abstrak eva miranda 2011 analisis penetapan break even...

68
ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point sebagai alat p0erencanaan laba pada PT. Daya Kobelco Contrition meghinery Indonesia cabang Makassar (Pembimbing Drs. Mushar Murtafa, M.M.AK dan Dra. Darmawati, SE. M.Si.Ak) Kata kunci Bercak event point laba. Shut down point, analisis Bep per unit, produk yang di sewakan. Analisa laporan keuangan perusahaan Bercak event point adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Disamping itu juga terdapat shut down poin dimana perusahaan mengalami kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT. Daya Kopelso Conftrucion Marketing Cabang Makassar jika diukur menggunakan break event point. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kerja laporan keuangan pada PT Daya Kobelco Construction dan memperlihatkan bahwa Break event poinnya berhasil memenuhi dengan titik BEP 30 unit per bulannya

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

ABSTRAK

Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point sebagai alat p0erencanaan

laba pada PT. Daya Kobelco Contrition meghinery Indonesia cabang Makassar

(Pembimbing Drs. Mushar Murtafa, M.M.AK dan Dra. Darmawati, SE. M.Si.Ak)

Kata kunci Bercak event point laba. Shut down point, analisis Bep per unit, produk

yang di sewakan. Analisa laporan keuangan perusahaan

Bercak event point adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam

operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Disamping

itu juga terdapat shut down poin dimana perusahaan mengalami kerugian. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT. Daya Kopelso Conftrucion Marketing

Cabang Makassar jika diukur menggunakan break event point.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kerja laporan

keuangan pada PT Daya Kobelco Construction dan memperlihatkan bahwa Break

event poinnya berhasil memenuhi dengan titik BEP 30 unit per bulannya

Page 2: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

i

ANALISIS PENERAPAN EVEN POINT SEBAGAI ALAT

PERENCANAAN PADA PT DAYA KOBELCO CONSTRUCTION

MACHINERY INDONESIA CABANG

MAKASSAR

Oleh

EVA MIRANDA T

A311 03 747

JURUSAN AKUNTANSI EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 3: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Hasanuddin di Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi banyak kesulitan dan

rintangan disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Namun

berkat bantuan dan dorongan yang diberikan berbagai pihak, maka penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan rencana. Oleh karena itu pada

kesempatan yang berbahagia ini penulis menghaturkan banyak terima kasih serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Hasanuddin di Makassar.

2. Bapak Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin di Makassar.

3. Bapak Drs.Mushar Mustafa,M.M.,Ak dan Ibu Dra.Darmawati,Ak, masing-

masing selaku pembimbing I dan Pembimbing II.

4. Bapak pimpinan PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia Cabang beserta stafnya di Makassar.

5. Bapak dan Ibu dosen beserta para pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin di Makassar.

6. Ibunda dan Ayahanda tercinta.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada para sahabatku

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

Page 4: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

iii

Kepada semua pihak yang berkenan memberikan bantuan, baik moril

maupun materil hingga tulisan ini dapat diselesaikan, penulis tidak lupa

menyampaikan terima kasih.

Sebagai penutup, kepada pembaca yang budiman penulis harapkan saran

dan kritik yang konstruktif demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, masyarakat, agama, bangsa

dan negara.

Makassar, Januari 2011

Penulis,

Page 5: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Pengesahan Pembimbing …………..……………………………….. ii

Kata Pengantar ………………………………………………………………... iii

Daftar Isi ……………………………………………………………………… v

Daftar Tabel …………………………………………………………………… vii

Daftar Gambar ................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Break Even ................................................. 4

2.2. Kegunaan Analisa Break Even ..................................... 7

2.3 Asumsi-asumsi dalam Analisa Break Even .................. 10

2.4 Pengertian Biaya ........................................................... 13

2.5 Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel ................. 17

2.6 Perhitungan Break Even Point ...................................... 19

2.7 Keterbatasan Analisis Break Even Point ...................... 21

2.8 Penentuan Penjualan Minimal ...................................... 22

Page 6: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

v

2.9 Pengertian Laba ............................................................ 23

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Daerah dan Waktu Penelitian ........................................ 26

3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................. 26

3.4 Metode Analisis ............................................................ 27

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ..................................... 29

4.2 Struktur Organisasi ....................................................... 30

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Produk Yang Dipersewakan ......................................... 38

5.2. Analisa Laporan Keuangan Perusahaan ....................... 40

5.3 Analisis Break Even ..................................................... 41

5.4 Analisis Shut Down Point ............................................. 47

5.5 Analisis BEP Per Unit .................................................. 48

5.6 Analisis Shut Down Point Per Unit .............................. 56

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................. 59

6.2 Saran ............................................................................ 60

6.1 Kesimpulan .................................................................. 59

Page 7: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

vi

6.2 Saran ............................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 61

LAMPIRAN.................................................................................... 63

Page 8: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan berupaya untuk memperoleh keuntungan

dari hasil operasinya, agar kelangsungan hidup perusahaannya dapat

berjalan sesuai yang telah digariskan oleh manajemen perusahaan.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka manajemen

perusahaan dituntut agar memiliki kemampuan serta kejelian dalam

membuat perencanaan, baik yang bersifat jangka pendek dan jangka

panjang.

Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, pimpinan sering

dihadapkan berbagai permasalahan. Karena setiap penentuan

kebijakan yang akan ditempuh sedikit banyaknya selalu

mempertimbangkan biaya yang akan digunakan. Khususnya

mengenai biaya selalu merupakan kesulitan utama bagi perusahaan

yaitu bagaimana menghitung dan membagi-bagi pembebanan biaya-

biaya tersebut ke dalam penentuan harga pokok penjualan.

Adakalanya perusahaan dalam mengambil kebijakan

perencanaan laba kurang tepat, di mana biasanya perusahaan

menentukan kebijakan dalam perencanaan laba pendapatan yang

Page 9: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

59

dihasilkan dari hasil penjualan produk sama besarnya dengan total

biaya bahkan sampai kurang dari jumlah total biaya yang

dikeluarkan. Keputusan semacam ini sangat mengganggu

kelangsungan operasi perusahaan secara keseluruhan.

Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk mengatasi

masalah tersebut di atas yang akan dikemukakan dalam penelitian

proposal ini adalah analisis break even point atau sering juga disebut

sebagai titik impas (titik pulang pokok), yaitu suatu metode analisis

yang menghubungkan antara jumlah biaya yang dikorbankan untuk

mencapai volume tertentu, di mana tidak diperoleh laba atau rugi.

Suatu metode yang menghubungkan antara jumlah biaya yang

dikorbankan dengan penjualan tertentu dan laba yang diharapkan atas

biaya yang telah dikorbankan terhadap penjualan.

Selanjutnya, analisis break even point ini dapat dipergunakan

oleh perusahaan sebagai tolak ukur dalam perencanaan laba yang

ingin dicapainya, serta dapat menentukan besarnya penjualan

minimal yang harus dicapai perusahaan sehingga perusahaan yang

bersangkutan tidak mengalami kerugian.

Sebagai sasaran dalam penelitian ini, maka peneliti memilih

perusahaan PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia

Page 10: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

60

Cabang Makassar. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa

penyewaan alat-alat berat. Dalam era pembangunan dan semakin

banyaknya perusahaan sejenis ini berarti semakin banyaknya pesaing

yang menuntut manajemen mampu mempertahankan kelangsungan

perusahaan. Oleh karena itu kebijakan perusahaan dalam mengambil

keputusan harus betul-betul tepat untuk kelangsungan perusahaan.

