seminar audit-pengaruh gaya kepemimpinan
DESCRIPTION
pengaruh gaya kepemimpinanTRANSCRIPT
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKultur dalam sebuah organisasi memiliki peranan yang sangat penting. Kultur
sebuah organisasi diciptakan oleh pendiri suatu organisasi / perilaku pimpinan
teratas akan mengembangkan lingkungan bisnis perusahaan dan menjadi kultur
perusahaan. Kultur organisasi dapat dibagi menjadi tiga oleh Hood dan Koberg
(1991) dalam Halimatusyadiah (2003) yaitu kultur birokratis, inovatif dan
suportif. Kultur birokratis cenderung berorientasi kepada kekuasaan, terstruktur,
berjenjang, dan teregulasi . kultur birokratis cenderung mengikat dan membatasi
kebebasan dalam berkomunikasi dan mencipta. Kultur birokratis didominasi oleh
akuntan junior dan senior dibandingkan level partner. Kultur inovatif cenderung
berorientasi pada hasil, pengambil resiko. Kultur suportif cenderung berorientasi
pada hubungan kekeluargaan, kepercayaan.
Perubahan kuantitas dan kualitas suatu informasi dalam tim audit dipengaruhi
oleh struktur organisasi tim tersebut.dalam pengertian yang sama , struktur tim
audit mengacu pada tingkatan dimana setiap anggotanya mempunyai beban
aktivitas yang terbatas dan perilaku yang berbeda. Tujuan diberikan batasan
beban tugas tersebut adalah untuk memastikan kesesuaian tingkat koordinasi dan
intergrasi kegiatan tim audit untuk mencapai tujuan kegiatan audit.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
2/36
2
Struktur organisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur mekanis dan
organik. Struktur mekanis memiliki ciri-ciri yaitu bersifat formal, standar,
kewenangan sentral, otoriter dan non partisipatif. Struktur mekanis cenderung
kurang lancar dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Pada umumnya
banyak kap yang menggunakan struktur mekanis. Struktur organik memiliki ciri-
ciri mandiri, otonomi, informal dan partisipatif.
Ketika struktur tim mulai mendominasi antar anggota tim audit dalam
kegiatan pertukaran informasi dan jumlah informasi yang dipertukarkan, para
peneliti kemudian menemukan kesimpulan yang berbeda-beda sebagai suatu
keuntungan atas adanya komunikasi. Cushing dan Loebbecke (1986) dalam
Muhammad (2005) menjelaskan sebuah kemungkinan keuntungan.mereka
berpendapat bahwa standartisasi dan pemrograman dalam proses audit dapat
memberikan informasi dasar bagi para auditor untuk dipertukarkan. Sedangkan
Bamber dan Bylinski (1982) dalam Muhammad (2005) menemukan sebuah
kerugian.mereka berpendapat bahwa terdapat peningkatan biaya standartisasi dan
pemrograman berhubungan dengan struktur lingkungan, dimana terjadi
penurunan kapasitas dalam sebuah tim.
Gaya kepemimpinan dan kultur organisasi yang melekat dalam KAP sangat
menetukan kualitas dan kuantitas pertukaran informasi / kelancaran informasi
yang terjadi dalam tim audit. Harvey dan Brown (1996) dalam halimatusyadiah
(2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan kultur organisasi menentukan
arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi komunikasi, pengambilan
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
3/36
3
keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh system. Attawood (1990) dalam
Nugraheni (2005) mendefinisikan kultur organisasi sebagai suatu sistem
pertukaran nilai dan keyakinan yang diterapkan dalam berinteraksi antar individu,
struktur dan system untuk menghasilkan norma yang dianut perusahaan
Gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan
konsiderasi dan gaya kepemimpinan struktur inisiatif. Gaya kepemimpinan
konsiderasi menekankan adanya kedekatan antara atasan dan bawahan, rasa saling
percaya, adanya kepuasan kerja, dan menimbulkan motivasi tinggi bagi
karyawannya. Namun gaya kepemimpinan konsiderasi dapat mengakibatkan
adanya penurunan kualitas audit. Gaya kepemimpinan struktur inisiatif cenderung
menekankan adanya struktur yang tinggi, berfokus pada tujuan dan hasil. Gaya
kepemimpinan struktur inisiatif dapat mengurangi penurunan kualitas audit
karena adanya komplesifitas tugas yang tinggi.
Divisi pengauditan Kantor Akuntan Publik, suatu tim audit merupakan unit
operasi dasar pekerjaan pengauditan. Staf yang tergabung dalam tim audit
bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditentukan oleh supervisor timnya dan
saling bekerjasama untuk mengkoordinasikan pekerjaan yang ditugaskan.
Kemampuan individual staf dalam menyampaikan informasi yang akurat pada
rekan yang tergabung dalam timnya menjadi sangat penting untuk menciptakan
komunikasi yang lancar dan untuk menghasilkan opini audit yang berkualitas.
