seminar audit-pengaruh gaya kepemimpinan

Upload: astisndr

Post on 18-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengaruh gaya kepemimpinan

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    1/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangKultur dalam sebuah organisasi memiliki peranan yang sangat penting. Kultur

    sebuah organisasi diciptakan oleh pendiri suatu organisasi / perilaku pimpinan

    teratas akan mengembangkan lingkungan bisnis perusahaan dan menjadi kultur

    perusahaan. Kultur organisasi dapat dibagi menjadi tiga oleh Hood dan Koberg

    (1991) dalam Halimatusyadiah (2003) yaitu kultur birokratis, inovatif dan

    suportif. Kultur birokratis cenderung berorientasi kepada kekuasaan, terstruktur,

    berjenjang, dan teregulasi . kultur birokratis cenderung mengikat dan membatasi

    kebebasan dalam berkomunikasi dan mencipta. Kultur birokratis didominasi oleh

    akuntan junior dan senior dibandingkan level partner. Kultur inovatif cenderung

    berorientasi pada hasil, pengambil resiko. Kultur suportif cenderung berorientasi

    pada hubungan kekeluargaan, kepercayaan.

    Perubahan kuantitas dan kualitas suatu informasi dalam tim audit dipengaruhi

    oleh struktur organisasi tim tersebut.dalam pengertian yang sama , struktur tim

    audit mengacu pada tingkatan dimana setiap anggotanya mempunyai beban

    aktivitas yang terbatas dan perilaku yang berbeda. Tujuan diberikan batasan

    beban tugas tersebut adalah untuk memastikan kesesuaian tingkat koordinasi dan

    intergrasi kegiatan tim audit untuk mencapai tujuan kegiatan audit.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    2/36

    2

    Struktur organisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur mekanis dan

    organik. Struktur mekanis memiliki ciri-ciri yaitu bersifat formal, standar,

    kewenangan sentral, otoriter dan non partisipatif. Struktur mekanis cenderung

    kurang lancar dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Pada umumnya

    banyak kap yang menggunakan struktur mekanis. Struktur organik memiliki ciri-

    ciri mandiri, otonomi, informal dan partisipatif.

    Ketika struktur tim mulai mendominasi antar anggota tim audit dalam

    kegiatan pertukaran informasi dan jumlah informasi yang dipertukarkan, para

    peneliti kemudian menemukan kesimpulan yang berbeda-beda sebagai suatu

    keuntungan atas adanya komunikasi. Cushing dan Loebbecke (1986) dalam

    Muhammad (2005) menjelaskan sebuah kemungkinan keuntungan.mereka

    berpendapat bahwa standartisasi dan pemrograman dalam proses audit dapat

    memberikan informasi dasar bagi para auditor untuk dipertukarkan. Sedangkan

    Bamber dan Bylinski (1982) dalam Muhammad (2005) menemukan sebuah

    kerugian.mereka berpendapat bahwa terdapat peningkatan biaya standartisasi dan

    pemrograman berhubungan dengan struktur lingkungan, dimana terjadi

    penurunan kapasitas dalam sebuah tim.

    Gaya kepemimpinan dan kultur organisasi yang melekat dalam KAP sangat

    menetukan kualitas dan kuantitas pertukaran informasi / kelancaran informasi

    yang terjadi dalam tim audit. Harvey dan Brown (1996) dalam halimatusyadiah

    (2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan kultur organisasi menentukan

    arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi komunikasi, pengambilan

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    3/36

    3

    keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh system. Attawood (1990) dalam

    Nugraheni (2005) mendefinisikan kultur organisasi sebagai suatu sistem

    pertukaran nilai dan keyakinan yang diterapkan dalam berinteraksi antar individu,

    struktur dan system untuk menghasilkan norma yang dianut perusahaan

    Gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan

    konsiderasi dan gaya kepemimpinan struktur inisiatif. Gaya kepemimpinan

    konsiderasi menekankan adanya kedekatan antara atasan dan bawahan, rasa saling

    percaya, adanya kepuasan kerja, dan menimbulkan motivasi tinggi bagi

    karyawannya. Namun gaya kepemimpinan konsiderasi dapat mengakibatkan

    adanya penurunan kualitas audit. Gaya kepemimpinan struktur inisiatif cenderung

    menekankan adanya struktur yang tinggi, berfokus pada tujuan dan hasil. Gaya

    kepemimpinan struktur inisiatif dapat mengurangi penurunan kualitas audit

    karena adanya komplesifitas tugas yang tinggi.

    Divisi pengauditan Kantor Akuntan Publik, suatu tim audit merupakan unit

    operasi dasar pekerjaan pengauditan. Staf yang tergabung dalam tim audit

    bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditentukan oleh supervisor timnya dan

    saling bekerjasama untuk mengkoordinasikan pekerjaan yang ditugaskan.

    Kemampuan individual staf dalam menyampaikan informasi yang akurat pada

    rekan yang tergabung dalam timnya menjadi sangat penting untuk menciptakan

    komunikasi yang lancar dan untuk menghasilkan opini audit yang berkualitas.

