuk memanggil

kembali penggugat, demikian juga jika tergugat tidak datang

menghadap. Setelah kedua belah pihak hadir, majelis

mengupayakan perdamaian melalui mediasi dengan didampingi

oleh hakim mediator.

2) Sidang II

Apabila upaya mediasi berhasil, maka perkata telah selesai

baik dengan dicabut atau dengan tercapainya perdamaian. Namun

jika upaya damai gagal, maka dilanjutkan sidang kedua (untuk

perkara perceraian, terlebih dahulu majelis menyatakan sidang

tertutup untuk umum), dengan agenda penbacaan gugatan dari

pihak penggugat.

3) Sidang III

Page 58: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Dalam sidang ketiga ini diagendakan untuk pembacaan

jawaban dari tergugat atas surat gugatan penggugat. Jawaban

dapat diberikan secara lisan.

4) Sidang IV

Kemudian sidang dilanjutkan dengan agenda tanggapan oleh

penggugat (replik) dan terhadap tanggapan dari penggugat,

tergugat dapat memberikan tanggapan balik yang disebut Duplik.

5) Sidang V

Setelah tanggapan yang disampaikan kedua belah pihak,

maka sidag selanjutnya adalah pembuktian, baik berupa surat,

saksi, pengakuan, sumpah dan persangkaan

6) Sidang VI

Setelah pembuktian selesai maka kedua belah pihak diberikan

kesempatan untuk membuat kesimpulan. Dan majlis

bermusyawarah untuk mengambil putusan yang akan diberikan

kepada para pihak.

7) Penyelesaian perkara

Setelah putusan diberikan oleh majlis hakim, untuk

perceraian, para pihak dapat menyelesaikan perkara administrasi

dengan mengambil salinan putusan dan akta cerai yang telah

disiapkan oleh petugas.

Terhadap putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap, dapat diajukan Cerai penyelesaian perkara atau pelaksanaan

Page 59: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

putusan (eksekusi) apabila pihak-pihak yang dikalahkan tidak

mau melaksanakan isi putusan secara suka rela. Cerai eksekusi

diajukan oleh pemohon kepada pengadilan setelah dibayarkan

biaya eksekusi, selanjutnya ketua pengadilan membuat ketetapan

eksekusi. Sebelum eksekusi dilakukan kepada termohon eksekusi

dilakukan anmaning (tegoran) sebanyak dua kali agar tereksekusi

terlebih dahulu mau melaksanakan isi putusan secara sukarela.

Jika tereksekusi tetap tidak mau melaksanakan putusan maka juru

sita melakukan ekseksi secara paksa. Memaksa tereksekusi

melaksanakan isi putusan tersebut sesuai dengan bunyi amar

putusan.

5. Perkara Yang Diputus Pada Pengadilan Agama Salatiga

Jumlah perkara yang masuk di Pengadilan Agama Salatiga

mengalami penurunan dari tahun 2015-2016. Pada tahun 2015 data

perkara yang masuk sebanyak 1870, sementara data yang ada di tahun

2016 sebanyak 1790. Jumlah data perkara cerai talak dari tahun 2015

sampai 2016 sebanyak 747. Sedangkan jumlah data perkara cerai

gugat sebanyak 1893.

B. Temuan Penelitian

Page 60: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Setelah peneliti melakukan observasi lapangan kemudian didapatkan

temuan–temuan penelitian berkenaan dengan profil mantan isteri dan

upaya yang telah dilakukan oleh mantan isteri untuk meminta pemenuhan

hak-hak mereka setelah putusan talak memperoleh kekuatan hukum tetap:

1. Profil Pelaku Cerai Talak

Berikut ini adalah daftar keluarga cerai talak:

a. Sherly Susanti

Sherly Susanti binti Jamiri Hasan dan suaminya Nur Yasin

bin Marmin melangsungkan perkawinan pada tanggal 7 Mei 2005

dan dicatat Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Dalam perkawinan

tersebut Sherly dan suaminya tinggal di kediaman suaminya di

Dusun Tempel RT 25 RW 06 Desa Plumbon Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang dan dikaruniai dua orang anak. Awal mula

perkawinan mereka berjalan harmonis, Nur Yasin memenuhi

nafkah keluarga dengan bekerja sebagai tukang mebel sedangkan

Sherly hanya mengurus rumah tangga dan kedua anaknya.

Namun terjadi pertikaian sejak bulan Juni 2012, karena

permasalahan kesulitan ekonomi kemudian mereka berpisah. Nur

Yasin memulangakan Sherly di rumah orangtuanya. Selama 3

tahun 9 bulan dan tidak pernah rukun kembali, sehingga pada 7

Maret 2016 Nur Yasin (36 tahun) mengajukan talak kepada

Pengadilan Agama Salatiga.

Page 61: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

b. Budi Rahayu, S.Pd binti Ngatimin

Tercatat pada tanggal 02 Juni 2013 Budi Rahayu

melangsungkan perkawinan dengan Supriyanto bin Yusmin di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Setelah pernikahan tersebut Budi Rahayu bertempat tinggal di

rumah milik sendiri di Kalegen Kidul Desa Dersan Sari dengan

Supriyanto bekerja sebagai Wiraswasta. Selama kurang lebih tiga

tahun sepuluh bulan perkawinan Supriyanto dan Rahayu telah

hidup rukun sebagai mana layaknya suami istri dan dikaruniai

satu orang anak yang lahir 06 Mei 2014.

Sejak bulan Februari 2014 ketenteraman rumah tangga Budi

Rahayu dengan suaminya mulai goyah, pertikaian mereka terjadi

disebabkan karena Budi Rahayu tidak mengerti keinginan

Supriyanto yang ingin mengembangkan usahanya. Mereka

berbeda pendapat, Supriyanto berkeinginan untuk wirausaha

sedangkan Budi menghendaki suaminya untuk bekerja sebagai

karyawan. Karena permasalahan tersebut tidak dapat

terselesaikan maka Supriyanto memulangkan Budi ke rumah

orangtuanya di Dusun Dersan Kulon Desa Dersansari dan pada

tanggal 21 Maret 2016 mengajukan gugatan talak kepada

Pengadilan Agama Salatiga.

c. Sri Wulandari Binti Tri Warno

Page 62: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Sri Wulandari binti Tri Warno dan Supriyono bin Djuri

melangsungkan pernikahan pada tanggal 27 Desember 2008

yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Setelah

pernikahan tersebut Sri Wulandari dan Supriyono bertempat

tinggal di Desa Ngemplak RT 03 RW 09 Kelurahan Kumpulrejo

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Perkawinan mereka

berjalan dengan harmonis dengan dikaruniai seorang anak. Dalam

memenuhi kebutuhan keluarga Supriyono bekerja sebagai buruh

di pabrik sedangkan Sri Wulandari berwiraswasta membuka

sebuah warung. Setelah beberapa tahun perkawinan mereka

membangun sebuah rumah sehingga tidak lagi tinggal dengan

orangtua.

Pertikaian mulai terjadi sejak bulan September 2015, menurut

data yang diperoleh peneliti pertikaian mereka disebabkan karena

permasalahan ekonomi. Semakin lama percekcokan yang terjadi

tidak kunjung reda maka pada 2 Desember 2016 Supriyono

mengajukan cerai atas isterinya kepada pengadilan Agama

Salatiga.

d. Sri Darmini binti Muhamad Amin

Page 63: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Sri Darmini binti Muhammad Amin dan Waris bin Tarbi

merupakan pasangan yang menikah pada 04 Desember 2008 dan

dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Getasan. Mereka melangsungkan perkawinan ketika

Sri berumur 15 tahun dan Waris berumur 19 tahun. Perkawinan

mereka tergolong perkawinan dini, karena di lingkungan mereka

perkawinan dini merupakan hal yang biasa terjadi.

