unit 2 pesawat atwood

27
PESAWAT ATWOOD Rezky Amaliah, Nur Arizkah, Rika Mansur, Muh Fathur Rahmat PENDIDIKAN FISIKA Abstrak Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Pesawat Atwood”. Praktikum ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan berlakunya hokum Newton dan untuk menghitung momen kelembaman (inersia) katrol. Momen inersia merupakan kecenderungan suatu partikel untuk mempertahankan posisinya agar tidak berotasi. Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan, yang pertama yaitu mengukur waktu yang diperlukan beban M2 dari titik C ke A, dan yang kedua adalah mengukur waktu yang diperlukan beban M2 dari titik A ke B. pada kegiatan pertama benda akan mengalami percepatan dan pada kegiatan kedua, setelah melewati titik A beban M2 akan mengalami kecepatan yang kostan atau bergerak lurus beraturan. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai percepatan pada analisis grafik sebesar a=|17,2 ± 1,1|cm/s 2 sedangkan pada perhitungan di hasilkan percepatan a1 = |18,1 ± 1,0|cm/s 2 , a2 = |18,2 ± 0,4|cm/s 2 , a3 = |18,4 ± 1,1|cm/s 2 , a4 = |17,5 ± 0,9|cm/s 2 , a5 = |17,90 ± 0,16|cm/s 2 , a6 = |18,4 ± 0,6|cm/s 2 , a7 = |18,5 ± 0,3|cm/s 2 , a8 = |18,80 ± 0,10|cm/s 2 , a9 = |17,94 ± 0,13|cm/s 2 , a10 = |17,12 ± 0,43|cm/s 2 . Pada kegiatan ke 2 perbandingan kecepatan dari grafik dengan kecepatan perhitungan ternyata kecepatannya hampir sama di mana pada kecepatan grafik ialah v = |v ± ∆v|= |26,4 ± 2,0| cm s dan pada kecepatan perhitungan di hasilkan v 1 = |29,28 ± 0,12|cm/s, v 2 = |29,508 ± 0,093|cm/s, v 3 = |28,275 ± 0,073|cm/s, v 4 = |28,317 ± 0,063|cm/s, dan v 5 = |27,855 ± 0,054 |cm/s. Kata kunci : Beban, Katrol, Momen Inersia, Waktu. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara memperlihatkan berlakunya hokum Newton menggunakan konsep kinematika ? 2. Bagaimana cara menghitung momen kelembaman (inersia) katrol ? TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan berlakunya Hukum Newton. 2. Menghitung momen kelembaman (inersia) katrol.

Upload: rezky-amaliah

Post on 16-Apr-2017

773 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unit 2 pesawat atwood

PESAWAT ATWOOD

Rezky Amaliah, Nur Arizkah, Rika Mansur, Muh Fathur Rahmat

PENDIDIKAN FISIKA

Abstrak

Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Pesawat Atwood”. Praktikum ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan berlakunya hokum Newton dan untuk menghitung momen kelembaman (inersia) katrol. Momen inersia merupakan kecenderungan suatu partikel untuk mempertahankan posisinya agar tidak berotasi. Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan, yang pertama yaitu mengukur waktu yang diperlukan beban M2 dari titik C ke A, dan yang kedua adalah mengukur waktu yang diperlukan beban M2 dari titik A ke B. pada kegiatan pertama benda akan mengalami percepatan dan pada kegiatan kedua, setelah melewati titik A beban M2 akan mengalami kecepatan yang kostan atau bergerak lurus beraturan. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai percepatan pada analisis grafik sebesar a=|17,2 ± 1,1|cm/s2 sedangkan pada perhitungan di hasilkan percepatan a1 = |18,1 ± 1,0|cm/s2

, a2 = |18,2 ± 0,4|cm/s2, a3 = |18,4 ± 1,1|cm/s2, a4 = |17,5 ± 0,9|cm/s2, a5 = |17,90 ± 0,16|cm/s2, a6 = |18,4 ± 0,6|cm/s2, a7 = |18,5 ± 0,3|cm/s2, a8 = |18,80 ± 0,10|cm/s2, a9 = |17,94 ± 0,13|cm/s2, a10 = |17,12 ± 0,43|cm/s2. Pada kegiatan ke 2 perbandingan kecepatan dari grafik dengan kecepatan perhitungan ternyata kecepatannya hampir sama di mana pada kecepatan grafik ialah v = |v ± ∆v|= |26,4 ± 2,0| cm

s⁄ dan pada kecepatan perhitungan di hasilkan v1 = |29,28 ± 0,12|cm/s, v2 = |29,508 ± 0,093|cm/s, v3 = |28,275 ± 0,073|cm/s, v4 = |28,317 ± 0,063|cm/s, dan v5 = |27,855 ± 0,054 |cm/s.

Kata kunci : Beban, Katrol, Momen Inersia, Waktu.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara memperlihatkan berlakunya hokum Newton menggunakan

konsep kinematika ?

2. Bagaimana cara menghitung momen kelembaman (inersia) katrol ?

TUJUAN

1. Mahasiswa mampu memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan

berlakunya Hukum Newton.

