uji daya hambat ekstrak daun jarak pagar(jatropha...
TRANSCRIPT
i
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN JARAK
PAGAR(Jatropha curcas L. ) TERHADAP PETUMBUHAN
Streptococcus mutans
Oleh :
AFDHAL
PO.71.3.251.1.41.052
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2017
ii
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR
(JatrophacurcasL.) TERHADAP PETUMBUHAN Streptococcus
mutans
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Dalam Menyelasaikan Tugas Akhir Program
Pendidikan Ahli Madya Farmasi
Oleh :
AFDHAL
PO.71.3.251.1.41.052
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2017
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menuntaskan pengerjaan karya tulis
ilmiah ini, yang merupakan salah satu persyaratan yang harus di penuhi akademik
dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar. Tak lupa juga haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita sang
pembebas dan pencerah, baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
para sahabat serta penerus beliau. Selama masa studi hingga penyusunan dan
perampungan Karya Ilmiah ini,Telahdirasakanbanyak sekali bantuan, bimbingan
serta dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak yang telah
diberikan secara tulus dan ikhlas kepada saya. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini sangatlah patut kiranya bagisaya untuk menghaturkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:
1. BapakDr. H. Ashari Rasyid, SKM, MS., Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar yang telah memberikan saya mengikuti pendidikan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.
2. Bapak Dr.Rusli, Sp.FRS, Apt., Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Makassar atas kesempatan yang diberikan kepada
saya menjadi mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar.
vi
3. Ibu St. Ratnah, S.Si., M.Kes.,selaku pembimbing I dan Bapak
Rusdiaman, S.Si., M.Si., Apt.,selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta meluangkan waktu, tenaga, pikiran maupun
materi, selama masa studi penulis hingga penyusunan dan perampungan
Karya Tulis Ilmiah ( KTI).
4. Bapak Muh. Tang, S.Si.,IbuAlfridamonicaSalasa, S.Si., M.Kes.,dan Ibu
Dr. Sesilia R.Pakadang, S.Si., M.Si., Apt.,atas kesabarannya dalam
membimbing penulis sewaktu penelitian diLaboratorium Mikrobilogi.
5. Bapak/ibu dosen serta para staf Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Makassar terima kasiah atas ilmu, motivasi dan kerja sama yang diberikan
selama mengikuti pendidikan.
6. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nurdin dan ibundaA. Roswati atas
segala curahan kasih sayang, pengorbanan dan doa restu yang diberikan
secarah tulus dan ikhlasdanjuga Adik-adikku, atas segalah pengorbanan
dan pengertiannya selama ini. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan
rahmat dan karuniahnya kepada mereka. Aamiin.
7. Teman-teman seperjuangan Yosua pandu, Ancu, Ical, Kiki, Kasim,
Imam, Herul, Haerul Hadi,Oppa, Nurdahadi, Fitrahdan teman-teman
lain angkatan Compressi 2014atas candatawa serta kerja samanya.Teman-
teman Embers danLawara united, serta teman-teman yang lain atas
bantuan dan dukungannya yang telah diberikan.
8. Seluruhrekan-rekan mahasiswa Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar
atas masukan-masukan yang telah diberikan .
vii
Dengan rendah hati saya sampaikan pula rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu, yang
telah membantu saya baik langsung maupun tidak langsung.
Saya berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Makassar dalam menambah pengetahuan dan wawasannya. Namun sebagai
seorang manusia biasa, jika terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam Karya
Tulis Ilmiah ini, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Makassar, 24 juli 2017
AFDHAL
viii
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Afdhal
NIM : PO.71.3.251.14.1.052
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan
bahwa sebagian karya tulis ilmiah ini merupakan hasil karya orang lain, maka
saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan sama
sekali.
Makassar, 24 Juli 2017
Afdhal
ix
ABSTRAK
Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional adalah
tanaman jarak pagar. Tanaman jarak pagar mengandung saponin, flavanoid, dan
tannin. Terutama pada daun tanaman jarak pagar yang memiliki manfaat untuk
mengobati gatal-gatal, perutkembung, eksim, dan jamur disela-sela kaki. Tujuan
penelitianini untuk menentukan daya hambat ekstrak Daun Jarak Pagar
(JatrophacurcasL.) terhadap pertumbuhan streptococcus mutans. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak Daun Jarak Pagar yang berasal dari
Desa Rompegading, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Konsentrasi yang digunakan yaitu konsentrasi 2%, 4%, 6%, kontrol negatif
(aquadest) dan kontrol positif (Amoxicillin). Penentuan daerah hambatan
dilakukan menggunakan metode difusi agar dengan paperdisk di letakkan di
permukaan medium MHA yang telah diberi bakteri. Hasil pengukuran berupa
zona diameter hambatan rata-rata yang diperoleh sesuai hasil pengamatan pada
konsentrasi 2% sebesar 8 mm, konsentrasi 4% sebesar 12 mm, dan pada
konsentrasi 6% sebesar 16 mm, control positif 15 mm dan control negative tidak
ada zona hambatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa Ekstrak Daun Jarak Pagar (JatrophacurcasL.) dapat menghambat
pertumbuhan Streptococcus mutans.
