strategi pengembangan komoditi tanaman bahan …

111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Oleh : NURIA HASNANTI H0808132 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN

BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

Oleh :

NURIA HASNANTI

H0808132

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN

BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh Nuria Hasnanti

H0808132

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Juli 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Wiwit Rahayu, S.P., M.P. NIP. 197111091997032004

Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. NIP. 198203252005012001

Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. NIP. 196606111991031002

Surakarta, Juli 2012

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S.

NIP. 195602251 198601 1 001

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Kebumen”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Supanggyo, M.P. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu dan membimbing dalam kegiatan proses belajar mengajar selama

menjalani perkuliahan.

4. Ibu Wiwit Rahayu, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang

sangat berharga bagi Penulis.

5. Ibu Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang berharga dalam

penulisan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan arahan.

7. Kepala BAPPEDA beserta staf yang telah memberikan izin dan bantuannya

dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen beserta stafnya yang telah

memberikan bantuan dalam penyediaan data yang Penulis butuhkan.

9. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen beserta staf atas bantuan dalam

menyediakan data yang Penulis butuhkan.

10. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Penulis.

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

11. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan.

12. Kedua orang tuaku, terimakasih atas segala doa, dukungan, nasihat, cinta dan

kasih sayang yang tiada tara, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir di bangku perkuliahan dan mencapai cita-cita sampai saat ini.

13. Kakak-kakakku, Mbak Ami dan Mbak Helmi, terimakasih bantuan, doa,

dukungan, keceriaan, semangat, dan kasih sayangnya.

14. Darmawan Listyo Bimantoro dan keluarga, terimakasih atas bantuan, doa,

dukungan, semangat dan kasih sayangnya.

15. Teman-temanku Nur Kusuma, Luluk, Arinta, Gea dan semua teman-teman

lainnya yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi Penulis,

terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

16. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu,

Penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

RINGKASAN ........................................................................................................ xi

SUMMARY ........................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 9

II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 10 A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10 B. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 12

1. Perencanaan Pembangunan................................................................... 12 2. Pembangunan......................................................................................... 13 3. Pembangunan Ekonomi ........................................................................ 14 4. Pembangunan Daerah............................................................................ 15 5. Pembangunan Pertanian ........................................................................ 16 6. Peranan Sektor Pertanian ..................................................................... 16 7. Strategi Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan ............ 17 8. Metode Analisis Tipologi Klassen ....................................................... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .................................................. 21 D. Pembatasan Masalah ............................................................................... 25 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 25

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 27 A. Metode Dasar Penelitian ......................................................................... 27 B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian .............................................. 27 C. Jenis dan Sumber Data............................................................................ 27 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 28 E. Metode Analisis Data .............................................................................. 28

1. Penentuan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan .............. 28 2. Analisis Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan

Makanan ................................................................................................. 30

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Halaman

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KEBUMEN ....................................... 32 A. Keadaan Alam ......................................................................................... 32 B. Keadaan Penduduk .................................................................................. 36 C. Keadaan Perekonomian .......................................................................... 41

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 44 A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen............................................................................... 44 1. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen ............................................................................. 48 2. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Kebumen ................................................................................................ 53 B. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Kebumen dengan Pendekatan Tipologi Klassen................................. 59 1. Komoditi Prima ..................................................................................... 61 2. Komoditi Potensial......................................................................... .... 64 3. Komoditi Berkembang .......................................................................... 66 4. Komoditi Terbelakang .......................................................................... 68

C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen............................................................................... 70 1. Strategi Pengembangan Jangka Pendek ............................................... 72 2. Strategi Pengembangan Jangka Menengah.......................................... 77 3. Strategi Pengembangan Jangka Panjang .............................................. 85

D. Kebijakan Program Pembangunan Pertanian di Kabupaten Kebumen .................................................................................................... 90

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 95 A. Kesimpulan ............................................................................................... 95 B. Saran .......................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN .......................................................................................................... 99

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).............................................. 3

Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).......................................................... 4

Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%)......................................................................... 5

Tabel 4. Matriks Tipologi Klassen......................................................... 20

Tabel 5. Matriks Strategi Pengembangan.............................................. 21

Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen............................................ 29

Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen............................................ 30

Tabel 8. Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010..................................................................... 33

Tabel 9. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2010.......................................................................................... 35

Tabel 10. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010.......................................................................................... 36

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010.............................. 37

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Kebumen Tahun 2010.............................................................. 38

Tabel 13. Penduduk Umur 5 Tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................................................................ 39

Tabel 14. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Sektor Ekonomi di Kabupaten Kebumen Tahun 2010........................ 40

Tabel 15. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).............................................. 42

Tabel 16. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 ADHK 2000............................................... 43

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

No. Judul Halaman

Tabel 17. Nilai Produksi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)............................. 45

Tabel 18. Nilai Produksi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).............................................. 46

Tabel 19. Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)............................. 47

Tabel 20. Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)........................... 48

Tabel 21. Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)............................................. 50

Tabel 22. Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)............................................. 52

Tabel 23. Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)............................................ 54

Tabel 24. Kontribusi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%).......................................... 55

Tabel 25. Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)............................................................. 57

Tabel 26. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 60

Tabel 27. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen........................................... 61

Tabel 28. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen........................................... 71

Tabel 29. Perbedaan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen........................................................... 90

Tabel 30. Program-program Pembangunan dan Kegiatan Indikatif Sektor Pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015......................................................................................... 93

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Konsep Penelitian................. 24

Gambar 2. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............. 50

Gambar 3. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010.............. 51

Gambar 4. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............... 53

Gambar 5. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................ 55

Gambar 6. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................ 56

Gambar 7. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010................................ 58

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Peta Administrasi Kabupaten Kebumen............................. 99

Lampiran 2 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah/Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010.................................................... 100

Lampiran 3 PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)....................................................................... 101

Lampiran 4 Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)................................. 102

Lampiran 5 Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)................................. 103

Lampiran 6 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%).................................................................... 104

Lampiran 7 Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)....................................................................... 105

Lampiran 8 Nilai Produksi Komoditi Selain Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)..................................................... 107

Lampiran 9 Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................. 111

Lampiran 10 Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006- 2010............................ 113

Lampiran 11 Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010............................. 115

Lampiran 12 Hasil Wawancara mengenai Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen 117

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

RINGKASAN

Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Wiwit Rahayu, S.P., M.P. dan Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen. Untuk melengkapi analisis, ditambahkan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.

Hasil penelitian dengan pendekatan Tipologi Klassen menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam.

Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terdiri dari strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan jangka pendek terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima, melalui upaya perluasan lahan tanam jagung, perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon, peningkatan produksi kacang hijau, serta ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pisang. Kedua, strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima melalui upaya perluasan pemasaran dan pemeliharaan tanaman kacang tanah secara intensif. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri tiga macam, yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima, melalui upaya penggunaan benih unggul padi dan penguatan lembaga pertanian (KUD). Kedua, strategi untuk mengembangkan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, melalui upaya Good Agriculture Practice (GAP)/ praktek budidaya pertanian yang baik, pengembangan kawasan sentra agribisnis dan pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA). Ketiga, strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang, melalui upaya peningkatan wawasan petani. Sedangkan strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam yaitu pertama, strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi berkembang, melalui upaya penelitian pengembangan benih/bibit unggul. Kedua,

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima yaitu melalui upaya pengembangan agroindustri, mengurangi adanya alih fungsi lahan pada lahan subur serta peningkatan kerjasama antara petani dengan pihak swasta.

Hasil klasifikasi berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang dilakukan riil di lapangan, sehingga dapat menentukan strategi yang tepat dalam mengembangkan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SUMMARY

Nuria Hasnanti, H0808132. 2012. The Strategy of Developing Foodstuff Crop Commodity in Kebumen Regency. Faculty of Agricultural Sebelas Maret University of Surakarta. Under the guidance Wiwit Rahayu, S.P., M.P. and Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.

This research aims to identificate the foodstuff crop commodity classification in Kebumen Regency and to formulate developing strategies of foodstuff crop commodity in Kebumen Regency based on Klassen Typology Approach. Basic method applied in the research is descriptive. The research was conducted in Kebumen Regency. Type of data employed are secondary data get from Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), and Dinas Pertanian dan Kehutanan in Kebumen Regency. To complete the analysis, it was added by primary data get from interviewing Dinas Pertanian dan Kehutanan of Kebumen Regency.

Result of the research applying Klassen Typology Approach indicates that the classification of the foodstuff crop commodity in Kebumen Regency is divided into four groups of commodity, which are prime commodity, potential commodity, rise commodity and backward commodity. The prime commodity comprises corn, cassava, small green peas, and banana. The potential commodity comprises rice and peanut. The rise commodity comprises sweet potato, soybean, spinach, tomato, eggplant, watermelon, duku/langsat, snakefruit, sapodilla, water guava, starfruit, jackfruit, avocado, bengkoang, pineapple, durian, mango, papaya, rambutan, and guava. Whereas backward commodity comprises chili and siam orange.

The developing strategies of foodstuff crop commodity in Kebumen Regency consist of short term, middle term and long term strategy. The short term strategy consists of two strategies. They are maintaining prime commodity become prime commodity always and developing potential commodity become prime commodity. First strategy of short term strategy, maintaining prime commodity become prime commodity always, applied effort of expansion corn field, the expansion of applying high quality cassava seed area, enhancement of small green peas production, and banana’s extensification and intensification. Second strategy of short run applied marketing expansion and maintaining peanut intensively. Then second strategy, middle term strategy, consists of three strategies. First is a strategy to develop potential commodity become prime commodity by using high quality rice seed and reinforcement of agricultural institution (KUD). The second is a strategy to develop rise become potential commodity by Good Agriculture Practices (GAP), development of agribusiness center area and establishment of Sub Terminal Agribusiness (STA). The last of middle run strategy is developing backward commodity become rise commodity by enhancement of farmer’s knowledge. Whereas long run developing strategy consists of two strategies. First strategy is a strategy to develop backward commodity become rise commodity by researching high quality seed development. The last strategy is a strategy to defend prime commodity become prime

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

commodity always by developing agroindustry, reducing disfunction field on fertile soil and increasing farmer-private cooperation.

The classification result of Klassen Typology Approach could be made as consideration of effort developing foodstuff crop commodity conducted really in the field, so that it could decise the proper strategy in developing foodstuff crop commodity in Kebumen Regency.

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan: 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta dengan NIM H0808132 2. Dosen Pembimbing Utama 3. Dosen Pembimbing Pendamping

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN KEBUMEN

Nuria Hasnanti1

Wiwit Rahayu, SP.MP.2 Nuning Setyowati, SP.MSc.3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen serta merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen. Metode dasar penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan ditambah data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi empat kategori komoditi yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji. Sedangkan komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen terdiri dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi pengembangan jangka pendek terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dan strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi pengembangan jangka menengah terdiri tiga macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima, komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, dan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Strategi pengembangan jangka panjang terdiri dari dua macam yaitu strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang serta mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima. Kata Kunci : komoditi tanaman bahan makanan, Tipologi Klassen, klasifikasi,

strategi pengembangan, Kabupaten Kebumen

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup

berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan

ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau

penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan. Namun perubahan tersebut

bukan berarti mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan

individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk

bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara

material maupun spiritual (Todaro dan Smith, 2004).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan

riil per kapita. Jadi, tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk

menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas.

Pembangunan ekonomi menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur

output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping

kenaikan output (Irawan dan Suparmoko, 2002).

Pembangunan regional adalah bagian integral dalam pembangunan

nasional. Oleh karena itu, dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional

perlu adanya pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya mampu

mengurangi ketimpangan antardaerah dan mampu mewujudkan kemakmuran

yang adil dan merata antar daerah. Arsyad (2005) mengartikan pembangunan

ekonomi daerah sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya

mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola

kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan

suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

dalam wilayah tersebut. Dengan adanya pembangunan ekonomi daerah

tersebut diharapkan taraf penghidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat

1

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kemakmuran semakin tinggi, ketimpangan pendapatan terus berkurang,

kesempatan kerja semakin luas, dan kualitas sumber daya manusia semakin

membaik.

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia

No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah memberikan

kewenangan yang seluas-luasnya kepada pemerintah daerah, khususnya daerah

kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pembangunan dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah merupakan upaya

yang tepat untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial di setiap

daerah. Suatu daerah dituntut untuk bisa menggali dan mengelola sumberdaya

yang dimiliki untuk menopang keberlanjutan pembangunan di daerah yang

bersangkutan tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat. Dengan

demikian, sektor-sektor yang memberikan andil besar dalam perkonomian

daerah harus terus dipacu agar dapat memberikan manfaat yang besar dan

semakin berperan dalam kegiatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, setiap

daerah diharapkan dapat terus berkembang dan membantu dalam

mensukseskan pembangunan nasional.

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah yang melaksanakan otonomi daerah. Pembangunan

ekonomi di Kabupaten Kebumen tidak terlepas dari kontribusi beberapa sektor

perekonomian yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri

pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan

restoran; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan tulang

punggung perekonomian Kabupaten Kebumen mengingat bahwa sektor ini

memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten

Kebumen. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*)

Pertanian 963.486,97 (39,15%)

972.972,65 (37,83%)

1.054.022,84 (38,73%)

1.075.552,43 (38,03%)

1.098.154,32 (37,28%)

Pertambangan dan Penggalian

157.660,89 (6,41%)

168.507,76 (6,55%)

185.136,02 (6,80%)

193.935,95 (6,86%)

211.035,58 (7,16%)

Industri Pengolahan 233.872,86

(9,50%) 256.537,73

(9,97%) 267.406,92

(9,83%) 278.185,65

(9,84%) 293.229,76

(9,95%) Listrik, Gas, dan Air Bersih

16.536,69 (0,67%)

18.198,27 (0,71%)

18.929,71 (0,70%)

20.462,37 (0,72%)

21.897,44 (0,74%)

Bangunan 102.282,23

(4,16%) 111.555,11

(4,34%) 109.380,35

(4,02%) 105.906,75

(3,74%) 109.486,35

(3,72%) Perdagangan, Hotel dan Restoran

282.502,48 (11,48%)

292.821,97 (11,38%)

309.470,33 (11,37%)

320.634,97 (11,34%)

333.718,75 (11,33%)

Pengangkutan dan Komunikasi

107.354,62 (4,36%)

113.627,37 (4,42%)

121.103,17 (4,45%)

127.412,98 (4,50%)

134.167,81 (4,55%)

Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

115.575,49 (4,70%)

120.923,31 (4,70%)

123.671,26 (4,54%)

127.102,11 (4,49%)

132.773,17 (4,51%)

Jasa-Jasa 481.544,76

(19,57%) 516.918,71

(20,10%) 532.133,27

(19,55%) 579.201,87

(20,48%) 611.366,30

(20,75%)

Total PDRB 2.460.816,97 (100%)

2.572.062,88 (100%)

2.721.253,89 (100%)

2.828.395,08 (100%)

2.945.829,46 (100%)

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa nilai PDRB sektor pertanian

dari tahun 2006-2010 semakin meningkat, sedangkan kontribusi PDRB sektor

pertanian cenderung mengalami fluktuasi. Namun sektor pertanian di

Kabupaten Kebumen memberikan nilai dan kontribusi PDRB terbesar dari

tahun 2006-2010 dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya.

Sedangkan sektor perekonomian yang memberikan nilai dan kontribusi PDRB

terkecil di Kabupaten Kebumen yaitu sektor listrik, gas dan air bersih.

Tingginya nilai dan kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Kebumen ini,

sehingga dapat dikatakan Kabupaten Kebumen merupakan daerah agraris dan

baik untuk dikembangkannya sektor pertanian.

Sektor pertanian di Kabupaten Kebumen mencakup lima subsektor yaitu

subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor

peternakan dan hasilnya, subsektor kehutanan serta subsektor perikanan. Setiap

subsektor pertanian tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Subsektor Pertanian

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*) Tanaman Bahan Makanan

674.081,74 (27,39%)

675.059,77 (26,26%)

746.952,60 (27,45%)

753.861,01 (26,65%)

769.719,75 (26,13%)

Tanaman Perkebunan

155.493,99 (6,32%)

159.937,72 (6,22%)

163.354,19 (6,00%)

168.045,12 (5,94%)

168.118,10 (5,71%)

Peternakan dan Hasilnya

83.909,19 (3,41%)

85.937,63 (3,34%)

95.257,92 (3,50%)

107.638,89 (3,81%)

113.423,32 (3,85%)

Kehutanan 28.401,41 (1,15%)

28.580,37 (1,11%)

27.532,37 (1,01%)

27.386,38 (0,97%)

28.565,44 (0,97%)

Perikanan 21.600,64 (0,88%)

23.007,16 (0,89%)

20.925,77 (0,77%)

18.621,03 (0,66%)

18.327,70 (0,62%)

PDRB Pertanian

963.486,97 (39,15%)

972.972,65 (37,83%)

1.054.022,84 (38,73%)

1.075.552,43 (38,03%)

1.098.154,32 (37,28%)

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2010 subsektor

tanaman bahan makanan memiliki nilai dan kontribusi terbesar dalam

sumbangan PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen. Sedangkan

subsektor pertanian di Kabupaten Kebumen yang memiliki nilai dan kontribusi

PDRB terkecil dari tahun 2006-2010 yaitu subsektor perikanan. Nilai PDRB

subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen semakin meningkat

dari tahun 2006-2010, namun kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan

makanan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Besarnya nilai dan

kontribusi PDRB subsektor tanaman bahan makanan ini disebabkan oleh

kondisi geografis Kabupaten Kebumen yang mendukung, yakni sebagian besar

berupa dataran rendah, sehingga baik untuk dikembangkan subsektor tanaman

bahan makanan (BPS, 2010).

Selain dilihat dari nilai dan kontribusi PDRB, untuk mengetahui peranan

lebih lanjut mengenai subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen dapat juga diketahui dari tingkat laju pertumbuhannya setiap tahun.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Adapun laju pertumbuhan PDRB subsektor pertanian di Kabupaten Kebumen

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (%)

Subsektor Pertanian Tahun Rata-

rata 2006 2007 2008 2009 2010*) Tanaman Bahan Makanan

2,43 0,21 10,58 0,92 2,10 3,25

Tanaman Perkebunan 1,19 2,86 2,14 2,87 0,04 1,82 Peternakan dan Hasilnya

-4,94 2,42 10,85 13,00 5,37 5,34

Kehutanan -1,61 0,63 -3,67 -0,53 4,31 -0,17 Perikanan 49,99 6,51 -9,05 -11,01 -1,58 6,97 PDRB Pertanian 47,06 12,63 10,84 5,25 10,25 17,21

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari data pada Tabel 3. diketahui bahwa subsektor tanaman bahan

makanan merupakan subsektor pembentuk PDRB Kabupaten Kebumen yang

selalu mengalami laju pertumbuhan positif dari tahun 2006-2010. Namun laju

pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan ini cenderung mengalami

fluktuasi dari tahun 2006-2010, dengan rata-rata pertumbuhan 3,25% tiap

tahunnya. Pada tahun 2008, laju pertumbuhan PDRB subsektor tanaman bahan

makanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-

tahun lainnya. Hal itu disebabkan nilai PDRB subsektor tanaman bahan

makanan yang juga cukup meningkat tajam, dengan penambahan PDRB

sebesar Rp 71.892,83 juta pada tahun 2008. Secara keseluruhan, rata-rata laju

pertumbuhan tertinggi selama lima tahun dimiliki oleh subsektor perikanan,

sedangkan rata-rata laju pertumbuhan terendah yaitu subsektor kehutanan.

Berdasarkan data-data yang ditunjukkan pada Tabel 1-3, sektor pertanian

terutama yang didalamnya terdapat subsektor pendukung yaitu tanaman bahan

makanan merupakan subsektor yang memiliki peranan penting dalam

pembangunan ekonomi di Kabupaten Kebumen. Selain itu, Kabupaten

Kebumen juga merupakan salah satu penyangga pangan pokok khususnya padi,

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan produksi padi terbesar ketujuh di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2010 (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010).

Subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari berbagai macam komoditi

tanaman pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun peran maupun

kontribusi dari setiap komoditi pada subsektor tanaman bahan makanan

berbeda-beda. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kebumen perlu merumuskan

beberapa strategi pengembangan untuk komoditi-komoditi tanaman bahan

makanan agar kontribusi yang diberikan dalam pembentukan PDRB di

Kabupaten Kebumen tidak mengalami penurunan. Dalam rangka pembangunan

ekonomi daerah di Kabupaten Kebumen, komoditi tanaman bahan makanan

memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di masa mendatang, karena

besarnya kontribusi yang diberikan terhadap PDRB sektor pertanian. Oleh

karena itu, diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam mengenai strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen,

baik pengembangan dalam periode waktu jangka pendek, jangka menengah

maupun jangka panjang.