Tim audit adalah sebuah tim yang dibentuk secara berjenjang yang terdiri dari
beberapa individu (senior, supervisor dan manajer) yang bekerjasama dengan
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
4/36
4
tujuan untuk melaksanakan audit. Tim audit merupakan unit operasi yang paling
mendasar dalam pelaksanaan suatu penugasan audit disuatu kantor akuntan publik
(salomon, 1987) dalam Halimatusyadiah (2003). Tim audit merupakan unit
operasi dasar dalam pengerjaan pengauditan. Karena kegiatan audit dibagi-bagi
kepada para anggota tim, maka kunci sukses yang menentukan adalah
kemampuan masing-masing individu untuk bekerjasama dalam menghasilkan
opini audit yang memuaskan
Komunikasi dalam tim audit dapat dibagi menjadi empat macam yaitu
kecukupan informasi, boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, keakuratan
informasi. Kecukupan informasi dalam sebuah tim dalam suatu penugasan sangat
lah penting untuk menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu. Boundary
spanning merupakan serangkaian aktivitas anggota kelompok yang saling
berinteraksi menyampaikan / menerima informasi / pengambilan keputusan.
Kepuasan atas pengawasan yaitu kualitas dan kuantitas informasi yang diterima
auditor dari supervisor dan kebutuhan informasi auditor dapat dipenuhi oleh
supervisor. Keakuratan informasi dalam proses pengauditan bukti-bukti harus
mencukupi dan kompeten dan info akurat, dapat dipercaya, sah, objektif dan
relevan.
Kelancaran komunikasi antar anggota dalam satu tim audit sangat penting
keberadaannya dalam upaya menghindari terjadinya perilaku penurunan kualitas
audit (Audit Quality eduction Behavior / AQRB) yang dilakukan oleh auditor.
Perilaku penurunan kualitas audit biasanya dilakukan dengan mengurangi
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
5/36
5
perolehan bukti secara tidak efektif, yaitu bukti audit belum mencukupi sebagai
sample size pembuktian transaksi dan mengakhiri pelaksanaan audit dengan lebih
awal (premature audit). Terjadinya permasalahan tersebut sangat dimungkinkan
oleh kurangnya penerapan komunikasi yang efektif antar staf.
Komunikasi antar staf tim audit merupakan aktivitas pokok dalam rangka
menggabungkan berbagai komunikasi mengenai perolehan bukti audit,
pelaksanaan prosedur audit, dan pelaksanaan audit lainnya yang akan menjadi
produk akhir yaitu opini audit yang berkualitas. Dengan adanya kelancaran
komunikasi dalam tim audit maka kecenderungan perilaku penurunan kualitas
audit yang dilakukan oleh auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil /
dihindari.
Penelitian ini mengemukakan kerangka berpikir adakah hubungan antara
komunikasi dalam tim audit dengan kultur yang melekat dalam Kantor Akuntan
Publik, struktur organisasi,dan gaya kepemimpinan Kantor Akuntan Publik. Oleh
karena itu judul penelitian ini adalah Pengaruh Kultur Organisasi, Struktur
Organisasi, Gaya Kepemimpinan terhadap Komunikasi dalam Tim Audit
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
6/36
6
1.2Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Kultur Organisasi KAP berhubungan dengan komunikasi dalamtim audit?
2. Apakah Struktur Organisasi KAP berhubungan dengan komunikasi dalamtim audit?
3. Apakah Gaya Kepemimpinan KAP berhubungan dengan komunikasidalam tim audit?
4. Apakah Gaya Kepemimpinan KAP berhubungan dengan kultur organisasidalam tim audit?
1.3Tujuan penelitian dan manfaat penelitian1.3.1
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. untuk mengetahui hubungan kultur organisasi dengan komunikasi dalam timaudit.
2. untuk mengetahui hubungan struktur organisasi dengan komunikasi dalam timaudit.
3. untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan komunikasi dalamtim audit.
4. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan kultur organisasidalam tim audit
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
7/36
7
1.3.2 Manfaat PenelitianPenelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi peneliti selanjutnyaHasil ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
2. Bagi Para Auditor dalam KAPDiharapkan dengan adanya penelitian ini para auditor dapat
membangun komunikasi yang lebih baik dengan anggota tim audit
dalam KAP sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan.
kecenderungan perilaku penurunan kualitas audit yang dilakukan oleh
auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil / dihindari. Dapat
memaksimalkan kemampuan masing-masing auditor untuk
bekerjasama dalam menghasilkan opini audit yang memuaskan.
1.4Kerangka PikirInformasi erat kaitannya dengan tugas audit. Jadi informasi yang
dimaksud mengacu pada informasi yang mendukung data yang disajikan
dalam laporan keuangan. Informasi bisa terdiri atas data akuntansi dan
informasi pendukung lainnya yang sekiranya bermanfaat sebagai dasar auditor
untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan klien.
Kelebihan informasi sebagai variabel komunikasi mengukur frekuensi dan
kadar informasi yang dikomunikasikan dalam tim audit. Bisa jadi salah
seorang anggota tim menerima atau menyampaikan informasi melebihi atau
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
8/36
8
bahkan kurang dari yang semestinya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
penugasan. Informasi dalam suatu tim dapat dilakukan dengan baik dengan
adanya komunikasi yang baik dalam sebuah tim audit. Peneliti akan meneliti
apakah ada pengaruh antara Kultur Organisasi, Struktur Organisasi, Gaya
Kepemimpinan terhadap komunikasi dalam tim audit dan gaya kepemimpinan
dan kultur dalam tim audit. Peneliti akan menarik hipotesis dari permasalahan
tersebut, dan kemudian hipotesis yang telah dibuat akan diteliti lebih lanjut
sehingga menghasilkan hasil dari penelitian. Hasil penelitian yang ada akan
diolah dan akan menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang ada.