Kata kunci : Daya Hambat, Ekstrak Daun Jarak Pagar, Streptococcus mutans.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PRASYARAT ..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH…………………..viii
ABSTRAK ........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................4
A. UraiantanamanJarakPagar ................................................................4
B. UraianBakteriStreptococcus mutans ................................................7
C. Ekstrak ..............................................................................................10
D. Amoxicillin.......................................................................................14
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................14
xi
A. Metode Penelitian ..........................................................................14
B. Waktudan TempatPenelitian ..........................................................14
C. Tempat Pengambilan Sampel ........................................................14
D. Alat dan Bahan ..............................................................................14
E. Prosedur Kerja ...............................................................................15
1.Penyiapanalat ..............................................................................15
2.Pengolahansampel ......................................................................15
3.PembuatanekstrakDaunJarakPagar .............................................15
4.Pembuatan Medium Nutrient Agar .............................................15
5.Pembuatan Medium MHA ..........................................................16
6. Penyiapanbakteriuji ..................................................................16
7. PengujiandayahambatekstrakDaunJarakPagar .........................17
8. PengamatandanPengukuran diameter hambatan ......................17
9. Pengolahan data ........................................................................17
10.PembahasandanKesimpulan .....................................................17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................18
A. Hasil Penelitian .............................................................................18
B. Pembahasan ..................................................................................18
BAB V.PENUTUP .............................................................................................21
A. Kesimpulan ......................................................................................21
B. Saran ................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................22
LAMPIRAN .......................................................................................................25
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasi pengukuran diameter hambatan (mm) .........................................18
Tabel 2. Perbandinganantarperlakuan .................................................................24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Media MHAdan NA ........................................................................25
Lampiran 2. Skemakerjapenelitian......................................................................26
Lampiran 3.Hasil Analisis Statistik Zona Hambatan ..........................................30
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun JarakPagar ................................................................................27
Gambar 2. Bakteri Streptococcus mutans ...........................................................27
Gambar 3. Proses penanamanPaper disk ............................................................28
Gambar 4.GambardayahambatEkstrakDaunJarakPagar ......................................29
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar
didunia yang memilih lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi,hingga
saat ini tercatat 7000 spesies tanaman telah di ketahui khasiatnya namun
kurang dari 300 tanaman yang di gunakan sebagai bahan baku industri farmasi
secara regular, sekitar 1000 tanaman telah diidentifikasi botani sistematik
tumbuhan dengan baik. Berdasarkan hasil WHO pada tahun 2008 mencatat
bahwa 68 % penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan
tradisional yang mayoritas melibatkan tumbuhan untuk penyembuhan penyakit
dan lebih dari 80 % penduduk dunia menggunakan obat herbal untuk
mendukung kesehatan mereka,arti penting yakni secara mendasar mendukung
kehidupan maupun potensi perdagangan ( Saifuddin dkk.2012 ).
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif bersifat nonmotil,
bakteri anaerob fakultatif, memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk
bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu sekitar 18-40 . Streptococcus mutans biasanya ditemukan
pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondusif
menyebabkan karies untuk email gigi.
2
Seiring dengan berkembangnya teknologi di zaman sekarang maka sangat
memungkinkan pengembangan obat-obatan dari bahan alam. Indonesia
memiliki banyak keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat tradisional, masyarakat dulu telah mempercayai bahwa dengan obat dari
bahan alam mampu mengobati beberapa penyakit dan obat dari bahan alam
juga jarang menimbulkan efek yang merugikan.
Salah satu tumbuhan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
jarak pagar. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagai obat
tradisional adalah tanaman jarak pagar. Semua bagian dari tanaman jarak pagar
telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional sebagai antibakteri.
Tanaman jarak pagar yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae, genus
Jatropha mempunyai daun yang berkhasiat sebagai obat gatal-gatal, perut
kembung, eksim, dan jamur di sela-sela kaki. Daun jarak pagar mengandung
fenol, terpenoid, flavonoid, saponin (Oskoueian et al., 2011), dan alkaloid
(Gupta et al., 2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andi Bau Susilowati pada
tahun 2014 tentang pengaruh getah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)
terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus menyatakan bahwa getah
tanaman jarak pagar dapat menghambat Staphylococcus aureus. Berdasarkan
hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui daya hambat ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.)
terhadap bakteri Streptococcus mutans.
