tinjauan hukum islam tentang layanan transaksi …
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG LAYANAN TRANSAKSI
DIGITAL APLIKASI DANA PADA FINANCIAL TECHNOLOGY
(Studi pada layanan Aplikasi Dana di PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1
Dalam Hukum Ekonomi Syariah
Oleh:
Nurbawi
NPM : 1621030205
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1442H / 2020 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG LAYANAN TRANSAKSI
DIGITAL APLIKASI DANA PADA FINANCIAL TECHNOLOGY
(Studi pada layanan Aplikasi Dana di PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk)”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar S1
Dalam Hukum Ekonomi Syariah
Oleh:
Nurbawi
NPM : 1621030205
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah(Muamalah)
PembimbingI: Dr. Alamsyah M.Ag
PembimbingII: Relit Nur Edi. S.Ag., M.Kom.I.
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1442 H / 2020 M
Customer yang biasa digunakan untuk membayar transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan layanan di dalam aplikasi DANA. Voucher dapat digunakan
jika, customer memiliki saldo di dalam aplikasi DANA, dengan saldo tersebut
Customer dapat melakukan pembayaran. Saat ini aplikasi DANA sudah
terintegrasi dengan bank-bank besar di Indonesia demi kemudahan customer
untuk melakukan isi saldo ke dalam voucher, akan tetapi dalam Praktek
muamalah Dalam penggunaan voucher tersebut terdapat suatu hal yang tidak
sesuai dengan ketentuan hak untuk konsumen dalam menggunakan voucher
tersebut. Yaitu diantaranya voucher yang kita miliki tidak bisa digunakan karena
pihak aplikasi DANA membatasi. konsumen yang merasa dirugikan karena
adanya pembatasan barang yang hendak dibeli dalam menggunakan voucher
dalam aplikasi dana ini, yaitu pembatasan belanja yang barang nya sudah
ditentukan dan dibatasi. dan voucher terdapat pembatasan untuk penggunaan
voucher diantaranya voucher tersebut terdapat limit yang tidak boleh digunakan
semuanya.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1. Bagaimana Praktik Layanan
Transaksi Fintech Aplikasi DANA di PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk? 2.
Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik Transaksi Layanan Fintech
aplikasi DANA di PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik layanan transaksi
Aplikasi DANA Pada Financial Technology. Untuk mengetahui Bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap praktik layanan Transaksi aplikasi DANA Pada
Financial Technology.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Lapangan (field research). Teknik
pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Adapun
sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak aplikasi DANA.
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang di teliti. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah dalam praktik transaksi layanan aplikasi DANA
akad TopUp voucher aplikasi DANA yang konsumen tukarkan atau top-up adalah
akad hutang dimana pelanggan memberikan hutang ke aplikasi DANA,
karenan dalam praktik nya layanan aplikasi DANA menggunakan Akad Qard
dimana pihak konsumen meminjamkan separuh uang yang di tukarkan dengan
voucher tersebut dengan pihak aplikasi DANA. Tinjauan Hukum Islam terhadap
Praktik Layanan Transaksi DANA ini adalah Haram, karena setiap manfaat yang
timbul dari hutang itu hukumnya haram, maka diskon voucher aplikasi DANA itu
adalah haram sehingga voucher aplikasi DANA menjadi haram bila ada selisih
dengan pembayaran tunai fisik dan tidak sesuai dengan syarat dan rukun dalam
bermuamalah. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
bunga (Interest/Fa’idah) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Nomor:09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah Fatwa Perhimpunan Al-
irsyad No: 005/DFPA/VI/1439 Tentang Haramnya Diskon Yang Didapatkan Dari
voucher aplikasi DANA Dan Layanan Yang Sejenisnya.
ABSTRAK
Aplikasi DANA adalah dompet virtual untuk menyimpan voucher Credit
vi
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan, (Q.S Al-Maidah ayat: 90)
vii
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan skripsi ini sebagai bentuk kasih sayang dan hormat
yang tak terhingga kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta Papah Samsurijal dan Memeh Masjuli yang
selama ini selalu mendo’akanku agar senantiasa diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam setiap langkahku, dan juga telah memberikan cinta,
kasih sayang, kebahagiaan, doa, serta pengorbanannya selama ini untuk
keberhasilanku.
2. Serta keluarga besarku kakakku uda Fauzi, atu Roza miati, abang Agus
,adin Jauhari dan adikku Rita sari yang selalu memberikan motivasi serta
semangat yang luar biasa kepadaku.
3. Dan tak lupa untuk Hana Yuridha Amalia orang yang selama ini
menemaniku dan memberikan semangat lahir dan batin kepadaku serta
sahabat-sahabat dan almamater Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
viii
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap NURBAWI, dilahirkan di Tulang Bawang Barat pada
tanggal 26 Maret 1997. Anak kelima dari enam bersaudara, denganseorang ayah
yang bernama Samsurizal dan seorang ibu bernama Masjuli. Untuk pertama
kalinya menempuh pendidikan di :
1. Taman Kanak-kanak Al-Islam Kibang Budi Jaya, Lulus tahun
2004
SDN Negeri 01 Kibang Budi Jaya, Lulus tahun 2010
SMP Negeri 02 Lambu Kibang, Lulus tahun 2013
SMA Negeri 01 Pagar Dewa, Lulus tahun 2016
Pada tahun 2016, terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pada program S1
Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, IAIN yang sekarang telah menjadi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung, 17 Juli 2020
NURBAWI
NPM. 1621030205
ix
KATA PENGANTAR
Assalam’ualaikumwr, wb
Alhamdulillah, Puji Syukur KehadiratAllah SWT karena dengan
Rahmat dan Karunia-Nya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“Tinjauan HukumIslam Tentang TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG
LAYANAN TRANSAKSI DIGITAL APLIKASI DANAPADA
FINANCIAL TECHNOLOGY (Studi pada layanan Aplikasi Dana di PT.
Elang Mahkota Teknologi Tbk)” Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam bidang ilmu
Syari’ah pada Program Mu’amalah Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan, baik moril maupun
materil Dari banyak pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
mengucapkan terima Kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. H. Khairuddin Tahmid, M.H. selaku Dekan I Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Alamsyah M.Ag selaku Pembimbing Akademik I dan Relit Nur Edi.
S.Ag., M.Kom.I. selaku Pembimbing Akademik II yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi nasehat, do’a serta
kepercayaan dalam penulisan skripsi ini.
3. Seluruh Dosen serta Karyawan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan
Lampung yang telah memberikan banyak ilmu selama perkuliahan.
4. Seluruh staff dan karyawan yang telah membantu melakukan kegiatan
penelitian pada PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk.
5. Papah dan Memeh yang selalu memberikan perhatiannya, do’a,
dukungannya, serta kasih sayang dan semangat.
6. Saudara-saudariku tercinta, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepadaku.
x
7. Sahabat-sahabatku, Yusup sulaiman, Darwin Wijaya, Bintang Haikal,
Rini Aprosa, Meti Mulia, Novita Sari, dan yang Lain tidak bias
disebutkan semuanya yang selalu memberikan dukungan.
8. Teman-teman sepejuangan Muamalah D Angkatan 2016 yang selalu
saling mendukung dan bersama-sama, selesai sampai wisuda terimakasih.
9. Teman-teman KKN ku yang tidak bisa saya sebutkan nama satu persatu.
10. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Semoga Doa dan segala bantuan menjadi amal kebaikan bagi yang
bersangkutan dan Allah SWT memberikan imbalan dan pahala yang
berlimpah sertya kesehatan umur yang panjang. Amin Allahuma amin.
Hanya bisa mendo’akan semoga Allah SWT untuk senantiasa
membalas jasa serta budi baik semua pihak-pihak yang selalu mendukung
dan membantu dalam penyusunan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan yang ada pada penulis, untuk itu
pembaca dapat memberikan masukan dan saran untuk melengkapi tulisan
ini. Dan harapannya, skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikumwr.wb.