2. Menghitung momen kelembaman (inersia) katrol.

Page 2: Unit 2 pesawat atwood

METODOLOGI EKSPERIMEN

Teori Singkat

Bila sebuah katrol hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka geraknya

dapat dianalisa sebagai berikut:

Gerak Translasi

0F

-T1 – mg – T2 + N = 0 (2.1)

Gerak Rotasi

I

-T1 R + T2 R = I (2.2)

I =1/2 MkatrolR2 (2.3)

dengan a merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan

percepatan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu benda

digantungkan pada tali seperti gambar berikut, maka percepatan benda adalah :

a = gRIMMm

MMm

2

21

21

/

)( ................. (2.4)

m

M1

M2

(m+M1)g

M2 g

T’2

T2 T1

T’1

R

N

T2

T1

mg

R

Page 3: Unit 2 pesawat atwood

Pada Pesawat Atwood terdapat dua gerakan yaitu:

1. Gerak Lurus Beraturan

Merupakan gerak lurus yang kelajuannya konstan, artinya benda bergerak lurus

tanpa ada percepatan atau a = 0 m/s2. Secara matematis gerak lurus beraturan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

� = �. �

Keterangan: s = jarak tempuh benda

v = kelajuan

t = waktu tempuh

2. Gerak lurus Berubah Beraturan

Merupakan gerak lurus dengan kelajuan berubah beraturan, dengan percepatan

a adalah konstan.

� = �� + ��� + 1

2���

keterangan s = jarak yang ditempuh

s0= jarak awal

v0= kecepatan awal

a = percepatan

t = waktu

Page 4: Unit 2 pesawat atwood

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan pada eksperimen ini:

1. Pesawat Atwood yang terdiri dari :

a. Tiang berskala R yang pada ujung atasnya

terdapat katrol p

b. Tali penggantung yang massanya dapat

diabaikan

c. Dua beban yang berbentuk silinder dengan

massa sama masing – masing M yang

diikatkan pada ujung – ujung tali

penggantung

d. Dua beban tambahan dengan masing –

masing M

e. Genggaman G dengan pegas, penahan

beban B, penahan beban tambahan A yang

berlubang

2. Neraca 310 gram

3. Sensor Waktu

4. Tali

Identifikasi Variabel

Kegiatan 1

1. Variabel manipulasi : jarak tempuh

2. Variabel respon : waktu tempuh

3. Variabel kontrol : mbenda, mkatrol, Rkatrol

Kegiatan II

1. Variabel manipulasi : jarak tempuh

2. Variabel respon : waktu tempuh

3. Variabel kontrol : mbenda, mkatrol, Rkatrol

M2+m1

A

B

C

R

G

M1

R p

Page 5: Unit 2 pesawat atwood

Definisi Operasional Variabel

Kegiatan 1

1. Variabel manipulasi : jarak tempuh C ke A (cm)

Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang dilalui oleh beban M2 dari titik C

ke titik A diukur menggunakan mistar 100 cm dengan satuan cm. Jarak tempuh

merupakan variabel manipulasi karena jarak tempuh dari C ke A diubah-ubah

sebanyak 10 kali.

2. Variabel respon : waktu tempuh (s)

Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan oleh beban M2 untuk melintasi

lintasan dari titik C ke A, diukur menggunakan sensor waktu dengan satuan

sekon. Waktu tempuh merupakan variabel respon karena dipengaruhi oleh

variable manipulasi.

3. Variabel kontrol : mbenda, mkatrol, Rkatrol

Massa benda adalah berat beban M1 dan M2 yang diukur menggunakan Neraca

Ohauss 310 gram dengan satuan gram. Massa katrol adalah berat katrol yang

diukur menggunakan Neraca Ohauss 310 gram dengan satuan gram. Jari-jari

katrol adalah panjang jari jari katrol yang diukur dengan mengukur diameter

katrol terlebih dahulu menggunakan tali, dan panjang tali yang meliputi katrol

tersebut diukur menggunakan mistar. Kemudian dengan rumus keliling

lingkaran, jari-jari dapat dihitung dengan satuan cm.

Massa benda, massa katrol dan jari-jari katrol merupakan variable control

karena keadaannya tidak iubah-ubah atau dalam keadaan tetap, tidak

dipengaruhi ataupun mempengaruhi.

Kegiatan II

1. Variabel manipulasi : jarak tempuh A ke B (cm)

Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang dilalui oleh beban M2 dari titik A

ke titik B diukur menggunakan mistar 100 cm dengan satuan cm. Jarak tempuh

merupakan variabel manipulasi karena jarak tempuh dari A ke B diubah-ubah

sebanyak 5 kali.

2. Variabel respon : waktu tempuh (s)

Page 6: Unit 2 pesawat atwood

Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan oleh beban M2 untuk melintasi

lintasan dari titik A ke B, diukur menggunakan sensor waktu dengan satuan

sekon. Waktu tempuh merupakan variabel respon karena dipengaruhi oleh

variable manipulasi.

3. Variabel kontrol : mbenda, mkatrol, Rkatrol

Massa benda adalah berat beban M1 dan M2 yang diukur menggunakan Neraca

Ohauss 310 gram dengan satuan gram. Massa katrol adalah berat katrol yang

diukur menggunakan Neraca Ohauss 310 gram dengan satuan gram. Jari-jari

katrol adalah panjang jari jari katrol yang diukur dengan mengukur diameter

katrol terlebih dahulu menggunakan tali, dan panjang tali yang meliputi katrol

tersebut diukur menggunakan mistar. Kemudian dengan rumus keliling

lingkaran, jari-jari dapat dihitung dengan satuan cm.

