siri hikayat sangtawal - 13

Upload: azan90

Post on 30-May-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    1/25

    Hikayat Sangtawal (13) - Bangsa Moro Bangkit

    Artikel Pilihan 1

    Tajuk :Bangsa Moro dalam Lintasan Sejarah

    Oleh:Iman Nugraha

    Sumber : http://www.angelfire.com/id/sidikfound/moro.html

    Secara geografis wilayah Filipina terbagi dua wilayah kepulauan besar, yaitu utaradengan kepulauan Luzon dan gugusannya serta selatan dengan kepulauan Mindanao dan

    gugusannya. Muslim Moro atau lebih dikenal dengan Bangsa Moro adalah komunitas

    Muslim yang mendiami kepulauan Mindanao-Sulu beserta gugusannya di Filipina bagianselatan.

    Sejarah masuknya Islam

    Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao, padatahun 1380. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja

    Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauantersebut.

    Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangiran dari Minangkabau(Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan

    Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga akhirnyaKabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao, memeluk Islam. Dari

    sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini mulai dirintis. Pada masa itu, sudah dikenalsistem pemerintahan dan kodifikasi hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau

    http://sangtawal.blogspot.com/2009/03/hikayat-sangtawal-12-bangsa-moro.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/_EkAPRyIuoDk/ScBpAO2PGNI/AAAAAAAAAUI/k7gzCGTvNpE/s1600-h/morolandmap-1.jpghttp://sangtawal.blogspot.com/2009/03/hikayat-sangtawal-12-bangsa-moro.html
  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    2/25

    Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa danMir-atu-Thullab.

    Manguindanao kemudian menjadi seorang Datu yang berkuasa atas propinsi Davao di

    bagian tenggara pulau Mindanao. Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao danbagian utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai kepulauanFilipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelarDatu atau Raja bahkan setelah kedatangan orang-orang Spanyol. Konon menurut paraahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah

    (negeri Allah yang aman). Pendapat ini bisa jadi benar mengingat kalimat tersebutbanyak digunakan oleh masyarakat Islam sub-kontinen (anak benua India).

    Masa Kolonial Spanyol

    Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke Filipina pada 16 Maret 1521, penduduk pribumitelah mencium adanya maksud lain dibalik "ekspedisi ilmiah" Ferdinand de Magellans.

    Ketika kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawananberarti, tidak demikian halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru menemukanpenduduk wilayah selatan melakukan perlawanan sangat gigih, berani dan pantang

    menyerah.

    Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian kilometer demi kilometer untukmencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876). Menghabiskan lebih

    dari 375 tahun masa kolonialisme dengan perang berkelanjutan melawan kaumMuslimin. Namun, walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat ditundukan

    secara total.

    Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah belah

    and kuasai) serta mision-sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang Islam.

    Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang buruk)

    sebagai "Moor" (Moro).Artinya orang yang buta huruf,jahat, tidak bertuhan dan

    huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-

    orang Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut.

    Tahun 1578 terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri. Pendudukpribumi wilayah Utara yang telah dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial

    Spanyol, kemudian di adu domba dan disuruh berperang melawan orang-orang Islam diselatan. Sehingga terjadilah peperangan antar orang Filipina sendiri dengan

    mengatasnamakan "misi suci". Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa curigaorang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang.

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    3/25

    Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankankolonial Spanyol ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu, kemudian Raja

    Humabon sendiri dan rakyatnya.

    Masa Imperialisme Amerika Serikat

    Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap menganggapkedua wilayah itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara tidak sah dan tak bermoralSpanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga US$ 20 juta pada

    tahun 1898 melalui Traktat Paris.

    Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri mereka sebagai seorang sahabatbaik dan dapat dipercaya. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20

    Agustus 1898) yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan mengungkapkanpendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun traktat tersebut

    hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena padasaat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum revolusioner

    Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo.

    Terbukti setelah kaum revolusioner kalah pada 1902, kebijakan AS di Mindanao danSulu bergeser kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahunkemudian (1903) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Morolanddengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu. Periodeberikutnya tercatat pertempuran antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr.

    mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi 19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923,terjadi 21 kali pertempuran.

    Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902, AS ternyata telah menggunakan waktutersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah Moro untuk keperluan

    ekspansi para kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk memerangiberbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro.

    Namun Amerika memandang peperangan tak cukup efektif meredam perlawanan BangsaMoro, Amerika akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan pendidikan

    dan bujukan. Kebijakan ini kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika sebagaiciri khas penjajahan mereka.

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    4/25

    Kebijakan pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika terbukti merupakan strategiyang sangat efektif dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai hasilnya,

    kohesitas politik dan kesatuan di antara masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis

    budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat.

    Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan keinginan Amerika memasukkan kaumMuslimin ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan mengasimilasi kaum

    Muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang Kristen. Seiring denganberkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan berpindahnya kekuasaan secara bertahap

    ke Manila, pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam tradisi kemandirian yangselama ini dipelihara oleh masyarakat Muslim.

    Masa Peralihan

    Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari penjajah Amerikake pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk menggabungkan ekonomi Moroland kedalam sistem kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah warisan jajahan AS yang

    sangat kapitalistis seperti Land Registration Act No. 496 (November 1902) yangmenyatakan keharusan pendaftaran tanah dalam bentuk tertulis, ditandatangani dan dibawah sumpah. Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4 April 1903) yangmenyatakan hibah tanah dari para Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagaitidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau izin dari pemerintah. Demikian jugaPublic Land Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua tanah yang tidakdidaftarkan sesuai dengan Land Registration Act No. 496 sebagai tanah negara, The

    Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah negara di Filipina sebagai tanah yangbebas, terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian oleh WN Filipina dan AS,

    serta Cadastral Act of 1907 yang membolehkan penduduk setempat (Filipina) yangberpendidikan, dan para spekulan tanah Amerika, yang lebih paham dengan urusan

    birokrasi, untuk melegalisasi kalim-klaim atas tanah.

    Pada intinya ketentuan tentang hukum tanah ini merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah kolonial AS dan

    pemerintah Filipina di Utara yang menguntungkan para kapitalis.

    Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act No. 4197 pada 12 Februari 1935menandai upaya pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk membuka tanah dan

    menjajah Mindanao. Pemerintah mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan dansurvei-survei tanah negara, sebelum membangun koloni-koloni pertanian yang baru.

    NLSA - National Land Settlement Administration - didirikan berdasarkan Act No. 441

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    5/25

    pada 1939. Di bawah NLSA, tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukimdari Utara dibangun di propinsi Cotabato Lama.

    Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon pada 1936-1944 gigih mengkampanyekan

    program pemukiman besar-besaran orang-orang Utara dengan tujuan untukmenghancurkan keragaman (homogenity) dan keunggulan jumlah Bangsa Moro diMindanao serta berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Filipina secara

    umum.

    Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan mendapat legalisasi dari pemerintah tersebutmendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran orang-orang Utara ke Mindanao.

    Banyak pemukin yang datang, seperti di Kidapawan, Manguindanao, mengakui bahwamotif utama kedatangan mereka ke Mindanao adalah untuk mendapatkan tanah. Untuk

    menarik banyak pemukim dari utara ke Mindanao, pemerintah membangun koloni-koloni

    yang disubsidi lengkap dengan seluruh alat bantu yang diperlukan. Konsep penjajahanmelalui koloni ini diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeritersebut. Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah

    kelahiran mereka sendiri.

    Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang

    Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946) dari Amerika Serikat ternyata tidakmemiliki arti khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya penjajah pertama (AmerikaSerikat) dari Filipina ternyata memunculkan penjajah lainnya (pemerintah Filipina).Namun patut dicatat, pada masa ini perjuangan Bangsa Moro memasuki babak barudengan dibentuknya front perlawanan yang lebih terorganisir dan maju, seperti MIM,Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada saat yangsama juga sebagai masa terpecahnya kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang

    melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan.

    Pada awal kemerdekaan pemerintah Filipina disibukkan dengan pemberontakan kaumkomunis Hukbalahab dan Hukbong Bayan Laban Sa Hapon. Sehingga tekanan terhadap

    perlawanan Bangsa Moro dikurangi. Gerombolan komunis Hukbalahab ini awalnyamerupakan gerakan rakyat anti penjajahan Jepang, setelah Jepang menyerah mereka

    mengarahkan perlawanannya ke pemerintah Filipina. Pemberontakan ini baru bisa diatasidi masa Ramon Magsaysay, menteri pertahanan pada masa pemerintahan Eipidio Qurino(1948-1953). Tekanan semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos berkuasa

    (1965-1986).

