teknik persilangan tanaman tebu

3
Artikel Ilmiah Semipopuler Teknik Persilangan Tanaman Tebu Oleh : Taufiq Hidayat RS Peningkatan produksi gula dari tebu memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sebagai salah satu komoditi startegis kebutuhan pokok masyarakat, produksi gula tebu dalam negeri masih rendah. Selain diakibatkan oleh penurunan luas areal tanam tebu, juga penggunaan varietas yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuhnya. Oleh karena itu, perlu upaya dan tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan, diantaranya dengan penggunaan varietas unggul. Adapun teknik yang dapat menghasilkan varietas unggul yaitu dengan persilangan tetua tebu yang memiliki sifat-sifat khusus sehingga hasil tebu yang dipanen lebih tinggi, memiliki kandungan sukrosa yang tinggi dan tidak mudah patah saat panen dengan menggunakan mesin. Balai Peneilitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) saat ini telah melakukan ratusan kombinasi persilangan tanaman tebu. Balittas memiliki koleksi tanaman tebu yang mempunyai sifat yang mampu beradaptasi pada lingkungan tumbuh optimum/suboptimum, produktivitas yang tinggi, rendemen gula tinggi, tahan hama maupun penyakit serta memiliki asal dan sumber tetua yang jelas. Koleksi tanaman tersebut dapat dijadikan tetua dalam persilangan tebu serta dapat dipilih sebagai tetua jantan atau tetua betina. Persiapan persilangan tebu dimulai dengan menetapkan tetua berdasarkan kelompok yang memilki sifat-sifat khusus. Pada ujung tanaman tebu yang akan disilangkan terdapat bunga yang perlu diamati perkembangannya agar persiapan pencangkokan tidak terlambat. Tanaman tebuyang menjelang bunting akan siap dicangkok dan ditandai dengan keluarnya daun bendera, tetapi pelepah daun bendera tersebut belum memanjang.Tujuan pencangkokan adalah untuk mempersiapkan batang tebu agar dapat mempertahankan kesegarannya setelah dilakukan pemotongan pada masa persilangan.Pencangkokan dilakukan pada bagian batang yang muda untuk mempercepat pertumbuhan akar. Bagian batang tebu dililit dengan plastik panjang yang berisi tanah dan diikat dengan tali rafiah. Setelah cangkok berumur tiga minggu sistem perakaran sudah berkembang dan siap dipotong apabila bunga pada batang telah mulai keluar. Batang tebu yang telah dipotong akan dibawa ke Bangsal Persilangan dengan diberi label dan dipelihara hingga siap untuk disilangkan. Pengamatan bunga dilakukan setiap hari sebelum persilangan dimulai. Hal ini bertujuan untuk menentukan semua tanaman yang dipilih siap untuk dikawinkan. Bunga jantan yang dipilih memiliki fase pembungaan seperempat hingga seperdua bunga telah antesis sedangkan bunga betina yang dipilih memiliki fase pembungaan belum mekar atau seperempat bunga telah antesis.Penentuan tetua jantan dan betina tanaman tebu sebelum disilangkan dapat dilakukan dengan pengujian polen dibawah mikroskop. Polen bunga yang telah dikumpulkan kemudian diberikan larutan Kalium Iodida (KI) sebanyak tiga tetes dan diamati dengan mikroskop. Bulatan berwarna gelap dianggap polen jantan sedangkan bulatan berwarna terang dianggap polen betina. Jika persentase jumlah bulatan berwarna gelap lebih banyak dibandingkan

Upload: taufiq-hidayat

Post on 14-Apr-2017

251 views

Category:

Technology


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik persilangan tanaman tebu

Artikel Ilmiah Semipopuler

Teknik Persilangan Tanaman TebuOleh :

Taufiq Hidayat RS

Peningkatan produksi gula dari tebu memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sebagai salah satu komoditi startegis kebutuhan pokok masyarakat, produksi gula tebu dalam negeri masih rendah. Selain diakibatkan oleh penurunan luas areal tanam tebu, juga penggunaan varietas yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuhnya. Oleh karena itu, perlu upaya dan tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan, diantaranya dengan penggunaan varietas unggul. Adapun teknik yang dapat menghasilkan varietas unggul yaitu dengan persilangan tetua tebu yang memiliki sifat-sifat khusus sehingga hasil tebu yang dipanen lebih tinggi, memiliki kandungan sukrosa yang tinggi dan tidak mudah patah saat panen dengan menggunakan mesin.

Balai Peneilitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) saat ini telah melakukan ratusan kombinasi persilangan tanaman tebu. Balittas memiliki koleksi tanaman tebu yang mempunyai sifat yang mampu beradaptasi pada lingkungan tumbuh optimum/suboptimum, produktivitas yang tinggi, rendemen gula tinggi, tahan hama maupun penyakit serta memiliki asal dan sumber tetua yang jelas. Koleksi tanaman tersebut dapat dijadikan tetua dalam persilangan tebu serta dapat dipilih sebagai tetua jantan atau tetua betina.