Menurut Kurniawan (2006) kultur perusahaan/ organisasi mempunyai
pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, dan motivasi para manajer dan
bawahannya untuk mencapai kinerja manajerial.
Kultur pada tingkat organisasional adalah seperangkat asumsi-asumsi,
keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan presepsi yang dimiliki para anggota
kelompok yang bersangkutan (Kurniawan, 2006).
Komunikasi antar staff tim audit merupakan aktivitas pokok dalam rangka
menggabungkan berbagai informasi mengenai perolehan bukti audit,
pelaksanaan prosedur audit dan pelaksanaan lainnya yang akan menjadi
produk akhir yaitu opini audit yang berkualitas. Dengan adanya kelancaran
komunikasi dalam tim audit maka kecenderungan perilaku penurunan kualitas
audit yang dilakukan oleh auditor dalam penugasan audit dapat diperkecil /
dihindari.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
9/36
9
1.5Sistematika PenulisanBAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan gambaran umum penelitian yang didalamnya
menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka pikir penelitian, serta sistematika
pembahasan dalam penelitian ini.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Bagian ini berisi berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang
relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini
Struktur
organisasi
Gaya
kepemimpinanKultur organisasi
Profesi akuntan publik tak dapat terpisahkan dari proses komunikasi. Akuntanpublik selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik dengan klien maupun
dengan karyawan professional lainnya.
Komunikasi
dalam tim audit
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
10/36
10
BAB III: METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan,
gambaran umum obyek penelitian, definisi, dan pengukuran variabel yang
diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan mengenai hasil analisis data serta pembahasan
mengenai perhitungan yang telah dilakukan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini menguraikan tentang kesimpulan penelitian, saran bagi peneliti
berikutnya, keterbatasan, serta implikasi analisis dari penelitian ini.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
11/36
11
BAB II
LANDASAN TEORI dan RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan teori
2.1.1 Pengertian komunikasi
Pengertian komunikasi dalam suatu kelompok, menurut Ivancevich &
Matteson (1987) dalam Nugraheni (2005) adalah pengiriman informasi oleh
salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan
menggunakan simbol simbol tertentu. Secara umum, komunikasi mempunyai
tiga fungsi utama dalam suatu organisasi :
Pertama, mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa hal
Kedua, sebagai sarana mengekspresikan perasaan emosional dan pemenuhan
kebutuhan sosial
Ketiga, menyediakan informasi yang dibutuhkan anggota dan organisasi
untuk membuat keputusan.
Profesi akuntan publik tak akan dapat terpisahkan dari proses
komunikasi. Akuntan publik selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik
dengan klien maupun dengan karyawan profesional dlam perusahaan.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa komunikasi mempunyai implikasi
penting terhadap kepuasan kerja dan turnover akuntan (Rhode, 1977) dalam
Nugraheni (2005) komunikasi yang terjalin diantara anggota tim audit
menjadi aktivitas yag sangat fundamental untuk mencapai hasil akhir, yaitu
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
12/36
12
opini audit yang berkualitas. Kesuksesan kerja tim sangat dipengaruhi oleh
komunikasi penyampaian informasi dalam tim audit.
Komunikasi terdiri dari empat variabel (Rudolp & Welker, 1980) dalam
Halimatusyadiah (2003), Nugraheni (2005) dan Muhammad (2005), yaitu :
1. kecukupan informasivariabel ini mengacu pada informasi yang mendukung data yabg disajikan
dalam laporan keuangan
2. boundary spanningRudolp & Welker (1980) dalam Nugraheni (2005) mendefinisikan
boundary sebagai serangkaian aktivitas para anggota kelompok yang
saling berinteraksi menyampaikan / menerima informasi untuk tujuan
pengambilan keputusan.
3. kepuasan atas kepengawasanproses pengawasan yang ditekankan mencakup aktivitas pengkoordinasian
anggota tim audit.
4. keakuratan informasisalah satu standar pelaksanaan auditing menyatakan bahwa bukti-bukti
audit tidak hanya harus mencukupi, tetapi juga kompeten. Bukti yang
kompeten berarti juga informasi yang akurat, merupakan informasi yang
dapat dipercaya. Secara umum, keakuratan informasi mencerminkan
kualitas informasi yang disampaikan dalam tim audit.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
13/36
13
Kategori kultur KAP yang digunakan Hood & Koberg (1991) dalam
Nugraheni (2005) yaitu kultur birokratis, inovatif dan suportif yang
mengacu pada tipologi yang mempunyai konstruk kultur yang dapat
diukur. Kultur birikratis cenderung membatasi kreativitas, sementara
kreativitas akan muncul dalam suasana yang tidak mengikat / membatasi
kebebasan untuk berpikir dan menyatakan pikiran, kebebasan
berkomunikasi dan mencipta (Munandar, 1983:90) dalam Nugraheni
(2005).
2.1.2 Pengertian kultur Organisasi
Attwood (1990) dalam Nugraheni (2005) mendefinisikan kultur
organisasi sebagai suatu sistem pertukaran nilai dan keyakinan yang
diterapkan dalam berinteraksi antar individu, struktur dan sistem untuk
menghasilkan norma yang dianut perusahaan. Wallach (1983) dalam
Nugraheni (2005) membagi kultur organisasi dalam tiga ketegori,
birokratis (terstruktur, berjenjang, dan teregulasi), inovatif (orientasi pada
hasil, pengambil resiko) dan suportif (orientasi pada kepercayaan dan
kekeluargaan).
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
14/36
14
Tabel 1.1
Tipologi kultur Wallach
Kultur Birokratis kultur inovatif kultur suportif
Berjenjang berani mengambil resiko
mudah dan suka
bekerjasama
Procedural berorientasi pada hasil berorientasi pada hubungan
Terstruktur Kreatif memberikan dorongan
Teratur Menekan memasyarakat
teregulasi Menstimulir
memberikan kebebasan
pribadi
mapan, solid Menantang Adil
Waspada
menghargai
entrepreneurship Aman
Berorientasi pada
kekuasaan Menggerakkan Mempercayai
Sumber : Nugraheni (2005)
Tipe kultur dapat bervariasi tidak hanya antara departemen yang satu
dengan yang lain tetapi juga dalam level hirarki. Level hirarki pada
kantor akuntan publik terdiri dari partner, manager, dan supervisor,
dan senior dan yunior akuntan. Masing-masing individu menduduki
level hirarki tersebut yang diharapkan mempunyai karakter yang
sesuai. Penelitian yang dilakukan Nugraheni (2005) menyatakan
bahwa kultur birokratis akan lebih mendominasi di level akuntan
senior / yunior dan manager / supervisor dibandingkan dengan level
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
15/36
15
partner karena mereka dihadapkan pada penugasan audit yang
mengikuti aturan-aturan baku dan sistematis, dan dibawah pengawasan
untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
2.1.3Pengertian Struktur OrganisasiTim audit mewakili istilah yang dikemukakan oleh burns dan stalker
(1961) dalam Muhammad (2005) yaitu kerangka struktur organisasi. Untuk
mengimplementasikan kerangka tersebut, organisasi / sub unit organisasi,
dibedakan menjadi struktur mekanis dan struktur organik. Tim audit yang
berstruktur mekanis bersifat formal, standar, kewenangan sentral, otoriter, dan
non partisipatif. Dalam kinerja audit yang bersifat mekanik ditemukan bahwa
dalam komunikasi antar staf dalam tim audit kurang lancar sehingga terjadi
kelebihan informasi, informasi yang disampaikan kurang akurat dan
rendahnya kepuasan staf atas tindakan pengawasan yang diberikan oleh
supervisornya. Bamber dan Bylinski (1982) dalam Muhammad (2005)
berpendapat bahwa secara umum tim audit mempunyai bentuk struktur
mekanis. Bentuk struktur mekanis merupakan salah satu pertimbangan yang
digunakan karena bentuk struktur ini mempengaruhi proses komunikasi (
Muhammad, 2005).
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
16/36
16
2.1.4Pengertian Gaya KepemimpinanFleisman dan peters (1962) dalam Halimatusyadiah (2003)
menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang
diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang
ditujukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain.
Gaya kepemimpinan dalam Gibson (2000) yaitu perilaku pemimpin
melalui dua dimensi yaitu:
1. Consideration (konsiderasi)adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan
antara bawahan dengan atasan, adanya salaing percaya, kekeluargaan,
menghargai gagasan bawahan, adanya komunikasi antara pimpinan dan
bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan
pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial.
2. Initiating Structure (struktur inisiatif)merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa pemimpin
mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam
kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas
dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar.pemimpin yang
memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi akan
memfokuskan pada tujuan dan hasil.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
17/36
17
Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan
behavior disfungsional oleh auditor (Halimatusyadiah ,2003). Part dan
Jiambalvo (1982) dalam Halimatusyadiah (2003) menginvestigasi
penentuan gaya kepemimpinan konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka
menggunakan path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku
manajer partner dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya
terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara perilaku konsiderasi
dan kompleksifitas tugas. Gaya kepemimpinan konsiderasi lebih
memuaskan bawahan dalam kompleksitas tugas yang rendah. sedangkan
interaksi antar perilaku struktur inisiatif dengan komplesifitas tugas tidak
signifikan, karena perilaku struktur inisiatif dapat digunakan dalam
kompleksitas tugas yang tinggi.