Sri dan Waris keduanya merupakan seorang muslim. Latar

belakang pendidikan mereka sama-sama hanya sampai Sekolah

Dasar (SD). Sri dan Waris merupakan anak dari seorang petani

yang menjadikan mereka sekolah hanya sampai tingkat SD. Hal

tersebut terjadi karena bagi orangtua mereka pendidikan tidak

begitu penting.

Kehidupan rumah tangga mereka dalam keadaan rukun dan

tenteram. Setelah menikah mereka tinggal di rumah orangtua

Waris di Dusun Magersari RT.12 RW.02 Desa Sumogawe

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Profesi mereka sehari-

hari adalah sebagai petani. Mereka bercock tanam di ladang yang

merupakan pemberian orangtua mereka masing-masing.

Pada akhir 2014 rumah tangga mereka mulai goyah dan

diwarnai pertengkaran. Terkadang hanya masalah kecil yang

diperdebatkan, sehingga berakhir dengan pertengkaran. Menurut

hasil wawancara yang peneliti lakukan, latar belakang terjadinya

Page 64: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

pertengkaran adalah masalah ekonomi. Karena percekcokan

mereka yang berkepanjangan dan tidak dapat diselesaikan pada

bulan Maret 2017 Waris mengajukan talak atas isterinya kepada

Pengadilan Agama Salatiga.

e. Sakdiah binti Darsi

Sakdiah binti Darsi dan Minoto bin Kartarejo merupakan

pasangan yang melakukan itsbat nikah pada 28 Juli 2015 dan

dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Suruh. Latar belakang pendidikan Sakdiyah dan

suaminya adalah hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD),

selain faktor kurangnya kesadaran pendidikan pada masa muda

mereka masih jarang orang bersekolah. Dalam perkawinan

mereka di karuniai tiga orang anak.

Kehidupan rumah tangga mereka rukun dan harmonis, dalam

memenuhi kebutuhan mereka berprofesi sebagai buruh dengan

penghasilan yang pas-pasan. Dari data yang diperoleh peneliti

puncak pertikaian yang terjadi antara mereka dimulai sejak akhir

2015. Permasalahannya dipicu karena ekonomi keluarga. Namun

sebenarnya dari kedua belah pihak sebenarnya dari sejak awal

perkawinan mereka merasa tidak ada kecocokan pandangn hidup.

Maka pada 3 Juli 2016 Minoto mengajukan cerai talak atas

isterinya kepada Pengadilan Agama Salatiga.

f. Siti Nur Azizah binti Suwino

Page 65: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Siti Nur Azizah bin Suwino dan Domiri bin Yusro

merupakan pasangan suami isteri yang menikah pada 28 Maret

2006 yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Setelah

perkawinan terjadi Domiri membawa serta isterinya di

kediamannya di Dusun Kuncir RT 04 RW 02 Desa Nyemoh,

Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang. Latar belakang

kehidupan Siti adalah SMA sedangkan Domiri hanya sampai

jenjang SMP.

Pada awal kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan

harmonis sebagaimana mestinya. Mereka dikaruniai dua orang

anak yang berumur 9 tahun dan 5 tahun. Untuk mencukupi

kebutuhan mereka Domiri berprofesi sebagai Karyawan di

sebuah pabrik, sementara Siti hanya mengurus rumah tangga.

Pertikaian mereka mulai muncul pada awal tahun 2015, yang

menurut data hasil penelitian adalah karena kesulitan ekonomi,

anak-anak mereka tumbuh semakin besar dan Siti sendiri terlalu

banyak menuntut kepada suaminya. Menghadapi permasalahan

tersebut Domiri merasa tidak sanggup sehingga pada tanggal 1

Desember 2016 Domiri mengajukan Cerai talak kepada

Pengadilan Agama Salatiga.

g. Nur Aini binti Dairobi

Page 66: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Nur Aini bin Daerobi dan Prasojo merupakan pasangan

suami isteri yang menikah pada 19 Nopember 1996 yang

dicatatkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ungaran. Pada

saat menikah Nur Aini masih berusia 21 tahun sedangkan Prasojo

berusia 24 tahun.

Sejak awal perkawinan mereka berdomisili di kediaman

Prasojo di Dusun Kaligandu RT 11 RW 03 Desa Klero

Kecamatan Tengaran. Dalam perkawinan mereka dikaruniai 3

orang anak. Prasojo hanya berprofesi sebagai buruh yang tidak

tentu penghasilannya sedangkan Nur Aini mengurus rumah

tangga kadang sesekali membantu suaminya dengan bekerja

membantu di rumah tetangganya.

Pertikaian mereka terjadi sejak bulan Agustus tahun 2014,

menurut data peneliti pertikaian mereka terjadi karena

permasalahan ekonomi. Puncaknya pada tahun 2015, Prasojo

mengembalikan Nur Aini di rumah orang tuanya di Dusun

Randusari. Pada tanggal 17 Juli 2015 Prasojo mengajukan cerai

talak kepada Pengadilan Agama Salatiga.

h. Ari Rahmawati binti Supangat

Ari Rahmawati binti Supangat dan Askowi bin Dalimin

merupakan pasangan suami isteri yang menikah pada 23 Juli

2010 yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Page 67: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Urusan Agama Kecamatan Suruh. Pada saat perkawinan mereka

Ari berusia 20 tahun sedangkan Askowi 21 tahun. Pendidikan

terakhir mereka hanya sampai pada tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP), hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi

keluarga mereka.

Pada masa awal perkawinan mereka berjalan dengan

harmonis. Mereka dikaruniai satu orang anak yang lahir pada 16

Agustus 2011 dan sekarang masih kelas 1 SD. Pekerjaan sehari-

hari Askowi hanya sebagai buruh sedangkan Ari mengurus

keluarga dan anaknya. Pertikaian mereka terjadi sejak Maret

2015, menurut data yang diperoleh peneliti, Ari mendapat

bujukan dari keluarganya untuk bercerai dengan suaminya. Sejak

awal perkawinan mereka keluarga Ari tidak menyukai Askowi

sebab menurut mereka Askowi merupakan pemuda yang tidak

mempunyai perangai baik. Tidak tahan dengan perlakuan

keluarga Ari kemudian Askowi mengajukan Cerai talak atas Ari

kepada Pengadilan Agama Salatiga pada tanggal 6 Januari 2016.

i. Lailatul Lafifah binti Yarmin

Lailatul Lafifah binti Yarmin dan Nur Jahidin bin Dasmin

merupakan pasangan suami isteri yang melangsungkan

perkawinan pada tanggal 4 Januari 1998. Perkawinan mereka

dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Usia Laila pada saat

Page 68: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

menikah baru berumur 16 tahun sedangkan Nur Jahidin berumur

20 tahun. Setelah perkawinan mereka berlangsung, mereka

tinggal di kediaman Laila di Dusun Jambe RT 03 RW 05 Desa

Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pendidikan

terakhir mereka hanya sampai pada tingkat MI dan SMP.

j. Anna Nur Annisa binti Murtadlo

Anna Nur Annisa binti Murtadlo dan Mulyoto bin Suparmo

merupakan pasangan suami isteri yang melangsungkan

perkawinan pada tanggal 18 Agustus 2014. Perkawinan mereka

dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Usia Anna pada saat

menikah baru berumur 20 tahun sedangkan Mulyoto 29 tahun.

