september 2014

10
September 2014 A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami mengenai sistim kristal 2. Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Hexagonal 3. Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Trigonal 4. Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Orthorombik B. DASAR TEORI 1. Kristalografi Sistem Kristal Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur- unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi: 1. bidang simetri 2. sumbu simetri 3. pusat simetri 2. Kristal dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal. Ke-7 kelompok sistem kristal itu yaitu : sistem kubik sistem hexagonal sistem trigonal sistem tetragonal sistem orthorombik sistem monoklin sistem triklin

Upload: tynhascorpy

Post on 12-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tpjd

TRANSCRIPT

Page 1: September 2014

September 2014A.    TUJUAN

1.      Mahasiswa mampu memahami mengenai sistim kristal

2.      Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Hexagonal

3.      Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Trigonal

4.      Mahasiswa mampu memahami sistem kristal Orthorombik

B.     DASAR TEORI

1.      Kristalografi Sistem Kristal

Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang

terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:

1. bidang simetri

2. sumbu simetri

3. pusat simetri

2.      Kristal dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal. Ke-7

kelompok sistem kristal itu yaitu :

         sistem kubik

         sistem hexagonal

         sistem trigonal

         sistem tetragonal

         sistem orthorombik

         sistem monoklin

         sistem triklin

3. Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga

sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu

sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat

lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya,

Page 2: September 2014

sistem kristal Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a = b = d ≠ c. Dan juga memiliki

sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚.

Gambar Sistem Hexagonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal

memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ;

dˉ^b+= 40˚.

Sistem  ini dibagi menjadi 7:

         Hexagonal Piramid

         Hexagonal Bipramid

         Dihexagonal Piramid

         Dihexagonal Bipiramid

         Trigonal Bipiramid

         Ditrigonal Bipiramid

         Hexagonal Trapezohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,

corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.

4.      Sistem Trigonal

Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli

memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Perbedaannya, bila pada sistem

Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk

segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada

kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki perbandingan sumbu a = b = d ≠ c. Dan juga

memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚.

Page 3: September 2014

Gambar 4 Sistem Trigonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal

Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.. Dan sudut antar sumbunya

a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚.

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

         Trigonal piramid

         Trigonal Trapezohedral

         Ditrigonal Piramid

         Ditrigonal Skalenohedral

         Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah  tourmaline

dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)

5. Sistem Orthorombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang

saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang

berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu

a ≠ b ≠ c . Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚.

Gambar 5 Sistem Orthorhombik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik

memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚.

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

         Bisfenoid

Page 4: September 2014

         Piramid

         Bipiramid

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,

chrysoberyl, aragonite dan witherite

5.      ALAT dan BAHAN

1.      Alat tulis

2.      Meja dada

3.      Pengaris Bujur dan Pengaris Panjang

4.      Kertas Milimeter blok

6.      LANGKAH KERJA

A.    Hexagonal

1.      Buatlah garis sumbu C dengan panjang 12 cm (pada praktikum ini Hexagonal dengan

perbandingan 4 : 12 : 24 atau di skalakan 1:4)

2.      Buatlah garis sumbu B dengan panjang 6 cm, dengan lintasan garis yang memotong sama sisi

secara siku-siku terhadap sumbu C. Kemudian buat garis persegi yang mengelilingi sumbu

tersebut

3.      Buatlah garis sumbu A dengan cara memotong sumbu C dan B, dengan besaran 40˚ dari sumbu

C dengan panjang 4 cm.

4.      Kemudian buat juga sumbu yang memotong miring sebesar 40˚ di kedua ujung sumbu B.

Panjang 2 cm di sisi atas untuk di sebelah kanan sumbu B, dan 2 cm di sisi bawah untuk di

sebelah kiri sumbu B.

5.      Tarik sambungkan unjung-ujung semua sumbu yang telah di buat tersebut, maka akan

terbentuklah sebuah bentuk Hexagonal.

6.      Ulangi langkah 4, 5 dan 6 untuk masing-masing di ujung sumbu C.

7.      Tarik garis dari semua sumbu terluar dan hubungkan masing-masing sumbu, maka akan

terbentuklah sistem kristal hexagonal.

B.     Trigonal

1.      Buatlah garis sumbu c dengan panjang 24 cm, disini saya mengunakan perbandingan panjang

sumbu yaitu 4:12:24

Page 5: September 2014

2.      buat sumbu b dengan panjang 12 cm, kemudian buat sumbu garis a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚.

3.      sambungkan garis terluar dari sumbu a, b da d.

4.      lakukanlah langkah yang sama dengan no 2 dan 3.

5.      sambungkah semua sumbu terluar maka akan terbentuklah gambar sistem kristal trigonal.

C.    Orthorombik

1.      Buatlah garis sumbu c dengan panjang 24 cm, disini saya mengunakan perbandigan 1:4 atau yang sebenarnya a:b:c = 4:12:24.