Dari uraian di atas, maka dapat dikemukakan judul proposal

penelitin ini yaitu “Analisis Penetapan Break Even Point Sebagai Alat

Perencanaan Laba pada PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia Cabang Makassar”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang dikemukakan dalam penulisan ini “Apakah

perusahaan telah menggunakan Break Even Point sebagai alat

perencanaan laba”.

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan laba yang diperoleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui besarnya titik pulang pokok (Break Even

Point).

Page 11: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

61

1.4. Kegunaan Penulisan

Kegunaan penelitian adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam

menerapkan kebijaksanaan break even perusahaan dalam

hubungannya dengan usaha perencanaan laba.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Page 12: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

62B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Break Even

Istilah break even dipakai bilamana suatu perusahaan hanya

mampu menutup biaya produksi dan biaya usaha yang diperlukan

dalam menjalankan kegiatannya. Dengan demikian pengertian break

even adalah suatu keadaan di mana penghasilan dari penjualan

hanya cukup untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel

maupun yang bersifat tetap. Dengan kata lain keadaan break even

menunjukkan jumlah laba sama dengan nol atau bahwa penghasilan

total sama dengan biaya total.

Menurut Soehardi Sigit dalam buku Analisa Break Even

(2001: 1) mengatakan bahwa:

Suatu perusahaan dikatakan break even apabila setelah dibuat

perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu

kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba,

tetapi juga tidak memperoleh rugi.

Analisa break even adalah suatu cara atau usaha teknik yang

digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada

volume penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang

Page 13: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

63

bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula

memperoleh laba.

Analisa itu dapat juga digunakan untuk mengetahui pada

volume penjualan/volume produksi berapakah perusahaan itu dapat

mencapai laba atau menderita kerugian tertentu. Analisa break even

adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara

volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi,

biaya lainnya yang variabel dan yang tetap, serta laba dan rugi.

Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel

saja maka tidak akan muncul masalah break even dalam perusahaan

tersebut. Masalah break even baru muncul apabila suatu perusahaan

di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap.

Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai

dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya

tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada

perubahan volume produksi.

Karena adanya unsur variabel di satu pihak dan unsur tetap di

lain pihak, maka dapat terjadi bahwa suatu perusahaan dengan

volume produksi tertentu menderita kerugian, karena penghasilan

penjualannya hanya menutup biaya variabel dan sebagian saja biaya

tetap. Ini berarti bahwa bagian dari penghasilan penjualan yang

Page 14: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

64

tersedia untuk menutup biaya tetap tidak cukup untuk menutup

biaya tetapnya. Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya

variabel merupakan bagian dan penghasilan penjualan yang tersedia

untuk menutup biaya tetap biasanya dinamakan “Contribution

Margin”. Apabila contribution margin lebih besar daripada biaya

tetap, berarti penghasilan penjualan lebih besar daripada biaya total,

maka perusahaan mendapatkan keuntungan.

Berhubungan dengan itu, maka sangatlah penting bagi

pimpinan suatu perusahaan untuk mengetahui pada volume kegiatan

atau volume produksi/ penjualan berapa penghasilan penjualan

dapat tepat menutupi biaya totalnya untuk dapat menghindarkan

kerugiannya. Volume penjualan di mana penghasilannya tepat sama

besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian dinamakan

“break even”. Apabila digunakan konsep “Contribution Margin”

titik break even akan tercapai pada volume penjualan tepat sama

besarnya dengan biaya tetap.

Pendapat yang dikemukakan oleh Sunarto dalam buku

Akuntansi Manajemen (2002: 91) mengatakan bahwa:

Break even adalah suatu usaha yang tidak memperoleh labadan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usahadikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan

Page 15: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

65

jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapatdigunakan untuk menutup biaya tetap saja. Analisis impasadalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualanminimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi jugamemperoleh laba.

Berdasarkan pengertian analisis impas (break even) tersebut

di atas, untuk mengetahui hasil analisis, break even biasanya

digunakan dua cara pendekatan yaitu:

1. Pendekatan teknik persamaan

2. Pendekatan grafis.

Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan

mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya

ditambah laba, sedangkan penentuan impas dengan pendekatan

grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara grafis

pendapatan dan biaya dalam suatu grafis yang disebut grafik impas

(break even).

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik

atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak

memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata

lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.

Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya

menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk

menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya

Page 16: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

66

cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,

maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan

memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi

biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan

(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus financial

analysis/BEP).

Analisa Break Even Point biasa disebut sebagai Analisa

pulang pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak

satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan

yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok. Analisa ini

menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat

keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat

produksi (http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bussiness

plan/ File0020.PDF).

2.2. Kegunaan Analisa Break Even

Telah diketahui bersama dari uraian terdahulu bahwa keadaan

break even pada perusahaan sangat penting untuk diketahui oleh

para manajer atau perusahaan itu sendiri untuk merencanakan

kegiatan perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

Page 17: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

67

Break even adalah suatu cara atau teknik yang banyak

digunakan oleh para manajer untuk mengetahui titik impas atau

seberapa besar volume penjualan dan seberapa besar volume

produksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Menurut Napa J. Awat, Mulyadi dalam buku Manajemen

Modal Kerja (2003: 100), jika perusahaan atau manajer perusahaan

sudah mengetahui suatu kondisi break even maka akan dapat

mengambil langkah-langkah:

1) Menetapkan penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak rugi dalam kondisi biaya tetap danbiaya variabel tertentu.

2) Mengendalikan biaya baik biaya tetap maupun biayavariabel pada tingkat penjualan tertentu agar perusahaantidak rugi.

3) Merencanakan dana yang diperlukan bagi unsur-unsurbiaya variabel yang sekaligus merupakan modal kerjayang diperlukan bagi kelancaran operasi perusahaan agartarget di atas break even dapat tercapai.

Dari uraian di atas memperlihatkan bahwa break even sangat

penting bagi dunia usaha terutama perusahaan kecil maupun

perusahaan besar karena teknik ini membantu perusahaan tersebut

dalam merencanakan kegiatan operasional serta perusahaan juga

dapat melihat pada volume penjualan dan volume produksi

berapakah perusahaan tidak mengalami kerugian dan perusahaan

Page 18: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

68

dapat merencanakan volume penjualan sesuai laba yang

diinginkan oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Soehardi Sigit dalam buku Analisa Break

Even (2001: 2) telah disebutkan bahwa:

Analisa break even adalah suatu cara atau teknik untukmengetahui kaitan antara penjualan, produksi, harga jual,biaya, rugi dan laba. Dengan mengetahui kaitannya itu,analisa break even dapat digunakan untuk membantumenetapkan sasaran atau tujuan perusahaan. Kegunaan-kegunaan lainnya antara lain:a. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional

dalam usaha mencapai laba tertentu (profit planning).b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi

yang sedang berjalan (controlling).Sebagai bahan pertimbangandalam menentukan harga jual.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang

harus dilakukan oleh manajer.

Selanjutnya, analisis Break even secara umum dapat memberikan

informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan,

cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan

tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil

keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita

rugi.

Page 19: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

69d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume

penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh (http://elearning.

gunadarma.ac.id/docmodul/kursus financial analysis/BEP).

Dengan bertitik tolak dari uraian beberapa pendapat tersebut

di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa analisa pulang pokok

(break even) tidaklah semata-mata berguna bagi pimpinan untuk

mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja akan tetapi

lebih dari pada itu dapat digunakan sebagai suatu cara atau teknik

untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume, harga jual serta

laba rugi atau dengan kata lain untuk menghadapi beberapa

perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi laba perusahaan, di

samping itu juga analisa break even dapat juga digunakan oleh

pimpinan sebagai dasar perencanaan laba maupun sebagai pedoman

pengawasan, serta sebagai alat pengambilan keputusan sehubungan

dengan penambahan investasi.