Bandar Lampung, 17 Juli 2020
NURBAWI
NPM. 1621030205
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
ABSTRAK............................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... iv
PENGESAHAN....................................................................................... v
MOTTO................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP................................................................................. viii
KATA PENGANTAR............................................................................. ix
DAFTAR ISI........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul........................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul............................................................... 3
C. Latar Belakang Masalah........................................................... 4
D. Fokus Penelitian......................................................................... 13
E. Rumusan Masalah..................................................................... 14
xii
F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian........................................... 14
G. Signifikansi Penelitian.............................................................. 15
H. MetodePenelitian...................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori.............................................................................. 22
a. Pengertian Hutang Piutang................................................. 22
b. Dasar Hukum Hutang Piutang........................................... 25
1. Al-Qur’an........................................................................ 25
2. Al-Hadits.......................................................................... 29
3. Ijma’.................................................................................. 31
c. Rukun Syarat Hutang Piutang............................................ 34
1. Rukun Hutang Piutang..................................................... 34
2. Syarat Hutang Piutang...................................................... 36
d. Riba Dalam Hukum Islam………………………………... 38
B. Tinjauan Pustaka...................................................................... 44
a. Jurnal Dan Skripsi Penelitian Pada FINTECH............... 44
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek......................................................... 47
a. PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk.................................... 47
1. Sejarah PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk..................... 47
2. Visi dan Misi PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk........... 49
xiii
3. Sejarah Pencatatan Saham PT. Elang Mahkota
Teknologi Tbk.................................................................. 50
4. Struktur Jabatan Dewan Komisaris Dan Direksi............. 50
b. Aplikasi DANA.................................................................... 51
1. Aplikasi Pada Financial Technology (Fintech)……….. 51
2. Sejarah aplikasi DANA……………………………...… 52
3. Sistem/cara menggunakan Alikasi DANA…………… 52
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Lokasi dan Data Observasi penelitian di PT. Elang
Mahkota Tknologi Tbk………………………………………. 55
a. Daftar Pertanyaan (untuk pihak aplikasi DANA.............. 56
b. Daftar Pertanyaan(untuk konsumen/pengguna
Aplikasi DANA..................................................................... 57
c. Transkrip wawancara Peneliti dengan komisaris
Utama Pihak Aplikasi DANA............................................. 57
d. Transkrip Wawancara Peneliti Dengan Salah
Satu Pengguna /Konsumen Aplikasi DANA...................... 59
e. Pengguna/Konsumen Aplikasi DANA................................ 62
B. Pembahasan............................................................................... 63
a. Praktik layanan aplikasi DANA pada PT. Elang
Mahkota Teknologi Tbk...................................................... 63
xiv
b. Layanan Fintech Di PT. Elang Mahkota Teknologi
Tbk dalam Persfektif Hukum Islam................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 77
B. Rekomendasi............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Sejarah Pencatatan Saham.................................................................. 50
2. Struktur Jabatan Dewan komisaris dan Direksi.................................. 50
3. Daftar Nama Wawancara.................................................................... 56
4. JumlahPengguna Aplikasi DANA 2017............................................. 62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar Logo Aplikasi DANA.......................................................... 62
2. Layanan Transaksi Aplikasi DANA................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah
pahaman dalam memahami pengertian atau maksud dari skripsi ini dan sebelum
melangkah kepada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan dijelaskan
tentang arti atau definisi dari istilah-istilah yang terkandung di dalam judul,
adapun judul sikripsi ini adalah: “Tinjauan Hukum Islam Tentang Layanan
Transaksi Digital Aplikasi Dana Pada Financial Technology”, istilah yang
akan dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan yaitu hasil meninjau pandangan, pendapat, (sesudah menyelidiki
dan memplajari dan sebagainya).1
2. Hukum Islam adalah peraturan yang dibuat oleh Allah SAW untuk
mengatur seluruh aspek kehidupan umat Islam baik didunia maupun
diakhirat.2
3. Transaksi Digital adalah proses pembayaran secara sistem technology
antara dua belah pihak (penjual dan pembeli) yang saling menguntungkan
1Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2011), h. 1470 2Syamsul anwar, Hukum perjanjian syariah, (Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2007),
h. 3
2
dengan disertai data/bukti dokumen pendukung yang dimasukkan ke dalam
jurnal setelah melalui pencatatan.3
4. Aplikasi DANA adalah suatu layanan dompet elektronik karya anak bangsa
dan campur tangan orang asing yang digunakan untuk alat transaksi
pembayaran yang sah.4
5. Fintech merupakan singkatan dari financial technology, berdasarkan
National Digital Research Center (NDRC) mendefinisikan sebagai istilah
yang dapat digunakan untuk menyebut istilah yang dapat digunakan untuk
menyebut inovasi dalam bidang jasa keuangan atau finansial. Inovasi yang
dimaksud adalah inovasi yang diberikan sentuhan teknologi modern dalam
bidang keuangan yang digabungkan dengan teknologi untuk
memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mempertajam, mengubah,
dan mempercepat berbagai aspek pelayanan keuangan dari metode
pembayaran, transfer dana, pinjaman, dan lain sebagainya.5
Berdasarkan penjelasan istilah di atas dapat ditegaskan bahwa skripsi ini
mengkaji tentang tinjauan Hukum Islam Tentang Layanan Transaksi Digital
Aplikasi DANA Pada Financial Technology.
3https://www.finansialku.com/definisi-fintech-adalah (Diakses pada tanggal 24 April 2019,
pukul 19:58) 4https://tekno.kompas.com, Diakses pada tanggal 24 April 2019, (pukul 20:15)
57 https://www.finansialku.com/definisi-fintech-adalah (Diakses pada tanggal 24 April 2019,
pukul 20:15)
3
B. Alasan Memilih Judul
Alasan memilih judul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Layanan
Transaksi Digital Aplikasi DANA Pada Financial Technology’’
Adapun alasan memilih dan menentukan judul skripsi ini antara lain sebagai
berikut:
1. Mengingat perkembangan zaman yang demikian pesat maka persoalan
muamalah pun berkembang, sehingga perlu memahami dengan benar sistem
bermuamalah pada zaman sekarang ini, lebih spesifikasinya tentang
pembayaran dengan sistem aplikasi yang menggunakan voucher.
2. Ditinjau dari aspek bahasan, kajian judul skripsi ini sesuai dengan disiplin
ilmu yang telah dipelajari dalam bidang Muamalah Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung serta didukung oleh
tersedianya data-data dan literatur yang dibutuhkan dalam penyusunan
skripsi kali ini.
3. Secara Objektif, Seiring berkembangnya praktek keilmuan didalam
masyarakat khususnya dalam sistem pembayaran yang bertujuan dengan
jual beli mengalami banyak perubahan salah satunya adalah Transaksi
Pembayaran Elektronik menggunakan Layanan AplikasiDANA. Disisi lain,
masih banyak para pengguna Aplikasi DANA yang belum mengetahui
apakah penggunaan Aplikasi DANA dalam transaksi pembayaran
Elektronik seperti ini sudah sesuai dengan hukum islam atau justru malah
sebaliknya.
4
4. Secara Subjektif, penelitian ini merupakan salah satu permasalahan yang ada
kaitannya dengan jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas
Syariah UIN Raden Intan Lampung, tempat penulis menimba ilmu
pengetahuan, dan penelitian ini belum pernah dibahas sebelumnya, yang
dimana kajian tentang Penggunaan Aplikasi DANA Dalam Transaksi
Pembayaran Elektronik merupakan salah satu kajian dalam bidang
Muamalah yang dilihat dalam Perspektif Hukum Islam.
C. Latar Belakang Masalah
Era modern saat ini, manusia memiliki kehidupan dengan segala aktivitas
yang tidak pernah lepas dari perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan perubahan baik
dibidang sosial, ekonomi, maupun budaya yang berlangsung dengan cepat.
Dengan perkembangan teknologi yang sangat maju, bidang financial juga
memiliki perkembangan ke arah yang lebih efisien dan modern. Dalam bidang
perekonomian dunia saat ini sangat penting untuk memberikan inovasi
teknologi didalamnya.
Teknologi dan financial memiliki hubungan yang berkaitan. Saat ini telah
hadir teknologi yang mengarah pada inovasi finansial dengan sentuhan
teknologi modern di bidang jasa yang bernama Financial Technology.
Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) (EMTK) didirikan tanggal 03
Agustus 1983 dengan nama PT Elang Mahkota Komputer dan memulai
5
aktivitas secara komersial di tahun 1984. Kantor pusat Emtek terletak di SCTV
Tower, Lantai 18, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 –
Indonesia.6
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama
EMTEK adalah di bidang jasa, (terutama dalam bidang penyediaan jasa
teknologi, media dan telekomunikasi), perdagangan, pembangunan dan industri.
Saat ini aktivitas EMTK bergerak dalam bidang media, solusi dan lain-lain
melalui penyertaan saham pada beberapa anak usaha.
Menurut fatwa DSN MUI tentang Uang elektronik syariah No. 116/DSN-
MUI/IX/2017 dan Fatwa tentang layanan pembiayaan berbasi teknologi
informasi berbasis syariah (Fatwa No. 117/DSN-MUI/IX/2018) merupakan dua
fatwa yang berkaitan dengan aktifitas atau produk lembaga keuangan syariah
dan lembaga bisnis syariah. Dalam fatwa mengatur hubungan hukum di antara
para pihak yang terlibat dalam transaksi uang elektronik. Dalam fatwa itu ada
akad antara penerbit dengan penyelenggaraan uang elektronik misalnya akad
wadiah atau akad qard.
Sementara akad antara penerbit dengan penyelenggaraan uang elektronik
dan agen layanan keuangan digital adalah ijarah, ju’alah, dan akad wakalah bi
al ujrah. MUI memberikan ketentuan umum, seperti penyelenggaraan fintech
6http:)//www.Emtek.co.id (Diakses pada tanggal 17 februari 2020, pukul 20:32).
6
tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah, seperti riba, gharar, dan
haram.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.18/40/PBI/2016 tentang
Penyelenggaraan Pemerosesan Transaksi Pembayaran, pada halaman
menimbang menyatakan bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi
terus melahirkan berbagai inovasi, khususnya yang berkaitan dengan Financial
Technology (Fintech) dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk
dibidang jasa sistem pembayaran, baik dari sisi instrumen, penyelenggaran,
mekanisme, maupun infrastruktur penyelenggaraan pemrosesan transaksi
pembayaran. Fintech akan menghadirkan proses transaksi keuangan yang lebih
praktis, aman serta modern. Saat ini uang elektronik menjadi salah satu alat
pembayaran non-tunai yang digunakan dalam transaksi melalui internet.
Indonesia adalah salah satu negara yang mengikuti perkembangan uang
elektronik ini.
Pranata hukum yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan uang
elektronik adalah dengan mengeluarkan aturan yang dibuat Bank Indonesia
sebagai Bank Central dan sebagai entitas moneter. Peraturan Bank Indonesia
(PBI) tersebut adalan PBI Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik.