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    6/25

    Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden Filipina dari Jose Rizal sampaiFidel Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos merupakan masa pemerintahanpaling represif bagi Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM)

    pada 1968 dan Moro Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap

    politik Marcos yang lebih dikenal dengan Presidential Proclamation No. 1081 itu.

    Perkembangan berikutnya kita semua tahu. MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moroakhirnya terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan NurulhajMisuari yang berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic Liberation Front(MILF) pimpinan Salamat Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni berideologikan

    Islam dan bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalamperjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari mengalami perpecahan kembali

    menjadi kelompok MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan kelompok AbuSayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani (1993). Tentu saja perpecahan ini memperlemah

    perjuangan Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi pemerintah Filipinadalam menghadapi Bangsa Moro.

    Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur Misuari (ketua MNLF) denganFidel Ramos (Presiden Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka Jakarta lebihmenunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro dalam menyelesaikan konflik yang telahmemasuki 2 dasawarsa itu. Disatu pihak mereka menghendaki diselesaikannya konflikdengan cara diplomatik (diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya menghendaki

    perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh MILF).

    Semua pihak memandang caranya lah yang paling tepat dan efektif. Namun agaknyaRamos telah memilih salah satu diantara mereka walaupun dengan penuh resiko. "Semua

    orang harus memilih, tidak mungkin memuaskan semua pihak," katanya.

    Artikel Pilihan 2.

    Tajuk : Perang Moro Dalam Sejarah Awal Filipina

    Sumber : : http://tausug-global.blogspot.com/2008/09/8-perang-moro-dalam-sejarah.html

    Ahad, 2008 September 14

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    7/25

    PHILIPINES atau Filipina sebagaimana juga negara-negara di sekitar Nusantara punyapra-sejarah yang sama. Manusia Negrito adalah penghuni awal, kemudian Melayu-Proto

    adalah yang menghuni kepualauan Filipina setelah itu. Masyarakat Negrito dipercayaitelah menghuni kepulauan Filipina sejak 30,000 tahun yang lampau semenjak Zaman Aislagi.

    .Pada 1500-an, Islam telah pun berada di Pulau Luzon. Para pedagang Arab-Islam

    dipercayai adalah pembawa Agama Islam di seluruh kepulauan Filipina. Pada 1565 telahwujud Bandar Amanillah (Mendapat keamanan Allah) yang dikenali Manila pada

    hari ini.

    Sejarah telah membuktikan pada kita, Raja Sulaiman (Kerabat Kesultanan Brunei) adalahyang berkuasa di situ sekurang-kurangya sebelum kedatangan Spanyol sekitar 1600.

    Sistem masyarakat ditadbir secara Islam dengan para Datu yang mengetuai setiapkawasan Barangay. Tentunya bahasa Melayu adalah sebahagian bahasa pertuturan di

    Manila di sebabkan kesultanannya adalah dari kerabat Kesultanan Brunei yangsememangnya adalah orang Melayu. Manakala di bahagian selatan ketika itu, Mindanaodan kepuluan Sulu juga menerima kedatangan Islam lebih awal. Sebahagian ahli sejarah

    percaya Islam telah pun sampai di selatan Filipina pada 13801400an di sana berdasarkanpada bukti-bukti berupa kubur-kubur dan sebagainya.

    Pada 16 Mac 1521, penjelajah terkenal Spanyol, Ferdinand Magellan (1480-1521) telahmendarat di Cebu ketika dalam misinya mengelilingi dunia di samping mencari tanahjajahan. Tanah Pulau Cebu telah dimasukkan sebagai wilayah baru hak milik Raja

    Charles 1 di Spanyol. Sebulan kemudian Ferdinand Magellan telah dibunuh dalam satupertempuran tepi pantai Maktan oleh seorang panglima Islam. Peristiwa pembunuhan

    Ferdinand Magellan ini adalah yang paling bersejarah di Filipina hingga ke hari inisehingga didirikan tugu peringatan si pembunuhnya iaitu panglima Lapu-lapu di

    Bandar Maktan, Cebu.

    Pada 1565, Miguel Lopez De Legazpi seorang Gabenor Diraja telah sampai ke PulauCebu dari New Spain (Maxico). Enam tahun kemudian setelah berjaya melumpuhkansistem pentadbiran Islam di tangan para Datu, beliau telah ke Manila dan mendirikan

    pelabuhan komersil di bandar utama Manila sebagai pusat pentadbiran ketenteraan dankeagamaan. Maka di sinilah bermula nama Filipina (Philipines) sempena nama Raja

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    8/25

    Philip II di Spanyol yang memerintah pada 1556 hingga 1598. Maka bermulalahpenjajahan ke atas Filipina sehingga lebih 300 tahun lamanya di tangan Spanyol dan kita

    akan dapat saksikan sejarah telah mencatatkan keganasan demi keganasan ke atasmasyarakat Filipina terutamanya masyarakat Islam sehingga ke hari ini. Sebaliknya yang

    dituduh pengganas adalah masyarakat Islam sendiri yang berjuang menentang

    penceroboh.

    Matlamat Penjajah Spanyol

    Matlamat penjajahan Spanyol di Filipina sebenarnya adalah kerana 3 sebab:-1. Menguasai kawasan dan laluan rempah.

    2. Membina persefahaman dengan Dinasty China dan Jepun.3. Mengkristiankan Masyarakat Filipina keseluruhannya.

    Matlamat pertama dan kedua telahpun berjaya dengan cemerlang, cuma matlamat yangketiga mereka gagal melaksanakannya hingga ke hari ini. Kerana penentang utamanya

    adalah masyarakat Islam sendiri yang sukar ditewas dan ditundukkan kerana punyasenjata yang menggerunkan pihak spanyol sendiri iaitu senjata Jihad Fi Sabilillah yang

    dikenali oleh Spanyol sebagai Juramentado (Berani Mati). Sejarah juga telahmemberitahu kita, hanya bahagian selatan Filipina sahaja yang tidak pernah mereka

    masuki dan tadbir secara menyeluruh disebabkan tentangan sengit masyarakat Islam yangdiketuai oleh Sultan-sultan Maguindanao dan Sultan-sultan Sulu serta Datu-datu nya .

    Perlu juga diakui bahawasanya Spanyol dan misi Kristianisasinya telah berjaya dibahagian utara Filipina. Bukti kejayaan mereka ialah hingga ke hari ini majoriti

    penduduk dari tengah Filipina hingga ke utara adalah Kristian. Manakala dari utaraMindanao hingga ke Kepulauan Sulu majoritinya muslim. Kita melihat betapa misipengkristianan Spanyol adalah secara istiqamah menujah masuk ke selatan Filipina

    (Mindanao dan Kepulauan Sulu) tetapi tentangan berdarah dari masyarakat Islamnya jugaistiqamah. Buktinya hingga ke hari ini tentangan berdarah ini masih berlaku. Tetapi bagiSpanyol dorongan membolot harta kekayaan yang banyak di selatan Filipina sangat kuatcuma perlu berkerja keras menukar agama Muhamadan mereka kepada Kristus agar

    mudah mereka masuk menyedut apa sahaja yang ada di bumi selatan Filipina itu.

    Malangnya wilayah terakhir yang dipertahankan aqidahnya iaitu Pulau Cebu telahberjaya dikristiankan. Sejarah memberitahu kita wilayah terakhir yang berjaya

    dikristiankan ialah Pulau Cebu iaitu Permaisuri Raja Humabon telah masuk Kristiandisebabkan tekanan politik dan taktik kotor pihak kolonial Spanyol. Tidak lama

    kemudian Raja Humabon sendiri telah murtad dan diikuti oleh rakyatnya. Kejayaan besarbuat Spanyol. Maka misi seterusnya ialah wilayah selatan (Mindanao dan Kepulauan

    Sulu).

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    9/25

    Kronologi Perang Moro Sulu Era Spanyol

    Pemberontakan Bangsa Moro di Filipina barangkali adalah kesinambungan peperangan

    yang panjang sejak abad ke-15 dan ke-16 yang lalu. Islam telah datang ke SelatanFilipina pada abad ke-14 ke kepulauan yang terbentang luas hingga ke kepulauanIndonesia yang dibawa oleh para pedagang Islam dan para pendakwah (Ahlul-Bait), dan

    pada abad ke-16 dakwah Islam telah menyebarluas melalui gugusan kepulauan Suluhingga ke Mindanao sehinggalah ke utara. Masyarakat ini mempunyai konsep kehidupan

    dan kekuasaan, kehidupan sosial, serta kedaulatan mereka sendiri. Kronologinya:

    Pada 1565, Prof. Cesar menyatakan bahawa perang pertama meletus pada 1565 di utaraFilipina (kawasan Bohol) antara kapal dagang orang Borneo (Melayu Brunei) dengan

    angkatan perang Legazpi. 20 orang Brunei terkorban sedangkan Spanyol hanya seorang

    yang terbunuh. Sebelum ini sememangnya orang-orang Brunei telahpun bertapak dipulau Luzon iaitu di Amanillah (sekarang Manila) yang diperintah oleh Kerabat DirajaBrunei iaitu Raja Sulaiman.[1]Tetapi sebelum itu telahpun berlaku peperangan kecil di

    pulau Cebu antara Ferdinand Magellan dengan perwira Lapu-Lapu (dari Bugis Sulawesi)[2] pada April 1521 yang membawa kepada pembunuhan Ferdinand Magellan.

    Pada 1569, Orang Brunei bersatu dengan Orang Sulu[3] menentang Spanyol di perairanVisaya antara 9 buah kapal Spanyol melawan 20 buah kapal tentera Brunei dan Sulu.

    Malangnya tentera Brunei dan Sulu berjaya dikalahkan dengan merampas 4 buah kapalyang sarat dengan barang-barang dagangan yang berharga. Spanyol telah menuduh 20

    kapal Brunei dan Sulu itu sebenarnya adalah Lanun. Maka bermulalah penggelaran lanunterhadap umat Islam Moro yang menentang Spanyol ketika itu oleh Montero y Vidal.

    Pada 1574 Sultan Brunei mempersiap satu angkatan tentera untuk men-yerang Manilaiaitu 100 perahu, 100 buah kapal kecil dengan tentera seramai lebih kurang 7,000. Ketika

    dalam perjalanan ke Manila Sultan Brunei memanggil tenteranya kembali semula keBrunei disebabkan alasan tertentu.

    Pada 1578 Pangeran Buong Manis (Pangeran Sri Lela) yang mahu merebut takhtakerajaan Brunei (dari saudaranya Seiful-Rizal) datang ke Manila me-minta bantuanSpanyol mengalahkan Seiful-Rizal. Sekiranya berjaya beliau berjanji membayar uftikepada Spanyol. Peluang keemasan ini tidak dilepaskan oleh Spanyol lalu Gabenor

    Jeneral Francisco de Sande belayar ke Brunei dengan 40 buah kapal beserta serdadu 400Spanyol, 1,500 anak tempatan Filipina dengan diiringi oleh tentera tambahan dari

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    10/25

    Pangeran Buong Manis iaitu orang-orang Brunei sendiri seramai 300 orang. Setelah 30hari belayar, sampai ke Kuala Sungai Brunei dan pertempuran terus berlaku. TenteraBrunei yang dibantu oleh tentera Sultan Sulu (Pangeran Budiman @ Raja Ilo adalahsaudara ipar kepada Sultan Seiful-Rizal)[4] itu telah dikalahkan oleh Spanyol. Seiful-

    Rizal melarikan diri bersama ayahandanya yang uzur Sultan Abdul Kahar ke pedalaman

    Brunei dan mendirikan istana di sana.

    Kegembiraan Spanyol dalam kemenangan tersebut hanya sementara apabila selangbeberapa bulan kemudian Pangeran Buong Manis (talibarut Spanyol) telah dibunuh dan

    Seiful-Rizal pula telah diangkat menjadi Sultan Brunei yang baru maka segalaperancangan Spanyol bersama Pangeran Buong Manis untuk mendapat tempat di Borneo

    terbantut begitu sahaja.

    Pada Jun 1578 Sultan Sulu (yang menyertai peperangan melawan Spanyol bersamasaudara iparnya Seiful-Rizal di kuala Sungai Brunei telah berjaya meloloskan diri

    kembali ke Sulu setelah pasukan mereka dikalahkan oleh Spanyol). Didapati tenteraSpanyol yang diketuai oleh Kapten Esteban Rodriguez de Figueroa atas arahan Francisco

    de Sande telah sampai di Jolo pula maka berlaku lagi satu pertempuran sengit antaratentera Sultan Sulu dengan Spanyol di Jolo malangnya tentera Sulu berjaya dikalahkandan sultan terpaksa mengaku membayar ufti (inilah peperangan pertama antaraSultan

    Sulu dengan Spanyol di Jolo, Sulu).[5]

    Pada 1597 di Mindanao, Sultan Maguindanao telah bersatu pula dengan Sultan Ternate(Maluku)[6] untuk menentang serangan Spanyol di Mindanao. Ternate (Maluku)

    menghantar 800 orang perwiranya membantu saudara-saudara seagamanya di Mindanaomalangnya turut tumpas di tangan Spanyol.

    Pada 1597 dalam tahun yang sama juga Kapten Joan Pacho berangkat ke Sulu dengan 60serdadu Spanyol untuk suatu ekspedisi menghukum tapi telah diserang hendap oleh orang

    Sulu dan membunuh kaptennya sekali.

    Pada Februari 1602 Spanyol menghantar lagi satu ekspedisi dari Manila diketuai olehJuan Gallinto dengan 200 serdadu Spanyol serta beberapa serdadu anak negeri menuju ke

    Sulu. Spanyol menyerang penempatan orang Sulu di Jolo memaksa pejuang Suluberundur ke pedalaman termasuk penduduk-penduduknya. Spanyol berjaya membuatkubu tetapi meninggalkannya kerana kekurangan bekalan makanan. Sebelum merekameninggalkan Jolo mereka memusnahkan penempatan, perkebunan serta harta benda

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    11/25

    orang-orang Sulu.[7]

    Pada Oktober 1616 orang-orang Sulu bersama dengan 80 buah perahu caracoa (seperti

    perahu joangga yang dikayuh oleh lebih sedozen pendayung serta diletak meriam dibahagian hadapan) melancarkan serangan keatas jajahan Spanyol di Pantao danCamarines yang menjadi limbungan kapal Spanyol dan berjaya membakar 3 buah kapal

    yang masih dalam pembinaan termasuk sebuah gelon (kapal besar yang dilengkapimeriam). Tidak puas hati dengan harta rampasan dan tawanan, orang-orang Sulu

    menyerang limbungan kapal Spanyol di Cavite pula. Orang-orang Sulu sebenarnyadibantu oleh saudara mereka dari Kesultanan Brunei (tentunya orang-orang Tidung).[8]

    Pada 1624 Sultan Mawallil Wasit @ Raja Bongsu menghantar perwakilan (berdagang) keManila bernama Datu Ache (Asri) iaitu seorang datu yang dihormati. Ketika balik dari

    Manila rombongan Datu Ache dipintas oleh Spanyol yang kebetulan sedang memburuorang-orang Tidung (Camucones) kerana menyerang pulau-pulau jajahan Spanyol. DatuAche dan orang-orang Sulu (mungkin salah faham kerana mereka dianggap orangTidung) telah ditangkap manakala kapalnya dirampas. Mereka dibawa ke Manilaakhirnya dibebaskan dan Spanyol meminta maaf walaupun beberapa biji mutiara

    berharga Datu Ache telah diambil oleh panglima Spanyol. Datu Ache menganggapperbuatan Spanyol itu satu penghinaan terhadap dirinya yang bermaruah sebagai seorang

    datu yang dihormati yang sudah tentu turut memalukan Sultan Sulu sendiri.

    Pada 1627 Sultan Sulu telah mempersiapkan angkatan tentera yang terdiri daripada 30buah caracoas dan 2,000 perwira telah menyerang limbungan kapal Spanyol di

    Camarines dengan memusnahkan garison mereka (Sultan sendiri mengetuai seranganini). Orang-orang Sulu merampas meriam, senapang dan ubat bedil serta barang-barang

    besi dan gangsa yang sangat diperlukan oleh mereka. Orang-orang Sulu membakarrangka-rangka kapal dan menumpahkan simpanan beras ke dalam laut (yang

    diperuntukkan Spanyol kepada pekerja garison) kerana tidak mampu dibawa sambildiperhatikan oleh pekerja-pekerja garison. Orang-orang Sulu pergi dari situ dengan

    membawa 300 orang tawanan.

    Dalam serangan balas dendam ini Sultan Sulu menawan seorang wanita Spanyol bernamaDona Lucia (menjadi juru tulis sultan kemudiannya) yang kemudian menulis pesanan

    sultan yang titinggalkan ditempat itu untuk Kerajaan Spanyol menyatakan bahawasebenarnya serangan itu merupakan balasan orang Sulu ke atas perbuatan salah sangkadan rompakan keatas duta mereka, Datu Ache. Dalam perjalanan pulang orang-orang

    Sulu turut men-yerang wilayah-wilayah lindungan Spanyol seperti pulau Bantayan danOrmoc di Leyte dengan menawan 300 orang tawanan lagi.