Massa benda, massa katrol dan jari-jari katrol merupakan variable control

karena keadaannya tidak iubah-ubah atau dalam keadaan tetap, tidak

dipengaruhi ataupun mempengaruhi.

Prosedur Kerja

Menimbang semua beban M1, M2, m1 dan m2 dengan neraca 310 gram. Memasang

genggaman G, penahan beban tambahan A dan penahan beban B pada tiang

berskala. Untuk menyelidiki apakah pesawat Atwood bekerja dengan baik,

melakukan percobaan sebagai berikut:

1. Menggantungkan M1 dan M2 pada ujung – ujung tali kemudian memasangnya

pada katrol.

2. Memasang M1 pada genggaman G, dengan menggunakan pegas, menyelidiki

apakah tiang berskala sejajar dengan tali. Jika tidak, mengaturnya sampai sejajar.

3. Menambahkan beban tambahan m1 pada M2.

4. Menekan G, maka M1 akan terlepas dari genggaman G, dan bergerak ke atas,

sedang M2 + m1 akan bergerak ke bawah. Jika pesawat bekerja dengan baik

maka kedua beban akan bergerak dipercepat, dan ketika M2 + m1 melalui A, m1

Page 7: Unit 2 pesawat atwood

akan tersangkut di A, dan kemudian sistem akan bergerak lurus beraturan. Jika

hal ini tidak terjadi betulkan letak penahan beban tambahan A.

5. Selanjutnya, memasang lagi beban M1 pada genggaman dan menambah salah

satu beban tambahan pada M2.

Kegiatan 1. Gerak dari C ke A

a. Mencatat kedudukan C dan A. Lepas M1 dan mencatat waktu yang diperlukan

oleh benda bergerak dari titik C ke A. Melakukan 3 kali pengukuran berulang

dengan jarak yang sama.

b. Mengulangi langkah a dengan memindah-mindahkankan posisi A minimal 10

kali. Mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.

Kegiatan2. Gerak dari A ke B

a. Menentukan satu posisi C dan A dan catat posisinya. Mengatur posisi B (di

bawah posisi A) pada jarak tertentu.

b. Melepas M1 dan mencatat waktu yang diperlukan oleh benda bergerak dari titik

A ke B. Melakukan 3 kali pengukuran berulang dengan jarak dari A ke B yang

sama.

c. Mengulangi langkah b sebanyak minimal 10 kali dengan jarak tempuh dari A

ke B yang berbeda.

d. Mencatat hasil pengamatan anda pada tabel hasil pengamatan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

Hasil Pengamatan

Massa M1 = | 63,27 ± 0,01| gram

Massa M2 = | 63,39 ± 0,01| gram

Massa m = | 4,14 ± 0,01| gram

Massa katrol (M) = | 64,23 ± 0,01| gram

Diameter katrol = |113,6 ± 0,05| mm

Page 8: Unit 2 pesawat atwood

Kegiatan 1. Gerak dari C ke A

Tabel 1. Hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan C ke A

No XCA (cm) tCA(detik)

1 |31,00 ± 0,05|

1. |1,793 ± 0,001|

2. |1,899 ± 0,001|

3. |1,843 ± 0,001|

2 |36,00 ± 0,05| 1. |1,992 ± 0,001|

2. |1,976 ± 0,001|

3. |2,010 ± 0,001|

3 |41,00 ± 0,05| 1. |2,077 ± 0,001|

2. |2,174 ± 0,001|

3. |2,080 ± 0,001|

4 |45,00 ± 0,05| 1. |2,240 ± 0,001|

2. |2,332 ± 0,001|

3. |2,250 ± 0,001|

5 |49,00 ± 0,05| 1. |2,320 ± 0,001|

2. |2,343 ± 0,001|

3. |2,347 ± 0,001|

6 |53,00 ± 0,05| 1. |2,378 ± 0,001|

2. |2,382 ± 0,001|

3. |2,433 ± 0,001|

7 |57,00 ± 0,05| 1. |2,478 ± 0,001|

2. |2,501 ± 0,001|

3. |2,458 ± 0,001|

8 |62,30 ± 0,05| 1. |2,568 ± 0,001|

2. |2,567 ± 0,001|

Page 9: Unit 2 pesawat atwood

3. |2,580 ± 0,001|

9 |67,00 ± 0,05| 1. |2,739 ± 0,001|

2. |2,725 ± 0,001|

3. |2,735 ± 0,001|

10 |71,00 ± 0,05| 1. |2,941 ± 0,001|

2. |2,818 ± 0,001|

3. |2,866 ± 0,001|

Kegiatan 2. Gerak dari A ke B

XCA = | 37,50 ± 0,05| cm

Tabel 2. Hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan A ke B

No XAB (cm) tAB (detik)