Adanya peraturan kebijakan ini tentu saja menjadi bukti nyata bahwa Indonesia
mengakui adanya uang elektronik di Indonesia. Model bisnis e-commerce telah
berkembang, tidak hanya di sektor ritel atau pasar untuk produk, tetapi juga
7
berkembang pada layanan dompet digital, seperti salah satunya adalah Aplikasi
DANA dan layanan keuangan lainnya,
Kesemua layanan keuangan tersebut merupakan bagian FinTech.
Keberadaan dan perkembangan Fintech didukung oleh inovasi teknologi di
bidang, cloud computing, learning machines, digital & mobile payment, block
chain distributed ledgers, dan big data. Di Indonesia layanan keuangan FinTech
yang saat ini sedang berkembang dibedakan ke dalam beberapa kelompok,
yaitu payment system, digital banking, online/digital insurance, peer-to-peer
(P2P)Lending, dan crowdfunding. Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini
terdapat 96 perusahaan Fintech yang beroperasi di Indonesia.7
Aplikasi DANA (disebut juga dompet digital) adalah layanan keuangan
digital dari Aplikasi karya anak bangsa berupa uang elektronik (e-money), yang
memudahkan pengguna nya untuk melakukan berbagai macam transaksi.
Dalam proses layanan transaksi fintech DANA berinovasi dengan
membangun teknologi dompet digital yang berintegrasi langsung pada platform
merchant rekanan, seperti Bukalapak, TixID, Ramayana, baik yang online
maupun offline dan lain sebagainya. Umtuk layanan online karena terintegrasi
pada platform merchant, maka pengguna dapat melakukan proses pembayaran
menggunakan DANA secara mudah dan aman tanpa harus keluar dari platform
merchant. Akun DANA pengguna juga akan langsung tersinkronisasi secara
7Ika Sri Mawarni, Metodologi Penelitian:”Analisis Persepsi Masyarakat Pengguna Layanan
Transaksi Digital Pada Financial Technology”Bandung: Universitas Telkom, 2017
8
otomatis di berbagai platform merchant. DANA juga memiliki Data center
(DC) dan Data Recovery Center (DRC) di Indonesia, untuk memberikan
pengalaman awal kepada masyarakat, saat ini DANA telah menawarkan
beberapa layanan untuk mendukung berbagai transaksi elektronik, seperti e-
commerce, top-up, dan pembayaran lainnya. Banyak orang yang sudah
menggunakan fitur dan layanan dari aplikasi DANA ini karna selain
memudahkan aplikasi DANA juga menawarkan beberapa keuntungan bagi
penggunanya, tetapi layanan aplikasi DANA juga memiliki kelemahan yang
merugikan bagi penggunanya.8
Proses aplikasi DANA di PT Elang Mahkota Tbk (Emtek) meluncurkan
aplikasi uang elektonik DANA, dengan mengusung sistem integrasi dengan
aplikasi lain atau open platform , uang yang disimpan di DANA bisa digunakan
di merchant lain yang jadi mitranya. Mitra tersebut yakni BBM, ramayana,
bukalapak, lazada, moka, tixID dan lain sebagainya. Saat ini DANA
memanfaatkan lisensi e-money PT Espay Debit indonesia Koe yang telah
diakuisisi EMTEK pada awal tahun 2017, oleh sebab itu untuk isi ulang (top-
up) DANA saat ini hanya bisa dilakukan melalui Bank vitual account. untuk
bisa mengakses layanan transfer uang, maka pelanggan harus mendaftar dengan
mengambil gambar kartu tanda penduduk (e-KTP) dan swafoto, sebagai bentuk
know your customer (KYC). Tanpa pendaftaran, atau non-KYC pelanggan
hanya bisa menerima uang. Dari sisi keamanan Emtek DANA menngunakan
8Setiawan Angga,”Layanan E-Money Pada Konsumen”,h.1.
9
teknologi pendekatan Risk Based Approach (RBA) yang anti pencucian uang
dan kecerdasan buatan (Articificial Intelligencel).9
Sistem ini memungkinkan seseorang untuk memiliki modal dalam
melakukan transaksi keuangan menggunakan kartu dan media elektronik
lainnya untuk melakukan transaksi keuangan yang dilakukan secara praktis.
Dalam pandangan Al-quran, uang merupakan modal serta salah satu faktor
produksi yang penting, tetapi “ bukan yang terpenting”. Manusia menduduki
tempat diatas modal disusul sumber daya alam.10
Islam memberikan peluang bagi manusia untuk melakukan inovasi
terhadap berbagai kebutuhan muamalah yang mereka butuhkan dalam
kehidupan mereka, yang didasarkan kepada al-Qur‟an dan as-Sunnah, atau atas
dasar kaidah-kaidah umum yang berlaku dalam syari‟at islam, atau atas dasar
hasil ijthad yang dibenarkan oleh islam.11
Muamalah merupakan salah satu bagian dari hukum islam. Hal ini sesuai
dengan pendapat para ahli bahwa hukum muamalah merupakan bagian dari
hukum islam, yaitu hal yang mengatur hubungan antar manusia dalam
masyarakat berkenaan dengan kebendaan dan kewajiban.12
9 Baihaqi Ahmad, “Analisis Penerimaan Penggunaan Sistem Pembayaran Elektronik
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”,h.1 10
M. Shihab Quraish, Wawasan Al-quran, Cet. Ke-8, (Bandung:Penerbit MIZAN Anggota
IKAPI, 1998), h.406. 11
H. Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Cet. Ke-2, (Jakarta:Gaya Media Pertama, 2007), h.viii. 12
Nawawi Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2012),
h.9.
10
Berbagai bentuk muamalah yang dapat membantu aktivitas manusia,
salah satunya yaitu jual beli. Firman Allah:
...
“... Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS.
Al-Baqarah [2]: 275)
Islam Telah memberikan aturan-aturan, seperti bagaimana rukun dalam
jual beli, syarat-syarat jual-beli dan juga mengenai bentuk jual-beli yang
dilarang maupun yang diperbolehkan. Oleh karena itu dalam prakteknya harus
dikerjakan secara konsekuen dan ada manfaat bagi pihak yang
bersangkutan.Tetapi dalam praktek jual beli tersebut ada kalanya terdapat
penyimpangan dari aturan yang telah ada. Tambahan Manfaat dalam prinsip
dasar dan kaidah baku dari Muamalah dinamakan riba.
Sekarang ini dunia bisnis semakin kompleks,13
sudah banyak konsumen
yang menggunakan sarana pembayaran secara e-money seperti salah satunya
adalah aplikasi DANA yang mempunyai daya tarik konsumen agar
menggunakan sarana ini dalam melakukan berbagai macam pembayaran secara
elektronik.
Praktik Penggunaan aplikasi DANA dalam transaksi jual beli merupakan
salah satu yang memiliki banyak problematika, ada sebagian konsumen yang
13
Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2003), h.89.
11
berpendapat bahwa aplikasi DANA sangat membantu dan sangat
menguntungkan dan ada juga beberapa dari konsumen yang berpendapat bahwa
penggunaan aplikasi DANA tidak bisa dilakukan secara bebas dan merugikan.
Karena, memiliki kelemahan yang merugikan bagi penggunanya. Yaitu
diantaranya voucher yang kita miliki tidak bisa digunakan secara bebas dan
sesuai keinginan konsumen untuk berbelanja jika berbelanja disalah satu
supermarket Ramayana robinson karena pihak Ramayana yang membatasi dan
menentukan barang yang ingin dibeli. Ada beberapa konsumen yang merasa
dirugikan karena adanya pembatasan barang yang hendak dibeli dalam
menggunakan uang elektronik ataupun voucher dalam aplikasi dana ini, yaitu
pembatasan belanja yang barang nya sudah ditentukan dan dibatasi.
Sedangkan, Hak milik menurut Madjid adalah kekhususkan bagi pemilik
suatu barang menurut syara‟ untuk bertindak secara bebas yang bertujuan untuk
mengambil manfaatnya selama tidak ada penghalang syar‟i. Apabila seseorang
telah memiliki suatu benda yang sah menurut syara‟, orang tersebut bebas
bertindak terhadap benda tersebut, baik akan dijual maupun akan digadaikan,
baik untuk sendiri maupun untuk dan atau perantara orang lain.14
Sebagai sistem kehidupan, islam memberikan warna dalam setiap dimensi
kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem islam ini berusaha
mengefektifkan nilai nilai ekonomi dengan kaidah ataupun etika. Artinya,
14
Nawawi Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2012),
h.44.
12
kegiatan ekonomi yang dilakukan tidah hanya berbasis nilai materil, akan tetapi
terdapat sandaran didalamnya, sehingga akan bernilai ibadah.
Muamalah sendiri sering diartikan sebagai suatu aturan aturan hukum
Islam untuk mengatur pola akad atau transaksi antar manusia yang berkaitan
dengan harta.15
sehingga setiap orang tidak dapat lepas dari orang lain untuk
menutupi kebutuhannya. Interaksi antar manusia adalah perkara yang penting
yang mendapatkan perhatian besar dalam islam, khususnya yang berhubungan
dengan pertukaran harta. Oleh karena itu Allah berfirman :
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An Nisaa‟ : 29)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT melarang kepada hambanya
di muka bumi memakan harta dari jalan yang haram kecuali berdasarkan
kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya.
15
Mustofa Imam, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Jakarta : Raja Grafindo, 2016), h.7.