2.3. Asumsi-asumsi dalam Analisa Break Even

Menurut Bambang Riyanto dalam buku Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan (2003: 361) bahwa dalam mengadakan

analisa break even digunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

a. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biayavariabel dan golongan biaya tetap.

Page 20: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

70

b. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubahsecara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Iniberarti bahwa biaya variabel perunitnya adalah tetap sama.

c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubahmeskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Iniberarti biaya tetap perunitnya berubah-ubah karena adanyaperubahan volume kegiatan.

d. Harga jual perunit tidak berubah selama periode yangdianalisa.

e. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk,perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masingproduk atau “sales mix-nya adalah tetap konstan.

Gunawan Adisaputro dalam buku Anggaran Perusahaan

(2004: 96) analisa break even membutuhkan asumsi tertentu sebagai

dasarnya. Asumsi-asumsi itu adalah:

1. Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapatdiperkirakan jumlahnya secara tepat. Dengan demikianperubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadiperubahan tingkat biaya.

2. Biaya yang diperkirakan itu dapat dipisahkan mana yangbersifat variabel dan mana yang merupakan biaya tetap.Analisa BEP hanya dapat dihitung bilamana sebagianbiaya merupakan biaya tetap.

3. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi, artinyaapa yang diproduksi dianggap terjual habis. Dengandemikian tingkat persediaan barang jadi tidak mengalamiperubahan atau perusahaan sama sekali tidak menyediakanstock barang jadi.

4. Harga jual produk perusahaan pada berbagai tingkatpenjualan tidak mengalami perubahan. Ini berartidemikian sempurna atau bahwa share pasaran perusahaansedemikian kecilnya sehingga tidak akan mampu merubahharga pasar yang terjadi.

5. Efisien perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan jugatidak berubah sehingga biaya variabel setiap unit produksama untuk berbagai volume produksi.

Page 21: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

71

6. Tidak terdapat perubahan pada berbagai kebijakanpimpinan yang secara langsung berpengaruh terhadapbeban tetap keseluruhan. Dengan demikian biaya tetapkeseluruhan juga tidak berubah.

7. Perusahaan dianggap seakan-akan hanya menjual satumacam produk akhir bilamana dalam kenyataannyaproduk yang dibuat lebih dari satu macam, maka salesMix dipertahankan tetap sama.

Di dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi

yang tidak dapat dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi ini

tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai satu

alat bantu pengambilan keputusan. Hanya saja diperlukan suatu

modifikasi tertentu dalam penggunaannya.

Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan

perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya

variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung

berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit

dikalikan dengan penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh

oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of

time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh

Page 22: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

72biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan

biaya ini tetap dikeluarkan.

3. Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan

sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya

yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman

dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan

naik pada level yang lebih tinggi (http://elearning.gunadarma.ac.id/

docmodul/kursus financial analysis/BEP).

Analisa pulang pokok umumnya tercliri dari refleksi,

pembahasan, pertimbangan dan pembuatiln keputusan relatif

terhadap tuiuh unsure pokok:

a. Biaya Tetap : pengeluaran yang dikeluarkan tanpa meiihat jumlah

produk yang dihasilkan.

b. Biayav ariabel : pengeluarany ang berfluktuasid engani umlah

produk yang dihasilkan.

c. Biaya Total: jumlah total biaya tetap darr biaya variabei yqng

berkaitan dengan produksi.

d. Pendapatan Total : semua nilai rupiah penjualan yang

terakumulasi dari penir.ralanp roduk.

e. Keuntungan : jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total

dari produksi barang yang dijual.

Page 23: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

73

f. Kerugian : iumlah biaya total produksi barang yang metebihi

pendapatan total yang diperoleh dari perjualan barang tersebut.

g. Titik Pulang Pokok : penclapatan total sama dengan biaya

totalnya, artinya perusahaan hanya memperoleh pendapatan yang

hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak

untung tidak rugi

(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bussinesplan/File002

0.PDF).

2.4. Pengertian Biaya

Setiap manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari selalu disertai pengorbanan-pengorbanan, baik berupa

pengorbanan pikiran dan tenaga maupun pengorbanan material

untuk mendapatkan barang-barang atau jasa-jasa yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Demikian pula halnya

dengan rumah tangga perusahaan yang melakukan kegiatan

produksi atau pemasaran memerlukan pengorbanan berupa

pengorbanan faktor-faktor produksi. Dan nilai dari suatu

pengorbanan faktor-faktor produksi itulah yang disebut biaya.

Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan biaya maka

berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian biaya. Seperti

Page 24: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

74

yang dikemukakan oleh Abas Kartadinata (1997: 87) yang

menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan

satuan uang, yang dikeluarkan atau harus dilakukan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Mengenai pengertian biaya, oleh American Accounting

Assosiation yang diterjemahkan oleh R. Soemita Adikoesoemo

(1997: 1), memberikan defenisi untuk istilah cost sebagai berikut:

Cost (biaya) ialah pengeluaran yang diukur secara terus menerus

dalam uang atau yang potensiil harus dikeluarkan untuk mencapai

suatu tujuan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1996: 48) memberikan

pengertian biaya adalah jumlah, yang diukur dalam satuan uang,

yaitu pengeluaran dalam bentuk kontan atau dalam bentuk

pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang

diserahkan, atau kewajiban yang ditimbulkannya daalam

hubungannya dengan barang-barang aatau jasa-jasa yang

diperolehnya atau akan diperolehnya.

Dengan pengertian biaya diatas, maka dapatlah dikatakan

bahwa untuk menjamin kontinyutas perusahaan dimasa yang akan

datang perlu ditetapkan suatu standar biaya. Manajemen

perusahaan memungkinkan dapat mengetahui berapa besar biaya

Page 25: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

75

yang seharusnya dikeluarkan, sebelum produksi dimulai, sehingga

dapat diketahui jumlah pemborosan yang terjadi dalam usaha

efisiensi biaya variabel.

Mulyadi (1998: 3), memberikan pengertian biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang,

yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai

tujuan tertentu.

Dari pengertian diatas dikatakan bahwa biaya adalah

pengeluaran atau pengorbanan yang diukur dengan satuan uang

untuk mencapai atau tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian biaya yang telah

dikemukakan diatas, maka dapat pula dijelaskan bahwa biaya

promosi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

memperkenalkan produknya, yang terdiri atas:

- Biaya tenaga kerja yang mempromosikan secara langsung

- Biaya publikasi

- Biaya transportasi

- Biaya iklan.

Dengan demikian biaya yang dikeluarkan pada suatu

perusahaan dengan melalui proses pencatatan akuntansi bertujuan

unutk mennyajikan informasi biaya yang dibutuhkan oleh

Page 26: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

76

manajemen, agar dapat mengolah perusahaan atau bagian lainnya

secara baik, maka dalam mencatat dan menggolongkan biaya selalu

diperhatikan untuk tujuan apa biaya dikeluarkan. Oleh D. Hartanto

(1999: 81) mengatakan bahwa : Tak ada suatu konsep biaya yang

dapat dipakai untuk semua tujuan dalam menggunakan kata biaya,

kita harus melihat tujuan yang hendak kita capai dengan

menggunakan konsep dimana sesuai dengan tujuan itu.

Selanjunya D. Hartanto (1999: 83) mengatakan pula bahwa:

Cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat

(service potential) diwaktu yang akan datang dan karenanya

merupakan aktiva yang di cantumkan dalam neraca.

