terapi pada akne vulgaris

23
TERAPI PADA AKNE VULGARIS PENDAHULUAN Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul, pustul ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea., seperti: muka, dada dan punggung (400-900 kelenjar/cm 2 ). 1,2 Penyakit ini biasanya muncul pada usia pubertas baik pada pria (usia 16-19 tahun) maupun wanita (usia 14-17 tahun) dan biasanya gejalanya lebih berat pada pria. Sekitar 85% populasi di United States (USA) menderita akne vulgaris dan angka ini hampir sama dengan negara-negara lain didunia. 1 Jerawat pada kebanyakan orang dianggap sebagai suatu penyakit yang mengganggu, terutama pada penampilan mereka. Karena itu terkadang jerawat juga menjadi keluhan psikologis penderita terhadap lingkungan sosial sekelilingnya., bahkan dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri pada penderita. Akne merupakan penyakit yang muktifaktorial, karena banyak faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi timbulnya akne. Dengan demikian, terapi yang digunakan harus berdasarkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit ini. Selain itu penggunaan dosis yang tepat dan kepatuhan 1

Upload: patrisiea-caroline-then

Post on 18-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penatalaksanaan akne vulgaris

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Pada Akne Vulgaris

TERAPI PADA AKNE VULGARIS

PENDAHULUAN

Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul, pustul

ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea.,

seperti: muka, dada dan punggung (400-900 kelenjar/cm2).1,2 Penyakit ini biasanya

muncul pada usia pubertas baik pada pria (usia 16-19 tahun) maupun wanita (usia 14-17

tahun) dan biasanya gejalanya lebih berat pada pria. Sekitar 85% populasi di United

States (USA) menderita akne vulgaris dan angka ini hampir sama dengan negara-negara

lain didunia.1

Jerawat pada kebanyakan orang dianggap sebagai suatu penyakit yang

mengganggu, terutama pada penampilan mereka. Karena itu terkadang jerawat juga

menjadi keluhan psikologis penderita terhadap lingkungan sosial sekelilingnya., bahkan

dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri pada penderita.

Akne merupakan penyakit yang muktifaktorial, karena banyak faktor yang

menyebabkan dan mempengaruhi timbulnya akne. Dengan demikian, terapi yang

digunakan harus berdasarkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit ini. Selain

itu penggunaan dosis yang tepat dan kepatuhan penderita dalam menggunakan obat juga

sangat berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit ini.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyak penelitian dibidang

ini, maka terapi yang digunakan semakin berkembang. Refrat ini terutama akan

membahas berbagai macam terapi yang digunakan pada penyakit akne vulgaris.

1

Page 2: Terapi Pada Akne Vulgaris

PEMBAHASAN

Definisi

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronik dari kelenjar pilosebaseus

yang ditandai dengan lesi berupa komedo, papul, pustul, kista, nodul dan juga jaringan

parut.2 Tempat predileksi di muka, leher, dada bagian atas dan lengan bagian atas. Akne

merupakan penyakit yang sering terjadi pada orang-orang yang beranjak dewasa, 90%

remaja pada umumnya menderita penyakit ini.2 Kasus paling sering terjadi pada

pertengahan remaja sampai akhir remaja dan menurun setelahnya.3

Gradasi

Gradasi yang menunjukkan berat ringannya suatu penyakit diperlukan untuk

pilihan pengobatan. Adanya berbagai pola pembagian gradasi akne vulgaris, salah

satunya berdasarkan gradasi berat ringannya, yaitu: 4

1. Akne ringan

Pada tipe akne yang ringan, lesi yang dominan berbentuk komedo tetapi

terkadang terdapat pula pustula.

2. Akne sedang

Pada akne dengan derajat sedang didapatkan pustula dan papula sebagai lesi

yang dominan, biasanya akan meninggalkan scar sebagai bekas jerwat.

3. Akne berat

Pada akne berat dapat ditemukan bentuk kista yang berisi pus.

Bila dilihat dari lesinya, maka akne dapat dibagi menjadi inflamasi dan non-

inflamasi:4

1. Inflamasi.

Pada lesi inflamasi ditandai dengan terdapatnya satu atau lebih dari papul,

pustule, dan nodul (cyst). Papul berukuran kurang dari 5mm, pustule terdapat

materi yang purulen, dan nodul beruuran lebih dari 5mm.

2. Non-inflamasi

Pada lesi non-inflamasi ditandai dengan komedo yang terbuka dan tertutup.

2

Page 3: Terapi Pada Akne Vulgaris

(a)

(b)

Gambar 1. Klasifikasi akne (a). Berdasarkan berat ringan (b). Berdasarkan lesi.4

Etiologi dan patogenesis

Meskipun etiologi yang pasti dari akne belum diketahui, namun ada beberapa

faktor yang berkaitan dengan penyakit ini. Ada beberapa faktor yang saling berkaitan

dalam patogenesis terjadinya akne, yaitu:1,5

1. Produksi sebum (lemak) yang meningkat

2. Perubahan dalam komposisi lemak permukaan kulit.

3. Penyumbatan saluran kelenjar sebasea

4. Kolonisasi bakteri pada tempat tersebut.

3

Page 4: Terapi Pada Akne Vulgaris

Gambar 2. Evolusi perubahan lesi akne

Terapi topikal

Penggunaan obat-obatan sebagai terapi topikal merupakan satu cara yang banyak

dipilih dalam mengatasi penyakit akne vulgaris. Tujuan diberikan terapi ini adalah untuk

mengurangi jumlah akne yang telah ada, mencegah terbentuknya spot yang baru dan

mencegah terbentuknya scar (bekas jerawat). Terapi topikal diberikan untuk beberapa

bulan atau tahun, tergantung dari tingkat keparahan akne. Obat-obatan topikal tidak

hanya dioleskan pada daerah yang terkena jerawat, tetapi juga pada daerah disekitarnya.

Ada berbagai macam obat-obatan yang dipakai secara topikal, yaitu:

4

Page 5: Terapi Pada Akne Vulgaris

1. Benzoil Peroksida

Gambar 3. struktur kimia Benzoil peroksida

Benzoil peroksida adalah suatu zat kimia gabungan antara 2 kelompok

benzoil (benzaldehyde) dengan kelompok peroksida. Mempunyai sifat bleaching

yang kuat dan dalam konsentrasi yang tinggi mudah terbakar dan meledak.6

Efek benzoil peroksida dalam ekskresi sebum masih belum jelas. Lake

(1942) melakukan penelitian dengan menggunakan benzoil peroksida pada kulit,

didapatkan efek antiseptik tanpa menimbulkan iritasi pada kulit dengan efek lain

berupa mempercepat penyembuhan, lokal anestesi, menghilangkan nyeri dan iritasi

lokal.6 Beberapa penelitian lain telah menunjukkan bahwa zat ini dapat mengurangi

pembentukan sebum. Zat ini juga mempunyai efek antiseptik, dapat mengurangi

jumlah bakteri pada permukaan kulit tetapi tidak menyebabkan resistensi bakteri

terhadap antibiotik. Selain itu, benzoil peroksida juga dapat mengurangi jumlah

yeasts, bertindak sebagai agen pengoksidasi, mengeringkan komedo pada

permukaan kulit dan bertindak sebagai anti inflamasi. Efek anti inflamasinya dapat

mengurangi pembengkakan pada papul yang terinfeksi dan meringankan rasa nyeri

yang kadang muncul sebagai akibat adanya akne. Faktor oksidasi dapat

mengeluarkan sebum yang tersumbat dan membantu membebaskan pori-pori yang

tersumbat sehingga akne dapat teratasi tanpa menimbulkan trauma karena

penekanan pada akne. Zat ini bisa berdifusi ke bawah kulit memasuki pori-pori dan

melepaskan radikal bebas yang dapat membunuh bakteri.2,6

Zat ini digunakan sebagai terapi topikal pada akne vulgaris sejak 20 tahun

terakhir dan mungkin menjadi terapi topikal pertama yang terbukti efektif.l Benzoil

peroksida digunakan untuk pengobatan akne ringan sampai sedang dan juga

komedo.1,4 Benzoil peroksida tersedia dalam berbagai macam formula yang berbeda-

beda di setiap negara, dapat berupa zat tunggal atau berupa carnpuran dengan zat

5

Page 6: Terapi Pada Akne Vulgaris

lain seperti sulfur, hidrokuinolon. Sediaannya dapat berupa gel, krim, lotion dan

pembersih muka dengan konsentrasi 2,5%, 5%, l0% ,20%.Beberapa penelitian

menyatakan bahwa konsentrasi 5% dan l0% tidak memberikan peningkatan

efektifitas yang nyata jika dibandingkan dengan konsentrasi 2,5% (konsentrasi

dengan toleransi yang lebih baik).2,6

2. Asam retinoid (tretionin)

Tretionin adalah bentuk asam dari vitamin A dan juga dikenal sebagai all-trans

retinoic acid (ATRA). Obat ini telah dikembangkan untuk pengobatan akne sejak tahun

1969 dan mulai banyak digunakan pada tahun 70-an. 2,6

Tretionin merupakan obat yang menyebabkan deskuamasi, menyerupai efek sinar

matahari, melepaskan prostaglandin, menyebabkan pengelupasan (peeling) dan

eritema.4 Meskipun mekanisme kerja yang pasti dari obat ini belum diketahui,

beberapa penelitian menunjukkan bahwa tretionin topikal dapat menurunkan

penyatuan folikel-folikel sel epitelial dengan mengurangi pembentukan komedo

(blackheads) sehingga dapat menekan jumlah lesi yang terinflamasi. Sebagai efek

sekunder dari komedogenesis, tretionin mungkin dapat mengurangi P.aknes karena

tretionin mampu mengubah lingkungan duktus menjadi tempat yang asing bagi

petumbuhan P.aknes.6

Pemilihan sediaan tergantung pada lokasi timbulnya akne. Biasanya lotio yang

digunakan untuk akne di punggung, sedangkan gel untuk akne di muka. Sediaan

tretionin dapat berupa gel, krim, lotio denga konsentrasi 0,025% - 0,05%. Terapi

terutama pada wajah, harus dimulai perlahan untuk menghindari reaksi iritan yang

berlaebihan. Pada penggunaan topikal, berbagai macam efek samping dapat timbul.

Tretionin dapat menyebabkan kulit menjadi kering, bahkan pada beberapa orang yang

sensitif dapat timbul kemerahan, gatal dan rasa panas sepeti terbakar.6

Kesimpulannya terapi menngunakan retinoid (tretionin) aman, efektif, ekonomis

dalam mengatasi semua bentuk akne terutama pada kasus-kasus yang berat. Retinoid

sebaiknya diberikan sebagai terapi awal, baik secara tunggal ataupun kombinasi dengan

topikal atau oral antibiotik dan benzoil peroksida.6

6

Page 7: Terapi Pada Akne Vulgaris

3. Antibiotika

Antibiotika topikal banyak digunakan sebagai terapi akne. Mekanisme kerja

antibiotik topikal yang utama adalah sebagai antimikroba. Hal ini telah terbukti pada

efek klindamisin 1% dalam mengurangi jumlah P.aknes baik dipermukaan atau dalam

saluran kelenjar sebasea.Lebih efektif diberikan pada pustul dan lesi papulopustular

yang kecil. Eritromisin 3% dengan kombinasi benzoil peroksida 5% tersedia dalam

bentuk gel. Thomas dkk melakukan penelitian dengan membandingkan eritromisin

1,5% dengan klindamisin 1% mendapatkan hasil yang sama-sama efektif, duapertiga

pasien mendapatkan respon yang sangat baik dalam waktu 12 minggu, tetapi

penggunaan eritromisin secara tunggal tidak direkomendasikan karena dapat

menyebabkan resistensi. Penggunaan eritromisin kombinasi dengan benzoil peroksida

lebih direkomendasikan.2,6

Keefektifan antibiotik topikal pada akne terbatas karena mekanisme kerja dalam

mengeliminasi bakteri membutuhkan jangka waktu yang panjang. Bakteri dapat timbul

di mana-mana dan tidak secara langsung menyebabkan akne. Pada keadaan di mana

kelenjar sebasea memproduksi sebum berlebihan, pori-pori kulit juga akan lebih

mudah terbuka sehingga banyak bakteri yang akan masuk dan berkembang. Adanya sel

kulit mati juga bisa memperburuk keadaan. Bila kelenjar sebasea tidak memproduksi

sebum berlebihan, maka bakteri tidak mudah masuk ke dalam kulit. Dengan kata lain,

jumlah produksi sebum menjadi masalah utama dalam akne. Antibiotik topikal

kerjanya terbatas, karena tidak mengatasi masalah dalam jumlah produksi sebum.2,6

4. Azelaic acid

Azelaic acid adalah derivat asam dekarboksilat dari Pityrosporum ovale,

ditemukan beberapa tahun lalu. Beberapa peneliti dari Italia dan United Kingdom (UK)

menemukan bahwa azelaic acid ini efektif sebagai terapi akne, bahkan pada akne yang

berat.

Penelitian klinis menunjukkan bahwa azelaic acid dapat mengurangi jumlah lesi

non inflamasi. Mekanisme yang mungkin dari penelitian klinis ini adalah perubahan

pada granula keratohialin, yang merupakan tanda morfologis dari filaggrin, keratin

7

Page 8: Terapi Pada Akne Vulgaris

aggregating protein. Efek azelaic acid dalam terapi akne adalah sebagai komedolitik

dan antibakteri.6

5. Sulfur, resorsin dan asam salisilat

Walaupun benzoil peroksida, retinoid, dan antibiotik topikal lebih banyak

digunakan, tetapi preparat sulfur, resorsin, dan asam salisilat masih digunakan sebagai

terapi terutama ketika jenis terapi-terapi terbaru tidak memberikan respon yang baik.2

6. Anti-androgen

Sejak diketahui bahwa akne merupakan salah satu penyakit yang berhubungan

dengan aktivitas hormon androgen, beberapa dermatologis dan industri farmakologi

mengembangkan anti androgen topikal sebagai salah satu terapi akne yang tidak

mempunyai efek sistemik. Studi yang dikembangkan adalah tentang penggunaan

topikal dari 17α-propylmesterolone, akan tetapi preparat ini belum tersedia secara

komersial.1,5

Terapi oral

Terapi oral diberikan pada kasus akne sedang sampai berat. Terkadang terapi oral

juga diberikan pada beberapa pasien yang secara psikologis merasa sangat terganggu

dengan adanya jerawat pada wajah mereka atau pada pasien yang merasa jerawat dapat

mengganggu pekerjaan meskipun jerawat pada wajah mereka relatif ringan. Pada

orang-orang dengan kulit berwarna cendrung mengalami masalah dengan bekas

jerawat yang berwarna kehitaman yang bisa bertahan selama beberapa bulan. Pada

kasus seperti ini juga diberikan terapi oral sebagai terapi tambahan meskipun tergolong

akne ringan.

Dosis pemberian terapi oral minimal selama 6-8 bulan. Ada tiga kelompok utama

dalam terapi oral pada akne vulgaris, yaitu: antibiotika, hormon dan retinoid.

Antibiotik biasanya digunakan sebagai terapi oral lini pertama.

1. Antibiotik

Antibiotik bekerja dengan beberapa mekanisme terutama dalam

mengurangi jumlah bakteri di dalam dan disekitar folikel. Selain itu, antibiotik

juga mengurangi zat-zat kimia yang mengiritasi yang diproduksi oleh sel darah

8

Page 9: Terapi Pada Akne Vulgaris

putih, pada akhrnya antibiotik dapat mengurangi konsentrasi asam lemak bebas

dalam sebum dan berguna sebagai anti inflamasi. Beberapa antibiotik yang sering

digunakan adalah:

Tetrasiklin. Merupakan jenis antibiotik yang sering digunakan sebagai

terapi akne. Dosis awal biasanya 250-500mg, satu-empat kali sehari dan

dilanjutkan sampai terlihat penurunan jumlah lesi. Dosis dapat diturunkan secara

perlahan tergantung dari respon terapi pada pasien. Tetrasiklin lebih efektif

diiberikan 30 menit sebelum makan dan sebaiknya tidak diberikan pada wanita

hamil. Tetrasiklin dapat membunuh P.acne dan menurunkan kadar asam lemak

pada folikel sebasea. Tetrasiklin berespon baik pada 70% pasien. Terapi dengan

tetrasiklin akan terlihat hasilnya setelah 4-6 minggu.2

Eritromisin. Antibiotik jenis ini biasanya digunakan sebagai terapi akne dan

mempunyai beberapa kelebihan dibanding tetrasiklin yaitu dapat mengurangi

kemerahan pada lesi dan dapat diberikan bersama dengan makanan. Eritromisin

juga dapat digunakan pada pasien yang tidak bisa mengkonsumsi tetrasiklin

seperti pada wanita hamil. Dosis yang diberikan bervariasi tergantung dari tipe

lesi, biasanya berkisar antara 250-500mg, dua-empat kali sehari. Karena sering

menimbulkan resistensi pada P.acne maka eritromisin sering dikombinasikan

dengan benzoil peroksida.2,5,6

Minosiklin. Merupakan derivat dari tetrasiklin yang digunakan secara

efektif sebagai terapi akne selama beberapa dekade, khususnya untuk akne tipe

pustular. Absorbsi obat ini dapat menurun bila dicampur dengan makanan dan

susu, tetapi tidak seperti penurunan absorbsi pada tetrasiklin. 1,2,6 Dosis awal

antara 50 sampai 100mg, dua kali sehari. Efek samping utama berupa pusing

(vertigo), lemah, mual, perubahan pigmen kulit, dan perubahan warna gigi.

Perubahan pada kulit dan gigi lebih sering dijumpai pada orang-orang yang

mengkonsumsi minosiklin dalam waktu yang lama.

Doksisiklin. Antibiotik ini sering diberikan pada orang-orang yang tidak

dapat merespon pemberian eritromisin atau tetrasiklin. Dosis yang digunakan

antara 50-100mg. Dua kali dalam sehari dan dapat dikonsumsi bersama dengan

makanan (mudah diabsorbsi). Harisson melaporkan 50mg doksisiklin satu kali

9

Page 10: Terapi Pada Akne Vulgaris

perhari sama efektifnya dengan 50mg minosiklin dua kali perhari. Sebaiknya

tidak dikonsumsi bersama antasida, tablet besi, kalsium dan tidak dikonsumsi

selama masa menyusui atau wanita hamil. Doksisiklin akan kembuat kulit lebih

sensitif terhadap sinar matahari. Karena itu harus disertai dengan penggunaan

tabir surya.2,8,9

Klindamisin. Klindamisin berguna sebagai antibiotik oral untuk terapi akne.

tetapi antibiotika ini banyak digunakan dalam bentuk topikal. Dosis awal 150 mg,

tiga kali sehari. Efek samping utama berupa infeksi intestinal yang dinamakan

kolitis pseudomembran yang disebabkan oleh bakteri.1,2,9

Kotrimoksazol. Antibiotika ini diindikasikan pada penderita yang intoleran

dengan tetrasiklin atau eritromisin, atau pada penderita yang tidak ada respon

terhadap terapi lain. Kotrimoksazol juga digunakan pada folikulitis gram negatif.1

2. Hormonal

Terapi hormonal diindikasikan pada wanita yang tidak mempunyai respon

terhadap terapi konvensional. Mekanisme kerja obat-obat hormonal ini secara

sistemik mengurangi kadar testosteron dan dehidroepiandrosterone, yang pada

akhirnya dapat mengurangi produksi sebum dan mengurangi terbentuknya

komedo. Ada tiga jenis terapi hormonal yang tersedia, yaitu: estrogen dengan

prednisolon, estrogen dengan cyproterone acetate (Diane, Dianette) dan

spironolakton. Terapi hormonal harus diberikan selama 6-12 bulan dan penderita

harus melanjutkan terapi topikal. Seperti halnya antibiotik, tingkat respon obat-

obat hormonal juga lambat, dalam bulan pertama terapi tidak didapatkan

perubahan dan perubahan kadang-kadang baru dapat terlihat pada bulan ke enam

pemakaian. Terapi setelah itu akan terlihat perubahan yang nyata. Perubahan yang

dihasilkan pada penggunaan diane hampir mirip dengan tetrasiklin 1 g/hari. Diane

merupakan kombinasi antara 50 µg ethinylestradiol dan 2 mg cyproterone

acetate. Pada wanita usia tua (> 30 tahun) dengan kontraindikasi relatif terhadap

pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, salah satu terapi pilihan adalah

dengan penggunaan spironolakton. Dosis efektif yang diberikan antara 100-200

mg.2,10

10

Page 11: Terapi Pada Akne Vulgaris

3. Isotretionin

Isotretionin (13-cis-retinoic acid) telah digunakan sebagai terapi pada

akne yang berat. Bebearapa penelitian yang berat menunjukkan bahwa

isotretinoin lebih baik dari pada terapi konvensional berupa eritromisin 1g/hari,

5% benzoil peroksida, tetrasiklin dan asam retinoat topikal. Pilihan dosis obat ini

masih diperdebatkan. Di Switzerland dosis yang digunakan adalah

0,5mg/kgbb/hari, sementara di USA dan UK digunakan dosis yang lebih tinggi

yaitu 1mg/kgbb/hari. Kebanyakan penderita membutuhkan waktu 4 bulan dalam

terapi bahkan 13% penderita membutuhkan waktu yang lebih lama. Bila pada

waktu tersebut hanya sedikit lesi yang tersisa, maka penggunaan obat ini dapat

dihentikan. Salah satu keunggulan obat ini adalah sedikitnya kekambuhan yang

terjadi bila pengobatan tidak dilanjutkan. Isotretion dapat menekan eksresi sebum

secara cepat, sehingga dapat mencegah komedogenesis. Isotretionin tidak secara

langsung mempengaruhi P.akne tetapi menekan bakteri dipermukaan secara in

vivo dengan cara mengurangi suplai nutrisi untuk P.akne dan mengurangi ukuran

daerah folikular yang merupakan tempat P.akne tumbuh. Isotretionin juga

mempengaruhi inflamasi akibat akne dengan mengurangi kemotaksis dari

polymorphonucleocytes dan monocytes serta mengurangi pembentukan pustul. 1

Secara ringkas, mekanisme kerja dari obat-obat yang digunakan sebagai terapi

akne vulgaris dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

11

Page 12: Terapi Pada Akne Vulgaris

Gambar 4. Mekanisme dari berbagai obat pada pengobatan akne 4

Terapi fisik

Selain terapi topikal dan terapi oral, terdapat beberapa terapi tambahan dengan

menggunakan alat ataupun agen fisik, diantaranya adalah:2

1. Ekstraksi komedo

Pengangkatan komedo dengan menekan daerah sekitar lesi dengan

menggunakan alat ekstraktor dapat berguna dalam mengatasi akne. Secara teori,

pengangkatan closed comedos dapat mencegah pembentukan lesi inflamasi.

Dibutuhkan keterampilan dan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Kortikosteroid Intralesi

Akne cysts dapat diterapi dengan triamsinolon intralesi atau krioterapi. Nodul-

nodul yang mengalami inflamasi menunjukkan perubahan yang baik Dalam kurun

waktu 48 jam setelah disuntikkan dengan steroid. Dosis yang biasa digunakan

adalah 2,5 mg/ml triamsinolon asetonid dan menggunakan syringe 1ml. Jumlah total

obat yang diinjeksikan pada lesi berkisar antara 0,025 sampai 0,1 ml dan

penyuntikan harus ditengah lesi. Penyuntikan yang terlalu dalam atau terlalu

superfisial akan menyebabkan atrofi.

12

Page 13: Terapi Pada Akne Vulgaris

3.Liquid Nitrogen

Cara lain untuk terapi akne cysts adalah dengan mengaplikasikan nitrogen cair

selama 20 detik, aplikasi kedua diberikan 2 menit berikutnya. Terapi ini bekerja

dengan mendinginkan dinding fibrotik dari akne cysts sehingga akan terjadi

kerusakan pada dinding tersebut.

4.Radiasi Ultraviolet

Radiasi ultraviolet alami (UVR) yang didapat dari paparan matahari, 60% dapat

digunakan sebagai terapi tambahan pada akne, tetapi sekarang terapi ini tidak

dianjurkan lagi.

Terapi alamiah

Salah satu terapi tambahan pada akne adalah dengan menggunakan bahan-bahan

alamiah, diantaranya adalah dengan teh hijau. Teh hijau telah lama bermanfaat dalam

pengobatan cina tradisional terutama dalam mengatasi jerawat. Alasan utama adalah

karena teh hijau sangat kaya akan antioksidan terutama epigallocatecin gallate dengan

aktivitas anti oksidan 200 kali lebih kuat dibanding vitamin E dalam melawan radikal

bebas.11

Selain dapat melawan bakteri, penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat

membantu mengurangi kemerhan, inflamasi, aktivitas hormon oleh karena itu teh hijau

dapat mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah timbulnya jerawat yang

sering disebabkan oleh perubahan aktivitas hormonal. Untuk terapi jerawat, teh hijau

dapat diminum, dapat pula berupa pil (ekstrak teh hijau), atau dalam sediaan krim topikal.

Selain itu, dengan menempatkan sekantong teh hangat pada lesi jerawat di wajah, dapat

menarik keluar toksin dan memicu penyembuhan lebih cepat. Sejauh ini, metode yang

paling popuuler adalah dengan meminum teh hijau namun jika penggunaan teh hijau

dimaksudkan untuk terapi jerawat, maka dibutuh kan dosis yang lebih tinggi. Untuk hasil

yang lebih baik, banyak regimen yang merekomendasikan minum sebanyak 8 gelas teh

hijau setiap hari sampai kulit bersih. Paling efektif jika minuman teh hijaunya baru dibuat

dan bebas gula. Pengawet dan gula akan menetralisir banyak manfaat dari teh hijau.

13

Page 14: Terapi Pada Akne Vulgaris

Sebagai pil, teh hijau mirip dengan vitamin untuk jerawat yang berfokus pada

detoksifikasi kulit melalui aktivitas antioksidan. Kelemahannya, cara ini tidak bekerja

sebaik teh hijau yang diminum karena nutrisi lebih banyak diserap dengan mudah bila

berbentuk cairan dibanding pil.11

Menurut hasil studi saat ini yang dipresentasikan oleh Dr. Jennifer Gan-Wong

dalam pertemuan tahunan the American Academy of Dermatology 2003, suatu krim

topikal dengan ekstrak teh hijau 3% memberikan hasil yang sama dengan larutan yang

mengandung benzoil peroksida 4%. Studi tersebut dilakukan secara acak dan double

blind terhadap 108 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok dimana satu kelompok

mendapat krim benzoil peroxide 2 kali sehari selama 12 minggu dan kelompok yang lain

mendapat krim ekstrak teh hijau 2 kali sehari selama 12 minggu juga. Kemudian

dilakukan pemeriksaan dan pengambilan foto oleh dokter kulit setiap minggu.11

14

Page 15: Terapi Pada Akne Vulgaris

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunliffe, William J. Treatment of acne. In: Cunliffe, William J. Martin Dunitz Ltd,

The United Kingdom.1989;.252-87.

2. James WD, Berger TG, Eston DM, Acne. In: James WD Berger TG, Eston DM.

Andrew’s diseases of the skin, 9th edn. WB saunders company, Canada.2000; 284-92.

3. Zaenglein L. Andrea, et al. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. In: Dermatology

in General Medicine Fitzpatrick’s. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008; 690-700.

4. Habiff Thomas P. Acne, Rocasea, and Related Disorder. In: Clinical Dermatology A

Color Guide to Diagnosis and Therapy. Mosby, Inc. 2004.

5. Baumann Leslie, Acne. In: Dermatology Cosmetics. Churcill Livingstone. 1994; 55-61

6. Webster F Guy, Anthony V. Rawlings. Acne and Its Therapy. Informa Healhcare USA,

Inc.2007; 75-135.

7 .Bolognia Jean, Joseph L. Jarizzo, Ronald P Rapini. Acne. In: Bolognia Dermatology,

Volume 2. 2003; 1940-42.

8. Brannon, Heather MD. 2006. Antibiotics used to treat acne. Available at: http://

dermatology.about.com/antibioticsusedtreatacne.htm

9. Anonim.. Consensus Recommendation for the Management of Acne. Global Alliance

to improve outcomes in acne.2006.

10. Gerny, H. Potential acne therapies for women. In: Nurnberger, F. In: The therapy of

acne Vulgaris In women, Walter de Gruyter, Berlin.1990; 1-8.

11.Anonim. .2006. The hijau Untuk Terapi Jerawat. Available at: http:// tehhijau

untukterapijerawat.htm.

15