13
Jual beli merupakan transaksi paling kuat dalam dunia perniagaan
(bisnis), bahkan secara umum adalah bagian terpenting dalam aktivitas
usaha.Jual beli sebagai bagian dari mu‟amalah yang mempunyai dasar hukum
yang jelas, baik dari Al-Quran, Al-Sunnah dan telah menjadi ijma‟ ulama dan
kaum muslimin. Bahkan jual beli bukan hanya sekedar muamalah, akan tetapi
menjadi salah satu media untuk melakukan kegiatan untuk saling tolong
menolong sesama manusia.16
Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat menarik untuk diteliti lanjut
tentang jual beli yang dikhususkan menggunakan aplikasi DANA dalam
metode pembayarannya yang menggunakan sistem elektronik di beberapa
swalayan salah satunya yaitu Ramayana robinson bertanda khusus dengan judul
Tinjauan Hukum Islam Tentang Layanan Transaksi Digital Aplikasi Dana Pada
Financial Technology.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian memberikan batasan dalam studi dan pengumpulan
data, sehingga penelitian ini akan fokus dalam memahami masalah-masalah
yang menjadi tujuan penelitian. Melalui fokus penelitian ini suatu informasi
dilapangan dapat dipilah-pilih sesuai konteks permasalahannya, sehingga
rumusan masalah ini saling berkaitan.Fokus penelitian pada skripsi ini adalah
16
Mustofa Imam, Fiqh Muamalah Kontemporer ,( Jakarta : Raja Grafindo, 2016), h.22.
14
pelaksanaan layanan transaksi digital Aplikasi DANA Pada Financial
Technology.
Sub-fokus penelitian yang dihadapi ialah pelaksanaan Penyelenggaraan
layanan Transaksi Pembayaran, pada aplikasi DANA serta melihat dari sudut
pandang Hukum Islam. Menimbang menyatakan bahwa perkembangan
teknologi dan sistem informasi terus melahirkan berbagai inovasi, khususnya
yang berkaitan dengan Financial Technology ( FinTech ) dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dibidang jasa sistem pembayaran,
baik dari sisi instrumen, penyelenggaran, mekanisme, maupun infrastruktur
penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran.
E.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas, makan penulis simpulkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana praktik Layanan Transaksi FinTech aplikasi DANA di PT.
Elang Mahkota Teknologi Tbk?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Transaksi Layanan
Fintech Pada aplikasi DANA?
F.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik
layanan Transaksi aplikasi DANA Pada Financial Technology.
15
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan mampu memberi
pemahaman yang lebih mengenai hukum Penggunaan aplikasi DANA
Dalam Transaksi Pembayaran Elektronik Perspektif Hukum Islam yang
dapat dijadikan pedoman dalam melakukan berbagai macam transaksi
pembayaran dalam sistem elektronik dan untuk memberikan pemahaman
yang lebih spesifik mengenai teori teori yang berkenaan dengan hukum
hukum bertransaksi dengan menggunakan Financial Technology (Fintech)
maupun transaksi pembayaran dengan sistem elektronik menurut perspektif
hukum Islam. Selain itu juga dapat memberikan khazanah pemikiran
keislaman pada umumnya civitas akademika Fakultas Syariah Jurusan
Muamalah Khususnya serta menambah wawasan bagi penulis dengan
harapan menjadi pedoman bagi penelitian selanjutnya hingga proses
pengkajian akan terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal.
b. Secara praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat untuk
memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H pada Fakultas Syariah
UIN Raden Intan Lampung.
G. Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman pada masyarakat
mengenai Hukum Islam tentang layanan transaksi pada Financial Technology
16
aplikasi DANA dan juga dapat menambah pengetahuan atau keilmuan serta
pemikiran ke-Islaman. Selain itu diharapkan menjadi masukan bagi penelitian
selanjutnya sehingga proses pengkajian akan terus berlangsung dan akan
memperoleh hasil yang maksimal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada para akademisi dalam mengaplikasikan teori-teori yang
berhubungan dengan tema penelitian tersebut. Penelitian ini juga dimaksudkan
sebagai suatu syarat memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Hukum (S.H) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif ,
sebab dengan adanya metode kualitatif landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan dan secara
umum penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi.
Adapun metode yang digunakan dalam rangka menyelesaikan penyusunan
skripsi ini adalah :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian hukum normatif, yaitu menggunakan studi kasus hukum normatif,
mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku
dalam masyarakat, dan menjadi perilaku setiap orang. Norma hukum yang
17
berlaku itu berupa norma hukum positif tertulis bentukan lembaga perundang
undangan (Undang-Undang Dasar), kodifikasi, undang-undang, peraturan
pemerintah, dan norma hukum tertulis bentukan lembaga peradilan (judgemade
law), serta norma agama dan norma hukum tertulis buatan pihak pihak yang
berkepentingan .17
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu
suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari lokasi atau
lapangan.18
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan
berkunjung langsung ke pihak aplikasi DANA atau PT. Elang Mahkota
Teknologi Tbk untuk melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
berkaitan. Dan yang menggunakan aplikasi DANA tersebut.
Selain dengan metode lapangan penelitian ini juga menggunakan metode
penelitian kepustakaan (Libarary Research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku,catatan,
maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Termasuk hasil
penelitian baik yang telah maupun yang belum di publikasikan sebagai
pendukung dalam melakukan penelitian, dengan menggunakan berbagai
literatur yang ada di perpustakaan yang sesuai dengan masalah yang akan
diangkat untuk diteliti.
17
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Penerbit : Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hlm 2 18
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, cetakan ketujuh, (Bandung : CV.
Mandar Maju, 1996), h.81.
18
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriftif analitis yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan secermat mungkin sesuatu yang menjadi
objek, gejala atau kelompok tertentu.19
Dalam kaitannya dengan penelitian ini
adalah mendeskripsikan penggunaan aplikasi DANA dalam pembayaran
elektronik dan menganalisisnya sesuai perspektif hukum islam.
3. Sumber Data
Sehubungan dengan penelitian ini, maka sumber data dapat diperoleh
dari:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau pihak pertama.20
Adapun yang menjadi sumber data premier
dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari tempat yang menjadi objek
penelitian (PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk)
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara.21
Data sekunder yang diperoleh oleh
penelitian dari buku buku yang membicarakan topik baik yang berhubungan
19
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.54. 20
Suryabrata Sumardi, Metode Penelitian, Cet ke II, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998),
h.15. 21
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2008),
h.137.
19
langsung maupun yang tidak langsung dengan judul yang relevan dengan
permasalahan yang dikaji.
4. Data Responden
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang mengetahui penggunaan
terhadap layanan transaksi digital aplikasi DANA maka populasi dalam
penelitian ini adalah 2 konsumen yang datang ke swalayan Ramayana robinson
dan pihak Aplikasi DANA. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel
kebetulan (accidental sampling). Accidental Sampling merupakan metode
pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan dijumpai.
Karakteristik sampel ditentukan dengan siapa saja yang kebetulan bertemu atau
dijumpai berdasarkan yang menggunakan Aplikasi DANA Metode
Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data dari lapangan, metode yang digunakan
adalah:
a. Wawancara atau Interview
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara.22
Pada praktiknya penulis
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan secara langsung kepada
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Reneka Cipta,
2013), h.198.
20
pihak-pihak dari PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk dan masyarakat yang
menggunakan aplikasi DANA ini sebagai sarana pembayaran elektonik dan
melakukan wawancara langsung PT. Elang mahkota teknologi Tbk untuk
mengetahui bagaimana praktik Penggunaan aplikasi DANA di kalangan
masyarakat milenial mengenai Transaksi Penukaran voucher aplikasi DANA
tersebut, dan selanjutnya akan dilihat dari perspektif hukum Islam.
b. Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya yang berhubungan
transaksi jual beli dengan menggunakan sistem elektonik/aplikasi.
5. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu.
Langkah-langkah pengelolaan data yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan data (Editing) adalah pengecekan atau pengoreksian data
yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau yang
terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
menghilangkan kesalahan kesalahan yang terdapat pada pencatatan
dilapangan dan bersifat koreksi, sehingga kekurangan-kekurangan dapat
dilengkapi atau diperbaiki.
21
b. Sisematika data adalah menempatkan data menurut kerangka sistematika
batasan berdasarkan urutan masalah.
6. Metode Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan dan diolah menggunakan pemeriksaan data
(Editing), disusun secara sistematika data, dan kemudian di analisis secara
kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas. Setelah data selesai
dianalisis maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan
menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang
merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
dengan menggunakan cara berfikir deduktif. Cara berfikir deduktif yaitu data
dengan cara bermula dari data yang bersifat umum tersebut ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus.
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data dari berbagai literatur
yang berkaitan dengan hukum penggunaan aplikasi DANA dalam transaksi
pembayaran elektronik dan kemudian selanjutnya dianalisa dan ditarik suatu
kesimpulan sehingga menjadi suatu keputusan yang bersifat khusus.
22
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
A. Pengertian Hutang Piutang
Hutang piutang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu uang
yang dipinjamkan dari orang lain.1Sedangkan piutang mempunyai arti uang
yang dipinjamkan (dapat ditagih dari orang lain).2 Pengertian hutang
piutang sama dengan perjanjian pinjam meminjam yang dijumpai dalam
ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1754 yang berbunyi:
“pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah barang-barang tertentu
dan habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa yang belakangan ini akan
mengembalikan sejumlah yang sama dari macam keadaan yang sama pula.3
Hutang piutang secara Etimologi dalam bahasa arab adalah Hutang
piutang secara Etimologi adalah berarti datang dan pergi. Menurut sebagian
pendapat, ‘ariyah berasal dari kata ( *تما روب ع ) yang sama artinya
dengan saling menukar atau mengganti, yakni dalam tradisi pinjam
meminjam.4
1 Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2003), h.1136.
