serangga
TRANSCRIPT
-
5/25/2018 serangga
1/5
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSerangga adalah binatang beruas yang tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala,
dada dan perut. Umumnya serangga mempunyai 2 pasang sayap, 3 pasang kaki dan sepasang
antena (Ubaidillah, 2000). Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. Serangga mempunyai warna tubuh yang menarik dan bervariasi atau tidak menarik
sama sekali. Mereka merupakan hewan berdarah dingin. Beberapa serangga dapat bertahan
hidup dengan periode pendek dengan suhu beku, tetapi ada yang dapat bertahan hidup dalam
periode panjang (Johnson, 1997). Menurut Ubaidillah (2000), dari seluruh binatang yang
menghuni bumi, 80% di antaranya adalah serangga. Sampai saat ini jumlah serangga yang telah
dideskripsi diperkirakan mencapai 1.000.000 jenis dan 10-15% di antaranya terdapat di
Indonesia.
Serangga atau biasa disebut dengan insekta merupakan Phylum Arthropoda. Ordo-ordo
yang termasuk dalam kelas insekta, sub kelas Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata,
Grylloblattaria, Phasmidia, Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera, Dermaptera, Embiidina,
Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera, Phthiraptera, Hemiptera, Homoptera, Tysanoptera,
Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera, Mecoptera, Siphonaptera, Diptera, Trichoptera,
Lepidoptera dan Hymenoptera. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka
bumi dan terdapat dimanapun. Jumlah dari serangga melebihi jumlah dari semua hewan melata
di daratan lainnya. Beberapa ratus ribu jenis serangga telah ditemukan dan diidentifikasi, jumlah
ini tiga kali lebih banyak daripada jumlah hewan lainnya. Serangga dapat dibedakan menjadi
serangga hama, serangga predator dan juga serangga parasitoid yang memiliki peranan masing-
masing dalam suatu ekosistem (Borror et al., 1992).
Populasi serangga terdiri atas kelompok serangga yang terdapat pada satu ruang disuatu
waktu. Serangga ini berperan penting dalam menggerakkan energi melalui rantai dan jaringmakanan. Populasi serangga dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu serangga berguna dan
serangga hama. Dalam menghadapi serangga, manusia dituntut untuk bersikap bijaksana
sehingga kehidupan menjadi lestari (Ramlan, 2011).
-
5/25/2018 serangga
2/5
II. MATERI DAN METODE
A. MateriAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jaring serangga, toples, kantong plastik,
sticky trap, payung penggoyang, kitneting, aspirator amplop, botol plastik, label, lahan coklat,
botol film, kapas, sumpit, sterofoam, jarum pentul dan pinset.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berbagai jenis serangga atas yang
didapat, alkohol 75%, formalin, kloroform dan lem kastol.
B. MetodeMetode yang digunakan dalam praktikum kali ini menggunakan tiga cara, yaitu:
1. Kitneting.2. Aspirator.3. Sticky trap.4. Payung Penggoyang.
-
5/25/2018 serangga
3/5
metode ini disebut kitneting. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arga (2011), bahwa jaring ayun
merupakan alat bantu untuk menangkap serangga yang aktif terbang, seperti kupu-kupu, capung,
lebah dan lain-lain. Jaring serangga terbuat dari bahan yang ringan dan kuat, yaitu kain kasa dan
blacu. Panjang tangkai jaring sekitar 75-100 cm. Mulut jaring terbuka dengan garis tengah
sekitar 30 cm. Bingkai lingkaran mulut jaring terbuat dari kawat yang keras dan kuat. Panjang
kantong kain kasa sekitar dua kali panjang garis tengah lingkaran mulut jaring. Jaring serangga
dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
a. Mengayunkan pada tanaman, dalam keadaaan ini diperlukan kecepatan dan ketrampilankhususnya bagi serangga yang terbang cepat.
b. Menyapukan disekitar pertanaman, di sini akan diperoleh jumlah dan jenis serangga yangrelatif sedikit.
Serangga yang didapat kemudian dimatikan dengan larutan alkohol 70% dan selanjutnya dibuat
koleksi kering.
Aspirator digunakan untuk mengkoleksi serangga yang berukuran sangat kecil, lembut, lincah,
aktif dan sulit dikoleksi dengan pinset atau kuas. Misalnya nyamuk. Alat ini bisa terbuat dari tabung,
botol plastik atau gelas dengan dua batang pipa kaca atau logam yang terpasang pada sumbat karet. Salah
satu pipa dengan panjang kurang lebih 8 cm, ujungnya disambung dengan slang dari karet atau plastik
yang digunakan untuk menghisap dan ujung satunya yang berada dalam botol ditutup dengan saringan
halus untuki mencegah masuknya serangga ke dalam mulut ketika menghisap serangganya. Pipa satunya
digunakan untuk mengarah dan mengkoleksi serangga dengan panjang pipa kurang lebih 13 cm terbuat
dari kaca atau logam (Southgate, 1983).
Teknik pengambilan sampel dengan aspirator berfungsi untuk mengisap serangga kecil ke
dalam tabung aspirator. Teknik menggunakan aspirator dilakukan dengan cara menghisap serangga-
serangga kecil yang tertangkap oleh payung penggoyang. Selain itu teknik pengambilan menggunakan
aspirator juga dapat dilakukan untuk menghisap serangga langsung pada tanaman (Michael, 1984).