1 |20,00 ± 0,05|

1. |0,687 ± 0,001|

2. |0,682 ± 0,001|

3. |0,681 ± 0,001|

2 |25,20 ± 0,05|

1. |0,850 ± 0,001|

2. |0,860 ± 0,001|

3. |0,852 ± 0,001|

3 |30,00 ± 0,05|

1. |1,059 ± 0,001|

2. |1,062 ± 0,001|

3. |1,063 ± 0,001|

4 |35,00 ± 0,05|

1. |1,240 ± 0,001|

2. |1,223 ± 0,001|

3. |1,244 ± 0,001|

5 |35,00 ± 0,05|

1. |1,423 ± 0,001|

2. |1,456 ± 0,001|

3. |1,428 ± 0,001|

Page 10: Unit 2 pesawat atwood

ANALISIS DATA

Kegiatan 1. Gerak dari C ke A

Hasil pengukuran berulang pada waktu

1. XCA = |31,00 ± 0,05| cm

t ̅= t₁ + t₂ + t₃

3 =

1,793 s + 1,899 s + 1,843 s

3 =1,845 s

δ1 = | t – t ̅| = | 1,793 s – 1,845 s | = 0,052 s

δ2 = | t – t ̅| = | 1,899 s – 1,845 s | = 0,054 s

δ3 = | t – t ̅| = | 1,843 s – 1,845 s | = 0,002 s

Δt = δmaks = 0,054 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,054 s

1,845 s × 100% = 2,93 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 1,85 ± 0,05| s

2. XCA = |36,00 ± 0,05| cm

t ̅= t₁ + t₂ + t₃

3 =

1,992 s + 1,976 s + 2,010 s

3 = 1,993 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 1,992 s – 1,993 s | = 0,001 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 1,976 s – 1,993 s | = 0,017 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,010 s – 1,993 s | = 0,017 s

Δt = δmaks = 0,017 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,0173 s

1,993 s × 100% = 0,87 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 1,99 ± 0,02 | s

3. XCA = |41,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3 =

2,077 s + 2,174 s + 2,080 s

3 = 2,110 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,077 s – 2,110 s | = 0,033 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,174 s – 2,110 s | = 0,064 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,080 s – 2,110 s | = 0,030 s

Δt = δmaks = 0,064 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,064 s

2,110 s × 100% = 3,02 % (3 AB)

Page 11: Unit 2 pesawat atwood

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,11 ± 0,06 | s

4. XCA = | 45,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,240 s +2,332 s +2,250 s

3 = 2,274 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,240 s – 2,274 s | = 0,034 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,332 s – 2,274 s | = 0,058 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,250 s – 2,274 s | = 0,024 s

Δt = δmaks = 0,058 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,058 s

2,274 s × 100% = 2,55 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,27 ± 0,06 | s

5. XCA = | 49,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,320 s + 2,343 s + 2,347 s

3= 2,337 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,320 s – 2,337 s | = 0,017 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,343 s – 2,337 s | = 0,006 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,347 s –2,337 s | = 0,010 s

Δt = δmaks = 0,017 s

KR = ��

�̅ × 100% =

0,017 �

2,337 � × 100% = 0,71 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,34 ± 0,02 | s

6. XCA = | 53,00 ± 0,05| cm

t ̅= t₁ + t₂ + t₃

3=

2,378 s + 2,382 s + 2,433 s

3 = 2,398 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,378 s – 2,398 s | = 0,020 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,382 s – 2,398 s | = 0,016 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,433 s – 2,398 s | = 0,035 s

Δt = δmaks = 0,035 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,035 s

2,398 s × 100% = 1,47 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,40 ± 0,04 | s

Page 12: Unit 2 pesawat atwood

7. XCA = | 57,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,478 s + 2,501 s + 2,458 s

3 = 2,479 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,478 s – 2,479 s | = 0,001 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,501 s – 2,479 s | = 0,022 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,458 s – 2,479 s | = 0,021 s

Δt = δmaks = 0,022 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,022 s

2,479 s × 100% = 0,89 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,48 ± 0,02 | s

8. XCA = | 62,30 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,568 s + 2,567 s + 2,580 s

3 = 2,572 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,568 s – 2,572 s | = 0.004 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,567 s – 2,572 s | = 0.005 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,580 s – 2,572 s | = 0.008 s

Δt = δmaks = 0,008 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0.008 s

2.572 s × 100% = 0,32 % (4 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,572 ± 0,008 | s

9. XCA = | 67,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,739 s +2,725 s + 2,735 s

3 = 2,733 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,739 s – 2,733 s | = 0,006 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,725 s – 2,733 s | = 0,008 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,735 s – 2,733 s | = 0,002 s

Δt = δmaks = 0,008 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,008 s

2,733 s × 100% = 0,29 % (4 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,733 ± 0,008 | s

Page 13: Unit 2 pesawat atwood

10. XCA = | 71,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

2,941 s + 2,818 s + 2,866 s

3 = 2,875 s

δ1 = | t – t ̅ | = | 2,941 s – 2,875 s | = 0,066 s

δ2 = | t – t ̅ | = | 2,818 s – 2,875 s | = 0,057 s

δ3 = | t – t ̅ | = | 2,866 s – 2,875 s | = 0,009 s

Δt = δmaks = 0,066 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,066 s

32,875 s × 100% = 2,30 % (3 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 2,88 ± 0,07 | s

Analisis Grafik

Tabel 3. hubungan antara jarak 2XCA dengan t2

t2 (s2) 2XCA (cm)

