teknik persilangan pada tanaman jagung ( zea mays l. )

38
TEKNIK PERSILANGAN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LAPORAN OLEH: ARI FRADANA NST 130301108 AGROEKOTEKNOLOGI II A LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN

Upload: ari-fradana-nst

Post on 21-Nov-2015

157 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung ( Zea mays L. )

TRANSCRIPT

TEKNIK PERSILANGAN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

LAPORAN

OLEH: ARI FRADANA NST 130301108AGROEKOTEKNOLOGI II A

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014TEKNIK PERSILANGAN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

LAPORAN

OLEH: ARI FRADANA NST130301108AGROEKOTEKNOLOGI II A

Laporan Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Komponen Penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi AgroekoteknologiFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014

Judul: Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)Nama : Ari Fradana NstNIM: 130301108Prodi : Agroekoteknologi

Mengetahui,Dosen Penanggung Jawab Laboratorium

(Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP. MP.)NIP. 19740803 199903 2 002

Disetujui Oleh : Diperiksa Oleh :Asisten Koordinator Asisten Korektor

( Heri Hidayat ) NIM. 090301148

DAFTAR ISIABSTRAKABSTACTRIWAYAT HIDUPKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRANPENDAHULUANLatar BelakangTujuan PercobaanHipotesis PercobaanKegunaan PercobaanTINJAUAN PUSTAKABotani Tanaman Jagung (Zea mays L.) Syarat TumbuhIklimTanahTeknik Persilangan Syarat Tetua Masa ReseptifSilang Dalam dan Silang Bebas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Bahan dan Alat Prosedur PercobaanPELAKSANAAN PERCOBAAN Persiapan Lahan Penanaman Benih Pemupukan Pemeliharaan Penyiraman Penyulaman Penjarangan Penyiangan Pengendalian Hama dan Penyakit Pemanenan Pengamatan Parameter Persentase Perkecambahan Tinggi Tanaman Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan SaranDAFTAR PUSTAKA

ABSTRAKARI FRADANA NST : Teknik Persilangan pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam jumlah besar dan terus meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya peningkatan produksi jagung melalui persilangan. Diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih unggul dari kedua tetua yang unggul juga.Percobaan ini menggunakan benih jagung dengan varietas bisma, diamati dua parameter yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Percobaan ini dilakukan di Lahan Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Pelaksanaan percobaan ini dilakukan atau dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014.Kata kunci : Jagung (Zea mays L.), Persilangan

ABSTACTARI FRADANA NST : Technical Crosses in Maize (Zea mays L.) Corn crop is one type of crop seeds from grass family. Corn takes Indonesian people in large numbers and continues to increase, however, was not followed by an increase in production. Therefore, it is necessary for an effort to increase maize production through crossbreeding. Expected to obtain superior results from the two parents are superior as well. These experiments using maize seed varieties bisma, observed two parameters: plant height and number of leaves. The experiment was conducted in the Basic Land Plant Breeding Program Agroecotechnology Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan altitude 25 m asl. Implementation of this experiment is done or started in March and ending in May 2014. Keywords: Maize (Zea mays L.), Crosses

RIWAYAT HIDUPAri Fradana Nst dilahirkan di Medan pada tanggal 22 September 1994 putra dari Ayah Edi Edward Nst dan Ibu Sri Wardani. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 060849 Medan pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 16 Medan selesai pada tahun 2010, dan melanjutkan pendidikan di SMA Dharmawangsa Medan selesai pada tahun 2013. Kemudian diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 2013 dengan memilih jurusan Agroekoteknologi hingga sekarang.Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti praktikum di Laboratorium Dasar Agronomi dan juga peraktikum di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,Medan.