3
B. Rumusan Masalah
Apakah ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) dapat
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya hambat ekstrak Daun
Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) terhadap pertumbuhan Streptococcus
mutans.
D. Manfaat Penelitian
1. Mengkaji lebih dalam bahwa ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas
L.) dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
2. Menggali secara detail efek Daun Jarak Pagar terhadap pertumbuhan
Streptococcus mutans.
3. Sebagai referensi atau informasi bagi peneliti selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman jarak pagar
1. Morfologi jarak pagar.
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) merupakan jenis tanaman semak atau
pohon yang tahan terhadap kekeringan sehingga tahan hidup di daerah
dengan curah hujan rendah. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)
merupakan tanaman perdu dapat tumbuh tinggi mencapai 1-7 m, dan
memiliki cabang yang tidak beraturan. Batang kayu berbentuk silindris dan
jika dipotong akan mengeluarkan getah. Adapun bagian Jatropha curcas
yaitu daun Jatropha curcas Linn merupakan daun tunggal memiliki sudut/
lekuk 3-5. Daun menyebar diseluruh batang. Daun pada permukaan atas dan
bawah berwarna hijau, namun pada bagian bawahnya sedikit lebih pucat.
Lebar daun menyerupai hati atau oval dengan panjang 5-15 cm. Daun
berlekuk, bergaris hingga ke tepi. Tulang daun menjari dengan 5-7 tulang
daun utama. Daun dihubungkan dengan tangkai yang memiliki panjang
sekitar 4-15 cm. Bunga tanaman jarak adalah bunga majemuk berbentuk
malai, berwarna hijau kekuningan, berkelamin tunggal, dan berumah satu
(putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih
banyak dari bunga jantan (Syah Alam, 2012).
5
2. Klasifikasi ilmiah tanaman jarak pagar.
Tanaman jarak pagar mempunyai nama latin Jatropha curcas Linn.
Dalam sistematik (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jarak pagar
diklasifikasikan sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosperma
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceace
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas Linn.
3. Kandungan daun jarak pagar.
Jarak pagar (Jatropa curcus L) merupakan tanaman biodiesel yang
dapat tumbuh di beberapa daerah di India. Tanaman ini juga dapat tumbuh
di beberapa daerah tropis seperti di Indonesia. Beberapa bagian tanaman ini
dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional. Getahnya dapat
digunakan sebagai antimikrobial, minyaknya dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk penyakit diare, disentri, dan penyakit kulit, Daun jarak
memiliki khasiat sebagai obat gatal-gatal, eksim, dan jamur di sela-sela kaki
karena mengandung senyawa anti mikroba seperti saponin, flavonoid, dan
tanin (Parka Agnita dkk. 2014).
6
Senyawa fenolik dapat memutuskan ikatan peptidoglikan ketika
melewati dinding sel. Senyawa alkaloid dapat menghambat pembentukan
peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel pada sel bakteri
tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Senyawa
terpenoid bersifat mudah larut dalam lipid. Hal tersebut mengakibatkan
senyawa terpenoid lebih mudah menembus dinding sel bakteri baik pada
bakteri Gram positif maupun Gram negative (Siregar, 2012).
Flvanoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol. Jenis utama
flavanoid yang terdapat dalam tanaman antara lain dihidrokalkon, kalkon,
katekin, leukoantosianidin,flavanon, flavon, flavanol, garam flabilium,
antosianidin, dan auron. Flavanoid sangat efektif digunakan sebagai
antioksidan, senyawa flavanoid dapat mencegah penyakitkardiovaskuler
dengan menurunkan oksidasi Low Density Protein (LDL) .flavanoid yang
terkandung dalam ekstrak kulit batang jarak memiliki aktivitas biologi
seperti antimikroba, anti alergi, dan antioksidan. Flavanoid memiliki
spektrum sktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan
pada organisme sasaran (Syah Alam, 2012).
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang dihasilkan dari grup
steroid atau triterpen yang berikatan dengan gula, senyawa ini memiliki
pengaruh biologis yang menguntungkan yaitu bersifat sebagai
hipokolesterolemik dan antikarsinogen serta dapat meningkatkan sistem
imun. Saponin menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba dengan
7
cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin terhadap
bakteri adalah pelepasan protein dan enzim dari dalam sel-sel.
Jarak pagar (mengandung alkaloid), senyawa alkaloid umumnya
mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atoim
nitrogen sebagai bagian dari sistem siklik. Senyawa alkaloid memiliki
aktivitas fisiologi sehingga banyak digunakan dalam bidang pengobatan.