3,423 62,0

3,960 72,0

4,452 82,0

5,153 90,0

5,476 98,0

5,760 106,0

6,150 114,0

6,615 124,6

7,469 134,0

8,294 142,0

Page 14: Unit 2 pesawat atwood

y = mx + c

y = 17,248x- 4,5751

2 XCA = m tCA2 + c

δ (2 XCA)

δtCA2

=δ (m tCA

2 + c)

δtCA2

a = m = 17,248 cm/s2

ketidakpastian mutlak

a = y x-1

δa = �δa

δy� dy + �

δa

δx� dx

δa = �δyx-1

δy� dy + �

δyx-1

δx� dx

δa = �x-1 �dy +�yx-2� dx

δa

a = �

x-1

a� dy+ �

yx-2

a� dx

δa

a= �

x-1

y x-1� dy + �

yx-2

y x-1� dx

y = 17,25x + 4,563R² = 0,9843

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 2 4 6 8 10

2X

CA

t2

Grafik hubungan antara jarak 2XCA dengan t2

Page 15: Unit 2 pesawat atwood

Δa = �∆y

y� + �

∆x

x �

∆a = �∆y

y+

∆x

x� a

Berdasarkan grafik

y = Ntinggi - Nrendah

=142,0 cm - 62,0 cm = 80 cm

Δy = 2 cm

x = Ntinggi - Nrendah

= 8,294 s2 – 3,423 s2 = 4,817 s2

Δx = 0,2 s2

∆a = �∆y

y+

∆x

x� a

∆a = �2

80+

0,2

4,817� 17,248 cm/s2

∆a =|0,025 + 0,04152|17,248 cm/s2

∆a = 0,06652 × 17,248 cm/s2

∆a = 1,1473696 cm/s2

KR =Δa

a×100% =

1,1473696

17,248×100% = 6,652% (2 AB)

PF = | a ± ∆a | satuan

PF = | 17,2 ± 1,1 | cm/s2

Percepatan m +M2 dengan menggunakan rumus a = 2�

�² dengan kesalahan mutlak :

δa = �δa

δx � dx + �

δa

δt� dt

δa = �δ2Xt-2

δx � dx + �

δ2Xt-2

δt� dt

δa = �2t-2 �dx + �4xt-3� dt

δa

a = �

2t-2

a� dx + �

4xt-3

a� dt

Page 16: Unit 2 pesawat atwood

δa

a = �

2t-2

2Xt-2� dx+ �

4xt-3

2Xt-2� dt

Δa = �∆x

x� + �

2∆t

t � a

∆a = �∆x

x+

2∆t

t� a

1. Percepatan 1

a1 = 2X

a1= 62,00 cm

3,423 s²= 18,1154 cm/s2

∆a₁= �∆x

x+

2∆t

t� a

∆a₁= �0,05

31,00+

2×0,05

1,85� 18,1154 cm/s2

∆a₁= |0,001613+0,05405| 18,1154 cm/s2

∆a₁= 0,055667×18,1154 cm/s2

∆a₁= 1,0087 cm/s2

KR =Δa

a×100% =

0,0087

18,12×100% = 5,567 % (3 AB)

PF = | a₁ ± ∆a₁ | satuan

a1 = | 18, 1± 1,0 | cm/s2

2. Percepatan 2

a₂ = 18,1814 cm/s2

∆a₂ = 0,3756 cm/s2

KR = 2,066 (3 AB)

PF = | a₂ ± ∆a₂ | satuan

a2 = | 18,2 ± 0,4 | cm/s2

3. Percepatan 3

a₃ = 18,4183 cm/s2

∆a₃ = 1,0744 cm/s2

KR = 5,834 % (3 AB)

Page 17: Unit 2 pesawat atwood

PF = | a₃ ± ∆a₃ | satuan

a3 = | 18,4 ± 1,1 | cm/s2

4. Percepatan 4

a₄ = 17,4659 cm/s2

∆a₄ = 0,9466 cm/s2

KR = 5,420 % (3 AB)

PF = | a₄ ± ∆a₄ | satuan

a4 = | 17,5 ± 0,9 | cm/s2

5. Percepatan 5

a₅ = 17,8976 cm/s2

∆a₅ = 0,1603 cm/s2

KR = 0,896 % (4 AB)

PF = | a₅ ± ∆a₅ | satuan

a5 = | 17,90 ± 0,16 | cm/s2

6. Percepatan 6

a₆ = 18,4028 cm/s2

∆a₆ = 0,6273 cm/s2

KR = 3,409 % (3 AB)

PF = | a₆ ± ∆a₆ | satuan

a6 = | 18,4 ± 0,6 | cm/s2

7. Percepatan 7

a₇ = 18,5354 cm/s2

∆a₇ = 0,3055 cm/s2

KR = 1,648 % (3 AB)

PF = | a₇ ± ∆a₇ | satuan

a7 = | 18,5 ± 0,3 | cm/s2

8. Percepatan 8

a₈ = 18,8355 cm/s2

Page 18: Unit 2 pesawat atwood

∆a₈ = 0,1495 cm/s2

KR = 0,794 % (4 AB)