2 Ibid, h.760.
3 R.Subekti Dan R. Tjitrosudibyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
(Jakarta:Pradnya Paramita, 1992), h.451. 4 Muhammad Asy-Syarbini, Mugni Al-Muhtaj, Juz II, h.263.
23
Secara terminologi syara‟, ulama fiqh berbeda pendapat dalam
mendefinisikannya 5, antara lain:
a) Menurut Hanafiyah
Hutang piutang adalah memiliki manfaat secara cuma-cuma.
b) Menurut Malikiyah
Hutang piutang adalah memiliki manfaat dalam waktu tertentu dengan
tanpa imbalan.
c) Menurut Syafi‟iyah
Hutang piutang adalah kebolehan mengambil manfaat dari seseorang
yang membebaskannya, apa yang mungkin untuk dimanfaatkan serta
tetap zat barangnya supaya dapat dikembalikan kepada pemiliknya.
d) Menurut Hanabilah
Hutang piutang adalah kebolehan mengambil manfaat suatu zat
barang tanpa imbalan dari peminjam atau yang lainnya.
e) Menurut Ibnu Rif‟ah
Hutang piutang adalah kebolehan mengambil manfaat suatu barang
dengan halal serta tetap zatnya supaya dapat dikembalikan.
f) Menurut Al-Mawardi
Hutang piutang adalah memberikan manfaat-manfaat.
Ahli fiqh berpendapat bahwa ‘Ariyah adalah memberikan izin kepada
orang lain untuk mengambil manfaat dari suatu benda yang boleh diambil
manfaatnya dengan tetapnya benda tersebut setelah diambil manfaatnya.
5 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Rajawali Press, 2014), h.91-92.
24
Sehingga orang yang memanfaatkannya dapat mengembalikannya kepada
pemiliknya.6
‘Ariyah dapat disimpulkan perikatan atau perjanjian antara kedua belah
pihak, di mana pihak pertama menyediakan harta atau memberikan harta
dalam arti meminjamkan kepada pihak kedua sebagai peminjam uang atau
orang yang menerima harta yang dapat ditagih atau diminta kembali harta
tersebut, dengan kata lain memijamkan harta kepada orang lain yang
membutuhkan dana cepat tanpa mengharapkan imbalan.7 Pengertian hutang
piutang yang lain ialah memberikan sesuatu (uang atau barang) kepada
seseorang dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan itu.8
Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang
adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan pengembalian yang
sama. Sedangkan hutang adalah menerima sesuatu (uang atau barang) dari
seseorang dengan perjanjian dia akan membayar atau mengembalikan
hutang tersebut dalam jumlah yang sama. Selain itu akad dari hutang
piutang adalah akad yang bercorak ta’awun (pertolongan) kepada pihak lain
untuk memenuhi kebutuhannya. Hutang piutang disarankan agar
mempertimbangkan antara manfaat dan mudharat serta pemberian
penangguhan waktu bagi peminjam agar dapat membayar hutangnya atau
jika tetap tidak bisa membayarkan hutangnya maka lebih baik hutang
tersebut direlakan untuk tidak dibayarkan oleh peminjam.
6 Shaleh Al-Fauzan, Fiqh Sehari-Hari, (Jakarta:Gema Insani, 2005), h.493.
7 Gemala Dewi, SH.,LL.M, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana
Perdana Media Group, 2007), h.48. 8 Chairuman Pasaribu Dan Suharwadi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,
(Jakarta:Sinar Grafika, 1994), h.136.
25
B. Dasar Hukum Hutang Piutang
a. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan termuat dalam mushaf bersifat autentik
(semuanya adalah betulbetul dari Allah SWT). Wahyu tersebut diterima
Nabi Muhammad SAW dari Allah melalui Malaikat Jibril. Autentik Al-
Qur‟an dapat dibuktikan dari kehati-hatian para sahabat Nabi
memeliharanya sebelum ia dibukukan dan dikumpulkan. Begitupula kehati-
hatian para sahabat dalam membukukan dan memelihara penggandaannya.
Sebelum dibukukan, ayat-ayat Al-Qur‟an berada dalam rekaman teliti para
sahabat, baik melalui hafalan yang kuat dan setia atau melalui tulisan di
tempat yang terpisah. Al-Qur‟an disebarluaskan secara periwayatan oleh
orang banyak yang tidak mungkin bersekongkol untuk berdusta. Berikut
adalah fungsi turunnya Al-Qur‟an kepada umat manusia,9 antara lain:
1. Sebagai ىده atau petunjuk bagi kehidupan manusia
2. Sebagai تمحر atau keberuntungan yang diberikan Allah dalam bentuk
kasih sayangNya.
3. Sebagai وبقرف atau pembeda antara yang baik dengan yang buruk, yang
halal dengan yang haram, yang salah dengan yang benar, yang indah
dengan yang jelek, yang dapat dilakukan dan yang terlarang
dilakukan.
9Syekh H. Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Ahkam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.334.
26
4. Sebagai تظعون atau pengajaran yang akan mengajar dan membimbing
manusia dalam kehidupannya agar mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat.
5. Sebagai ىرصب atau berita gembira bagi orang yang telah berbuat baik
kepada Allah dan sesama manusia.
6. Sebagai وبيبث atau هيبه yang berarti penjelasan terhadap segala
sesuatu yang disampaikan Allah.
7. Sebagai قدصه atau pembenar terhadap kitab yang datang sebelumnya.
Ini berarti Al-Qur‟an memberikan pengakuan terhadap kebenaran
Taurat, Zabur, Injil berasal dari Allah.
8. Sebagai روو atau cahaya yang akan menerangi kehidupan manusia
dalam menempuh jalan menuju keselamatan.
9. Sebagai ليصفث yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga
dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
10. Sebagai رودصماءبفش atau obat bagi rohani yang sakit. 11. Sebagai ميلح
yaitu sumber kebijaksanaan.
Al-Qur‟an adalah dasar hukum yang menduduki peringkat pertama
dalam menentukan hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan beragama.
Adapaun dasar hukum hutang piutang yang disyariatkan dalam Islam yang
bersumber dari Al-Qur‟an adalah firman Allah Q.S Al-Maidah ayat 2:
27
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa”
Maksud dari ayat ini adalah bertolong-menolonglah kamu yang
menyenangkan hati orang banyak dan meridhakan Allah. Jika seorang
manusia dapat melakukan yang demikian itu, maka sempurnalah
kebahagiaannya. Transaksi hutang piutang terdapat dalam nilai luhur dan
cita-cita sosial yang sangat tinggi yaitu tolong menolong dalam kebaikan.
Dengan demikian pada dasarnya pemberian hutang pada seseorang harus
didasari niat tulus sebagai usaha untuk menolong sesama dalam kebaikan.
Ayat ini berarti juga bahwa pemberian hutang harus didasarkan pada
pengambilan manfaat dari suatu pekerjaan dianjurkan oleh agama atau tidak
ada larangannya dalam melakukannya.10
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 77:
10
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor:Kencana, 2003), h.222.
28
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Berdasarkan nash tersebut maka jelas bahwa manusia diberi kesempatan
yang seluas-luasnya untuk berusaha dalam segala aspek kehidupan,
sepanjang menyangkut manusia baik mengenai urusan dunia yaitu dalam
hal hutang piutang atau pun lainnya, selama tidak bertentangan dengan
syari‟at Islam. Allah SWT memberikan rambu-rambu dalam melakukan
hutang piutang agar berjalan sesuai prinsip syari‟ah yaitu menghindari
penipuan dan perbuatan yang dilarang Allah. Pengaturan tersebut yaitu
anjuran agar setiap transaksi hutang piutang dilakukan secara tertulis.
Tujuan dan hikmah dibolehkannya hutang piutang adalah memberi
kemudahan bagi umat manusia dalam pergaulan hidup, karena umat
manusia itu ada yang berkecukupan dan ada yang kekurangan. Orang yang
kekurangan dapat memanfaatkan hutang dari pihak yang berkecukupan.
Keuntungan dalam memberi hutang terdapat dalam surat Al-Hadid ayat
11, yaitu:
29
Artinya: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya,
dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.
b. Al-Hadist
Al-Hadist adalah sumber kedua setelah Al-Qur‟an. Secara etimologi,
hadits berarti tata cara. Menurut pengarang kitab Lisan al-„Arab (mengutip
pendapat Syammar) hadits pada mulanya berarti cara atau jalan, yaitu jalan
yang dilalui orang-orang dahulu kemudian diikuti oleh orang-orang
belakangan. Menurut ahli usul fiqh, Hadits adalah sabda Nabi Muhammad
saw yang bukan berasal dari Al-Qur‟an, pekerjaan, atau
ketetapannya.14Hadits sering disebut sebagai cara beramal dalam agama
berdasarkan apa yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW. Fungsi hadits
adalah:
1. Menguatkan dan mempertegas hukum-hukum yang tersebut dalam
Al-Qur‟an atau disebut fungsi ta’kid dan takrir.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur‟an
dalam hal menjelaskan arti yang masih samar, merinci apa-apa yang
ada dalam Al-Qur‟an disebutkan dalam garis besar, membatasi apa-
apa yang dalam Al-Qur‟an dijelaskan secara umum, serta memperluas
maksud dari sesuatu dalam Al-Qur‟an.
3. Menetapkan suatu hukum yang jelas tidak terdapat dalam Al-Qur‟an.
30
Al-Hadits merupakan rahmat dari Allah kepada umatnya sehingga
hukum Islam tetap elastis dan dinamis sesuai dengan perkembangan zaman.