Kuinin, morfin, dan striknin adalah alkaloid yang memiliki pengaruh
fisiologi dan psikologis. Alkaloid pirolizidin diketahui memiliki aktivitas
antikanker (Syah Alam, 2012).
Rusaknya porin mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi
sehingga pertumbuhan bakteri tersebut terhambat. Dinding sel yang rusak
menyebabkan senyawa metabolit sekunder dapat masuk kedalam membran
sel dan mengakibatkan kerusakan sel. Mekanisme senyawa terpenoid
sebagai antibakteri dengan membentuk ikatan polimer yang kuat dengan
porin sehingga mengakibatkan rusaknya porin tersebut.
Ekstrak daun memiliki kadar senyawa metabolit sekunder yang tinggi
dikarenakan daun merupakan organ tempat terjadinya fotosintesis dan
menghasilkan karbohidrat, lemak, dan asam amino. Berdasarkan penelitian
Setyaningsih, et al (2013) menyatakan bahwa daun juga mengandung air,
abu, dan karbohidrat. Kandungan air sebesar 9,31% dan ini sangat
menentukan pembentukan karbohidrat dan pembentukan senyawa metabolit
sekunder. Kandungan abu sebesar 10,58%, hal ini mempengaruhi
kandungan mineral bahan lain termasuk kandungan senyawa metabolit
8
sekunder sedangkan kandungan karbohidrat sebesar 20,04%. Proses
pembentukan senyawa metabolit sekunder bersumber dari air, abu,
karbohidrat, dan lemak. Sehingga semakin tinggi kadar air, abu, dan
karbohidrat semakin tinggi pula kandungan senyawa metabolit sekundernya
(Setyaningsih et al., 2013).
4. Manfaat tanaman jarak pagar
Semua bagian tanaman jarak pagar telah digunakan sejak lama dalam
pengobatan tradisional. Tanaman jarak pagar dapat digunakan untuk
mengobati penyakit kulit, dan untuk mengobati rematik sari pati cairan
daunnya digunakan sebagai obat batuk dan antiseptik pasca melahirkan.
Bahan yang berfungsi meredakan luka dan peradangan juga telah di isolasi
dari bagian tanaman jarak (Syah Alam, 2012).
B. Streptococcus mutans.
Streptococcus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, yang
mempunyai karakteristik dapat membentuk pasangan atau rantai selama
pertumbuhannya. Bakteri ini tersebar di alam. Beberapa diantaranya
merupakan anggota flora normal pada manusia, sedang Streptococcus yang lain
berhubungan dengan penyakit pada manusia dapat berupa infeksi oleh
Streptococcus dan sebagian yang lain dapat menimbulkan sensitisasi akibat
kuman tersebut. Streptococcus memiliki berbagai macam kandungan bahan
ekstraselular dan enzim.
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif bersifat nonmotil,
bakteri anaerob fakultatif, memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk
9
bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu sekitar 18-40 °C. Streptococcus mutans biasanya ditemukan
pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondusif
menyebabkan karies untuk email gigi (Nugraha, 2008).
1. Klasifikasi Streptococcus mutans.
Secara taksonomi, klasifikasi ilmiah Streptococcus mutans yaitu
(Nugraha, 2008) :
Kingdom : Monera
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Lactobaccilates
Family : Streptococcanaceae
Marga : Streptococcus
Spesies : Streptococcus mutans
Streptococcus mutans memiliki struktur di luar dinding sel yang disebut
glycocalyx (slime layer). Glycocalyx adalah lapisan polisakarida yang
disekresikan oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Lapisan ini memungkinkan
bakteri untuk melakukan perlekatan ke berbagai bentuk permukaan seperti
katup jantung maupun permukaan gigi. Streptococcus mutans yang masuk ke
aliran darah yang disebabkan oleh trauma seperti penyikatan gigi ataupun
pencabutan gigi atau tindakan bedah yang dapat menyebabkan Streptococcus
mutans melakukan perlekatan dan merusak katup jantung terlebih pada
penderita katup jantung abnormal (Levinson, 2012).
10
Streptococcus mutans menjadi bakteri yang paling kariogenik karena
beberapa sifat yan dimiliknya, antara lain ( Putri dkk, 2010 ) :
1. Menempel pada email.
2. Menghasilkan kandungan asam dan dapat menghancurkan jarinan keras
….gigi sehingga menyebabkan terbentuknya karies.
3. Berkembang pesat dilingkungan yang kaya sukrosa.
4. Menghasilkan bakterorisin, yaitu substansi yan dapat membunuh organism
….kompetitornya.