Setelah perkawinan mereka berlangsung, mereka tinggal di

kediaman Mulyoto di Dusun Krajan RT 03 RW 01 Desa Gunung

Tumpeng, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pendidikan

terakhir mereka hanya sampai pada tingkat SMP, sebab orangtua

mereka tidak mempunyai biaya yang cukup untuk ke jenjang

yang lebih tinggi. Anna sebelum menikah bekerja menjadi buruh

di pabrik namun setelah menikah Mulyoto menyuruh untuk

berhenti.

Berdasarkan hasil wawancara penulis menemukan bahwa

sejak 6 bulan perkawinan terjadi percekcokan, bahkan hanya

Page 69: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

karena masalah kecil. Hal ini terjadi karena perkawinan mereka

terjadi karena paksaan dari orangtua. Sedangkan menurut

pengakuan Mulyoto, Anna memiliki teman dekat lain. Mulyoto

sakit hati dengan perlakuan Anna sehingga pada tanggal 5

Oktober 2015 Mulyoto mengajukan cerai talak kepada

Pengadilan Agama Salatiga.

2. Pemenuhan Hak Pasca Cerai talak

Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab sebelumnya

mengenai kewajiban-kewajiban yang perlu dilakukan oleh mantan

suami kepada mantan isteri yang meliputi hak mut’ah, nafkah iddah,

nafkah madliyah dan hak nafkah hadhanah. Hak-hak tersebut harus

dipenuhi sesuai ketentuan atau keputusan Majelis Hakim. Dari hasil

penelitian terdapat beberapa kasus bahwa pemenuhan hak anak pasca

Cerai talak yang dialami tentunya sangat bervariasi, pasalnya setelah

penelitian dilakukan terdapat mantan suami yang benar-benar

memenuhi hak bagi mantan isterinya. Terdapat pula kasus yang sama

sekali tidak memberikan Hadhanah bagi anaknya, hal ini sangatlah

bertolak belakang dengan hukum yang berlaku. Adapun upaya yang

dilakukan oleh mantan isteri untuk memperjuangkan hak-hak tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Serly binti Jamiri

Page 70: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Dalam putusan ikatan perkawinan antara Serly binti Jamiri

dan Suaminya tidak memutuskan untuk membebankan Mut’ah,

nafkah iddah dan hadhanah. Namun hal ini merupakan hak isteri

yang harusnya diberikan oleh suaminya. Berkaitan dengan biaya

mut’ah mantan suami Serly memberikan sejumlah uang sesuai

dengan kesepakatan mereka. Sebab Serly sendiri mengerti

keadaan ekonomi suaminya. Selama masa iddah Suami Serly

tidak memberikan nafkah apapun baik tempat tinggal maupun

perlengkapan hidup.

Berkaitan dengan pemenuhan hak anak yang terjadi dari

kasus yang dialami oleh Serly binti Jamiri, setelah cerai talak

yang diputuskan oleh hakim yang mengabulkan permohonan

untuk menghidupi dan membiayai kehidupan anaknya dengan

cara mantan suami selalu mengirim uang kepada orang tua yang

mengasuh anak tersebut yaitu mantan istri dan mantan

mertuanya.

Pada intinya, walaupun mantan suami sudah bekerja di

Jakarta dan tidak pernah bertemu dengan anaknya yang diasuh

oleh mantan istrinya tetapi dia selalu memberi nafkah materi.

Informasi tersebut didapatkan oleh peneliti langsung dari orang

tua Serly dan Serly sendiri (wawancara Rabu, 13 September

2017, pukul 19.00 WIB).

b. Budi Rahayu

Page 71: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Setelah putusan pengadilan menetapkan putusan cerai,

Supriyanto selaku mantan suami tidak memberikan hak mut’ah

sebagaimana diputuskan dalam putusan pengadilan, hal ini terjadi

karena keterbatasan ekonomi Supriyanto. Selama masa iddah

Budi Rahayu bersama tinggal bersama orangtuanya di Dusun

Dersan Kulon. Jadi, menurut data yang diperoleh peneliti Budi

Rahayu tidak mendapat maskan maupun kiswah.

Ketika perkawinan Budi Rahayu dan suaminya akad nikah

dilaksanakan dengan mahar yang dibayar secara tunai sehingga

tidak memiliki kewajiban untuk melunasinya. Keluarga sadar

bahwa inti dari sahnya perkawinan bukanlah banyaknya mahar

tetapi sah menurut hukum Allah. Anak dari hasil perkawinan

mereka sekarang tinggal bersama dengan Budi, namun sebagai

orangtua Supriyanto bertanggung jawab memberikan biaya

nafkah sebanyak 500.000 perbulan. Akan tetapi pemberian

nafkah tersebut hanya berlangsung delapan bulan saja, artinya

Supriyanto hanya memberikan satu juta dua ratus ribu saja

kepada anaknya. Hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang sudah

diputuskan oleh majlis hakim. Budi Rahayu hanya

mengikhalaskan dengan apa yang diberikan oleh mantan suami

walaupun hanya satu juta dua ratus ribu. Artinya tidak ada upaya

yang dilakukan mantan istri untuk mendapatkan hak anaknya

pasca Cerai talak.

Page 72: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

c. Sri Wulandari

Setelah terjadinya perceraian antara Sri Wulandari dan

Supriyono, Sri mendapatkan mut’ah sesuai dengan kesepakatan

mereka berdua dan kemampuan mantan suaminya. Selama masa

iddah, Sri meninggalkan rumah yang mereka bangun bersama

suaminya di Dusun Ngemplak ke rumah orangtua kandungnya di

Grombol dengan membawa serta anak. Mantan suami Sri

memberikan nafkah selama masa iddah kepada Sri.

Jatuhnya hak hadhanah kepada Sri karena anak yang masih

di bawah umur. Pada mulanya Supriyono memberikan biaya

nafkah anak sebesar 500 ribu rupiah. Namun hanya berjalan

selama 7 bulan, Supriyono tidak lagi menafkahi anaknya.

Pekerjaan Sri Wulandari yang hanya wiraswasta tidak dapat

mencukupi kebutuhan anaknya tanpa kewajiban nafkah dari

mantan suaminya. Sebagaimana undang-undang yang

membebankan nafkah anak kepada kedua orangtua. Sri

Wulandari kemudian mendatangi tempat kediaman Supriono di

Dusun Ngemplak, Kumpulrejo untuk meminta hak anaknya.

d. Sri Darmini

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, pasca

putusnya perkawinan Sri Darmini, mantan suami Sri tidak

memberikan Sri Darmini mut’ah sebagiamana mestinya. Hal ini

terjadi karena ketidak tahuan mereka tentang biaya mut’ah isteri.

Page 73: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Selama masa iddah Sri kembali ke rumah orangtuanya dengan

membawa serta anak mereka. Namun Waris sama sekali tidak

memberikan biaya penghidupan untuk Sri.