Outey dan Pierce (1995) serta Murdianingrum (2000) dalam
Halimatusyadiah (2003) menguji gaya kepemimpinan di KAP dengan
perilaku disfungsional. Sedangkan safriliana (2001) dalam
Halimatusyadiah (2003) menguji gaya kepemimpinan dengan perilaku
penurunan kualitas audit. Gaya kepemimpinan yang digunakan adalah
struktur inisiatif dan konsiderasi. Mereka membedakan gaya
kepemimpinan tersebut tinggi dan rendah. Hasil penelitian Outley dan
Pierce (1995) dalam Halimatusyadiah (2003) menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan struktur inisiatif cenderung mengurangi perilaku
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
18/36
18
disfungsional. Sedangkan Penelitian Murdianingrum (2000) dalam
Halimatusyadiah (2003) menunjukan bahwa gaya kepemimpinan
konsiderasi cenderung mengurangi perilau disfungsional. Demikian juga
hasil penelitian Safriliana (2001) dalam Halimatusyadiah (2003) bahwa
gaya kepemimpinan struktur inisiatif lebih berpengaruh dalam
mengurangi perilaku penurunan kualitas audit dibanding dengan gaya
kepemimpinan konsiderasi.
2.1.5Pengertian Tim AuditTim audit adalah sebuah tim yang dibentuk secara berjenjang dan
terdiri dari beberapa individu (senior, supervisor, dan manajer) yang
bekerjasama dengan tujuan untuk melaksanakan audit. Tim audit merupakan
unit operasi dasar dalam pekerjaan pengauditan karena kegiatan audit dibagi-
bagi kepada para anggota tim, maka kunci sukses yang menentukan adalah
kemampuan masing-masing individu untuk bekerjasama dalam menghasilkan
opini audit yang memuaskan.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
19/36
19
2.2 Pengembangan Hipotesis2.2.1 Pengaruh Kultur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim Audit
Tipe kultur dapat bervariasi tidak hanya antara departemen yang satu
dengan yang lain tetapi juga dalam level hirarki. Level hirarki pada kantor
akuntan publik terdiri dari partner, manager, dan supervisor, dan senior dan
yunior akuntan. Masing-masing individu menduduki level hirarki tersebut
yang diharapkan mempunyai karakter yang sesuai. Penelitian yang dilakukan
oleh Cushing, Loebecke, Bamber, dan Bylinski dalam Hood & Koberg (1991)
dalam Nugraheni (2005) menyatakan bahwa kultur birokratis akan lebih
mendominasi di level akuntan senior / yunior dan manager / supervisor
dibandingkan dengan level partner karena mereka dihadapkan pada penugasan
audit yang mengikuti aturan-aturan baku dan sistematis, dan dibawah
pengawasan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Karena
kultur birokratis akan lebih mendominasi di level akuntan senior / yunior dan
manager / supervisor dibandingkan dengan level partner.
Menurut penelitian Carlson dan Perrewe (1995) dalam
Halimatusyadiah (2003) penelitiannya menyatakan bahwa perilaku pemimpin
memberikan kontribusi yang cukup besar pada terbentuknya kultur organisasi.
Menurut penelitian Rachma (2000) dalam Halimatusyadiah (2003) meneliti
pengaruh kultur terhadap komunikasi penyampaian informasi dalam tim audit.
Hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya pengaruh signifikan kultur
organisasi KAP terhadap proses komunikasi dalam tim audit.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
20/36
20
Penelitian Nugraheni (2005) menghasilkan hasil yang signifikan
variabel kultur birokratis, kultur suportif, variabel kultur secara bersama-sama
terbukti memiliki pengaruh terhadap komunikasi. Brown dan Starkey (1994)
dalam Halimatusyadiah (2003) mengemukakan bahwa kultur organisasi
merupakan instrumen penting dalam memberikan kerangka acuan tentang
bagaimana komunikasi dan informasi dikelola oleh manajemen. Harvey
dan Brown (1996) dalam Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa kultur
organisasi menentukan arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh
sistem.
Penelitian Halimastusyadiah (2003) menyatakan kultur organisasi
berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit. Analisis ini menunjukan
bahwa kultur organisasi memberikan kontribusi penting terhadap kelancaran
komunikasi dalam tim audit. Hasil ini mendukung pendapat Rachma (2000)
dalam Halimatusyadiah (2003). Berdasarkan penelitian yang telah ada maka
muncul hipotesis
H1: Kultur organisasi yang semakin berorientasi pada orang, menjadikan
komunikasi dalam tim audit akan semakin meningkat
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
21/36
21
2.2.2 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim
Audit
Penelitian yang merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rudolph dan Welker (1998) dalam Muhammad (2005) tentang
pengaruh struktur organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit. Dalam
penelitian tersebut mereka menemukan bahwa terdapat hubungan negatif
antara variabel struktur organisasi dan variabel-variabel komunikasi
(kelebihan informasi, boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, dan
keakuratan informasi). penelitian mereka menemukan bahwa terdapat
hubungan negatif antara variabel struktur organisasi dan variabel-variabel
komunikasi dalam tim audit.