Mikroorganisme memegang peranan penting dalam proses terjadinya
karies gigi. Awal terjadinya proses karies gigi yang nyata adalah dengan
meningkatnya efektivitas mikroorganisme di dalam mulut. Streptococcus
mutans merupakan mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam
tahap terjadinya karies gigi. Streptococcus mutans mampu mensintesis
polisakarida ekstraseluler glukan, dapat memproduksi asam laktat yang
difermentasikan dari karbohidrat, membentuk koloni yang melekat erat dengan
permukaan gigi, dan lebih bersifat asidogenik disbanding Streptococcus
lainnya, oleh karena itu Streptococcus mutans menjadi target utama dalam
pencegahan terjadinya karies. (Purnamasari dkk, 2010).
C. Ekstrak
Extracti ( latin ) berasal dari perkataan “ extrahere” menarik sari adalah
menarik sesuatu atau lebih dari zat dari bahan asal, yang umumnya zat
berkhasiat tertarik dalam keadaan dimana khasiatnya tidak berubah. ( Depkes
RI, 1995 ).
11
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang
sesuai kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan ( Depkes RI, 1995 ). Proses ekstraksi bahan nabati/bahan obat
alami dapat dilakukan berdasarkan teori penyarian. Penyarian merupakan
peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik
oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan aktif dalam cairan penyari tersebut.
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang
terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Depkes
RI, 1986).
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan
lainlain. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol,
atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah
timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada
awal penyarian Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara
12
pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan.
Sedangkan kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan
penyariannya kurang sempurna . Maserasi pada umumnya dilakukan dengan
cara: 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke
dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang - ulang diaduk.
Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari
secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100
bagian. Benjana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya,
selama 5 hari. Kemudian endapan dipisahkan (Depkes RI, 1986).
D. Amoksisilin
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif seperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Salmonella. Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti : Streptococcus
pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria.
Amoksisilin diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran
kemih, infeksi klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi dan infeksi
rongga mulut lainnya (Siswandono dan Soekarjo, 2000).
Amoxicillin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat
satu atau lebih pada ikatan penisislin – protein (PBPs – protein binding
penisilin), sehingga menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir
transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya
13
biosintesis dinding sel bakteri terhambat dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Amoksisilin digunakan dalam penelitian ini sebagai kontrol positif.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium dengan
melakukan serangkaian penelitian di laboratorium untuk mengamati daya
hambat ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L. ) terhadap pertumbuhan
Streptococcus mutans.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2017 di laboratorium
Biologi Farmasi Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.
C. Tempat Pengambilan Bahan Uji
Bahan Uji Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) diambil di Kabupaten
Soppeng.
D. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Aluminium foil, autoklaf, batang pengaduk, cawan petri, corong,
gelas ukur, handscool, labu Erlenmeyer, spoit, rak tabung, masker, mistar,
timbangan analitik, laminary air flow, ose, oven, sendok tanduk, lampu
spiritus, water bath, dan toples.
15
2. Bahan yang digunakan
Air suling, paper disk, kertas pH, Nutrient agar (NA), medium MHA,
etanol 96%, biakan murni Streptococcus mutans, eksrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L.), Amoxicillin.
E. Prosedur Kerja
1. Penyiapan alat
Peralatan gelas yang digunakan untuk membiakkan mikroorganisme
harus diautoklaf. Setelah disterilkan dalam autoklaf, peralatan gelas dicuci
dengan deterjen. Peralatan gelas yang baru direndam dalam HCL2-3%
selama beberapa jam. Setelah dicuci tabung atau cawan petri dibungkus
dengan kertas layang-layang dan disterilkan dengan oven pada suhu 180
-200 selama 1-2 jam (Bibiana W. Lay, 2002).
2. Pengolahan sampel
Daun jarak pagar diambil dan ditimbang, lalu di masukkan ke dalam
bejana maserasi.
3. Pembuatan ekstrak daun jarak pagar
Daun jarak pagar yang segar di timbang dan dimasukkan ke dalam
sebuah wadah kemudian ditambahkan etanol 96% sebanyak 1000 ml dan
diaduk dengan batang pengaduk lalu didiamkan selama lima hari.
4. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)
Ditimbang media NA sebanyak 2,0 kemudian dimasukkan kedalam
Erlenmeyer dilarutkan dengan aquadest hingga 100 ml, atur pH-nya
sampai 7,0 ± 0,2, kemudian dipanaskan sampai mendidih dan larut
16
sempurna. Setelah larut sempurna disumbat kapas lalu disterilkan dalam
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 °C dengan tekanan 1-1,5 atm.