PF = | a₈ ± ∆a₈ | satuan

a8 = | 18,80 ± 0,10 | cm/s2

9. Percepatan 9

a₉ = 17,9401 cm/s2

∆a₉ = 0,1340 cm/s2

KR = 0,747 % (4 AB)

PF = | a₉ ± ∆a₉ | satuan

a9 = | 17,94 ± 0,13 | cm/s2

10. Percepatan 10

a₁₀ = 17,12 cm/s2

∆a₁₀ = 0,433 cm/s2

KR = 2,529 % (3 AB)

PF = | a₁₀ ± ∆a₁₀ | satuan

a10 = | 17,12 ± 0,43 | cm/s2

Momen inersia katrol berdasarkan manipulasi persamaan

a = (m+M1)-M2

m+M1+M2+I

R2

g

I = �[(m+M1) − M2 ]g

a− [(m+M1)+M2 ]� R2

I = �[(4,14 g+63,27 g) − 63,39 g]980 cm/s2

17,2 cm/s2− [(4,14 g+63,27 g)+63,39 g]�

(5,68 cm)2

I = �[67,41 g-63,39 g]980 cm/s2

17,2 cm/s2− [67,41 g + 63,39 g] � (5,68 cm)2

I =[229,0465116 -130,8] 32,2624 cm2

I = 98,2465116 g × 32,2624 cm2

I =3169,668256 gr cm2

Page 19: Unit 2 pesawat atwood

ΔI = �∂I

∂m� dm + �

∂I

∂m1� dm1 + �

∂I

∂m2� dm2 + �

∂I

∂a� da + �

∂I

∂R� dR2

= ��R 2 g

a⁄ - R 2�dm� + ��R 2

ga� − R 2

� ��1� + ��CR 2 g

a� − R 2� ��2� +

|(m + M� − M�)�| + �2� �(� + �1 �2)�

�� − (� + �1 + �2)� ���

= ���2 ��� − �2� (�� + ��1 + ��2)� + �(m + M1 − M2)��−2��� +

�2��(� + �� − ��) ��� − (� + �� + ��)����

= ���2 ��� − �3� 3 ��� + �(m + M1 − M2)��−2��� + �2� �(� + �1 −

�2)�

�� − (� + �1 + �2)� ���

= ���2 ��� − �3� 3 ∆�� + �(m + M1 − M2)

��2 � ∆�� + �2� �(� + �1 −

�2)�

�� − (� + �1 + �2)� ∆��

ΔI = ���2 ��� − �3� 3 ∆�� + �(m + M1 − M2)

��2 � ∆�� + �2� �(� + �1 −

�2)�

�� − (� + �1 + �2)� ∆��

= ��5,682 98017,2� − (5,68)3

� 3 × 0,01� + �(4,14 + 63,27 −

63,39) 980(17,2)2 � × 1,1� + �2 × 5,68 �(4,14 + 63,27 −

63,39) 98017,2� − (4,14 + 63,27 + 63,39)� 0,005�

= |[1838,206512 − 183,250432]0,03| + |13,31665765 × 1,1| +

|2 × 5,68[229,0465116 − 130,8]0,005|

= |[1654,95608]0,03| + |14,64832342| + |11,36 [98,2465116]0,005|

= |49,6486824| + |14,64832342| + |5,580401859|

= 69,87740768 g/cm2

KR = �∆I

I� × 100 % = �

69,87740768

3169,668256 � × 100 % = 2,205 % (3 AB)

I = |I ± ∆I| = |31,7± 0,69| ×102 gr cm-2

Momen inersia dengan menggunakan persamaan I= 1

2 mkatrolR

2

I = 1

2 mkatrolR

2

Page 20: Unit 2 pesawat atwood

I = 1

2 (64,23)(5,68)2

I = 1036,106976 grcm-2

∆I = �∂I

∂m� dm+ �

∂I

∂R� dR

= �∂ �

1

2mR2�

∂m� dm+ �

∂ �1

2mR2�

∂R� dR

∆I

I = �

1

2R2dm

1

2mR2

� + � mRdR1

2mR2

∆I = �∆m

m+

2∆R

R� I

∆I = �∆m

m+

2∆R

R� I

= �0,01

64,23+

2(0,005)

5,68� 1036,106976

= |0,00015569 + 0,001760563| 1036,106976

= 1,985443495 gram/cm2

KR = ∆I

I x 100% =

1,985443495

1036,106976 x 100% = 0,1916 % (4 AB)

I = |I ± ∆I| gram/cm2

= |1036,106 ± 1,985| gram/cm2

Kegiatan 2. Gerak dari A ke B

Hasil pengukuran berulang waktu

1. XAB = | 20,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁+ t₂ + t₃

3=

0,687 s +0,682 s + 0,681 s

3 = 0,683 s

δ1 = | t – t ̅| = | 0,687 – 0,683 | = 0,004 s

δ2 = | t – t ̅| = | 0,682 – 0,683 | = 0,001 s

δ3 = | t – t ̅| = | 0,681 – 0,683 | = 0,002 s

Δt = δmaks = 0,004

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,004

0,683 × 100% = 0,585 % (3AB)