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah 128.111,50 hektar atau

1.281,115 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan

perbukitan, sedangkan sebagian besar berupa dataran rendah. Dari luas wilayah

Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768 hektar (31,04%)

merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar (68,96%) lahan kering. Dilihat

dari sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis (50,34%),

dan hampir seluruhnya dapat ditanami dua kali dalam setahun, beririgasi

setengah teknis (9,23%), beririgasi sederhana (5,77%), beririgasi desa (2,65%)

serta sebagian berupa sawah tadah hujan dan pasang surut (32,02%).

Penggunaan lahan kering (bukan sawah) terbagi atas lahan pertanian sebesar

42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk pertanian sebesar 45.544 hektar

(51,55%). Lahan kering untuk pertanian terdiri dari tegal/kebun, ladang,

perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam, padang penggembalaan, dan lainnya.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Sedangkan lahan kering bukan pertanian digunakan untuk bangunan, hutan

negara, rawa-rawa dan sebagainya (BPS, 2010).

Dengan kondisi wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian besar

merupakan dataran rendah tersebut, maka cocok untuk pengembangan sektor

pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan makanan. Kabupaten Kebumen

merupakan salah satu kabupaten penyangga pangan pokok khususnya padi di

Jawa Tengah. Pada tahun 2010, produksi padi (padi sawah dan padi ladang)

hanya mengalami peningkatan sebesar 1,08% dibandingkan dengan tahun

2009, atau dari 434.466,55 ton menjadi 439.141,70 ton. Sedangkan untuk luas

panen padi mengalami peningkatan sebesar 3,52 % dalam periode yang sama.

Secara absolut baik produksi maupun luas panen mengalami kenaikan dari

tahun 2009 ke 2010, dan persentase kenaikannya lebih tinggi dibandingkan

periode 2008 ke 2009. Produktivitas padi pada tahun 2010 mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2009 yaitu dari 5,89 ton/hektar menjadi 5,75

ton/hektar (BPS, 2010).

Selain sebagai produsen padi, Kabupaten Kebumen juga merupakan

produsen berbagai tanaman palawija (jagung, ketela pohon, ketela rambat,

kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau). Pada tahun 2010 komoditas palawija

yang mengalami peningkatan baik luas panen maupun produksinya adalah

ketela pohon, luas panen meningkat 57,10%, dan produksinya meningkat

58,20% dibandingkan tahun 2009. Untuk tanaman jagung, ketela rambat,

kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau pada tahun 2010, baik luas panen

maupun produksinya mengalami penurunan. Luas panen dan produksi tanaman

jagung mengalami penurunan masing-masing 32,72% dan 60,63%, yang

disebabkan oleh tidak adanya lagi program kemitraan antara petani dengan

pihak investor seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk tanaman kacang

tanah, kedelai dan kacang hijau pada tahun 2010 produksinya mengalami

penurunan dibanding tahun 2009, karena sangat dipengaruhi oleh iklim pada

beberapa bulan di tahun 2010 (BPS, 2010).

Potensi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen meliputi cabe, bawang

merah, kacang panjang, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, kangkung,

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

bayam, dan kacang merah. Tanaman sayuran yang produksinya cukup besar

diantaranya adalah cabe (besar dan rawit), kacang panjang, terong dan

kangkung. Produksi cabe di Kabupaten Kebumen tahun 2010 mencapai

17.653,10 kwintal, menurun cukup signifikan (35,76%) dibandingkan produksi

tahun 2009. Produksi kacang panjang tahun 2010 mencapai 12.032,50 kwintal,

menurun 32,10% dibanding tahun 2009. Produksi terong tahun 2010 yaitu

sebesar 6.544,00 kwintal, meningkat 3,29% dibanding tahun 2009. Sedangkan

produksi kangkung tahun 2010 mencapai 53.448,90 kwintal, menurun sangat

signifikan yakni 46,62% dibanding tahun 2009 (BPS, 2010).

Kabupaten Kebumen juga mempunyai potensi buah-buahan yang cukup

banyak dan beragam, diantaranya yang cukup besar produksinya adalah pisang,

semangka, dan mangga. Produksi pisang di Kabupaten Kebumen tahun 2010

adalah sebesar 191.970,00 kwintal, meningkat sebesar 3,5% dibanding tahun

2009. Untuk produksi semangka pada tahun 2010 mencapai 77.578,00 kwintal

atau meningkat 5% dari tahun sebelumnya. Sedangkan produksi mangga di

Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 adalah sebesar 35.876,00 kwintal,

meningkat 3,50% dibanding produksi tahun 2009 (BPS, 2010). Sedangkan

potensi buah-buahan lainnya di Kabupaten Kebumen meliputi jeruk siam,

pepaya, nanas, salak, duku/langsat, sawo, rambutan, jambu biji, jambu air,

durian, alpokat, nangka, bengkoang, belimbing, manggis, sirsak dan markisa.

Dengan melihat data-data tersebut menunjukkan bahwa komoditi

tanaman bahan makanan yang dihasilkan di Kabupaten Kebumen memiliki

potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen diperlukan strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut agar dapat

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat bahkan luar daerah.

Sehingga kegiatan perencanaan pembangunan dalam meningkatkan

perekonomian daerah Kabupaten Kebumen khususnya subsektor tanaman

bahan makanan dapat lebih baik dan terarah sesuai dengan kontribusi komoditi

yang diberikannya masing-masing.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen?

2. Strategi apakah yang dapat diterapkan untuk pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan

Tipologi Klassen?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen.

2. Untuk merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi

Klassen.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman

Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen ini antara lain:

1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan serta merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat dijadikan

sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam

merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan khususnya strategi

pengembangan subsektor tanaman bahan makanan.

3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian guna

menambah wawasan serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Pratomo (2003), dengan judul Keragaan Sektor

Pertanian dan Peranannya Dalam Perekonomian Wilayah di Kabupaten

Kebumen, diketahui bahwa sektor pertanian bersama dengan sektor

pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa tergolong sektor basis di Kabupaten

Kebumen. Sementara subsektor pertanian tanaman bahan makanan, tanaman

perkebunan, peternakan, dan kehutanan merupakan subsektor basis, sedangkan

subsektor perikanan merupakan subsektor non basis.

Puspowati (2004) dalam penelitiannya tentang Identifikasi Sektor

Pertanian Sebagai Sektor Unggulan di Kabupaten Kebumen menyimpulkan

bahwa Kabupaten Kebumen mempunyai 4 sektor basis, yaitu sektor pertanian;

sektor pertambangan dan penggalian; sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Subsektor pertanian yang menjadi basis

adalah subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, dan

subsektor kehutanan. Secara umum komoditi pertanian yang menjadi komoditi

basis di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Kebumen adalah padi sawah.

Pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen tidak terdapat spesialisasi

komoditas pertanian, karena setiap kecamatan cenderung mempunyai

komoditas basis yang beragam. Komoditas pertanian cenderung menyebar

pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen. Komoditas basis pertanian

yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Kebumen yaitu

pisang, kencur, dan labu siam yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi

dibandingkan komoditas lain.

Hasil penelitian Chasanah (2009) yang berjudul Perencanaan

Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Karanganyar Berbasis Komoditi

Tanaman Bahan Makanan (Pendekatan Tipologi Klassen), menunjukkan

bahwa klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Karanganyar terbagi menjadi empat komoditi yaitu komoditi prima, komoditi

10

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Karanganyar

terdiri dari strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dengan dasar strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

tersebut maka dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan ekonomi

daerah di Kabupaten Karanganyar baik dalam jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang.

Dalam penelitian Rahayu (2011) yang berjudul Strategi Pengembangan

Komoditas Pertanian Unggulan di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

menunjukkan bahwa klasifikasi komoditas pertanian di Kecamatan Kalitidu

Kabupaten Bojonegoro dengan Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat

klasifikasi komoditas pertanian yaitu komoditas prima berupa jagung,

komoditas berkembang berupa ubi kayu, kacang hijau, kelapa, dan telur itik,

komoditas potensial berupa padi dan ayam buras, serta komoditas terbelakang

berupa ketela rambat, kedelai, kacang tanah, cabai, tembakau virginia, sapi,

kambing, domba dan ayam ras. Sedangkan alternatif strategi pengembangan

komoditas pertanian unggulan dalam hal ini jagung sebagai komoditas prima di

Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro antara lain pemanfaatan secara

optimal dukungan pemerintah, perluasan daerah pemasaran jagung,

pengoptimalan manajemen usahatani jagung, antisipasi persaingan pasar

produk tortila, penggunaan benih jagung yang berkualitas, pengoptimalan

penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran jagung,

pengoptimalan upaya antisipasi banjir, serta perbaikan tataniaga sarana

produksi jagung.

Keempat penelitian terdahulu diatas memiliki keterkaitan dengan

penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten

Kebumen oleh Pratomo (2003) dan Puspowati (2004) disimpulkan bahwa

sektor pertanian merupakan sektor basis serta subsektor tanaman bahan

makanan tergolong subsektor basis. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang

lebih mendalam pada subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Kebumen dengan analisis pendekatan Tipologi Klassen agar diperoleh strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan tersebut. Sedangkan dalam

penelitian Chasanah (2009) dan Rahayu (2011) dapat dijadikan sebagai bahan

kajian pada penelitian Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan

Makanan di Kabupaten Kebumen karena terdapat kesamaan dengan metode

analisis yang digunakan yaitu pendekatan Tipologi Klassen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perencanaan Pembangunan

Dasar hukum perencanaan pembangunan di Indonesia yaitu Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan merupakan suatu proses

untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,

dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam

jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

(BAPPENAS, 2008).

Perencanaan pembangunan yaitu suatu usaha pemerintah untuk

mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk

mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan variable-

variabel ekonomi yang yang penting (penghasilan, konsumsi, lapangan

kerja, investasi, tabungan, eksport-import, dan lain sebagainya) suatu negara

dalam rangka mencapai keputusan pendahuluan mengenai tujuan-tujuan

pembangunan. Rencana bisa bersifat komprehensif (multi-sektoral), bisa

bersifat parsial (lokal). Rencana yang komprehensif target-nya semua aspek

penting yang menyangkut perekonomian nasional, sedangkan yang parsial

meliputi sebagian dari ekonomi nasional, seperti sektor pertanian,

perindustrian, sektor pemerintahan, sektor swasta dan lain sebagainya

(Suryana, 2000).

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dalam perencanaan pembangunan, baik itu perencanaan nasional

maupun perencanaan daerah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

pendekatan sektoral dan pendekatan regional (wilayah). Pendekatan sektoral

memfokuskan perhatiannya pada sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah

tersebut dan mengelompokkan kegiatan ekonomi menurut sektor-sektor

yang sejenis. Sedangkan pendekatan wilayah (regional) melihat

pemanfaatan ruang serta interaksi-interaksi berbagai kegiatan dalam ruang

suatu wilayah (Iryanto, 2006).

2. Pembangunan

Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi dan serba

sejahtera. Agar pembangunan yang dilaksanakan berhasil mencapai

sasarannya, harus ditunjang oleh penyusunan rencana yang komprehensif

dan terarah. Penyusunan rencana atau perencanaan itu merupakan suatu alat

atau cara untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan yang telah

ditetapkan dengan baik. Dengan perencanaan diharapkan terdapat suatu

pengarahan dan pedoman pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan

pembangunan. Dengan perencanaan dilakukan suatu perkiraan mengenai

potensi, prospek, hambatan dan resiko yang dihadapi. Dengan perencanaan

memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif yang terbaik

dan memilih kombinasi yang terbaik (Adisasmita, 2006).

Pembangunan merupakan suatu proses untuk meningkatkan

kemakmuran masyarakat dalam jangka panjang dan umumnya

menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu,

diperlukan suatu indikator sebagai tolok ukur terhadap dampak

pembangunan. Sejalan dengan pergerakan waktu, tolok ukur keberhasilan

pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur

ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk,

antar daerah serta antar sektor (Kuncoro, 2004).

Pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai

konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha tanpa

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses transportasi dan

proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber

ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada

peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan (Arsyad, 2005).

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses pengembangan

kapasitas masyarakat dalam jangka panjang sehingga memerlukan

perencanaan yang tepat dan akurat. Perencanaan ini berarti harus mampu

mencakup kapan, dimana dan bagaimana pembangunan harus dilakukan

agar mampu merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Dengan kata lain, pembuat rencana pembangunan haruslah mampu untuk

memprediksi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan yang akan

dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang

(Tinambunan, 2007).

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan

pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Definisi ini mengandung tiga unsur, yaitu: (1) pembangunan

ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus menerus dan di

dalamnya mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru;

(2) usaha meningkatkan pendapatan perkapita; (3) kenaikan pendapatan per

kapita harus berlangsung dalam jangka panjang (Suryana, 2000).

Manfaat pembangunan ekonomi yaitu meningkatkan output/kekayaan

suatu masyarakat atau perekonomian bertambah. Selain itu, pembangunan

ekonomi dapat memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar

untuk menguasai alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya

dalam mengadakan suatu tindakan tertentu. Pembangunan ekonomi juga

memberikan suatu kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas,

karena tersedia lebih banyak barang-barang maupun jasa yang berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan adanya pembangunan

ekonomi diharapkan akan mengurangi jurang perbedaan (kesenjangan

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ekonomi) antara negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara

yang sudah berkembang atau maju (Irawan dan Suparmoko, 2002).

4. Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dan penjabaran dari

pembangunan Nasional diarahkan untuk lebih mengembangkan dan

menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah dengan memperhatikan daerah

yang terbelakang, daerah padat dan jarang penduduk, daerah transmigrasi,

daerah terpencil dan perbatasan, serta mempercepat pembangunan kawasan

Timur Indonesia yang pelaksanaannya disesuaikan dengan prioritas daerah

(BAPPENAS, 2008).

Pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi

daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan

bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan

kesejahtaraan masyarakat. Daerah memiliki dasar hukum yang lemah dalam

melakukan pengawasan terhadap arus keluar masuknya faktor-faktor

produksi atau hasil-hasil produksi. Tenaga kerja akan mengalir dari wilayah

yang memiliki tingkat upah rendah ke wilayah yang memiliki tingkat upah

yang lebih tinggi. Begitu pula modal, akan mengalir dari daerah yang

memiliki tingkat bunga yang lebih rendah ke daerah yang memiliki tingkat

bunga yang lebih tinggi (Triurmida, 2002).

Pada skala yang lebih luas, pembangunan sektor pertanian dan daerah

pedesaan kini diyakini sebagai intisari pembangunan nasional secara

keseluruhan. Hal tersebut disebabkan sebagian besar penduduk negara-

negara berkembang berada di daerah pedesaan. Oleh karena itu harus segera

dicarikan langkah-langkah penyelesaiannya guna memperbaiki kualitas

lingkungan hidup daerah pedesaan. Perlu diingat bahwa tanpa pembangunan

daerah pedesaan yang integratif, maka pertumbuhan industri tidak akan

berjalan dengan lancar. Meskipun pertumbuhan industri bisa berjalan, tetapi

pertumbuhan tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal

yang sangat parah dalam perekonomian. Pada gilirannya semua

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ketimpangan tersebut akan memperparah masalah-masalah kemiskinan,

ketimpangan pendapatan serta pengangguran (Todaro dan Smith, 2004).

5. Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian diartikan serangkaian upaya untuk

mengembangkan kapasitas masyarakat pertanian, khususnya

memberdayakan petani, peternak dan nelayan, agar mampu melaksanakan

kegiatan usaha ekonomi produktif secara mandiri dan selanjutnya mampu

memperbaiki kehidupannya sendiri (Solahuddin, 2009). Lebih lanjut,

Mardikanto (2007) mengemukakan bahwa pembangunan pertanian sebagai

salah satu sub-sistem pembangunan nasional, harus selalu memperhatikan

dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah

setempat. Oleh sebab itu, pembangunan pertanian sebagai bagian dari

pembangunan nasional harus memperhatikan potensi wilayah yang

seimbang, baik untuk kepentingan pembangunan sektor pertanian itu sendiri

maupun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sektor-sektor lain yang

diperlukan dalam kerangka pembangunan wilayah secara keseluruhan.

Pembangunan pertanian bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi

untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu,

pertanian/agrikultur adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood)

bagi sebagian besar petani di Indonesia. Oleh karena itu pembahasan

mengenai sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani,

sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo

economicus, melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius

(Mubyarto dan Sentosa, 2007).

6. Peranan Sektor Pertanian

Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

perekonomian nasional. Bahkan di era reformasi memiliki peran di garis

depan dalam mengatasi krisis ekonomi. Peran strategis sektor pertanian

sehingga sektor ini patut menjadi sektor andalan dan mesin penggerak

pertumbuhan ekonomi, antara lain sebagai pemasok bahan kebutuhan

pangan dan bahan baku industri, pengendali stabilisasi harga, penyedia

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

lapangan kerja serta sumber devisa. Dalam rangka melaksanakan peran

strategis tersebut, sektor pertanian berupaya untuk terus memperbaiki

kinerja pembangunannya (Solahuddin, 2009).

Sektor pertanian memilki peran yang besar dalam perekonomian,

terutama di tahap-tahap awal pembangunan. Sektor pertanian yang tumbuh

dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk

memperoleh proses transformasi ekonomi. Pada masa awal transformasi

ekonomi, pertanian berperan penting melalui beberapa cara. Sektor

pertanian yang tumbuh dengan cepat dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan penduduk di pedesaan yang pada gilirannya akan

meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sektor nonpertanian. Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi bagi

produk-produk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor

nonpertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani maupun

investasi (Harianto, 2009).

Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi dipandang pasif dan

hanya sebagai unsur penunjang semata. Pembangunan ekonomi identik

dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yakni

dari yang semula bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri dan

jasa pelayanan masyarakat yang lebih modern. Dengan demikian peranan

utama pertanian adalah menyediakan tenaga kerja dan bahan-bahan pangan

dengan harga murah untuk pengembangan sektor industri yang dinamis

sebagai sektor penting dalam strategi pembangunan ekonomi secara

keseluruhan (Todaro dan Smith, 2004).

7. Strategi Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan

pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada

dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu

menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi

sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

masyarakat. Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa

komoditas unggulan nasional. Untuk prioritas pertama pada padi, jagung,

kedelai, dan prioritas kedua pada kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi

jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili,

sorgum, gandum dan lain-lain. Sejalan dengan penetapan sasaran revitalisasi

pertanian khususnya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, maka

pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dilakukan dengan strategi

peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi

serta penguatan kelembagaan dan pembiayaan (Alimoeso, 2008).

Sektor pertanian tetap menjadi andalan dalam penyediaan pangan.

Peningkatan produksi tanaman pangan yang spektakuler pada tahun 2007

(terutama padi dan jagung) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,

kondisi iklim tahun 2007 yang sangat kondusif, dengan curah hujan yang

cukup tinggi dan musim kemarau relatif pendek. Kedua, perkembangan

harga-harga komoditas pangan di dalam negeri yang cukup meningkat

signifikan sebagai refleksi dari perkembangan harga di pasar dunia dan

efektifitas kebijakan pemerintah. Ketiga, pengaruh berbagai kebijakan dan

program pemerintah meliputi penetapan harga, pengendalian impor, subsidi

pupuk dan benih, benih gratis, penyediaan modal, akselerasi penerapan

inovasi teknologi, fasilitas penyuluhan dan lain-lain. Kebijakan

pengembangan produksi padi pada periode 2006-2010 diarahkan untuk

mempertahankan swasembada secara berkelanjutan. Dalam situasi

perubahan iklim global dewasa ini produksi pertanian nasional utamanya

padi masih bisa meningkat yang disebabkan oleh masih tingginya curah

hujan untuk kebutuhan pertanaman padi, penyesuaian pertanaman baik

waktu maupun pola tanam spasial sesuai kondisi wilayah, serta cukup

tingginya harga komoditas pertanian yang menjadi sumber insentif utama

dalam berusaha tani (Ibrahim, 2008).

Kebijakan pembangunan subsektor pertanian tanaman pangan

umumnya menyangkut beberapa konsep. Pertama, swasembada pangan

yang semula berbasis pada produksi, kini bergeser pada kecenderungan

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

konsumsi artinya laju produksi beras diusahakan minimal sama dengan

kecenderungan kenaikan tingkat konsumsi. Kedua, konsep kemandirian

pangan. Konsep ini mengacu pada suatu posisi dimana kebutuhan pangan

dalam negeri dapat ditutupi dari penerimaan (devisa) negara yang

bersangkutan. Hal ini berarti strategi untuk meningkatkan ekspor sektor

pertanian menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi, minimal untuk

menyeimbangkan pengeluaran yang diperlukan untuk impor. Konsep ketiga

yaitu ketahanan pangan. Ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur

pokok yaitu ketersediaan pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap

bahan pangan tersebut. Penyediaan pangan dapat ditempuh melalui produksi

sendiri maupun impor dari negara lain. Sedangkan aksesibilitas setiap

individu terhadap bahan pangan dapat dijaga dan ditingkatkan melalui

pemberdayaan sistem pasar serta mekanisme pemasaran yang efektif dan

efisien (Arifin, 2001).

8. Metode Analisis Tipologi Klassen

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran

tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.

Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator

utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita

daerah. Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur

pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-

tumbuh, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah

relatif tertinggal (Radianto, 2003).

Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha, atau komoditi prioritas atau

unggulan suatu daerah. Manfaat Tipologi Klassen antara lain dapat

membuat prioritas kebijakan daerah berdasarkan keunggulan sektor,

subsektor, usaha, atau komoditi daerah. Selain itu juga dapat menentukan

prioritas kebijakan suatu daerah berdasarkan posisi perekonomian yang

dimiliki terhadap perekonomian nasional maupun daerah yang diacunya

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

serta dapat menilai suatu daerah baik dari segi daerah maupun sektoral

(Suparmono, 2009).

Teknik Tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Analisis

ini mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan

dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan

menggunakan analisis Tipologi Klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan

ke dalam 4 kategori, yaitu sektor prima, sektor potensial, sektor

berkembang, dan sektor terbelakang. Penentuan kategori suatu sektor ke

dalam empat kategori tersebut didasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi

sektoral dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB, seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Tipologi Klassen Rerata Kontribusi Sektoral Rerata Laju Pertumbuhan Sektoral

Y sektor > Y PDRB

Y sektor < Y PDRB

r sektor > r PDRB Sektor Prima Sektor Berkembang

r sektor < r PDRB Sektor Potensial Sektor Terbelakang

Sumber: Widodo, 2006

Y sektor = nilai kontribusi sektor i

Y PDRB = rata-rata PDRB

r sektor = laju pertumbuhan sektor i

r PDRB = laju pertumbuhan PDRB

Dalam kegiatan perencanaan pengembangan ekonomi daerah, hasil

pemetaan analisis Tipologi Klassen dapat digunakan untuk menentukan

strategi pengembangannya. Strategi tersebut terbagi dalam tiga tahap

menurut periode waktunya yaitu prioritas pengembangan ekonomi untuk

masa jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk periode

jangka pendek bagaimana pemerintah mengupayakan kegiatan ekonomi

yang masuk dalam kategori potensial diupayakan untuk menjadi sektor

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

prima dengan mendorong pertumbuhannya yang lebih cepat lagi. Jangka

menengah, pemerintah daerah mengupayakan sektor yang saat ini berstatus

sektor berkembang menjadi sektor prima dengan memperbesar porsi

outputnya pada perekonomian daerah, dan sektor berkembang yang tadinya

berasal dari sektor terbelakang diupayakan menjadi sektor prima dalam

jangka panjang. Matriks strategi pengembangannya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks Strategi Pengembangan Jangka Pendek

(1-5 tahun) Jangka Menengah

(5-10 tahun) Jangka Panjang

(10-25 tahun) Sektor Prima

Sektor Berkembang menjadi Sektor Prima Sektor Terbelakang menjadi Sektor Berkembang

Sektor Berkembang menjadi Sektor Prima

Sumber: Widodo, 2006

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan secara

sistematis tindakan di masa yang akan datang dengan memperhitungkan

sumberdaya yang tersedia agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai

tujuannya. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem pembangunan nasional, yang disusun dalam periodisasi jangka pendek,

jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan pembangunan daerah

dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara

proporsional dan merata sesuai dengan sumberdaya dan potensi yang ada di

suatu daerah. Manfaat perencanaan pembangunan daerah adalah untuk

pemerataan pembangunan dari pusat ke daerah. Apabila perencanaan

pembangunan daerah dan pembangunan daerah dapat dilaksanakan dengan

baik maka diharapkan daerah dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri.

Dengan demikian maka kenaikan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di

daerah tidak lagi terlalu bergantung dari pusat, tetapi dapat didorong dari

daerah itu sendiri.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Adanya perencanaan pembangunan daerah maka akan mempermudah

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bersama dengan

masyarakat, yaitu dengan mengembangkan potensi daerah dan mengelola

sumberdaya tiap sektor yang tersedia, serta menentukan prioritas dan arah

program pembangunan ekonomi daerah dalam upaya untuk mencapai tujuan

pembangunan. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata, sehingga dapat

meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat. Dalam rangka

membangun perekonomian daerah yang lebih baik, maka pemerintah daerah

harus mengembangkan sektor-sektor yang ada di daerahnya agar perekonomian

daerah dapat tumbuh cepat. Kabupaten Kebumen sebagai salah satu kabupaten

di Provinsi Jawa Tengah, diharapkan mampu menetapkan strategi

pembangunan bagi daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi sumberdaya yang

dimilikinya, dengan tetap mengacu kepada kebijakan pemerintah pusat.

Pembangunan daerah Kabupaten Kebumen terdiri dari pembangunan

sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Pembangunan sektor

perekonomian di Kabupaten Kebumen terdiri dari pembangunan sektor

pertanian dan non pertanian, dimana masing-masing pembangunan sektor

tersebut memberikan kontribusi dan peranan yang berbeda bagi pendapatan

daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian terdiri dari lima sub

sektor pertanian yaitu subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor

perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor

perikanan. Sektor non pertanian terdiri dari sektor pertambangan dan

penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor

bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan

komunikasi; sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta

sektor jasa-jasa.

Subsektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor yang

memberikan kontribusi terbesar dari sektor pertanian, sehingga tanaman bahan

makanan memiliki peranan penting bagi sektor pertanian di Kabupaten

Kebumen. Subsektor ini memperoleh kontribusi dari berbagai komoditi

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tanaman pangan, sayuran dan buah-buahan. Dari hasil produksi komoditi

tersebut dapat diketahui besarnya nilai produksi dan laju pertumbuhan

komoditi dengan melihat jumlah produksi dan harga komoditi tingkat produsen

pada tahun tertentu, sehingga dapat pula diketahui besarnya kontribusi

komoditi tanaman bahan makanan yaitu dengan membandingkan nilai produksi

masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai produksi

komoditi pertanian secara keseluruhan di Kabupaten Kebumen.

Analisis Pendekatan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui

klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen dan

menghasilkan empat kategori klasifikasi, yaitu komoditi prima, komoditi

potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang. Analisis ini

mendasarkan pengelompokan komoditi tanaman bahan makanan dengan

indikator laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten

Kebumen. Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan

dengan analisis pendekatan Tipologi Klassen tersebut, kemudian dapat

ditentukan strategi pengembangannya. Strategi pengembangan komoditi

tanaman bahan makanan ini dapat diketahui melalui matriks strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terbagi menjadi tiga

periode waktu yaitu pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), jangka

menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun).

Hasil rumusan strategi pengembangan yang telah ditentukan berdasarkan

periode waktu tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi

pemerintah daerah, sehingga akan mempermudah pemerintah daerah dalam

menyusun rencana pembangunan daerah Kabupaten Kebumen. Dengan

demikian, perencanaan pembangunan daerah merupakan tindak lanjut dari

penetapan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen.

Adapun alur pemikiran dan kerangka konsep penelitian Strategi

Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

disajikan pada Gambar 1.

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Konsep Penelitian

Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen

Perencanaan Pembangunan

Komoditi Terbelakang

Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Jangka Pendek Jangka Panjang Jangka Menengah

Komoditi Berkembang

Komoditi Potensial

Komoditi Prima

Analisis Tipologi Klassen

Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Subsektor Perikanan

Subsektor Tabama

Subsektor Perkebunan

Subsektor Peternakan

Subsektor Kehutanan

Sektor Non Pertanian

Sektor Ekonomi

Sektor Pertanian

Sektor Non Ekonomi

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

D. Pembatasan Masalah

1. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

Tipologi Klassen.

2. Data nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan, kontribusi PDRB

dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen maupun PDRB Provinsi

Jawa Tengah terbatas pada periode tahun 2006-2010 yang datanya tersedia

dan kontinuitasnya terjaga.

E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek ke

dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Klasifikasi dalam penelitian ini adalah pengelompokkan komoditi tanaman

bahan makanan berdasarkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini,

pengklasifikasian dengan alat analisis Tipologi Klassen yang membagi

komoditi tanaman bahan makanan menjadi empat kategori yaitu komoditi

prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang.

2. Komoditi tanaman bahan makanan adalah komoditi yang dihasilkan oleh

suatu usaha/kegiatan pada subsektor tanaman bahan makanan. Komoditi

tanaman bahan makanan meliputi padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-

buahan di Kabupaten Kebumen.

3. Nilai produksi komoditi adalah hasil balas jasa dari suatu komoditi tanaman

bahan makanan yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi

komoditi tanaman bahan makanan dengan harga rata-rata komoditi tanaman

bahan makanan di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten

Kebumen yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

4. Kontribusi adalah peranan atau fungsi suatu kegiatan ekonomi. Dalam

penelitian ini kontribusi tanaman bahan makanan merupakan perbandingan

antara nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai

produksi komoditi pertanian dan dikalikan dengan 100%. Ada dua kriteria

kontribusi komoditi tanaman bahan makanan, yaitu:

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Kontribusi besar, jika kontribusi komoditi tanaman bahan makanan lebih

besar atau sama dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen.

b. Kontribusi kecil, jika kontribusi komoditi tanaman bahan makanan lebih

kecil daripada kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen.

5. Laju pertumbuhan adalah proses perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang

terjadi dari tahun ke tahun. Dalam penelitian ini laju pertumbuhan komoditi

tanaman bahan makanan adalah perubahan nilai produksi komoditi tanaman

bahan makanan dari tahun ke tahun yang ditunjukkan oleh selisih antara

nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan i pada tahun t dengan nilai

produksi komoditi tanaman bahan makanan i tahun sebelumnya (t-1),

hasilnya dibagi dengan nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan i

tahun sebelumnya (t-1), dikalikan 100%. Ada dua kriteria laju pertumbuhan

komoditi tanaman bahan makanan, yaitu:

a. Tumbuh cepat, jika laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan

lebih besar atau sama dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kebumen.

b. Tumbuh lambat, jika laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan

makanan lebih kecil daripada laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kebumen.

6. Strategi merupakan perencanaan sasaran, tujuan, dan arah tindakan serta

alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan

tersebut. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam

penelitian ini adalah suatu perencanaan untuk mengembangkan komoditi

tanaman bahan makanan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di

Kabupaten Kebumen berdasarkan pada kontribusi dan laju pertumbuhan

komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka waktu tertentu. Strategi

pengembangan ini didasarkan pada periode waktu, antara lain:

a. Strategi jangka pendek, dilakukan dalam jangka waktu 1-5 tahun

b. Strategi jangka menengah, dilakukan dalam jangka waktu 5-10 tahun

c. Strategi jangka panjang, dilakukan dalam jangka waktu 10-25 tahun.

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki serta memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang yang aktual kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan kemudian dianalisis (Nazir, 2003).

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kebumen dengan pertimbangan

bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB

Kabupaten Kebumen dibandingkan sektor perekonomian lainnya (Tabel 1).

Selain itu Kabupaten Kebumen juga merupakan salah satu penyangga pangan

pokok khususnya padi, dengan produksi padi terbesar ketujuh pada tahun 2010

di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Lampiran 2).

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data-data yang digunakan tersebut berupa Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Kebumen ADHK 2000 tahun 2006-2010, Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah ADHK 2000 tahun

2006-2010, Kebumen Dalam Angka 2006-2010, Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015

dan Rencana Strategis Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015. Sumber data

sekunder ini diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan

penelitian, yaitu antara lain Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kebumen,

27

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kebumen. Untuk melengkapi

analisis strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan,

ditambahkan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Kebumen yaitu Bapak Ir. Machasin. Daftar pertanyaan

tersebut meliputi kondisi teknis yaitu on farm (budidaya), off farm (pengolahan

produk), dan pemasaran komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung

terhadap obyek penelitian berupa komoditi tanaman bahan makanan serta

kondisi wilayah di Kabupaten Kebumen.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab secara langsung yang

dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

3. Pencatatan

Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat jawaban hasil dari

wawancara maupun mencatat arsip dan data yang diperoleh dari instansi

terkait.

E. Metode Analisis Data

1. Penentuan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Penentuan klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen dilakukan dengan menggunakan pendekatan Tipologi Klassen.

Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk

mengklasifikasi sektor, subsektor, usaha dan komoditi prioritas atau

unggulan suatu daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi komoditi

berdasarkan dua indikator utama, yaitu laju pertumbuhan dan kontribusi

komoditi terhadap PDRB. Analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

makanan di Kabupaten Kebumen dengan pendekatan Tipologi Klassen

dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan

dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen.

b. Membandingkan besarnya kontribusi komoditi tanaman bahan makanan

dengan kontribusi PDRB.

Pengklasifikasian komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen ini diketahui dari Matriks Tipologi Klassen pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Kontribusi Laju Komoditi Pertumbuhan Komoditi

Kontribusi Besar (Kontribusi Komoditi i ≥ Kontribusi PDRB)

Kontribusi Kecil (Kontribusi Komoditi i < Kontribusi PDRB)

Tumbuh Cepat (rKomoditi i ≥ rPDRB)

Komoditi Prima Komoditi Berkembang

Tumbuh Lambat (rKomoditi i < rPDRB)

Komoditi Potensial Komoditi Terbelakang

Sumber: Widodo, 2006

Keterangan :

rKomoditi i = laju pertumbuhan komoditi i

rPDRB = laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen

Kontribusi Komoditi i = kontribusi komoditi i terhadap total nilai produksi

sektor pertanian di Kabupaten Kebumen

Kontribusi PDRB = kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen terhadap

PDRB Provinsi Jawa Tengah

Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur

pertumbuhan komoditi tanaman bahan pangan yang berbeda, yaitu:

a. Komoditi prima, jika komoditi tanaman bahan makanan memiliki

kontribusi besar dan laju pertumbuhan yang cepat.

b. Komoditi potensial, jika komoditi tanaman bahan makanan memiliki

kontribusi besar dan laju pertumbuhan yang lambat.

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Komoditi berkembang, jika komoditi tanaman bahan makanan memiliki

kontribusi kecil dan laju pertumbuhan yang cepat.

d. Komoditi terbelakang, jika komoditi tanaman bahan makanan memiliki

kontribusi kecil dan laju pertumbuhan yang lambat.

2. Analisis Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan

Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan

dengan pendekatan Tipologi Klassen, kemudian dalam merumuskan

perencanaan pembangunan ekonomi Kabupaten Kebumen dapat dilakukan

dengan menentukan beberapa strategi pengembangannya. Strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan ini dapat diketahui

melalui matriks strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

berdasarkan pada periode waktu, yaitu jangka pendek (1-5 tahun), jangka

menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun). Matriks strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Jangka Pendek (1-5 tahun)

Jangka Menengah (5-10 tahun)

Jangka Panjang (10-25 tahun)

Komoditi Prima Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima

Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Potensial Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang

Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang Komoditi Prima

Sumber: Widodo, 2006

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa strategi pengembangan

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen berdasarkan

periode waktunya ada tiga macam, yaitu:

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Strategi Pengembangan Jangka Pendek

Periode waktu yang dibutuhkan dalam strategi pengembangan

jangka pendek adalah antara 1-5 tahun. Strategi ini bertujuan untuk

mempertahankan posisi dari komoditi prima. Strategi yang dapat

dilakukan adalah dengan cara memanfaatkan komoditi prima seoptimal

mungkin. Selain itu, dalam strategi pengembangan jangka ini juga

mengupayakan agar komoditi potensial dapat menjadi komoditi prima.

Sehingga komoditi potensial dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti

komoditi prima. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan

meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial.

b. Strategi Pengembangan Jangka Menengah

Periode waktu yang dibutuhkan dalam strategi pengembangan

jangka menengah antara 5-10 tahun. Strategi ini mempunyai tujuan untuk

mengupayakan agar komoditi potensial dapat menjadi komoditi prima.

Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan laju

pertumbuhan komoditi potensial. Selain itu, dalam strategi ini juga

mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial, yaitu

dengan meningkatkan kontribusi dari komoditi berkembang. Tujuan yang

ketiga dari strategi ini adalah mengupayakan agar komoditi terbelakang

dapat menjadi komoditi berkembang, yang dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang.

c. Strategi Pengembangan Jangka Panjang

Periode waktu yang dibutuhkan dalam strategi pengembangan

jangka panjang antara 10-25 tahun. Tujuan dari strategi ini adalah

mengupayakan agar komoditi terbelakang menjadi komoditi

berkembang. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan

laju pertumbuhan dari komoditi terbelakang. Selain itu, strategi ini juga

bertujuan untuk mempertahankan komoditi prima menjadi komoditi

prima. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempertahankan

dan atau meningkatkan besarnya kontribusi dan laju pertumbuhan dari

komoditi prima.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KEBUMEN

A. Keadaan Alam

1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27’-7°50’

Lintang Selatan dan 109°22’-109°50’ Bujur Timur. Berdasarkan

topografinya, wilayah Kabupaten Kebumen dibedakan menjadi tiga bagian

yaitu wilayah bagian Selatan merupakan daerah pantai, wilayah bagian

Tengah merupakan dataran dan juga wilayah bagian Utara merupakan

perbukitan/pegunungan, sehingga ketinggiannya berkisar antara 0 sampai

dengan 997,5 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah

Kabupaten Kebumen berupa dataran rendah dengan total luas wilayah

sebesar 128.111,50 hektar atau 1.281,115 kilometer persegi.

Secara administratif Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan

yaitu antara lain Kecamatan Ayah, Buayan, Puring, Petanahan, Klirong,

Buluspesantren, Ambal, Mirit, Bonorowo, Prembun, Padureso,

Kutowinangun, Alian, Poncowarno, Kebumen, Pejagoan, Sruweng,

Adimulyo, Kuwarasan, Rowokele, Sempor, Gombong, Karanganyar,

Karanggayam, Sadang dan Karangsambung. Kabupaten Kebumen

merupakan Kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas

Kondisi geografis di Kabupaten Kebumen yang sebagian besar

merupakan dataran rendah, sehingga sangat cocok untuk dikembangkannya

sektor pertanian, terutama subsektor tanaman bahan makanan maupun

subsektor pertanian lainnya. Beberapa jenis komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen meliputi komoditi tanaman pangan (padi

dan palawija), sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu, letak Kabupaten

32

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kebumen yang berada di wilayah Pantai Selatan Jawa Tengah dengan luas

laut 68.670,5 hektar serta panjang pantai 57,5 kilometer dan terbentang

sepanjang delapan kecamatan, sehingga memiliki potensi perikanan dan

kelautan yang baik untuk dikembangkan. Dengan beragam potensi wilayah

yang ada di Kabupaten Kebumen tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai

salah satu sumber peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

serta dapat membantu dalam kegiatan perekonomian daerah.

2. Keadaan Iklim

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada suatu wilayah yang

luas dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan cuaca merupakan keadaan

udara pada saat tertentu di wilayah tertentu yang relatif sempit dan dalam

jangka waktu yang singkat. Adapun data curah hujan dan jumlah hari hujan

di Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Tahun Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan 2006 2.125,00 87 2007 2.549,00 91 2008 2.017,33 98 2009 2.127,00 107 2010 4.100,21 172

Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari data pada Tabel 11. diketahui bahwa curah hujan di Kabupaten

Kebumen cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan curah

hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4.100,21 mm.

Sedangkan data jumlah hari hujan dari tahun 2006-2010 semakin meningkat

dengan jumlah hari hujan pada tahun 2010 sebanyak 172 hari.

Pada tahun 2010 suhu terendah yang terpantau di stasiun pemantauan

Wadaslintang terjadi pada bulan Juli dengan suhu sekitar 23,20oC dan suhu

tertinggi sebesar 34,00oC terjadi pada bulan Februari dan Maret. Rata-rata

kelembaban udara setahun yaitu sebesar 84,08% dan rata-rata kecepatan

angin 0,94 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

terendah yaitu 21,16°C terjadi pada bulan Desember dan suhu tertinggi

sebesar 33,50oC terjadi pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara

setahun sebesar 85,83% dan rata-rata kecepatan angin 1,59 meter/detik.

3. Keadaan Tanah

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kebumen meliputi tanah alluvial,

tanah latosol, tanah podsolik, tanah regosol, asosiasi glei humus dan alluvial

kelabu, asosiasi litosol dan mediteran coklat. Potensi tanah tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar wilayahnya tergolong cukup subur

sehingga dapat difungsikan sebagai lahan pertanian. Sedangkan hanya

terdapat beberapa bagian wilayah saja di Kabupaten Kebumen yang kurang

mampu untuk ditanami, seperti di sebagian wilayah Kecamatan Sempor,

Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Sadang dan Kecamatan Alian.

4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di suatu daerah sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan kondisi perekonomian di daerah tersebut. Pembagian

penggunaan lahan yang tepat dapat berpotensi dalam meningkatkan

perekonomian daerah. Secara umum penggunaan lahan yang ada di

Kabupaten Kebumen dibagi menjadi dua yaitu penggunaan untuk lahan

sawah dan lahan kering. Adapun pembagian luas penggunaan lahan di

Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 9.

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 9. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No. Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1.

2.