Dari defenisi yang telah dikemukakan bahwa dari sejumlah

pengeluaran tidaklah semuanya digolongkan sebagai biaya,

sehingga dengan demikian tidak semua biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dianggap sebagai biaya sehingga perlu diadakan

klasifikasi biaya.

Menurut Matz (1999: 44), biaya dapat diklsifikasikan atas

dua kelompok yaitu:

1. Manufacturing Cost

- Direct material

- Direct labour

Page 27: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

77

- Factory overhead

2. Comercial Expenses

- Merketing (or distribution or selling) expenses and

- Administrative (general and ministrative) expenses.

Dari klasifikasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manufacturing Cost yang biasa disebut dengan factory cost

atau production cost, yaitu semua biaya dikeluarkan mulai dari

pembelian bahan baku kemudian diolah menjadi bahan jadi.

Manufacturing Cost dapat dibagi atas tiga bagian :

a. Direct Labour Cost atau biaya tenaga kerja.

Jenis biaya ini juga dikatakan sebagai biaya tenaga kerja

yang secara langsung dapat diidentifikasikan terhadap

produk tertentu.

b. Direct Material Cost atau biaya bahan langsung yaitu bahan

baku yang dapat secara langsung dimasukan dalam

perhitungan harga pokok.

c. Manufactuirng Overhead Cost.

Biaya ini adalah merupakan biaya dari bahan tidak

langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua faktor

lainnya yang ikut menunjang kelancaran proses produksi.

Page 28: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

78

Manufactuirng Overhead Cost ini dapat dibagi atas tiga

bagian, yaitu :

- Indirect Material, yaitu seluruh barang-barang yang

digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi

tidak secara langsung dapat diperhitungkan pada

produksi akhir.

Oleh karena jumlah relatif kecil dan begitu kompleks

sehingga sukar untuk digolongkan sebagai direct

material.

- Indirect Labour, yaitu tenaga kerja tidak terlibat

langsung dalam proses produksi, misalnya kepala

bengkel, mandor, pembantu umum dan sebagainya.

- Other Manufacturing expenses, yaitu biaya-biaya tidak

langsung selain dari indirect labour dan indirect

material, seperti biaya atas penggunaan tanah, pajak,

penghapusan, pemeliharaan dan perbaikan.

2. Comercial Expenses yang terdiri dari :

- Selling expenses, adalah semua ongkos yang dikeluarkan

setelah selesainya produksi sampai pada saat terjualnya.

Ongkos-ongkos ini meliputi penyimpanan, pengangkutan,

penagihan dan ongkos yang menyangkut fungsi penjualan.

Page 29: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

79

- Administrasi expenses, adalah ongkos-ongkos yang

meliputi ongkos perencanaan dan pengawasan.

Biasanya semua ongkos-ongkos yang tidak dapat dibebankan

pada bagian produksi atau penjualan dipandang sebagai ongkos

administrasi.

2.5. Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo dalam buku

Akuntansi Manajemen (2001: 15) manajemen memerlukan

informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu,

perlu diketahui penggolongan biaya atas dasar perilakunya. Yang

dimaksud dengan perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam

kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas

perusahaan. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar kecilnya

volume produksi atau volume penjualan. Berdasarkan penjelasan di

atas biaya dapat digolongkan atas:

a. Biaya variabelBiaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selaluberubah secara proporsional (sebanding) denganperubahan volume kegiatan perusahaan. Besar kecilnyatotal biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnyavolume produksi/penjualan secara proporsional.

b. Biaya tetapBiaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarakkapasitas (range of capasity) tertentu totalnya tetap,meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah.Sejauh tidak melampaui kapasitas, biaya tetap total

Page 30: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

80

tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatanperusahaan.

c. Biaya semi variabelBiaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubahtetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatanperusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahanyang konstan. Biaya ini dapat dikelompokkan pada yang tidakperubahannya semakin tinggi dan yang tingkat perubahannyasemakin rendah dalam biaya ini terkandung unsur biaya variabeldan unsur biaya tetap.

Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya (2003: 8)

mengatakan bahwa:

Definisi biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu dalam arti luasdan arti sempit. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanansumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telahterjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuantertentu.Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas:1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.2. Diukur dalam satuan uang.3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut.

Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk

membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber

ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga

pokok.

Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai

hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan.

Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan

Page 31: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

81

volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Untuk keperluan

perencanaan dan pengendalian.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan berubah

dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya tetap atau biaya

kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan

beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya

tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang,

teknologi dan metode serta strategi manajemen.

a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel

per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume

kegiatan. Biaya ini naik atau turun tidak pada saat yang sama

dengan perubahan volume kegiatan. Setiap perubahan volume

kegiatan tidak secara langsung diikuti dengan perubahan biaya.

b. Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan

variabel di dalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya

minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel

merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi

oleh perubahan volum kegiatan.

Page 32: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

82

2.6. Perhitungan Break Even Point

Menurut Sunarto dalam buku Akuntansi Manajemen (2002:

91-100) tingkat break even dapat ditentukan dengan:

1. Pendekatan secara teknik persamaan

a. Penentuan jumlah penjualan produk minimal yang harus

dicapai agar permasalahan mencapai break even dapat

ditentukan dengan rumus:

Biaya tetapBEP (dalam satuan produk) =

Harga jual per satuan – biaya variabel per satuan

b. BEP (impas) dalam rupiah penjualan dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

FCBEP (dalam rupiah penjualan) =

VC1 –

S

Di mana:

FC : Total biaya tetap

VC : Total biaya variabel

S : Total nilai penjualan dalam rupiah

2. Pendekatan secara grafis

Berdasarkan pengertian break even tersebut di atas maka apabila

jumlah pendapatan dengan jumlah biaya yang diproyeksikan

Page 33: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

83

dalam suatu grafik, maka kita akan memperoleh suatu grafik

break even point (terlihat pada gambar 1).

CR

O

gambar 1. Break Even Point

Keterangan:

C : Total biaya

R : Penjualan

Q : Jumlah produk

S : Volume penjualan

BEP: Break Even Point

Dalam grafik tersebut akan terdapat suatu titik

perpotongan ini disebut titik pulang pokok. Pada titik

perpotongan ini di mana hasil penjualan sama dengan jumlah

biaya-biaya tersebut, perusahaan tidak memperoleh laba dan

BEP SC

VC

FC

FC

QQ

Page 34: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

84

juga tidak menderita kerugian. Keuntungan baru akan

diperoleh apabila jumlah produksi/penjualan telah melebihi atau

di atas titik pulang pokok.

2.7. Keterbatasan Analisis Break Even Point

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even

dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan

apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga

jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis

ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui

bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu

• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan

• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu

• Sales mix adalah konstan (http://elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/kursus

financial analysis/BEP).

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan

bergeser atau berubah apabila:

1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,

dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya,

meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC

naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.

Page 35: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

852. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini

akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC

per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

3. Perubahan dalam sales price per unit

Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).

Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun

semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk

maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain

(sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi

kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun

akan berubah (http://elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/kursus financial

analysis/BEP).

2.8. Penentuan Penjualan Minimal

Apabila besarnya keuntungan yang diinginkan telah

ditetapkan atau besarnya risiko kerugian telah ditetapkan, maka

perlukah ditentukan berapa besarnya penjualan minimal yang harus

dicapai untuk memungkinkan diperolehnya keuntungan yang

diinginkan tersebut.

Jika perusahaan ingin menentukan seberapa besar

keuntungan/laba yang diinginkan maka dapat ditentukan penjualan

Page 36: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

86

minimal agar diperoleh keuntungan tersebut dengan

menggunakan rumus:

FC + Keuntungana. Penjualan minimal (dalam rupiah) =

VC1 –

S

FC + Keuntunganb. Penjualan minimal (dalam unit) =

P – V

2.9. Pengertian Laba

Tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba. Laba

direncanakan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu laba

juga sebagai informasi atau menggambarkan keberhasilan atau

kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya.

Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara

pendapatan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut.

Apabila pendapatan lebih besar dari biaya, maka dikatakan

bahwa perusahaan memperoleh laba dan bila terjadi sebaliknya

maka perusahaan dikatakan rugi.

Dari uraian di atas menurut Haryono Jusuf dalam buku

Dasar-dasar Akuntansi (2002:24) mengatakan bahwa:

Page 37: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

87

Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara

pendapatan dengan biaya atau laba sebagai kelebihan

penghasilan di atas biaya selama satu periode.

Sedangkan menurut Supriyono dalam buku Akuntansi Biaya

(2003: 331) mengatakan bahwa:

Laba perusahaan adalah merupakan selisih antara penghasilan

penjualan di atas semua biaya dalam periode akuntansi

tertentu.

Lebih lanjut Supriyono dalam buku Akuntansi Biaya (2003:

4) mengemukakan bahwa:

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan denganmempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumberekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala yangdihadapi, untuk tujuan tersebut perusahaan perlu mengetahuidata yang relevan terutama yang menyangkut penghasilandan biaya pada perusahaan tersebut.Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas

kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada

umumnya adalah untuk memperoleh laba optimal sesuai dengan

kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk mencapai laba

optimal tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan

Page 38: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

88

yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkoordinasi

dalam mencapai tujuan.

Perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah

diperhitungkan dengan cermat di mana implikasi keuangannya

dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi-laba, neraca,

kas, dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek.

Anggaran hanyalah merupakan suatu rencana yang dinyatakan

dalam nilai uang atau satuan kuantitatif lainnya. Perencanaan laba

ditujukan kepada sasaran akhir organisasi dan bermanfaat sebagai

pedoman untuk mempertahankan arah kegiatan yang pasti.

Perencanaan laba yang baik dan cermat tidaklah mudah

karena teknologi berkembang dengan cepat dan faktor-faktor sosial,

ekonomi, dan politik berpengaruh kuat dalam dunia usaha.

Page 39: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

89

B A B III

METODE PENELITIAN

3.1. Daerah dan Waktu Penelitian

Daerah penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah

Kota Makassar atau pada PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia yang berlokasi di Jalan Pelita Raya No.8 Makassar,

sedangkan waktu penelitian diperkirakan akan dilaksanakan dalam

jangka waktu kurang lebih 2 (dua) bulan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Cara untuk mengumpulkan data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Library Research (penelitian kepustakaan)

Penelitian pustaka yaitu dengan menggunakan literatur yang

tersedia dan berhubungan dengan materi yang dibahas dalam

penelitian ini juga memperoleh pengetahuan dan landasan teori.

b. Field Research (penelitian lapang)

Penelitian ini meliputi :

- Wawancara dengan pimpinan serta karyawan yang

mengetahui masalah tujuan penelitian ini.

Page 40: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

90

- Observasi atau pengamatan langsung pada obyek yang

diteliti.

3.3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1. Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat,

skema, dan gambar.

2. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data

yang diangkakan.

b. Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang berasal dari hasil penelitian pada

PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia Cabang

Makassar yaitu berupa hasil wawancara dengan pimpinan

perusahaan dan karyawan perusahaan lainnya.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen dan

laporan perusahaan yang relevan dengan materi yang dibahas.

3.4. Metode Analisis

Untuk menguji hipotesis yang dikemukakan, maka digunakan

peralatan analisis, sebagai berikut :

a. Analisa break even point

Page 41: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

91

1. Break even point atas dasar penjualan dalam rupiah dapat

dilakukan dengan mempergunakan rumus :

FC

BEP (dalam rupiah penjualan) = (Bambang Riyanto, 2003:365)

VC1 –

SDi mana:

FC : Biaya tetap

S : Nilai sewa

VC : Biaya variabel per unit

2. Break even point atas dasar unit dapat dilakukan dengan

menggunakan:

FC

BEP = (Bambang Riyanto, 2003: 364)P – V

Di mana:

FC: Biaya tetap

V : Biaya variabel per unit

P : Harga jual per unit

b. Shut Down Point dalam unit:

Biaya Tetap TunaiSDP = ------------------------- → BTT = FC – Penyusutan.

P - V

Page 42: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

92

Di mana:

P = sewa per unit

V = biaya variabel per unit.

c. Shut Down Point dalam rupiah:

Biaya Tetap TunaiSDP = --------------------------

1 – VC/S

Keterangan:S = Nilai sewa

VC = Jumlah biaya variabel

Page 43: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

93B A B IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Asal mula PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia

adalah Kobe Steel, Ltd, yang didirikan pada bulan September 1905, telah

tumbuh menjadi salah satu dari perusahaan yang paling beragam di

dunia. Memproduksi mesin konstruksi yang pertama di Jepang yaitu 50K

Electric Mining Shovel yaitu suatu mesin alat berat yang dapat

mengangkat atau memindahkan beban yang berat.

Setelah beberapa tahun kemudian, PT. Daya Kobelco Construction

Machinery Indonesia didirikan pada tanggal 1 Oktober 1999 yang

berlokasi di Tokyo Jepang.

Perusahaan ini pada mulanya sebuah anak perusahaan dari Kobe

Steel, Ltd., KCM (Kobelco Construction Machinery) menjadi sebuah

perusahaan independen pada tahun 1999. Pada tahun 2004 KCM

memisahkan operasional excavator dan operasional crane.

PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia berdiri pada

tanggal 7 Nopember 2000 sebagai distributor eksklusif Excavators

Kobelco di Indonesia. PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia adalah anak dari perusahaan besi baja Jepang terkemuka,

Kobe Steel Group.

Page 44: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

94

Sebagai distributor eksklusif, PT. Daya Kobelco Construction

Machinery Indonesia menyediakan rangkaian produk yang beragam

untuk industri pertambangan, pertanian, kehutanan, infrastruktur,

konstruksi dan migas di Indonesia.

PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia juga menjadi

distributor untuk New Holland Construction Equipment seperti Backhoe

Loader, Skid Steer Loader dan Iwafuji Harvesting Equipment.

Dengan 18 kantor cabang dan pusat servis di seluruh Indoensia,

serta perluasan jaringan yang terus menerus, kami menawarkan

jangkauan secara nasional dan harga yang kompetitif serta didukung oleh

tim purnajual yang handal dan kompeten.

4.2. Struktur organisasi

Salah satu syarat dalam menunjang suksesnya suatu perusahaan

dalam beroperasi dan mengorganisir sumber daya yang dimiliki agar

tujuan perusahaana dapat tercapai yaitu dengan memiliki struktur yang

baik dan tepat menempatkan sumber daya dengan benar.

Struktur organisasi yang baik dan benar adalah struktur organisasi

yang menggambarkan kedudukan setiap personil /karyawannya yang

memiliki wewenang, tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam

menjalankan aktivitasnya karena tanpa struktur organisasi yang baik dan

Page 45: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

95

jelas, maka akan terjadi kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas

hingga para karyawan tidak dapat bekerja secara benar.

Agar tercapai suatu struktur organisasi yang baik dan jelas maka

pimpinan perusahaan hendaknya memiliki wawasan dan pengetahuan

yang luas tentang sifat dan perilaku perusahaan sehingga dapat memiliki

dan merekrut personil yang cakap dan berdaya guna.

Selain hal tersebut, maka seorang pimpinan haruslah memiliki

kemampuan dalam berorganisasi serta memiliki sifat kepemimpinan.