Anak dari hasil perkawinan Sri dan mantan suaminya kini

berada dalam pengasuhan Sri sebab usianya yang masih di bawah

umur. Waris sebagai orangtua laki-laki tidak pernah memberikan

nafkah untuk anak karena keterbatasan ekonomi Waris yang

hanya sebagai seorang petani lahan.

e. Sakdiyah binti Darsi

Pasca putusnya perkawinan Sakdiyah dengan suaminya yang

membebankan biaya mut’ah kepada Minoto hal itu tidak

dilaksakannya sesuai dengan putusan pengadilan. Selama masa

iddah pun Sakdiyah tidak mendapatkan biaya baik maskan

maupun kiswah. Sakdiyah kini kembali ke rumah orangtuanya di

Dusun Pandean Kecamatan Suruh dengan anak terakhirnya yang

masih di bawah umur.

Hak asuh anak jatuh kepada ibunya namun karena pekerjaan

Sakdiyah yang bekerja sebagai buruh anaknya kemudian diasuh

oleh neneknya. Biaya nafkah yang seharusnya kewajiban dari

mantan suaminya tidak diperoleh. Sakdiyah sudah berusaha

beberapa kali mendatangi tempat kediaman mantan suaminya

namun tidak ada respon.

f. Siti Nur Azizah binti Suwino

Page 74: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Pasca putusnya perkawinan Siti Nur Azizah dengan suaminya

yang membebankan biaya mut’ah kepada Domiri hal itu tidak

dilaksakannya sesuai dengan putusan pengadilan. Selama masa

iddah pun Siti Nur Azizah tidak mendapatkan biaya baik maskan

maupun kiswah. Siti kini kembali ke rumah orangtuanya di

Dusun Geyongan.

Hak asuh anak jatuh ke tangan ibunya. Berdasarkan data

yang diperoleh oleh peneliti biaya nafkah anak untuk sementara

dibiayai oleh Siti Nur Azizah sendiri, karena mantan suaminya,

Domiri bin Yusro tidak memberikan nafkah untuk anaknya. Siti

Nur Azizah beberapa kali mendatangi kediaman Domiri namun

Domiri tidak juga memberikan biaya untuk anaknya.

g. Nur Aini

Setelah terjadinya perceraian antara Nur dan Prasojo, Sri

mendapatkan mut’ah sesuai dengan kesepakatan mereka berdua

dan kemampuan mantan suaminya. Selama masa iddah, Nur

meninggalkan rumah suaminya di Dusun Kaligandu ke rumah

orangtua kandungnya di Dusun Randusari dengan membawa

serta anak. Mantan suami Nur sama sekali tidak memberikan

nafkah selama masa iddah kepada Nur.

Cerai talak yang terjadi antara Nur Aini dan mantan

suaminya Prasojo memutuskan bahwa hak anak menjadi

tanggung jawab ibunya. Untuk biaya nafkah ditanggung oleh

Page 75: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

kedua belah pihak, sedangkan mantan suaminya Prasojo

memberikan nafkah hanya sebesar 250 ribu rupiah setiap

bulannya. Jika digunakan untuk biaya anak satu bulan sangat

tidak cukup. Nur Aini sudah beberapa kali meminta kenaikan

biaya nafkah dari Prasojo namun karena keadaan ekonominya

yang tidak memungkinkan hal itu tidak dapat dilakukan.

h. Ari Rahmawati

Cerai talak antara Ari Rahmawati binti Supangat dan Askowi

dibacakan membebankan biaya mut’ah sesuai dengan

kesepakatan mereka, hal itu sudah dilaksakan oleh Askowi.

Selama masa iddah Ari tinggal bersama orangtuanya dengan

membawa serta anak mereka. Askowi juga sama sekali tidak

pernah memberikan nafkah iddah, selama masa tunggu tersebut.

Hak asuh anak kepada Ari Rahmawati. Biaya nafkah untuk

anak seharusnya menurut putusan pengadilan adalah menjadi

tanggungj awab kedua orangtua. Pekerjaan kedua orangtuanya

yang hanya sebagai buruh swasta tidak memungkinkan untuk

mencukupi. Nafkah yang diberikan dari pihak Askowi hanya

sebesar 300 ribu rupiah. Dan untuk sementara orangtua Ari

Rahmawati (ibu) ikut membantu biaya kebutuhan anak tersebut.

i. Lailatul Lafifah

Pasca diikrarkannya akta talak No. 0881/Pdt.G/2015 yang

memutusakan hubungan perkawinan antara Lailatu Lafifah dan

Page 76: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Nur Jahidin, Laila memperoleh biaya nafkah mut’ah sebagaimana

mestinya. Namun selama masa iddah Nur Jahidin tidak

memberikan baik untuk biaya maskan maupun kiswah. Nur

Jahidin kemudian kembali ke tempat tinggal asalnya di Dusun

Jambe yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal mereka

selama menikah. Selama perkawinan Laila dan suaminya

bertempat tinggal di kediaman Laila.

Perceraian antara Lailatul Lafifah dan suaminya memutuskan

jatuh hak asuh anak kepada ibu. Lailatul Lafifah yang dahulu

tidak bekerja sekarang harus menjadi buruh pabrik untuk

kebutuhan nafkah anaknya. Masing-masing dari Lailatul Lafilah

maupun Nur Jahidin sama-sama menyadari bahwa anak masih

menjadi tanggung jawab mereka meskipun sudah terjadi talak.

Jadi setelah putusan Cerai sampai saat ini biaya kebutuhan anak

ditanggung oleh mereka berdua. Tempat tinggal mereka yang

dekat juga masih memudahkan anak untuk bertemu kedua

orangtuanya.

j. Anna Nur Annisa

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, Pasca Cerai

talak Anna dengan mantan suaminya, Anna memperoleh nafkah

mut’ah sebagiamana mestinya. Namun selama masa iddah

mantan suami Anna tidak memberikan nafkah baik maskan

Page 77: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

maupun kiswah. Sebab mantan suami Anna masih merasa sakit

hati selama perkawinannya dengan Anna.

Putusnya perkawinan antara Anna Nur Annisa dan suaminya

memutuskan bahwa biaya nafkah menjadi tanggung jawab kedua

pihak meskipun hak asuh anak jatuh kepada ibu. Sejak awal

suaminya tidak pernah memberikan nafkah kepada Anna maupun

anaknya. Alasan perpisahan yang terjadi pada mereka

dikarenakan terjadi perselisihan, bahkan sampai saat ini tidak

pernah berkomunikasi dengan baik.

3. Faktor pendorong dan penghambat pemenuhan hak isteri

Faktor-faktor yang menghambat mantan suami untuk memenuhi hak

mantan isteri diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Persoalan biaya nafkah setelah terjadinya Cerai talak merupakan

masalah yang sangat penting untuk menjamin masa depan anak-anak

yang dilahirkan dalam perkawinan. Mereka tidak tahu menahu dan

tidak bersalah atas kondisi orang tuanya. Jika diperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia maupun hukum Islam

serta beberapa ketentuan tradisi adat di Indonesia mengatur bahwa

tanggung jawab tentang biaya nafkah anak setelah terjadinya talak

pada prinsipnya membebankan kepada orang tua laki. Dan apabila

dikaitkan dengan keadaan dan kondisi masyarakat Indonesia,

seharusnya mantan suami yang bertanggung jawab dalam

Page 78: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

memberikan biaya naf kah kepada keluarga karena pada umumnya

kaum lelakilah yang bekerja. Seandainya dijumpai istri atau ibu yang

bekerja, hal tersebut tidak lain adalah untuk menunjang kehidupan

ekonomi keluarga, bukan merupakan tanggung jawab. Mengingat

bahwa mantan suami yang lazimnya mencari nafkah, maka biaya

anak setelah terjadi Cerai talak adalah merupakan tanggung jawab

mantan suami

Dari data yang diperoleh, jelas menunjukkan bahwa sebagian

besar mantan suami tidak melakukan kewajibannya memenuhi nafkah

anak maupun isteri. Adapun yang menjadi penyebab tidak

memberikan hak mantan isteri oleh mantan suami sangat ditentukan

oleh berbagai faktor. Bahwa mantan suami sama sekali tidak

memberikan biaya nafkah isteri dan anak, salah satu penyebabnya

adalah karena mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap, dimana

mantan suami kebanyakan berpenghasilan kecil. Dengan penghasilan

yang kecil apalagi tidak mempunyai pekerjaan tetap, dapatlah

difahami jika mantan suami tidak pernah memberikan hak nafkah .