Luas Tanah Sawah a. Sawah Irigasi Teknis b. Sawah Irigasi Setengah Teknis c. Sawah Irigasi Sederhana PU d. Sawah Irigasi Desa e. Sawah Tadah Hujan dan

Pasang Surut Luas Tanah Kering a. Bangunan dan Lahan

sekitarnya b. Tegalan/Kebun c. Penggembalaan d. Tambak e. Kolam f. Tanah Sementara Tidak

Diusahakan g. Tanaman Kayu-kayuan h. Hutan negara i. Tanah lainnya

39.768,00 20.020,00 3.669,00 2.293,00 1.053,00

12.733,00

88.343,50

35.935,00 29.533,00

33,00 24,00 53,50

231,00

3.011,00 16.861,00 2.662,00

31,04 50,34 9,23 5,77 2,65

32,02

68,96

40,68 33,43 0,04 0,03 0,06

0,26 3,41

19,08 3,01

Total 128.111,50 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 9. diketahui bahwa dari total luas wilayah

Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768,00 hektar atau sekitar

31,04% merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar atau 68,96% berupa

lahan kering. Menurut sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah berupa

irigasi teknis yaitu sebesar 20.020,00 hektar atau 50,34% dan hampir

seluruhnya dapat ditanami padi dua kali dalam setahun. Sedangkan lahan

sawah paling sedikit berupa irigasi desa yaitu hanya 1.053,00 hektar atau

2,65%. Selain itu lahan sawah berupa irigasi setengah teknis (9,23%),

beririgasi sederhana (5,77%), dan sebagian berupa sawah tadah hujan dan

pasang surut (32,02%). Penggunaan lahan kering (bukan sawah) di

Kabupaten Kebumen paling banyak dipergunakan untuk bangunan dan

lahan sekitarnya yaitu sebesar 35.935,00 hektar atau 40,68%. Sedangkan

penggunaan lahan kering paling sedikit digunakan untuk tambak yaitu

sebesar 24,00 hektar atau 0,03%.

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Keadaan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan sumberdaya manusia yang menjadi subyek

sekaligus obyek dalam kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di suatu

daerah. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi kekuatan sekaligus juga

dapat menjadi beban dalam menunjang keberhasilan pembangunan di suatu

daerah. Semakin besar jumlah penduduk di suatu wilayah maka semakin

besar pula kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk di Kabupaten

Kebumen dari tahun ke tahun disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Tahun Luas

Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

Pertumbuhan Penduduk (%)

2006 2007 2008 2009 2010

1.281,115 1.281,115 1.281,115 1.281,115 1.281,115

1.222.343 1.231.872 1.241.437 1.250.856 1.258.947

954 962 969 976 983

0,79 0,78 0,78 0,76 0,65

Sumber : BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa dari tahun 2006-2010 jumlah

penduduk di Kabupaten Kebumen terus meningkat, dengan pertumbuhan

penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2006. Meskipun pertumbuhan

penduduk dari tahun ke tahun semakin menurun, namun kepadatan

penduduk selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh

penambahan jumlah penduduk pada setiap tahun semakin menurun

jumlahnya sehingga pertumbuhan penduduk juga semakin menurun.

Secara agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2010

tercatat 1.258.947 jiwa, tumbuh sebesar 0,65% dari tahun sebelumnya,

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 304.460 rumah tangga sehingga rata-

rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk

Kabupaten Kebumen sebesar 983 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen

merupakan daerah terpadat penduduknya yaitu sebesar 2.959 jiwa/km² dan

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya yaitu sebesar

368 jiwa/km².

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin yaitu laki-laki dan

perempuan. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di

suatu wilayah dapat mempengaruhi besarnya pendapatan daerah di

wilayah tersebut. Tabel 11. menunjukkan perbandingan jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan di Kabupaten Kebumen.

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk Sex Ratio

(%) Laki-laki Perempuan 2006 2007 2008 2009 2010

617.283 622.094 626.923 631.679 635.584

605.060 609.778 614.514 619.177 623.363

1.222.343 1.231.872 1.241.437 1.250.856 1.258.947

102 102 102 102 102

Sumber : BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Tabel 11. menunjukkan bahwa dari tahun 2006-2010 jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Kebumen terus

mengalami peningkatan. Dilihat dari dari jenis kelaminnya, jumlah

penduduk laki-laki selalu lebih besar dibandingkan jumlah penduduk

perempuan pada tiap tahunnya. Besarnya sex ratio dari tahun 2006-2010

cenderung tetap yaitu sebesar 102%. Hal ini berarti bahwa setiap 100

penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki di Kabupaten

Kebumen. Ditinjau dari persebaran penduduknya, jumlah penduduk

terbanyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu sebesar 124.387 jiwa

dan paling sedikit di Kecamatan Padureso yaitu sebesar 14.441 jiwa dari

total penduduk di Kabupaten Kebumen.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Menurut Kelompok Umur

Banyaknya komposisi penduduk di Kabupaten Kebumen menurut

kelompok umur dapat mempengaruhi keberhasilan pembangunan di

wilayah tersebut. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan

penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk

yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun,

sedangkan penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64

tahun. Komposisi penduduk di Kabupaten Kebumen berdasarkan

kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Kebumen Tahun 2010

Kelompok Umur Jumlah Penduduk (jiwa) 0 – 14 15 – 64

> 65

371.659 791.039 96.249

Angka Beban Tanggungan (ABT) 59,15% Sumber : BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

menurut kelompok umur di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 paling

banyak adalah penduduk umur produktif (15-64 tahun), yaitu sebanyak

791.039 jiwa dan yang paling sedikit adalah kelompok umur lebih dari

65 tahun, yaitu sebanyak 96.249 jiwa. Jumlah penduduk umur produktif

lebih banyak dibandingkan dengan penduduk umur non produktif.

Dengan demikian Angka Beban Tanggungan (ABT) penduduk di

Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 yaitu sebesar 59,15%. Hal ini

berarti bahwa setiap 100 penduduk umur produktif harus menanggung 59

penduduk umur non produktif. Semakin besar angka beban tanggungan,

maka akan semakin besar pula beban tanggungan yang diterima oleh

penduduk umur produktif. Hal tersebut dapat berpengaruh pada

perekonomian daerah di Kabupaten Kebumen, karena semakin sedikitnya

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sumber daya manusia yang produktif maka besar PDRB yang diterima

juga semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

c. Menurut Tingkat Pendidikan

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah

adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan,

pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Keadaan penduduk di Kabupaten

Kebumen menurut tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Penduduk Umur 5 Tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Tahun

Tingkat Pendidikan yang ditamatkan Tidak/ Belum

Tamat SD SD SLTP SLTA Akademi/

Diploma Sarjana

(S1)

2006 2007 2008 2009 2010

341.660 340.054 338.167 338.167 334.234

477.408 477.408 483.716 483.716 501.549

164.166 167.521 171.024 171.024 176.434

107.102 107.919 108.884 108.884 110.171

11.380 11.465 11.568 11.568 10.463

8.468 8.538 8.611 8.611

13.043

Sumber : BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

umur 5 tahun keatas yang telah tamat Sarjana (S1) dari tahun 2006-2010

cenderung meningkat. Hal ini berarti bahwa semakin banyak penduduk

Kabupaten Kebumen yang sadar akan pentingnya pendidikan, karena

dapat membantu dalam menghadapi persaingan didunia kerja yang

semakin ketat. Suatu daerah yang memiliki penduduk dengan

sumberdaya manusia yang berkualitas, dapat membantu dalam kegiatan

pembangunan di daerah tersebut, karena memiliki kontribusi yang besar

terhadap pembangunan perekonomian daerah.

d. Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah dapat berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Tingkat penyerapan

tenaga kerja yang tinggi di suatu daerah dapat membantu dalam kegiatan

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pembangunan di daerah tersebut. Sektor ekonomi yang mampu menyerap

tenaga kerja yang besar maka dikatakan sektor tersebut memiliki

kontribusi yang besar terhadap pembangunan daerah. Komposisi

penduduk yang bekerja menurut sektor ekonomi di Kabupaten Kebumen

disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Sektor Ekonomi di Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Sektor Ekonomi Jumlah Penduduk

(jiwa) Persentase

(%) 1. 2. 3. 4.

5. 6. 7.

Pertanian Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Jasa-jasa Lainnya

343.935 34.795

8.655 62.802

7.922

98.263 97.998

52,56 5,32 1,32 9,60

1,21

15,02 14,97

Total 654.370 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 14. dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk Kabupaten Kebumen mempunyai mata pencaharian di sektor

pertanian, yaitu sebanyak 343.935 orang dengan persentase 52,56%.

Sedangkan mata pencaharian penduduk yang jumlahnya paling sedikit

terdapat pada sektor angkutan dan komunikasi yaitu sebesar 7.922 orang

dengan persentase 1,21%. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor

pertanian ini disebabkan oleh kondisi geografis Kabupaten Kebumen

yang mendukung dalam pengembangan sektor pertanian, seperti

banyaknya lahan pertanian yang luas di dataran rendah serta luasnya

wilayah perairan. Hal ini berarti sektor pertanian memiliki kontribusi

terbesar dalam menunjang pemasukan pendapatan penduduk di

Kabupaten Kebumen serta dalam sumbangan PDRB Kabupaten

Kebumen.

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian yang baik di suatu daerah dapat mencerminkan

tingkat keberhasilan pembangunan, karena pembangunan daerah dapat

dicirikan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Kegiatan

pembangunan di Kabupaten Kebumen tidak terlepas dari usaha Pemerintah

Daerah dan masyarakatnya itu sendiri. Sehingga peran pemerintah beserta

masyarakat yang aktif dapat menciptakan keberhasilan pembangunan di daerah

tersebut dan pada akhirnya dapat membantu dalam kegiatan pembangunan

nasional. Kondisi perekonomian di Kabupaten Kebumen akan dijelaskan lebih

mendalam dengan melihat dari beberapa variabel seperti besarnya PDRB

daerah dan juga pendapatan perkapita penduduk.

1. Struktur Perekonomian

Kegiatan perekonomian di Kabupaten Kebumen ditunjang oleh

sembilan sektor perekonomian yaitu sektor pertanian; pertambangan dan

penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan;

perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; lembaga

keuangan, persewaan dan jasa perusahan; serta sektor jasa-jasa.

Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dapat dilihat dari nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah tersebut. Semakin besar nilai

PDRB di suatu daerah maka pertumbuhan ekonominya semakin tinggi.

Besarnya nilai dan kontribusi PDRB sektor perekonomian di Kabupaten

Kebumen dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 15. Nilai dan Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Kebumen Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*)

Pertanian 963.486,97

(39,15%) 972.972,65

(37,83%) 1.054.022,84

(38,73%) 1.075.552,43

(38,03%) 1.098.154,32

(37,28%) Pertambangan dan Penggalian

157.660,89 (6,41%)

168.507,76 (6,55%)

185.136,02 (6,80%)

193.935,95 (6,86%)

211.035,58 (7,16%)

Industri Pengolahan 233.872,86 (9,50%)

256.537,73 (9,97%)

267.406,92 (9,83%)

278.185,65 (9,84%)

293.229,76 (9,95%)

Listrik, Gas, dan Air Bersih

16.536,69 (0,67%)

18.198,27 (0,71%)

18.929,71 (0,70%)

20.462,37 (0,72%)

21.897,44 (0,74%)

Bangunan 102.282,23 (4,16%)

111.555,11 (4,34%)

109.380,35 (4,02%)

105.906,75 (3,74%)

109.486,35 (3,72%)

Perdagangan, Hotel dan Restoran

282.502,48 (11,48%)

292.821,97 (11,38%)

309.470,33 (11,37%)

320.634,97 (11,34%)

333.718,75 (11,33%)

Pengangkutan dan Komunikasi

107.354,62 (4,36%)

113.627,37 (4,42%)

121.103,17 (4,45%)

127.412,98 (4,50%)

134.167,81 (4,55%)

Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

115.575,49 (4,70%)

120.923,31 (4,70%)

123.671,26 (4,54%)

127.102,11 (4,49%)

132.773,17 (4,51%)

Jasa-Jasa 481.544,76

(19,57%) 516.918,71

(20,10%) 532.133,27

(19,55%) 579.201,87

(20,48%) 611.366,30

(20,75%)

Total PDRB 2.460.816,97

(100%) 2.572.062,88

(100%) 2.721.253,89

(100%) 2.828.395,08

(100%) 2.945.829,46

(100%)

*) angka sementara Sumber : Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 4)

Berdasarkan Tabel 15. dapat diketahui bahwa dari kesembilan sektor

perekonomian di Kabupaten Kebumen tersebut, sektor pertanian merupakan

sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten

Kebumen pada tahun 2006-2010. Sedangkan sektor perekonomian yang

memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB Kabupaten Kebumen adalah

sektor listrik, gas dan air bersih. Kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB Kabupaten Kebumen cenderung semakin meningkat

dari tahun 2006-2010. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di

Kabupaten Kebumen merupakan sektor perekonomian yang penting dalam

pembangunan daerah Kabupaten Kebumen.

2. Pendapatan Per Kapita

Untuk mengetahui tingkat perkembangan pendapatan penduduk

suatu daerah secara rata-rata diketahui dengan menggunakan angka

pendapatan perkapita yaitu hasil bagi antara pendapatan regional dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama. Pendapatan per kapita

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam pertumbuhan ekonomi

di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah maka

pertumbuhan ekonominya semakin tinggi pula. Pendapatan per kapita di

Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 ADHK 2000

Tahun PDRB (Rp)

Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa)

Pendapatan Per Kapita

(Rp)

Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita

(%) 2006 2007 2008 2009

2010*)

2.460.816.970.000 2.572.062.880.000 2.721.253.890.000 2.828.395.080.000 2.945.829.460.000

1.217.708 1.227.108 1.236.655 1.246.147 1.254.902

2.020.859,66 2.096.037,13 2.200.496,49 2.269.713,14 2.347.458,71

3,30 3,72 4,98 3,15 3,43

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan per

kapita di Kabupaten Kebumen dari tahun 2006-2010 semakin meningkat,

dengan tingkat pertumbuhan yang terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 4,98%. Namun pertumbuhan pendapatan per kapita itu sendiri

cenderung mengalami fluktuatif. Meskipun jumlah penduduk pada

pertengahan tahun juga selalu meningkat, tetapi peningkatan tersebut juga

diiringi dengan peningkatan PDRB daerah yang lebih tinggi. Sehingga dapat

dikatakan Kabupaten Kebumen mengalami pembangunan daerah pada tahun

2006-2010.

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Kebumen

Setiap daerah memiliki potensi dan sumber daya alam yang berbeda-beda

dengan daerah lain. Sehingga sektor-sektor yang memiliki potensi tinggi untuk

dikembangkan perlu digali agar hasil yang diperoleh akan semakin bermanfaat

dengan tetap menjaga kelestariannya. Kabupaten Kebumen merupakan salah

satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai

beragam potensi wilayah yang perlu dikembangkan. Untuk itu dalam rangka

meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Kebumen, diperlukan upaya-

upaya yang tepat untuk menggali potensi wilayahnya agar kegiatan

pembangunan daerah dapat lebih baik dan terarah.

Salah satu sektor perekonomian di Kabupaten Kebumen yang

memberikan kontribusi terbesar yaitu sektor pertanian. Sektor pertanian di

Kabupaten Kebumen terdiri dari lima subsektor, yaitu subsektor tanaman

bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan

hasilnya, subsektor kehutanan, serta subsektor perikanan. Dari kelima

subsektor pertanian tersebut, subsektor tanaman bahan makanan merupakan

subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sumbangan PDRB

sektor pertanian di Kabupaten Kebumen (Tabel 2).

Subsektor tanaman bahan makanan memiliki peranan penting dalam

penyediaan kebutuhan pangan bagi masyarakat di Kabupaten Kebumen.

Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen menghasilkan

berbagai komoditi yang meliputi tanaman pangan (padi dan palawija), sayuran,

dan buah-buahan. Adapun nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan

yang dihasilkan di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010 disajikan pada

Tabel 17., Tabel 18. dan Tabel 19.

44

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 17. Nilai Produksi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Komoditi Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*)

Padi Sawah dan Gogo 474.970,29 468.390,89 547.983,12 547.337,73 565.820,29

Jagung 17.303,71 38.937,14 53.154,98 50.255,87 42.688,88 Ketela Pohon 48.797,23 33.564,11 40.714,49 32.051,04 66.204,81 Ketela Rambat 503,18 413,09 230,80 316,51 389,48 Kacang Tanah 52.467,60 40.120,33 49.266,00 64.687,50 50.970,30 Kedelai 27.459,52 11.568,01 15.131,67 18.395,30 12.961,28

Kacang Hijau 35.504,81 25.467,81 23.119,64 26.214,70 22.598,88

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 17. dapat diketahui bahwa komoditi padi sawah dan

gogo merupakan komoditi yang memiliki nilai produksi terbesar dibandingkan

komoditi tanaman pangan lainnya di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-

2010. Sedangkan komoditi yang paling kecil nilai produksinya yaitu ketela

rambat. Tingginya nilai produksi padi di Kabupaten Kebumen ini disebabkan

oleh wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian besar merupakan dataran

rendah sehingga cocok untuk pertanian lahan sawah dan mendukung hasil

produksi padi yang besar pula. Daerah penyumbang produksi padi lebih dari

5% dari total produksi padi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2010 yaitu

diantaranya Kecamatan Adimulyo, Puring, Buluspesantren, Ambal, Petanahan

dan Kuwarasan. Tingginya produksi padi pada beberapa kecamatan tersebut

tidak terlepas dari luas lahan sawah dan sistem irigasi teknis yang dimiliki

daerah tersebut sehingga berpengaruh langsung terhadap tingginya produksi

padi yang dihasilkan (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Selain padi dan palawija, hasil subsektor tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen juga terdiri dari berbagai macam jenis sayuran. Adapun

nilai produksi komoditi sayuran di Kabupaten Kebumen tahun 2006-2010

disajikan pada Tabel 18.

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 18. Nilai Produksi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Komoditi Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*) Cabe 8.810,88 9.343,83 16.267,51 16.267,51 9.300,53 Tomat 194,49 646,14 294,49 3.054,13 2.071,39 Terung 387,81 367,14 451,11 726,35 664,53 Bayam 41,48 71,93 80,53 10.662,68 5.691,24

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan nilai

produksi komoditi sayuran di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010

cenderung mengalami fluktuasi. Komoditi sayuran yang memiliki nilai

produksi paling banyak pada tahun 2006-2010 adalah cabe. Tingginya nilai

produksi cabe disebabkan oleh banyaknya permintaan masyarakat terhadap

komoditi cabe sehingga meningkatkan harga jual cabe yang tinggi. Sentra

produksi komoditi cabe terdapat di Kecamatan Mirit dan Kecamatan Puring.

Selain komoditi padi, palawija dan sayuran, komoditi tanaman bahan

makanan yang berupa buah-buahan juga relatif banyak dihasilkan di

Kabupaten Kebumen. Adapun data nilai produksi komoditi buah-buahan di

Kabupaten Kebumen tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 19.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 19. Nilai Produksi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah)

Komoditi Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*) Jeruk Siam 837,24 1.523,50 1.289,55 1.528,69 1.604,06 Pisang 25.048,41 35.111,81 47.768,00 40.667,29 42.090,39 Pepaya 1.576,34 2.106,59 1.510,75 1.497,30 1.589,81 Nanas 2.743,19 878,46 271,54 387,35 36,87 Salak 1.078,94 330,96 2.406,32 1.633,96 1.869,03 Duku/Langsat 2.014,84 3.002,89 761,21 1.420,51 367,50 Sawo 5.151,44 2.128,03 509,22 301,63 314,31 Rambutan 3.746,74 3.711,68 7.805,34 6.445,55 6.766,86 Jambu Biji 1.402,64 2.308,63 1.309,79 635,53 590,21 Jambu Air 55,89 212,37 45,08 43,11 61,28 Durian 332,31 321,75 831,51 615,22 644,82 Alpokat 60,91 19,00 21,53 45,68 41,35 Mangga 24.433,78 34.326,94 13.453,29 12.277,87 12.707,28 Nangka 7.675,92 19.640,85 854,52 2.081,60 2.185,78 Semangka 602,91 18.057,66 12.002,66 12.002,66 14.933,77 Bengkoang 94,46 108,78 91,66 91,66 223,53 Belimbing 16,96 68,79 11,17 4,02 6,53

*) angka sementara Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Tabel 19. menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai produksi

komoditi buah-buahan di Kabupaten Kebumen cenderung mengalami fluktuasi

dari tahun 2006-2010. Nilai produksi terbesar komoditi buah di Kabupaten

Kebumen selama lima tahun berturut-turut ditempati oleh komoditi pisang.

Tanaman pisang banyak diproduksi di Kabupaten Kebumen karena budidaya

tanaman tersebut yang mudah dan murah, sehingga banyak petani Kabupaten

Kebumen yang mengusahakan tanaman pisang dan mendukung perkembangan

produksi komoditi pisang yang banyak. Daerah penghasil pisang yang cukup

besar adalah Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Mirit.