Dengan demikian akan melahirkan suatu struktur yang terarah di antara

fungsi-fungsi yang terlibat didalamnya sehingga akan dampak

perusahaan tersebut akan memiliki suatu tim kerja yang baik.

Hal-hal yang penting dalan penyusunan strukur organisasi yaitu :

- Pembagian kerja, menyangkut kadar spesialisasi pekerjaan dimana

perusahaan membagi keseluruhan tugas organisasi menjadi beberapa

bagian ke dalam berbagai pekerjaan khusus yang menjadi tugas para

karyawan dalam aktivitasnya.

- Pendelegasian wewenang, menyangkut yang harus didelegasi kepada

setiap pekerjaan dan pelaksanaannya dimana tinggi rendahnya

wewenang yang diberikan tergantung tugas dan tanggung jawab yang

diemban karyawan.

Page 46: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

96

- Departementalisasi, menyangkut pengelompokan pekerjaan

menjadi beberapa departemen. Sehingga dalam operasional

perusahaan terjadi suatu job description yang jelas.

- Rentang kendali, menyangkut hubungan antara pribadi yang dapat

dikendalikan seorang manajer departemen dan orang-orang yang

langsung berhubungan dengan pimpinan perusahaan.

Untuk memperjelas tugas-tugas, pekerjaan serta wewenang dan

tanggung jawab dari masing-masing anggota organisasi, maka berikut ini

diperlihatkan struktur organisasi PT. Daya Kobelco Construction

Machinery Indonesia Cabang Makassar, sebagai berikut :

Page 47: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

97

Skema IStruktur Organisasi PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia Cabang Makassar, Tahun 2011

Ket : Garis KonsultasiGaris Komando

Sumber: PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia Cabang

Makassar

Komisaris

DirekturUtama

InternalAuditor

Perencanaan

Sekretaris

Dir.Pemasaran

Dir.Keuangan/Adm

ManajerPersonalia

ManajerKeuangan

ManajerUmum

ManajerPemasaran

ManajerSpare Time

ManajerService

Sekretaris Personalia Personalia Personalia

Page 48: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

98

Susunan Personalia PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia Komisaris 1 orang

1. Dewan Direksi terdiri atas tiga orang, yakni :

- Direksi Utama 1 orang

- Direksi Keuangan dan Administrasi 1 orang

- Direksi Pemasaran 1 orang

2. Sekretaris 1 orang

3. Internal Auditor 1 orang

4. Bagian Perencanaan 1 orang

5. Middle Manager terdiri atas enam orang, yakni :

- Manajer Kauangan 1 orang

- Manajer Penjualan 1 orang

- Manajer Service dan Manajer Sapare Parts 1 orang

- Manajer Personalia 1 orang

- Manajer Umum 1 orang

6. Employess terdiri dari empat orang, yakni :

- Accounting 1 orang

- Gudang 1 orang

- Purna Pakai 1 orang

- Kasir 1 orang

Uraian Tugas

Page 49: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

99

Untuk memperlajri tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan,

maka ditetapkan uraian tugas, sebagai berikut:

1. Komisaris

Merupakan dewan komisaris yang berfungsi sebagai pengawas umum

terhadap pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Tugas utama

dewan komisaris adalah memberinasehat direksi perusahaan, bila

dalam menjalankan tugasnya terjadi sesuatu yang sangat merugikan

perusahaan, serta memberikan usul dan saran yang dianggap berguna

bagi perusahaan, baik sekarang maupun masa yang akan datang.

2. Direksi

Direksi terdiri dari tiga orang, yaitu :

- Direktur Utama, adalah penanggung jawab penuh terhadap

jalannya perusahaan. Direktur Utama bertugas mengendalikan

perusahaan sebaik-baiknya, agar tujuan perusahaan berjalan

sebagaimana mestinya sesuai yang diharapkan sebelumnya.

- Direktur Keuangan dan Aministrasi, berfungsi mengkoordinasi

seluruh bagian, terutama bagian keuangan agar digunakan

sebaik-baiknya.

- Direktur Pemasaran, berfungsi mengkoordinasikan semua

bagian pemasaran pada perusahaan, utamanya bagian

Page 50: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

100

penjualan agar melakukan kegiatan yang bertujuan

meningkatkan market share yang lebih luas.

3. Sekretaris

Sekretaris berfungsi sebagai penata usaha administrasi perusahaan

dalam tugasnya sehari-hari, menjalankan tugas umum dan instruksi

yang diberikan Direksi dan General Manager.

4. Internal Auditor

Berfungsi untuk mengadakan pengawasan dalam lingkungan

perusahaan, menempatkan semua personil untuk mengawasi

aktivitas keuangan disetiap anak perusahaan / cabang dan

perwakilan serta melakukan pembinaan tenaga pengawasan, serta

mengawasi langsung persoalan finansial perusahaan dan

memberikan tindakan bila terjadi penyelewengan.

5. Bagian Perencanaan

Bagian ini berfungsi atas semua perencanaan dan pengembangan

perusahaan, agar perusahaan tetap eksis di dunia persaingan global.

6. Bagian Keuangan

Dipimpin oleh seorang manajer, yang berfungsi mengelola

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Pada bagian ini terdapat

kasir utama penagihan piutang, administrasi piutang dan

pembukuan. Kemudian secara horizontal mengawasi semua yang

Page 51: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

101

bersangkutan dengan keuangan. Bagian ini bertanggung jawab

langsung kepada Direksi Keuangan dan Administras.

7. Bagian Pemasaran

Dipimpin oleh seorang Manajer, yang berfungsi menjalankan tugas

pemasaran produk, melaksanakan studi banding tentang harga

kendaraan alat berat, mempelajari tingkat persaingan yang ada,

merencanakan stock kendaraan alat berat, dan melaksanakan

berbagai bentuk promosi. Dan salah satu sarana promosi yang telah

dilaksanakan pada perusahaan ini adalah mendatangi yang berfungsi

memasarkan kendaraan alat berat bermerek Komatzu. Bagian ini

bertanggung jawab langsung kepada Direksi Pemasaran.

8. Bagian Spare Parts

Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer, yang berfungsi

mengadakan penjualan suku cadang, meneliti keadaan pasar,

merencanakan stock suku cadang, melaksanakan promosi utamanya

meningkatkan genuine part of Komatzu.

9. Bagian Service Station

Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer, yang bertugas

memberikan pelayanan purna jual, baik pemeliharaaan maupun

perbaikan.

Page 52: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

102

10. Bagian Personalia

Dipimpin oleh seorang manajer, berfungsi untuk mengontrol semua

kegiatan umum di dalam perusahaan maupun didalam pemerinah.

11. Bagian umum

Dipimpin oleh seorang manajer, berfungsi mengkoordinir atau

mengawasi semua kegiatan yang ada di dalam perusahaan.

12. Bagian Accounting

Berfungsi mencatat semua transaksi harian pada perusahaan dan

memberikan laporan kepada bagian keuangan.

13. Bagian Gudang

Dipimpin oleh seorang kepala gudang, berfungsi menyerahkan

produk yang tersedia kepada pembeli serta kepada karyawan yang

diberi tugas oleh pimpinan untuk mengambil kendaraan dari

gudang, serta mengawasi/ melindungi mobil dari ancaman pihak

lain.

14. Bagian Purna Pakai

Berfungsi untuk mengawasi semua kendaraan alat berat yang ditarik

dari konsumen yang tidak sanggup membayar uang kredit

pembelian, kemudian dimasukkan ke gudang.

15. Perwakilan/cabang

Page 53: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

103

Masing-masing dipimpin oleh seorang kepala perwakilan yang

bertanggung jawab penuh kepada direksi atas segala masalah

perwakilan yang terjadi, serta hasil yang dicapai perwakilan yang

dipimpinnya.