Persiapan persilangan tebu dimulai dengan menetapkan tetua berdasarkan kelompok yang memilki sifat-sifat khusus. Pada ujung tanaman tebu yang akan disilangkan terdapat bunga yang perlu diamati perkembangannya agar persiapan pencangkokan tidak terlambat. Tanaman tebuyang menjelang bunting akan siap dicangkok dan ditandai dengan keluarnya daun bendera, tetapi pelepah daun bendera tersebut belum memanjang.Tujuan pencangkokan adalah untuk mempersiapkan batang tebu agar dapat mempertahankan kesegarannya setelah dilakukan pemotongan pada masa persilangan.Pencangkokan dilakukan pada bagian batang yang muda untuk mempercepat pertumbuhan akar. Bagian batang tebu dililit dengan plastik panjang yang berisi tanah dan diikat dengan tali rafiah. Setelah cangkok berumur tiga minggu sistem perakaran sudah berkembang dan siap dipotong apabila bunga pada batang telah mulai keluar. Batang tebu yang telah dipotong akan dibawa ke Bangsal Persilangan dengan diberi label dan dipelihara hingga siap untuk disilangkan.

Pengamatan bunga dilakukan setiap hari sebelum persilangan dimulai. Hal ini bertujuan untuk menentukan semua tanaman yang dipilih siap untuk dikawinkan. Bunga jantan yang dipilih memiliki fase pembungaan seperempat hingga seperdua bunga telah antesis sedangkan bunga betina yang dipilih memiliki fase pembungaan belum mekar atau seperempat bunga telah antesis.Penentuan tetua jantan dan betina tanaman tebu sebelum disilangkan dapat dilakukan dengan pengujian polen dibawah mikroskop. Polen bunga yang telah dikumpulkan kemudian diberikan larutan Kalium Iodida (KI) sebanyak tiga tetes dan diamati dengan mikroskop. Bulatan berwarna gelap dianggap polen jantan sedangkan bulatan berwarna terang dianggap polen betina. Jika persentase jumlah bulatan berwarna gelap lebih banyak dibandingkan bulatan berwarna terang maka dimasukkan dalam kelompok tetua jantan begitupun juga sebaliknya.

Bunga JantanFase Bunga ¼ antesis Bunga JantanPengujian Polen

Page 2: Teknik persilangan tanaman tebu

Bunga betina yang siap dikawinkan terlebih dahulu dilakukan esmakulasi agar bunga betina mandul dan tidak dapat menyerbuk sendiri. Malai bunga betina yang telah antesis dibuang dan seluruh bagian bunga lainnya direndam dalam alkohol 63% selama 9 menit. Bunga yang telah direndam alkohol kemudian dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan hingga bunga kering. Untuk mempertahankan kesegaran batang tebu selama persilngan di bangsal perlu dibuat laurtan Hawai yang komposisinya terdiri dari 150 ppm SO2; 75 ppm H3PO4; 37,5 ppm H2SO4; 37,5 ppm HNO3. Larutan Hawaidiberikan pada batang tebu sebanyak 1-1,5 liter yang ditempatkan pada batang bagian bawah dengan menggunakan wadah plastik.

Persilangan tebu yang dilakukan di Balittas menggunakan persilangan secara biparental(antar dua tetua) dengan metode Marcotting (mencangkok). Persilangan tebu dilakukan pagi hari di Bangsal persilangan dengan memasangkan tetua jantan dan betina (dua jantan dan satu betina) yang posisinya saling mengapit dan meletakkan bunga jantan lebih tinggi 20 cm dari bunga betina. Setelah bunga jantan dan betina terpasang, maka dilakukan pengerodongan untuk menjaga kontaminasi dari polen asing dengan kain sifon dengan tinggi 150 cm dan diameter 50 cm. Pengamatan dilakukan tiap hari terutama pada bunga jantan yang lebih cepat rontok dan perlu diganti sebanyak dua kali apabila diperlukan. Setelah masa persilangan selesai, bunga jantan dapat dipisahkan dan bunga betina kemudian ditutup kembali dengan kerodong hingga umur 5-6 minggu atau biji siap dipanen.

Pemanenan biji dalam kerodong ditandai dengan biji mulai rontok dari malai (90% masak) tanpa melepas ikatan tali bawah kerodong. Biji tebu kemudian dijemur selama 5-7 hari untuk mempermudah dalam perontokan biji. Biji digosok pada kain flanel untuk merontokkan bulu yang masih menempel pada biji. Perlakuan tersebut juga dapat membantu memisahkan biji dengan kotoran lainnya (sortasi). Biji yang bersih ditimbang dan dihitung tiap 1 gram dan dimasukkan dalam kantong beserta label untuk disimpan dalam lemari pendingin. BIji akan disimpan dalam waktu yang lama dapat dimasukkan dalam kantong aluminium foil dan ditempatkan pada lemari pendingin (Cold storage).

Biji yang diperoleh dari hasil persilangan tebu perlu dilakukan seleksi dengan menguji daya berkecambah melalui persemaian benih. Benih yang ditimbang sebanyak 1 gram dengan jumlah 1500-2000 biji dapat disemaikan pada bak kayu dengan media semai berupa pasir yang steril. Tiap bak kayu dapat disemai sebanyak 6 kombinasi persilangan yang dipisahkan dengan bilahan bambu. Biji tebu siap disemai diatas media pasir yang telah dibasahi air hingga kapasitas lapang. Untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban media semai, bak kayu ditutup dengan terpal atau paranet dan memberi furadan disekitar biji untuk menghindari serangan serangga. Pada hari ke-3 setelah tanam (HST), benih sudah mulai berkecambah dan dapat diamati daya berkecambahnya pada hari ke-7 HST hingga 14 HST. Bibit tebu dapat dipindahkan ke polybag atau siap ditanam di lapang pada umur 5-6 minggu setelah tanam sambil dilakukan seleksi tahap pertama terhadap hasil persilangan.

Emaskulasi Persilangan Tebu