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.Adapun judul laporan ini adalah Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung ( Zea mays L. ) yang merupakan salah satu komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepadaProf. Dr. Ir. Rosmayati, M.Sc., Luthfi Aziz Mahmud Siregar, S.P. M.Sc. Ph.d,,Dr. Ir. Lollie Agustina P.Putri, M.Si., Dr. Diana Sofia Hanafiah, S.P. M.P.,, Ir. Revandry I.M. Damanik, M.Sc., P.hD. Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc danIr. Eva Sartini Bayu, M.P. selaku dosen Dasar Pemuliaan Tanaman dan abang serta kakak asisten yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2014

Penulis

PENDAHULUANLatar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn (Deputi Menegeristek, 2006).Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu tanaman serealia penting yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan digunakan sebagai bahan makanan baik untuk manusia maupun hewan. Jagung dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam jumlah besar dan terus meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi, sehingga terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi melalui import. Untuk menutupi ketersediaan jagung perlu diupayakan melalui peningkatan produksi. Perakitan varietas unggul baru, berdaya hasil dan berkualitas tinggi merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produksi (Rofia dan Budi, 2009).Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kebutuhan jagung nasional terus meningkat, terutama untuk pakan dan industri. Untuk pakan permintaan jagung sudah mencapai lebih dari 50 % kebutuhan nasional. Hal ini menuntut perlunya upaya peningkatan produksi secara berkelanjutan (Jumakir dan Endrizal, 2002).Hibridisasi atau persilangan menurut A Dictionary of Science 6th edition (2010) ialah proses produksi satu atau lebih organisme hibrid melalui perkawinan tetua-tetua yang berbeda secara genetik. Teknik ini banyak dimanfaatkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman untuk merakit varietas unggul baru. Prinsip dasar dalam pemuliaan adalah adanya keragaman, terutama keragaman genetik. Apabila keragaman dalam suatu populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman tersebut bisa didapatkan dalam dari koleksi plasma nutfah, atau melalui introduksi, apabila keragaman dalam suatu populasi koleksi terbatas, maka dilakukan berbagai upaya untuk memperluas keragaman (Handayani, 2014).Persilangan tanaman bisa dibedakan menjasi persilangan sendiri(crossing). Selfing adalah persilangan yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri (tidak ada perbedaan antara genotipe kedua tanaman yang disilangkan). Sedangkan crossing adalah persilangan antara 2 individu yang berbeda genotipenya. Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea mays L.). Tanaman jagung dipilih karena penyerbukan buatan yang dapat dilakukan reative mudah. Selain itu, periode tumbuh atau masa tanam jagung juga tidak terlalu lama, sekitar lebih kurang 2 bulan lamanya (Wibowo, 2008).Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik persilangan pada tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang.Kegunaan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan aporan ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKABotani TanamanMenurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah seebagai berikut : Kingdom : Plantae; Divisio : Spermatophyta ; Subdivisio: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; Ordo:Poales; Familia: Poaceae; Genus: Zea; Spesies: Zea mays L.Akar yang tumbuh relative dangkal merupakan akar adventif dengan percabangan yang amat lebat, yang menyerap hara pada tanaman. Akar laying penyokong memberikan tambahantopangan untuk tumbuh tegak dan membantu penyerapan unsur hara. Akar laying ini tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).Batang tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm.Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis, mempunyai ibi tukang daun yang terletak tepat di tengahtengah daun. Tangkai daun merupakan peleph yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Daun pad atanaman jagng mempunyaiperanan penting dalam pertumbuhan tanaan utamanya dalam penentuan produksi (Warisno, 2009).Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceus) karena bunga jantan dan bunga betina (tongkol) muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apical di ujung tanamn. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pad atongkol. Hampir 95% dari persariannya berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanamn sendiri. Karena itu disebut juga tanaman bersari bebas (cross pollinated crop) (Sunarti dkk, 2009).Buah jagung terdiri dari tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji (Rukmana,2009).Biji jagung berkeping satu (monokotil), tumbuh berderet rapi pada suatu poros yang disebut janggel. Di setiap janggel terdapat10-16 deret biji (selalu genap) dan masing-masing deret terdiri atas 200-400 butir biji. Adanya kelobot memberikan mekanisme perlindungan alami bagi biji-biji jagung terhadap serangan berbagai hama di lapangan. Bentuk biji jagung ada yang membulat atau berbentuk gigi tergantung pada varietasnya dan naman biji bervariasi dari putih, kuning, orange, merah sampai merah kehitaman (Zulkarnain, 2013).Syarat TumbuhIklimDi Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum didaratan rendah sampai ketinggian 750 m dpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih adalalah 30oC32oC dengan kapsitas air tanah 25%-60% Selama pertumbuhan tanaman jagung membututhkan suhu optimum 23oC-27oC (Zakariah, 2012).Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000-2500 mm/tahun, atau idealnya sekitar 85-200 mm/bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu udara yang dikehendaki antara 21-34 oC, tetapi untuk pertumbuhan optimum tanaman jagung menghendaki suhu antara 23-27 oC (Redaksi Ciptawidiya Swara, 2008).Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui itu perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Murni dan Arif, 2008).TanahTanaman jagung dapat tumbu padaa ketinggian 50-1800 m dpl. Tetapi ketinggian optimal adalah 50-600 m dpl. Untuk berproduksi secara optimal memerlukan tanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara, aereesi dan drainase baik, kaya akan bahan organic dengan keasaman tanah (pH) antara 5,6-7,5 (Redaksi Ciptawidiya Swara, 2008).Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsure hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P, dan K serta pupuk organic (kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan (Murni dan Arif, 2008).Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, kaya humus (Zakariah, 2012).Teknik Persilangan Jagung (Zea mays L.)Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat melakukan penyerbukan silang tetapi juga dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri pada jagung akan menghasilkan produksi yang rendah dan tanaman tidak dapat tumbuh tinggi, padahal penyerbukan sendiri memiliki vigor yang normal (Sinnot, 1998).Persilangn adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan (Sandra, 2008)Tujuan utama melakukan persilangan adalah : 1. Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, 2. Memperluas keragaman genetik, 3. Memanfaatkan vigor hibrida, dan 4. Menguji potensi tetua (uji turunan)(Ashari, 1998)Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan persilngan adalah waktu dan proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses penyerbukan pada tanaman jagung (Zea mays L.) adalah pada pagi hari yaitu antara pukul 07.00-09.00 WIB. Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein biji jagung adalah dengan memanfaatkan efek xenia. Persilangan buatan dilakukan dengan cara menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan tertentu yang sudah ditentukan. Kemudian tongkol yang telah di serbuki ditutup dengan kantong khusus untuk melindungi dari penyerbukan oleh tepung sari bunga lain (Wijaya, 2007).Syarat TetuaPemilihan tetua menjadi salah satu tahap yang krusial dalam proses pemuliaan melalui persilangan. Keberhasilan persilangan akan meningkat apabila tetua yang digunakan dan kombinasi persilangannya tepat, sehingga dengan jumlah kombinasi persilangan yang sedikit, efisiensi pemuliaan akan meningkat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tetua antara lain: 1) Salah satu tetua memiliki dan membawa karakter unggul atau karakter yang menjadi target pemuliaan; 2) Salah satu atau kedua tetua memiliki adaptasi dan penampilan agronomis yang baik, dan 3) Kedua tetua sebaiknya memiliki jarak kekerabatan yang jauh sehingga dapat menghasilkan keragaman genetik tinggi pada progeni (keturunannya) (Handayani, 2014).Masa ReseptifPenyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti dkk ).