    Tim audit adalah sebuah tim yang dibentuk secara berjenjang yang terdiri dari

    beberapa individu (senior, supervisor dan manajer) yang bekerjasama dengan

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    4/36

    4

    tujuan untuk melaksanakan audit. Tim audit merupakan unit operasi yang paling

    mendasar dalam pelaksanaan suatu penugasan audit disuatu kantor akuntan publik

    (salomon, 1987) dalam Halimatusyadiah (2003). Tim audit merupakan unit

    operasi dasar dalam pengerjaan pengauditan. Karena kegiatan audit dibagi-bagi

    kepada para anggota tim, maka kunci sukses yang menentukan adalah

    kemampuan masing-masing individu untuk bekerjasama dalam menghasilkan

    opini audit yang memuaskan

    Komunikasi dalam tim audit dapat dibagi menjadi empat macam yaitu

    kecukupan informasi, boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, keakuratan

    informasi. Kecukupan informasi dalam sebuah tim dalam suatu penugasan sangat

    lah penting untuk menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu. Boundary

    spanning merupakan serangkaian aktivitas anggota kelompok yang saling

    berinteraksi menyampaikan / menerima informasi / pengambilan keputusan.

    Kepuasan atas pengawasan yaitu kualitas dan kuantitas informasi yang diterima

    auditor dari supervisor dan kebutuhan informasi auditor dapat dipenuhi oleh

    supervisor. Keakuratan informasi dalam proses pengauditan bukti-bukti harus

    mencukupi dan kompeten dan info akurat, dapat dipercaya, sah, objektif dan

    relevan.

    Kelancaran komunikasi antar anggota dalam satu tim audit sangat penting

    keberadaannya dalam upaya menghindari terjadinya perilaku penurunan kualitas

    audit (Audit Quality eduction Behavior / AQRB) yang dilakukan oleh auditor.

    Perilaku penurunan kualitas audit biasanya dilakukan dengan mengurangi

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    5/36

    5

    perolehan bukti secara tidak efektif, yaitu bukti audit belum mencukupi sebagai

    sample size pembuktian transaksi dan mengakhiri pelaksanaan audit dengan lebih

    awal (premature audit). Terjadinya permasalahan tersebut sangat dimungkinkan

    oleh kurangnya penerapan komunikasi yang efektif antar staf.

    Komunikasi antar staf tim audit merupakan aktivitas pokok dalam rangka

    menggabungkan berbagai komunikasi mengenai perolehan bukti audit,

    pelaksanaan prosedur audit, dan pelaksanaan audit lainnya yang akan menjadi

    produk akhir yaitu opini audit yang berkualitas. Dengan adanya kelancaran

    komunikasi dalam tim audit maka kecenderungan perilaku penurunan kualitas

    audit yang dilakukan oleh auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil /

    dihindari.

    Penelitian ini mengemukakan kerangka berpikir adakah hubungan antara

    komunikasi dalam tim audit dengan kultur yang melekat dalam Kantor Akuntan

    Publik, struktur organisasi,dan gaya kepemimpinan Kantor Akuntan Publik. Oleh

    karena itu judul penelitian ini adalah Pengaruh Kultur Organisasi, Struktur

    Organisasi, Gaya Kepemimpinan terhadap Komunikasi dalam Tim Audit

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    6/36

    6

    1.2Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah Kultur Organisasi KAP berhubungan dengan komunikasi dalamtim audit?

    2. Apakah Struktur Organisasi KAP berhubungan dengan komunikasi dalamtim audit?

    3. Apakah Gaya Kepemimpinan KAP berhubungan dengan komunikasidalam tim audit?

    4. Apakah Gaya Kepemimpinan KAP berhubungan dengan kultur organisasidalam tim audit?

    1.3Tujuan penelitian dan manfaat penelitian1.3.1

    Tujuan penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah

    1. untuk mengetahui hubungan kultur organisasi dengan komunikasi dalam timaudit.

    2. untuk mengetahui hubungan struktur organisasi dengan komunikasi dalam timaudit.

    3. untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan komunikasi dalamtim audit.

    4. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan kultur organisasidalam tim audit

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    7/36

    7

    1.3.2 Manfaat PenelitianPenelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan bermanfaat bagi:

    1. Bagi peneliti selanjutnyaHasil ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya

    2. Bagi Para Auditor dalam KAPDiharapkan dengan adanya penelitian ini para auditor dapat

    membangun komunikasi yang lebih baik dengan anggota tim audit

    dalam KAP sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan.

    kecenderungan perilaku penurunan kualitas audit yang dilakukan oleh

    auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil / dihindari. Dapat

    memaksimalkan kemampuan masing-masing auditor untuk

    bekerjasama dalam menghasilkan opini audit yang memuaskan.

    1.4Kerangka PikirInformasi erat kaitannya dengan tugas audit. Jadi informasi yang

    dimaksud mengacu pada informasi yang mendukung data yang disajikan

    dalam laporan keuangan. Informasi bisa terdiri atas data akuntansi dan

    informasi pendukung lainnya yang sekiranya bermanfaat sebagai dasar auditor

    untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan klien.

    Kelebihan informasi sebagai variabel komunikasi mengukur frekuensi dan

    kadar informasi yang dikomunikasikan dalam tim audit. Bisa jadi salah

    seorang anggota tim menerima atau menyampaikan informasi melebihi atau

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    8/36

    8

    bahkan kurang dari yang semestinya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

    penugasan. Informasi dalam suatu tim dapat dilakukan dengan baik dengan

    adanya komunikasi yang baik dalam sebuah tim audit. Peneliti akan meneliti

    apakah ada pengaruh antara Kultur Organisasi, Struktur Organisasi, Gaya

    Kepemimpinan terhadap komunikasi dalam tim audit dan gaya kepemimpinan

    dan kultur dalam tim audit. Peneliti akan menarik hipotesis dari permasalahan

    tersebut, dan kemudian hipotesis yang telah dibuat akan diteliti lebih lanjut

    sehingga menghasilkan hasil dari penelitian. Hasil penelitian yang ada akan

    diolah dan akan menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang ada.