5. Pembuatan Medium MHA
Cara pembuatan :
Dalam pembuatan 100 ml MHA ditimbang 3,4 gram media MHA,
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dilarutkan dengan aquadest
hingga 100 ml, dicek pH nya sampai 7,4 ± 0,2. Setelah itu dipanaskan
sampai mendidih dan larut sempurna. Setelah larut sempurna disumbat
dengan kapas lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu
121 °C dengan tekanan 1-1,5 atm.
6. Penyiapan Bakteri Uji
Sebagai bakteri uji diambil satu ose biakan murni Streptococcus
mutans, di inokulasikan pada media agar miring, lalu diremajakan dengan
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 1x24 jam. Dari hasil
biakan murni yang diperoleh disuspensikan dengan aquadest steril dengan
standart Mc Farland 0,5 (1x108 CFU/ml).
Mc. Farland standard No. 0,5 1 2 3 4
1,0 % BaCl2 (ml) 0,05 0,1 0,2 0,3 0,4
1,0 % H2SO4 (ml) 9,95 9,9 9,8 9,7 9,6
Kepadatan sel (1x10-8
sel/ml) 1,5 3,0 6,0 9,0 12,0
% tranmitan 74,3 55,6 35,6 26,4 21,5
Absorbance 0,08-
0,1
0,257 0,451 0,582 0,669
17
7. Pengujian daya hambat ekstrak daun jarak pagar
Diisolasikan medium MHA steril, kemudian dituang secara aseptis ke
dalam cawan petri steril sebanyak 20 ml dan dibiarkan memadat. Lalu
diinokulasikan suspense bakteri menggunakan swab steril pada media
yang telah padat tadi. Paper disk direndam di dalam masing-masing
ekstrak daun jarak pagar dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, kontrol positif
(Amoxicillin) dan kontrol negatif selama beberapa menit dan diambil
menggunakan pinset steril dan diletakkan pada permukaan media MHA
dengan jarak lebih sama satu dengan lainnya. Diinkubasikan pada suhu
37◦C selama 1 x 24 jam.
8. Pengamatan dan Pengukuran Diameter Hambatan
Pengamatan dan pengukuran diameter zona hambatan dilakukan
dengan menggunakan mistar/jangka sorong setelah diinkubasikan selama
1x24 jam.
9. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pengukuran diameter hambatan ditabulasi
kemudian dirata-ratakan lalu dianalisis secara statistik menggunakan
SPSS.
10. Pembahasan dan Kesimpulan
Pembahasan dan kesimpulan dibuat berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil pengamatan.
18
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
A. Hasil Penelitian
Tabel I : Hasil pengukuran diameter hambatan (mm) ekstrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) terhadap Streptococcus mutans.
Replikasi
Diameter zona hambatan (mm)
Total Kontrol (-)
aquadest
Konsentrasi
2 %
Konsetrasi
4 %
Konsetrasi
6 %
Control (+)
Amoxicilin
1 0 9 12 16 15 -
2 0 8 13 16 15 -
3 0 9 12 16 16 -
Total 0 26 37 48 46 157
Rata-rata 0 8,66 12,33 16 15,33 -
Sumbet Data : Data Primer 2017
A. Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan di laboratorium Biologi Farmasi Jurusan
Farmasi politeknik kesehatan Kemenkes RI Makassar ini bertujuan untuk
menentukan daya hambat ekstrak Daun Jarak Pagar terhadap pertumbuhan
Streptococcus mutans.
19
Pada penelitian ini menggunakan sampel ekstrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha curcas L. ) dimana ekstrak Daun Jarak Pagar diperoleh dari proses
maserasi. Menurut (Oskoueian et al., 2011) Daun Jarak Pagar mengandung
senyawa flavonoid yang tidak tahan terhadap pemanasan dan tekstur dari Daun
Jarak Pagar lunak sehingga tidak membutuhkan pemanasan untuk mengambil
ekstraknya maka dari itu digunakanlah proses maserasi. Maserasi digunakan
untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam
cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan
penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan lain-lain. Cairan penyari yang
digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain.