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    12/25

    Pada 1628 Spanyol dengan satu angkatan perang yang besar dari Manila bertolak keSulu. Pada 22 April tiba di Jolo dan menyerang dan membunuh serta memusnahkan apa

    sahaja yang mereka jumpa. Orang-orang Sulu tidak bersedia langsung sehingga dikatakanpihak Spanyol tidak mengalami kemalangan jiwa walau seorang. Spanyol menyerangkubu Sultan Sulu tapi tidak berjaya kerana terlalu kukuh dan dilengkapi oleh meriam-

    meriam besar. Tawar menawar telah berlaku antara Spanyol dan Sultan Sulu untukmembebaskan Dona Lucia.[9]

    Pada 1629 orang-orang Sulu pula menyerang balas meranapkan penempatan-penempatannaungan Spanyol di Camarines, Samar, Leyte dan Bohol dengan kekuatan 36 caracoas.

    Pada 17 Mac 1630 satu angkatan laut Spanyol mengandungi 2 buah ghalias (kapal besardikelilingi meriam), beberapa buah tongkang, 50 buah caracoas bersama 400 serdaduSpanyol dan serdadu anak negeri seramai 2,500 telah bertolak dari Dapitan menuju keJolo. Tujuan utama angkatan besar tentera Spanyol ini adalah memusnahkan kubu kota

    gunung Sultan Mawallil Wasit @ Raja Bongsu yang kukuh itu. Setelah mendaratpanglima Spanyol Lorenzo de Olaso mula-mula mengarahkan tenteranya berjalan kaki

    menuju ke kubu sultan. Malangnya perwira-perwira Sulu rupanya telah pun bersedia.Hanya menunggu masa menyerang. Perwira Sulu menyerbu, maka berlakulah serangan

    yang tidak diduga iaitu serangan sengit dari perwira-perwira Sulu sehingga ramaiterbunuh dari pihak Spanyol. Spanyol dan orang-orangnya yang ketakutan itu berundur.

    Tetapi sebelum mereka berundur buat selama-lamanya Spanyol telah mengelilingipulau itu dan memusnahkan penempatan-penempatan di sana sini dan berusaha

    menyelamatkan tawanan dari orang-orang Sulu yang ditawan sebelum ini. Tetapi gagalkerana Spanyol telah dilanda angin ribut lalu meninggalkan Jolo. Orang-orang Sulu

    menyerang balas lagi dengan menyerang Leyte pada tahun berikutnya dan dapatmenawan ramai tawanan lalu dijual ke Makassar kepada orang-orang Bugis.[10]

    Kami menamatkan perang Sulu era Spanyol ini di sini. Siri peperangan antara Spanyoldan orang-orang Sulu masih berterusan dan Spanyol sehingga peperangan akhir pun iaitu

    pada tahun 1867 1878 masih tidak dapat menakluki Sulu.

    Peperangan terus berkesinambungan antara Spanyol dan Masyarakat Islam Morosehinggalah pada tahun 1898 telah berlaku peperangan antara Amerika dan Spanyol.

    Amerika memenangi peperangan ini, maka muncullah satu lagi kuasa baru yang bolehdianggap pada ketika itu sebagai penyelamat. Amerika datang untuk menyelamat? Ia

    boleh sahaja dianggap penyelamat sebagaimana kedatangan tentera Jepun yang kononnya

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    13/25

    menyelamatkan Asia dari tentera luar dengan slogan Asia untuk Asia. Walhal era tenteraJepun lagi parah dari pada penjajah sebelumnya.

    Maka Amerika Syarikat berjaya mengalahkan Spanyol dalam peperangan Spanyol-Amerika Syarikat. Pada tahun 1899, setelah mengetahui kekalahan pihak Spanyoldalamperang Amerika-Spanyol itu masyarakat Islam Moro menyedari satu kesempatan

    dari penurunan moral para tentera Spanyol. Maka tanpa membuang masa dengansemangat Jihad dan penuh persenjataan lengkap dengan masih mempertahankan identitidan jatidiri mereka, maka untuk kali yang terakhir, dengan penuh semangat mereka telah

    menyerang dan memporak-perandakan pasukan Spanyol dari kota pertahanan merekasebelum kedatangan tentera Amerika Syarikat untuk mengambil alih, di wilayah Jolo,

    Sulu.

    Dari kesempatan ini boleh sahaja kita menganggap pasukan Islam Moro sebagaimenangguk di air yang keruh. Maka kita melihat masyarakat Islam Moro telah semakinbersatu dengan panji-panji Sultan bertunjang Agama Islam anutan mereka di tegakkan

    dengan harapan setinggi langit iaitu kini mereka bebas memerintah dan merdeka.Malangnya masyarakat Islam Moro tidak menyedari yang mereka telah dijual hidup-hidup oleh Spanyol. Bagi Spanyol tidak begitu mudah mereka meninggalkan selatan

    Filipina tanpa memberi mereka kesengsaraan dan penghinaan setelah ketiadaan mereka.

    Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap

    menganggap kedua wilayah itu merupakan sebahagian dari wilayahnya. Secara

    tidak sah dan tak bermoral, Spanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika

    Syarikat dengan harga 20 juta Peso pada tahun 1898 melalui Perjanjian Paris.

    Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri sebagai seorang sahabat

    yang baik dan dapat dipercayai. Dan inilah perwatakan musuh-musuh Islam

    sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan dengan termeterainya Perjanjian

    Bates pada 1899 yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan mengeluarkan

    pendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Islam Moro.

    Namun perjanjian tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidakmemberontak, kerana pada masa yang sama Amerika tengah disibukkan dengan

    pemberontakan revolusi Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelahpemberontak revolusi kalah pada 1902, sikap AS berubah dengan menunjukkan

    wajahnya yang sebenar. Setahun kemudian iaitu pada 1903 Mindanao dan Sulu disatukanmenjadi wilayah Moroland dengan alasan untuk membangunkan rakyat Mindanao dan

    Sulu.

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    14/25

    Sebaliknya apa yang berlaku ialah peperangan demi peperangan yang ditimpakan ASterhadap Bangsa Moro. Teofisto Guingona, Sr. mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata

    terjadi 19 kali pertempuran. Manakala di antara tahun 1921-1923, terjadi 21 kalipertempuran.

    Kita melihat betapa AS dengan kebijaksanaannya berdamai dengan Masyarakat Moroketika AS sedang menangani pemberontakan di utara itu. Setelah berjaya mematahkanpemberontakan revolusi yang terdiri kelompok Kristian di utara Filipina pada 4 Julai1902 dengan jayanya maka Presiden AS Theodore Roosevelt ketika itu menyatakan,

    Keamanan telah pun tercapai di semua gugusan kepulauan, kecuali di negeri yang

    didiami oleh Kaum Moro.

    Dengan penuh ketidak-pekaan, wilayah selatan telah diserang dalam bulan Mei 1902.Maka bermulalah siri insiden, kemarahan yang amat, yang mana masyarakat Islam Morodi Sulu telah menjadi mangsa kekejaman yang tak dapat di gambarkan lagi.

    Apakah ini yang dikatakan penyelamatan atau pembangunan? Atau sememangnya satupembunuhan secara terancang untuk mengkasikan semangat orang-orang Islam Moro

    sebagaimana yang telah mereka buat terhadap kaum Red Indian di Amerika?

    Sebenarnya boleh sahaja kita persalahkan masyarakat Moro ini kenapa mesti memerangiAS yang berjasa menyatukan dua wilayah besar Mindanao dan Kepulauan Sulu?

    Bukankah sebelumnya AS yang telah mengalahkan Spanyol dan menjadikan mereka(Moro) bebas dan terbela di tangan AS sekarang?

    Bermacam persoalan yang bermain di kepala kita sebenarnya yang perlukan jawapan.Perlu ditegaskan disini bahawa AS tidaklah berpengalaman berperang dengan masyarakat

    Islam di Nusantara sebelum ini. Penulis menyebut Nusantara sebab budaya dan adatresam masyarakat Moro tiada bezanya dengan masyarakat Melayu lain di Nusantara,

    malah berkongsi Mazhab Sunnah (Syafii) yang sama serta sistem monarki Sultan yangsama. Malah AS sendiri tidak pernah lagi berperang dengan mana-mana wilayah Islam

    sebelum ini.

    Fakta Kegagalan Amerika

    Mengapa pendekatan AS menyatukan Mindanao dan Sulu yang di sebut Moroland itutidak berjaya malah ditentang oleh masyarakat Moro? Bagi pihak masyarakat Moro

    sendiri pula apakah yang mereka inginkan sebenarnya lantaran mereka menentang habis-

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    15/25

    habisan penyatuan dua wilayah itu? Bukankah pendekatan AS itu baik untuk mereka?

    Jawapan kepada persoalannya amat mudah iaitu mencari sebab-sebabnya terlebih dahulu.Kita lihat beberapa fakta yang mungkin membantu kita mencari sabab musababnya

    penentangan masyarakat Moro terhadap pendekatan AS itu.