    Menurut Kurniawan (2006) kultur perusahaan/ organisasi mempunyai

    pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, dan motivasi para manajer dan

    bawahannya untuk mencapai kinerja manajerial.

    Kultur pada tingkat organisasional adalah seperangkat asumsi-asumsi,

    keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan presepsi yang dimiliki para anggota

    kelompok yang bersangkutan (Kurniawan, 2006).

    Komunikasi antar staff tim audit merupakan aktivitas pokok dalam rangka

    menggabungkan berbagai informasi mengenai perolehan bukti audit,

    pelaksanaan prosedur audit dan pelaksanaan lainnya yang akan menjadi

    produk akhir yaitu opini audit yang berkualitas. Dengan adanya kelancaran

    komunikasi dalam tim audit maka kecenderungan perilaku penurunan kualitas

    audit yang dilakukan oleh auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil /

    dihindari.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    9/36

    9

    1.5Sistematika PenulisanBAB I : PENDAHULUAN

    Bagian ini merupakan gambaran umum penelitian yang didalamnya

    menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

    dan manfaat penelitian, kerangka pikir penelitian, serta sistematika

    pembahasan dalam penelitian ini.

    BAB II : LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

    Bagian ini berisi berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang

    relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini

    Struktur

    organisasi

    Gaya

    kepemimpinanKultur organisasi

    Profesi akuntan publik tak dapat terpisahkan dari proses komunikasi. Akuntanpublik selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik dengan klien maupun

    dengan karyawan professional lainnya.

    Komunikasi

    dalam tim audit

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    10/36

    10

    BAB III: METODE PENELITIAN

    Bagian ini berisi mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan,

    gambaran umum obyek penelitian, definisi, dan pengukuran variabel yang

    diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bagian ini menguraikan mengenai hasil analisis data serta pembahasan

    mengenai perhitungan yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan

    dalam penelitian ini.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Bagian ini menguraikan tentang kesimpulan penelitian, saran bagi peneliti

    berikutnya, keterbatasan, serta implikasi analisis dari penelitian ini.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    11/36

    11

    BAB II

    LANDASAN TEORI dan RUMUSAN HIPOTESIS

    2.1 Landasan teori

    2.1.1 Pengertian komunikasi

    Pengertian komunikasi dalam suatu kelompok, menurut Ivancevich &

    Matteson (1987) dalam Nugraheni (2005) adalah pengiriman informasi oleh

    salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan

    menggunakan simbol simbol tertentu. Secara umum, komunikasi mempunyai

    tiga fungsi utama dalam suatu organisasi :

    Pertama, mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa hal

    Kedua, sebagai sarana mengekspresikan perasaan emosional dan pemenuhan

    kebutuhan sosial

    Ketiga, menyediakan informasi yang dibutuhkan anggota dan organisasi

    untuk membuat keputusan.

    Profesi akuntan publik tak akan dapat terpisahkan dari proses

    komunikasi. Akuntan publik selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik

    dengan klien maupun dengan karyawan profesional dlam perusahaan.

    Beberapa penelitian menunjukan bahwa komunikasi mempunyai implikasi

    penting terhadap kepuasan kerja dan turnover akuntan (Rhode, 1977) dalam

    Nugraheni (2005) komunikasi yang terjalin diantara anggota tim audit

    menjadi aktivitas yag sangat fundamental untuk mencapai hasil akhir, yaitu

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    12/36

    12

    opini audit yang berkualitas. Kesuksesan kerja tim sangat dipengaruhi oleh

    komunikasi penyampaian informasi dalam tim audit.

    Komunikasi terdiri dari empat variabel (Rudolp & Welker, 1980) dalam

    Halimatusyadiah (2003), Nugraheni (2005) dan Muhammad (2005), yaitu :

    1. kecukupan informasivariabel ini mengacu pada informasi yang mendukung data yabg disajikan

    dalam laporan keuangan

    2. boundary spanningRudolp & Welker (1980) dalam Nugraheni (2005) mendefinisikan

    boundary sebagai serangkaian aktivitas para anggota kelompok yang

    saling berinteraksi menyampaikan / menerima informasi untuk tujuan

    pengambilan keputusan.

    3. kepuasan atas kepengawasanproses pengawasan yang ditekankan mencakup aktivitas pengkoordinasian

    anggota tim audit.

    4. keakuratan informasisalah satu standar pelaksanaan auditing menyatakan bahwa bukti-bukti

    audit tidak hanya harus mencukupi, tetapi juga kompeten. Bukti yang

    kompeten berarti juga informasi yang akurat, merupakan informasi yang

    dapat dipercaya. Secara umum, keakuratan informasi mencerminkan

    kualitas informasi yang disampaikan dalam tim audit.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    13/36

    13

    Kategori kultur KAP yang digunakan Hood & Koberg (1991) dalam

    Nugraheni (2005) yaitu kultur birokratis, inovatif dan suportif yang

    mengacu pada tipologi yang mempunyai konstruk kultur yang dapat

    diukur. Kultur birikratis cenderung membatasi kreativitas, sementara

    kreativitas akan muncul dalam suasana yang tidak mengikat / membatasi

    kebebasan untuk berpikir dan menyatakan pikiran, kebebasan

    berkomunikasi dan mencipta (Munandar, 1983:90) dalam Nugraheni

    (2005).