2.      Buatlah garis sumbu b dengan panjang 12 cm memotong sumbu c secara lurus.3.      kemudian buatlah garis sumbu a dengan panjang 4 cm memotong diantara sumbu b dan c

dengan besaran sudut 30 drajat dari sumbu b.4.      ulangi langkah no 4 untuk di setiap ujung gasri sumbu c dan b.5.      tarik garis terluar dari semuanya, maka terbentuklah gambar sistem kristal Orthorombik

7.      HASIL PRAKTIKUM

Hasil praktikum terlampir.

8.      PEMBAHASAN

A.    Hexagonal.

Pada praktikum ini yaitu mengembar bentuk sistem kristal Hexagonal dengan ketentuan

axial ratio a = b = d ≠ c  yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan

sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ

= 120˚. Hal ini berarti, pada sumbu ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut

120˚ terhadap sumbu γ.

Dengan perbandingan sumbu Hexagonal a : b : c = 1 : 3 : 6, dan di perbesar

perbandinganya 4 kali, sehingga menjadi 4 : 12 : 24. hal ini agar dapat mempermudah

pengambarannya, Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan

bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut

40˚ terhadap sumbu b+.

Ada beberapa bentuk sudut gambar kristal Hexagonal yang di bagi menjadi 4 ordo,

yaitu ordo 1, 2, 3 dan 4, hal inilah yang menyebabkan beberapa gambar kristal hexagonal terlihat

berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya sama saja berbentuk hexagonal. pada sistem ini,

Page 6: September 2014

bidang belah kristal ada 4 bidang belah, yang membelah bentuk 6 sisi atau hexagonal kristal

menjadi 3 bagian sama, potongan tersebut berada di tengah-tengah sisi. dan yang lainya

memotong pada sumbu B menjadi 2 potongan yang sama. Beberapa contoh mineral dengan

sumbu kristal Hexagonal ini adalah calcite, alunite, dolomite, siderite, smithsonite, Quarst (SiO2)

dan Apatite [Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]

B.     Trigonal

Beberapa ahli memasukkan ancer ini kedalam system Hexagonal. Demikian pula cara

penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada ancer Trigonal setelah terbentuk bidang

dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik

sudut yang melewati satu titik sudutnya.

Pada kondisi sebenarnya, ancer Trigonal memiliki axial ratio a = b = d ≠ c , yang artinya

panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan

sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada ancer

ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, ancer Trigonal memiliki

perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. dan pada praktimum ini, di buat dengan perbandingan

1:4 atau 4:12:24, Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 4, pada sumbu b ditarik garis

dengan nilai 12, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 24. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ =

20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu

bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+. Beberapa contoh mineral dengan

ancer kristal Trigonal ini adalah quartz, brulite, bentonite, gratonite, dan tourmaline.

C.     Orthorombik

Sistem ini disebut juga ancer Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang

saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang

berbeda. Pada kondisi sebenarnya, ancer Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan

sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau

berbeda satu sama lain.. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti,

pada ancer ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, ancer Orthorhombik

memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan

Page 7: September 2014

menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada ancer ini. dan pada praktkum ini saya buat

ukuran c 24 cm, b 12 cm dan a 6 cm. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini

menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ. Beberapa contoh

mineral dengan ancer kristal Orthorhombik ini adalah brite, celestite, aragonite, cerussite, dan

witherite.

9.      SIMPULAN

Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana a = b = d ≠ c, dan juga

memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚, Memiliki axial ratio a : b : c = 1 : 3 : 6.

Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Sistem hexagonal mempunyai 4 ordo,

ordo 1, 2, 3, dan 4. sehingga pada tahap pengambaran dan bentuk akan menempunyai

beberapa perbedaan letak sudutnya, tetapi pada dasarnya bentuknya adalah sama yaitu

Hexagonal.

Ancer Trigonal memiliki axial ratioa = b = d ≠ c,  memiliki sudut kristalografi α = β

= 90˚ ; γ = 120˚. ancer Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Dan sudut

antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚.

Sistem Ortohombik ini disebut juga ancer Rhombis dan mempunyai 3 sumbu

simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Orthorhombik memiliki

axial ratio a ≠ b ≠ c, memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. ancer Orthorhombik

memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚.

10.  DAFTAR RUJUKAN

Jamil, 2012, Kristalografi sistem kristal, (online), http://kehidupangeologi.blogspot.com/2012/09/kristalografi-sistem-kristal.html, di akses pada 10 September 2014.

Tris, 2011, Kristal dan Sistemnya, (online), http://myblog-tryz.blogspot.com/, di akses pada 10 September 2014.

Jamil. 2010, Kristalografi Sistem Kristal , (online) http://medlinkup.files.wordpress.com/2010/11/Kristalografi-Sistem-Kristal.html, di akses pada 10 September 2014.