Dari 10 pelaku, lima diantaranya terjadi karena alasan ekonomi,

Sri Darmini, Sakdiyah, Siti Nur Azizah, Nur Aini dan Ari. Yang

terjadi pada Sri Darmini mantan suaminya hanya memberikan nafkah

selama enam bulan saja. Sedangkan Sri Darmini hanya bekerja

sebagai buruh. Sakdiyah mantan suaminya tidak memberi nafkah

sama sekali sejak putusnya Cerai talak. Padahal pekerjaan Sakdiyah

Page 79: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

hanya sebagai buruh, hal ini memuat Sakdiyah kesulitan untuk

membiayai kehidupan mereka. Orangtua Sakdiyah yang merasa

kasihan turut serta membantu permasalahan ekonomi yang dialami

Sakdiyah demi masa depan anaknya di kemudian hari.

Permasalahan ini dialami pula oleh Siti Nur Azizah mantan

suaminya sama sekali tidak memberikan nafkah karena tidak

mempunyai penghasilan yang tetap. Siti Nur Azizah pun tidak

berusaha untuk meminta kepada suaminya karena sejak awal

perkawinan mereka mengalami kesulitan. Suami Azizah yang tidak

mempunyai pekerjaan tetap sedangkan Azizah sendiri tidak bekerja.

Talak yang terjadi antara mereka disebabkan permasalahan ekonomi

yang tidak dapat diselesaikan. Sehingga setelah berpisah Siti Nur

Azizah terpaksa bekerja untuk menghidupi anaknya.

Nur Aini dan mantan suaminya Prasojo memutuskan bahwa hak

anak menjadi tanggung jawab ibunya. Untuk biaya nafkah ditanggung

oleh kedua belah pihak, sedangkan mantan suaminya Prasojo

memberikan nafkah hanya sebesar 250 ribu rupiah setiap bulannya.

Jika digunakan untuk biaya anak satu bulan sangat tidak cukup. Nur

aini sudah beberapa kali meminta kenaikan biaya nafkah dari Prasojo

namun karena keadaan ekonominya yang tidak memungkinkan hal itu

tidak dapat dilakukan.

Pasangan Ari rahmawati binti Supangat dan Askowi menjatuhkan

hak asuh anak kepada Ari Rahmawati. Biaya nafkah untuk anak

Page 80: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

seharusnya menurut putusan pengadilan adalah menjadi

tanggungjawab kedua orangtua. Pekerjaan kedua orangtuanya yang

hanya sebagai buruh swasta tidak memungkinkan untuk mencukupi.

Nafkah yang diberikan dari pihak Askowi hanya sebesar 300 ribu

rupiah. Dan untuk sementara orangtua Ari Rahmawati (ibu) ikut

membantu biaya kebutuhan anak tersebut.

2. Faktor Menikah Lagi

Pasca diputuskannya Cerai talak, baik mantan suami maupun

mantan isteri berhak untuk menikah lagi. Jika pihak-pihak telah

menikah lagi, persoalan anak-anak yang dilahirkan dalam perkawinan

sebelumnya menjadi sangat penting untuk menjamin terutama

mengenai biaya nafkah. Meskipun hak mantan isteri dan anak

misalnya telah dijamin dalam putusan Pengadilan Agama yang

memutus Cerai talak keduanya, akan tetapi dalam hal mantan suami

telah menikah lagi, maka akan sangat sulit bagi mantan suami

tersebut untuk tetap memberikan biaya nafkah, kecuali mantan suami

tersebut sangat berkecukupan secara finansial

Bagi mantan suami dan mantan isteri setelah putusan terjadi

memungkinkan bagi keduanya untuk menikah lagi. Jika mantan

suami menikah lagi, Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh

terhadap keadaan finansialnya, dimana ia harus membiayai

keluarganya yang baru. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pula

Page 81: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

terhadap perhatian mantan suami dalam memberikan biaya nafkah.

Karena mantan suami harus membiayai keluarganya yang baru, ia

menjadi kurang atau tidak mampu lagi untuk memberikan biaya

nafkah.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa salah satu faktor

tidak memberi nafkah adalah oleh sebab-sebab lain, dijumpai adanya

pengakuan yang mengatakan bahwa tidak dipenuhinya hak nafkah

disebabkan mantan suami telah menikah lagi dan mempunyai

keluarga yang baru dan membutuhkan biaya nafkah pula untuk

membiayai keluarganya yang baru. Dalam hal ini, mantan suami

sangat sulit untuk menyisihkan penghasilannya untuk guna

memberikan biaya nafkah.

Meskipun dalam hal ini tentunya faktor mantan suami telah

menikah lagi yang lebih dominan, namun faktor ini sangat berkaitan

erat dengan faktor ekonomi). Jadi faktor telah menikah lagi ini sangat

berkorelasi dengan faktor ekonomi, bahwa tidak diberikannya biaya

nafkah oleh mantan suami disebabkan istri baru tidak mengijinkan

untuk memberikan biaya nafkah mantan isteri. sehingga mantan

suami tidak lagi menjalankan kewajibannya sebagaimana telah

diputus oleh Pengadilan Agama.

Pada kasus yang terjadi pada Sri Wulandari, mantan suaminya

tidak memberikan nafkah setelah menikah dengan seorang janda.

Namun penyebab tidak diberikannya nafkah Sri Wulandari bukan

Page 82: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

karena ketidak mampuan dari mantan suaminya tetapi akibat adanya

isteri baru yang tidak menyadari akan kewajiban yang masih melekat

pada suaminya. Yang dapat dijadikan alasan lain adalah adanya anak

meskipun sebenarnya mereka mampu.

3. Faktor Psikologis

Terjadinya talak antara suami istri memang disebabkan berbagai

alasan, dan kadang-kadang alasan yang menjadi penyebabnya sangat

prinsip bagi pihak-pihak yang mengakibatkan hubungan antara suami

istri tidak dapat dipertahankan lagi dan harus bercerai. Ironisnya

setelah terjadi Cerai talak, hubungan antara mereka tetap dalam

keadaan retak. Hal ini kadang-kadang sangat berpengaruh terhadap

hubungan anak dengan orang tua, dimana salah satu pihak yang

biasanya sebagai pihak yang memegang hak pemeliharaan tidak

mengijinkan pihak lain untuk menemui anak-anak.