Hadits yang menerangkan tentang hutang piutang adalah:
صهى الله –قال كان نرجم عهى اننبى –رضى الله عنو –عن أبى ىريرة
صهى الله عهيو –سن من الإبم فجاءه يتقاضاه فقال –عهيو سهم
. فطهبا سنو ، فهم يجدا نو إلا سنا « أعطه » –سهم
قيا . فقال فيتنى ، « . أعطه » ف فقال أ
بك . قال اننبى فى الله صهى الله عهيو –
«إن خياركم أحسنكم قضاء » –سهم
Artinya: “dari Abu Rafi‟a ra. Bahwasannya Nabi saw pernah meminjam
seekor unta muda dari seseorang. Ternyata beliau menerima seekor unta
untuk zakat. Kemudian Nabi saw menyuruh Abu Rafi‟i berkata, “aku tidak
menemukan kecuali yang baik dan pilihan yang sudah berumur empat
tahun.”maka Rasulullah saw bersabda: “berikanlah kepadanya, karena
sebaik-baik manusia ialah yang paling baik melunasi hutang.” (HR.
Bukhari).11
Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwa setiap hutang harus dibayar
sesuai dengan nilai yang dipinjam sebelumnya. Melebihkan bayaran dari
sejumlah pinjaman diperbolehkan, asal saja kelebihan itu merupakan
kemauan dari yang berhutang semata. Hal ini menjadi nilai kebaikan bagi
yang membayar hutang.. Hutang piutang harus disertakan dengan niat yang
baik dari peminjam maupun dari yang meminjamkan.
11
Imam Muslim, Shahih Muslim Juz III, (Indonesia: Maktabat Dahlan, T,Th), h.1223.
31
c. Ijma‟
Secara etimologi, ijma‟ mengandung dua arti, yaitu:
1. Ijma‟ dengan arti ketetapan hati untuk melakukan sesuatu atau
keputusan berbuat sesuatu. Ijma‟ dalam artian pengambilan keputusan
itu dapat dilihat dalam firman Allah pada Q.S Yunus (10): 71
2. Ijma‟ dengan arti “sepakat“. Ijma‟ dalam arti ini dapat dilihat dalam
Al-Qur‟an surat Yusuf (12): 15
Adapun pengertian ijma dalam istilah teknis hukum atau istilah syar‟i
terdapat perbedaan rumusan. Perbedaan itu terletak pada segi siapa yang
melakukan kesepakatan itu. Beberapa rumusan ijma‟ adalah sebagai
berikut:
1. Al-Ghazali merumuskan ijma‟ sebagai kesepakatan umat nabi
Muhammad secara khusus tentang sutu masalah agama. Rumusan ini
memberikan batasan bahwa ijma‟ harus dilakukan oleh umat nabi
Muhammad yaitu umat Islam.
2. Al-Amidi yang juga pengikut Syafi‟iyah merumuskan ijma‟ harus
dilakukan dan dihasilkan oleh seluruh umat Islam, karena suatu
pendapat yang dapat terhindar dari suatu kesalahan hanyalah apabila
disepakati oleh seluruh umat.
3. Ibrahim Ibnu Siyar Al-Nazam (pemuka kelompok Nazhmiyah, satu
pecahan dari Mu‟tazilah) mengemukakan rumusan ijma‟ sebagai
setiap pendapat yang didukung oleh hujjah sekalipun pendapat itu
muncul dari seseorang.
32
Kemungkinan terjadinya ijma‟
1. Tidak ada suatu ukuran tertentu untuk mengetahui dan menetapkan
apakah seorang telah mencapai tingkat pendidikan tertentu yang
menyebabkan seseorang patut disebut mujtahid, karena secara formal
tidak ada lembaga pendidikan yang menghasilkan mujtahid.
2. Jika ada lembaga pendidikan mujtahid dan ada ukuran untuk
menyatakan seseorang telah mencapai derajat mujtahid serta dapat
pula diketahui mujtahid itu diseluruh dunia, namun untuk dapat
menghimpun pendapat mereka semua mengenai suatu masalah yang
memerlukan hukum, secara meyakinkan atau dekat kepada yakin
adalah tidak mungkin karena mereka berada dalam lokasi yang
berjauhan serta berbeda latar belakang sosial dan budaya mereka.
Tidak mungkin mengumpulkan pendapat mereka secara kolektif atau
secara perorangan
3. Kalaupun mujtahid yang ada itu dapat dikenal secara perorangan di
seluruh dunia ini dapat menghimpun pendapat mereka menurut cara
yang meyakinkan,
Para ulama sepakat dan tidak ada pertentangan mengenai kebolehan
hutang piutang, kesepakatan ini didasarkan pada tabiat manusia yang tidak
bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Oleh karena itu,
hutang piutang sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.
33
Meskipun demikian, hutang piutang juga mengikuti hukum taklifi, yang
terkadang dihukumi boleh, makruh, wajib, dan terkadang haram. Hukum
dari pemberian hutang yang awalnya hanya dibolehkan yang bisa menjadi
suatu hal yang diwajibkan jika diberikan kepada orang yang sangat
membutuhkan.
Hukumnya haram jika meminjamkan uang untuk maksiat atau perbuatan
makruh, mislanya untuk membeli narkoba atau yang lainnya. Dan
hukumnya boleh jika untuk menambah modal usahanya karena berambisi
mendapatkan keuntungan besar.
Haram bagi pemberi hutang mensyaratkan tambahan pada waktu akan
dikembalikannya hutang. Hutang piutang dimaksudkan untuk mengasihi
manusia, menolong mereka menghadapi berbagai urusan, dan memudahkan
sarana-sarana kehidupan. Akad dalam hutang piutang bukanlah salah satu
sarana untuk memperoleh penghasilan dari memberikan hutang kepada
orang lain. Oleh karena itu, diharamkan bagi pemberi hutang untuk
mensyaratkan tambahan dari hutang yang dia berikan ketika
mengembalikannya.
Tetapi berbeda jika kelebihan itu adalah kehendak yang ikhlas dari orang
yang berhutang sebagai balas jasa yang diterimanya, maka yang demikian
bukan riba dan dibolehkan serta menjadi kebaikan bagi si pemberi hutang.
34
Karena ini terhitung sebagai al-husnul al-qada’ (membayar hutang dengan
baik).12
Berdasarkan beberapa uraian yang menjadi dasar hukum hutang piutang
di atas baik dari firman Allah dan Hadits Nabi Muhammad Saw, hutang
piutang merupakan salah satu bentuk akad yang disyari‟atkan hukum Islam
dengan melonggarkan kesempitan hidupnya, merupakan perbuatan yang
terpuji dan mendapatkan pahala dari Allah. Secara otomatis hutang piutang
merupakan tindakan yang disunnahkan menurut hukum Islam, jika
dilakukan sesuai dengan batasanbatasan yang diperbolehkan syara‟.
C. Rukun dan Syarat Hutang Piutang
1. Rukun Hutang Piutang
Syarkhul Islam Abi Zakaria al-Ansari sebagaimana dikutip oleh
Muhammad Syafe‟i Antonio dalam bukunya yang berjudul Bank
Syari’ah dari Teori ke Praktek memberi penjelasan bahwa rukun hutang
piutang itu sama dengan jual beli, yaitu:
a) Yang berhutang dan yang berpiutang
b) Barang yang dihutangkan
c) Bentuk persetujuan antara kedua belah pihak. 13
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun hutang piutang („ariyah)
hanyalah ijab dari yang meminjamkan barang, sedangkan qabul bukan
merupakan rukun „ariyah. Menurut ulama Syafi‟iyah, dalam ‘ariyah
12
Muhammad Syafe‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani, 2001), h.132. 13
Ibid, h.173.
35
disyaratkan adanya lafazh sighat akad yakni ucapan ijab dan qabul dari
peminjam dan yang meminjamkan barang pada waktu transaksi sebab
memanfaatkan milik barang bergantung pada adanya izin. Sedangkan Drs.
Chairuman Pasaribu berpendapat bahwa rukun hutang piutang ada 4
macam14
, yaitu:
a) Orang yang memberi hutang
b) Orang yang berhutang
c) Barang yang dihutangkan (objek)
d) Ucapan Ijab dan Qabul (Lafadz)
Dengan demikian hutang piutang dianggap telah terjadi apabila sudah
terpenuhi rukun dan syarat dari hutang piutang itu.
Secara umum, jumhur ulama fiqih menyatakan bahwa rukun ‘ariyah ada
empat yaitu:
a) Mu‟ir (peminjam) Syarat-syarat bagi mu‟ir adalah:
1) Baligh
2) Berakal
3) Orang tersebut tidak dimahjur
b) Musta‟ir (yang meminjamkan) Syarat-syarat bagi musta‟ir adalah:
1) Baligh
2) Berakal
3) Orang tersebut tidak dimahjur
14
Chairuman Pasaribu Dan Suharwadi K. Lubis, Op. Cit., h.136.
36
c) Mu‟ar (barang yang dipinjamkan) Syarat-syarat bagi benda yang
dihutangkan:
1) Materi yang dipinjam dapat dimanfaatkan, maka tidak sah ‘ariyah
yang materinya tidak dapat digunakan.
2) Pemanfaatan itu diperbolehkan, maka batal ‘ariyah yang
pengambilan manfaat materinya dibatalkan oleh syara‟ seperti
meminjam benda-benda najis.
d) Sighat (yakni sesuatu yang menunjukan kebolehan untuk mengambil
manfaat, baik dengan ucapan maupun perbuatan). Kalimat
mengutangkan (lafazh), seperti orang berkata “saya hutangkan benda
ini kepada kamu” dan yang menerima berkata “saya mengaku
berhutang kepada kamu (sebutkan benda yang dipinjam)”.