    2.1.2 Pengertian kultur Organisasi

    Attwood (1990) dalam Nugraheni (2005) mendefinisikan kultur

    organisasi sebagai suatu sistem pertukaran nilai dan keyakinan yang

    diterapkan dalam berinteraksi antar individu, struktur dan sistem untuk

    menghasilkan norma yang dianut perusahaan. Wallach (1983) dalam

    Nugraheni (2005) membagi kultur organisasi dalam tiga ketegori,

    birokratis (terstruktur, berjenjang, dan teregulasi), inovatif (orientasi pada

    hasil, pengambil resiko) dan suportif (orientasi pada kepercayaan dan

    kekeluargaan).

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    14/36

    14

    Tabel 1.1

    Tipologi kultur Wallach

    Kultur Birokratis kultur inovatif kultur suportif

    Berjenjang berani mengambil resiko

    mudah dan suka

    bekerjasama

    Procedural berorientasi pada hasil berorientasi pada hubungan

    Terstruktur Kreatif memberikan dorongan

    Teratur Menekan memasyarakat

    teregulasi Menstimulir

    memberikan kebebasan

    pribadi

    mapan, solid Menantang Adil

    Waspada

    menghargai

    entrepreneurship Aman

    Berorientasi pada

    kekuasaan Menggerakkan Mempercayai

    Sumber : Nugraheni (2005)

    Tipe kultur dapat bervariasi tidak hanya antara departemen yang satu

    dengan yang lain tetapi juga dalam level hirarki. Level hirarki pada

    kantor akuntan publik terdiri dari partner, manager, dan supervisor,

    dan senior dan yunior akuntan. Masing-masing individu menduduki

    level hirarki tersebut yang diharapkan mempunyai karakter yang

    sesuai. Penelitian yang dilakukan Nugraheni (2005) menyatakan

    bahwa kultur birokratis akan lebih mendominasi di level akuntan

    senior / yunior dan manager / supervisor dibandingkan dengan level

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    15/36

    15

    partner karena mereka dihadapkan pada penugasan audit yang

    mengikuti aturan-aturan baku dan sistematis, dan dibawah pengawasan

    untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

    2.1.3Pengertian Struktur OrganisasiTim audit mewakili istilah yang dikemukakan oleh burns dan stalker

    (1961) dalam Muhammad (2005) yaitu kerangka struktur organisasi. Untuk

    mengimplementasikan kerangka tersebut, organisasi / sub unit organisasi,

    dibedakan menjadi struktur mekanis dan struktur organik. Tim audit yang

    berstruktur mekanis bersifat formal, standar, kewenangan sentral, otoriter, dan

    non partisipatif. Dalam kinerja audit yang bersifat mekanik ditemukan bahwa

    dalam komunikasi antar staf dalam tim audit kurang lancar sehingga terjadi

    kelebihan informasi, informasi yang disampaikan kurang akurat dan

    rendahnya kepuasan staf atas tindakan pengawasan yang diberikan oleh

    supervisornya. Bamber dan Bylinski (1982) dalam Muhammad (2005)

    berpendapat bahwa secara umum tim audit mempunyai bentuk struktur

    mekanis. Bentuk struktur mekanis merupakan salah satu pertimbangan yang

    digunakan karena bentuk struktur ini mempengaruhi proses komunikasi (

    Muhammad, 2005).

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    16/36

    16

    2.1.4Pengertian Gaya KepemimpinanFleisman dan peters (1962) dalam Halimatusyadiah (2003)

    menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang

    diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang

    ditujukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain.

    Gaya kepemimpinan dalam Gibson (2000) yaitu perilaku pemimpin

    melalui dua dimensi yaitu:

    1. Consideration (konsiderasi)adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan

    antara bawahan dengan atasan, adanya salaing percaya, kekeluargaan,

    menghargai gagasan bawahan, adanya komunikasi antara pimpinan dan

    bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan

    pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial.

    2. Initiating Structure (struktur inisiatif)merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa pemimpin

    mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam

    kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas

    dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar.pemimpin yang

    memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi akan

    memfokuskan pada tujuan dan hasil.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    17/36

    17

    Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan

    bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan

    behavior disfungsional oleh auditor (Halimatusyadiah ,2003). Part dan

    Jiambalvo (1982) dalam Halimatusyadiah (2003) menginvestigasi

    penentuan gaya kepemimpinan konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka

    menggunakan path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku

    manajer partner dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya

    terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara perilaku konsiderasi

    dan kompleksifitas tugas. Gaya kepemimpinan konsiderasi lebih

    memuaskan bawahan dalam kompleksitas tugas yang rendah. sedangkan

    interaksi antar perilaku struktur inisiatif dengan komplesifitas tugas tidak

    signifikan, karena perilaku struktur inisiatif dapat digunakan dalam

    kompleksitas tugas yang tinggi.