Page 21: Unit 2 pesawat atwood

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 0,68 ± 0,00| s

2. XAB = | 25,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3 =

0,850 s +0,860 s + 0,852

3 = 0,854 s

δ1 = | t – t ̅| = | 0,850 – 0,854 | = 0,004 s

δ2 = | t – t ̅| = | 0,860 – 0,854 | = 0,006 s

δ3 = | t – t ̅| = | 0,852 – 0,854 | = 0,002 s

Δt = δmaks = 0,006 s

KR = Δt

t ̅ × 100% =

0,006

0,854 × 100% = 0,702 % (3AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 0,85 ± 0,01 | s

3. XA B= | 30,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

1,059 +1,062 + 1,063

3 = 1,061 s

δ1 = | t – t ̅| = | 1,059– 1,061 | = 0,002 s

δ2 = | t – t ̅| = | 1,062 – 1,061 | = 0,001 s

δ3 = | t – t ̅| = | 1,063 – 1,061 | = 0,002 s

Δt = δmaks = 0,002 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,002

1,061 × 100% = 0,1885 % (4 AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 1,061 ± 0,002 | s

4. XA B= | 35,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

1,240 s +1,223 s + 1,244

3 = 1,236 s

δ1 = | t – t ̅| = | 1,240 – 1,236 | = 0,004 s

δ2 = | t – t ̅| = | 1,223 – 1,236 | = 0,013 s

δ3 = | t – t ̅| = | 1,244 – 1,236 | = 0,008 s

Δt = δmaks = 0,013 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,013

1,236 × 100% = 1,051 % (3AB)

Page 22: Unit 2 pesawat atwood

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 1,24 ± 0,01| s

5. XA B= | 40,00 ± 0,05| cm

t ̅=t₁ + t₂ + t₃

3=

1,423 s +1,456 s + 1,428 s

3 = 1,436 s

δ1 = | t – t ̅| = | 1,423 – 1,436 | = 0,013 s

δ2 = | t – t ̅| = | 1,456 – 1,436 | = 0,020 s

δ3 = | t – t ̅| = | 1,428 – 1,436 | = 0,008 s

Δt = δmaks = 0,020 s

KR =Δt

t ̅× 100% =

0,020

1,436 × 100% = 1,39 % (3AB)

PF = | t ̅ ± Δt | satuan = | 1,43 ± 0,02 | s

Tabel 4. Hubungan antara jarak XAB dengan tAB

tAB XAB

0,683 20,00

0,854 25,20

1,061 30,00

1,236 35,00

1,436 40,00

y = 26.35x + 2.2672R² = 0.9986

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

xA

B(c

m)

tAB (s)

Grafik Hubungan Panjang Lintasan dengan Waktu

Page 23: Unit 2 pesawat atwood

y = mx + c

XAB= m tAB+ C

δ(XAB)

δtAB=

δ(mtAB+C)

δtAB

v = m

v = 26,35 cms⁄

∆v = �∆y

y+

∆x

x� v

∆v = �1

20+

0,02

0,753� 26,35

∆v = | 0,05 + 0,02656| 26,35

∆v = | 0,07656 | 26,35

∆v = 2,017356 cms⁄

KR = ∆v

v ×100% =

2,017356

26,35 ×100% = 7,656 % (2AB)

v = | v ± ∆v|= |26,4 ± 2,0| cms⁄

1. Kecepatan 1

v1 = XAB

tAB

v1 = 20,00 cm/s

0,683= 29,28258 cm/s

∆v1= �∆XAB

XAB+

∆tAB

tAB� v1

∆v1= �0,05

20,00+

0,001

0,683� 29,28258 cm/s

∆v1 = |0,0025 + 0,001464| 29,28258 cm/s

∆v1 = 0,003964 × 29,28258 cm/s

∆v1 = 0,11608 cm/s

KR = Δv1

v1×100% =

0,11608

29,28258 ×100% = 0,396 % (4AB)

PF = | v1 ± ∆v1 | satuan

v1 = | 29,28 ± 0,12 | cm/s

Page 24: Unit 2 pesawat atwood

2. Kecepatan 2

v2 = 29,5082 cm/s

∆v2 = 0,093101 cm/s

KR = 0,316 % (4AB)

PF = | v2 ± ∆v2 | satuan

v2 = | 29,508 ± 0,093 | cm/s

3. Kecepatan 3

v3 = 28,27521 cm/s

∆v3 = 0,073775 cm/s

KR = 0,261 % (4AB)

PF = | v3 ± ∆v3 | satuan

v3 = | 28,275 ± 0,073 | cm/s

4. Kecepatan 4

v4 = 28,31715 cm/s

∆v4 = 0,063363 cm/s

KR = 0,224 % (4AB)

PF = | v4 ± ∆v4 | satuan

v4 = | 28,317 ± 0,063 | cm/s

5. Kecepatan 5

v5 = 27,85515 cm/s

∆v5 = 0,054217 cm/s

KR = 0,195 % (4AB)

PF = | v5 ± ∆v5 | satuan

v5 = | 27,855 ± 0,054 | cm/s

Page 25: Unit 2 pesawat atwood

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan. Kegiatan pertama mencari

hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan C ke A dimana panjang

lintasan CA diubah-ubah sebanyak sepuluh kali dan setiap panjang lintasan diukur

waktu yang ditempuh beban m+M2 diulang sebanyak tiga kali menggunakan sensor

waktu. Ketika Beban m+M2 akan bergerak dari titik C ke A beban m+M2 akan

bergerak dipercepat atau mengalami percepatan. Pada kegiatan kedua, mencari

hubungan antara jarak dan waktu tempuh untuk lintasan A ke B dimana panjang

lintasan AB diubah-ubah sebanyak sepuluh kali dan setiap panjang lintasan diukur

waktu yang ditempuh beban M2 setelah m tersangkut di penahan beban A diulang

sebanyak tiga kali. Beban M2 akan bergerak dengan kecepatan konstan dari titik A

ke B.