Variabel struktur organisasi dalam tim audit diuji dengan variabel-
variabel komunikasi dalam tim audit (kelebihan informasi, boundary
spanning, kepuasan atas pengawasan, dan keakuratan informasi). Penelitian
Muhammad (2005) menemukan variabel struktur organisasi memiliki
hubungan negatif terhadap komunikasi dalam tim audit (kelebihan informasi,
boundary spanning, kepuasan atas pengawasan, keakuratan informasi). dan
munculah hipotesis
H2: Struktur organisasi yang semakin berjenjang, menjadikan komunikasi
dalam tim audit akan semakin berkurang.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
22/36
22
2.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Komunikasi dalam Tim
Audit
Bukti empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan
behavior disfunctional oleh auditor (Halimatusyadiah, 2003). Part dan
Jiambalvo (1982) dalam Halimatusyadiah (2003) menginvestigasi penentuan
gaya kepemimpinan konsiderasi dan struktur inisiatif, mereka menggunakan
path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku manajer partner
dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya terdapat pengaruh
interaksi yang signifikan antara perilaku konsiderasi dan kompleksifitas tugas.
Gaya kepemimpinan konsiderasi lebih memuaskan bawahan dalam
komplesitas tugas yang rendah. Sedangkan interaksi antara perilaku struktur
inisiatif dengan kompleksitas tugas tidak signifikan, karena perilaku struktur
inisiatif dapat digunakan dalam kompleksitas tugas yang tinggi. karena bukti
empiris tentang gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan konsiderasi yang tinggi akan menimbulkan behavior
disfunctional oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit, supervisi selalu
melakukan komunikasi dengan bawahan mengenai instruksi tugas dan tujuan
dari tugas yang diberikan kepada bawahan, pemberian saran yang dapat
membantu bawahan dalam menjalankan tugasnya (Hall, 1996) dalam
Halimatusyadiah (2003). Tanpa adanya komunikasi yang cukup antara
supervisi dan bawahan, maka auditor akan mengalami kesulitan dalam
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
23/36
23
melaksanakan tugas dan interpretasi terhadap informasi yang berkenaan
dengan audit yang dilakukan. Pentingnya komunikasi dalam organisasi
didukung penelitian Miles et al., (1996) dalam Halimatusyadiah (2003).
Teori atribusi kepemimpinan menjelaskan bahwa pendekatan atribusi
dimulai dengan posisi para pemimpin sebagai pemproses informasi (Gibson,
2000) dalam Halimatusyadiah (2003) dengan kata lain pemimpin mencari
informasi mengenai mengapa sesuatu terjadi dan berusaha untuk membentuk
penjelasan sebab yang menuntun perilaku kepemimpinannya. Komunikasi
menjadi alat manajemen untuk menyatukan kegiatan organisasi yang mana
sasaran perusahaan dapat dicapai (Harry, 1978 dalam Timpe, 1991) dalam
Halimatusyadiah (2003).
Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit. Analisis ini menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan mempunyai kontribusi yang penting terhadap
komunikasi dalam tim audit. Harvey dan borwn (1996) dalam
Halimatusyadiah (2003) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan menetukan
arah untuk seluruh organisasi dan mempengaruhi komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola kepemimpinan dari seluruh sistem Berdasarkan penelitian
tersebut muncul hipotesis
H3: Atasan menggunakan gaya kepemimpinan konsiderasi, menjadikan
komunikasi dalam tim audit semakin meningkat
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
24/36
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel penelitian
3.1.1 populasi penelitian
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang
karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pangestu subagio,
1996;107) dalam Septiana (2008). Populasi dari penelitian ini adalah
Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Data penelitian ini dikumpulkan
dengan daftar pertanyaan yang akan dikirim ke sejumlah KAP di
Jakarta.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah beberapa anggota / bagian yang terpilih dari
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling, khususnya
convenience sampling yaitu pengambilan sampel secara nyaman
dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya
(Jogiyanto,2004). Kriteria yang digunakan berdasarkan pada quota
sampling, dengan pemilihan sampel harus mempunyai karakteristik
yang dimiliki oleh populasinya, dengan menyebarkan 120 kuesioner
pada KAP-KAP di Jakarta. Jumlah tersebut memenuhi syarat asumsi
analisa statistik sampel besar yaitu lebih dari 100. Pertimbangan
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
25/36
25
penyebaran jumlah kuesioner berbeda disetiap KAP. Yang didasarkan
pada jumlah auditor yang bersedia mengisi kuesioner disetiap KAP di
Jakarta ditunjukan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Daftar Penyebaran Kuesioner di KAP Jakarta