Page 54: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

104

LAMPIRAN

Page 55: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

105ANALISIS PENERAPAN EVEN POINT SEBAGAI ALAT

PERENCANAAN PADA PT DAYA KOBELCO CONSTRUCTION

MACHINERY INDONESIA CABANG

MAKASSAR

Oleh

EVA MIRANDA T

A311 03 747

JURUSAN AKUNTANSI EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 56: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

106Informasi Umum Perusahaan

Asal mula PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia adalah

Kobe Steel, Ltd, yang didirikan pada bulan September 1905, telah tumbuh

menjadi salah satu dari perusahaan yang paling beragam di dunia. Memproduksi

mesin konstruksi yang pertama di Jepang yaitu 50K Electric Mining Shovel yaitu

suatu mesin alat berat yang dapat mengangkat atau memindahkan beban yang

berat.

Setelah beberapa tahun kemudian, PT. Daya Kobelco Construction

Machinery Indonesia didirikan pada tanggal 1 Oktober 1999 yang berlokasi di

Tokyo Jepang.

Perusahaan ini pada mulanya sebuah anak perusahaan dari Kobe Steel,

Ltd., KCM (Kobelco Construction Machinery) menjadi sebuah perusahaan

independen pada tahun 1999. Pada tahun 2004 KCM memisahkan operasional

excavator dan operasional crane.

PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia berdiri pada

tanggal 7 Nopember 2000 sebagai distributor eksklusif Excavators Kobelco di

Indonesia. PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia adalah anak

dari perusahaan besi baja Jepang terkemuka, Kobe Steel Group.

Sebagai distributor eksklusif, PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia menyediakan rangkaian produk yang beragam untuk industri

pertambangan, pertanian, kehutanan, infrastruktur, konstruksi dan migas di

Indonesia. 30 PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia juga menjadi

distributor untuk New Holland Construction Equipment seperti Backhoe Loader,

Skid Steer Loader dan Iwafuji Harvesting Equipment.

Page 57: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

107Dengan 1 8 kantor cabang dan pusat servis di seluruh Indonesia serta

perluasan jaringan yang terus menerus, kami menawarkan jangkauan secara

nasional dan harga yang kompetitif serta didukung oleh tim purnajual yang

handal dan kompeten.

Salah satu syarat dalam menunjang suksesnya suatu perusahaan dalam

beroperasi dan mengorganisir sumber daya yang dimiliki agar tujuan perusahaan

dapat tercapai yaitu dengan memiliki struktur yang baik dan tepat menempatkan

sumber daya dengan benar.

Struktur organisasi yang baik dan benar adalah struktur organisasi yang

menggambarkan kedudukan setiap personil /karyawannya yang memiliki

wewenang, tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam menjalankan aktivitasnya

karena tanpa struktur organisasi yang baik dan jelas, maka akan terjadi

kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas hingga para karyawan tidak dapat

bekerja secara benar.

Agar tercapai suatu struktur organisasi yang baik dan jelas maka

pimpinan perusahaan hendaknya memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas

tentang sifat dan perilaku perusahaan sehingga dapat memiliki dan merekrut

personil yang cakap dan berdaya guna.

Selain hal tersebut, maka seorang pimpinan haruslah memiliki

kemampuan dalam berorganisasi serta memiliki sifat kepemimpinan. Dengan

demikian akan melahirkan suatu struktur yang terarah di antara fungsi-fungsi

yang terlibat didalamnya sehingga akan dampak perusahaan tersebut akan

memiliki suatu tim kerja yang baik.

Hal-hal yang penting dalam penyusunan struktur organisasi yaitu :

Page 58: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

108- Pembagian kerja, menyangkut kadar spesialisasi pekerjaan dimana

perusahaan membagi keseluruhan tugas organisasi menjadi beberapa bagian

ke dalam berbagai pekerjaan khusus yang menjadi tugas para karyawan

dalam aktivitasnya.

Pendelegasian wewenang, menyangkut yang harus didelegasi kepada setiap

pekerjaan dan pelaksanaannya dimana tinggi rendahnya wewenang yang'

diberikan tergantung tugas dan tanggung jawab yang diemban karyawan.

Departementalisasi, menyangkut pengelompokan pekerjaan menjadi beberapa

departemen. Sehingga dalam operasional perusahaan terjadi suatu job

description yangjelas.

- Rentang kendali, menyangkut hubungan antara pribadi yang dapat

dikendalikan seorang manajer departemen dan orang-orang yang langsung

berhubungan dengan pimpinan perusahaan.

Untuk memperjelas tugas-tugas, pekerjaan serta wewenang dan tanggung

jawab dari masing-masing anggota organisasi, maka berikut ini diperlihatkan

struktur organisasi PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia Cabang

Makassar, sebagai berikut:

Page 59: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

109

Sumber: PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia Cabang

Makassa.

Page 60: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

110Susunan Personalia PT. Daya Kobelco Construction Machinery

Indonesia

Komisaris 1 orang

1. Dewan Direksi terdiri atas tiga orang, yakni:

- Direksi Utama 1 orang

Direksi Keuangan dan Administrasi 1 orang

- Direksi Pemasaran 1 orang

2. Sekretaris 1 orang

3. Internal Auditor 1 orang

4. Bagian Perencanaan 1 orang

5. Middle Manager terdiri atas enam orang, yakni:

- Manajer Keuangan 1 orang

- Manajer Penjualan 1 orang

- Manajer Service dan Manajer Spare Parts 1 orang

- Manajer Personalia 1 orang

- Manajer Umum 1 orang

6. Employees terdiri dari empat orang, yakni :

- Accounting 1 orang

- Gudang 1 orang

- Purna Pakai 1 orang

- Kasir 1 orang

Uraian Tugas

Page 61: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

111Untuk mempelajari tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan, maka

ditetapkan uraian tugas, sebagai berikut:

1. Komisaris

Merupakan dewan komisaris yang berfungsi sebagai pengawas umum

terhadap pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Tugas utama dewan

komisaris adalah memberi nasehat direksi perusahaan, bila dalam

menjalankan tugasnya terjadi sesuatu yang sangat merugikan perusahaan,

serta memberikan usu! dan saran yang dianggap berguna bagi perusahaan,

baik sekarang maupun masa yang akan datang.

2. Direksi

Direksi terdiri dari tiga orang, yaitu :

Direktur Utama, adalah penanggung jawab penuh terhadap jalannya

perusahaan. Direktur Utama bertugas mengendalikan perusahaan sebaik-

baiknya, agar tujuan perusahaan berjalan sebagaimana mestinya sesuai yang

diharapkan sebelumnya.

Direktur Keuangan dan Aministrasi, berfungsi mengkoordinasi seluruh

bagian, terutama bagian keuangan agar digunakan sebaik-baiknya. Direktur

Pemasaran, berfungsi mengkoordinasikan semua bagian pemasaran pada

perusahaan, utamanya bagian penjualan agar melakukan kegiatan yang

bertujuan meningkatkan market share yang lebih luas.

3. Sekretaris

Sekretaris berfungsi sebagai penata usaha administrasi perusahaan dalam

tugasnya sehari-hari, menjalankan tugas umum dan instruksi yang diberikan

Direksi dan General Manager.

Page 62: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

1124. Internal Auditor

Berfungsi untuk mengadakan pengawasan dalam lingkungan perusahaan,

menempatkan semua personil untuk mengawasi aktivitas keuangan disetiap

anak perusahaan / cabang dan perwakilan serta melakukan pembinaan tenaga

pengawasan, serta mengawasi langsung persoalan finansial perusahaan dan

memberikan tindakan bila terjadi penyelewengan.