2. Syarat Hutang Piutang
Dr. H. Nasrun Haroen MA dalam bukunya Fiqh Muamalah
menyebutkan bahwa syarat dalam akad „ariyah adalah sebagai berikut:15
a. Mu‟ir berakal sehat
Orang gila dan anak kecil yang tidak berakal tidak dapat
meminjamkan barang. Orang yang tidak berakal tidak dapat dipercayai
memegang amanah, sedangkan „ariyah ini pada dasarnya amanah yang
harus dipelihara oleh orang yang memanfaatkannya.
1) ‘ariyah batal jika dilakukan oleh anak kecil
15
H. Nasrun Haroen MA, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.240.
37
2) ‘ariyah batal jika dilakukan oleh orang yang sedang tidur atau
orang gila
3) ‘ariyah tidak sah jika dilakukan oleh orang yang berada di bawah
perlindungan (curatelle), seperti pemboros.
b. Pemegangan barang oleh peminjam ‘Ariyah adalah transaksi dalam
berbuat kebaikan, yang dianggap sah memegang barang adalah
peminjam, seperti halnya dalam hibah. Adapum syarat barang yang
akan dipinjamkan adalah:
1) Barang tersebut halal atau milik sendiri
2) Barang yang dipinjamkan memiliki manfaat
3) Barang yang akan dipinjamkan bukanlah barang rusak
c. Barang (musta‟ar) dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya, jika
musta‟ar tidak dapat dimanfaatkan maka akad menjadi tidak sah.
1) ‘ariyah tidak sah apabila materinya tidak dapat digunakan, seperti
meminjam karung yang sudah hancur sehingga tidak dapat
digunakan untuk menyimpan padi
2) ‘ariyah batal apabila pengambilan manfaat materinya dibatalkan
oleh syara’, seperti meminjam benda-benda najis.
d. Manfaat barang yang dipinjamkan itu termasuk manfaat yang mubah
(dibolehkan syara‟).
38
D. Riba Dalam Hukum Islam
1. Pengertian Riba
Pengertian riba adalah akad yang terjadi dengan pertukaran tertentu,
tidak diketahui sama atau tidak menurut syara‟ atau terlambat salah
satunya.Ribasebagai adalah penambahan-penambahan yang disyaratkan
oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya
(uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu
yang telahditentukan.16
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti
tambahan(azziyadah)17
,berkembang (an-numuw), membesar (al-'uluw)18
dan al- irtifa'). Sehubungan dengan arti riba dari segi bahasa tersebut, ada
ungkapan orang Arab kuno menyatakan sebagai berikut; arbafulan 'alafulan
idza azada 'alaihi (seorang melakukan riba terhadap orang lain jika
didalamnya terdapat unsur tambahan atau disebut liyarbumaa'
thaythumminsyai'inlita'khuzuaktsara minhu (mengambil dari sesuatu yang
kamu berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan).
Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan khusus
yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu.
Riba sering juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "Usury"
dengan artit ambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang
16
Muhammad Ilmi, Mengenal Perbankan Syariah, Jakarta: Pelita Utama, 2002, hlm. 12. 17
Abu Sura'i Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam Islam,alih bahasa M. Thalib, (Surabaya: al-
Ikhlas, 1993), hal.125. menurutnya riba adalah tambahan yang berasal dari usaha haram yang
merugikan salah satu pihak dalam suatu transaksi 18
Menurut Syaikh Abul A'laal-Maududi An-Numuw adalah pertumbuhan dan Al-'Uluw
adalah tinggi, lihat, Bicara Tentang Bunga Bank dan Riba,hlm.110.
39
dilarang oleh syara', baik dengan jumlah tambahan yang sedikit ataupun
dengan jumlah tambahan banyak.
Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, seringkita
dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan riba.
Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan "bunga" uang, karena
mempunyai arti yang sama yaitu sama-sama bunga, maka hukumnya sama
yaitu haram.
2. Pembagian Riba
Para ulama membagi riba menjadi dua, yaitu:19
a. Riba Dayn
Riba dayn adalah riba yang dilakukan oleh bangsa arab jahiliyah
sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Yaitu: pemberi hutang
mensyaratkan kepada peminjam untuk mengembalikan hutang ditambah
bunga, atau penjual barang tidak tunai mensyaratkan denda jika si pembeli
telat melunasi kewajiban bayarnya yang telah jatuh tempo, atau si pembeli
sendiri yang mengajukan persyaratan untuk membayar denda dengan
ucapan, “Beri saya tenggang waktudan akan saya bayar lebih besar dari
harga semula”. Riba dayn dikenal jugadengan riba dalam Al-quran.
Khalifah Umar radhiyallahu anhu pernah mengungkapkan suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa permasalahan riba merupakan salah
satu permasalahan yang cukup rumit dalam islam. Diriwayatkan oleh
Andurrazaq dalam Mushannaf, Umar berkata,“Kami meninggalkan 9/10
19
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, Bogor: Berkat Mulia Insani,
2017, hlm 394
40
transaksi muamalat halal karena khawatir terimba sriba”. Dalam sistem
perekonomian, perbankan dan keuangan modern, riba dayn banyak
dijumpai, di antaranya Bunga Bank. Bunga (Interest) yaitu: imbalan yang
dibayar oleh peminjam atas dana yang diterimanya, bunga dinyatakan dalam
persen. Bank konvensional (bank yang tidak islami) sebgian besar usahanya
bergantung kepada bunga. Dimana bank mengumpulkan modal dari dana
masyarakat dalam bentuk tabungan, lalu uang yang terhimpun dari dana
masyarakat tersebut dipinjamkan dalam bentuk modal kepada suatu pihak.
Bank memberikan bunga kepada para penabung dan menarik bunga
dari peminjam. Bunga yang ditarik dari peminjam jauh lebih besar dari pada
bungayang diberikan kepada pemilik rekening tabungan. Selisih dari dua
bunga: peminjam dan penabung merupakan laba yang diperoleh bank.
Selain itu, sebagian bank juga memberikan hadiah kepada pemilik
rekening tabungan secara acak melalui undian. Sebelum menjelaskan
pendapat ulama dalam hal ini, perlu diingat bahwa akad menabung di bank
dalam tinjauan fikih adalah akad pinjaman, dimana hakikatnya pemilik
rekening adalah sebagai pemberi pinjaman dan bank sebagai penerima
pinjaman. Dengan demikian banyak pertanyaan mengenai boleh atau
tidaknya kita seorang muslim menerima hadiah dari orang yang yang diberi
pinjaman. Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.
Pendapat Pertama, Sebagian ulama membolehkan menerima hadiah
dari orang yang menerima pinjaman, pendapat ini merupakan mazhab
Syafi‟i. Dalil pendapat ini, hadis-hadis Nabi shallallahu „alaihi wa sallam
41
menerima hadiah. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah radhiyallahu
„anha, ia berkata,“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selalu menerima
hadiah danbeliau juga selalu membalas orang yang memberikan hadiah”.
(HR. Bukhari).
Pendapat Kedua, Tidak boleh pemberi pinjaman uang menerima
hadiah dari peminjam, pendapat ini merupakan mazhab Maliki dan Hanbali,
karena merupakan celah untuk menghalalkan riba. Nabi shallallahu „alaihi
wa sallam bersabda,
“Apabila seseorang diantaramu memberikan pinjaman, lalu yang
menerima pinjaman memberikan hadiah kepadamu atau memintamu untuk
menaiki kendaraannya, maka janganlah engkau menaikinya dan jangan
terima hadiahnya. Kecuali (pemberian hadiah tersebut) telah berlangsung
antaramu dengannya sebelum engkau berikan dia pinjaman”.(HR. Ibnu
Majah. Derajat hadis ini dinyatakan hasan oleh Imam Suyuthi).
Juga beberapa atsar dari para sahabat Nabi yang melarang menerima
hadiah dari orang yang diberinya pinjaman, di antaranya: Seseorang
bertanya kepadaIbnu Umar radhiyallahu „anhuma, “Aku memberikan
pinjaman uang kepada seseorang, lalu ia memberiku hadiah”.
Ibnu Umar menjawab, “Kembalikan hadiahnya atau beri dia uang
senilai hadiah tersebut (potong utangya senilai hadiah)”. (HR. Abdurrazaq).
Abdullah bin Salam radhiyallahu „anhu berkata kepada temannya
yang beradadi Kufah, “Engkau berada di negeri, di mana praktik riba
banyak dilakukan. Jika engkau memberikan pinjaman kepada seseorang
42
maka jangan terima hadiah darinya, sekalipun sekedar rumput makanan
ternak. Sesungguhnya halitu adalah riba”. (HR. Bukhari).
Dari hadis daan atsar di atas jelaslah bahwa haram hukumnya
menerima hadiahdari pihak yang menerima pinjaman. Dan ini merupakan
pendapat terkuat,wallahu‟alam. Maka pemilik rekening tabungan di bank
konvensional yang hakikatnya adalah pemberi pinjaman kepada bank tidak
boleh menerima hadiah dari pihak bank. Dan hadiah tersebut termasuk riba,
karena utang akan dikembalikan bank ditambah dengan hadiah, sedangkan
hutang yang bertambah adalah riba.20
a. Riba Ba‟i
Secara liungistik, al bai‟ (jual beli) bererti pertukaran sesuatu dengan
sesuatu. Secara istilah, menurut madzhab Hanafiyah, jual beli adalah
pertukaran harta (mal) dengan harta dengan menggunakan cara tertentu.