BAHAN DAN METODEWaktu dan Tempat PercobaanPercobaan ini dilakukan di Lahan Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Pelaksanaan percobaan ini dilakukan atau dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014.Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih jagung(Zea mays L.) dengan varietas Bisma berfungsi sebagai bahan percobaan, Top soil berfungsi sebagai bahan organik untuk kesuburan tanah, Pestisida berfungsi untuk membasmi hama, Pupuk NPK berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan Air berfungsi untuk merendam benih dan menyiram tanaman yang ada pada lahan percobaan.Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pinset berfungsi untuk pengambialn serbuk sari, Gunting berfungsi untuk memotong serbuk sari , Kaca pembesar berfungsi untuk memperjelas penglihatan serbuk sari, Kertas label digunakan sebagai pelabelan nama agar dapat mengetahui yang mana yang disilangkan, Kapas digunakan untuk peletakkan serbuk sari, Tusuk gigi untuk meletakkan putik bunga.Prosedur PercobaanPelaksanaan Tanam1. Disiapkan lahan petakan berukuran persegi panjang 1x1,5 m2. Diberi top soil pada lahan sekitar 5 kg untuk setiap petakan3. Dibuat jarak tanam jagung 60x20 cm sehingga setiap petakan terdapat 2 baris, setiap baris 4 tanaman dengan varietas yang sama4. Ditugal tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam tersebut5. Dimasukkan benih 1-2 biji per lubang tanam lalu ditutup kembali dengan tanah6. Dilakukan pengendalian jika ada gejala serangan hama dan penyakit7. Dilakukan penyiraman setiap hari, jikatidak turun hujanPelaksanaan Persilangan Jagung (Zea mays L.)1. Dipilih bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki sebelum rambut pada ujung tongkol keluar, dibungkus dengan alat pembungkus yang sudah di siapkan.2. Dipilih tanaman yang akan dipakai sebagai pejantan (sumber serbuk sari) dengan tanda-tanda bunga jantan sudah mekar, kemudian bunga jantan dibungkus sampai rapat dengan alat pembungkus. Jangan sampai serbuk sari jatuh berterbangan.3. Disilangkan bunga jantan tersebut setelah satu atau dua hari. Untuk memastikan di perolehnya tepung sari yang cukup, maka ditepuk bunga jantan yang terbungkus tersebut.4. Dilakukan persilangan apabila bunga betina yang dipilih telah siap diserbuki, yaitu pada tongkolnya telah keluar rambut diujungnya.5. Dilakukan persilangan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina (putik) dengan meletakkan serbuk sari pada rambut tongkol.6. Ditutup kembali tongkol yang telah diserbuki.7. Ditulis dan digantungkan label persilangan pada tongkol tersebut.PELAKSANAAN PERCOBAANPersiapan LahanPersiapan lahan dilakukan pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014 yang meliputi beberapa kegiatan diantaranya pancangkulan, pembersiahan gulma, perataan permukaan tanah, pembuatan parit (drainase) dan pembuatan lubang tanam. Lahan diolah sedalam 30 cm sampai gembur, dibuat lubang tanam dengan jarak 20-30 cm, lahan dibentuk perplot berbentuk persegi panjang 1,5 x 1 m.Penanaman BenihLubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kadalaman lubang perlu diperhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Pada saat penanaman benih sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan idak tergenang. Jadi, penanaman yang baik dilakukan pada waktu musum penghujan hamper berakhir.PemupukanPemupukan dilakukan dengan menggunakan system tugal, pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 300 kg/Ha, pupuk TSP dengan dosis 200kg/Ha, dan KCl dengan dosis 100 kg/Ha. PemeliharaanPenyiramanPenyiraman tanaman jagung dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air perplot. Penyiraman dilakukan dangan menggunakan gembor dan dilakukan secara merata.PenyulamanPenyulaman benih yang tudak tumbuh dilakukan pada umur satu minggu setelah tanam. Lubang tanam diperika, benih yang tidak tumbuh dibuang, dan diganti dengan benih yang baru.PenjaranganPenjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST. Tanaman yang dibuang adalan tanaman yang paling tidak baik tumbuhnya, dilakukan dengan cara dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan karena akan melukai akar tanaman lain yang dibiarkan tumbuh.PenyianganPenyiangan dilakukan 2 hari sekali. Penyiangan atau pembersihan lahan dari gulma dapat dilakukan denha tangan. Penyianganjangan sanpai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut belum kuat mencengkeram tanah.PemanenanUmur panen jagung varietas Bisma adalah 96 hari. Jagung pipilan dipanen dengan cara tongkol dipotong dari batang lalu dijemur dalam keadaan utuh. Jagung yang telah siap panen ditandai dengan jagung/kelobot telah kering berwarna kekuning-kuningan dan ada tanda hitam di bagian paangkal tempat melekatnya jagung pada tongkol.