Pada penelitian ini menggunakan sampel ekstrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) menghasilkan
diameter zona hambatan rata-rata terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Konsentrasi 2% b/v sebesar 8,6 mm, konsentrasi 4% b/v sebesar 12,33 mm,
konsentrasi 6% sebesar b/v sebesar 16 mm. Kontrol positif yang menggunakan
amoxicillin ditemukan zona hambat sebesar 15,33 mm, sedangkan pada kontrol
negatif yang menggunakan Aquadest steril tidak memperlihatkan adanya zona
hambatan.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya daya
hambat ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan
Streptococcus mutans ini menunjukkan hasil yang cukup baik. Pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) cawan petri dimana pada setiap cawan
20
ditanam 5 (lima) paper disk masing-masing untuk konsentrasi yang berbeda
ternyata menghasilkan zona hambatan yang berbeda-beda pula, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) memiliki daya
hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Pengujian yang dilakukan dengan uji SPSS Kruskal-Wallis yang berguna
untuk melihat perbedaan tersebut bermakna atau tidak, dengan diperoleh hasil
0,009 < 0,05 maka hasil tersebut signifikan, yaitu ada perbedaan nyata zona
hambatan yang dihasilkan ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan
kontrol positif dan kontrol negatif terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Pengujian lanjutan dengan menggunakan uji Mann-Whitney
memperlihatkan hasil bahwa konsentrasi ekstrak 2% memiliki aktifitas daya
hambat yang berbeda dengan konsentrasi ekstrak 4%, 6%, kontrol positif, kontrol
negative. Konsentrasi ekstrak 4% memiliki aktifitas daya hambat yang berbeda
dengan konsentrasi 6%, kontrol positif, kontrol negative. Konsentrasi ekstrak 6%
dengan kontrol positif memiliki aktifitas daya hambat yang hampir sama. Hal ini
dapat dilihat dari zona hambat yang dihasilkannya. Dari hasil pengujian diatas
dapat disimpulkan bahwa ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dapat menghambat
pertumbuhan Streptococcus mutans. Hasil yang diperoleh dengan
menggunakan uji SPSS Kruskal-Wallis diperoleh hasil 0,009 < 0,05
menunjukkan hasil tersebut signifikan.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan untuk
penelitian lebih lanjut tentang uji daya hambat ekstrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha curcas L. ) menggunakan mikroorganisme lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Agnita et al. 2014. Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Dan Rebusan Daun Jarak
Pagar.
Anonim, Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995, Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Jakarta
Anonim, Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1986, Sediaan Galenik,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Gupta, M. S., Arif M., Ahmed Z., 2011. Antimicrobial activity in leaf, seed
extract and seedoil of Jatropha curcas L. Journal of Applied and Natural
Science, 3 (1): 102-105
Lay, Bibiana W.(2002). Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Levinson, Warren. 2012. Medical Microbiology and Imunology. McGraw-Hill.
Amerika.
Nugraha, Adi Wirya. 2008. Streptococcus mutans si plak dimana-mana. Fakultas
Farmasi USD.Yogyakarta.
Oskoueian, E., Abdullah, N., Ahmad S., Saad, W. Z., Omar, A. R., Ho, Y. W.,
2011.Bioactive Compounds and Biological Activities of Jatropha Curcas
L.Kernel Meal Extract. Int J Mol Sci, 12(9):5955-5970
Putri, dkk.2010.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. EGC. Jakarta.
Purnamasari, dkk.2010. Konsentrasi Ekstrak Biji Kakao Sebagai Material Alam
Dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus mutans.
Saifuddin, A., 2012, Standarisasi Bahan Obat Alam”, Cetakan Pertama,
Siswandono dan Soekardjo B. 2000. Kimia Medisinal. Airlangga University
Press. Surabaya. Hal: 10 – 14.
Setyaningsih, D., Nurmillah O. Y., Windarwati S., 2013. Kajian Aktivitas
Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji, Kulit Buah, Batang dan Daun
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.).
Siregar, A. F., Sabdono A., Pringgenies D., 2012. Potensi Antibakteri Ekstrak
Rumput Laut terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aeruginosa,
Sthapylococcus epidermidis, dan Micrococcus luteus. Journal of marine
research,
23
Syah Alam NA. Ebook biodisel jarak pagar bahan alternatif yang ramah
lingkungan.