5. Bagian Perencanaan

Bagian ini berfungsi atas semua perencanaan dan pengembangan perusahaan,

agar perusahaan tetap eksis di dunia persaingan global.

6. Bagian Keuangan

Dipimpin oleh seorang manajer, yang berfungsi mengelola keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Pada bagian ini terdapat kasir utama

penagihan piutang, administrasi piutang dan pembukuan. Kemudian secara

horizontal mengawasi semua yang bersangkutan dengan keuangan. Bagian ini

bertanggung jawab langsung kepada Direksi Keuangan dan Administrasi.

7. Bagian Pemasaran

Dipimpin oleh seorang Manajer, yang berfungsi menjalankan tugas

pemasaran produk, melaksanakan studi banding tentang harga kendaraan alat

berat, mempelajari tingkat persaingan yang ada, merencanakan stock

kendaraan alat berat, dan melaksanakan berbagai bentuk promosi. Dan salah

satu sarana promosi yang telah dilaksanakan pada perusahaan ini adalah

Page 63: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

113mendatangi yang berfungsi memasarkan kendaraan alat berat bermerek

Komatzu. Bagian ini bertanggung jawab langsung kepada Direksi Pemasaran.

8. Bagian Spare Parts

Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer, yang berfungsi mengadakan

penjualan. suku cadang, meneliti keadaan pasar, merencanakan stock suku

cadang, melaksanakan promosi utamanya meningkatkan genuine part of

Komatzu.

9. Bagian Service Station

Bagian ini dipimpin oleh seorang manajer, yang bertugas memberikan

pelayanan purna jual, baik pemeliharaan maupun perbaikan.

10. Bagian Personalia

Dipimpin oleh seorang manajer, berfungsi untuk mengontrol semua

kegiatan umum di dalam perusahaan maupun didalam pemerintah.

11. Bagian umum

Dipimpin oleh seorang manajer, berfungsi mengkoordinir atau mengawasi

semua kegiatan yang ada di dalam perusahaan.

12. Bagian Accounting

Berfungsi mencatat semua transaksi harian pada perusahaan dan

memberikan laporan kepada bagian keuangan.

13. Bagian Gudang

Dipimpin o!eh seorang kepala gudang, berfungsi menyerahkan produk yang

tersedia kepada pembeli serta kepada karyawan yang diberi tugas oleh

pimpinan untuk mengambil kendaraan dari gudang, serta mengawasi/

melindungi mobil dari ancaman pihak lain.

Page 64: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

11414. Bagian Purna Pakai

Berfungsi untuk mengawasi semua kendaraan alat berat yang ditarik dari

konsumen yang tidak sanggup membayar uang kredit pembelian, kemudian

dimasukkan ke gudang.

15. Perwakilan/cabang

Masing-masing dipimpin oleh seorang kepala perwakilan yang bertanggung

jawab penuh kepada direksi atas segala masalah perwakilan yang terjadi, serta

hasil yang dicapai perwakilan yang dipimpinnya.

A. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui perencanaan laba yang diperoleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui besarnya titik pulang pokok (Break Even Point).

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam menerapkan

kebijaksanaan break even perusahaan dalam hubungannya dengan usaha

perencanaan laba.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Keterangan:

C : Total biaya

R : Penjualan

Q : Jumlah produk

S : Volume penjualan

BEP : Break Even Point

Dalam grafik tersebut akan terdapat suatu titik perpotongan ini

disebut titik pulang pokok. Pada titik perpotongan ini di mana hasil

penjualan sama dengan jumlah biaya-biaya tersebut, perusahaan tidak

Page 65: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

115memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Keuntungan baru

akan diperoleh apabila jumlah produksi/penjualan telah melebihi atau di

atas titik pulang pokok.

B. Ruang Lingkup Analisis break Even Point

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even

dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan

apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga

jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis

ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bag! analis perlu diketahui

bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

1. Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu

2. Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan

3. Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu

4. Sales mix adalah konstan (http://elearning.gunadarma.ac.id/

docmodul/kursus)

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan

bergeser atau berubah apabila:

1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,

dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya,

meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC

naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.

2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini

akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC

per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

Page 66: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

1163. Perubahan dalam sales price per unit

Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).

Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun

semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk

maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain

(sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi

kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun

akan berubah (http://elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/kursus financial

analysis/BEP).

2.8. Penentuan Penjualan Minimal

Apabila besarnya keuntungan yang diinginkan telah ditetapkan atau

besarnya risiko kerugian telah ditetapkan, maka perlukah ditentukan berapa

C. Temuan-temuan

Temuan khusus yang penulis dapatkan setelah perusahaan tersebut.

Masalah break even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping

mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel

secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi,

sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan

meskipun ada " perubahan volume produksi.

Karena adanya unsur variabel di satu pihak dan unsur tetap di lain pihak,

maka dapat terjadi bahwa suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu

Page 67: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

117menderita kerugian, karena penghasilan penjualannya hanya menutup biaya

variabel dan sebagian saja biaya tetap. Ini berarti bahwa bagian dari penghasilan

penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap tidak cukup untuk menutup

biaya tetapnya. Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variabel

merupakan bagian dan penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya

tetap biasanya dinamakan "Contribution Margin". Apabila contribution margin

lebih besar daripada biaya tetap, berarti penghasilan penjualan lebih besar

daripada biaya total, maka perusahaan mendapatkan keuntungan.

Berhubungan dengan itu, maka sangatlah penting bagi pimpinan suatu

perusahaan untuk mengetahui pada volume kegiatan atau volume produksi

penjualan berapa penghasilan penjualan dapat tetap menutupi biaya total untuk

dapat menghindarkan kerugian.

D. Rekomendasi

Rekomendasi dapat berupa hal-hal yang dapat dipakai untuk

memperbaiki sistem organisasi perusahaan. Penulis telah mengungkapkan

temuan-temuan yang dianggap sebagai keterangan perusahaan. Temuan-temuan

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan agar

fungsi keuangan dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Laporan neraca keuangan perusahaan sangat menentukan tingkat

keberhasilan perusahaan yang bersangkutan dalam mengetahui laba yang

diperoleh perusahaan. Perusahaan dalam memperoleh modal kerja diharapkan

pada dua alternatif yang ditempu, pertama adalah dari laba ditahan atau modal

sendiri dan yang kedua adalah dengan meminjam dari luar perusahaan atau

disebut modal asing.

Page 68: ABSTRAK Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Eva Miranda 2011 analisis penetapan break even point

118Apabila perusahaan menambah dananya dengan cara meminjam dari

luar perusahaan misalnya dari bank, maka perusahaan menghadapi konsekwensi

adanya biaya atas bunga modal pinjaman. Di mana keadaan ini menimbulkan

konsekwensi pembayaran bunga kredit, sehingga perusahaan harus berusaha

secara seksama untuk mengefektifkan penggunaan dana pada perusahaan.

Analisis ini diawali dengan melihat biaya yang digunakan perusahaan

kemudian menghitung penerimaannya dan selanjutnya membandingkan biaya

dan pendapatan PT. Daya Kobelco Construction Machinery Indonesia Cabang

Makassar.

Untuk keperluan berbagai pihak terhadap informasi akuntansi dari suatu

perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan telah mengeluarkan

peraturan untuk mengumumkan neraca dan perhitungan rugi laba setiap tahun

yaitu tiap akhir bulan Desember.

Laporan akuntansi disusun secara standar, agar dapat memahami laporan

tersebut tidaklah berlebihan apabila para pembaca perlu mengetahui pengertian

yang ada pada masing-masing pos tersebut.