Berdasarkan praktikum pada kegiatan 1, Percepatan yang diperoleh melalui

grafik sebesar |12,2 ± 1,1| cm/s2. Percepatan yang dihitung dengan rumus memiliki

perbedaan yang sedikit dari a1 hingga a10 dengan a terendah |17,12 ± 0,43| cm/s2

dan a tertinggi |18,84 ± 0,15| cm/s2 perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan-

kesalahan pengukuran seperti kesalahan mutlak alat ukur (mistar = 0,05 cm dan

sensor waktu= 0,001 s), dan kesalahan pengamat. Dengan memanipulasi rumus

percepatan C-A, momen inersia katrol dapat dihitung. Momen inersia yang

diperoleh melalui manipulasi persamaan tersebut adalah |31,7 ± 0,69| ×102

gram/cm2 memiliki hasil yang jauh berbeda dengan momen inersia yang dihitung

dengan rumus momen inersia silinder pejal (katrol termasuk silinder pejal) yaitu

|1036,106 ± 1,985| gram/cm2 memiliki perbedaan ini disebabkan oleh

kesalahan-kesalahan pengukuran seperti kesalahan mutlak alat ukur (mistar =

0,05cm, sensor waktu= 0,001s, jangka sorong= 0,05 mm, dan neraca ohauss 310g=

0,01 g), dan kesalahan pengamat.

Berdasarkan praktikum pada kegiatan 2, diperoleh hasil kecepatan M2

berdasarkan grafik adalah |26,4 ± 2,0| ���⁄ kecepatan M2 berdasarkan rumus

berbeda dari v1 hingga v10 dengan v terendah | 27,855 ± 0,054 | cm/s2 dan v

tertinggi | 29,508 ± 0,093 | cm/s2 perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan-

Page 26: Unit 2 pesawat atwood

kesalahan pengukuran seperti kesalahan mutlak alat ukur (mistar = 0,05cm dan

sensor waktu= 0,001s), dan kesalahan pengamat.

Pesawat atwood pada lintasan A ke B ,beban M2 memperlihatkan

berlakunya hukum I Newton yang menyatakan bahwa setiap benda tetap berada

dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali

diberi gaya total yang tidak nol karena pada lintasan tersebut kecepatan beban M2

konstan. Pada lintasan C ke A memperlihatkan berlakunya hukum II Newton yang

menyatakan bahwa jika suatu gaya luar total bekerja pada benda ,maka benda akan

mengalami percepatan karena pada lintasan tersebut beban m+M2 bergerak lurus

berubah beraturan dipercepat, pada katrol terjadi hukum II Newton tentang gerak

rotasi dan pada tegangan tali terjadi hukum III Newton dimana sebagai gaya

aksinya yaitu tegangan tali yang bekerja pada benda dan sebagai gaya reaksinya

yaitu tegangan tali yang bekerja pada katrol.

Selama melakukan praktikum terdapat beberapa kendala yang terjadi yaitu

sensor waktu yang kadang-kadang telah mengukur waktu tempuh beban sebelum

beban dilepas menyebabkan pembacaan waktu yang tidak tepat, massa beban

tambahan yang sering tersangkut di penahan beban tambahan A sehingga

pengukuran waktu tempuh C ke A harus diulang beberapa kali, dan sensor waktu

sering bergeser menyebabkan beban yang telah menempuh lintasan baik dari C ke

A ataupun dari A ke B waktu tempuhnya tidak terukur.

SIMPULAN DAN DISKUSI

Simpulan

Pesawat atwood memperlihatkan berlakunya hukum-hukum Newton. Pada

lintasan A ke B ,beban M2 memperlihatkan berlakunya hukum I Newton, dimana

beban mengalami kecepatan yang konstan atau tidak mengalami percepatan

(bergerak lurus beraturan). Pada lintasan C ke A memperlihatkan berlakunya

hukum II Newton. Dimana beban mengalami percepatan pada lintasan ini. Dan

pada katrol terjadi hukum II Newton tentang gerak rotasi dan pada tegangan talinya

berlaku hukum III Newton tentang aksi-reaksi pada T1 dan T2. Momen inersia katrol

Page 27: Unit 2 pesawat atwood

dapat dihitung dengan memanipulasi persamaan percepatan benda a =

(����)���

���������

��

�.

Diskusi

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam memasang sensor waktu agar tidak

disentuh oleh beban saat leintasi sensor waktu. Kemudian sebaiknya juga praktikan

lebih mningkatkan kerja sama agar pengambilan data sesuai dengan waktu yang

diberikan.

DAFTAR RUJUKAN

Giancolli, douglas . 1998. Fisika Jilid 1 Edisi kelima (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Herman dan Asisten LFD.2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Universitas Negeri Makassar.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.