    Outey dan Pierce (1995) serta Murdianingrum (2000) dalam

    Halimatusyadiah (2003) menguji gaya kepemimpinan di KAP dengan

    perilaku disfungsional. Sedangkan safriliana (2001) dalam

    Halimatusyadiah (2003) menguji gaya kepemimpinan dengan perilaku

    penurunan kualitas audit. Gaya kepemimpinan yang digunakan adalah

    struktur inisiatif dan konsiderasi. Mereka membedakan gaya

    kepemimpinan tersebut tinggi dan rendah. Hasil penelitian Outley dan

    Pierce (1995) dalam Halimatusyadiah (2003) menunjukan bahwa gaya

    kepemimpinan struktur inisiatif cenderung mengurangi perilaku

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    18/36

    18

    disfungsional. Sedangkan Penelitian Murdianingrum (2000) dalam

    Halimatusyadiah (2003) menunjukan bahwa gaya kepemimpinan

    konsiderasi cenderung mengurangi perilau disfungsional. Demikian juga

    hasil penelitian Safriliana (2001) dalam Halimatusyadiah (2003) bahwa

    gaya kepemimpinan struktur inisiatif lebih berpengaruh dalam

    mengurangi perilaku penurunan kualitas audit dibanding dengan gaya

    kepemimpinan konsiderasi.

    2.1.5Pengertian Tim AuditTim audit adalah sebuah tim yang dibentuk secara berjenjang dan

    terdiri dari beberapa individu (senior, supervisor, dan manajer) yang

    bekerjasama dengan tujuan untuk melaksanakan audit. Tim audit merupakan

    unit operasi dasar dalam pekerjaan pengauditan karena kegiatan audit dibagi-

    bagi kepada para anggota tim, maka kunci sukses yang menentukan adalah

    kemampuan masing-masing individu untuk bekerjasama dalam menghasilkan

    opini audit yang memuaskan.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    19/36

    19

    2.2 Pengembangan Hipotesis2.2.1 Pengaruh Kultur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim Audit

    Tipe kultur dapat bervariasi tidak hanya antara departemen yang satu

    dengan yang lain tetapi juga dalam level hirarki. Level hirarki pada kantor

    akuntan publik terdiri dari partner, manager, dan supervisor, dan senior dan

    yunior akuntan. Masing-masing individu menduduki level hirarki tersebut

    yang diharapkan mempunyai karakter yang sesuai. Penelitian yang dilakukan

    oleh Cushing, Loebecke, Bamber, dan Bylinski dalam Hood & Koberg (1991)

    dalam Nugraheni (2005) menyatakan bahwa kultur birokratis akan lebih

    mendominasi di level akuntan senior / yunior dan manager / supervisor

    dibandingkan dengan level partner karena mereka dihadapkan pada penugasan

    audit yang mengikuti aturan-aturan baku dan sistematis, dan dibawah

    pengawasan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Karena

    kultur birokratis akan lebih mendominasi di level akuntan senior / yunior dan

    manager / supervisor dibandingkan dengan level partner.

    Menurut penelitian Carlson dan Perrewe (1995) dalam

    Halimatusyadiah (2003) penelitiannya menyatakan bahwa perilaku pemimpin

    memberikan kontribusi yang cukup besar pada terbentuknya kultur organisasi.

    Menurut penelitian Rachma (2000) dalam Halimatusyadiah (2003) meneliti

    pengaruh kultur terhadap komunikasi penyampaian informasi dalam tim audit.

    Hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya pengaruh signifikan kultur

    organisasi KAP terhadap proses komunikasi dalam tim audit.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    20/36

    20

    Penelitian Nugraheni (2005) menghasilkan hasil yang signifikan

    variabel kultur birokratis, kultur suportif, variabel kultur secara bersama-sama

    terbukti memiliki pengaruh terhadap komunikasi. Brown dan Starkey (1994)

    dalam Halimatusyadiah (2003) mengemukakan bahwa kultur organisasi

    merupakan instrumen penting dalam memberikan kerangka acuan tentang

    bagaimana komunikasi dan informasi dikelola oleh manajemen. Harvey

    dan Brown (1996) dalam Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa kultur

    organisasi menentukan arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi

    komunikasi, pengambilan keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh

    sistem.

    Penelitian Halimastusyadiah (2003) menyatakan kultur organisasi

    berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit. Analisis ini menunjukan

    bahwa kultur organisasi memberikan kontribusi penting terhadap kelancaran

    komunikasi dalam tim audit. Hasil ini mendukung pendapat Rachma (2000)

    dalam Halimatusyadiah (2003). Berdasarkan penelitian yang telah ada maka

    muncul hipotesis

    H1: Kultur organisasi yang semakin berorientasi pada orang, menjadikan

    komunikasi dalam tim audit akan semakin meningkat

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    21/36

    21

    2.2.2 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim

    Audit

    Penelitian yang merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

    dilakukan oleh Rudolph dan Welker (1998) dalam Muhammad (2005) tentang

    pengaruh struktur organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit. Dalam

    penelitian tersebut mereka menemukan bahwa terdapat hubungan negatif

    antara variabel struktur organisasi dan variabel-variabel komunikasi

    (kelebihan informasi, boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, dan

    keakuratan informasi). penelitian mereka menemukan bahwa terdapat

    hubungan negatif antara variabel struktur organisasi dan variabel-variabel

    komunikasi dalam tim audit.