No Nama KAP Alamat Jumlah
auditor
Jumlah auditor yang
mau mengisi kuesioner
1 KAP S. ARANIYADI Jl. Raya Duri Kosambi
No. 69C Cengkareng,
Jakarta Barat
14 10
2 KAP. JAN, LADIMAN
& REKAN
Jl. Anggrek Nelimurni
Raya No. 86
Kemanggisan, Slipi
Jakarta Barat 11480
20 15
3 KAP. DRS.
CHAERONI &
REKAN
Jl. Anggrek Nelimurni
II/C5 Kemanggisan, Slipi
Jakarta Barat 11480
15 10
4 KAP. SIDDHARTA
SIDDHARTA &
WIDJAJA
Wisma GKBI Lantai 35
Jl. Jend. Sudirman 28
Jakarta 10210
25 25
5 KAP. DOLI,
BAMBANG,
SUDARMADJI &
DADANG
Menara Kuningan
Lantai11
Jl. H.R. Rasuna Said Blok
X-7 Kav.5 Jakarta Selatan
12940
27 25
6 KAP .IDRIS &
SUDIHARTO
Total Building Lantai
8 Suite 808 Jl. Letjen.
S. Parman Kav.106A
Jakarta Barat 11440
23 20
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
26/36
26
7 KAP DRS TJHIN
TJIAP LUNG,
MM.BAP
Jl. Mandala Utara
No.604 Tomang
Jakarta Barat 11440
20 15
TOTAL 144 120
Sumber : data primer yang telah diolah 2010
3.2 Teknik Pengumpulan data
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan atau tertulis (Indriantoro dan Supomo, 2002
:152) dalam Septiana (2008).
3.3 Data Penelitian
Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data penelitian adalah
sumber data primer.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai Kultur
Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Struktur Organisasi yang diukur
menggunakan kuesioner diadopsi dari penelitian Muhammad, dan
Halimatusyadiah.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
27/36
27
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi :
3.4.1 Konstruk Eksogen
Konstruk Eksogen adalah variabel yang mempengaruhi Konstruk Endogen
baik secara positif maupun negatif. Konstruk Eksogen dalam penelitian ini
adalah Kultur Organisasi, Struktur Organisasi dan Gaya Kepemimpinan.
a. Kultur Organisasi
Kultur organisasi merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan
dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok
sosial yang lain (Halimatusyadiah, 2003).
Jawaban atas daftar pertanyaan ini didesain menggunakan skala likert
dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.
1 = tidak menggambarkan (TM)
2 = sedikit menggambarkan (SM) 3 = cukup menggambarkan (CM) 4 = benar-benar menggambarkan (BM) 5 = sangat benar-benar (SBM)
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan persepsi responden mengenai struktur
dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku orang lain dalam
mengelola suatu organisasi.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
28/36
28
Variabel struktur organisasi diukur berdasarkan karakter organisasi
yaitu sentralisasi dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, distribusi
kewenangan dalam pembuatan keputusan, formalitas, standarisasi
((Muhammad, 2005).
Jawaban atas daftar pertanyaan ini didesain menggunakan skala likert
dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.
Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1 Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai 2 Untuk jawaban netral diberi nilai 3 Untuk jawaban setuju diberi nilai 4 Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai 5
C. Gaya Kepemimpinan (X3)
gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan
pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditujukkan
pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain dalam mengelola suatu
organisasi (Halimatusyadiah, 2003).
Instrument gaya kepemimpinan diukur oleh peneliti dengan menggunakan
skala likert dengan alternatif jawaban dari satu sampai lima.
1 = Tidak pernah (T) 2 = Jarang (J) 3 = Kurang sering (KS)
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
29/36
29
4 = Sering (S) 5 = Sangat Sering (SS)
3.4.2 Konstruk Eksogen
Komunikasi dalam tim audit merupakan pengiriman informasi oleh
salah seorang anggota kelompok kepada anggota yang lain dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu .
Jawaban atas daftar pertanyaan kuesioner didesain menggunakan lima
skala likert (1,2,3,4,5) yang diadopsi dari penelitian Muhammad,
Halimatusyadiah digunakan untuk mengukur variabel dependen yang
mencerminkan proses komunikasi dalam tim audit. Semua jawaban diukur
dalam nilai positif dengan kategori : nilai 1 (Sangat tidak setuju), 2 (tidak
setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (Sangat setuju).
3.5 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk
mengevaluasi hipotesis yang diajukan dengan menggunakan program AMOS
5.0. SEM adalah teknik multivariate yang mengombinasikan aspek-aspek
multiple regresion (menguji hubungan saling ketergantungan) dan analisis
faktor (menunjukkan konsep konsep tak terukur faktor dengan banyak
variabel) untuk mengestimasi hubungan saling ketergantungan secara
simultan (Hair et al, 1998).
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
30/36
30
Pemilihan teknik SEM didasarkan pada pertimbangan bahwa SEM memiliki
kemampuan pengujian model struktural secara simultan dan efisien bila
dibandingkan dengan teknik multivariat lainnya (Hair et al., 1998). Analisis
SEM digunakan Untuk menguji ke tiga hipotesis dalam penelitian ini.
3.5.1 Analisis Model Pengukuran
Untuk mengetahui kualitas suatu kuesioner makan diperlukan
pengujian validitas dan reliabilitas. Walaupun instrument yang
digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu dan
menunjukan tingkat validitas dan reliabilitas yang bisa diterima,
pengujian kembali ini dilakukan karena kemungkiuan instrumen yang
digunakan dalam kondisi yang berbeda akan memberikan hasil yang
berbeda pula.
Validitas konstruk
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah
indikator dalam menilai sesuatu, atau dengan kata lain, validitas suatu
alat ukur adalah apakah alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Cooper dan Emory, 1995 dalam Sinuraya, 2007).
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai critical
ratio pada tabel regression weights dengan nilai kritis yaitu 2 pada
tingkat signifikansi 5 %.
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
31/36
31
Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas merupakan ukuran mengenai konsistensi internal dari
indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai
dimana masing-masing indikator itu mengindikasi sebuah konstruk
yang umum (Ferdinand, 2002). Hair dkk (1998) memberikan kriteria
reliabilitas konstruk suatu instrument penelitian yang dapat dilihat dari
nilai standardized loading dan pengukuran kesalahan, yaitu jika nilai
reliabilitas konstruk lebih besar dai 0,7 maka konstruk dapat diterima.
Nilai reliabilitas konstruk dapat dicari dengan rumus sebagai berikut
(SL)2
CR = ----------------------------
(SL)2
+ j
Dengan : CR = Construct Reliability
SL = Standardized Loading
j = Measurement Error
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
32/36
32
3.5.2 Analisis Model Struktural
3.5.2.1 Evaluasi terhadap Asumsi Model
1. Asumsi Normalitas
Asumsi ini digunakan untuk mengevaluasi normalitas data.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi normalitas sebaran
data dengan menggunakan nilai pada tabel normalitas yang
dihasilkan dari progran AMOS terhadap skewness value (nilai
z) yang setara dengan nilai critical ratio dengan signifikansi
0.05 yaitu sebesar 1,96. Jika nilai critical ratio yang
dihasilkan oleh masing-masing variabel penelitian lebih kecil /
sama dengan 1,96 maka distribusi data bersifat normal.
2. Asumsi Outlier
Outlier merupakan observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat berbeda dari observasi lainnya
dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim (Ghozali, 2005).
Deteksi terhadap Outliers dilakukan dengan memperhatikan
nilai mahalonabis distance. Kriteria yang digunakan adalah
berdasarkan nilai chi-squares pada derajat kebebasan (degree
of freedom) dan tingkat signifikansi (p
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
33/36
33
mahalonabis lebih besar dari nilai chi-square diidentifikasi
sebagai outliers.
3.5.2.2Analisis terhadap Full Structural Equation Model
1. Goodness of Fit ModelDalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk
mengukur / menguji hipotesis mengenai model (Hair at al.,
1998). Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian dari
nilai cut-off untuk digunakan dalam menguji apakah suatu
model dapat diterima atau ditolak.
a. Chi-square
model yang di uji akan dipandang baik atau memuaskan
apabila nilai Chi-squarenya nya rendah. Nilai ini akan
menghasilkan nilai probabilitas (p) yang lebih besar yang
menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara prediksi
dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara
signifikan (Ghozali, 2005)
b.Root Mean Square Error of Approximation(RMSEA)
nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat
diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et al.,
1998). Nilai RMSEA yang lebih kecil dari 0,08 merupakan
indeks dapat diterimanya sebuah model.
c. Goodnessof Fit Index(GFI)
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
34/36
34
GFI merupakan sebuah ukuran non statistic yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit).
Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan fit yang lebih
baik.
d.Adjusted Goodness of Fit Index(AGFI)
Tanaka dan Huba dalam Sinuraya (2007) menyatakan bahwa
GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit indeks
ini dapat disesuaikan dengan degree of freedom yang tersedia
untuk menguji diterima atau ditolaknya suatu model (Arbuckle,
1999). Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila
AGFI mempunyai nilai sama dengan satu atau lebih besar dari
0,90 (Haire at al.., 1998)
e. CMIN / DF
Nilai CMIN/DF kurang dari dua atau kadang kurang dari tiga
adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data
(Arbuckle, 1999).
f. Tucker-Lewis Index(TLI)
TLI adalah sebuah alternatif incremental fix index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah
baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan
untuk diterimanya sebuah model adalah lebih besar atau sama
dengan 0,95 (Hair et al., 1998)
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
35/36
35
g. Comparative Fit Index(CFI)
besaran indeks ini berada rentang 0 1 , dimana semakin
mendekati satu mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
(Arbuckle, 1997). Nilai yang direkomendasikan adalah lebih
besar atau sama dengan 0,95. keunggulan indeks ini adalah
besaran indeks tidak dipengaruhi oleh ukuran sample. Karena
itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah
model (Hulland dkk., 1996 dalam Sinuraya, 2007. berikut ini
ringkasan nilai cut-offyang untuk menilai goodness of fitsuatu
model
Tabel 3.1
Goodness of Fit Model
Goodness of fit indices Cut-off value
Significance Probability 0,05
RMSEA 0,08
GFI 0,90
AGFI 0,90
CMIN/DF 2,00
TLI 0,90
CFI 0,90
Sumber : Hair et al., 1998
-
5/28/2018 Seminar Audit-pengaruh Gaya Kepemimpinan
36/36
36
2. Uji hipotesissetelah diputuskan apakah model diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian terhadap seluruh hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian ini dapat dilihat dengan nilai regression
weightspada kolom Critical Ratio (C.R.) yang identik dengan
t-hitung yang dihasilkan program AMOS. Nilai C.R.
dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu 1,645. Jika nilai CR
hasil pengolahan lebih besar dari nilai kritisnya, maka hipotesis
yang diajukan diterima. Sebaliknya, jika nilai CR lebih kecil
dari nilai kritisnya, maka hipotesis yang diajukan ditolak.