skrining penurunan visual antara anak-anak prasekolah pada populasi perkotaan di malaysia

8
Skrining penurunan visual antara anak- anak prasekolah pada populasi perkotaan di malaysia; penelitian kuching pediatric eye: sebuah penelitian dengan metode cross sectional LATAR BELAKANG Penglihatan merupakan suatu kebutuhan untuk pendidikan dan bermain, menjadi sangat penting pada masa pertumbuhan anak pada usia 3 tahun pertama kehidupan. Anak-anak menggunakan penglihatannya untuk memperkuat fungsi motorik, menjalin tali kasih sayang orangtua-anak, persepsi gambar dan untuk keseimbangan. Anak-anak mungkin masuk ke usia sekolah dengan masalah Penglihatan. Penglihatan yang tidak optimal bisa menghasilkan buruknya prestasi di sekolah, kurangnya minat sekolah, sampai di keluarkan dari sekolah. Beberapa kasus rendahnya kualitas Penglihatan bisa menumbulkan masalah tingkah laku seperti disabilitas belajar, dislexia, dan ADD. Penyebab utama masalah mata di sekolah pada anak usia pra sekolah dan usia awal sekolah antara lain ambliopia, strabismus dan gangguan refraksi. Deteksi awal merupakan suatu keuntungan untuk terapi yang efektif. AAC merekomendasikan skrining awal pada usia 3 tahun. Ambliopia mengenai 5% anak prasekolah dan masih berpotensi untuk diobati. 2 penyebab utama ambliopia adalah stabismus dan gangguan refraksi. Deteksi awal sangat penting karena ini meningkatkan kemungkinan terapi yang sukses. Program skrining prasekolah bisa menghasilkan penglihatan yang lebih baik jika dibandingkan skrining pada saat masuk sekolah. Di malaysia, secara nasional program skrining penglihatan hanya dilakukan pada usia 7 tahun keatas. Sampai sekarang tidak ada data mengenai prevalensi masalah kesehatan mata pada 1

Upload: dinimudira

Post on 07-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

Skrining penurunan visual antara anak-anak prasekolah pada populasi perkotaan di malaysia; penelitian kuching

pediatric eye: sebuah penelitian dengan metode cross sectional

LATAR BELAKANG

Penglihatan merupakan suatu kebutuhan untuk pendidikan dan bermain, menjadi sangat penting pada masa pertumbuhan anak pada usia 3 tahun pertama kehidupan. Anak-anak menggunakan penglihatannya untuk memperkuat fungsi motorik, menjalin tali kasih sayang orangtua-anak, persepsi gambar dan untuk keseimbangan. Anak-anak mungkin masuk ke usia sekolah dengan masalah Penglihatan. Penglihatan yang tidak optimal bisa menghasilkan buruknya prestasi di sekolah, kurangnya minat sekolah, sampai di keluarkan dari sekolah. Beberapa kasus rendahnya kualitas Penglihatan bisa menumbulkan masalah tingkah laku seperti disabilitas belajar, dislexia, dan ADD. Penyebab utama masalah mata di sekolah pada anak usia pra sekolah dan usia awal sekolah antara lain ambliopia, strabismus dan gangguan refraksi. Deteksi awal merupakan suatu keuntungan untuk terapi yang efektif. AAC merekomendasikan skrining awal pada usia 3 tahun.

Ambliopia mengenai 5% anak prasekolah dan masih berpotensi untuk diobati. 2 penyebab utama ambliopia adalah stabismus dan gangguan refraksi. Deteksi awal sangat penting karena ini meningkatkan kemungkinan terapi yang sukses. Program skrining prasekolah bisa menghasilkan penglihatan yang lebih baik jika dibandingkan skrining pada saat masuk sekolah. Di malaysia, secara nasional program skrining penglihatan hanya dilakukan pada usia 7 tahun keatas. Sampai sekarang tidak ada data mengenai prevalensi masalah kesehatan mata pada usia prasekolah di pulau kalimantan. Di jurnal ini kami menyediakan informasi besar jumlah dan tipe dari masalah kesehatan mata. Data ini akan memperkirakan kebutuhan jumlah program skrining mata pada usia prasekolah di masyarakat kami.