    Variabel struktur organisasi dalam tim audit diuji dengan variabel-

    variabel komunikasi dalam tim audit (kelebihan informasi, boundary

    spanning, kepuasan atas pengawasan, dan keakuratan informasi). Penelitian

    Muhammad (2005) menemukan variabel struktur organisasi memiliki

    hubungan negatif terhadap komunikasi dalam tim audit (kelebihan informasi,

    boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, keakuratan informasi). dan

    munculah hipotesis

    H2: Struktur organisasi yang semakin berjenjang, menjadikan komunikasi

    dalam tim audit akan semakin berkurang.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    22/36

    22

    2.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Komunikasi dalam Tim

    Audit

    Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan

    bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan

    behavior disfunctional oleh auditor (Halimatusyadiah, 2003). Part dan

    Jiambalvo (1982) dalam Halimatusyadiah (2003) menginvestigasi penentuan

    gaya kepemimpinan konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka menggunakan

    path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku manajer partner

    dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya terdapat pengaruh

    interaksi yang signifikan antara perilaku konsiderasi dan kompleksifitas tugas.

    Gaya kepemimpinan konsiderasi lebih memuaskan bawahan dalam

    komplesitas tugas yang rendah. Sedangkan interaksi antara perilaku struktur

    inisiatif dengan kompleksitas tugas tidak signifikan, karena perilaku struktur

    inisiatif dapat digunakan dalam kompleksitas tugas yang tinggi. karena bukti

    empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan bahwa gaya

    kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan behavior

    disfunctional oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit, supervisi selalu

    melakukan komunikasi dengan bawahan mengenai instruksi tugas dan tujuan

    dari tugas yang diberikan kepada bawahan, pemberian saran yang dapat

    membantu bawahan dalam menjalankan tugasnya (Hall, 1996) dalam

    Halimatusyadiah (2003). Tanpa adanya komunikasi yang cukup antara

    supervisi dan bawahan, maka auditor akan mengalami kesulitan dalam

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    23/36

    23

    melaksanakan tugas dan interpretasi terhadap informasi yang berkenaan

    dengan audit yang dilakukan. Pentingnya komunikasi dalam organisasi

    didukung penelitian Miles et al., (1996) dalam Halimatusyadiah (2003).

    Teori atribusi kepemimpinan menjelaskan bahwa pendekatan atribusi

    dimulai dengan posisi para pemimpin sebagai pemproses informasi (Gibson,

    2000) dalam Halimatusyadiah (2003) dengan kata lain pemimpin mencari

    informasi mengenai mengapa sesuatu terjadi dan berusaha untuk membentuk

    penjelasan sebab yang menuntun perilaku kepemimpinannya. Komunikasi

    menjadi alat manajemen untuk menyatukan kegiatan organisasi yang mana

    sasaran perusahaan dapat dicapai (Harry, 1978 dalam Timpe, 1991) dalam

    Halimatusyadiah (2003).

    Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

    berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit. Analisis ini menunjukan

    bahwa gaya kepemimpinan mempunyai kontribusi yang penting terhadap

    komunikasi dalam tim audit. Harvey dan borwn (1996) dalam

    Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan menetukan

    arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi komunikasi, pengambilan

    keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh sistem Berdasarkan penelitian

    tersebut muncul hipotesis

    H3: Atasan menggunakan gaya kepemimpinan konsiderasi, menjadikan

    komunikasi dalam tim audit semakin meningkat

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    24/36

    24

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel penelitian

    3.1.1 populasi penelitian

    Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang

    karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pangestu subagio,

    1996;107) dalam Septiana (2008). Populasi dari penelitian ini adalah

    Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Data penelitian ini dikumpulkan

    dengan daftar pertanyaan yang akan dikirim ke sejumlah KAP di

    Jakarta.

    3.1.2 Sampel Penelitian

    Sampel adalah beberapa anggota / bagian yang terpilih dari

    populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

    menggunakan teknik non probability sampling, khususnya

    convenience sampling yaitu pengambilan sampel secara nyaman

    dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya

    (Jogiyanto,2004). Kriteria yang digunakan berdasarkan pada quota

    sampling, dengan pemilihan sampel harus mempunyai karakteristik

    yang dimiliki oleh populasinya, dengan menyebarkan 120 kuesioner

    pada KAP-KAP di Jakarta. Jumlah tersebut memenuhi syarat asumsi

    analisa statistik sampel besar yaitu lebih dari 100. Pertimbangan

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    25/36

    25

    penyebaran jumlah kuesioner berbeda disetiap KAP. Yang didasarkan

    pada jumlah auditor yang bersedia mengisi kuesioner disetiap KAP di

    Jakarta ditunjukan dalam tabel berikut ini.

    Tabel 3.1

    Daftar Penyebaran Kuesioner di KAP Jakarta

    No Nama KAP Alamat Jumlah

    auditor

    Jumlah auditor yang

    mau mengisi kuesioner

    1 KAP S. ARANIYADI Jl. Raya Duri Kosambi

    No. 69C Cengkareng,

    Jakarta Barat

    14 10

    2 KAP. JAN, LADIMAN

    & REKAN

    Jl. Anggrek Nelimurni

    Raya No. 86

    Kemanggisan, Slipi

    Jakarta Barat 11480

    20 15

    3 KAP. DRS.

    CHAERONI &

    REKAN

    Jl. Anggrek Nelimurni

    II/C5 Kemanggisan, Slipi

    Jakarta Barat 11480

    15 10

    4 KAP. SIDDHARTA

    SIDDHARTA &

    WIDJAJA

    Wisma GKBI Lantai 35

    Jl. Jend. Sudirman 28

    Jakarta 10210

    25 25

    5 KAP. DOLI,

    BAMBANG,

    SUDARMADJI &

    DADANG

    Menara Kuningan

    Lantai11

    Jl. H.R. Rasuna Said Blok

    X-7 Kav.5 Jakarta Selatan

    12940

    27 25

    6 KAP .IDRIS &

    SUDIHARTO

    Total Building Lantai

    8 Suite 808 Jl. Letjen.

    S. Parman Kav.106A

    Jakarta Barat 11440

    23 20

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    26/36

    26

    7 KAP DRS TJHIN

    TJIAP LUNG,

    MM.BAP

    Jl. Mandala Utara

    No.604 Tomang

    Jakarta Barat 11440

    20 15

    TOTAL 144 120

    Sumber : data primer yang telah diolah 2010

    3.2 Teknik Pengumpulan data

    Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei.

    Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang

    menggunakan pertanyaan lisan atau tertulis (Indriantoro dan Supomo, 2002

    :152) dalam Septiana (2008).

    3.3 Data Penelitian

    Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan

    dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data penelitian adalah

    sumber data primer.

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai Kultur

    Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Struktur Organisasi yang diukur

    menggunakan kuesioner diadopsi dari penelitian Muhammad, dan

    Halimatusyadiah.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    27/36

    27

    3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi :

    3.4.1 Konstruk Eksogen

    Konstruk Eksogen adalah variabel yang mempengaruhi Konstruk Endogen

    baik secara positif maupun negatif. Konstruk Eksogen dalam penelitian ini

    adalah Kultur Organisasi, Struktur Organisasi dan Gaya Kepemimpinan.

    a. Kultur Organisasi

    Kultur organisasi merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan

    dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok

    sosial yang lain (Halimatusyadiah, 2003).

    Jawaban atas daftar pertanyaan ini didesain menggunakan skala likert

    dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.

    1 = tidak menggambarkan (TM)

    2 = sedikit menggambarkan (SM) 3 = cukup menggambarkan (CM) 4 = benar-benar menggambarkan (BM) 5 = sangat benar-benar (SBM)

    B. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi merupakan persepsi responden mengenai struktur

    dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku orang lain dalam

    mengelola suatu organisasi.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    28/36

    28

    Variabel struktur organisasi diukur berdasarkan karakter organisasi

    yaitu sentralisasi dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, distribusi

    kewenangan dalam pembuatan keputusan, formalitas, standarisasi

    ((Muhammad, 2005).

    Jawaban atas daftar pertanyaan ini didesain menggunakan skala likert

    dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.

    Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1 Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai 2 Untuk jawaban netral diberi nilai 3 Untuk jawaban setuju diberi nilai 4 Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai 5

    C. Gaya Kepemimpinan (X3)

    gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan

    pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditujukkan

    pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain dalam mengelola suatu

    organisasi (Halimatusyadiah, 2003).

    Instrument gaya kepemimpinan diukur oleh peneliti dengan menggunakan

    skala likert dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.

    1 = Tidak pernah (T) 2 = Jarang (J) 3 = Kurang sering (KS)

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    29/36

    29

    4 = Sering (S) 5 = Sangat Sering (SS)

    3.4.2 Konstruk Eksogen

    Komunikasi dalam tim audit merupakan pengiriman informasi oleh

    salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan

    menggunakan simbol-simbol tertentu .

    Jawaban atas daftar pertanyaan kuesioner didesain menggunakan lima

    skala likert (1,2,3,4,5) yang diadopsi dari penelitian Muhammad,

    Halimatusyadiah digunakan untuk mengukur variabel dependen yang

    mencerminkan proses komunikasi dalam tim audit. Semua jawaban diukur

    dalam nilai positif dengan kategori : nilai 1 (Sangat tidak setuju), 2 (tidak

    setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (Sangat setuju).

    3.5 Metode Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk

    mengevaluasi hipotesis yang diajukan dengan menggunakan program AMOS

    5.0. SEM adalah teknik multivariate yang mengombinasikan aspek-aspek

    multiple regresion (menguji hubungan saling ketergantungan) dan analisis

    faktor (menunjukkan konsep konsep tak terukur faktor dengan banyak

    variabel) untuk mengestimasi hubungan saling ketergantungan secara

    simultan (Hair et al, 1998).

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    30/36

    30

    Pemilihan teknik SEM didasarkan pada pertimbangan bahwa SEM memiliki

    kemampuan pengujian model struktural secara simultan dan efisien bila

    dibandingkan dengan teknik multivariat lainnya (Hair et al., 1998). Analisis

    SEM digunakan Untuk menguji ke tiga hipotesis dalam penelitian ini.

    3.5.1 Analisis Model Pengukuran

    Untuk mengetahui kualitas suatu kuesioner makan diperlukan

    pengujian validitas dan reliabilitas. Walaupun instrument yang

    digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu dan

    menunjukan tingkat validitas dan reliabilitas yang bisa diterima,

    pengujian kembali ini dilakukan karena kemungkiuan instrumen yang

    digunakan dalam kondisi yang berbeda akan memberikan hasil yang

    berbeda pula.

    Validitas konstruk

    Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

    indikator dalam menilai sesuatu, atau dengan kata lain, validitas suatu

    alat ukur adalah apakah alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang

    seharusnya diukur (Cooper dan Emory, 1995 dalam Sinuraya, 2007).

    Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai critical

    ratio pada tabel regression weights dengan nilai kritis yaitu 2 pada

    tingkat signifikansi 5 %.