    .

    Fakta 1:

    AS setelah mengambil alih Filipina pada 1898 melalui Perjanjian Paris daripada Spanyol,AS mendapati wilayah Selatan masih ditadbir oleh masyarakat Moro dengan diketuai

    oleh Sultan dan para Datu yang masih berpegang kuat kepada ajaran Islam. Ini bermaknaSpanyol telah menjual Negara Filipina kepadanya termasuk dua wilayah (Mindanao &

    Sulu) yang belum di kuasainya 100%.

    Fakta 2:

    Masyarakat Islam Moro yang majoritinya hanya di selatan terbahagi kepada dua wilayahbesar iaitu Mindanao dan Sulu. Ini bermakna ditadbir oleh dua kekuasaan yang berdaulat

    masing-masing di bawah Kesultanan Maguindanao dan Kesultanan Sulu. Kedua-duawilayah kesultanan punya sejarah peperangan yang panjang dengan Spanyol selama lebih300 tahun dan masih belum dikuasai sekalipun ketika kedatangan Amerika Syarikat. Apayang mereka mahu ialah kemerdekaan mutlak agar mereka bebas bergerak dan memilihIslam sebagai agama rasmi serta bebas mengamalkan adat resam dan budaya mereka.

    Bila AS mengambil alih kekuasaan dari Spanyol mereka (orang-orang Moro) mendapatibahawa tiada bezanya dengan Spanyol malah AS lagi teruk.

    Fakta 3:

    Setelah AS mendapati bahawa masyarakat Islam Moro belum ditundukkan oleh Spanyolmalah sanggup menggadai nyawa sekali lagi sebagaimana yang telah mereka lakukankepada Spanyol sebelum ini maka tiada cara lain melainkan menggunakan cara atau

    taktik Menundukkan Red Indian itu semula. Bagi AS ia adalah satu-satunya cara yangberjaya dan akan mengulanginya di Filipina kali ini. Sebab itu perlunya kedua wilayah itu

    disatukan tanpa mengambil kira kedudukan sultan-sultan di dua wilayah itu (sebab ituPerjanjian Bates telah dibatalkan oleh AS sendiri setelah menyedari perjanjian tersebuttidak menguntungkan mereka dan diganti pula dengan Perjanjian Carpenter pada 1915).

    _______________________________________________________________________

    AKHIRNYA satu lagi keadaan yang tidak diingini oleh umat Islam seluruh dunia padaketika itu ialah pembunuhan beramai-ramai terhadap orang Sulu di Bud Bagsak dan BudDajo telah berlaku. Umat Islam Moro merasakan negara mereka dijual tanpa persetujuan

    mereka sendiri oleh Spanyol kepada Amerika. Bukan sahaja Bangsa Moro yang dijual

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    16/25

    hidup-hidup oleh Spanyol malah AS seolah-olahnya terbeli ikan busuk yang tidak sesuailagi dimakan kecuali perlu dicincang lumat atau dilenyek terlebih dahulu sebelum

    dijadikan baja. Sebab itu salah satu tindakan AS untuk membajakan bangsa Islam Moroialah menyatukan dua wilayah besar Mindanao dan Kepulauan Sulu di bawah satu nama

    dan pentadbiran iaitu MOROLAND.

    Bolehkah menyatukan dua wilayah yang bertaraf negara dengan empunya kesultananmasing-masing begitu mudah? Ia sama seperti menyatukan negara Malaysia dan negara

    Indonesia dalam satu negara kesatuan dengan istilah Indonesia Raya sebagaimanayang berlaku di era konfrontasi Malaysia-Indonesia ketika dulu kerana mendapat

    inspirasi dari Kesatuan Soviet di Russia. Ia tidak akan berjaya. Kalau ia berjaya sekalipun akan berlaku seperti apa yang kita lihat sekarang ini di selatan Filipina. Peperanganberterusan dan keganasan juga akan berterusan. Hasilnya penduduknya akan bertebaranmerata-rata mencari penghidupan yang lebih selamat dari konflik yang tiada kesudahan.

    Pembangunan akan terbantut dan terus tergendala maka yang rugi umat Islam sendiri

    dengan kemunduran yang berleluasa.

    Hakikatnya ialah, Mindanao punya sistem kesultanannya sendiri dibawah kesultananMaguindanao. Kepulauan Sulu juga punya sistem kesultanan yang unik dan tersendiri

    malah kekuasaan kesultanan Sulu juga pernah menjadi empayar. Perlu juga ditegaskan disini bahawasanya Masyarakat Moro di Mindanao adalah dikuasai oleh Kesultanan dan

    para Datu Maguindanao dan bahasa yang digunakan secara meluas ialah BahasaMaguindanao dan Maranao. Suku-suku kaum di Mindanao juga banyak. Mereka punya

    sejarah kesultanan yang hebat menentang penjajah seperti Sultan Qudarat dansebagainya.

    Moro Lawan Amerika Syarikat

    Filipina telah diserahkan kepada Amerika Syarikat (A.S.) dibawah perjanjian Treaty ofParis 1898. Wilayah Islam Sunni di Filipina selatan terpaksa mengatur pertahanansemula. Pada tahun 1899-1902 pemberontakan di wilayah Utara (pemberontakan

    Aguinaldo) di Filipina ditamatkan dengan jayanya dibawah pasukan telah berjaya tenteraA.S. dan telah diistiharkan tamat pada 4 Julai 1902. Presiden A.S. Theodore Roosevelt

    ketika itu menyatakan Keamanan telah pun tercapai di semua gugusan kepulauan,kecuali di negeri yang didiami oleh kaum Moro. Dengan penuh ketidak-pekaan, wilayah

    selatan telah diserang dalam bulan Mei 1902. Bangsa Moro tidak memerlukan A.S.malah memutuskan melancarkan Jihad demi kemerdekaan wilayah mereka dari kuasa

    asing samada Filipina, Spanyol atau A.S.

    Tentera A.S , tentera laut dan darat akhirnya mendapati diri mereka berdepan denganmusuh iaitu Moro yang begitu cepat menyesuaikan diri dengan kedatangan AS

    menunjukkan kegagahan mereka, berdedikasi sesama mereka dan yang lebih penting

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    17/25

    Moro adalah musuh yang sangat ketat dan sukar. Malah tentera A.S. menjadi lebihberhati-hati dengan kesan semangat kerohanian Islam yang menyebabkan BangsaMoro

    terdorong berjihad, dengan pendirian bahawa apa yang benar pada mereka ialahkebebasan bernegara sendiri yakni kemerdekaan.

    Berbanding Tentera A.S. peralatan ketenteraan Moro sangat daif dan ketinggalan.Tentera A.S. banyak senjata, model senjata seperti 30-caliber Krag-Jorgensen rifle-

    M1892 dan M1896 dengan senapang 5-shot magazine. Dicipta oleh Gatling danHotchkiss serta beberapa model meriam ringan. Manakala tentera Moro hanya memilikipelbagai jenis senjata lama, termasuk senapang yang menggunakan ubat bedil (Muzzle-

    Loaders) dan beberapa meriam tembaga kuno. Itulah senjata yang mereka mampu danmahir menggunakannya yang sangat memeranjatkan, dengan hanya senjata musuh,

    mereka datang dan sampingan telah menaikkan kegerunan seolah-olah membunuh dirimenyerang dengan harapan membunuh sebanyak mungkin sebelum diri-sendiri terbunuh.Tentera A.S. melihat dan baru dapat mengenali dan memahami betapa kemampuan orang

    Moro dengan Barong terhunus sepanjang 1-kaki berbentuk seperti daun (Barong adalahsenjata Pedang panjang Kampilan 3 -kaki tradisi Moro, Kaum Tausug), adalah senjatatradisi Moro Kaum Maguindanao dan Maranao. Manakala Kris adalah senjata paling

    berkuasa ketika itu (di seluruh Nusantara).

    Lazimnya, tentera Moro sangat terlatih dengan serangan dalam hutan, belukar danserangan hutan paya, dan juga mahir dalam serangan kota. Orang Moro sering menyerang

    hendap kumpulan bergerak musuh ataupun sedang berkhemah dan selalu melakukanserangan secara dekat menetak dan menikam tentera A.S. dengan pantas sekalipun

    tentera A.S. bersenjata canggih ketika itu. Tentera A.S. tidak pernah tersua musuh jenisseperti ini sebelumnya, suasananya tidak seperti Peperangan Revolusi negera mereka

    dulu ataupun peperangan dengan Puak Indian.

    Satu lagi masalah tentera A.S. ialah mereka tidak dapat membezakan tentera lelaki atautentera wanita Moro. Kadang-kadang tentera wanita Moro tentera lelaki Moro sedangkanmempunyai kupayaan sama dengan tentera A.S. hanya ditugaskan kononnya memerangikaum lelaki sahaja. Ini adalah masalah besar tentera A.S. ketika itu (hanya alasan). Yanglebih memburukkan keadaan ialah pahlawan wanita berpakaian serupa dengan pakaianpahlawan lelaki Moro. Tentera A.S. ketika itu adalah dilarang menembak kaum wanita

    dalam kumpulan rakyat Filipina. Yang menambahkan lagi masalah tentera A.S. ialahfakta bahawa keupayaan luarbiasa dan keyakinan yang nekad oleh pahlawan Moro,walaupun mereka ditembak dengan senapang canggih berkali-kali tapi masih dapat

    menetak dengan Kris mereka sehingga kehembusan nafas mereka yang terakhir.Pahlawan Moro berlatih serangan berani mati, atau telah terbena semangat ingin mati

    dalam diri mereka, di seluruh dunia, pahlawan Muslim telah menjadi musuh yang sangatmerbahaya, sebab tiada erti kehidupan di dunia buat mereka (setelah datangnya panggilan

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    18/25

    berjihad).

    Juramentado Dan Jihad

    Pihak Amerika dikejutkan dengan taktik serangan berani mati tentera Moro. TenteraSpanyol yang sebelum kedatangan tentera Amerika menggelar serangan berani matisebagai Juramentado, secara kasar bermakna nekad untuk mati atau dengan kata lainBerani Mati. Begitulah cara tentera Moro mentafsirkan erti Jihad. Dengan tujuan yang

    nekad membunuh seramai mati untuk mungkin tentera Kristian sebelum diri sendirimendapatkan balasan syurga. Seorang Moro Juramentado akan menyerang kumpulanmusuh dengan satu tujuan membunuh dan mati. Mujahideen Bangsamoro mengambil

    keputusan ini untuk mendapat keredhaan Allah swt, berkorban untuk mati.

    Pada 1899, Lieutenant John J. Pershing telah tiba di Filipina dan ditugaskan dalam Eighth

    Army Corps. Misi utamanya ialah mengalahkan penyerang-penyerang Moro yang terdiridaripada pelbagai suku kaum itu. Akhirnya beliau dinaikkan pangkat sebagai CaptainPershing pada 2 February 1901. Beliau bertindak sebagai adjutant, jurutera, pegawai

    kastam dan komander pasukan berkuda. Penting juga dinyatakan di sini bahawa Pershingtelah berada di Filipina dari 1899 hingga Jun 1913. Pershing juga dinaikkan pangkat keBrigadier General oleh Presiden Roosevelt dalam tahun 1906 dan dihantar semula keFilipina sebagai Gabernor Wilayah di selatan Filipina dan ditugaskan untuk membuat

    perjanjian dengan Moro.

    Satu alasan yang perlu diperhatikan apabila tentera Moro secara berterusan menyelinapmasuk menyerang dan membunuh rakyat Jolo, pegawai-pegawai Jolo, tentera Amerika

    atau rakyat Amerika ketika 1912 dan pada awal 1913 menjadikan General Amerikatertekan menyebabkan kerahan memburu dan menyerang tentera Moro. Diketahui denganjelas juga bagaimana 38-caliber U.S. Army revolver tidak dapat menewaskan Pahlawan-pahlawan Moro yang terus menyerang dan membunuh tentera Amerika walaupun telah

    berkali-kali ditembak di tubuh mereka. Bila Brigadier General John J. Pershing mendapatpenghantaran kapal yang membawa persenjataan baru yang lebih berkuasa 45-caliberautomatic revolver, dia begitu berharap senjata baru itu dapat menghentikan serangan

    berani mati para juramentado Moro. (pent.- Selepas ini berlakulah pembunuhan beramai-ramai oleh tentera Amerika ke atas orang Moro di kota pertahanan Bud Bagsak, Jolo

    Sulu).

    Kebangkitan Bangsa Moro Abad Ke-21: (Kesinambungan perang angkatan bersenjataMoro pada abad ke-20).

    Pengulas abad ke-21 dari Filipina, serangan pengganas 11 September 2001 di Pusat

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    19/25

    Dagangan Dunia dan Pentagon denga cepat menuduh Juramentado. Seorang pemerhatimenyatakan: Keputusan bahawa (11 September) pengganas membunuh seramai

    mungkin dan akhirnya turut membunuh diri mereka mengingatkan kita pada orang IslamJuramentado di Zamboanga dan Jolo, Filipina Selatan ketika era penjajahan Amerika ke

    atas kepulauan itu pada awal 1900-an.

    .Pertembungan Moro dengan bala tentera U.S. berterusan sejak ketika memuncaknyaperang yang pertama pada 1902 sehingga dengan rasminya tentera U.S. memerintahpenuh pada 1913. Perang Dunia Pertama telah menjadi gangguan, dan perang telah

    mancapai tahap yang lebih rumit dengan menaikkan semangat masyarakat Filipina Utara(Wilayah Kristian totok) menuntut perhatian dan keadilan berbanding Moro, serta cita-cita Jepun menakhluk Filipina dalam Perang Dunia II menambahkan lagi kekecewaanMoro untuk mendapatkan kemerdekaan. Kemasukan Jepun telah ditentang hebat olehtentera Moro, tetapi setelah selesai perang (War World II) Filipina telah dimerdekakan

    diri pada 04 July 1946, dan masyarakat Moro mendapati dan wilayah mereka telahdisatukan bersama Republik Filipina pula.

    .Dekad yang seterusnya, Moro menyambung penentangan mereka berbanding berintegrasidengan Republik Filipina. Kerajaan melaksanakan migrasi Kristian Filipina ke tanah atau

    wilayah tradisi Moro di Selatan yang mana dilihat oleh masyarakat Moro sebagaipengambil-alihan tanah secara besar-besaran adalah seperti mencurah minyak ke api.

    Perjuangan Moro mutakhir menggambarkan persamaan kemasukan rakyat Filipina(Kristian) ke Selatan dengan Tindakan Polis Israel menentang rakyat Palestin.

    Kerajaan Kristian Utara akan menambahkan lagi ancaman keatas identiti MasyarakatIslam Moro. Moro gunakan taktik perang gerila di Pulau Jolo telah mendapat perhatian

    Major General Jens A. Doe, general pemerintah 41st Infantry Division, pada April 1945..

    Kebangkitan MNLF Melawan Marcos

    Moro menuntut bahagian dari hasilbumi mereka daripada Kerajaan Pusat denganpermintaan yang berbeza iaitu pelaburan ke kawasan mereka, pendidikan, penjagaan

    kesihatan, mendapat hak sistem keadilan, dan beberapa permintaan lagi iaitu pemangkinaspirasi kepada kemerdekaan sebelum ini. Tetapi kumpulan-kumpulan ganas Kristian

    yang bersekongkol dengan angkatan polis tempatan telah melakukan kekejamanterutamanya pembunuhan beramai-ramai Jabidah pada 18 March 1968, telah menjadibencana melahirkan tindakbalas ganas dari Moro ketika era pemerintahan Marcos.

    Tentera Filipina membunuh sekurang-kurangnya 200 Moro yang direkrut di CorregidorIsland. Para rekrut ini (Jabidah Special Forces) sedang dalam latihan untuk misi

    perang yang luarbiasa dengan sasaran iaitu merampas Sabah (Borneo) yang

    dipertikaikan pemilikan Malaysia ke atas Sabah di bawah kod Operation

    Merdeka.

    Para rekrut Moro telah ditembak setelah enggan mengikut arahan dan juga untukmenyembunyikan bukti tujuan sebenar operasi itu. (Bermakna mereka dibunuh setelah

    mengetahui tujuan mereka di latih lalu enggan mengikut arahan seterusnya)

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    20/25

    Setelah tercetus situasi ini maka tiba-tiba secara diam-diam tertubuhlah satu formasitentera, Moro National Liberation Front (MNLF) lewat 1969. Para pelajar Moro dariseluruh universiti di Filipina, Mesir, dan dimana-mana tempat di Timur Tengah yang

    prihatin untuk mewujudkan negara Islam yang merdeka di Filipina Selatan bersatumenubuhkan MNLF. MNLF semakin kuat dengan bantuan asing seperti MuammarQaddafi dari Libya dan turut membantu ialah Gabenor Sabah, Malaysia, yang

    menyumbang persenjataan dan lain-lain bantuan perubatan dari Libya yang juga melatihlatihan ketenteraan para belia Moro.

    Dengan dokongan bantuan persenjataan dari luar dan bermacam-macam lagi bantuan,dalam pertengahan 1970-an, MNLF dianggarkan mempunyai ahli yang mencecah 30,000

    tentera lelaki lengkap bersenjata bertempur dengan tentera Filipina dan Polis dikepulauan Sulu dan Mindanao. Pada awalnya telah menampakkan kejayaan tetapi mula

    lemah penentangannya pada lewat 1975, walaubagaimana pun para pemimpinnyaberpindah ke Sabah dan mendapat sedikit bantuan dari kerajaan serta Program Amnesty.(Talipok, Kota Kinabalu & Mawtas atau Kg. Bahagia Sandakan adalah sebahagian

    Penempatan Amnesty untuk pelarian Filipina yang masih wujud sehingga ke hari ini).Genjatan senjata pada 1976 dan pembangunan di kawasan otonomi sementara telahdiberikan, tetapi bukannya kemerdekaan, zon kawasan masyarakat Islam di selatan

    seolah-olahnya adalah kawasan mutlak MNLF. Tidak lama kemudian, disusuli oleh Irandengan kebangkitan revolusinya pada 1979 telah turut membantu datangnya curahan

    bantuan dan dokongan semula di peringkat antarabangsa kepada MNLF.

    Kemudian pada tahun 1987 di Jolo Filipina tercetus lagi satu ensiden yang menyebabkanperang Moro masih tiada jalan penyelesaian. Seorang Datu, iaitu Datu Halun Amilusia

    yang memiliki senapang antik ayahnya era Perang Dunia II, jenis M-1 Carbine yangbegitu bangga dengan riflenya. Ketika dulu pernah digunakan membunuh tentera Jepundan pernah melalui zaman kerajaan Islam ketika dulu, dan juga pernah membunuh tenteraFilipina. Khabarnya adik lelaki dan Ayah Datu ini, Pernah mendapat anugerah BronzeStar kerana keberanian menjadi tentera gerila menentang tentera Jepun, telah dibunuh

    oleh tentera Filipina pada 1985 ketika tentera Filipina menyerang rumahnya.Pembunuhan seperti ini bukannya sedikit, maka tindak balas ganas dari pihak Moro akan

    berterusan.

    Kebangkitan MILF

    Dalam tahun 1979, satu kumpulan kecil saingan yang tidak bertahan lama telah munculyang telah diasaskan oleh pemimpin MNLF yang tidak sehaluan yang berpusat di SaudiArabia. Pada 1977 iaitu Bangsa Moro Liberation Organization, kepimpinan MNLF yangtidak bersatu menyebabkan perpecahan maka tertubuhla organisasi ini. Pada 1983 satulagi kumpulan serpihan tersebut menamakan kumpulan baru iaitu MILF (Moro Islamic

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    21/25

    Liberation Front). Walaupun MILF lebih kecil dari pendahulunya (MNLF) tetapi jugamempunyai keupayaan yang tidak terduga dengan persenjataan perang yang lengkap.

    Pada ketika ini, 3 organisasi Islam dengan keunggulan masing-masing ingin

    menunjukkan kepada masyarakat Moro dengan janji menaikkan taraf hidup mereka,genjatan senjata, serta berbincang perdamaian dengan organisasi pertubuhan Moro lainuntuk berdamai dengan kerajaan Filipina. Tetapi suasana menjadi semakin rumit bila satu

    lagi kebangkitan yang lebih jauh dari jangkauan geografi, iaitu bermulanya perangSoviet-Afghan pada Disember 1979. Telah menghasilkan satu lagi kumpulan, lebih

    pemberontak radikal dan ganas berbanding kumpulan Islam lain di Filipina, dinamakanAbu Sayyaf Group (ASG).

    (ASG) dan Kebangkitan Abu Sayyaf Keganasan?

    Sebelum formasi ASG ini kita menelusuri asal kemunculan secara kasarnya kita secara

    terperinci, bersetuju bahawa pengasas kepada kumpulan Moro ini Bakar Janjalani yangpernah belajar ialah Abdurrazak Abu Tengah telah tertarik di Timur dengan fahamanWahhabi yang dilagang oleh Professor Abdul Rasul Abu Sayyaf. Professor Afghan dankaum dari etnik Pashtun ini adalah seorang bekas pengikut fahaman yang berasal dariArab Saudi yang diasaskan pada kurun ke-18 oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab(Sebenarnya Arab Saudi bermazhab Neo-Hambali yakni Mazhab Hambali mengikut

    acuan Ibnu Taimiyyah yang diperkenalkan oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab kepadapemerintahan awal Bani Saud. Sebahagian umat Islam menggelar mereka Wahhabi

    tetapi mereka yang digelar wahhabi ini pula menamakan diri mereka Salafi).

    Selepas pelanggaran Soviet ke atas Afghanistan, Abu Sayyaf, dikatakan telah menjadiseorang yang disegani, sifat kepemimpinannya terserlah dan telah mewujudkan

    kumpulan-kumpulan mujahideen yang beroperasi dekat Kabul yang menentang tenteraSoviet pada 1986. Untuk menunjukkan pengikut kesatuan Islam, para simpati radikal

    Wahhabi dari Arab Saudi adalah penyumbang kewangan terbesar kepada kumpulan ini,yang juga Islam. Yang bantuan dikaitkan dengan persaudaraan pemusatan akhirnya

    menjadi aktiviti oleh seorang rakyat Jordan berbangsa Palestin Sheikh Abullah Azzamuntuk membawa masuk ramai mujahideen dari luar yang juga mendapat pelbagai

    sokongan pada 1984. Kewangan dan sumbangan lain selalunya datang dari sumbanganamal umat Islam.

    Dilaporkan ASG telah melatih lebih kurang 20,000 tentera mujahideen asing.Kebanyakan dari mereka yang dilatih di kem berhampiran Peshawar, Pakistan, yang

    bersedia untuk dekerah berperang adalah dari Timur Tengah, Afrika Selatan dan Filipina.

    Abu (Abdurrazak) sendiri tiba di Afghanistan pada Bakar Janjalani di laporkan menyertaiKesatuan Islam Sayyaf 1986 dan (Sayyafs Islamic Union). Dia berkemungkinan berada

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    22/25

    di Afghanistan dalam kem latihan Sayyaf dan seterusnya berada di situ sehingga perangtamat. Sebagaimana ribuan tentera Islam yang bukan berbangsa Afghan, termasukmujahideen Mesir, Saudi, Algeria, Chechen, Uzbek, Kuwait, Uighurs dari XinjiangChina, dan lain-lain, Janjalani juga turut serta menghalau keluar Tentera Soviet dari

    Afghanistan. Dengan tamatnya peperangan mujahideen mendapat kejayaan yang

    membanggakan pada Februari 1989, hampir kesemua pejuang mujahideen asingbertebaran di negara-negara Islam di seluruh dunia setelah kembali ke negara masing-masing.

    Telah didokumentasikan dengan baik, bahawa kebanyakan dari mereka telah terlibatdengan kekacauan dan kumpulan-kumpulan penentang bersenjata untuk berperang atasnama jihad keatas rejim kerajaan masing-masing yang dianggap telah melakukan bidahatau keterlaluan mengikut pemerintahan acuan barat. Kesinambungan terjalin erat dansemakin subur dari pengalaman perang Afghanistan, telah menguasai peraturan dalam

    serangan ke atas kehidupan rakyat Amerika Syarikat, harta serta kepentingan A.S. diseluruh dunia yang akan terus berlaku dimasa-masa akan datang.

    Pada pertengahan 1989 hingga 1990, Janjalani muncul dan meninggalkan Afghanistanmenuju ke wilayah asalnya di Filipina iaitu Pulau Basilan, Sulu yang hanya dipisahkan

    oleh selat lurus dengan ibu negeri Mindanao, Zamboanga. Dia dan ramai lagi bekaspejuang Afghan Moro kembali ke Filipina dengan pandangan, kejayaan Afghanistanperlu diulangi di Filipina. Azam yang begitu tinggi untuk mendapatkan kemerdekaan

    dengan mewujudkan kerajaan Islam yang tegas di Selatan Filipina.

    Ada juga Mujahideen Moro yang sekembali dari Afghan menyertai MNLF dansebilangan lagi menyertai MILF. Walaubagaimana pun Janjalani (Abdurrazak) percayaakan keaslian agama Islam yang di bawa oleh Wahhabi. Di Basilan dengan bandarutamanya Tabuk, dia pernah berkata bahawa sudah tiba masanya mengubah kepadasuasana awal (awal Islam) dengan wanita berpakaian hitam dan lelakinya memakai

    pakaian kelabu atau putih.

    Dia memulakan dengan beberapa orang pengikut dan menubuhkan kumpulanpemberontak yang dinamakannya Abu Sayyaf. Sempena nama mentornya (Prof. Abdul

    Rasul Abu Sayyaf). Elemen tidak sehaluan dalam MNLF yang diketuai oleh seorangyang berfahaman sama dengan Janjalani, seorang guru yang warak bernama WahabAkbar, menyertai Janjalani dalam perjuangan ini. Dengan pengikut yang kecil pada

    peringkat awal kira-kira 20 keahlian, dengan matlamat mewujudkan kerajaan Islam yangasli di Mindanao.

    ASG semakin berkembang dengan keahlian yang semakin ramai sekurang-kurangnya

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    23/25

    beberapa ratus keahlian yang semakin menonjol dan semakin dirasakan kehadirannya didan Basilan, gugusan kepulauan Sulu beberapa kawasan di Mindanao. ASG telah

    menunjukkan dirinya yang sebenar di khalayak dengan sifat ganasnya sepertipengeboman, pembunuhan, serangan dan serang hendap yang juga diketahui sebagai

    merompak, memeras ugut, penculikan dan akhirnya menjadi trademark mereka.

    Salah satu elemen yang cukup besar yang mengundang tindakbalas Tentera Filipina yangdi sokong oleh A.S berkemungkinan disebabkan penahanan 2 muballigh Kristian dariWichita, Kansas dan beberapa Nurse Filipina. ASG juga digambarkan sebagai satukekuatan yang menguasai lautan tradisi Moro, aktiviti pelanunan berleluasa di sekitarperairan Filipina yang kadang-kadang aktiviti mereka menjangkau ke tempat-tempatyang lebih jauh dari rumah mereka. Komentator Filipina membuat salah seorang lanunyang manjadi perbandingan antara legenda bernama Jikiri (Dzikiri) kumpulan ASG

    kira-kira tahun 20-an yang lalu dengan mempunyai persamaan. Selepas bertahun berjayadengan perlakuan jenayahnya iaitu dengan berselindung di sebalik tuntutan

    mengembalikan sebahagian hak-hak orang Moro, yang akhirnya Jikiri terbunuh setelahbertempur dengan pegawai Amerika secara hand-to-hand di Pulau Patian. Kini, kapal-kapal perniagaan komersil mula takut yang ASG pula dan kumpulan-kumpulan ganaslainnya akan mengalihkan perhatian kepada mereka sebagai mangsa mudah di lautan

    yang terbentang luas itu akan menjadi kenyataan..

    Askar Filipina dan angkatan Polis juga mencapai beberapa kejayaan dalam misimenghapuskan ASG, termasuk kejayaan meragut nyawa pengasasnya, Janjalani

    (Abdurrazak) pada Disember 1998 dalam satu pertempuran bersenjata yang juga turutmenangkap atau membunuh beberapa pemimpin beserta pengikut lain. Khaddafy

    Janjalani, adik kepada pengasasnya dan dengan gelaran seperti nama pemimpin Libyayang mendapat sokongan, kini menjadi pemimpin ASG yang baru.

    .Laporan ada mengaitkan antara Osama Bin Laden dan ASG yang pernah bertemu diAfghanistan pada 1980-an di mana Osama seperti juga Janjalani (Abdurrazak) sangatrapat hubungannya ketika dalam dengan Professor Abdul Rasul Abu Sayyaf SayyafsIslamic Union dan turut sama-sama berperang. Ketika kerahan Osama ini dilaporkan

    perang Afghan, Al-Qaeda kumpulan kewangan di samping penyumbang penyumbanglain kepada ASG. Walaubagaimana pun secara tepat bantuan itu disalurkan tidaklah

    diketahui..

    Pada awal pertengahan 1990-an adik tiri Osama, seorang jutawan Arab Saudi bernamaMuhammad ketua Jamal Khalifa, disyaki salah seorang dari penyumbang kewangan

    kepada ASG dan berkemungkinan pemberontak Islam Filipina turut mendapat bantuansama. Melalui sumbangan amal di Filipina, sesetengah sumbangan melalui individu yangada pertalian dengan Khalifa, Ramzi Yusuf, yang mana terlibat dalam pengeboman Pusat

    Dagangan Dunia (World Trade Center) pada 1993..

    Kami menamatkan perang Moro ini di sini. Mengenai sejarah ASG di atas, jelasmenunjukkan pada kita asal usul ASG itu. Beberapa orang Sulu yang kami temui dan

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    24/25

    temuramah melalui internet menyatakan bahawa Abdul Razak Janjalani itu sekalipundikatakan menganut ajaran Wahhabi/Salafi tetapi telah menunjukkan keazaman danketelusan semasa hayatnya memerangi ketidak adilan Filipina terhadap Sulu. Tetapi

    setelah beliau terbunuh, jamaahnya telah diambil alih oleh pemimpin yang telah disusupianasir luar. Hakikatnya ASG itu adalah produk CIA dengan kerjasama pihak keselamatan

    Filipina sendiri dengan merancang serangan-serangan ganas agar ASG dituduhpengganas pula, maka ada alasan meminta bantuan Amerika seterusnya membawa tenteraAmerika masuk ke Sulu.

    ________________________________________________________________________

    Ulasan: Dalam konteks penentangan orang-orang Moro di Selatan Filipina, perlu kitaambil perhatian bahawasanya mereka (orang-orang Moro) secara semulajadinyamenentang kepada pencerobohan penjajah yang sudah mereka maklumi sebagai

    pembawa ajaran Kristian kerana mereka telah pun menyaksikannya sendiri bagaimanapara penjajah berjaya mengkristiankan utara Filipina. Prof. Cesar telah menyentuh

    perkara ini dalam bukunya Islam Di Filipina bahawa Spanyol telah menunjukkan diri

    mereka sebagai penjajah yang memaksakan agama mereka (Kristian) keatas Moro Sulusebab itu orang-orang Moro Sulu termasuk Moro Mindanao sangat keras penentangannyaterhadap Spanyol hinggakan tidak pernah Spanyol mendapat kesempatan menakluk

    wilayah selatan kecuali memeterai perjanjian perdagangan sahaja. Spanyol telahmelakukan perkara yang memalukan dan biadap dengan menjual kesemua wilayah

    Filipina termasuk Sulu dan Mindanao kepada Amerika Syarikat (setelah kalah perang)dengan harga murah. Walhal dua wilayah besar Sulu dan Mindanao itu tidak pernah

    ditakluki oleh Spanyol.

    Rentetan dari penjualan negara yang biadap itu, Amerika mendapati dua wilayah diselatan itu belum tertakluk sebab itu Amerika mengganas di Sulu dengan melakukan

    pembunuhan beramai-ramai yang tercatat dalam sejarah mereka sendiri sebagaiPembunuhan yang memalukan.

    Kerana membunuh ribuan rakyat Moro Sulu termasuk kaum wanita dan kanak-kanakhanya disebabkan kaum Tausug tidak puas hati dengan pendudukan Amerika di wilayahmereka yang sememangnya merdeka. Prof. Datu Emmanuel D.Mangubat menyatakan

    dalam satu artikelnya dalam akhbar tempatan Filipina bahawa ketika Aguinaldo berjayamemerdekakan Filipina dari tangan Amerika Syarikat wilayah Selatan (Moroland) itu

    masih berperang dengan Amerika maka bagaimana mereka (Filipina) mengatakan yangSulu dan Mindanao itu wilayah mereka? Wallahu alam.

    Nota kaki:

    [1] Islam Di Filipina, Prof. Cesar Adib Majul, m.s. 154 (Terjemahan Shamsuddin Jaapar,DBP:1988).

    .

  • 8/9/2019 Siri Hikayat Sangtawal - 13

    25/25

    [2] Lapu-Lapu perwira yang membunuh Ferdinand Magellan ini dikatakan berbangsaBugis dari Sulawesi manakala dari versi lain menyatakan bahawa beliau ialah dari kaumTausug Sulu. Rasanya kedua-duanya benar, sebab sekiranya beliau berasal dari TanahBugis sudah tentu di Sulu pun ada kaum yang berasal dari Tanah Bugis itu, iaitu kaumTausug Baklaya. Tausug Baklaya adalah Tausug yang tinggal di persisiran pantai Sulu

    dan sejarah menyatakan mereka berasal dari Sulawesi atau dari Tanah Bugis..[3] Kesultanan Sulu dan Kesultanan Brunei sememangnya adalah bersaudara sekalipun

    antara mereka tidak berkahwin campur kerana moyang mereka Sultan Sulu, SultanShariful Hashim (keturunan Sayyidina Hussein r.a.) dan Sultan Brunei, Sultan Sharif AliBarakat (keturunan Sayyidina Hassan r.a.) itu adalah dikalangan Ahlul Bait Rasulullah

    s.a.w..

    [4] Rujuk: Salsilah Kesultanan Sulu susunan YM Datu Ali Aman Pangeran Budiman @Raja Ilo sebenarnya adalah Sultan Sulu dari keturunan Sultan Shariful Hashim, anak

    saudaranya berkahwin dengan Sultan Brunei ketika itu.

    .