Sticky trap dalam fungsinya sebagai pengendali hama untuk menekan populasi hama
sebenarnya tidak terlalu efektif. Sticky trap biasanya dingunakan untuk monitoring yaitu untuk
mengetahui jenis hama yang menyerang lahan. Sticky trap dapat terbuat dari sumpit mie yang dilapisi
dengan lem serangga yang berfungsi untuk menarik perhatian dari serangga yang ada di sekitar areal
pertanaman. Kelemahan dari alat penangkap ini adalah serangga yang tertangkap sangat sedikit bahkan
terkadang tidak terdapat serangga karena lem yang digunakan cepat mengering sehingga aroma yang
dihasilkan oleh lem tersebut berkurang (Rizkika, 2010).
-
5/25/2018 serangga
4/5
Metode ini dilakukan dengan cara penggoyangan tumbuhan dengan keras yang dibawahnya telah
dipasang payung penggoyang. Penangkapan dengan cara ini sangat sesuai untuk serangga-
serangga yang tidak bersayap terutama efektif untuk serangga yang berklamufase dengan
tumbuhan atau tersembunyi dan juga untuk serangga-serangga yang pergerakannya lamban,
seperti: serangga ordo Phasmatodea, beberapa serangga ordo Coleoptera, Hemiptera, dan
Hymenoptera. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan
kedalam botol pembunuh.
Kelemahan alat-alat penangkap serangga tersebut, antara lain adalah:
1. AspiratorAspirator berfungsi untuk menangkap serangga-serangga kecil dan sulit dipegang.
Kelemahan dari alat ini yaitu dibutuhkan tarikan nafas yang kuat agar serangga-serangga bisa
masuk ke dalam aspirator.
2. Sticky trapSticktrap berfungsi untuk mendapatkan serangga yang berada dirumput atau tanah. Salah
satu kelemahanya yaitu harus sabar jika menggunakan alat ini karena memerlukan waktu yang
tidak sebentar. Penggunaan lem yang tidak merata juga bisa menyebabkan perangkap tidak
sempurna.
3. Jaring Ayunjaring ayun merupakan alat bantu untuk menangkap serangga yang aktif terbang, seperti
kupu-kupu, capung, lebah dan lain-lain. Kelemahan dari alat ini yaitu jaring rawan sobek selain
itu jumlah serangga yang bisa didapat dengan menggunakan alat ini relative sedikit.
4. Payung PenggoyangPayung penggoyang digunakan untuk menangkap serangga yang berada di pohon dengan
cara mengoyang goyangkan pohon. Kekurangan alat ini yaitu kurang lebar.
Alat dan bahan yang digunakan di antaranya adalah alkohol 70% dan 95%, kapur barus, jarum
pentul, amplop, botol kaca dan lem perekat. Alkohol ini berfungsi untuk mematikan serangga yang
didapat. Selain itu juga berfungsi untuk menyimpan koleksi basah agar tetap utuh dan tidak rusak. Kapur
barus berfungsi sebagai pengawet agar awetan spesimen kering tidak dimakan oleh serangga lain.
Amplop dan botol kaca berfungsi sementara untuk menyimpan serangga yang telah di tangkap, amplop
digunakan untuk menyimpan kuku-kupu dan ngengat agar sayap kupu-kupu dan ngengat tidak rusak,
sedangkan botol kaca berfungsi untuk menyimpan ataupun mematikan serangga selain kupu-kupu dan
-
5/25/2018 serangga
5/5
ngengat seperti serangga yang memiliki sengat.lem perekat berfungsi untuk merekatkan serangga yang
terjebak pada sticky trap (Simanjuntak, 1996).
Arga. 2011. Koleksi Serangga.http://tegmina.wordpress.com/2012/21/11/koleksi serangga/.Diakses tanggal 03 Desember 2013
Borror DJ, et al. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.Simanjuntak, R. H. dan Hadikastowo. 1996. Mengumpulkan dan Mengawetkan Serangga.
Penerbit Bhratara, Jakarta.
Southgate, B. J. 1983. Handbook On Seed Insects Of Acacia Species.www.fao.org/DOCREP/006/Q2585E/Q2585E10.htm,diakses 1 Desember 2013.
Rizkika. 2010. Kisaran Inang.http://rizkika.la08.student.ipb.ac.id/2010/06/,Diakses 1 Desember
2013
Michael, P. 1984. Ecological Method for Field and Laboratory Investigation. New Delhi: Tata
McGraw-Hill Publishing Co. Ltd
http://tegmina.wordpress.com/2012/21/11/koleksi%20serangga/http://tegmina.wordpress.com/2012/21/11/koleksi%20serangga/http://tegmina.wordpress.com/2012/21/11/koleksi%20serangga/http://www.fao.org/DOCREP/006/Q2585E/Q2585E10.htmhttp://www.fao.org/DOCREP/006/Q2585E/Q2585E10.htmhttp://rizkika.la08.student.ipb.ac.id/2010/06/http://rizkika.la08.student.ipb.ac.id/2010/06/http://rizkika.la08.student.ipb.ac.id/2010/06/http://rizkika.la08.student.ipb.ac.id/2010/06/http://www.fao.org/DOCREP/006/Q2585E/Q2585E10.htmhttp://tegmina.wordpress.com/2012/21/11/koleksi%20serangga/