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    31/36

    31

    Reliabilitas Konstruk

    Reliabilitas merupakan ukuran mengenai konsistensi internal dari

    indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai

    dimana masing-masing indikator itu mengindikasi sebuah konstruk

    yang umum (Ferdinand, 2002). Hair dkk (1998) memberikan kriteria

    reliabilitas konstruk suatu instrument penelitian yang dapat dilihat dari

    nilai standardized loading dan pengukuran kesalahan, yaitu jika nilai

    reliabilitas konstruk lebih besar dai 0,7 maka konstruk dapat diterima.

    Nilai reliabilitas konstruk dapat dicari dengan rumus sebagai berikut

    (SL)2

    CR = ----------------------------

    (SL)2

    + j

    Dengan : CR = Construct Reliability

    SL = Standardized Loading

    j = Measurement Error

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    32/36

    32

    3.5.2 Analisis Model Struktural

    3.5.2.1 Evaluasi terhadap Asumsi Model

    1. Asumsi Normalitas

    Asumsi ini digunakan untuk mengevaluasi normalitas data.

    Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi normalitas sebaran

    data dengan menggunakan nilai pada tabel normalitas yang

    dihasilkan dari progran AMOS terhadap skewness value (nilai

    z) yang setara dengan nilai critical ratio dengan signifikansi

    0.05 yaitu sebesar 1,96. Jika nilai critical ratio yang

    dihasilkan oleh masing-masing variabel penelitian lebih kecil /

    sama dengan 1,96 maka distribusi data bersifat normal.

    2. Asumsi Outlier

    Outlier merupakan observasi dari suatu data yang memiliki

    karakteristik unik yang terlihat berbeda dari observasi lainnya

    dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim (Ghozali, 2005).

    Deteksi terhadap Outliers dilakukan dengan memperhatikan

    nilai mahalonabis distance. Kriteria yang digunakan adalah

    berdasarkan nilai chi-squares pada derajat kebebasan (degree

    of freedom) dan tingkat signifikansi (p

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    33/36

    33

    mahalonabis lebih besar dari nilai chi-square diidentifikasi

    sebagai outliers.

    3.5.2.2Analisis terhadap Full Structural Equation Model

    1. Goodness of Fit ModelDalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk

    mengukur / menguji hipotesis mengenai model (Hair at al.,

    1998). Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian dari

    nilai cut-off untuk digunakan dalam menguji apakah suatu

    model dapat diterima atau ditolak.

    a. Chi-square

    model yang di uji akan dipandang baik atau memuaskan

    apabila nilai Chi-squarenya nya rendah. Nilai ini akan

    menghasilkan nilai probabilitas (p) yang lebih besar yang

    menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara prediksi

    dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara

    signifikan (Ghozali, 2005)

    b.Root Mean Square Error of Approximation(RMSEA)

    nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat

    diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et al.,

    1998). Nilai RMSEA yang lebih kecil dari 0,08 merupakan

    indeks dapat diterimanya sebuah model.

    c. Goodnessof Fit Index(GFI)

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    34/36

    34

    GFI merupakan sebuah ukuran non statistic yang mempunyai

    rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit).

    Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan fit yang lebih

    baik.

    d.Adjusted Goodness of Fit Index(AGFI)

    Tanaka dan Huba dalam Sinuraya (2007) menyatakan bahwa

    GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit indeks

    ini dapat disesuaikan dengan degree of freedom yang tersedia

    untuk menguji diterima atau ditolaknya suatu model (Arbuckle,

    1999). Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila

    AGFI mempunyai nilai sama dengan satu atau lebih besar dari

    0,90 (Haire at al.., 1998)

    e. CMIN / DF

    Nilai CMIN/DF kurang dari dua atau kadang kurang dari tiga

    adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data

    (Arbuckle, 1999).

    f. Tucker-Lewis Index(TLI)

    TLI adalah sebuah alternatif incremental fix index yang

    membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah

    baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan

    untuk diterimanya sebuah model adalah lebih besar atau sama

    dengan 0,95 (Hair et al., 1998)

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    35/36

    35

    g. Comparative Fit Index(CFI)

    besaran indeks ini berada rentang 0 1 , dimana semakin

    mendekati satu mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

    (Arbuckle, 1997). Nilai yang direkomendasikan adalah lebih

    besar atau sama dengan 0,95. keunggulan indeks ini adalah

    besaran indeks tidak dipengaruhi oleh ukuran sample. Karena

    itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah

    model (Hulland dkk., 1996 dalam Sinuraya, 2007. berikut ini

    ringkasan nilai cut-offyang untuk menilai goodness of fitsuatu

    model

    Tabel 3.1

    Goodness of Fit Model

    Goodness of fit indices Cut-off value

    Significance Probability 0,05

    RMSEA 0,08

    GFI 0,90

    AGFI 0,90

    CMIN/DF 2,00

    TLI 0,90

    CFI 0,90

    Sumber : Hair et al., 1998

  • 5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan

    36/36

    36

    2. Uji hipotesissetelah diputuskan apakah model diterima atau ditolak, maka

    dilakukan pengujian terhadap seluruh hipotesis yang diajukan.

    Hasil penelitian ini dapat dilihat dengan nilai regression

    weightspada kolom Critical Ratio (C.R.) yang identik dengan

    t-hitung yang dihasilkan program AMOS. Nilai C.R.

    dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu 1,645. Jika nilai CR

    hasil pengolahan lebih besar dari nilai kritisnya, maka hipotesis

    yang diajukan diterima. Sebaliknya, jika nilai CR lebih kecil

    dari nilai kritisnya, maka hipotesis yang diajukan ditolak.