24
Tabel 2. Perbandingan antar perlakuan
Perlakuan 2% 4% 6% Kontrol (+) Kontrol (-)
2% _ 0,043 0,034 0,043 0,034
4% _ _ 0,034 0,043 0,034
6% _ _ _ 0,114 0,025
Kontrol (+) _ _ _ _ 0,034
Kontrol (-) _ _ _ _ _
Ket:
1. Konsentrasi ekstrak 2% dengan 4% = 0,043 < 0,05
signifikan
2. Konsentrasi ekstrak 2% dengan 6% = 0,034 < 0,05
signifikan
3. Konsentrasi ekstrak 2% dengan kontrol positif = 0,043 < 0,05
signifikan
4. Konsentrasi ekstrak 2% dengan kontrol negatif = 0,034 < 0,05
signifikan
5. Konsentrasi ekstrak 4% dengan 6% = 0,034 < 0,05
signifikan
6. Konsentrasi ekstrak 4% dengan kontrol positif = 0,043 < 0,05
signifikan
7. Konsentrasi ekstrak 4% dengan kontrol negatif = 0,034 < 0,05
signifikan
8. Konsentrasi ekstrak 6% dengan kontrol positif = 0,114 > 0,05 tidak
signifikan
9. Konsentrasi ekstrak 6% dengan kontrol negatif = 0,025 < 0,05
signifikan
10. Kontrol positif dengan kontrol negatif =0,034<0,05
signifikan
25
Lampiran 1 Media MHA dan NA
1. Pembuatan Medium MHA
Komposisi :
Berat per kemasan 500 g/L
PH 7,4 ± 0,2 suhu 25 ◦C
Influsion from meat 2,0 gram
Casein hidrolysate 17,5 gram
Starch 1,5 gram
Agar 13 gram
Air suling hingga 1000 ml
2. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)
Komposisi :
Berat per kemasan 500 g/L
PH 7,0 ± 0,2 at 25oC
Kadar 20 g/L
Pepton from meat 5,0 gram
Meat extract 3,0 gram
Agar 12,0 gram
Air suling ad 1000 ml
26
Lampiran 2.Skema Kerja Penelitian
SKEMA KERJA
Diinkubasikan pada
37◦C selama 1×24 jam
Dibuat
Disuspensikan dengan
Aqua steril disesuaikan dengan mcfarland 0,5
Diinkubasikan pada
37◦C selama 1×24 jam
Kultur Murni Bakteri
Streptococcus mutans
Peremajaan streptococcus
mutans (Medium NA)
Suspensi streptococcus
mutans Sampel
Ekstrak daun jarak pagar
(Jatropha curcas L.)
Medium
MHA
Bahan Uji daun jarak pagar
(Jatropha curcas L.)
Konsentrasi
1% 2% 3%
2%
1%
3%
Air steril
(Kontrol Negatif)
Amoxicillin
(Kontrol Positif)
Pengukuran Zona Hambat
Pengolahan Data
Pembahasan dan Kesimpulan
27
Gambar 1. Daun Jarak Pagar
Gambar 2. Bakteri Streptococcus mutans
28
Gambar 3. Proses penanaman paper disk
29
Gambar 4. Gambar Daya Hambat ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans.
Keterangan :
1. Kontrol Negatif
2. Ekstrak Daun Jarak Pagar Konsentrasi 2 %
3. Ekstrak Daun Jarak Pagar Konsentrasi 4%
4. Ekstrak Daun Jarak Pagar Konsentrasi 6%
5. Kontrol positif ( Amoxicillin)
5 3 1
4 2
30
Lampiran 3
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Zonahambat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
8.000 4 10 .004
Tests of Normalityb,c
Perlakuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
zonahambat 2% .385 3 . .750 3 .000
4% .385 3 . .750 3 .000
kontrol + .385 3 . .750 3 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. zonahambat is constant when perlakuan = 6%. It has been omitted.
c. zonahambat is constant when perlakuan = kontrol -. It has been omitted.
Zona hambat Normal Q-Q Plot
Kruskal-Wallis Test
Ranks
31
perlakuan N Mean Rank
Zonahambat 2% 3 5.00
4% 3 8.00
6% 3 13.50
kontrol + 3 11.50
kontrol - 3 2.00
Total 15
Test Statisticsa,b
Zonahambat
Chi-Square 13.536
df 4
Asymp. Sig. .009
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: perlakuan
Mann-Whitney Test
Ranks
32
Perlaku
an N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 2% 3 2.00 6.00
4% 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
Mann-Whitney Test
Ranks
Perlaku
an N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 2% 3 2.00 6.00
6% 3 5.00 15.00
33
Ranks
Perlaku
an N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 2% 3 2.00 6.00
6% 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(1 4)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
34
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 2% 3 2.00 6.00
kontrol + 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(1 5)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
35
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 2% 3 5.00 15.00
kontrol - 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(2 3)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Perlaku
an N Mean Rank Sum of Ranks
36
zonahambat 4% 3 2.00 6.00
6% 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(2 4)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 4% 3 2.00 6.00
kontrol + 3 5.00 15.00
37
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 4% 3 2.00 6.00
kontrol + 3 5.00 15.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .043
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(2 5)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
38
zonahambat 4% 3 5.00 15.00
kontrol - 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(3 4)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Test
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
Zonahambat 6% 3 4.50 13.50
kontrol + 3 2.50 7.50
39
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
Zonahambat 6% 3 4.50 13.50
kontrol + 3 2.50 7.50
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U 1.500
Wilcoxon W 7.500
Z -1.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(3 5)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
40
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat 6% 3 5.00 15.00
kontrol - 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.236
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
NPAR TESTS
/M-W= zonahambat BY perlakuan(4 5)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Test
Mann-Whitney Test
Ranks
41
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat kontrol + 3 5.00 15.00
kontrol - 3 2.00 6.00
Total 6
Test Statisticsb
Zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan