tp keratokonjungtivitis
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Keratokonjungtivitis merupakan peradangan pada kornea dan konjungtiva
yang disebabkan oleh berbagai faktor dan seringkali mengalami kekambuhan.
Keratoconjunctivitis sicca digunakan ketika peradangan karena kekeringan
("sicca" berarti "kering" dalam konteks medis). Hal ini terjadi dengan 20 pasien
rhinitis alergi. !stilah vernal keratokonjunctivitis digunakan untuk merujuk
keratokonjungtivitis terjadi di musim semi dan biasanya disebabkan karena
alergen. Keratokonjungtivitis atopik adalah salah satu manifestasi dari atopi.pidemi keratokonjungtivitis disebabkan oleh infeksi adenovirus.
Keratokonjungtivitis limbus superior diduga disebabkan oleh trauma mekanik.#
Konjungtivitis sendiri merupakan peradangan pada konjungtiva yang
paling sering di dunia dan menyerang semua usia. 2 dari seluruh kunjungan ke
dokter adalah untuk pemeriksaan mata dengan $% nya adalah konjungtivitis atau
abrasi kornea. &ntuk konjungtivitis yang infeksius' %2 sampai 0 adalah
bakteria' chlamydia' dan # sampai *0 adalah virus. Konjungtivitis viral
menggambarkan hingga $0 dari seluruh konjungtivitis akut di poli umum.
konjungtivitis dapat pula bertambah parah menjadi infeksi akut yang mengganggu
penglihatan apabila telah terjadi komplikasi seperti adanya keterlibatan kornea.#+*
!nsidensi keratokonjungtivitis relatif kecil' yaitu sekitar 0'l+0'$ dari
pasien dengan masalah mata yang berobat' dan hanya 2 dari semua pasien yang
diperiksa di klinik mata. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah bagaimana cara
penatalaksanaan kasus ini agar dapat mengalami penyembuhan maksimal dan
mencegah terjadinya rekurensi ataupun komplikasi yang dapat mengurangikualitas hidup.
0
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Keratoconjunctivitis_sicca&usg=ALkJrhgEP-byPlmM0zcP9Q1hp8pgZdavbAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vernal_keratoconjunctivitis&usg=ALkJrhjlFcUj7qqcovEwLVSoZsI-mo8HJAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vernal_keratoconjunctivitis&usg=ALkJrhjlFcUj7qqcovEwLVSoZsI-mo8HJAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Spring_(season)&usg=ALkJrhjHOHlXbY4bD8lkPHtm9VpuCorEfwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Allergen&usg=ALkJrhhdgmoJUhue1E2tI-_GE9SJsEQsvAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Atopy&usg=ALkJrhjUL6TH7JRPT1aVr_h21uEScuy5bQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Adenovirus&usg=ALkJrhj-6o1sD3ibdFeIpf9CQqC9HYGmkAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Keratoconjunctivitis_sicca&usg=ALkJrhgEP-byPlmM0zcP9Q1hp8pgZdavbAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Vernal_keratoconjunctivitis&usg=ALkJrhjlFcUj7qqcovEwLVSoZsI-mo8HJAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Spring_(season)&usg=ALkJrhjHOHlXbY4bD8lkPHtm9VpuCorEfwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Allergen&usg=ALkJrhhdgmoJUhue1E2tI-_GE9SJsEQsvAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Atopy&usg=ALkJrhjUL6TH7JRPT1aVr_h21uEScuy5bQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkeratoconjunctivitis%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D505%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Adenovirus&usg=ALkJrhj-6o1sD3ibdFeIpf9CQqC9HYGmkA
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
2/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. A
2.1. Anatomi dan i!iologi
2.1.1. KorneaKornea adalah jaringan transparan yang merupakan selaput bening mata
yang tembus cahaya dan menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari $
lapisan. lapisan tersebut antara lain lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel
konjungtiva bulbaris)' lapisan ,o-man' stroma' membran escement dan lapisan
endotel. ,atas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea juga
merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar / % dioptri. ika
terjadi edema kornea akan bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar
sehingga penderita akan melihat halo.#'
• 1apisan epitel
ebalnya $0 3m' terdiri atas $ lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih4 satu lapis sel basal' sel poligonal dan sel gepeng. 5ada sel
basal sering terlihat mitosis sel' sel muda terdorong kedepan menjadi
lapisan sel poligonal dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng. 6el
basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel poligonal
didepannya melalui desmosom dan makula okluden4 ikatan ini
menghambat pengaliran air' elektrolit dan glukosa yang merupakan
barrier. 6el basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. ,ila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren. pitel
berasal dari ektoderm permukaan.
• 7embran bo-man
erletak diba-ah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma. 1apis ini tidak mempunyai daya regenerasi.• aringan stroma
erdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya. 5ada permukaan terlihat anyaman yang teratur'
sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang. erbentuknya kembali
serat kolagen memakan -aktu yang kadang+kadang sampai #$ bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast yang
terletak diantara serat kolagen stroma. iduga keratosit membentuk bahan
dasar serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
1
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
3/24
• 7embran escement
7erupakan membran aseluler dan batas belakang stroma kornea yang
bersifat sangat elastis dan tebalnya sekitar %0 3m.
•
ndotel,erasal dari mesotelium' bentuk heksagonal' besar 20+%0 3m. ndotel
melekat pada membran descement melalui hemidoson dan 8onula okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf
siliar longus' saraf nasosiliar' saraf ke 9 saraf siliar longus berjalan suprakoroid'
masuk ke dalam stroma kornea' menembus membran bo-man melepaskan
selubung sch-annya. ,ulbus krause untuk sensasi dingin ditemukan diantaranya.
aya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam -aktu
bulan. 6umber nutrisi kornea adalah pembuluh+pembuluh darah limbus' humour
a:uos dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari
atmosfir. ransparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya yang seragam'
avaskularitas dan deturgensinya.
;ambar #.
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
4/24
. Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian
posterior palpebra dan bola mata)
Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan
melekat erat ke tarsus. i tepi superior dan inferior tarsus' konjungtiva melipat ke
posterior (pada fornices superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera
dan menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke
septum orbital di forniks dan melipat berkali+kali. 5elipatan ini memungkinkan
bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. (uktus+
duktus kelenjar lakrimalis bermuara ke forniks temporal superior.) Kecuali di
limbus (tempat kapsul enon dan konjungtiva menyatu sejauh mm)' konjungtiva
bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di ba-ahnya. 6truktur
epidermoid kecil semacam daging (karunkula) menempel superfisial ke bagian
dalam plika semilunaris dan merupakan 8ona transisi yang mengandung elemen
kulit dan membran mukosa.
Konjungtiva forniks strukturnya sama dengan konjungtiva palpebral' tetapi
hubungan dengan jaringan di ba-ahnya lebih lemah yang membentuk lekukan+
lekukan dan mengandung banyak pembuluh darah. >leh karena itu'
pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila terdapat peradangan mata. ika
dilihat dari segi histologinya' lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga
lima lapisan sel epitel silinder bertingkat' superfisial dan basal. 1apisan epitel
konjungtiva di dekat limbus' di atas karunkula' dan di dekat persambungan
mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel+sel epitel skuamosa. 6el+sel
epitel superfisial mengandung sel+sel goblet bulat atau oval yang mensekresi
mukus. 7ukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi
lapisan air mata secara merata di seluruh prekornea. 6el+sel epitel basal ber-arnalebih pekat daripada sel+sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung
pigmen.
6troma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan
satu lapisan fibrosa (profundus). 1apisan adenoid mengandung jaringan limfoid
dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa
sentrum germinativum. 1apisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi
berumur 2 atau bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada
3
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
5/24
neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian menjadi
folikuler. 1apisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang
konjungtiva. 1apisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenjar airmata
asesori (kelenjar Krause dan ?olfring)' yang struktur dan funginya mirip kelenjar
lakrimal' terletak di dalam stroma. 6ebagian besar kelenjar Krause berada di
forniks atas' dan sedikit ada di forniks ba-ah. Kelenjar ?olfring terletak di tepi
atas tarsus atas.
2.2. De%ini!i
Keratokonjungtivitis adalah peradangan dari kornea dan konjungtiva.
Ketika hanya kornea yang meradang' hal itu disebut keratitis' ketika
hanya konjungtiva yang meradang' hal itu disebut konjungtivitis.#'
2.&. Etiologi
Konjungtivitis dapat diakibatkan oleh virus' bakteri' fungal' parasit' toksik'
chlamydia' kimia dan agen alergik. Konjungtivitis viral lebih sering terjadi
daripada konjungtivitis bakterial. !nsidensi konjungtivitis meningkat pada a-al
musim semi. tiologi konjungtivitis dapat diketahui berdasarkan klinis pasien.
5ada tingkat seluler terdapat infiltrat seluler dan eksudat pada konjungtiva.
tiologi keratitis superfisial antara lain adalah infeksi (bakteri' viral' dan fungal)'
degeneratif (dry eyes' defek neurotropik atau berhubungan dengan penyakit
sistemik)' toksik dan alergi. 7orfologi dan distribusi lesi pada kornea dapat
membantu mengetahui penyebab keratitis.
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
6/24
• !stilah Vernal keratokonjunctivitis digunakan untuk merujuk
keratokonjungtivitis terjadi di musim semi' dan biasanya disebabkan oleh
allergen.
• Keratokonjungtivitis atopi adalah salah satu manifestasi dari atopi.
• pidemi keratokonjungtivitis disebabkan oleh adenovirus infeksi.
• Keratokonjungtivitis limbus superior diduga disebabkan oleh trauma
mekanik
2.(. Pato%i!iologi
Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe # terhadap
alergen.
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
7/24
papiler yang biasanya menyertai hiperemi konjungtiva. 6akit pada iris atau korpus
siliaris mengesankan terkenanya kornea. anda penting konjungtivitis adalah
hiperemia' berair mata' eksudasi' pseudoptosis' hipertrofi papiler' kemosis (edema
stroma konjungtiva)' folikel (hipertrofi lapis limfoid stroma)' pseudomembran dan
membran' granuloma' dan adenopati pre+aurikuler.
Hiperemia adalah tanda paling mencolok pada konjungtivitis akut.
Kemerahan paling nyata pada forniks dan berkurang ke arah limbus disebabkan
dilatasi pembuluh+pembuluh konjungtiva posterior. ?arna merah terang
mengesankan konjungtivitis bakteri dan keputihan mirip susu mengesankan
konjungtivitis alergika. 7ata berair sering mencolok' diakibatkan oleh adanya
sensasi benda asing' terbakar atau gatal. Kurangnya sekresi air mata yang
abnormal mengesankan keratokonjungtivitis sicca. ksudasi adalah ciri semua
jenis konjungtivitis akut. ksudat berlapis+lapis dan amorf pada konjungtivitis
bakterial dan dapat pula berserabut seperti pada konjungtivitis alergika' yang
biasanya menyebabkan tahi mata dan saling melengketnya palpebra saat bangun
tidur pagi hari' dan jika eksudat berlebihan agaknya disebabkan oleh bakteri atau
klamidia. 5seudoptosis adalah turunnya palpebra superior karena infiltrasi ke
muskulus muller (7. arsalis superior). Keadaan ini dijumpai pada konjungtivitis
berat' misalnya rachoma dan keratokonjungtivitis epidemika.
Hipertrofi papila adalah reaksi konjungtiva non+spesifik yang terjadi
karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di ba-ahnya oleh serabut+
serabut halus. Ketika berkas pembuluh yang membentuk substansi papil (selain
unsur sel dan eksudat) sampai di membran basal epitel' pembuluh ini bercabang+
cabang di atas papila mirip jeruji payung. ksudat radang mengumpul di antara
serabut+serabut dan membentuk tonjolan+tonjolan konjungtiva. 5ada penyakityang mengalami nekrosis (misal trachoma)' eksudat dapat digantikan oleh
jaringan granulasi atau jaringan ikat.
,ila papilanya kecil' konjungtiva umumnya tampak licin mirip beludru.
Konjungtiva papiler merah mengesankan penyakit bakteri atau klamidia (misal
konjungtiva tarsal merah mirip beludru adalah khas untuk trachoma akut).
!nfiltrasi nyata ke konjungtiva menghasilkan papilla besar dengan atap rata'
poligonal' dan ber-arna merah+keputihan. 5ada tarsus superior papilla seperti ini
mengesankan keratokonjungtivitis vernal dan konjungtivitis papiler besar dengan
6
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
8/24
sensitivitas lensa kontak pada tarsus inferior' mengesankan keratokonjungtivitis
atopik. Giant papil dapat pula timbul di limbus' terutama di daerah yang biasanya
terpapar saat mata dibuka (antara pukul 2 dan % dan antara pukul dan #0). i
sini papila tampak berupa tonjolan+tonjolan gelatinosa yang dapat meluas sampai
ke kornea. 5apila limbus khas untuk keratokonjungtivitis vernal tetapi jarang pada
keratokonjungtivitis atopi.
Kemosis dari konjungtiva sangat memberi kesan konjungtivitis alergik
akut tapi dapat juga timbul pada konjungtivitis gonokok atau meningokok akut
dan terutama pada konjungtivitis adenoviral. Kemosis dari konjungtiva bulbar
terlihat pada pasien dengan trikinosis. Kadang+kadang' kemosis dapat muncul
sebelum infiltrat seluler atau eksudasi terlihat.
Aolikel terlihat pada sebagian besar kasus konjungtivitis virus' semua
kasus konjungtivitis klamidia kecuali konjungtivitis inklusi pada neonatus' pada
beberapa kasus konjungtivitis parasitik' dan pada beberapa kasus konjungtivitis
toksik yang disebabkan obat+obatan topikal seperti idoBuridine' dipivefrin' dan
miotic. Aoikel pada forniks inferior dan pada batas tarsus mempunyai nilai
diagnostik yang rendah' tapi saat terletak pada tarsus (terutama tarsus atas)'
konjungtivitis klamidial' viral' atau toksik (yang menyertai obat+obatan topikal)
harus dicurigai. Aolikel terdiri dari hiperplasia limfoid fokal berada dalam lapisan
limfoid konjungtiva dan biasanya mengandung sentrum germinativum. 6ecara
klinis' folikel dapat dikenali sebagai struktur bulat' putih atau abu+abu avaskuler.
engan pemeriksaan slitlamp' pembuluh darah kecil dapat terlihat timbul dari
batas folikel dan mengelilingi folikel.
5seudomembran dan membran adalah hasil proses eksudatif dan berbeda
derajatnya. 6ebuah pseudomembran adalah pengentalan di atas permukaan epitel.
,ila diangkat' epitel tetap utuh. 6ebuah membran adalah pengentalan yangmeliputi seluruh epitel dan jika diangkat akan meninggalkan permukaan yang
kasar dan berdarah. 5seudomembran atau membran dapat menyertai
keratokonjungtivitis epidemika' konjungtivitis herpes simpleB virus primer'
konjungtivitis streptokokal' difteri' cicatrical pemphigoid' dan eritema multiforme
mayor. uga mungkin timbul sebagai akibat buruk luka bakar kimia-i' khususnya
basa.
;ranuloma konjungtiva selalu mengenai stroma dan yang paling sering
berupa kala8ion. 5enyebab endogen lain adalah sarkoid' sifilis' penyakit cat-
7
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
9/24
scratch' dan koksidiomikosis (jarang). 6indrom okuloglandular 5arinaud terdiri
atas granuloma konjungtiva dan pembesaran kelenjar getah bening preaurikular.
Kelompok penyakit ini memerlukan pemeriksaan biopsi untuk menegakkan
diagnosa.
1imfadenopati periaurikuler adalah tanda penting dari konjungtivitis.
Codus periaurikuler yang terlihat mencolok tampak pada sindrom okuloglandular
5arinaud dan jarang pada keratokonjungtivitis epidemika. Codus periaurikuler
besar ataupun kecil' kadang sedikit nyeri tekan' muncul pada konjungtivitis herpes
simpleB primer' keratokonjungtivitis epidemika' konjungtivitis inklusi' dan
trachoma. Codus periaurikuler kecil dan tanpa nyeri tekan terdapat pada demam
faringokonjungtival dan konjungtivitis hemoragik akut. Kadang+kadanglimfadenopati periaurikuler dapat terlihat pada anak dengan infeksi kelenjar
meibomian.
5emeriksaan mata a-al termasuk pengukuran ketajaman visus'
pemeriksaan eksternal dan slit+lamp biomikroskopi. 5emeriksaan eksternal harus
mencakup elemen berikut ini=
D 1imfadenopati regional' terutama sekali preaurikuler
D Kulit= tanda+tanda rosacea' eksema' seborrhea
D Kelainan kelopak mata dan adneksa= pembengkakan' perubahan -arna'
malposisi' kelemahan' ulserasi' nodul' ekimosis' keganasan
D Konjungtiva= bentuk injeksi' perdarahan subkonjungtiva' kemosis'
perubahan sikatrikal' simblepharon' massa' secret
6lit+lamp biomikroskopi harus mencakup pemeriksaan yang hati+hati terhadap=
D 7argo palpebra= inflamasi' ulserasi' sekret' nodul atau vesikel' sisa kulit
ber-arna darah' keratinisasi
D ,ulu mata= kerontokan bulu mata' kerak kulit' ketombe' telur kutu
D 5unctum lacrimal dan canaliculi= penonjolan' secret
D Konjungtiva tarsal dan forniks= papila' folikel dan ukurannya' perubahan
sikatrik' penonjolan ke dalam dan simblepharon' membran dan
psudomembran' ulserasi' perdarahan' benda asing' massa' kelemahan
palpebra
D Konjungtiva bulbarElimbus= folikel' edema' nodul' kemosis' kelemahan'
papila' ulserasi' luka' flikten' perdarahan' benda asing' keratinisasi
8
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
10/24
D Kornea= efek epithelial' keratopati punctata dan keratitis dendritik'
filament' ulserasi' infiltrasi' termasuk infiltrat subepitelial dan flikten'
vaskularisasi' keratik presipitat
D ,ilik mata depan= rekasi inflamasi' sinekia' defek transiluminasiD Forak pe-arnaan= konjungtiva dan kornea
*ambar &. Keratokon"#ngti$iti! e+idemika *ambar '. Keratokon"#ngti$iti! alergi
9
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
11/24
*ambar (. Keratokon"#ngti$iti! limb#! !#+erior *ambar ). Keratokon"#ngti$iti! $ernali!
Tabel 1. Tem#an Klini! dan Sitologi Kon"#ngti$iti!
2.,. Diagno!i! Banding
Tabel 2. Diagno!i! banding -ata -era
*e"ala !#b/ekti%
dan ob/ekti%
*la#koma
ak#t
U$eiti!
ak#t
Keratiti! K Bakteri K. $ir#! K. alergi
5enurunan9isus /// /E// /// + + +
10
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
12/24
Cyeri //E/// // // + + +
Aotofobia / /// /// + + +
Halo // + + + + +
ksudat + + +E// /// // /
;atal + + + + + //emam + + + + +E// +
!njeksi siliar / // /// + + +
!njeksi konjungtiva // // // /// // /
Kekeruhan kornea /// + /E// + +E/ +
Kelainan pupil 7idriasis
nonrekatif
7iosis
iregular
CormalE
miosis
C C C
Kedalaman F>< angkal C C C C C
ekanan
intraokular
inggi @endah C C C C
6ekret + / / //E/// // /
Kelenjar
preaurikular
+ + + + / +
2.0. Kom+lika!i
Kebanyakan konjungtivitis dapat sembuh sendiri' namun apabila
konjungtivitis tidak memperoleh penanganan yang adekuat maka dapat
menyebabkan komplikasi seperti=#
a. ,lefaritis marginal hingga krusta akibat konjungtivitis akibat
staphilococcus
b. aringan parut pada konjungtiva akibat konjungtivitis chlamidia pada
orang de-asa yang tidak diobati adekuat
c. Keratitis punctata akibat konjungtivitis viral
d. Keratokonus (perubahan bentuk kornea berupa penipisan kornea sehingga
bentuknya menyerupai kerucut) akibat konjungtivitis alergi.
e. &lserasi kornea marginal' perforasi kornea hingga endoftalmitis dapat
terjadi pada infeksi N. gonorrhoeae, N. kochii, N. meningitidis, .
aegypticus, !. aureus dan ". catarrhalis.
f. 5neumonia terjadi #0+20 pada bayi yang mengalami konjungtivitis
chlamydiag. 7eningitis dan septikemia akibat konjungtivitis yang diakibatkan
meningococcus.