Menurut imam Nawawi adalah pertukaran harta dengan harta dengan
maksud untuk memiliki.
Landasan Hukumnya
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
20
Ibid,. hlm 406
43
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (An-Nisa: 29)
Dengan demikian, Riba ba‟i yaitu riba yang objeknya adalah akad
jual-beli. Riba ini terbagi dua:21
Pertama, Riba fadhl yaitu menukar salah satu dari 6 jenis harta riba
(emas, perak,kurma, gandum, (sya‟ir) gandum jenis murah dan garam)
dengan yang sejenis danukuran berbeda. Misalnya menukar 10kg emas
Singapura dengan 11kg emas Jakarta atau Menukar 1kg kurma Ajwa‟
Madinah dengan kurma Sukkari.
Kedua, Riba Nasi‟ah, Menukar salah satu harta riba dengan harta riba
lainnya yang sejenis atau berlainan jenis akan tetapi „illatnya sama (yaitu:
emas dan perakillatnya alat tukar. Kurma, gandum, sya‟ir, dan garam
illatnya makanan pokok dan tahan lama) dengan cara tidak tunai. Misalnya:
Menukar 10g emas Singapura dengan 10g emas Jakarta tidak tunai atau
menukar 1g emas dengan 15g peraktidak tunai.
Adapun dalil tentang Riba ba‟i. Hadis Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam yang diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu „anhu
bahwa Nabi shallallahu„alaihi wa sallam bersabda,
“Emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak, gandum
ditukar dengan gandum, dan Sya‟ir ditukar dengan Sya‟ir, kurma ditukar
dengan kurma, garam ditukar dengan garam, haruslah sama ukuran dan
21
Ibid,. hlm 530
44
takarannya serta tunai. Apabila jenisnya berbeda, ukurannya juga boleh
berbeda dengan syarat tunai”.(HR.Muslim).
B. Tinjauan Pustaka
a. Jurnal dan skripsi penelitian pada Fintech
Dalam tinjauan pustaka ini, penulis akan mengemukakan hasil-hasil
penelitian yang di dapat dari peneliti terdahulu yang terkait atau
berhubungan dengan topik pembahasan yang penulis lakukan, penulis
menemukan beberarapa skripsi dan jurnal penelitian yang relevan yang telah
membahas Fintech dan penelitian yang membahas PT elang mahkota Tbk
dianatara salah satunya yaitu skripsi yang berjudul Analisis Perkembangan
Kinerja Keuangan PT. Elang Mashkota Teknologi yang meneliti sisi kinerja
keuangan dari tahun 2013 hingga 2017, total aset meningkat sebesar 73%
selama lima tahun terakhir, komposisi ekuitas lebih besar dari pada
liabilitas.
Perbedaan skripsi ini dengan Penelitian adalah skripsi ini membahas
dari segi aspek Hukum dan praktik penggunaan layanan transaksi yang
disediakan oleh fintech yang lebih mendetail dalam meninjau penggunaan
layanan transaksi pada fintech dengan Hukum-hukum Islam, memberikan
pemahaman yang lebih fleksibelitas dari pada buku dan artikel atau
penelitian yang telah membahas fintech sebelumnya, skripsi ini akan
menjadikan wawasan pengetahuan tentang hukum layanan transaksi pada
fintech sekaligus menjadi pembanding dalam skripsi penulis. Sebagaimana
yang telah disebutkan pada latar belakang masalah di atas, adapun hasil
45
penelitian terdahulu yang penulis ringkas dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
NO Penulis dan Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian Perbedaan
1 Silvya Gunasera Hafuzah S. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Layanan Transaksi Digital Pada Financial Technology
Metode yang digunakan adalah analisis data dan deskriftif
transaksi melalui Gopay, menyebabkan perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat tersebut disebabkan oleh dua faktor yakni perbedaan pendapat terkait diskon atau selisih harga antara pembayaran Gopay yang lebih murah bila dibandingkan dengan pembayaran tunai fisik (memberi uang langsung ke pengemudi Gojek). Dan kedua Perbedaan pendapat terkait akad TopUp Deposit Gopay apakah berupa akad Wadiah (penitipan) atau akad Hutang .
Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi penelitian,variabel yang digunakan dan pada penelitian ini tidak menggunakan menggunakan metode verifikatif
2 Talal Al Maghrabi. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Harga Dan Informasi Produk Yang Disediakan Terhadap Instensi Penggunaan Financial Technology.
Metode yang digunakan adalah analisis data dan deskriftif dan Variabel Terikat
Hasil dari penelitian ini yaitu terjadi penambahan angka penggunaan fintech di dukung dari variabel “promotion focus” dan “prevention focus” mencerminkan perilaku dan instensi penggunaan teknologi finansial
Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi penelitian,variabel yang digunakan dan pada penelitian ini variabel terikat
46
3 Yasicha Putri Rizkiana dan Kartini. Jurnal Ekonomi, Vol. 7, No. 1, 2017. “Analisis Tingkat Financial Literacy dan Financial Behaviour”
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, independent t-test anova, dan chi square.
Financial Literacy mahasiswa masih di kategori rendah dan terdapat perbedaan literasi keuangan berdasarkan gender, usia, IPK, dan angkatan mahasiswa.
Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi penelitian, variabel yang digunakan, dan metode penelitiannya.
47
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Departemen Agama RI, Al-Quran Tajwid & Terjemah, Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Syihabuddin Ahmad, Ibanah Al-Ahkam Syarh Bulugh Al-Maram, Beirut: Daar Al-
Fikr, 2004.
Syaamil qur‟an,Yasmina Al-quran Terjemahan dan Tajwid , (Bandung : PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2014.
Fiqh
H. Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Cet. Ke-2, (Jakarta:Gaya Media Pertama, 2007).
Nawawi Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor:Ghalia Indonesia,
2012), h.9.
Mustofa Imam, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Jakarta : Raja Grafindo, 2016).
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah,Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, hal.29.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 13. Terj. Kamaluddin A. Marzuki, Bandung: Al-Ma’arif,
1998,
Hekmi Karim, Fiqh Muamalah, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997
Imam Muslim, Shahih Muslim Juz III, (Indonesia: Maktabat Dahlan, T,Th), h.1223.
Buku
Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:
GramediaPustaka Utama, 2011.
Anwar, Syamsul,Hukum perjanjian syariah, Jakarta: PT. Raja grafindo persada,
2007.
Wiyono, Slamet Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia, ( Jakarta : Mitra
Wacana Media, 2012).
Ika Sri Mawarni, Metodologi Penelitian:”Analisis Persepsi Masyarakat Pengguna
Layanan Transaksi Digital Pada Financial Technology”Bandung:
Universitas Telkom, 2017.
Baihaqi Ahmad, “Analisis Penerimaan Penggunaan Sistem Pembayaran Elektronik
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”,h.1
M. Shihab Quraish, Wawasan Al-quran, Cet. Ke-8, (Bandung:Penerbit MIZAN
Anggota IKAPI, 1998).
Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2003).
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Penerbit : Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, cetakan ketujuh, (Bandung :
CV. Mandar Maju, 1996).
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009).
Suryabrata Sumardi, Metode Penelitian, Cet ke II, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1998.
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2008),
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Edisi Revisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010),
Moh.Tika Pabundu, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006),
Ahmad Muzani, Metode Observasi , ( Surabaya : PT. Graha Pustaka Indonesia,1999)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Reneka
Cipta, 2013),
Muhammad Ilmi, Mengenal Perbankan Syariah, Jakarta: Pelita Utama,2002,
Abu Sura'i Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam Islam,alih bahasa M. Thalib, (Surabaya:
al- Ikhlas, 1993), hal.125. menurutnya riba adalah tambahan yang berasal
dari usaha haram yang merugikan salah satu pihak dalam suatu transaksi.
Menurut Syaikh Abul A'laal-Maududi An-Numuw adalah pertumbuhan dan Al-'Uluw
adalah tinggi, lihat, Bicara Tentang Bunga Bank dan Riba,
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, Bogor: Berkat Mulia
Insani, 2017
Aliy As’ad, Tarjamaahan Fathul Mu’in 2, Kudus: Menara Kudus
Zainuddin Ali,Metode Penelitian Hukum,Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 105.
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,
Jakarta: Sinar Grafika,
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam,Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2003
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011,
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung:Pustaka Pelajar,2001
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Penerbit : Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2004,
Peter Mahmud Marzuki. 2008.Penelitian Hukum. Cet 2. Jakarta: Kencana.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 2010,
Chairuman Pasaribu Dan Suharwadi K. Lubis, Op. Cit., h.136.
Jurnal
Yudisia, vol.9 No. 2, Juli-Desember 2018.
Setiawan Angga,”Layanan E-Money Pada Konsumen”,
Online
https://www finansialku.com/. definisi-fintech-adalah (pada tanggal 11 januari,20 pkl.
09:32).
https://www.investree.id/blog/peer-to-peer-lending/fintech-menurut-bank indonesia-
kenali-jenis dan-manfaatnya(diakses pada tanggal 23 februari 2020) pkl.
20.15).
https://www.finansialku.com/definisi-fintech-adalah (Diakses pada tanggal 24 April
2019, pukul 20:15).
https://www.liputan6.com/tekno/read/3942029/finmas-buka-potensi-
keuanganmasyarakat-kecil-lewat-teknologi (diakses pada hari Senin,
22Agustus 2019pukul 19:35).