METODE

Protokol kami sudah disetujui oleh komite etik untuk subjek manusia universitas malaysia sarawak (UNIMAS) [Project ID: SGS/01(S63)/761/2010(38)]. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan deklarasi helsinski dan inform consent tertulis dengan orang tua semua peserta

DESIGN DAN SAMPEL

Dengan metode cross-sectional yang melibatkan 400 anak usia prasekolah rentan umur 4-6 tahun di daerah kuching malaysia. Data dikumpulkan pada tahun 2010-2011. Populasi di kota kuching 617.887 sekitar 8,34% (51.530) adalah usia pra sekolah. Daftar tk di kota kucing didapatkan dari departemen pendidikan bagian sarawak. Dengan jumlah 122 tk

1

Page 2: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

pemerintah dan 89 tk swasta. Anak prasekolah diseleksi dengan simple random sampling dengan metode SPSS yang dikalkulasi angka prevalensi dugaan 20.6% dan presisi 4.0%.

TEMPAT DAN INFORM KONSEN

Setelah memilih TK, kami menerangkan prinsip penelitian kami kesekolah tersebut. Dalam persetujuan tersebut sekolah kami lihat untuk kesesuaian proses skrining. Sebuah sekolah dianggap cocok jika memiliki ruangan lebih dari 4 meter panjangnya dan jauh dari keramaian. Level cahaya harus adekuat (setidaknya 300 lux dalam ruangan dan untuk test chart illumination sekitar 500 lux). Lembar persetujuan, quesioner dan tabel informasi dibagikan kepada orang tua 2 minggu sebelum proses skrining dengan menggunakan 3 bahasa utama (inggris, cina, malay). Isi pertanyaan mencakup informasi tentang demografi (gender, usia, dan etnis), riwayat mata di keluarga, riwayat preterm, riwayat medis dan riwayat mengenai keluhan pada mata lalu pertanyaan dikumpulkan.

SKRINING PENGLIHATAN

semua anak menjalani 2 skrining prosedur wajib yang meliputi test tajam penglihatan dan test persepsi dalam. Test tajam penglihatan menggunakan sheridan gardiner test komplete (Keeler, UK) dan chart cardiff. Test persepsi dalam atau pemeriksaan stereopsis dengan langs stereotest. Test ini dilakukan oleh optometrists dan staff perawat yang terlatih. Test tajam penglihatan dilakukan terlebih dahulu. Test tajam penglihatan dilakukan monokular dengan jarak 6 meter. Mata kanan terlebih dahulu. Stereopsis dilakukan binokular dan hasilnya dicatat sebagai “pass” jika anak tersebut bisa mengidentifikasi gambar pada tabel dengan benar dan “fail” bila tidak bisa mengidentifikasi. Anak-anak dengan tajam penglihatan lebih buruk dari 6/12 pada 1 atau kedua mata dan gagal dalam test persepsi dalam kami rujuk ke klinik mata untuk pemeriksaan mata yang lebih detail.

EVALUASI RUJUKAN DAN LANJUTAN

Anak yang membutuhkan rujukan dikirim kerumah dengan surat untuk menginformasikan orang tua mereka tentang kondisi anak dan juga surat rujukan ke klinik mata untuk pemeriksaan mata lebih baik. Pemeriksaan di klinik mata dilakukan oleh dokter mata terlatih, yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, tutup dan buka, dan test tutup alternatif, pergerakan bola mata, refraksi siklopegik, pemeriksaan slit lamp dan pemeriksaan dilatasi fundus. Gangguan refraksi signifikan dikelompokan sebagai hiperopia ≥ 3.00 dioptri (D), miopia ≥ 1.00 D atau astigmat ≥ 1.50 D pada mata baik, atau anisometropia ≥ 2.00 D. Anak dengan gangguan refraksi pokok diresepkan kaca mata dan anak dengan gangguan mata lainnya ditatalaksana sesuai. Ambliopia didefinisikan sebagai gangguan tajam penglihatan dibawah 0.3 LogMAR (dibawah 20/40) pada mata yang terkena dan atau 2 LogMAR perbedaan garis antara 2 mata dan menjadikan suatu ambliogenik.

ANALISA STATISTIK

Menggunakan SPSS 17.0 untuk windows. Dengan semua analisa statistik dilaporkan. Kategori data dengan uji chi-square atau test fishers.

2

Page 3: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

HASIL

3

Page 4: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

4

Page 5: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

DISKUSI

Prevalensi kelemahan visual pada penelitian kami adalah 5% (95% CI = 3.3%, 7.6%); kebanyakan adalah gangguan refraksi. Gambaran ini jika dibandingkan pada populasi negara lain misal di baltimore pediatric eye study, persentasi umur prasekolah yang mempunyai masalah sekitar 1.2% pada anak kulit putih dan 1.8% pada anak afrika-amerika. Jamali et al. Melaporkan bahwa 6.3% anak yang memasuki masa sekolah di iran mempunyai risiko ambliopia; kebanyakan karena gangguan refraksi. Di hongkong sekitar 4.4% anak prasekolah mempunyai gangguan tajam penglihatan atau starbismus. Cia et al melaporkan prevalensi anak di singapura 1.19% usia 30 – 72 bulan. Di nepal karki melaporkan 5.97% dari anak usia 4-5 tahun mempunyai ambliopia.

Tipe dari gangguan refraksi berbeda dari setiap populasi. Astigmat merupakan gangguan refraksi paling umum di populasi kami. Hiperopia sudah ditemukan sebagai gangguan refraksi paling banyak di baltimore pediatric eye study dan di iran. Di singapura dimana prevalensi miopia merupakan salah satu tertinggi di dunia (11-15%). Tipe gangguan refraksi di masyarakat bisa berubah seiring berjalannya waktu. Fan et al di hongkong menemukan gangguan refraksi berubah dari astigmat ke miopia selama dekade 1996-2007.

Strabismus ditemukan pada 1 dari 20 anak yang tidak lolos skrining test. Prevalensi tipe strabismus berbeda di setiap penelitian masyarakat. Esotropia paling banyak di temukan

5

Page 6: Skrining Penurunan Visual Antara Anak-Anak Prasekolah Pada Populasi Perkotaan Di Malaysia

pada populasi kulit putih dibandingkan orang asia,di asia eksotropia. Di baltimore pediatric eye, prevalensi strabismus adalah 0.3%; kebanyakan esotropia. Chia et al. Melaporkan 0.80% prevalensi dari strabismus pada anak usia prasekolah warga cina disingapur. Eksotropia : esotropia adalah 7:1.

BATASAN

Batasan utama yang melekat adalah kelemahan dari penelitian menggunakan cross sectional. Data tentang tumbuh kembang anak tidak kami kumpulkan. Gangguan tumbuh kembang bisa menjadikan hubungan indikasi yang menjadikan suatu kelemahan visual.

Angka non responden sekitar 11% yang bisa menjadi bias. Bias ini terjadi karena dimana anak yang sudah menggunakan kacamata atau kecendrungan anak untuk tidak mengikuti penelitian. Meskipun dengan sampel yang lebih banyak belum tentu mengurangi bias. Anak-anak hanya ditest tajam penglihatan dan streopsis saja. Pemeriksaan lebih mendalam hanya dilakukan jika gagal untuk mengikuti skrining. Anak dengan strabismus ringan bisa tidak terdeteksi karena hirscberg test dan cover test tidak dilakukan di lapangan.

KESIMPULAN

Penelitian ini sangat kecil tapi merupakan langkah penting untuk mengerti masalah dari kelemahan visual pada anak usia prasekolah. Penelitian kami menunjukan bahwa sangat layak untuk memastikan tajam penglihatan dan streopsis pada grub usia ini. Bagaimanapun juga skrining untuk pengliatan pada anak usia prasekolah belum dilakukan. Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan pada aspek ini.

6