2.. Penatalak!anaan
7asing+masing jenis konjungtiva memberikan gejala klinis yang berbeda.
5enatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat ringannya gejala
klinik. 5ada kasus ringan sampai sedang' cukup diberikan obat tetes mata
tergantung jenis penyebabnya seperti pada keratokonjungtivitis vernal dapat
11
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
13/24
diberikan anti histamin topikal dan dapat ditambahkan vasokontriktor' kemudian
dilanjutkan dengan stabilasator sel mast. 5ada kasus yang berat dapat dikombinasi
dalam pengobatannya ataupun dilakukan pembedahan.#'
5ada konjungtivitis virus yang merupakan G self limiting disease
penanganan yang diberikan bersifat simtomatik serta dapat pula diberikan
antibiotik tetes mata untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.
5enanganan primer keratokonjungtivitis epidemika ialah dengan kompres
dingin dan menggunakan tetes mata astrigen.
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
14/24
BAB III
LAP34AN KASUS
&.1 Identita! Pa!ien
Cama = 7
&mur = $ tahun
enis Kelamin = 1aki+laki
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
15/24
4i5a/at Kel#arga
idak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
@i-ayat penyakit sistemik di keluarga seperti hipertensi' diabetes melitus' asma
disangkal pasien.
4i5a/at So!ial
5asien adalah karya-an s-asta. i lingkungan kerja tidak ada yang mengalami
penyakit infeksi di mata maupun sakit tenggorokan. @i-ayat mengkonsumsi
alkohol dan obat+obatan lain disangkal.
&.& Pemerik!aan i!ik
Pemerik!aan i!ik Um#m
Kesadaran = Fompos 7entis
ekanan arah = #20E*0 mmHg
Cadi = % BEmenit
@espirasi = #J BEmenit
emperatur aBial = J'$oF
Pemerik!aan i!ik K#!#! 6Lokal +ada -ata7
3k#li Dek!tra 63D7 3k#li Sini!tra 63S7
8i!#!
@efraksiE5in Hole
JE#0
idak dievaluasi
JEJ
+
S#+ra 9ilia
7adarosis
6ikatriks
idak ada
idak ada
idak ada
idak ada
Pal+ebra !#+erior
dema
Hiperemi
nteropion
kteropion
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
16/24
,enjolan idak ada idak ada
Kon"#ngti$a +al+ebra
!#+erior
Hiperemi
Aolikel
6ikatriks
,enjolan
6ekret
5apil
6ulit dievaluasi
6ulit dievaluasi
6ulit dievaluasi
idak ada
7ukopurulen
6ulit dievaluasi
idak ada
idak ada
idak ada
idak ada
idak ada
idak ada
Kon"#ngti$a +al+ebra
in%erior
Hipermi
Aolikel
6ikatriks
,enjolan
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
17/24
@efleks cahaya konsensuil (/) (/)
Len!a
Kejernihan
islokasiEsubluksasi
ernih
idak ada
ernih
idak ada
Pemerik!aan Pen#n"ang
5ergerakan bola mata
Aunduskopi
ekanan intra okular
(igital)
Konfrontasi
,aik ke segala arah
@efleB fundus (/)
CormalEpalpasi
idak ada defek
lapang pandang
penglihatan
,aik ke segala arah
@eflek fundus (/)
CormalEpalpasi
idak ada defek
lapang pandang
penglihatan
&.' 4e!#me
1aki+laki $ tahun datang dengan keluhan mata kanan keluhan utama mata
kanan merah. Keluhan ini muncul sejak pagi saat pasien baru bangun tidur. 7ata
kanan dirasakan seperti ada yang mengganjal dan timbul kotoran di mata kanan.
Kotoran dikatakan banyak' ber-arna kekuningan dan lengket sehingga pasien
sulit membuka mata. 5asien juga mengeluhkan kabur' nyeri dan silau. 5asien juga
mengeluhkan timbul benjolan di kelopak mata kanan ba-ah. ,enjolan ber-arna
merah sejak 2 minggu yang lalu. ari pemeriksaan fisik ditemukan visus >
JE#0' >6 JEJ. 5ada >kular deBtra didapatkan palpebra edema dan benjolan di
palpebra inferior' konjungtiva dengan kemosis' F9! (/)' 5F9! (/)' kornea dengan
infiltrat (/)' iris bulat reguler' lensa jernih' dan pada fundukopi didapatkan reflek
fundus positif.
5emeriksaan lokal
> Pemerik!aan >6
JE#0 8i!#! JEJ
dema (/)' hiperemi (/)'
benjolan di palpebra
inferior
Pal+ebra Cormal
Kemosis (/)' F9! (/)'
5F9! (/)
Kon"#ngti$a enang
16
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
18/24
!nfiltrat (/) Kornea ernih
Cormal Bilik -ata De+an Cormal
,ulat' reguler Iri! ,ulat' reguler
@efleks 5upil (/) P#+il @efleks 5upil (/)
ernih Len!a ernih
ernih 8itreo#! ernih
@eflek fundus (/) #nd#!ko+i @efek fundus (/)
&.( Diagno!i! Banding
+ > Keratokonjungtivitis ec bakteri
+ > Hordeolum eksterna fase infiltrat
+ > &veitis
+ > ;laukoma akut
+ > Kala8ion
&.) Diagno!i!
#. > Keratokonjungtivitis ec bakteri
2. > Hordeolum eksterna fase infiltrat
&., Planning
Planning Tera+i
+ ;entamisin ed B# tetes >
+ Fendo 1yteers ed JB# tetes >
+
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
19/24
+ 9itamin F B #00 mg
+ Kompres hangat +%B sehari #0+#$ menit
+ K!= menggunakan pelindung mata (kacamata) agar terhindar dari
kotoran' menjaga kebersihan mata serta menjaga kesehatan tubuh' selalu
mencuci tangan.
+ Kontrol tanggal #0 >ktober 20#$
Planning Diagno!tik
+ 5engecatan gram
+ Kultur dan tes sensitifitas
18
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
20/24
&.0 Progno!i!
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
21/24
BAB I8
PE-BAHASAN
1. A
iagnosis keratokonjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesa'
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Konjungtivitis sebaiknya
dibedakan dengan keratitis dengan perbedaan sebagai berikut=
Tanda Kon"#ngti$iti! Keratiti!
Ta"am
+engliatan
Cormal urun nyata
Silai idak ada Cyata
Sakit 5edas' rasa kelilipan 6akit
-ata mera !njeksi konjungtiva !njeksi siliar Sekret 6erous' mukous' purulen idak ada
Lengket kelo+ak erutama pagi hari idak ada
Edem kelo+ak
mata
idak adaEringan' terutama
pada konjungtivitis
adenoviral
idak adaEberat
P#+il Cormal 7engecil
Kornea Cormal Keruh' defek epitel pada
pe-arnaan fluoresein
,eradasarkan hasil anamnesa diperoleh kombinasi gejala dan tanda pada
penyakit konjungtivitis dan keratitis sehingga pasien ini didiagnosis dengan
keratokonjungtivitis. ;ejala dan tanda konjungtivitis pada pasien ini antara lain
mata merah' terasa seperti ada yang mengganjal serta adanya sekretEkotoran mata.
6elain itu bukti keterlibatan kornea ialah adanya keluhan penglihatan yang
menjadi kabur dan rasa nyeri yang dirasakan seperti ada benda asing.
5ada literatur disebutkan bah-a pemeriksaan penunjang untuk kelainan
mata luar dengan pemeriksaan biomikroskop (slitlamp) dengan atau tanpa
pe-arnaan fluoresein juga dapat dilakukan. 5emeriksaan dengan mata telanjang
tidak akan memperlihatkan kekeruhan kornea' namun penggunaan slitlamp akan
tampak adanya kekeruhan pada kornea baik berupa gambaran infiltrat seperti titik
putih kecil atau becabang' bentuk dan lokasi lainnya. 5ada pasien ini ditemukan
adanya gambaran beberapa titik putih kecil di kornea namun halus dan sedikit
tersebar.
20
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
22/24
7eskipun melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat diperkirakan
etiologi keratokonjungtivitis' pemeriksaan penunjang lain seperti hapusan dari
konjungtiva maupun kornea juga dapat dilakukan guna penegakan diagnosis.
engan melakukan apusan serta pe-arnaan untuk menemukan beberapa
gambaran berupa sel+sel yang khas ditemukan pada masing+masing kasus
keratokonjungtivitis.
5enatalaksanaan keratokonjungtivitis disesuaikan dengan etiologinya.
5ada kasus ini diberikan medikamentosa meliputi antibiotik tetes mata yaitu
gentamisin. 5ada pasien ini diagnosis mengarah pada keratokonjungtivitis bakteri.
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien. 6edangkan vitamin F merupakan
tambahan untuk proses reepitelisasi kornea.
dukasi yang diberikan ialah menggunakan pelindung mata seperti
kacamata untuk menghindari mata dari pajanan luar. angan mengusap atau
menggaruk mata karena dapat memperburuk kondisi peradangan pada mata.
7embudayakan cuci tangan dan perbaikan higiene agar mencegah infeksi ulang
maupun sekunder serta mencegah penularan. 6elain itu melakukan pengobatan
sesuai yang dianjurkan dan kembali kontrol untuk memantau kemajuan maupun
respon penyakit terhadap terapi yang diberikan serta mengontrol efek samping
obat yang mungkin timbul.
5rognosis keratokonjungtivitis ini tergantung pada luasnya jaringan parut
kornea yang terbentuk dimana penanganan dini dan tepat dapat mencegah
kerusakan mata permanen. 5rognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam
karena infiltrat yang ditemukan sebenarnya tidak banyak dan hanya berupa titik
kecil yang mana proses penyembuhan kembali lagi pada ketahanan dan kepatuhan pasien sendiri.
BAB 8I
PENUTUP
2. A
21
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
23/24
Keratokonjungtivitis merupakan peradangan pada kornea dan konjungtiva
yang disebabkan oleh berbagai faktor dan seringkali mengalami kekambuhan.
Konjungtivitis dapat diakibatkan oleh virus' bakteri' fungal' parasit' toksik'
chlamydia' kimia dan agen alergik. ;ejala penting konjungtivitis adalah sensasi
benda asing' yaitu tergores atau panas' sensasi penuh di sekitar mata' gatal dan
fotofobia. anda penting konjungtivitis adalah hiperemia' berair mata' eksudasi'
pseudoptosis' hipertrofi papiler' kemosis (edema stroma konjungtiva)' folikel
(hipertrofi lapis limfoid stroma)' pseudomembran dan membran' granuloma' dan
adenopati pre+aurikuler. 7asing+masing jenis konjungtiva memberikan gejala
klinis yang berbeda. 5enatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat
ringannya gejala klinik. 5ada kasus ringan sampai sedang' cukup diberikan obat
tetes mata tergantung jenis penyebabnya.
elah dilaporkan kasus pada seorang laki+laki berusia $ tahun' yang
merupakan pasien ra-at jalan di poliklinik mata @6&5 6anglah. ari hasil
anamnesa' pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperoleh'
ditegakkan diagnosis keratokonjungtivitis. 5enderita diberikan terapi antibiotik
tetes mata' analgetik dan vitamin. 5rognosis pasien ini dubius ad bonam.
22
-
8/18/2019 TP Keratokonjungtivitis
24/24
DATA4 PUSTAKA
#. !lyas 67' 6idarta'. 5enuntun #lmu $enyakit "ata. %akultas Kedokteran
&niversitas #ndonesia. akarta. 200J.
2.