Hadhanah bagi anak yang belum mumayyiz sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, diberikan kepada

orang tua perempuan. Karena alasan-alasan tertentu, orang tua

perempuan kadang-kadang tidak memperbolehkan bekas suaminya

untuk bertemu dengan anak-anaknya. Biasanya hal tersebut berkaitan

dengan aspek psikologis orang tua perempuan. Maksudnya adalah

berkaitan dengan perasaan, sakit hati dan perasaan tertekan yang

dialami akibat tindakan yang tidak layak dalam perkawinan. Perasaan

Page 83: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

tertekan dan sakit hati yang dirasakan misalnya, selama dalam masa

perkawinan suami melakukan tindakan kekerasan, perselingkuhan

dan menikah lagi dan lain sebagainya.

Faktor-faktor psikologis ini dapat menyebabkan mantan isteri

sebagai pemegang hak pemeliharaan tidak mengijinkan bekas

suaminya untuk bertemu dengan anak mereka. Keadaan ini akan

dapat mengakibatkan mantan suami tersebut tidak mau memberikan

biaya nafkah. Keadaan ini ditemukan pula dalam kasus yang terjadi

pada Anna Nur Anisa. Sebab putusnya ikatan perkawinannya adalah

karena percekcokan yang terjadi terus menerus. Mantan suami juga

tidak mau memberikan biaya nafkah, karena berkaitan dengan aspek

psikologis mantan suami yang menganggap bahwa biaya nafkah

tersebut tidak lain adalah akan dipergunakan dan dimanfaatkan oleh

mantan istrinya.

Selain itu, alasan mantan suami tidak memberikan biaya nafkah

anak berkaitan dengan aspek psikologis si anak yang tidak dapat

menerima kondisi kedua orang tuanya, apalagi alasan Cerai talak itu

disebabkan oleh tindakan mantan suami yang tidak pantas, misalnya

karena alasan perselingkuhan mantan suami, menikah lagi dengan

perempuan lain atau alasan tindakan kekerasan yang pernah

dilakukan mantan suami terhadap mantan isteri atau terhadap.

Keadaan ini ditemukan pula dalam jawaban anak yang tidak mau

menerima biaya nafkah dari orang tua laki-laki (ayah)nya disebabkan

Page 84: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

dalam masa perkawinan orang tuanya, anak tersebut selalu merasa

tertekan akibat tindakan orang tua laki-laki (ayah)nya yang

melakukan perselingkuhan dengan perempuan lain sehingga terjadi

pertengkaran orang tuanya yang juga diiringi tindakan kekerasan

kepada orang tua perempuannya.

4. Faktor Mantan Isteri Mampu Untuk Biayai Nafkah

Banyak faktor yang menyebabkan mantan isteri mampu untuk

mencukupi kebutuhannya dan anaknya setelah Cerai talak. Dewasa ini,

bukan hal yang baru dimana perempuan juga mempunyai penghasilan

sendiri dengan bekerja, sehingga secara ekonomi ia tidak bergantung pada

orang tua atau tergantung pada suaminya jika telah menikah. Dengan

demikian, bagi mantan isteri yang mempunyai penghasilan sediri apabila

bercerai, persoalan biaya nafkah tidak bagitu menjadi persoalan apalagi

sejak dalam masa perkawinan pihak istrilah yang secara finansial lebih

menghasilkan dibandingkan suaminya.

Kasus yang terjadi pada Supriyanto dan Budi Rahayu, sejak

diputusnya perkawinan mereka Budi tidak pernah mendapatkan nafkah baik

mut’ah maupun iddah. Menghadapi kondisi yang seperti itu Budi tidak

pernah berupaya untuk meminta mantan suaminya melaksanakan

kewajibannya. Sedangan untuk biaya hadhanah pada awalnya Supriyanto

memberikan hanya sebesar 300 ribu setiap bulannya namun hanya berjalan

selama 8 bulan. Hal ini terjadi karena profesi Supriyanto yang hanya

sebagai buruh dengan pengasilan yang pas-pasan tidak cukup untuk

Page 85: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

memenuhi kebutuhan sehari-harinya apalagi untuk membiayai kehidupan

anak. Namun karena Budi Rahayu berasal dari keluarga yang berkecukupan,

persoalan biaya nafkah tidak menjadi persoalan baginya.

Faktor-faktor yang mendorong Mantan Suami memberikan nafkah

kepada mantan isteri diantaranya:

1. Adanya keinginan dan kesadaran penuh dari mantan suami

Adanya kesadaran bahwa baik nafkah anak, mut’ah maupun

nafkah selama masa iddah merupakan tanggung jawab mantan suami.

anak merupakan sesuatu anugerah yang dititipkan tuhan dan harus

dididik, dilindungi hak-haknya mendorong orangtua untuk bersedia

membiayai segala sesuatu yang dibutuhkannya yang menunjang

perkembangannya. Selain itu pendidikan juga dapat mempengaruhi

mantan suami untuk tetap melaksanakan kewajibannya meskipun

tidak ada putusan yang menetapkan kewajiban baginya untuk

menafkahi anak. Pada kasus ini terjadi pada Nur Yasin dan Sherly,

Pendidikan Nur Yasin yang sampai pada tingkat SMA dan didukung

dengan kondisi ekonominya yang stabil karena bekerja di luar kota.

2. Tempat kediaman yang dekat

Putusnya ikatan perkawinan tidak serta merta membuat hubungan

silaturahmi antara mantan suami dan mantan isteri menjadi terputus.

Bagaimanapun juga perkawinan yang telah terjadi menimbulkan

ikatan batin yang kuat, selama beberapa tahun hidup dalam rumah

tangga bersama. Pasangan Nur Jahidin dan Lailatul Lafifah

Page 86: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

merupakan salah satu pasangan yang dapat menjadi contoh bagi

pasangan lain pasca terjadinya Cerai talak. Meskipun keduanya telah

bercerai mereka masih tetap menjaga hubungan kekeluargaan. Dan

anak-anak hasil dari perkawinan mereka tetap tumbuh berkembang

dengan baik karena kondisi psikologis yang stabil. Selain itu yang

membuat hubungan mereka terjalin dengan baik adalah tempat

tinggal yang masih dalam satu lingkungan yang sama.

Page 87: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

BAB IV

UPAYA MANTAN ISTERI AKIBAT CERAI TALAK

A. Analisis Upaya Mantan Isteri Akibat Cerai Talak

1. Hak Anak

Dalam bab sebelumnya telah dicantumkan mengenai pemenuhan

hak anak pasca diputusnya ikrar talak. Beberapa putusan Cerai talak

mengenai biaya nafkah setelah ikrar talak tidak diputuskan, hal ini

dapat menimbulkan kemungkinan tertentu. Bagi orangtua yang

bertanggung jawab meskipun ikatan perkawinan telah putus akan

tetap memberikan biaya nafkah yang menjadi hak anaknya.

Sedangkan bagi sebagian lain menganggap bahwa putusnya ikatan

perkawinan menyebabkan hilangnya kewajiban orangtua (laki-laki)

terhadap anak. Pada kasus orangtua laki-laki yang tidak mau

memberikan nafkah kepada anak akan menimbulkan kesulitan

ekonomi yang berakibat tidak terjaminnya masa depan anak. Kondisi

ekonomi yang kekurangan dapat menghambat pendidikan anak dan

juga mendatangkan kesulitan bagi ibunya sebagai pemegang hak

asuh. Padahal baik dalam perspektif Undang-undang maupun hukum

Islam orangtua wajib mendidik, membiayai dan menanggung semua

kebutuhan anak.

Page 88: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

“Saya sudah beberapa kali mendatangi rumah mantan suami

saya, tapi mantan suami tidak memberikan jawaban apa-apa hanya

berjanji jika punya rejeki akan memberikan uang kepada anaknya.

Saya tidak tau apa yang harus saya lakukan, saya hanya bisa pasrah

menerima mengingat keadaan suami yang hanya bekerja di pabrik”.

(wawancara langsung dengan pelaku)

Dari semua kasus 7 kasus diantaranya terpenuhi, meskipun ada

beberpa yang hanya berjalan selama beberapa bulan. 5 diantaranya

mengaku dari nafkah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan

mereka. Namun meskipun begitu mantan suami tidak memberikan

kenaikan. Dari keseluruhan pelaku ada 2 diantaranya yang meskipun

pihak mantan isteri tidak menuntut nafkah tetap memberikan hak

nafkah kepada anaknya dalam hal ini terjadi Sherly Susanti dan

Lailatul Lafifah. Sedangkan yang terjadi pada Budi Rahayu Ari

Rahmawati dan Sri Darmini mereka tidak melakukan upaya apapun

karena menyadari bahwa pihak mantan suami mempunyai

penghasilan yang sangat rendah.

Keseluruhan pelaku yang melakukan upaya tidak ada satupun

yang menempuh jalur hukum. Mereka mengaku tidak tau apa yang

harus dilakukan. Selanjutnya, apabila sejak awal, biaya nafkah tidak

dimintakan oleh ibu pada saat terjadinya pemeriksaan sengketa

perceraian dan kemudian ternyata orang tua laki-laki (ayah) tidak

memberi biaya nafkah anak, maka ibu dapat mengajukan gugatan

Page 89: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

biaya nafkah anak terhadap orang tua laki-laki (ayah) ke Pengadilan

Agama yang terpisah dari sengketa perceraian sebelumnya. Tidak

adanya pelaku yang menempuh jalur hukum disebabkan karena

pengetahuan mereka tentang hukum yang sangat rendah. Dengan

demikian, dapat disebutkan bahwa orang tua perempuan atau anak

tidak pernah melakukan upaya hukum untuk memaksa orang tua laki-

laki (ayah) untuk mematuhi isi putusan mengenai biaya nafkah anak

adalah disebabkan minimnya pengetahuan tentang hukum itu sendiri.

2. Mut’ah

Perceraian yang terjadi karena adanya talak dari suami terhadap

isterinya maka sesuai dengan ketentuan dengan ketentuan Pasal 41

huruf c Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

pengadilan dapat mewajibkan kepada mantan suami untuk

memberikan nafkah dan atau menentukan suatu kewajiban kepada

mantan isterinya. Pasal ini menentukan kewajiban dari mantan suami

yang berupa mut’ah, nafkah iddah dan nafkah untuk anak-anaknya

kecuali jika nuyuz. Mut’ah diberikan oleh mantan suami kepada

mantan isteri sebagai akibat dari adanya perceraian, dimana isteri

telah dijatuhi talak. Mut’ah dapat berupa benda/ perhiasan ataupun

uang, besarnya mut’ah disesuaikan berdasarkan kesepakatan atau

berdasarkan kemampuan mantan suami. Mut’ah wajib diberikan jika

perceraian tersebut dilakukan atas kehendak suami.

Page 90: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, mengenai nafkah

mut’ah hanya 6 diantaranya yang terpenuhi, seperti yang terjadi pada

Sherly, Sri Wulandari, Nur Aini, Ari Rahmawati, Lailatul Lafifah dan

Anna Nur Annisa. Sedangkan 4 diantaranya tidak mendapatkan hak

mut’ah sebagaimana mestinya. Namun, hanya Sakdiyah dan Siti Nur

Azizah yang berupaya untuk mendapatkan haknya. Budi Rahayu dan

Sri Darmini lebih memilih untuk menerima sebab mereka mengerti

akan kondisi suaminya yang berpenghasilan pas-pasan. Upaya yang

mereka lakukan hanya mendatangi rumah mantan suaminya tidak

berupaya melalui jalur hukum. Sebagaimana mengenai pemenuhan

hak-hak lain, ketidak tahuan akan prosedur hukum membuat mereka

tidak melakukan gugatan ke pengadilan.

3. Nafkah Madliyah

Dalam hal perceraian yang telah diajukan oleh pihak suami atau

cerai talak, seorang istri berhak untuk memperoleh haknya atas

nafkah Lampau yang belum dibayarkan seorang suami kepada

istrinya atau hak-hak lainnya seperti nafkah anak, nafkah iddah dan

nafkah Mut’ah. Hanya saja hak-hak tersebut harus dimintakan kepada

Majelis Hakim, sehingga para pihak khususnya istri sebagai pihak

Tergugat dalam perkara Cerai talak yang diajukan oleh suaminya

tersebut harus selalu hadir dalam persidangan terutama pada saat

tahap jawaban atas surat Cerai yang diajukan oleh suami. Karena

Page 91: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

pada saat jawaban tersebutlah istri dapat menuntut hak-haknya

tersebut. Dari keseluruhan pelaku yang peneliti temukan tidak ada

satupun yang memiliki kewajiban nafkah madliyah

4. Nafkah Iddah

Para ulama menetapkan bahwa iddah adalah wajib bagi isteri

yang telah ditalak. Iddah merupakan masa tunggu atau tenggang

waktu sesuai dengan jatuhnya talak dari suami, dimana pada masa

iddah ini suami boleh melakukan ruju’ kepada isterinya. Sehingga

pada masa ini mantan isteri tidak diperbolehkan melangsungkan

perkawinan dengan laki-laki lain. Nafkah iddah yang harus diberikan

kepada mantan isteri berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal.

Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam lebih tegas lagi menyebutkan

bahwa bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami

wajib memberikan kepada bekas isterinya:

a. Mut’ah yang layak berupa uang atau barang;

b. Nafkah iddah yang meliputi nafkah tempat tinggal (maskan) dan

perlengkapan hidup (kiswah);

c. Melunasi mahar yang belum lunas terbayar;

d. Biaya hadhanah/ biaya pemeliharaan untuk anak-anaknya yang

belum mencapai umur 21 tahun.

Mantan isteri berhak mendapat nafkah selama menjalani

iddahnya sebagai akibat bahwa suami isteri tersebut pernah dalam

ikatan perkawinan. Selama masa iddah seharusnya mantan isteri

Page 92: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

tinggal di tempat yang disediakan oleh mantan suami. Isteri dapat

membebaskan kewajiban suaminya apabila isteri nusyuz atau isteri

mengikhlaskannya. Dalam nafkah iddah apabila mantan suami tidak

memberikan haknya mantan isteri dapat mengajukan perkara ke

Pengadilan Agama.

Dari data yang diperoleh selama penelitian, setelah putusnya

ikatan perkawinan antara suami isteri, isteri tidak tinggal di tempat

yang disediakan oleh suaminya tetapi tinggal di rumah orangtuanya.

Menurut peneliti hal ini terjadi kerena hubungan suami isteri yang

kurang baik isteri lebih memilih tinggal di rumah orangtuanya. Hanya

ada 1 diantaranya yang terpenuhi nafkah selama masa iddah yaitu

yang dialami oleh Sri Wulandari. Sri memperoleh nafkah berupa

maskan mapun kiswah, sebab mantan suaminya menyadari bahwa

meskipun mereka bercerai mereka pernah terikat dalam ikatan suci

perkawinan. Nafkah yang diperoleh Sri sudah sesuai dengan

kesepakatan dan kebutuhannnya.

Dalam kasus yang lain para mantan isteri tidak mendapatkan

nafkah selama masa iddah. Menghadapi situasi yang demikian hanya

2 diantaranya yang berupaya agar mereka mendapatkan hak selama

masa iddah, yaitu Sakdiyah dan Siti Nur Azizah namun tidak

membuahkan hasil. Mantan suami mereka hannya memberikan

sedikit tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Sedangkan yang lain

Page 93: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

tidak pernah berupaya baik secara langsung maupun melalui jalur

hukum.

Tabel 4.1

Pemenuhan Hak Isteri Pasca Cerai talak

No Nama Hak anak

Hak

Mut’ah

Nafkah

Madhiyah

Nafkah

Iddah

1 Sherly Susanti Dapat Dapat Tidak Tidak

2 Budi Rahayu Dapat Tidak Tidak Tidak

3 Sri Wulandari Dapat Dapat Tidak Tidak

4 Sri Darmini Tidak Tidak Tidak Tidak

5 Sakdiah Tidak Tidak Tidak Tidak

6 Siti Nur

Azizah

Tidak Tidak Tidak Tidak

7 Nur Aini Dapat Dapat Tidak Tidak

8 Ari Rahmawati Dapat Dapat Tidak Tidak

9 Lailatul

Lafifah

Dapat Dapat Tidak Tidak

10 Anna Nur

Annisa

Tidak Dapat Tidak Tidak

Tabel 4.3

Faktor Pendorong Pemenuhan Hak

Page 94: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

No Nama Faktor

Ekonomi Menikah

lagi

Psikologi Mantan

Isteri

mampu

1 Sherly Susanti

2 Budi

Rahayu,S.Pd

V

3 Sri Wulandari V

4 Sri Darmini V

5 Sakdiah V

6 Siti Nur

Azizah V

7 Nur Aini V

8 Ari

Rahmawati V

9 Lailatul

Lafifah

10 Anna Nur

Annisa

V

Jumlah 5 1 1 1

Tabel 4.2

Faktor Penghambat Pemenuhan Hak

Page 95: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

No Nama Faktor Kesadaran Faktor Tempat tinggal

dekat

1 Sherly Susanti V

2 Budi Rahayu,S.Pd

3 Sri Wulandari

4 Sri Darmini

5 Sakdiah

6 Siti Nur Azizah

7 Nur Aini

8 Ari Rahmawati

9 Lailatul Lafifah V

10 Anna Nur Annisa

Jumlah 1 1

Page 96: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hak mantan isteri yang harus dipenuhi oleh mantan isteri adalah:

a. Biaya hadhanah

b. Mut’ah

c. Nafkah iddah

d. Nafkah Madhiyah

2. Faktor-faktor yang menghambat mantan suami untuk memberikan hak

nafkah kepada mantan isteri diantaranya:

a. Faktor Ekonomi

b. Faktor menikah Lagi

c. Faktor Psikologi

d. Faktor mantan isteri mampu

Faktor yang mendorong mantan suami untuk memberikan hak

untuk mantan isteri antara lain:

a. Adanya keinginan dan kesadaran penuh dari mantan suami, 1

dari 10 narasumber memberikan nafkah karena kesadaran penuh

dari mantan suami

b. Tempat kediaman mantan suami tidak saling berjauhan 1 dari 10

narasumber memberikan nafkah karena tempat kediaman mantan

suami berdekatan.

Page 97: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

3. Upaya yang di lakukan istri untuk mendapatka haknya pasca

permohonan talak adalah dengan:

a. Meminta kepada yang bersangkutan secara langsung mendatangi

rumah mantan suami.

b. Meminta bantuan kepada RT di mana tempat mantan suami

bertempat tinggal

c. Mendatangi pabrik tempat mantan suami bekerja.

B. Saran

1. Bagi Pasangan Suami Isteri

a. Bagi pasangan suami isteri hendaklah menjaga hubungan baik

dan sebisa mungkin menghindari adanya perceraian karena

perceraian tidak hanya berpengaruh bagi kedua pihak tetapi juga

anak-anak mereka.

b. Meskipun telah terjadi perceraian hendaklah mengetahui

tanggung jawab dari masing-masing pihak terkait dengan nafkah

anak.

c. Masyarakat harus lebih mengetahui perkembangan hukum di

Indonesia.

2. Bagi Pengadilan Agama

a. Pengadilan hendaknya memberikan pengarahan pasca sidang

diputuskan agar hak-hak semua pihak dapat terlindungi. Karena

tidak semua masyarakat tau prosedur apabila mantan suami tidak

memberikan nafkah untuk anaknya.

Page 98: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

b. Bahwa apabila ternyata dalam proses persidangan talak, baiya

nafkah anak tidak dimintakan oleh mantan isteri, maka Hakim

Pengadilan Agama seyogyanya memberikan saran dan

pengarahan kepada mantan isteri tersebut agar menuntut hak

nafkah. Bahkan jika perlu Pengadilan Agama ke masa depan

harus memutus mengenai biaya nafkah meskipun tidak

dimintakan dalam proses persidangan.

Page 99: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Makmur. 2010. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung:

Alfabeta

Ash-Sidiqi, Hasby. 1991. Hukum-Hukum Fikih Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Asqalani, Ibnu Hajar. 1992. Bulaghul Maram Min Adillatil Ahkam, Penerjemah;

Dani Hidayat. Tasikmalaya: Pustaka Al Hidayah.

Aziz, Dahlan Abdul. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru

Van Hoeve

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Ghozali, Abdurrahman. 2006. Fikih Munakahat. Jakarta: Kencana.

Hadikusuma, Hilman. 1992. Bahasa Hukum Indonesia. Bandung: Alumni

Jauhari, Imam. 2003. Hak-hak Anak Dalam Hukum Islam. Jakarta: Pustaka

Bangsa

Moleong. Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya

Muchtar, Kamal. 1974. Asas-asasHukum Islam Tentang Perkawinan Cet-I.

Jakarta Bulan Bintang

Rasjid, Sulaiman. 1945. Fiqih Islam. Jakarta: Attahiriyah

Rofik, Ahmad. 1998. Hukum Islam di Indonesia cet-III. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sabiq, Sayyid. 1996. Fiqih Sunnah. Jakarta: Al-Maarif

Sayyid Salim, Abu Malik Kamal. Tanpa tahun. Shahih Fiqih Sunnah, Surabaya:

Al-Maktabah.

Jamaludin, SH.M.Hum.Nanda Amalia,S.H.M.Hum.Buku ajar hukum perkawinan

.2016 Unimal pres

Page 100: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 101: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 102: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 103: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 104: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 105: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 106: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Khoirul Amri

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 7 Maret 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kalilondo, Sidorejo Kidul, Salatiga

Nama ayah : Mukri

Nama Ibu : Munjayatun

Riwayat Pendidikan

1. SD Sidorejo Kidul 02

2. SMP N 8 Salatiga

3. SMA Islam Plus Bina Insani,Baran, Ketapang, Susukan Kab Semarang

Page 107: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 108: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 109: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 110: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 111: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak
Page 112: UPAYA MANTAN ISTERI UNTUK MEMPEROLEH HAK PASCA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4734/1/Khoirul... · 2018-11-12 · upaya mantan isteri untuk memperoleh hak pasca cerai talak