Secara keseluruhan, subsektor tanaman bahan makanan yang

menghasilkan nilai produksi terbesar di Kabupaten Kebumen dari tahun 2006-

2010 yaitu komoditi padi sawah dan gogo. Oleh karena itu, komoditi padi

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sawah dan gogo merupakan komoditi penting di Kabupaten Kebumen, karena

dapat memberikan sumbangan pendapatan daerah terbesar dibandingkan

dengan komoditi tanaman bahan makanan lainnya di Kabupaten Kebumen.

Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

menghasilkan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari komoditi

tanaman pangan (padi dan palawija), komoditi sayuran dan buah-buahan.

Masing-masing komoditi tanaman bahan makanan tersebut memiliki tingkat

laju pertumbuhan dan besar kontribusi yang berbeda-beda terhadap sektor

pertanian di Kabupaten Kebumen. Keadaan laju pertumbuhan dan kontribusi

dari masing-masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap sektor

pertanian secara keseluruhan yang ada di Kabupaten Kebumen secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Kebumen

Laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan makanan dapat

menunjukkan tingkat perkembangan, baik itu peningkatan maupun

penurunan dari masing-masing komoditi yang dihasilkan di Kabupaten

Kebumen. Komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

terdiri dari komoditi tanaman pangan (padi dan palawija), komoditi sayuran

dan komoditi buah-buahan. Pada Tabel 20 dijelaskan secara rinci laju

pertumbuhan komoditi tanaman pangan (padi dan palawija) di Kabupaten

Kebumen.

Tabel 20. Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Jagung -49,87 125,02 36,51 -5,45 -15,06 18,23 Ketela Rambat 73,30 -17,90 -44,13 37,14 23,05 14,29 Kacang Hijau 100,58 -28,27 -9,22 13,39 -13,79 12,54 Ketela Pohon -15,14 -31,22 21,30 -21,28 106,56 12,04 Kedelai 57,85 -57,87 30,81 21,57 -29,54 4,56 Padi Sawah dan Gogo

1,22 -1,39 16,99 -0,12 3,38 4,02

Kacang Tanah 5,21 -23,53 22,80 31,30 -21,21 2,91

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 9)

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan Tabel 20. dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan

komoditi padi dan palawija di Kabupaten Kebumen tahun 2006-2010 secara

umum mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Secara berturut-turut

komoditi yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan tertinggi hingga

terendah yaitu jagung, ketela rambat, kacang hijau, ketela pohon, kedelai,

padi sawah dan gogo serta kacang tanah.

Pada tahun 2010 laju pertumbuhan komoditi tertinggi ditempati oleh

ketela pohon yaitu sebesar 106,56%. Hal ini disebabkan tanaman ketela

pohon mengalami peningkatan baik luas panen maupun produksinya, yaitu

sebesar 57,10% dan 58,20% dibandingkan tahun 2009. Untuk tanaman padi

kenaikan laju pertumbuhan juga disebabkan oleh peningkatan produksi dan

luas panen dari tahun 2009 ke 2010. Sedangkan untuk tanaman jagung,

ketela rambat, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau pada tahun 2010

mengalami penurunan pada luas panen maupun produksinya. Luas panen

dan produksi tanaman jagung mengalami penurunan masing-masing 32,72%

dan 60,63%, yang disebabkan oleh tidak adanya lagi program kemitraan

antara petani dengan pihak investor seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Untuk tanaman kacang tanah, kedelai dan kacang hijau pada tahun 2010

produksinya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Hal tersebut

disebabkan oleh pengaruh iklim yang kurang mendukung pada beberapa

bulan di tahun 2010 (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Rata-rata laju pertumbuhan komoditi padi dan palawija dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 2. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Selain padi dan palawija, komoditi tanaman bahan makanan yang

dihasilkan di Kabupaten Kebumen yaitu komoditi sayur-sayuran. Adapun

laju pertumbuhan komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen disajikan

pada Tabel 21.

Tabel 21. Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Bayam -44,94 73,41 11,96 13140,63 -46,62 2626,89 Tomat -43,17 232,22 -54,42 937,09 -32,18 207,91 Terung 92,01 -5,33 22,87 61,01 -8,51 32,41 Cabe -21,14 6,05 74,10 0 -42,83 3,24

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 9)

Tabel 21. menunjukkan bahwa secara umum laju pertumbuhan

komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010

cenderung fluktuatif. Rata-rata tertinggi laju pertumbuhan komoditi sayur-

sayuran selama lima tahun dimiliki oleh bayam. Hal ini disebabkan oleh

jumlah produksi dan nilai produksi komoditi bayam yang meningkat

signifikan pada tahun 2009 yaitu sebesar 1.067.500 kg dan Rp 10.582,15

juta. Sedangkan rata-rata laju pertumbuhan komoditi terendah dimiliki oleh

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

cabe. Hal tersebut disebabkan oleh terjadi penurunan nilai produksi cabe

pada tahun 2010, karena kondisi iklim yang tidak mendukung bagi

pertumbuhan tanaman cabe, sehingga menyebabkan produksinya menurun

(BPS Kabupaten Kebumen, 2010). Rata-rata laju pertumbuhan komoditi

sayur-sayuran dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Kabupaten Kebumen juga mempunyai potensi buah-buahan yang

cukup banyak dan beragam. Adapun laju pertumbuhan komoditi buah-

buahan di Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 22.

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 22. Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata

Semangka -91,25 2895,08 -33,53 0 24,42 558,95 Duku/ Langsat

865,89 49,04 -74,65 86,61 -74,13 170,55

Salak -59,53 -69,33 627,07 -32,10 14,39 96,10 Sawo 594,80 -58,69 -76,07 -40,77 4,20 84,69 Jambu Air 157,80 279,98 -78,77 -4,37 42,15 79,36 Belimbing 146,15 305,60 -83,76 -64,01 62,44 73,28 Nangka 139,02 155,88 -95,65 143,60 5,00 69,57 Alpokat 197,12 -68,81 13,32 112,17 -9,48 48,86 Pisang 50,63 40,18 36,05 -14,86 3,50 23,10 Bengkoang -37,99 15,16 -15,74 0 143,87 21,06 Nanas 284,33 -67,98 -69,09 42,65 -90,48 19,89 Durian -38,20 -3,18 158,43 -26,01 4,81 19,17 Mangga 102,52 40,49 -60,81 -8,74 3,50 15,39 Pepaya 49,18 33,64 -28,28 -0,89 6,18 11,96 Rambutan -57,21 -0,94 110,29 -17,42 4,98 7,94 Jambu Biji 69,92 64,59 -43,27 -51,48 -7,13 6,53 Jeruk Siam -94,97 81,97 -15,36 18,54 4,93 -0,98

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 9)

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa secara umum laju

pertumbuhan komoditi buah-buahan di Kabupaten Kebumen tahun 2006-

2010 mengalami pertumbuhan yang cenderung fluktuatif. Rata-rata laju

pertumbuhan tertinggi selama lima tahun dimiliki oleh komoditi semangka

yaitu sebesar 558,95% dan terendah ditempati oleh komoditi jeruk siam

yaitu sebesar -0,98%. Tingginya rata-rata laju pertumbuhan komoditi

semangka disebabkan produksi dan nilai produksi semangka yang

meningkat signifikan pada tahun 2007 yaitu sebesar 9.067.400 kg dan Rp

17.454,75 juta. Daerah produsen semangka adalah Kecamatan Mirit, Ambal,

dan Buluspesantren. Sedangkan untuk komoditi jeruk siam terjadi

penurunan produksi dan nilai produksi pada tahun 2006, sehingga komoditi

tersebut memiliki rata-rata laju pertumbuhan terendah selama lima tahun

(BPS Kabupaten Kebumen, 2010). Rata-rata laju pertumbuhan komoditi

buah-buahan dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 4. Diagram Rata-rata Laju Pertumbuhan Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Secara keseluruhan komoditi tanaman bahan makanan yang memiliki

rata-rata laju pertumbuhan terbesar diantara komoditi tanaman pangan,

sayur-sayuran dan buah-buahan pada tahun 2006-2010 di Kabupaten

Kebumen adalah komoditi bayam, yaitu sebesar 2.626,89%. Sedangkan

komoditi tanaman bahan makanan yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan

terendah pada tahun 2006-2010 di Kabupaten Kebumen adalah jeruk siam

yaitu sebesar -0,98%.

2. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Kebumen

Kontribusi komoditi tanaman bahan makanan merupakan besar

kecilnya peranan yang diberikan terhadap kegiatan pembangunan di suatu

daerah. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor pertanian di Kabupaten

Kebumen dibandingkan subsektor pertanian lainnya. Subsektor tanaman

bahan makanan terdiri dari komoditi tanaman pangan, sayur-sayuran dan

buah-buahan. Besarnya kontribusi suatu komoditi tanaman bahan makanan

dapat diketahui dengan membandingkan besarnya nilai produksi masing-

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

masing komoditi tanaman bahan makanan terhadap total nilai produksi

komoditi sektor pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Kebumen.

Kontribusi masing-masing komoditi tanaman pangan di Kabupaten

Kebumen disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Padi Sawah dan Gogo

39,26 38,72 45,30 45,25 46,77 43,06

Kacang Tanah 4,34 3,32 4,07 5,35 4,21 4,26 Ketela Pohon 4,03 2,77 3,37 2,65 5,47 3,66 Jagung 1,43 3,22 4,39 4,15 3,53 3,35 Kacang Hijau 2,94 2,11 1,91 2,17 1,87 2,20 Kedelai 2,27 0,95 1,25 1,52 1,07 1,41 Ketela Rambat 0,04 0,03 0,02 0,03 0,03 0,03

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 10)

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

besarnya kontribusi komoditi padi dan palawija di Kabupaten Kebumen

pada tahun 2006-2010 cenderung fluktuatif, kecuali pada komoditi ketela

rambat kontribusinya cenderung stabil. Rata-rata tertinggi kontribusi

komoditi tanaman pangan selama lima tahun ditempati oleh padi sawah dan

gogo yaitu sebesar 43,06%. Hal ini disebabkan oleh wilayah Kabupaten

Kebumen yang sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga cocok

untuk usahatani padi lahan sawah, dan mendukung produksi maupun nilai

produksi komoditi padi sawah dan gogo yang besar. Sedangkan komoditi

tanaman pangan yang memberikan kontribusi terkecil adalah ketela rambat,

dengan nilai sebesar 0,03%. Hal ini disebabkan komoditi ketela rambat

kurang banyak diminati oleh masyarakat Kabupaten Kebumen, sehingga

tidak banyak petani yang mengusahakan tanaman tersebut. Rata-rata

kontribusi komoditi padi dan palawija dapat juga dilihat pada Gambar 5.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 5. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Selain komoditi padi dan palawija, komoditi tanaman bahan makanan

lainnya yang terdapat di Kabupaten Kebumen yaitu komoditi sayur-sayuran.

Adapun kontribusi komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen

disajikan pada Tabel. 24.

Tabel 24. Kontribusi Komoditi Sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Cabe 0,728 0,772 1,345 1,345 0,769 0,992 Bayam 0,003 0,006 0,007 0,881 0,470 0,274 Tomat 0,016 0,053 0,024 0,252 0,171 0,104 Terung 0,032 0,030 0,037 0,060 0,055 0,043

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 10)

Tabel 24 menunjukkan bahwa besarnya kontribusi komoditi sayur-

sayuran di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010 cenderung fluktuatif.

Rata-rata kontribusi komoditi sayur-sayuran tertinggi ditempati oleh

komoditi cabe yaitu sebesar 0,992%. Hal ini disebabkan jumlah produksi

maupun nilai produksi cabe yang cukup tinggi dibandingkan komoditi

sayuran lainnya di Kabupaten Kebumen. Sentra produksi cabe ada di

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kecamatan Mirit dan Puring. Sedangkan rata-rata kontribusi komoditi

terendah ditempati oleh terung, dengan nilai sebesar 0,043%. Rata-rata

kontribusi komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Kebumen dapat juga

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Sayuran di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Selain komoditi tanaman pangan dan komoditi sayur-sayuran,

kontribusi komoditi tanaman bahan makanan juga diperoleh dari komoditi

buah-buahan. Adapun besarnya kontribusi komoditi buah-buahan di

Kabupaten Kebumen tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 25.

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 25. Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010 (%)

Komoditi 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Pisang 2,0707 2,9026 3,9488 3,3618 3,4795 3,153 Mangga 2,0198 2,8377 1,1121 1,0150 1,0505 1,607 Semangka 0,0498 1,4928 0,9922 0,9922 1,2345 0,952 Nangka 0,6345 1,6236 0,0706 0,1721 0,1807 0,536 Rambutan 0,3097 0,3068 0,6452 0,5328 0,5594 0,471 Sawo 0,4259 0,1759 0,0421 0,0249 0,0260 0,139 Pepaya 0,1303 0,1741 0,1249 0,1238 0,1314 0,137 Duku/Langsat 0,1666 0,2482 0,0629 0,1174 0,0303 0,125 Salak 0,0892 0,0274 0,1989 0,1351 0,1545 0,121 Jeruk Siam 0,0692 0,1259 0,1066 0,1264 0,1326 0,112 Jambu Biji 0,1160 0,1908 0,1083 0,0525 0,0488 0,103 Nanas 0,2268 0,0726 0,0224 0,0320 0,0030 0,071 Durian 0,0275 0,0266 0,0687 0,0509 0,0533 0,045 Bengkoang 0,0078 0,0090 0,0076 0,0076 0,0185 0,010 Jambu Air 0,0046 0,0176 0,0037 0,0036 0,0051 0,007 Alpokat 0,0050 0,0016 0,0018 0,0038 0,0034 0,003 Belimbing 0,0014 0,0057 0,0009 0,0003 0,0005 0,002

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 10)

Tabel 25 menunjukkan bahwa pada tahun 2006-2010 kontribusi

komoditi buah-buahan di Kabupaten Kebumen cenderung fluktuatif.

Komoditi buah-buahan yang memberikan rata-rata kontribusi tertinggi

selama lima tahun yaitu komoditi pisang, dengan nilai sebesar 3,153% tiap

tahunnya. Hal ini disebabkan pada tahun 2006-2010 komoditi pisang

menghasilkan produksi terbesar dibandingkan komoditi buah-buahan

lainnya di Kabupaten Kebumen, dengan total produksi sebesar 24.371.970

kg pada tahun 2010. Daerah penghasil pisang yang cukup besar adalah

Kecamatan Petanahan, Buayan dan Mirit (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Sedangkan rata-rata kontribusi terendah selama lima tahun ditempati oleh

komoditi belimbing. Hal ini disebabkan komoditi belimbing memiliki rata-

rata harga jual yang paling rendah di tingkat produsen dibandingkan dengan

komoditi buah-buahan lainnya di Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-

2010 yaitu sebesar Rp 129/kg, sehingga menyebabkan nilai kontribusinya

juga rendah. Rata-rata kontribusi komoditi buah-buahan dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 7. Diagram Rata-rata Kontribusi Komoditi Buah-buahan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

Secara keseluruhan komoditi tanaman bahan makanan yang

memberikan kontribusi terbesar diantara komoditi tanaman pangan, sayur-

sayuran dan buah-buahan adalah komoditi padi sawah dan gogo dengan

nilai kontribusi rata-rata sebesar 43,06%. Hal ini disebabkan komoditi padi

sawah dan gogo memiliki nilai produksi terbesar selama lima tahun

berturut-turut dibandingkan komoditi tanaman bahan makanan lainnya

sehingga mempengaruhi terhadap besarnya kontribusi yang dimiliki. Selain

itu, tingginya nilai produksi padi di Kabupaten Kebumen disebabkan oleh

wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian besar merupakan dataran

rendah, sehingga cocok untuk pertanian lahan sawah dan mendukung

produksi padi yang tinggi (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Sedangkan komoditi yang memberikan kontribusi terendah di

Kabupaten Kebumen adalah belimbing dengan nilai kontribusi rata-rata

sebesar 0,002% tiap tahunnya. Hal ini disebabkan tidak banyak petani yang

mengusahakan komoditi belimbing, karena komoditi tersebut kurang

banyak diminati masyarakat, sehingga jumlah produksinya pun kecil.

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Semakin besar tingkat kontribusi masing-masing komoditi tanaman bahan

makanan, maka semakin besar pula peranannya dalam memberikan

sumbangan PDRB sektor pertanian di Kabupaten Kebumen, sehingga dapat

membantu dalam kegiatan pembangunan di daerah tersebut.

B. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

dengan Pendekatan Tipologi Klassen

Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

dilakukan dengan menggunakan analisis pendekatan Tipologi Klassen. Alat

analisis pendekatan Tipologi Klassen ini mengklasifikasikan komoditi tanaman

bahan makanan berdasarkan dua indikator utama yaitu laju pertumbuhan

komoditi dan kontribusi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen. Nilai rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi masing-masing

komoditi tanaman bahan makanan tersebut kemudian dibandingkan dengan

nilai rata-rata laju pertumbuhan dan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen

terhadap Provinsi Jawa Tengah. Adapun klasifikasi komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 26.

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 26. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen Tahun 2006-2010

No.

Komoditi Tanaman

Bahan Makanan

Kontribusi Komoditi

Kontribusi PDRB Kab.

Kebumen

Laju Pertumbuhan

Komoditi

Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Kebumen

Kategori Komoditi

A. Padi dan Palawija

1. Jagung 3,345 1,608 18,230 4,497 Komoditi Prima 2. Ketela Pohon 3,659 12,045 Komoditi Prima 3. Kacang Hijau 2,197 12,536 Komoditi Prima 4. Padi Sawah

dan Gogo 43,061 4,018 Komoditi Potensial 5. Kacang Tanah 4,258 2,914 Komoditi Potensial 6. Ketela Rambat 0,031 14,292 Komoditi Berkembang 7. Kedelai 1,414 4,562 Komoditi Berkembang B. Sayuran 1. Bayam 0,274 2626,886 Komoditi Berkembang 2. Tomat 0,104 207,908 Komoditi Berkembang 3. Terung 0,043 32,412 Komoditi Berkembang 4. Cabe 0,992 3,237 Komoditi Terbelakang C. Buah-buahan 1. Pisang 3,153 23,097 Komoditi Prima 2. Semangka 0,952 558,945 Komoditi Berkembang 3. Duku/Langsat 0,125 170,552 Komoditi Berkembang 4. Salak 0,121 96,102 Komoditi Berkembang 5. Sawo 0,139 84,695 Komoditi Berkembang 6. Jambu Air 0,007 79,356 Komoditi Berkembang 7. Belimbing 0,002 73,284 Komoditi Berkembang 8. Nangka 0,536 69,569 Komoditi Berkembang 9. Alpokat 0,003 48,864 Komoditi Berkembang 10. Bengkoang 0,010 21,059 Komoditi Berkembang 11. Nanas 0,071 19,887 Komoditi Berkembang 12. Durian 0,045 19,171 Komoditi Berkembang 13. Mangga 1,607 15,393 Komoditi Berkembang 14 Pepaya 0,137 11,965 Komoditi Berkembang 15. Rambutan 0,471 7,941 Komoditi Berkembang 16. Jambu Biji 0,103 6,527 Komoditi Berkembang 17. Jeruk Siam 0,112 -0,976 Komoditi Terbelakang

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010 (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 26. diketahui bahwa nilai kontribusi PDRB

Kabupaten Kebumen yaitu sebesar 1,608%. Sedangkan nilai laju pertumbuhan

PDRB Kabupaten Kebumen sebesar 4,497%. Oleh karena itu, hasil klasifikasi

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen dengan analisis

pendekatan Tipologi Klassen menghasilkan empat klasifikasi yaitu komoditi

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

prima, komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang.

Hasil klasifikasi tersebut dapat dilihat pada matriks Tipologi Klassen yang

disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Kontribusi Komoditi

Laju Pertumbuhan Komoditi

Kontribusi Besar (Kontribusi komoditi i >

Kontribusi PDRB)

Kontribusi Kecil (Kontribusi komoditi i <

Kontribusi PDRB)

Tumbuh Cepat (rkomoditi i > rPDRB)

Komoditi Prima: Jagung, ketela pohon, kacang hijau, pisang

Komoditi Berkembang: Ketela rambat, kedelai, bayam, tomat, terung,

semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air,

belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya,

rambutan, jambu biji

Tumbuh Lambat (rkomoditi i< rPDRB)

Komoditi Potensial: Padi sawah dan gogo,

kacang tanah

Komoditi Terbelakang: Cabe, jeruk siam

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010

Berdasarkan Tabel 27. dapat diketahui bahwa hasil analisis Tipologi

Klassen diperoleh empat klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi

berkembang dan komoditi terbelakang. Adapun penjelasan secara rinci

mengenai hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen yaitu sebagai berikut:

1. Komoditi Prima

Komoditi prima merupakan suatu komoditi tanaman bahan makanan

yang mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar

dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Kebumen. Dari hasil analisis

Tipologi Klassen diperoleh empat komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen yang termasuk dalam komoditi prima yaitu jagung,

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

ketela pohon, kacang hijau, dan pisang. Hal ini berarti keempat komoditi

tersebut mempunyai peranan penting dalam memberikan sumbangan

pendapatan daerah bagi Kabupaten Kebumen.

Komoditi jagung di Kabupaten Kebumen termasuk komoditi prima

karena memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusinya yang besar

dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Kebumen. Laju pertumbuhan

komoditi jagung sebesar 18,23% memiliki nilai yang lebih tinggi

dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen sebesar

4,50%. Untuk kontribusi komoditi jagung sebesar 3,35% juga memiliki nilai

yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten

Kebumen yang senilai 1,61%. Komoditi jagung memiliki laju pertumbuhan

cepat dan kontribusi besar terhadap PDRB subsektor tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen karena tanaman jagung dapat tumbuh

pada lahan marginal maupun lahan yang kurang subur, sehingga dapat

menghasilkan produksi yang tinggi. Komoditi jagung memiliki jumlah

produksi terbanyak kedua diantara komoditi tanaman palawija lainnya di

Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010. Pada tahun 2010 komoditi

jagung di Kabupaten Kebumen menghasilkan produksi sebesar 29.824 ton,

dengan Kecamatan Karanggayam merupakan produsen terbesar komoditi

tersebut (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Ketela pohon juga termasuk komoditi prima karena memiliki nilai laju

pertumbuhan komoditi 12,04% lebih besar dibandingkan dengan laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen senilai 4,50%. Selain itu,

kontribusi komoditi ketela pohon senilai 3,66% juga lebih besar

dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen yang senilai

1,61%. Ketela pohon memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi

komoditi yang besar disebabkan oleh jumlah produksinya yang meningkat

signifikan pada tahun 2010 yaitu sebesar 106,56%. Tingginya peningkatan

produksi ketela pohon pada tahun 2010 ini disebabkan terjadinya

peningkatan luas panen komoditi tersebut yaitu sebesar 57,10%. Produksi

ketela pohon di Kabupaten Kebumen sebagian besar berasal dari Kecamatan

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Karanggayam, Sempor, Sadang, Karangsambung, dan Sruweng, dimana

sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan dan banyak ditanami ketela

pohon (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Selain kedua komoditi palawija di atas, kacang hijau juga termasuk

kedalam klasifikasi komoditi prima di Kabupaten Kebumen. Dengan nilai

laju pertumbuhan sebesar 12,54% yang lebih besar dibandingkan laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen senilai 4,50%. Serta kontribusi

komoditi kacang hijau senilai 2,20% yang lebih besar dibandingkan dengan

kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen yang senilai 1,61%. Hal tersebut

disebabkan jumlah produksi maupun nilai produksi komoditi kacang hijau

yang meningkat tajam pada tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya yaitu

sebesar 100,58%. Peningkatan produksi kacang hijau tersebut didukung

dengan meningkatnya luas panen komoditi kacang hijau pada tahun 2006

yaitu sebesar 81,23% (BPS Kabupaten Kebumen, 2006).

Selain dari komoditi tanaman pangan, klasifikasi komoditi prima juga

terdapat pada komoditi buah-buahan yaitu komoditi pisang. Komoditi

pisang memiliki laju pertumbuhan senilai 23,10% yang lebih besar

dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen yang

senilai 4,50%. Disamping itu, kontribusi komoditi pisang yang sebesar

3,15% mempunyai nilai lebih besar dibandingkan dengan kontribusi PDRB

Kabupaten Kebumen yang sebesar 1,61%. Komoditi pisang termasuk dalam

komoditi prima, karena budidaya tanaman ini yang mudah dan murah,

sehingga banyak petani Kabupaten Kebumen yang mengusahakannya.

Selain itu, komoditi pisang juga merupakan penghasil produksi terbesar

dibandingkan dengan komoditi buah-buahan lainnya di Kabupaten

Kebumen dari tahun 2006-2010. Daerah penghasil komoditi pisang yang

cukup besar berada di Kecamatan Petanahan, Buayan dan Mirit, dengan

total produksi sebesar 24.371.970 ton pada tahun 2010 di Kabupaten

Kebumen (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Secara keseluruhan dari komoditi prima yang mencakup komoditi

jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang memiliki peranan yang

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

penting dalam pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Kebumen, karena

dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB subsektor

tanaman bahan makanan. Oleh karena itu perlu dikembangkan lebih lanjut

agar kontribusi yang diberikan komoditi prima ini tidak mengalami

penurunan serta dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten

Kebumen.

2. Komoditi Potensial

Komoditi potensial adalah komoditi tanaman bahan makanan yang

mempunyai tingkat laju pertumbuhan yang lambat tetapi memiliki

kontribusi komoditi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten

Kebumen. Berdasarkan analisis pendekatan Tipologi Klassen diperoleh

hasil bahwa terdapat dua komoditi yang termasuk dalam komoditi potensial

yaitu komoditi padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Kontribusi

komoditi padi sawah dan gogo serta kacang tanah masing-masing senilai

43,06% dan 4,26% lebih besar dibandingkan dengan kontribusi PDRB

Kabupaten Kebumen yang senilai 1,61%. Tingginya kontribusi komoditi

padi disebabkan oleh kondisi wilayah Kabupaten Kebumen yang sebagian

besar berupa dataran rendah, sehingga cocok untuk usahatani padi sawah.

Oleh karena itu, komoditi padi memiliki jumlah produksi terbesar

dibandingkan dengan komoditi tanaman bahan makanan lainnya di

Kabupaten Kebumen pada tahun 2006-2010, dengan total produksi sebesar

449.141.700 kg pada tahun 2010. Daerah penyumbang produksi padi yang

besar diantaranya yaitu Kecamatan Adimulyo, Puring, Buluspesantren,

Ambal, Petanahan dan Kuwarasan. Sedangkan besarnya kontribusi komoditi

kacang tanah disebabkan oleh harga rata-rata komoditi tersebut pada tahun

2006-2010 yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya

di Kabupaten Kebumen, yaitu sebesar Rp 6.900/kg. Tanaman kacang tanah

cocok tumbuh pada tanah yang bertekstur lempung liat berpasir, sehingga

pada umumnya tanaman kacang tanah banyak dijumpai di sepanjang pesisir

selatan Kabupaten Kebumen, diantaranya yaitu Kecamatan Puring dan

Petanahan (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Besarnya nilai kontribusi komoditi padi sawah dan gogo serta kacang

tanah ini tidak didukung dengan laju pertumbuhan yang cepat, sehingga

keduanya tergolong dalam komoditi potensial. Laju pertumbuhan komoditi

padi sawah dan gogo sebesar 4,02% lebih rendah dibandingkan laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen yaitu sebesar 4,50%. Rendahnya

laju pertumbuhan komoditi padi sawah dan gogo ini disebabkan oleh nilai

produksi komoditi tersebut yang selalu naik turun dari tahun 2006-2010.

Naik turunnya nilai produksi komoditi padi ini disebabkan oleh selama lima

tahun tersebut terjadi peningkatan dan penurunan pada produksi,

produktivitas dan luas panen padi, sehingga menghasilkan laju pertumbuhan

komoditi yang rendah.

Untuk komoditi kacang tanah memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar

2,91% lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB

Kabupaten Kebumen sebesar 4,50%. Rendahnya laju pertumbuhan komoditi

kacang tanah ini disebabkan jumlah produksi dan nilai produksi komoditi

tersebut pada tahun 2007 dan 2010 mengalami penurunan, sehingga laju

pertumbuhannya bernilai negatif dan mengakibatkan rata-rata laju

pertumbuhannya bernilai lebih rendah dibandingkan dengan laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen. Penurunan produksi kacang

tanah pada tahun 2007 ini disebabkan oleh penurunan luas panen komoditi

tersebut yaitu sebesar -16,08% (BPS Kabupaten Kebumen, 2007).

Sedangkan pada tahun 2010 disebabkan oleh kondisi iklim pada beberapa

bulan di tahun tersebut yang tidak mendukung bagi pertumbuhan tanaman

kacang tanah, yaitu curah hujan yang sangat tinggi, sehingga tanaman

kacang tanah tidak dapat tumbuh optimal pada kondisi lahan yang cukup

basah dan menyebabkan produksinya mengalami penurunan sebesar -

21,21% (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Dengan melihat laju pertumbuhan serta kontribusi komoditi potensial

di Kabupaten Kebumen, maka sangat dimungkinkan komoditi tersebut dapat

menjadi komoditi prima di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pengembangan lebih lanjut dengan cara meningkatkan laju

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pertumbuhan komoditi potensial agar lebih cepat dan lebih berperan dalam

meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.

3. Komoditi Berkembang

Komoditi berkembang adalah komoditi tanaman bahan makanan yang

memiliki laju pertumbuhan cepat tetapi kontribusi komoditi yang kecil

dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Kebumen. Dari hasil analisis

Tipologi Klassen, dapat diketahui komoditi tanaman bahan makanan yang

termasuk dalam komoditi berkembang yaitu antara lain ketela rambat,

kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu

air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya,

rambutan, dan jambu biji.

Pada komoditi palawija, komoditi ketela rambat dan kedelai termasuk

dalam komoditi berkembang. Komoditi ketela rambat ini memiliki laju

pertumbuhan sebesar 14,29% yang nilainya lebih besar dibandingkan

dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen sebesar 4,50%.

Besarnya laju pertumbuhan ini disebabkan pada tahun 2006, 2009 dan 2010

komoditi ketela rambat mengalami peningkatan nilai produksi, sehingga

memberikan laju pertumbuhan yang positif dan rata-rata laju pertumbuhan

yang tinggi juga. Peningkatan nilai produksi ketela rambat tersebut

didukung oleh meningkatnya produksi dan luas panen komoditi ketela

rambat pada tahun-tahun tersebut. Sedangkan kontribusi komoditi ketela

rambat sebesar 0,03% yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan

kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen sebesar 1,61%. Rendahnya nilai

kontribusi komoditi ketela rambat disebabkan oleh tidak banyak masyarakat

Kabupaten Kebumen yang menggemari makanan tersebut, sehingga hanya

sedikit petani yang mengusahakan tanaman ketela rambat. Oleh karena itu,

jumlah produksi maupun nilai produksi komoditi ini pada tahun 2006-2010

memiliki nilai terkecil dibandingkan dengan komoditi tanaman pangan

lainnya di Kabupaten Kebumen.

Komoditi kedelai juga termasuk dalam komoditi berkembang.

Komoditi kedelai memiliki laju pertumbuhan 4,56% yang nilainya lebih

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen

sebesar 4,50%. Sedangkan kontribusi kedelai sebesar 1,41% nilainya lebih

rendah dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen sebesar

1,61%. Hal ini disebabkan tanaman kedelai umumnya ditanam di sawah

sebagai tanaman ketiga setelah padi serta sangat dipengaruhi oleh iklim

pada musim kemarau, sehingga produksi tanaman tersebut sering fluktuatif

(BPS Kabupaten Kebumen, 2009).

Pada komoditi sayur-sayuran yang termasuk dalam komoditi

berkembang yaitu bayam, tomat, dan terung. Secara keseluruhan dari ketiga

komoditi sayur-sayuran tersebut yang mempunyai laju pertumbuhan

terbesar adalah komoditi bayam yaitu sebesar 2.626,89%. Nilai tersebut

lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kebumen yang hanya sebesar 4,50%. Tingginya laju pertumbuhan bayam

disebabkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah produksi maupun

nilai produksi komoditi bayam yang sangat signifikan, sehingga

menyebabkan laju pertumbuhan komoditi bayam pada tahun tersebut juga

meningkat tajam yaitu sebesar 13.140,63%. Daerah penyumbang terbesar

dalam peningkatan produksi komoditi bayam ini pada tahun 2009 yaitu

Kecamatan Kutowinangun, dengan produksi sebesar 990.500 kg dari total

produksi 1.117.100 kg di Kabupaten Kebumen (BPS Kabupaten Kebumen,

2009). Sedangkan komoditi sayur-sayuran lainnya yang termasuk komoditi

berkembang juga memiliki laju pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan

dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen. Komoditi bayam

juga memiliki kontribusi terbesar diantara komoditi sayur-sayuran yang

termasuk komoditi berkembang dengan nilai sebesar 0,274%. Komoditi

berkembang tersebut seluruhnya memiliki nilai kontribusi komoditi yang

lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen

sebesar 1,61%.

Untuk komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi

berkembang memiliki jumlah komoditi yang paling banyak dibandingkan

pada komoditi tanaman pangan dan sayur-sayuran, diantaranya yaitu

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat,

bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan, dan jambu biji. Dari

komoditi buah-buahan tersebut yang mempunyai laju pertumbuhan paling

besar adalah komoditi semangka yaitu sebesar 558,95% yang nilainya lebih

besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen

sebesar 4,50%. Tingginya laju pertumbuhan komoditi semangka ini

disebabkan oleh pada tahun 2007 terjadi peningkatan produksi komoditi

semangka yang sangat signifikan yaitu sebesar 2.895,08%, sehingga

menyebabkan rata-rata laju pertumbuhan komoditi yang cukup tinggi juga.

Dengan total produksi sebesar 9.380.600 kg pada tahun 2007. Daerah

produsen semangka adalah Kecamatan Mirit, Ambal dan Buluspesantren.

(BPS Kabupaten Kebumen, 2010). Untuk komoditi buah-buahan lainnya

yang tergolong komoditi berkembang juga memiliki nilai laju pertumbuhan

yang lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kebumen. Namun kontribusi pada komoditi berkembang tersebut

seluruhnya memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi

PDRB Kabupaten Kebumen sebesar 1,61%.

Berdasarkan uraian di atas, agar dapat meningkatkan peran maupun

potensi komoditi berkembang, diperlukan upaya-upaya pengembangan

dengan cara meningkatkan nilai kontribusi komoditi tersebut. Diharapkan

beberapa upaya dalam pengembangan komoditi berkembang tersebut

nantinya dapat meningkatkan kontribusi komoditi berkembang serta dapat

membantu dalam peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.

4. Komoditi Terbelakang

Komoditi terbelakang adalah komoditi tanaman bahan makanan yang

dicirikan dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan

laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen dan memiliki kontribusi yang

lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen

terhadap Provinsi Jawa Tengah. Hasil analisis Tipologi Klassen yang

termasuk dalam komoditi terbelakang yaitu cabe dan jeruk siam.

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Komoditi sayur-sayuran yang termasuk dalam klasifikasi komoditi

terbelakang yaitu cabe. Komoditi cabe memiliki nilai laju pertumbuhan dan

kontribusi komoditi sebesar 3,24% dan 0,992% yang nilainya lebih rendah

dibandingkan dengan laju pertumbuhan dan kontribusi PDRB Kabupaten

Kebumen sebesar 4,50% dan 1,61%. Rendahnya laju pertumbuhan dan

kontribusi komoditi cabe ini disebabkan oleh terjadinya penurunan produksi

komoditi tersebut sebesar 42,83% pada tahun 2010. Sentra produksi cabe

ada di Kecamatan Mirit dan Puring (BPS Kabupaten Kebumen, 2010).

Sedangkan komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi

terbelakang adalah jeruk siam. Komoditi jeruk siam memiliki nilai laju

pertumbuhan sebesar -0,98% yang nilainya lebih kecil dari laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen yaitu sebesar 4,50% dan

kontribusi komoditi sebesar 0,112% yang nilainya juga lebih kecil

dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen sebesar

1,61%. Rendahnya laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi ini

disebabkan oleh terjadinya penurunan produksi dan nilai produksi yang

cukup signifikan pada komoditi jeruk siam tahun 2006 yaitu sebesar 96,90%

dan 94,97% (BPS Kabupaten Kebumen, 2008).

Komoditi terbelakang dapat dikatakan sebagai komoditi yang paling

rawan dan sulit untuk berkembang, karena kecilnya peranan dari komoditi

tersebut terhadap sumbangan PDRB subsektor pertanian di Kabupaten

Kebumen. Oleh karena itu agar kondisi komoditi terbelakang ini dapat

berkembang, diperlukan upaya-upaya pengembangan yang dilakukan

dengan cara meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi

tersebut agar nilainya lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan maupun

kontribusi PDRB Kabupaten Kebumen.

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Kebumen

Setelah diketahui klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan dengan

analisis pendekatan Tipologi Klassen kemudian dapat ditentukan strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

Strategi tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan

perencanaan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Kebumen,

khususnya mengenai kebijakan dalam pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan. Penentuan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

di Kabupaten Kebumen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen ini,

dikelompokkan menjadi tiga periode waktu, yaitu strategi pengembangan

jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang

(10-25 tahun).

Berdasarkan data-data yang telah dianalisis dan disertai hasil wawancara

dengan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Kebumen, yaitu Bapak Ir. Machasin mengenai kondisi

teknis yaitu on farm (budidaya), off farm (pengolahan produk), dan pemasaran

dari komoditi tanaman bahan makanan, maka diperoleh beberapa strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

Adapun matriks strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan ini

disajikan pada Tabel 28.

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 28. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Jangka Pendek (1-5 tahun)

Jangka Menengah (5-10 tahun)

Jangka Panjang (10-25 tahun)

Strategi untuk mempertahankan Komoditi Prima agar tetap menjadi Komoditi Prima, melalui upaya: · Perluasan lahan tanam

jagung · Perluasan wilayah

penggunaan benih unggul ketela pohon

· Peningkatan produksi kacang hijau

· Ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pisang

Strategi untuk mengembangkan Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima, melalui upaya: · Perluasan pemasaran · Pemeliharaan

tanaman kacang tanah secara intensif

Strategi untuk mengembangkan Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima, melalui upaya: · Penggunaan benih

unggul padi · Penguatan lembaga

pertanian (KUD) Strategi untuk mengembangkan Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Potesial, melalui upaya: · Good Agriculture

Practices (GAP)/ Praktek budidaya pertanian yang baik

· Pengembangan kawasan sentra agribisnis

· Pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Strategi untuk mengembangkan Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang, melalui upaya peningkatan wawasan petani

Strategi untuk mengembangkan Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang, melalui upaya penelitian pengembangan benih/bibit unggul

Strategi untuk mempertahankan Komoditi Prima agar tetap menjadi Komoditi Prima, melalui upaya: · Pengembangan

agroindustri · Mengurangi

adanya alih fungsi lahan pada lahan subur

· Peningkatan kerjasama antara petani dengan pihak swasta

Sumber: Analisis Data Primer, 2010 (Lampiran 12)

Berdasarkan Tabel 28. matriks strategi pengembangan komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi tiga periode waktu,

yaitu pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun)

dan jangka panjang (10-25 tahun). Pada periode waktu tersebut terdiri dari

beberapa upaya-upaya dalam pengembangan komoditi tanaman bahan

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

makanan agar peranan dari masing-masing komoditi tidak mengalami

penurunan. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci mengenai strategi

pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

yaitu sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan Jangka Pendek

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode

waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka pendek ini terdiri

dari dua macam, yaitu pertama, mempertahankan komoditi prima agar tetap

menjadi komoditi prima dengan cara meningkatkan kontribusi dan laju

pertumbuhan komoditi prima. Kedua, mengembangkan komoditi potensial

menjadi komoditi prima dengan cara meningkatkan laju pertumbuhan

komoditi potensial. Adapun penjelasan secara rinci mengenai strategi

pengembangan jangka pendek di Kabupaten Kebumen yaitu sebagai berikut:

a. Mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima

Berdasarkan hasil analisis pendekatan Tipologi Klassen, klasifikasi

komoditi tanaman bahan di Kabupaten Kebumen yang termasuk dalam

komoditi prima yaitu komoditi jagung, ketela pohon, kacang hijau dan

pisang. Meskipun keempat komoditi tersebut tergolong komoditi prima,

namun tetap perlu dilakukan upaya-upaya pengembangan agar komoditi

prima ini tetap menjadi komoditi prima yaitu dengan cara

mempertahankan laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya

kontribusi dari komoditi tersebut. Alternatif upaya pengembangan dalam

jangka pendek tersebut antara lain:

1) Perluasan lahan tanam jagung

Tanaman jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun di

dataran tinggi, baik di tanah sawah, tegal maupun pekarangan,

sehingga banyak petani di Kabupaten Kebumen yang mengusahakan

tanaman jagung. Meskipun komoditi jagung di Kabupaten Kebumen

tergolong komoditi prima, namun harus tetap diupayakan

pengembangannya agar kontribusi yang diberikannya tidak menurun.

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sampai saat ini, wilayah Kabupaten Kebumen masih memiliki

beberapa lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu

di wilayah Kabupaten Kebumen bagian Utara yang merupakan daerah

perbukitan/pegunungan. Untuk itu, upaya pengembangan komoditi

jagung dilakukan dengan perluasan lahan jagung di seluruh kecamatan

Kebumen bagian utara, diantaranya yaitu Kecamatan Karangsambung,

Alian, Sadang, Karanggayam, dan Sempor. Dengan dilakukannya

perluasan areal tanam jagung tersebut diharapkan dapat meningkatkan

produksi komoditi jagung serta dapat meningkatkan kontribusi dan

laju pertumbuhan dalam jangka pendek.

2) Perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon

Salah satu faktor keberhasilan dalam usahatani yaitu dengan

penggunaan benih/ bibit unggul. Benih unggul merupakan benih yang

memiliki sifat unggul, serta dapat menghasilkan produksi yang

memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Saat ini, budidaya tanaman

ketela pohon hampir dapat dijumpai di seluruh kecamatan Kabupaten

Kebumen, sehingga produksi yang dihasilkan juga sudah cukup

banyak. Meskipun komoditi ketela pohon telah memiliki jumlah

produksi yang tinggi dan tergolong komoditi prima, namun tetap harus

diupayakan pengembangannya yaitu dengan perluasan wilayah

penggunaan benih unggul ketela pohon.

Penggunaan benih unggul ketela pohon di Kabupaten Kebumen

telah diuji cobakan pada tahun ketiga. Varietas benih unggul yang

digunakan yaitu Darul Hidayah dan Mango. Daerah yang telah

dikembangkan menggunakan benih unggul ketela pohon ini

diutamakan pada daerah yang tidak rawan banjir pada musim

penghujan. Beberapa kecamatan yang belum menerapkan penggunaan

benih unggul tersebut diantaranya yaitu Kecamatan Bonorowo,

Kebumen, Adimulyo, Gombong, Prembun dan Kuwarasan. Hal

tersebut disebabkan tanaman ketela pohon tidak dapat tumbuh dengan

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

baik pada lahan yang tergenang atau banjir, untuk mengantisipasi

terjadinya gagal panen pada musim penghujan.

Tanaman ketela pohon hampir dapat ditemui di seluruh

kecamatan Kabupaten Kebumen, sehingga diharapkan penggunaan

benih unggul ketela pohon tersebut dapat diterapkan di seluruh

kecamatan Kabupaten Kebumen yang terdapat lahan ketela pohon.

Dengan digunakannya benih unggul ketela pohon ini diharapkan dapat

meningkatkan produksi komoditi, sehingga dapat meningkatkan laju

pertumbuhan dan kontribusinya terhadap subsektor tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen.

3) Peningkatan produksi kacang hijau

Tanaman padi memiliki umur tanam kurang lebih 4 bulan,

sehingga dalam satu tahun tanaman padi dapat panen 2-3 kali. Namun,

hampir semuanya tanaman padi yang ada di Kabupaten Kebumen

dalam satu tahun hanya panen dua kali. Hal itu disebabkan oleh

minimnya ketersediaan air untuk pengairan tanaman padi pada musim

tanam ketiga. Oleh karena itu, lahan sawah yang dimiliki petani di

Kabupaten Kebumen tidak semuanya berproduksi dalam satu tahun.

Namun masih banyak petani yang membiarkan lahan sawahnya

kosong setelah ditanami padi dua kali. Untuk memanfaatkan lahan

sawah yang tidak berproduksi pada musim tanam ketiga tersebut,

dapat digunakan untuk menanami palawija seperti kacang hijau.

Kebutuhan air yang minim untuk tanaman padi pada musim

ketiga tersebut, namun cukup untuk pertumbuhan tanaman palawija

seperti kacang hijau, karena tanaman kacang hijau tidak

membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya. Tanaman kacang

hijau memiliki umur tanam 3-4 bulan, sehingga dapat mengisi

kekosongan lahan sawah yang tidak produktif. Selain dapat

memanfaatkan lahan kosong yang tidak berproduksi, dengan

pemanfaatan lahan sawah pada musim tanam ketiga tersebut,

diharapkan dapat meningkatkan produksi kacang hijau, sehingga dapat

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

meningkatkan kontribusi maupun laju pertumbuhannya di Kabupaten

Kebumen.

4) Ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pisang

Tanaman pisang banyak dijumpai di Kabupaten Kebumen,

karena budidaya tanaman ini yang mudah dan murah, sehingga

komoditi pisang tergolong komoditi prima di Kabupaten Kebumen.

Namun pada umumnya komoditi pisang di Kabupaten Kebumen tidak

diusahakan secara intensif oleh petani, tetapi hanya ditanam pada

lahan pekarangan sekitar rumah dan pengaturan jarak tanam tidak

dilakukan sesuai aturan. Dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen

sebesar 128.111,50 hektar, terdapat sekitar 231 hektar tanah sementara

tidak diusahakan (Tabel 9). Oleh karena itu perlu dilakukan

ekstensifikasi tanaman pisang dengan memanfaatkan lahan kosong

tersebut.

Lahan sementara yang tidak diusahakan dan dibiarkan kosong

oleh petani maupun lahan kering yang belum digunakan dapat

dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya untuk budidaya tanaman

pisang. Selain itu juga perlu dilakukan intensifikasi pada budidaya

tanaman pisang dengan mengatur jarak tanam secara tepat agar

pertumbuhan tanaman dapat optimal. Dengan upaya ekstensifikasi dan

intensifikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditi pisang, sehingga dapat meningkatkan

kontribusi dan laju pertumbuhannya dalam jangka pendek.

b. Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

Komoditi potensial merupakan komoditi yang memiliki potensi

untuk dikembangkan lebih lanjut agar nantinya dapat menjadi komoditi

prima. Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan Tipologi Klassen,

komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen yang

tergolong komoditi potensial yaitu padi sawah dan gogo serta kacang

tanah. Komoditi potensial ini memiliki laju pertumbuhan yang lambat

dan kontribusi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Kebumen. Agar komoditi potensial dapat menjadi komodti prima, maka

diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhannya.

Adapun upaya pengembangannya yaitu sebagai berikut:

1) Perluasan pemasaran

Komoditi padi merupakan komoditi yang penting, karena

sebagai sumber karbohidrat utama yang paling banyak dikonsumsi

oleh masyarakat di Kabupaten Kebumen. Komoditi ini memiliki

kontribusi terbesar dibandingkan dengan komoditi tanaman bahan

makanan lainnya di Kabupaten Kebumen, meskipun komoditi padi

merupakan komoditi potensial karena laju pertumbuhannya yang lebih

rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kebumen. Tingginya kontribusi komoditi padi ini disebabkan karena

jumlah produksinya yang juga tinggi.

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, sehingga

produksinya akan melimpah pada saat musim panen. Hal tersebut

dapat mengakibatkan harga beras yang sangat fluktuatif, yaitu harga

sangat rendah pada saat musim panen dan akan melonjak tinggi pada

saat terjadi kelangkaan. Selama ini banyak petani padi yang menjual

langsung hasil panennya kepada tengkulak, sehingga harga yang

diterima petani sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan upaya

pengembangan komoditi padi dengan perluasan pemasaran agar petani

dapat menerima pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan harga

yang diterima dari tengkulak pada saat panen.

Hasil produksi padi yang berupa gabah atau beras tidak hanya

dijual langsung kepada tengkulak, tetapi juga dijual kepada pihak

BULOG melalui KUD setempat. Tujuannya agar petani

memperoleh harga yang stabil dan memperoleh pendapatan yang

tinggi, yang nantinya akan digunakan sebagai modal usahataninya

lagi. Dengan harga jual gabah maupun beras yang pantas diterima

petani diharapkan dapat memacu petani untuk mengusahakan tanaman

padi lebih optimal agar produktivitasnya lebih meningkat, sehingga

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dapat meningkatkan laju pertumbuhan komoditi padi dan juga dapat

meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.

2) Pemeliharaan tanaman kacang tanah secara intensif

Kacang tanah termasuk komoditi yang memiliki potensi yang

relatif tinggi dimana nilai produksinya tergolong tinggi diantara

tanaman palawija lainnya di Kabupaten Kebumen. Meskipun

demikian, kacang tanah masih perlu diupayakan agar laju

pertumbuhannya dapat semakin meningkat. Salah satunya dengan cara

pemeliharaan tanaman secara intensif. Kacang tanah dapat tumbuh

pada tanah yang sedikit unsur hara, sehingga petani di Kabupaten

Kebumen pada umumnya jarang memberi pupuk. Namun, untuk

memperoleh hasil yang baik perlu dilakukan pemupukan secara tepat

sesuai aturan. Sebaiknya petani menggunakan pupuk organik/pupuk

kandang, karena selain menambah unsur hara, pupuk organik juga

dapat menjaga kesuburan tanah dan memperbaiki kondisi tanah.

Upaya pengembangan kacang tanah dengan pemeliharaan tanaman

secara intensif ini diharapkan dapat meningkatkan produksinya secara

terus menerus, sehingga laju pertumbuhan komoditi tersebut juga akan

semakin meningkat.

2. Strategi Pengembangan Jangka Menengah

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan periode

waktu 5-10 tahun. Strategi jangka menengah ini terdiri dari tiga macam

yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima, komoditi

berkembang menjadi komoditi potensial dan komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang. Adapun penjelasan secara rinci mengenai upaya

pengembangan dalam jangka menengah tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

Pada strategi pengembangan jangka menengah juga mengupayakan

komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi yang dilakukan

adalah dengan meningkatkan laju pertumbuhan dari komoditi potensial.

Adapun upaya-upaya pengembangan dalam jangka menengah dari

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

komoditi potensial menjadi komoditi prima di Kabupaten Kebumen yaitu

sebagai berikut:

1) Penggunaan benih unggul padi

Dalam kegiatan budidaya tanaman, penggunaan benih unggul

dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik.

Tanaman padi di Kabupaten Kebumen hampir semuanya hanya panen

dua kali dalam setahun, karena pada musim tanam ketiga ketersediaan

air untuk tanaman tidak cukup. Oleh karena itu, upaya pengembangan

dilakukan dengan penggunaan benih unggul padi. Untuk tanaman padi

di Kabupaten Kebumen, penggunaan benih unggul diarahkan pada

varietas yang memiliki umur pendek seperti Silugonggo, Bestari dan

Inpari 13. Dengan digunakannya benih unggul padi tersebut

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi usahatani padi di Kabupaten

Kebumen yaitu dapat menghasilkan produktivitas padi yang tinggi

dengan kualitas baik serta umur tanam yang pendek. Hal tersebut juga

dapat meningkatkan laju pertumbuhan komoditi padi dalam jangka

menengah di Kabupaten Kebumen.

2) Penguatan lembaga pertanian (KUD)

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan suatu lembaga

pertanian yang menyediakan sarana produksi pertanian. Jumlah

KUD di Kabupaten Kebumen cukup banyak yaitu terdapat 21 KUD

yang saat ini masih aktif. Namun perkembangan KUD di

Kabupaten Kebumen semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh

lemahnya akses modal, akses pasar dan jaringan usaha, teknologi

dan informasi, manajemen dan organisasi, serta rendahnya jiwa

kewirausahaan dan kualitas SDM pengurus KUD. KUD di

Kabupaten Kebumen merupakan distributor tunggal dalam

penyediaan pupuk, namun ketersediaan stok pupuk di KUD

semakin minim. Hal ini disebabkan oleh pengurangan subsidi

pemerintah pada pupuk. Hal tersebut mengakibatkan para petani di

Kabupaten Kebumen sulit untuk memperoleh pupuk dan apabila

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tersedia maka harga pupuk yang ada sangat mahal. Sedangkan

komoditi potensial terutama padi membutuhkan banyak pupuk

dalam pertumbuhannya, begitu juga tanaman kacang tanah akan

tumbuh optimal apabila dilakukan pemupukan secara tepat.

Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk di

Kabupaten Kebumen, perlu dilakukan penguatan lembaga KUD di

Kabupaten Kebumen dengan cara memperluas akses terhadap

lembaga pembiayaan, serta pengembangan jaringan usaha dan

sarana prasarana pendukung kegiatan usaha KUD. Selain itu, juga

diperlukan kebijakan pemerintah dalam penambahan jumlah subsidi

pupuk, agar petani di Kabupaten Kebumen dapat dengan mudah

mendapatkan pupuk dengan harga yang murah. Adanya upaya

penguatan lembaga KUD di Kabupaten Kebumen tersebut, sehingga

ketersediaan pupuk di KUD dapat terus berjalan. Dengan tersedianya

sarana produksi tersebut khususnya pupuk, diharapkan dapat

meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi padi dan kacang

tanah, sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhannya di

Kabupaten Kebumen.

b. Mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial

Komoditi berkembang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan

kontribusinya yang kecil dibandingkan dengan PDRB Kabupaten

Kebumen. Agar komoditi berkembang dapat menjadi komoditi potensial

maka dilakukan dengan cara meningkatkan kontribusinya. Adapun upaya

pengembangan komoditi berkembang agar menjadi komoditi potensial di

Kabupaten Kebumen yaitu:

1) Good Agriculture Practices (GAP)/ Praktek budidaya pertanian yang

baik

GAP merupakan panduan umum dalam melaksanakan budidaya

tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan secara benar dan tepat,

sehingga diperoleh produktivitas besar, mutu produk yang baik, serta

keuntungan yang optimum. Panduan umum tersebut dikeluarkan oleh

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Balai Pengembangan Tanaman Pangan (BPTP). Kegiatan produksi

dalam GAP bersifat ramah lingkungan serta memperhatikan aspek

keamanan dan keselamatan, karena petani akan dilatih dalam

menggunakan mesin/alat-alat pertanian dengan baik dan benar. Selain

itu, usaha produksi juga bersifat berkelanjutan. Tindakan GAP dapat

diterapkan pada seluruh jenis komoditi berkembang, namun yang

perlu mendapat perhatian misalnya pada komoditi semangka.

Usahatani tanaman semangka memiliki resiko yang tinggi. Hal

ini disebabkan oleh mudahnya terjadi serangan hama dan penyakit

pada komoditi semangka, sehingga dapat menyebabkan gagal panen.

Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi oleh petani sayuran dan

buah-buahan di Kabupaten Kebumen yaitu banyaknya serangan hama

dan penyakit, sehingga menyebabkan hasil produksi yang tidak

optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut,

perlu dilakukan tindakan GAP. Dalam GAP terdapat panduan

mengenai cara-cara pemberantasan hama dan penyakit dengan baik

dan benar. Pada daerah-daerah yang menjadi sentra produksi

semangka seperti di daerah Selatan Kabupaten Kebumen, diantaranya

yaitu Kecamatan Ayah, Puring, Buluspesantren, Ambal dan Mirit

dapat dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian hama

terpadu (PHT) yaitu melakukan budidaya semangka secara tepat

dengan melestarikan musuh alami. Penggunaan pestisida buatan perlu

dikurangi karena hama penyakit dapat menjadi resisten terhadap

pestisida buatan. Dalam GAP pestisida buatan dapat dikurangi/diganti

dengan pestisida alami yang terbuat dari bahan-bahan alami.

Sedangkan untuk membasmi serangan hama dapat digunakan predator

alami sehingga tidak merusak lingkungan.

Selain itu, dalam GAP juga terdapat anjuran pemberian pupuk

yang berimbang antara pupuk alami dan pupuk buatan. Penggunaan

pupuk alami lebih dianjurkan karena mudah diurai oleh

mikroorganisme, sehingga polusi pada tanah dapat dikurangi dan tidak

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

merusak struktur tanah, sedangkan penggunaan pupuk buatan hanya

diberikan pada waktu tertentu saja. Dengan dilakukannya budidaya

pertanian dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditi berkembang sehingga dapat meningkatkan

kontribusinya serta dapat membantu dalam kegiatan pembangunan

ekonomi di Kabupaten Kebumen.

2) Pengembangan kawasan sentra agribisnis

Kawasan sentra agribisnis adalah kawasan pemusatan kegiatan-

kegiatan agribisnis (on farm) mulai dari subsistem hulu (sarana

produksi), budidaya, maupun subsistem hilir (pengelolaan pasca

panen, pengolahan dan pemasaran). Dalam kawasan tersebut juga

terdapat pusat kegiatan penunjang (off farm) seperti alat dan mesin

pertanian, agrowisata, serta sarana transportasi dan sebagainya.

Wilayah Kabupaten Kebumen bagian Selatan memiliki potensi buah-

buahan seperti pepaya dan semangka untuk dikembangkan, karena

luasnya lahan yang digunakan dalam budidaya komoditi tersebut.

Jenis pepaya yang banyak dibudidayakan di daerah tersebut yaitu

varietas Calina. Jenis pepaya ini pohonnya pendek tetapi dapat

berbuah lebat. Biji dalam buah sangat sedikit, daging kenyal dan tebal

serta rasanya lebih manis dibanding dengan pepaya jenis lainnya.

Selain itu tanaman ini jarang terkena hama dan penyakit, sehingga

warna buah menarik, buah tidak mudah busuk, terlihat lebih segar dan

tahan lama. Tingginya minat masyarakat terhadap buah ini, sehingga

daerah pemasaran pepaya tersebut sudah mencakup ke seluruh

wilayah Indonesia bahkan hingga ekspor ke beberapa negara seperti

Singapura, Hongkong dan Dubai. Namun kegiatan usahatani tanaman

pepaya dan semangka tersebut hanya terpaku pada usaha peningkatan

produksi, tetapi belum dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap

hasil panen. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengembangan

kawasan sentra agribisnis.

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Pengembangan kawasan sentra agribisnis di Kabupaten

Kebumen dilakukan di wilayah Selatan, diantaranya yaitu di

Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Petanahan dan Puring.

Pengembangan kawasan sentra agribisnis di Kabupaten Kebumen

tersebut disesuaikan dengan potensi dan spesifikasi lokasi serta daya

dukung lingkungannya. Kegiatan dalam pengembangan kawasan

sentra ini diorientasikan pada upaya-upaya meningkatkan produksi,

produktivitas, dan mutu komoditi tersebut, sehingga dapat mencapai

sasaran-sasaran produksi dan produktivitas komoditi yang telah

ditetapkan. Selain itu, tujuan pengembangan kawasan sentra agribisnis

ini yaitu dapat menciptakan lapangan kerja sehingga akan

meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan.

Kegiatan-kegiatan dalam kawasan sentra agribisnis tersebut

dilakukan pendampingan dari Pemerintah Daerah mulai dari

penyediaan sarana produksi, teknologi budidaya, penanganan pasca

panen, pengolahan hasil, hingga manajemen pemasarannya. Kawasan

tersebut akan dikelola oleh sebuah lembaga/badan hukum dibawah

naungan Pemerintah Daerah, dimana para anggotanya adalah semua

stakeholder pertanian yang terlibat seperti petani itu sendiri, koperasi

penyedia sarana produksi, para pelaku usaha, masyarakat sekitar

kawasan. Melalui pengembangan kawasan sentra agribisnis ini,

diharapkan dapat meningkatkan produksi, produktivitas serta mutu

dari komoditi pepaya dan semangka di Kabupaten Kebumen, sehingga

dapat meningkatkan harga jual komoditi serta dapat dapat

meningkatkan laju pertumbuhan maupun kontribusi komoditi tersebut.

3) Pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Kabupaten Kebumen memiliki beragam potensi sayuran dan

buah-buahan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh wilayah

Kabupaten Kebumen memiliki lahan pertanian yang produktif dan

subur terutama di Kabupaten Kebumen bagian Selatan yang

merupakan dataran rendah. Wilayah Kabupaten Kebumen bagian

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Selatan yang dikenal dengan nama Urut Sewu, diantaranya yaitu

Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan dan

Puring merupakan sentra produksi buah-buahan seperti semangka dan

pepaya. Selain itu di daerah tersebut juga banyak ditanami beberapa

komoditi sayuran seperti tomat, terong, cabe dan sebagainya.

Tingginya produksi buah-buahan di daerah tersebut, sehingga

menyebabkan petani di daerah tersebut sulit mencari pasar tetap dan

membuat hasil produksi selalu naik turun. Sedangkan untuk komoditi

sayuran hanya dijual di pasar setempat dan juga beberapa tetangga

maupun tengkulak yang datang langsung untuk membeli hasil

panennya. Selain itu, komoditas sayuran dan buah-buahan yang

dihasilkan bersifat mudah rusak, sehingga mengharuskan petani untuk

menjualnya secepat mungkin. Oleh karena itu, diperlukan upaya

pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) di wilayah tersebut.

STA merupakan sebuah lembaga pasar lelang yang digunakan

sebagai tempat transaksi hasil komoditi pertanian. Tujuan

pembangunan STA di Kabupaten Kebumen yaitu untuk memberi

akses kemudahan bagi petani untuk menjual hasil pertaniannya,

terutama sayuran dan buah-buahan. Pembangunan STA ini dipelopori

oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. Dengan pertimbangan bahwa

lokasi Urut Sewu yang merupakan jalur selatan, sehingga banyak

dilalui oleh kendaraan dan menjadi penghubung beberapa kota di

sekitar Kabupaten Kebumen. Kegiatan jual beli yang berlangsung di

STA terjadi antara penjual produk hortikultura sayuran dataran tinggi

dalam hal ini petani atau pedagang pengumpul dengan pembeli baik

pedagang besar maupun konsumen dengan cara negosiasi (tawar

menawar) dengan patokan harga dari petani, sehingga diharapkan

petani tidak dirugikan. Pembangunan STA tersebut, nantinya akan

menjadi pusat transaksi sayuran dan buah-buahan di wilayah tersebut.

Dengan adanya STA tersebut, maka kebutuhan pasar bagi produk-

produk pertanian terutama sayuran dan buah-buahan akan tertampung

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dan mempermudah petani dalam memasarkan hasil pertaniannya.

Pemasaran yang terjadi di STA diharapkan lebih efisien, karena

dengan sistem penjualan yang sederhana dapat menjangkau pasar

yang luas tanpa menggunakan biaya transportasi yang tinggi. Dengan

adanya STA tersebut di Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan petani, sehingga dapat memacu petani

untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dari komoditi

berkembang serta dapat meningkatkan kontribusinya.

c. Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

melalui peningkatan wawasan petani

Komoditi terbelakang merupakan komoditi yang berperan sebagai

alternatif pengganti dari komoditi berkembang. Komoditi tanaman bahan

makanan di Kabupaten Kebumen yang tergolong komoditi terbelakang

yaitu komoditi cabe dan jeruk siam. Komoditi terbelakang berupa

sayuran dan buah mudah sekali terserang hama dan penyakit. Untuk

komoditi cabe di Kabupaten Kebumen belum ditemukan pestisida yang

tepat untuk memberantas penyakit yang sering menyerang komoditi

tersebut. Oleh karena itu, komoditi terbelakang tersebut perlu diupayakan

strategi pengembangannya agar dapat menjadi komoditi berkembang.

Upaya pengembangan dari komoditi terbelakang tersebut dilakukan

dengan cara peningkatan wawasan petani. Upaya peningkatan wawasan

petani di Kabupaten Kebumen ini dapat dilakukan dengan kegiatan

penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan dari Pemerintah Daerah

yang secara langsung bertatap muka dengan para petani di Kabupaten

Kebumen. Kegiatan ini semata-mata bertujuan untuk membantu

mengarahkan para petani dalam kegiatan usahataninya agar dapat

menghasilkan output yang tinggi. Kegiatan penyuluhan pertanian ini

sebaiknya dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali dan dapat

mencakup seluruh petani di masing-masing gapoktan yang ada di

Kabupaten Kebumen. Pihak dari pemerintah daerah yakni petugas

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

penyuluh juga berusaha mengajak dan mengumpulkan seluruh petani

dalam wilayah penyuluhannya untuk mau mengikuti kegiatan-kegiatan

dalam penyuluhan tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian

tersebut petugas penyuluh akan membantu mengatasi permasalahan yang

sedang dihadapi petani mulai dari penyediaan sarana produksi, teknik

budidaya, hingga pemasaran hasil usahataninya.

Dalam kegiatan penyuluhan tersebut petugas penyuluh memiliki

peran yang sangat penting karena penyuluh merupakan akses utama yang

dibutuhkan petani agar dapat memperoleh informasi-informasi yang

berkaitan dengan usahataninya. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut juga

dapat meningkatkan peran kelompok tani karena terjadi kerjasama yang

baik antar sesama anggota dalam kelompok tani mengenai usaha

budidaya baik mulai dari pra tanam hingga pasca panen. Dengan

menguatnya peran kelompok tani ini, sehingga dapat meningkatkan

posisi tawar petani dalam menentukan harga dari hasil panennya tersebut.

Semakin meningkatnya harga jual komoditi terbelakang, sehingga dapat

memacu petani dalam meningkatkan produksi komoditi tersebut. Dengan

dilakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara rutin mengenai aspek

budidaya yang baik dan benar maka diharapkan dapat meningkatkan

wawasan petani mengenai teknik budidaya yang baik dan benar dalam

usaha peningkatan produktivitas komoditi terbelakang. Selain itu, dengan

adanya upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi dan laju

pertumbuhan komoditi terbelakang, sehingga dapat membantu dalam

peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.

3. Strategi Pengembangan Jangka Panjang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan

periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan jangka panjang ini

dapat dilakukan dengan mengupayakan komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang dan juga untuk mempertahankan komoditi prima agar

tetap menjadi komoditi prima. Adapun penjelasan tentang strategi

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

pengembangan jangka panjang pada komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen yaitu sebagai berikut:

a. Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

melalui penelitian pengembangan benih/bibit unggul

Komoditi cabe dan jeruk siam memiliki jumlah produksi yang

fluktuatif tiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi iklim yang

tidak menentu, sehingga menyebabkan tanaman tersebut mudah terserang

hama penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengembangan

dari komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang yaitu melalui

penelitian pengembangan benih/bibit unggul. Untuk menghasilkan

tanaman yang memiliki kuantitas dan kualitas tinggi, diperlukan upaya

tersebut agar dapat memberikan hasil yang berkesinambungan dalam

jangka panjang. Kegiatan penelitian pengembangan benih/bibit unggul

ini diarahkan pada benih/bibit unggul cabe dan jeruk siam yang memiliki

ketahanan tinggi, sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi,

meskipun pada kondisi iklim yang tidak mendukung. Peningkatan mutu

benih/bibit ini dilakukan oleh dinas terkait di Kabupaten Kebumen

seperti balai pengembangan benih. Penelitian untuk memperoleh mutu

benih/bibit dengan kualitas baik diperlukan waktu yang tidak cepat, maka

dalam jangka panjang upaya ini tetap harus dijalankan sehingga

kedepannya dapat diperoleh benih/bibit dengan varietas unggul. Dengan

dihasilkannya benih/bibit dengan varietas unggul, diharapkan dapat

meningkatkan produksi maupun produktivitas komoditi terbelakang,

sehingga dapat meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya di

Kabupaten Kebumen.

b. Mengupayakan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka panjang juga mengupayakan

komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima. Untuk

mempertahankan peran dari komoditi jagung, ketela pohon, kacang hijau

dan pisang agar tetap menjadi komoditi prima diperlukan strategi

pengembangan yang tepat dalam jangka panjang yaitu dengan

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

mempertahankan laju pertumbuhannya yang cepat dan kontribusinya

yang besar. Adapun alternatif upaya pengembangan dari komoditi prima

agar tetap menjadi komoditi prima yaitu:

1) Pengembangan agroindustri

Agroindustri adalah suatu industri di bidang pengolahan hasil-

hasil pertanian yang mengolah/mengubah bahan mentah menjadi

bentuk lain agar memiliki nilai tambah lebih. Pengembangan

agroindustri dapat diterapkan pada komoditi prima seperti jagung,

ketela pohon, dan pisang. Pada komoditi jagung dan ketela pohon

dapat diolah lebih lanjut menjadi produk lain seperti tepung, keripik,

dan aneka jajanan lain. Sedangkan pada komoditi pisang dapat dibuat

keripik atau sale. Pada umumnya, makanan pokok masyarakat

Kabupaten Kebumen adalah nasi. Namun, kebutuhan akan pangan

tersebut yang tinggi dapat menyebabkan kerawanan pangan pada

komoditi padi. Oleh karena itu, melalui upaya pengembangan

agroindustri ini, sehingga dapat mengurangi terjadinya kerawanan

pangan di masa mendatang. Dalam agroindustri pangan, ketela pohon

dan jagung dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat sekunder atau

pengganti setelah padi, dengan cara diolah menjadi sumber pangan

alternatif seperti nasi jagung instan, tiwul instan, atau makanan nikmat

lainnya, sehingga digemari masyarakat. Dengan adanya

pengembangan agroindustri tersebut, sehingga dapat menambah

diversifikasi pangan.

Agroindustri makanan di Kabupaten Kebumen berupa keripik

atau camilan lainnya yang berasal dari komoditi tersebut sudah cukup

banyak, salah satunya makanan khas dari Kabupaten Kebumen yang

terkenal yaitu Lanting. Makanan ringan yang berbentuk angka delapan

ini memiliki beraneka macam rasa dan berbahan dasar ketela pohon.

Namun produk-produk agroindustri yang dihasilkan di Kabupaten

Kebumen tersebut memiliki sentuhan kualitas produk yang kurang

menarik, seperti pada pengemasan dan jenis produk, sehingga

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

berdampak pada pemasarannya. Untuk dapat mengembangkan

agroindustri di Kabupaten Kebumen, diperlukan kegiatan

pendampingan dari Pemerintah Daerah, seperti pelatihan untuk pelaku

usaha, pengembangan teknologi produksi, dan program magang ke

luar daerah yang produknya lebih unggul.

Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan makanan olahan ini

serta dapat meningkatkan nilai tambah komoditi prima, sehingga

dapat bersaing dengan produk-produk lain di luar daerah. Selain itu

juga juga dapat meningkatkan peran dari komoditi jagung dan ketela

pohon sebagai altenatif pangan sumber karbohidrat selain padi agar

dapat dikonsumsi masyarakat lebih banyak. Dengan meningkat dan

berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi yang

berbasis pada agroindustri, sehingga dapat meningkatkan diversifikasi

jenis-jenis makanan olahan yang berasal dari komoditi jagung, ketela

pohon dan pisang. Selain itu juga dapat memacu petani dalam

mengusahakan komoditi jagung, ketela pohon dan pisang lebih

optimal agar produksinya dapat meningkat, sehingga dapat

meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusinya dalam jangka

panjang.

2) Mengurangi adanya alih fungsi lahan pada lahan subur

Bertambahnya jumlah penduduk dan struktur perekonomian

dapat menyebabkan banyaknya alih fungsi lahan pertanian. Hal ini

harus diperhatikan dan diantisipasi karena semakin sempitnya lahan

pertanian sebagai sumber pangan manusia dapat mempengaruhi

jumlah produksi yang dihasilkan karena jika produksi menurun

sedangkan jumlah penduduk meningkat maka dapat terjadi kerawanan

pangan. Produksi padi gogo yang ditanam di lahan tegalan di beberapa

kecamatan Kabupaten Kebumen bagian Selatan, seperti Kecamatan

Ambal, Mirit, Ayah, dan Buluspesantren semakin lama semakin

menurun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lahan tegalan milik

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

petani yang dijual dan kemudian dialihfungsikan menjadi permukiman

atau toko. Hal tersebut dapat mempengaruhi penurunan jumlah

produksi padi di Kabupaten Kebumen. Oleh karena itu kegiatan

pembangunan seperti perumahan, pertokoan ataupun fasilitas umum

sebaiknya dilakukan di lahan yang tidak produktif sehingga tidak

mempengaruhi produktivitas komoditi prima. Dengan mengurangi

adanya alih fungsi lahan pertanian pada lahan subur, diharapkan dapat

tetap menjaga kontinuitas produksi dan produktivitas komoditi prima

di Kabupaten Kebumen, sehingga dapat mempertahankan komoditi

prima tetap menjadi komoditi prima dalam jangka panjang.

3) Peningkatan kerja sama antara petani dengan pihak swasta

Dalam usaha budidaya tanaman, tidak banyak petani di

Kabupaten Kebumen yang melakukan kerjasama dengan pihak

swasta. Misalnya dalam kebutuhan pupuk, petani hanya

mengandalkan ketersediaan pupuk yang ada di KUD. Selain itu,

kebutuhan benih unggul biasanya didapatkan dari program-program

pemerintah maupun menangkar benih sendiri yang sudah ada

sebelumnya. Dalam teknik budidaya, petani juga hanya mengandalkan

kemampuan dari pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Oleh

karena itu, dalam usaha pengembangan komoditi prima perlu adanya

kerjasama antara petani dan pihak swasta. Misalnya dalam pengadaan

sarana produksi (benih, pupuk, alat-alat pertanian) dan transfer teknik

budidaya dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan penangkar

benih maupun pembuatan pupuk. Selain itu kegiatan pengolahan hasil

produksi padi perlu dilakukan kerjasama dengan tempat penggilingan

padi maupun perusahan dan industri besar pengolahan makanan untuk

memperoleh bahan baku secara terus menerus.

Sedangkan permasalahan kurangnya modal yang dimiliki petani

dapat dilakukan kerja sama dengan lembaga keuangan, agar petani

memperoleh kemudahan dalam pengadaan modal dengan bunga yang

rendah dan sistem prosedur yang sederhana sehingga petani tidak

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

kesulitan dalam peminjaman dan pengembalian modal. Hal ini

dimaksudkan agar diantara petani dan pihak swasta dapat terjalin

kerjasama yang saling menguntungkan sehingga kontinuitas

kerjasama ini dapat terjalin dalam jangka panjang. Dengan adanya

peningkatan kerjasama tersebut, diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas dari komoditi prima, sehingga dapat meningkatkan laju

pertumbuhan maupun kontribusinya terhadap subsektor tanaman

bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

D. Kebijakan Program Pembangunan Pertanian di Kabupaten Kebumen

Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan ditentukan untuk

mengetahui komoditi yang menjadi prioritas maupun unggulan di Kabupaten

Kebumen. Hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen dengan pendekatan Tipologi Klassen dan dari Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Kebumen memiliki perbedaan. Adapun perbedaan hasil

klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen tersebut

disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29. Perbedaan Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen

Analisis Tipologi Klassen Pemerintah Kabupaten Kebumen 1. Komoditi Prima: jagung, ketela

pohon, kacang hijau, pisang 2. Komoditi Potensial: padi sawah

dan gogo, kacang tanah 3. Komoditi Berkembang: ketela

rambat, kedelai, bayam, tomat, terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing, nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan dan jambu biji.

4. Komoditi Terbelakang: cabe dan jeruk siam

1. Komoditas Prioritas: padi (sawah dan gogo), jagung, kedelai, kacang tanah, ketela pohon kacang hijau, ketela rambat, kacang panjang, kangkung, cabe, petai, ketimun, melinjo, terong, tomat, pisang, pepaya, mangga, salak, rambutan, duku, semangka, bengkuang dan beberapa tanaman biofarmaka seperti kunyit, jahe, temulawak, temu ireng dan laos.

2. Komoditas Potensial: tanaman jenis aneka umbi dan aneka kacang lainnya, serta buah-buahan seperti kelengkeng, belimbing, buah naga, durian, dan pepaya.

Sumber: Analisis Data Sekunder, 2010

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Berdasarkan Tabel 29. terdapat perbedaan antara klasifikasi komoditi

tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen dengan pendekatan Tipologi

Klassen dan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. Pada klasifikasi

hasil analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat kategori komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Kebumen, yaitu komoditi prima, komoditi

potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Hasil klasifikasi

tersebut didasarkan pada dua indikator utama yaitu laju pertumbuhan dan

kontribusi komoditi tanaman bahan makanan terhadap PDRB Kabupaten

Kebumen.

Sedangkan berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Kebumen, terdapat dua kategori komoditi tanaman

bahan makanan yaitu komoditas prioritas dan komoditas potensial. Hasil

klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Kebumen tersebut didasarkan pada data capaian hasil

pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Kebumen

selama lima tahun (2005-2009), yaitu berupa data luas panen, produktivitas dan

produksi komoditi tanaman bahan makanan. Kedua klasifikasi komoditi

tanaman bahan makanan tersebut diperoleh berdasarkan tingginya data luas

panen, produktivitas maupun produksi komoditi tersebut selama lima tahun.

Namun dari kedua hasil analisis klasifikasi tersebut terdapat beberapa

kesamaan dari komoditi yang menjadi prioritas ataupun diunggulkan di

Kabupaten Kebumen, diantaranya yaitu komoditi jagung, ketela pohon, kacang

hijau dan pisang. Keempat komoditi tersebut memiliki kontribusi dan laju

pertumbuhan komoditi yang lebih besar dibandingkan PDRB Kabupaten

Kebumen. Hasil klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan berdasarkan

pendekatan Tipologi Klassen dan capaian hasil pembangunan pertanian di

Kabupaten Kebumen tersebut, kemudian dapat dilakukan strategi

pengembangannya. Dari hasil rumusan strategi pengembangan yang telah

dijelaskan pada sub bab sebelumnya, kemudian dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam menyusun rencana

pembangunan daerah Kabupaten Kebumen di masa yang akan datang,

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

khususnya yang terkait dengan pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan.

Kebijakan pembangunan merupakan pedoman dalam melaksanakan

program dan kegiatan pembangunan. Berdasarkan informasi dari data Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen

Tahun 2010-2015, kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen yang

terkait dengan pembangunan sektor pertanian yaitu meningkatkan kualitas dan

kuantitas pertanian. Adapun program-program pembangunan sektor pertanian

yang direncanakan terkait kebijakan tersebut disajikan pada Tabel 30.

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 30. Program-program Pembangunan dan Kegiatan Indikatif Sektor Pertanian di Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015

No. Program Kegiatan Indikatif 1. Program peningkatan

kesejahteraan petani a. Peningkatan kapasitas petani dan

lembaga petani pelaku agribisnis b. Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan

dan produktivitas lahan tidur 2. Program peningkatan

ketahanan pangan pertanian/perkebunan

a. Pengembangan desa mandiri pangan dan lumbung pangan desa

b. Peningkatan mutu dan keamanan pangan c. Peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu produk perkebunan, produk pertanian

3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

a. Penelitian pengembangan, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

b. Peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

4. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

a. Penelitian pengembangan, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

b. Peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

5. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

a. Penyuluhan dan penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

b. Pengembangan dan sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan

6. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/ perkebunan lapangan

Peningkatan kapasitas dan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Sumber: RPJMD Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 30. dapat diketahui bahwa program-program

pembangunan pertanian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen yang

terkait dengan pengembangan subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari

beberapa kegiatan indikatif yang akan dilakukan pada tahun 2010-2015.

Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk peningkatan kuantitas dan kualitas

komoditi pertanian.

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Pada analisis Tipologi Klassen dihasilkan empat kategori komoditi di

Kabupaten Kebumen, yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi

berkembang dan komoditi terbelakang. Dari hasil analisis tersebut, kemudian

ditentukan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen berdasarkan tiga periode waktu, yaitu strategi

pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan

jangka panjang (10-25 tahun). Hasil dari perumusan strategi pengembangan

tersebut selaras dengan kebijakan program pembangunan pertanian Pemerintah

Daerah Kabupaten Kebumen, karena terdapat beberapa poin-poin strategi

pengembangan yang sesuai dengan hasil kebijakan program pembangunan,

diantaranya yaitu pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang

terkait dengan penyuluhan, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

komoditi, penelitian pengembangan benih/bibit, penyediaan sarana produksi,

peningkatan teknologi pertanian hingga pemasaran produk pertanian.

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Komoditi

Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Kebumen dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen

berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen diperoleh empat kategori

komoditi, yaitu:

a. Komoditi prima terdiri dari jagung, ketela pohon, kacang hijau, dan

pisang.

b. Komoditi potensial terdiri dari padi sawah dan gogo serta kacang tanah.

c. Komoditi berkembang terdiri dari ketela rambat, kedelai, bayam, tomat,

terung, semangka, duku/langsat, salak, sawo, jambu air, belimbing,

nangka, alpokat, bengkoang, nanas, durian, mangga, pepaya, rambutan

dan jambu biji.

d. Komoditi terbelakang terdiri dari cabe dan jeruk siam.

2. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten

Kebumen terbagi menjadi tiga periode jangka waktu, yaitu:

a. Strategi pengembangan jangka pendek (1-5 tahun) terdiri dari dua

macam, yaitu:

1) Strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi

komoditi prima, melalui upaya perluasan lahan tanam jagung,

perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon,

peningkatan produksi kacang hijau, serta ekstensifikasi dan

intensifikasi tanaman pisang.

2) Strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi

prima, melalui upaya perluasan pemasaran dan pemeliharaan tanaman

kacang tanah secara intensif.

b. Strategi pengembangan jangka menengah (5-10 tahun) terdiri dari tiga

macam, yaitu:

95

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN BAHAN …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1) Strategi untuk mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi

prima, melalui upaya penggunaan benih unggul padi dan penguatan

lembaga pertanian KUD.

2) Strategi untuk mengembangkan komoditi berkembang menjadi

komoditi potensial, yaitu dengan upaya Good Agriculture Practices

(GAP)/ praktek budidaya pertanian yang baik, pengembangan

kawasan sentra agribisnis dan pembangunan Sub Terminal Agribisnis

(STA).

3) Strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang, melalui upaya peningkatan wawasan petani.

c. Strategi pengembangan jangka panjang (10-25 tahun) terdiri dari dua

macam, yaitu:

1) Strategi untuk mengembangkan komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang, melalui upaya penelitian pengembangan

benih/bibit unggul.

2) Strategi untuk mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi

komoditi prima yaitu melalui upaya pengembangan agroindustri,

mengurangi adanya alih fungsi lahan pada lahan subur serta

peningkatan kerjasama antara petani dengan pihak swasta.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan yaitu

sebagai berikut:

1. Sebaiknya upaya pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang

dilakukan riil di lapangan perlu mempertimbangkan hasil klasifikasi dengan

pendekatan Tipologi Klassen, sehingga dapat menentukan strategi yang

tepat dalam mengembangkan komoditi tanaman bahan makanan di

Kabupaten Kebumen.

2. Hasil klasifikasi dengan pendekatan Tipologi Klassen memiliki kelemahan

karena penggolongan komoditi hanya berdasarkan pada aspek nilai produksi

komoditi saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis berdasarkan aspek-

aspek lain seperti aspek biaya, potensi wilayah, pemasaran dan sebagainya.