Pengamatan ParameterTinggi TanamanTinggi tanaman jagung diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi jagung mulai dilakukan 15 HST atau pada saat tanaman jagung berumur 2 MST hingga 6 MST.Jumlah DaunJumlah daun dihitung setiap satu minggu sekali dimuali dari 2 MST hingga 6 MST. Perhitungan jumlah daun dimulai dari daun yang terletak di dekat akar hingga daun yang sudah melebar (tidak kuncup).

HASIL DAN PEMBAHASANPersentase PerkecambahanKomoditi : Jagung (Zea mays L.)Varietas : BismaParameter : Persentase PerkecambahanTanggal Tanam : 22 Maret 2014% perkecambahan= x 100 %= x 100%= 100 %Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)TanggalSampelTotalRataan

IIIIIIIVVVIVIIVIII

11-04-2014272316141718201718219

18-04-201489,9687,697,2108,26967,158,271,1648,381,03

25-04-2014----------

02-05-2014134,4150,9120,210777103,5129,7169976,7122,08

09-05-201415017413874,51731351351861236154,5

Tabel 2. Data Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays L.)Tanggal SampelTotalRataan

IIIIIIIVVVIVIIVIII

11-04-201424133433232,875

18-04-201466766556475,8

25-04-2014----------

02-05-201475754587486

09-05-201481286671013708,75

DAFTAR PUSTAKAAshari, S. 1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.Handayani, T. 2014. Persilangan untuk Merakit Varietas Unggul Baru Kentang. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Jumakir dan Endrizal, 2009. Produktivitas Pertanaman Jagung Di Lahan Pasang Surut Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Menegeristek, 2006. Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IUIG. Group

Murni, A.M dan R.W. Arief. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan Pembangunan Pertanian. Bogor

Purwono dan Hartono, 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Redaksi Ciptawidya Swara. 2008. Petunjuk Teknik Budidaya 23 Tanaman Unggul. Jakarta

Rofia dan Budi, 2009. Pewarisan Gen Opaque 2 (O-2) pada Persilangan Jagung Lokal Madura (Zea mays L. cv. Guluk-guluk) dengan Jagung Unggul (Z. mays L. cv. Srikandi kuning). UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang

Rubatzky, V.E dan Yamaguchi, M. 1998. Sayuran Dunia. Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung

Rukmana, R. 1997. Jagung : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius : Jakarta

Rukmana, R. 2007. Jagung : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius : Jakarta

Rukmana, R. 2009. Jagung : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius : JakartaSandra, E. 2008. Teknik Persilangan. Penebar Swadaya. Jakarta.Sinnot, E.W. 1998. Principle of Genetics. McGraw-Hill Book Company Inc . NewYorkSunarti, S., A.S. Nuning, Syarifuddin dan R. Efendi. 2009. Morfologi Tanaman dan Fase PertumbuhanJagung. Balai Penelitian Tanaman Serelia. Maros

Warisno, T. 2009. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta

Wibowo, P. 2008. Macam-macam Perbanyakan Tanaman. Universitas Brawijaya Press. Malang.

Wijaya, A.R. 2007. Efek Xenia Pada Persilangan Jagung. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus 2 : 199-203.Zakariah, M.A. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea TerhadapPertumbuhan dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung. UGM Press. Yogyakarta

Zulkarnain, 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta