pengaruh gaya kepemimpinan kecamatan...
TRANSCRIPT
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KELURAHAN KEMBOJA
KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
RAGIL NURMALADEWINIM : 090563201046
PROGRAM STUDI ILMU ADMIINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG2015
1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KELURAHAN KEMBOJA
KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengertian disiplin kerja dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
“Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman”. Mengenai
sanksi pelanggaran disiplin yang dapat
dikenakan kepada Pegawai Negeri Sipil,
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 yang menyatakan:
1. Hukuman disiplin ringan berbentuk
seperti: teguran lisan, tertulis, dan
pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang berbentuk
seperti: penundaan kenaikan gaji
berkala paling lama satu tahun,
penundaan gaji sebesar satu kali
kenaikan berkala untuk paling lama
satu tahun, penundaan kenaikan
pangkat untuk paling lama satu tahun.
3. Hukuman disiplin berat berbentuk
seperti: penurunan pangkat yang
setingkat lebih rendah untuk paling
lama satu tahun, pembebasan dari
jabatan, pemberhentian dengan hormat
atas permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Pimpinan sebagai pengelolah sumber
daya manusia dituntut untuk memiliki gaya
kepemimpinan dimana ia dapat bekerjasama
dan dapat menekan kemungkinan konflik
yang akan terjadi didalam kelompok kerja
sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini pengaruh seorang
pimpinan sangat menentukan, karena untuk
merealisasikan tujuan, organisasi ini perlu
menerapkan gaya kepemimpinan atau pola
kerja yang konsisten terhadap situasi kerja
yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin
didalam melaksanakan tugasnya harus
berupaya menciptakan dan memelihara
hubungan baik kepada bawahannya agar
mereka dapat bekerja secara produktif.
Dengan demikian, secara tidak langsung
disiplin kerja pegawai dapat ditingkatkan.
Keberhasilan seorang pemimpin
dalam gaya kepemimpinannya, dimana
terdapat perilaku antar individu yang
dihadapi akan menunjang terbentuknya
suatu gaya kepemimpinan yang efektif.
Keputusan yang diambil oleh seorang
pemimpin membawa pengaruh yang besar
terhadap kelangsungan kegiatan dan
perkembangan organisasi. Kelurahan
Kemboja merupakan bagian dari badan
pemerintah yang memiliki peranan penting
dalam memberi pelayanan kepada
masyarakat, namun pada kenyataannya
Kelurahan Kemboja belum dapat
menjalankan fungsi tersebut secara
2
maksimal, hal ini dikarenakan gaya
kepemimpinan kelurahan kemboja masih
belum diketahui dengan jelas sehingga
mempengaruhi disiplin kerja pegawainya.
Salah satu hal yang bisa menjadi penyebab
adanya ketidakjelasan gaya kepemimpinan
sehingga dapat berpengaruh kepada disiplin
kerja pegawainya adalah kurangnya
perhatian pemimpin terhadap hasil kerja
pegawai dikantor.
Sadar akan betapa pentingnya
Pegawai Negara, dalam hal ini adalah
Pegawai Kantor Kelurahan Kemboja dalam
pembangunan, maka sangat disayangkan
karena pada kenyataannya pemanfaatan
tenaga kerja para pegawai selaku sumber
daya manusia belum optimal, buktinya
banyak terlihat gejala-gejala masalah yang
terjadi yang berhubungan dengan semangat
kerja pegawai, antara lain :
a) Fenomena yang terjadi pada gaya
kepemimpinan
1. Pemimpin disini yaitu Lurah
Kemboja belum ada upaya
untuk memberikan teguran
kepada para pegawai yang
metakukan pelanggaran dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Pemimpin disini yaitu Lurah
Kemboja tidak ada upaya untuk
memberikan teguran kepada
para pegawai yang bersantai-
santai tidak melakukan
pekerjaannya.
3. Pemimpin disini yaitu Lurah
Kemboja tidak ada teguran
untuk para pegawai yang datang
terlambat tanpa alasan.
b) Fenomena yang terjadi pada disiplin
kerja pegawai.
1. Penulis melihat ada beberapa
pegawai justru banyak yang
tidak mengerjakan pekerjaanya
seperti melayani masyarakat
untuk pembuatan surat
pengantar pembuatan KTP.
2. Penulis melihat masih adanya
beberapa orang pegawai yang
terlambat datang ke tempat
kerja atau meninggalkan kantor
sebelum waktu jam kerja
selesai.
3. Penulis melihat masih terlalu
lamanya dahtm pemberian
pelayanan kepada masyrakat,
sehingga masyarakat harus
menunggu beberapa lama untuk
menyelesaikan urusannya.
Penyelenggaraan disiplin kerja oleh
Lurah sangat penting dikaitkan dengan
upaya peningkatan semangat kerja pegawai
di lingkungan Kantor Kelurahan Kemboja.
Rendahnya disiplin kerja sangat dipengaruhi
oleh perhatian pemimpin atau Lurah
terhadap Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (SDM), dalam meningkatkan
profesionalisme dan pelayanan kepada
masyarakat dan juga untuk meningkatkan
etos kerja pegawai. Sebagaimana diketahui,
manfaat terhadap Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia (SDM) sangat besar bagi
upaya menciptakan tujuan organisasi dalam
mencapai kesuksesan.
3
Melihat pentingnya pengaruh seorang
pemimpin dalam mejalankan tugasnya
dengan individu yang berbeda-beda, maka
seorang pemimpin harus benar-benar
memberikan contoh yang baik agar dapat
dicontoh oleh pegawainya sehingga
menghasilkan tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada
Kelurahan Kemboja Keeamatan
Tanjungpinang Barat”
B. Perumusan Masalah
Didalam suatu organisasi atau kantor,
kerjasama yang baik diantara para pegawai
adalah suatu hal yang penting. Demikian
juga kerjasama antara pegawai terhadap
pemimpin perlu terus ditingkatkan agar
tercipta suatu kerjasama yang serasi, dimana
masing-masing pihak saling menghormati,
saling mengerti akan hak dan kewajibannya,
dan dapat hekerjasama dalam melaksanakan
tugas untuk mencapai tujuan. Untuk dapat
merealisasikan tujuan tersebut, diperlukan
pimpinan yang berinisiatif untuk bertindak
dan menghasilkan suatu pola kerja yang
konsisten untuk dapat mempengaruhi
bawahannya dalam menyelesaikan tugas
bersama yang diarahkan kepada pencapaian
tujuan organisasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa untuk mempengaruhi orang-orang
dalam suatu lingkungan kerja tertentu
dibutuhkan suatu pola perilaku kerja yang
konsisten dan diarahkan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pola yang konsisten
inilah yang kemudian disebut dengan gaya
kepemimpinan. Apabila gaya kepemimpinan
itu tidak sesuai dengan yang dikehendaki
oleh bawahannya maka disiplin kerja
pegawai tidak akan dapat berjalan seperti
yang diinginkan oleh pemimpin. Dengan
masalah pokok rencana penelitian maka
penulis mencoba menyimpulkan dalam satu
rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
Pegawai Pada Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang Barat”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, yaitu:
a. Untuk mengetahui gaya
kepemimpinan yang
diterapkan kepada pegawai
Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat.
b. Untuk mengetahui tingkat
disiplin kerja pegawai
pada Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat.
c. Untuk mengetahui
pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap
disiplin kerja pegawai
pada Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat.
4
2) Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian,
yaitu :
a. Bahan masukan dan
sumber informasi bagi
Pemerintah Kota
Tanjungpinang, khususnya
pada Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat.
b. Sumbangan pemikiran
dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya
ilmu Administrasi Negara
yang berkaitan dengan
objek penelitian yang
dimaksud.
c. Sebagai bahan referensi
bagi peneliti selanjutnya
dalam meneliti masalah
yang sama.
D. Kerangka Teoritis
1.Konsep Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peranan
yang sangat penting suatu organisasi. Oleh
karena itu kepemimpinan dibutuhkan
manusia, karena memiliki keterbatasan-
keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari
sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin
dan dipimpin.
Para ahli dalam organisasi
mengajukan pengertian tersendiri mengenai
kepemimpinan. Kepemimpinan
didefinisikan ke dalam ciri individual,
kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain,
interaksi, kedudukan administrasi, dan
persepsi mengenai pengaruh yang sah.
Veithzal (2004:2), menyatakan
bahwa “Kepemimpinan atau leadership
adalah suatu proses mempengaruhi atau
memberi contoh kepada pengikut-
pengikutnya lewat proses komunikasi dalam
upaya pencapaian tujuan”. Selanjutnya
menurut Ishak Arep, Hendri Tanjung
(2003:93) menyatakan bahwa,
“kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk menguasai atau
mempengaruhi orang lain atau masyarakat
yang berbeda-beda menuju pencapaian
tersebut”.
Setiap pemimpim mempunyai gaya
kepemimpinan tersendiri, seorang pemimpin
yang berhasil di lingkungan kerja dengan
adanya kepemimpinan belum tentu cocok
bila diaplikasikan pada organisasi lain
karena keberhasilan gaya kepemimpinan
sangat tergantung pada situasi organisasi
yang dipimpinnya itu. Dengan kata lain,
seorang pemimpin yang berhasil
mengusahakan karyawannya untuk dapat
melaksanakan tugas dengan baik akan
bergantung dengan kemampuannya dalam
menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada
situasi kerja yang dihadapinya.
Dalam suatu organisasi, gaya
kepernimpinan merupakan salah satu faktor
lingkungan intern yang sangat jelas
mempunyai pengaruh terhadap perumusan
kebijaksanaan dan penentuan strategi
organisasi yang bersangkutan. Gaya
kepemimpinan menurut Kartono (2005:62)
adalah, “cara bekerja dan tingkah laku
pemimpin dalam membimbing para
bawahannya untuk berbuat sesuatu”.
5
Lebih lanjut Thoha (2010:71)
memaparkan bahwa berdasarkan gaya
kepemimpinan di atas, konsep tipe-tipe
kepemimpinan dibagi menjadi 3 (tiga)
golongan besar yaitu:
a. Pemimpin otokratis, yang
mendasarkan kekuasaan
ditangan seseorang.
b. Pemimpin demokratis, yang
hanya memberikan perintah
setelah mengadakan konsultasi
dahulu dengan kelompok
masyarakat.
c. Pemimpin liberal atau laissez-
faire, yaitu kebebasan tanpa
pengendalian. Pemimpin disini
tidak pernah memimpin atau
mengendalikan bawahannya
sepenuhnya.
Setiap jenis dari gaya kepemimpinan
tersebut mempunyai kelebihan dan
kelemahan sendiri-sendiri. Tetapi secara
umum pemimpin menggunakan ketiga gaya
kepemimpinan tersebut pada suatu waktu,
tetapi gaya kepemimpinan yang paling
sering digunakan akan membedakan seorang
manajer sebagai pemimpin yang otokratis,
demokratis, atau liberal. Gibson (1993:134)
menyebutkan bahwa, “bawahan atau
anggota organicasi dapat memenuhi tugas-
tugas organisasinya sebahagian besar adalah
tergantung pada gaya kepemimpinan yang
digunakan oleh pemimpin.” Dalam
pendekatan situasional lebih muncul
beberapa tipe kepemimpinan. Siagian
(1994:27) menyebut gaya kepemimpinan
tersebut diantaranya otokratis, militeristis,
patemalistis, karismatis dan demokratis.
2.Disiplin Kerja
Menurut Sinungan (2005:145)
mengemukakan bahwa, “disiplin merupakan
suatu keadaan tertentu dimana orang-orang
yang bergabung dalam organisasi tunduk
pada peraturan-peraturan yang ada dengan
senang hati. Sedangkan kerja adalah
aktivitas manusia yang dilakukan untuk
menggapai tujuan yang telah
ditetapkannya”.
Menurut Hasibuan (2007:193)
“disiplin adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati peraturan-peraturan dan
norma-norma yang berlaku di organisasi”.
Selanjutnya, Hasibuan (2007:194)
mengatakan indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan pegawai suatu
organisasi diantaranya:
a. Tujuan dan Kemampuanb. Teladan pemimpinc. Balas Jasad. Keadilane. Waskat (pengawasan ketat)f. Sanksi Hukumang. Ketegasanh. Hubungan kemanusiaan
Organisasi juga memerlukan disiplin
kerja daripada pegawainya karena dengan
mereka merasa sebagian dari organisasi
tersebut maka pegawai akan berusaha
menciptakan suasana kerja yang nyaman
bagi dirinya.
E. Hipotesis
Beranjak dari uraian pemikiran
tersebut, peneliti mencoba merumuskan
6
hipotesis : “Apabila Gaya Kepentimpinan
dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin
dengan penuh tanggungjawab maka disiplin
kerja pegawai akan cenderung meningkat.
1. Variabel independent (variable bebas)
yaitu gaya kepemimpinan dari seorang
pemimpin untuk Pegawai Negeri Sipil
dengan indikator sebagai berikut
Menurut Thoha (2010:71) :
a. Pemimpin otokratis.
b. Pemimpin demokratis.
c. Pemimpin liberal atau laissez-
faire.
2. Variabel dependent (variable terikat)
yaitu disiplin kerja pegawai Kelurahan
Kemboja Kecamatan Tanjungpinang
Barat, dengan indikator sebagai berikut
Menurut Hasibuan (2007:194) :
a. Tajwin dan Kemampuanb. Teladan pemimpinc. Balas Jasad. Keadilane. Waskat (pengawasan ketat)f. Sanksi Hukumang. Ketegasanh. Hubungan kemanusiaan
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Hipotesa Nol (Ho) adalah “Tidak
ada pengaruh antara gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja
pegawai Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat”.
2. Hipotesa Altematif (Ha) adalah
“Ada pengaruh antara gaya
kepemimpinan dengan disiplin
kerja pegawai Kelurahan
Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat”.
- Ho diterima / Ha ditolak,
jika t hitung lebih kecil dari t
table.
- Ho ditolak / Ha diterima,
jika t hitung lebih besar dari
t table.
Desain penelitian
F. Konsep Operasional dan
Pengukuran
Agar tidak menimbulkan penafsiran
yang salah terhadap ruang lingkup, maka
penulis memberikan batas penelitian hanya
pada pelaksanaan gaya kepemimpinan dan
disiplin kerja pegawai Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang Barat. Konsep-
konsep diantara variable bebas dan terikat
adalah sebagai berikut :
1. Gaya Kepemimpinan yaitu
suatu cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku orang
lain. Gaya Kepemimpinan
Variable X GayaKepemimpinan1. Pemimpin Otokratis.2. Pemimpin Demokratis.3. Pemimpin Liberal atau
laissez-faire.
Variable Y DisiplinKerja1. Tujuan dan
Kemampuan2. Teladan
Pemimpin3. Balas Jasa4. Keadilan5. Waskat
(pengawasketat)
6. SanksiHukuman
7. Ketegasan8. Hubungan
Kemanusiaan
7
tersebut dapat dilihat dari
beberapa indikator :
a. Gaya Kepemimpinan
otoriter, yaitu gaya
kepemimpinan yang
bersifat terpusat pada
pimpinan sebagai satu-
satunya penentu dan
pengendali anggota
organisasi dan kegiatan.
Hal ini dapat dilihat dari
indikator sebagai berikut:
1. Menganggap
organisasi milik
pribadi.
2. Menganggap
bawahan sebagai alat
semata-mata.
3. Menganggap konflik
pada bawahan
menjadi
tanggungjawah
bawahan.
4. Selalu berkata tegas
terhadap bawahan.
b. Gaya Kepemimpinan
demokratis, merupakan
gaya kepemimpinan yang
menempatkan manusia
sebagai faktor terpenting
dan mengutamakan
orientasi dengan anggota
organisasi. Dengan
indikator sebagai berikut :
1. Mau menerima saran
atau kritikan dari
bawahan.
2. Kesediaan untuk
mendorong bawahan
dalam mengeluarkan
ide dan saran.
3. Mau memberikan
pengarahan terhadap
bawahan tentang
pekerjaan.
4. Memberikan
kesempatan untuk
memutuskan tujuan
dalam organisasi.
c. Gaya Kepemimpinan
bebas, yaitu gaya
kepemimpinan yang
berpandangan bahwa
anggota organisasinya
mampu membuat
keputusannya sendiri
dengan sesedikit mungkin
pengarahan atau
pemberian petunjuk.
Dengan indikator-
indikator sebagai berikut :
1. Tidak berpartisipasi
langsung dalam
kegiatan kelompok.
2. Melimpahkan
pekerjaan dan
tanggung jawab
seluruhnya kepada
bawahan.
3. Membiarkan
bawahan berbuat
semuanya sendiri.
4. Memberikan
kesempatan untuk
8
berdiskusi masalah
bersama.
2. Disiplin kerja yaitu kesadaran
dan kesediaan seseorang
mentaati peraturan-peraturan
dan norma-norma yang berlaku
di organisasi. Dengan indikator
yang memperkuatnya:
a. Tujuan dan Kemampuan
adalah ikut mempengaruhi
tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang
dicapai harus jelas akan
ditetapkan secara ideal
serta cukup menentang
bagi kemampuan
karyawan. Dapat dlihat
dad:
1. Adanya tujuan dalampemberian pelayanan.
2. Terampil dan percayadiri yaitu pegawaidalam melaksanakantugasnya harusterampil danbertanggungjawab.
3. Penampilan kerjaharus memuaskan
b. Teladan Pemimpin yaitu
sangat berperan dalam
menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan
dapat di jadikan teladan
dan penutan bagi para
bawahannya. Dimana
sikap ini dapat dilihat dari
1. Ada tidaknya
perhatian kepada
pegawai.
2. Ada tidaknya contoh
yang baik untuk
pegawai.
3. Adanya dukungan
dalam bekerja.
c. Balas Jasa sangat
mempengaruhi
kedisiplinan karyawan
karma balas jasa akan
memberikan keputusan
dan kecintaan karyawan
terhadap perusahaan atau
pekerjaan mereka akan
semakin baik pula. Dapat
dilihat dari :
1. Melontarkan pujiansesuai dengan tempatdan waktunya.
2. Memberikan hadiahagar semangatbekerja.
3. Adanya insentif/kompensasi.
d. Keadilan ikut mendorong
terwujut kedisiplinan
karyawan karena ego dan
sifat manusia yang selalu
merasa dirinya penting dan
minta di perlakukan sama
dengan karyawan lainnya.
Dapat dilihat dari :
1. Transparansipemimpin dalamberbagai hal.
2. Adanya teguranterhadap pegawaiyang salah tanpapandang bulu.
3. Memberikan tugasdengan adil.
9
e. Waskat (pengawasan
ketat) adalah tindakan
nyata yang dan paling
efektif dalam mewujutkan
kedisiplinan karyawan
prusahaan. Dengan waskat
berarti atasan harus aktif
dan langsung mengawasi
prilaku, moral, sikap,
gairah kerja dan prestasi
kerja bawahannya. Dapat
dilihat dari :
1. Ada atau tidaknyapengawasan dariatasan.
2. Ada tanggungjawabdalam pelaksanaanwaskat.
3. Mengetahuipengawasan dariatasan.
f. Sanksi Hukuman berperan
penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan
dengan sanksi hukuman
yang semakin berat maka
karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan-
peraturan organisasi.
Dapat dilihat dari :
1. Sanksi hukumanringan.
2. Sanksi hukumansedang.
3. Sanksi hukumanberat.
g. Ketegasan pimpinan dalam
melakukan tindakan akan
mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan
perusahan. Pimpinan harus
tegas dalam bertindak
untuk menghukum
karyawan melanggar
disiplin kerja sesuai
dengan sanksi hukuman
yang telah ditetapkan.
Dapat dilihat dari :
1. Keberanianpemimpin dalammengambilkeputusan.
2. Tegas mengajakpegawai bekerja lebihkondusif.
3. Tegas dalammemberikan arahan.
h. Hubungan kemanusian
yang harmonis diantara
sesama karyawan akan
ikut menciptakan
kedisiplinan yang baik
pada suatu perusahan.
Dapat dilihat dari :
1. Saling menghormatibila ketemudilingkunganpekerjaan.
2. Seringmengikutsertakanpegawai dalampertemuan-pertemuanyang berkaitandengan pekerjaan.
3. Menciptakan suasanabersahabat kepadapegawai.
Adapun pengukuran dalam penelitian
ini menggunakan pengukuran ordinal.
Menurut Sugiyono (2000:70) yang
dimaksud disini adalah skala yang
berjenjang, dimana susuatu yang lebih atau
kurang dari yang lain. Jarak antara yang satu
10
dengan yang lainnya tidak sama. Skala ukur
yang akan digunakan kedalam tidak skala
yang memiliki kriteria penilaian indikator
yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian ini, selanjutnya total jawaban
responden dikategorikan berdasarkan baik,
cukup baik dan kurang baik. Altematif
jawaban dari pertanyaan dikategorikan
sangat tidak setuju = 4, tidak setuju = 3,
setuju = 2, dan sangat setuju = 1 terhadap
indikator sub indikator yang ada.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini
adalah bersifat Asosiatif, yaitu berupaya
menggambarkan hubungan diantara variabel
yang diteliti. Menurut Sugiyono (2005:11)
menjelaskan bahwa : pada penelitian
Asosiatif minimal terdapat dua variabel yang
dihubungkan. Jadi penelitian asosiatif ini
merupakan suatu penelitian untuk mencari
hubungan/pengaruh antara satu variabel
dengan variabel lain. Hubungan/pengaruh
antara variabel ada tiga bentuk yaitu :
simetris, kausal dan interaktif Berdasarkan
pendapat tersebut maka gaya kepemimpinan
dan disiplin kerja merupakan konsep yang
akan diteliti untuk mengetahui pengaruh di
antara dua variabel tersebut. Dengan
demikian, penelitian bermaksud untuk
mengumpulkan data tentang gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja pegawai
pada Kelurahan Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat, kemudian hasilnya
dideskripsikan atau digambarkan secara
jelas sebagaimana kenyataan dilapangan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan
dilingkungan Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang Barat Jalan
Bakar Batu No. 76 Tanjungpinang
Telp.0771- 311857. Dengan demikian
pengaruh kepemimpinap dan pemimpin
sebagai contoh penggerak untuk para
bawahannya dan berperan sangat penting
dalam memberikan peningkatan kerja dan
kualitas pegawai/tenaga kerja dalam
mencapai tujuan bersama. Alasan peniliti
mengambil lokasi di Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang Barat ini karena,
gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh
Lurah Kemboja masih belum jelas, sehingga
masih belum diketahui apakah gaya
kepemimpinan tersebut dapat mempengaruhi
disiplin kerja pegawainya.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Singarimbun dan Effendi
(1995:149), menyatakan bahwa “populasi itu
merupakan jumlah keseluruhan dari unit
analisis yang mana ciri-cirinya akan diduga
atau diteliti”. Sugiyono (2010a:62),
menjelaskan bahwa “populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek,
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Sedangkan Soehartono (2002:57)
menjelaskan bahwa “populasi adalah jumlah
keseluruhan unit analisis yaitu objek yang
akan diteliti, sedangkan definisi sampel
11
penelitian adalah suatu bahagian dari
populasi yang akan diteliti dan dianggap
dapat mengambarkan populasi secara
keseluruhan”. Populasi penelitian dilakukan
di Kelurahan Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat yang berjumlah 18
orang, yang terdiri dari 1 orang Lurah, 8
orang PNS, 9 orang pegawai honorer.
b. Sampel
Sampel Dalam Penelitian ini
adalah seluruh anggota populasi, hal ini
mengingat jumlah populasi tergolong sedikit
(kurang dari 30 orang), dan sangat
memungkinkan bagi penulis untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dari
seluruh anggota populasi. Adapun sampel
yang peneliti gunakan adalah sampling
jenuh yaitu teknik pengumpulan data dimana
jumlah responden ditentukan berdasarkan
kebutuhan data yang diinginkan.
Penggunaan seluruh anggota populasi untuk
dijadikan sampel disebut penelitian populasi,
sebagaimana menurut Arikunto (2006:131)
yang mengemukakan bahwa “Untuk sekedar
ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua.
4. Jenis Data
Untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas, penulis mengambil data sebagai
berikut :
a. Data Primer
Yaitu data yang diambil
langsung dari responden, meliputi data
tentang pengaruh kepemimpinan dan
disiplin kerja pegawai Kelurahan Kemboja.
b. Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang
melengkapi data primer, yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen atau laporan
tertulis, seperti data tentang gambaran objek
penelitian yang terdiri dad data absensi
pegawai, daftar inventaris kantor, visi dan
misi, stuktur organisasi, uraian tugas dan
fungsi serta uraian tugas unit kerja yang ada.
5. Teknik Dan Alat
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Yaitu teknik pengumputan data
yang mempunyai ciri spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara
dan kuesioner selahr berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lainnya. Teknik observasi digunakan
peneliti, karena penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia. Menurut Sugiyono
(2005:166) mengatakan bahwa “pelaksanaan
pengumputan data observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation
(observasi berperan serta) dan non participan
observation (observasi non partisipasi)”.
Peneliti mengambil teknik pengumpulan
data obervasi non partisipasi.
b. Koesioner
Adalah sejumlah pertanyaan
yang hams dijawab secara tertulis oleh
responden, Nawawi dkk (1995 : 120), dan
pengertian lain adalah teknik pengumputan
data dengan cara menyerahkan sejumlah
daftar pertanyaan yang telah disusun atas
12
permasalahan penelitian untuk diajukan
kepeda responden. Dengan mempergunakan
alat pengumpulan data berupa daftar
pertanyaan yang telah disusun sedemikian
rupa kepada pegawai.
6. Analisa Data
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis data secara
asosiatif kuantitatif dengan melakukan
verifikasi, interprestasi dan kemudian
dianalisis sehingga diperoleh tabel frekuensi
yang kemudian dianalisa dengan kalimat-
kalimat yang logis yang kemudian didukung
dengan basil data yang diperoleh. Untuk
melihat pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap disiplin kerja, penulis
menggunakan analisa regresi untuk
melakukan prediksi sebarapa jauh nilai
variabel dependen bila nilai variabel
independen dirubah yaitu analisa antara
variabel satu dengan variabel lainnya, yang
mempunyai konsepsional.
Untuk dapat memberi
interpretasi seberapa kuat hubungan pada
nilai koefisien korelasi menunjukkan adanya
hubungan baik positif maupun negatif, maka
dapat digunakan analisis regresi untuk
melakukan prediksi seberapa jauh nilai
variabel dependen bila nilai variabel
independen diubah, yaitu untuk analisis
antara variabel satu dengan variabel lainnya,
yang secara konsepsional mempunyai
hubungan fungsional.
Adapun rumus yang digunakan:
Y'= a + bX
Keterangan :
Y' = Variabel dependen (nilai yangdiperdiksikan)X = Variabel idependena = Konstanta (nilai Y' apabila X = 0)b = Koefisien regresi (nilai penigkatan jikabemilai positif ataupunpenurunan jika bemilai negatif).
Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh yang terjadi antara variabel
yang diteliti harus mengetahui melalui t
hitung.
LANDASAN TEORI
2.1. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership
adalah kemampuan sesorang untuk
mempengaruhi orang lain (para pengikut,
para bawahan) sehingga orang lain mau
mengikuti apa yang menjadi kehendaknya.
Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono,
2003:87) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003:89)
Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu
yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus.
Kepemimpinan tidak dihubungkan
dengan posisi atau jabatan tertentu, tetapi
dihubungkan dan melekat pada kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
13
Menurut Waldock dan Kelly (2007:8)
“kepemimpinan adalah suatu proses untuk
mempengaruhi suatu kelompok yang
terorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan
mereka”. Menurut Hasibuan (2001:170)
yakni, “kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi bawahan, agar
dapat mau bekerjasama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan yang
diinginkan”. Dijelaskan oleh Clawson
dalam Tjiharjadi (2007:9), dalam definisi
kepemimpinan bahwa, “kepemimpinan
sebagai kesadaran dan keinginan untuk
mempengaruhi orang lain, mereka
memberikan tanggapan atas keinginan
sendiri untuk mengikutinya”.
2.2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (Leadership
style) seorang pemimpin akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan.
Dengan gaya kepemimpinan yang tidak
sesuai dapat mengakibatkan pencapaian
tujuan akan terbengkalai dan pengarahan
terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas,
di mana hal ini dapat mengakibatkan
ketidakpuasan pada anggota atau pegawai.
Davis dalam Qamariah (2004:29)
menyebutkan, “gaya kepemimpinan
merupakan pola tindakan pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan para
pegawainya”. Gaya kepemimpinan berbeda-
beda atas dasar motivasi, kuasa, atau
orientasi terhadap tugas dan orang.
Meskipun gaya itu secara khas digunakan
dalam kombinasi tertentu atau bahkan
diterapkan secara berbeda-beda terhadap
pegawai, masing-masing gaya dibahas
secara terpisah untuk menyoroti
perbedaannya.
Pada penelitian ini gaya
kepemimpinan yang dikaji adalah gaya
kepemimpinan demokratik, otokratis dan
laissez-faire atau bebas.
1. Gaya Demokratis
Rival dalam Admin's Blog (2006),
“gaya kepemimpinan demokratis ditandai
dengan adanya suatu stuktur
pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Didalam kepemimpinan yang
demokratis bawahan cenderung bermoral
tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan
mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri”.
Gaya demokratis menurut Robbin
dan Coulter dalam Admin's Blog (2006)
yaitu, “mendeskripsikan pemimpin yang
cenderung mengikutsertakan karyawan
dalam pengambilan keputusan,
mendelegasikan kekuasaan, mendorong
pertisipasi karyawan dalam menentukan
bagaimana metode kerja dan tujuan yang
ingin dicapai, dan memandang umpan balik
sebagai suatu kesempatan untuk melatih
pegawai”.
Menurut Handoko dan
Reksohadiprodjo dalam Admin's Blog
(2006) cirri-ciri gaya kepemimpinan
demokratis adalah:
a. Lebih memperhatikan bawahan
untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Menekankan dua hal yakni
bawahan dan tugas.
14
c. Pemimpin bersifat objektif
dalam pujian dan kecamannya
dan mencoba menjadi seorang
anggota kelompok biasa dalam
jiwa dan semangat tanpa
melakukan banyak pekerjaan.
2. Gaya Otolcratis
Gaya kepemimpinan autokratis
adalah "gaya kepemimpinan yang
menggunakan metode pendekatan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan
struktumya, sehingga kekuasaanlah yang
paling diuntungkan dalam organisasi”
menurut Rivai dalam Admin's Blog.
Menurut Robbin dan Coulter (2006) yaitu.
“gaya kepemimpinan autokratis
mendeskripisikan pemimpinan yang
cenderung memusatkan kekuasaan kepada
dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas
harus diselesaikan, membuat keputusan
secara sepihak dan meminimalisasi
panisipasi karyawan”.
Selain definisinya disebutkan pula
ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis
menurut para ahli. Lebih lanjut Sukanto
dalam Admin's Blog (2006) menyebutkan
cirri-ciri gaya kepemimpinan autokratis
diantaranya:
a. Semua kebijakan ditentukan
oleh pemimpin.
b. Teknik dan langkah-langkah
kegiatan didikte oleh atasan
setiap waktu.
c. Pemimpin biasanya membagi
tugas kerja bagian dan kerja
sama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dalam
Admin's Blog (2006) ciri-ciri dari gaya
kepemimpinan adalah:
a. Komunikasi hanya satu arah
yakni kebawah saja.
b. Pemimpin cenderung menjadi
pribadi dalam pujian dan
kecamannya terhadap kerja
setiap anggota.
c. Pemimpin kurang
memperhatikan kebutuhan
bawahan.
d. Pemimpin mengambil jarak dari
pertisipasi kelompok aktif
kecuali bila menunjukan
keahliannya.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire
(Bebas)
Disebutkan oleh Robbin dan Coulter
(2006) dalam Admin's Slog definisi gaya
kepemimpinan laissez-faire dimana gaya
kepemimpinan kendali bebas
mendeskripsikan, “pemimpin yang secara
keseluruhan memberikan karyawannnya
atau kelompok kebebasan dalam pembuatan
keputusan dan menyelesaikan pekerjaan
menurut cara yang menurut karyawannya
paling sesuai. Menurut Sukanto (2006:112)
ciri-ciri dari gaya kepemimpinan laissez-
faire adalah:
a. Sama sekali tidak ada partisipasi
dari pemimpin dalam
menentukan tugas.
b. Kadang-kadang memberikan
komentar spontan terhadap
15
kegiatan anggota atau
pertanyaan dan tidak bermaksud
menilai atau mengatur suatu
kejadian.
c. Kebebasan penuh bagi
keputusan kelompok atau
individu dengan partisipasi
minimal dad pemimpin.
d. Bahan-bahan yang bermacam-
macam disediakan oleh
pemimpin yang membuat orang
selalu siap bila dia akan
memberikan informasi pada saat
ditanya.
2.3. Disiplin Kerja
Disiplin kerja memiliki pengertian
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53
tahun 2010 “Disiplin Pegawai Negeri Sipil
adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari
Iarangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman”.
Menurut Hasibuan (2007:193)
“Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang menaati peraturan-peraturan dan
norma-norma yang berlaku di organisasi”.
Selanjutnya, Hasibuan (2007:194)
mengatakan indikator yang mempengaruhi
tingkata kedisiplinan pegawai suatu
organisasi diantaranya:
1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pemimpin
3. Batas jasa
4. Keadilan
5. Waskat (pengawasan ketat)
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan manusia.
Soegeng Prijodarminto, (1993:6)
terdapat “Disiplin terbagi dalam tiga aspek
yaitu sikap mental, pemahaman dan
kelakuan”. Diuraikan sebagai berikut :
1. Sikap mental (mental attitude),
yang merupakan sikap taat dan
tertib sebagai hasil atau
pengembangan dari latihan,
pengendalian pikiran atau
pengendalian watak.
2. Pemahaman yang baik
mengenai sistem aturan
perilaku, norma, kriteria, dan
standar sedemikian rupa,
sehingga pemahaman tersebut
menumbuhkan pengertian yang
mendalam atau kesadaran,
bahwa ketaatan akan aturan,
norma, criteria dan standar tadi
merupakan syarat mutlak untuk
mencapai keberhasilan (sukses).
3. Sikap kelakuan yang secara
wajar menunjukan suatu
kesanggupan hati, untuk
mentaati segala hal secara
cermat dan tertib.
Disiplin cenderung diartikan sebagai
hukuman dalam arti sempit, namun
sebenarnya disiplin memiliki arti yang lebih
luas dari hukuman. Menurut Moekijat
16
(2005:85) “Disiplin adalah kesanggupan
menguasai diri yang diatur”. Disiplin berasal
dari bahasa Latin, yaitu diciplina yang
berarti latihan atau pendidikan, kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat.
Disiplin menitik beratkan pada bantuan
kepada pegawai untuk mengembangkan
sikap yang baik terhadap pekerjaan. Disiplin
pegawai yang baik akan mempercepat
tercapainya tujuan organisasi, sedangkan
disiplin yang rendah akan menjadi
penghalang dan memperlambat pencapaian
tujuan organisasi.
GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
A. Geografis.
Secara geografis perkiraan
luas Kelurahan Kemboja adalah ± 7,5
Ha. Dimana dimanfaatkan untuk sarana
pemukiman penduduk, perkantoran,
perkarangan, tempat pemakaman
umum, dan taman dengan perkiraan
sebagai berikut :
Perkiraan Pemanfaatan Saranan PadaKelurahan Kemboja
No Saran Luas1. Pemukiman Penduduk 4 Ha/m2
2. Perkantoran 9x12Ha/m2
3. Perkarangan 1 Ha/m2
4. Pemakaman Umum 1Ha/m2
5. Taman 1 Ha/m2
Sumber: Kelurahan Kemboja 2014
Batas Wilayah Kelurahan Kemboja
No Batas Kelurahan Kecamatan1. Sebelah
UtaraKelurahan
Kampung BugisTanjungpinang
Kota2. Sebelah
SelatanKelurahan Bukit
CerminTanjungpinang
Barat3. Sebelah Kelurahan Tanjungpinang
Barat TanjungpinangKota
Kota
4. SebelahTimur
KelurahanTanjung Unggat
Bukit Bestari
Sumber: Kelurahan Kemboja Tahun 2014
B. Keadaan Penduduk
Penduduk Kelurahan Kemboja
berjumlah ± 17.232 orang secara
keseluruhan, yang terdiri dari 5.117 kepala
keluarga (KK) dengan jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki 8.749 orang dan
perempuan berjumlah 8.483 orang.
Keseluruhan jumlah penduduk tersebut
berdasarkan data yang tercatat pada
Kelurahan Kemboja adalah penduduk
berkewarganegaraan Indonesia dan tidak
tercatat satu orang pun penduduk berstatus
warna Negara asing.
Jumlah Penduduk Menurut Agama diKelurahan Kemboja
No Agama Luas
1. Islam 8.266 orang
2. Protestan 735 orang
3. Katolik 158 orang
4. Buddha 7.661 orang
5. Hindu 3 orang
6. Konghu Cu 409 orang
Sumber: Kelurahan Kemboja Tahun 2014
Jumlah Penduduk Menurut Usia
No Usia Luas
1. 0 - 3 Tahun 828 Orang
2. 4 - 6 Tahun 733 Orang
3. 7 - 12 Tahun 1.577 Orang
4. 13 - 15 Tahun 687 Orang
5. 16 - 18 Tahun 778 Orang
17
6. 19 Tahun Keatas 9.146 Orang
Sumber: Kelurahan Kemboja Tahun 2014
Jumlah Penduduk Menurut TingkatPendidikan
No Jenis Pendidikan Luas
1. Taman Kanak-kanak 0 Orang
2. Sekolah Dasar 5.949 Orang
3. SMP / SLTP 2.413 Orang
4. SMA / SLTA 4.688 Orang
5. Akademi 249 Orang
6. Sarjana 437 Orang
7. Tidak Sekolah 0 Orang
Sumber: Kelurahan Kemboja Tahun 2014
Jumlah Penduduk Menurut MataPencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Luas1. Pegawai Negeri Sipil 212 Orang2. TNI / POLRI 39 Orang3. Wiraswasta / Pedagang 0 Orang4. Tani / Buruh Tani 7 Orang5. Pertukangan 16 Orang6. Buruh 1.395 Orang7. Pensiunan 92 Orang8. Nelayan 32 Orang9. Jasa 6 Orang10. Belum Kerja / Tidak Kerja 8.616 Orang
Sumber: Kelurahan Kemboja Tahun 2014
C. Visi Kelurahan Kemboja
Visi Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang Barat adalah
meningkatkan mutu pelayanan yang prima
dan penggerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mewujudkan masyarakat Kelurahan
Kemboja yang peduli terhadap ketertiban,
keamanan, kebersihan lingkungan, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.Misi dari Kelurahan Kemboja
Kecamatan Tanjungpinang
Barat adalah:
a. Meningkatkan pelayanan
administrasi pemerintah.
b. Membina dan menumbuh
kembangkan,
menggerakkan, prakarsa,
dan pertisipasi serta
swadaya gotong royong
masyarakat.
c. Meningkatkan pembinaan
masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat
yang beriman, aman, tertib,
sehat, dan terampil.
Dengan adanya visi dan misi di
atas maka diharapkan selunth aparatur dan
pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengenal, mengetahui peran dan program-
program demi pencapaian hasil maksimal
dimasa akan datang.
D. Struktur Organisasi
Kelurahan Kemboja Kota
Tanjungpinang dipimpin oleh seorang Lurah
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya
sesuai profil kelurahan herdasarkan
Permendagri No.12 Tahun 2007. Adapun
susunan Kelurahan Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat terdiri dari:
1. Lurah2. Sekretaris Lurah3. Seksi-seksi yang terdiri dari:
a. Seksi Pemberdayaan danPemberdayaanMasyarakat.
b. Seksi Pelayanan Umumdan Kesejahteraan Sosial.
18
c. Kelompok JabatanFungsional.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINANTERHADAP DISIPLIN KERJAPEGAWAI KELURAHAN KEMBOJA
A. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan
Otoriter/Otokratis merupakan
gaya kepemimpinan dengan sifat
yang terpusat di mana pimpinan
merupakan satu-satunya penentu
dan sebagai orang yang
memegang kendali penuh atas
anggota organisasi yang
dipimpinnya.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang Pemimpin OtokratisNo
Indikator Jawaban Responden JumlahSS S TS STS
1. Pemimpinmenganggaporganisasimilik pribadi
2 3 12 1 18
2. Pemimpinmenganggapbawahansebagai alatsemata-mata
3 4 2 9 18
3. Pemimpinmenganggapkonflik dalamorganisasitanggungjawab bawahan
2 1 7 8 18
4. Pemimpinselalu berkatakasar kepadapara pegawai
0 0 10 8 18
Jumlah rata-rata 2** 2 8** 6* 18Persentase (%) 11,1
111,1
144,4
433,3
4100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.6,
IV 7, IV.8, IV.9
2. Pemimpin Demokratis adanya
struktur pengembangan yang
menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang
kooperatif dan pimpinan yang
cenderung mengikutsertakan
bawahan dalam pengambilan
keputusan merupakan ciri dari
gaya kepemimpinan demokratis.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentangPemimpin DemokratisNo Indikator Jawaban Responden Jumlah
SS S TS STS1. Pemimpin
maumenerimasaran ataukritikan daripan pegawai
5 9 4 0 18
2. PemimpinMemberikankesediaanuntukmendorongbawahandenganmengeluarkanide dan saran
6 8 4 0 18
3. Pemimpinmemberitahukepada parapegawaitentang apayang harusdanbagaimanacaramengerjakansuatupekerjaan
4 11 3 0 18
4. Pemimpinmengajakpars pegawaibersama-sama dalammemutuskansuatu tujuan
4 9 5 0 18
Jumlah rata-rata 5**
9* 4 0 18
Persentase (%) 27,78
50 22,22
0 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.l I,
IV.12, IV.13, IV.14
3. Gaya Kepemimpinan Bebas atau
Laissez Faire dalam aplikasinya
terdapat lingkungan organisasi di
mana pimpinan tidak hanya
berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok melainkan memberi
kebebasan kelompok dalam
mengambil keputusan perlu
diketahui bahwa tipe pimpinan
yang cenderung pada gaya
19
kepemimpinan laissez faire atau
bebas.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang Pemimpin Liberal atau LaissezFaireNo
Indikator Jawaban Responden JumlahSS S TS STS
1. Pemimpintidakberpartisipasilangsungdalamkegiatankelompok
2 5 9 2 18
2. Pemimpinmelimpahkanpekerjaan dantanggungjawab seluruhnyakepada parapegawai
2 7 8 1 18
3. Pemimpinmembiarkanpara pegawaiberbuatsemaunyasendiri
0 3 11 4 18
4. Pemimpinmemberikankesempatankepada parapegawai untukmendiskusikanmasalah-masalahdenganpemimpin
4 8 6 0 18
Jumlah rata-rata 2 6** 8* 2** 18Persentase (%) 11,1
133,3
444,4
411,1
1100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.16,
IV.17, IV.18, IV.19
B. Disiplin Kerja
1. Tujuan dan Kemampuan tujuan
yang akan dicapai haruslah
diikutsertakan dengan
kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang Tujuan dan Kemampuan
No Indikator Jawaban Responden JumlahSS S TS STS
1. Adanyatujuandalampemberianpelayanan
4 3 11 0 18
2. Terampildanpercayadiri
14 4 0 0 18
3. Penampilan kerjaharusmemuaska
0 2 13 3 18
nJumlah rata-rata 6 3 8 1 18Persentase (%) 33,
3416,67
44,44 5,55 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.21,
IV.22, 1V.23
2. Teladan Pemimpin, sangat
berperan dalam menentukan
kedisiplinan pegawai karena
pimpinan dapat di jadikan teladan
dan penentu bagi para
bawahannya.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang Teladan PemimpinNo Indikator Jawaban Responden Jumlah
SS S TS STS1. Adanya
perhatiankepadapegawai
1 17 0 0 18
2. Adanyacontoh yangbaik untukpegawai
5 13 0 0 18
3. Adanyadukungandalambekerja
2 16 0 0 18
Jumlah rata-rata 3* 15* 0 0 18
Persentase (%) 16,67 83,33 0 0 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.25,IV.26, 1V.27
3. Balas Jasa, sesuatu hal yang
sangat mempengaruhi disiplin
kerja pegawai karena balas jasa
akan rnemberikan keputusan dan
kecintaan terhadap pekerjaan
mereka.
Rekapitulasi Jawaban ResponderTentang Balas JasaNo Indikator Jawaban Responden Jumla
hSS S TS STS1. Melontarkan
Pujian SesuaiDenganTempat danWaktunya
0 14 4 0 18
2. MemberikanHadiah Agar
0 2 11 5 18
20
SemangatBekerja
3. Adanyainsentif ataukompensasi
0 4 8 6 18
Jumlah rata-rata 0 6* 8** 4** 18
Persentase (%) 0 33,34 44,44 22,22 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.29,IV.30, 1V.31
4. Keadilan, sesuatu hal yang
mendorong terjadinya disiplin
kerja pegawai karena ego dan
sifat manusia yang selalu merasa
dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan
pegawai yang lainnya.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang KeadilanNo Indikator Jawaban Responden Jlh
SS S TS STS1. Transparansi
pemimpindalam berbagaihal
4 11 3 0 18
2. Adanya teguranterhadappegawai yangsalah tanpapadang bulu
2 12 4 0 18
3. Memberikantugas denganadil
0 14 4 0 18
Jumlah rata-rata 2 12* 4** 0 18
Persentase (%) 11,11
66,67 22,22 0 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.33,IV.34, 1V.35
5. Waskat, tindakan nyata yang
paling efektif dalam mewujudkan
disiplin kerja pegawai.
Rekapitulasi Jawaban Responder TeutanWaskatNo
Indikator Jawaban Responden JumlahSS S TS ST
S1. Adanya
pengawasandari atasan
3 14 1 0 18
2. Adatanggungjawab dalampelaksanawaskat
0 14 4 0 18
3. Mengetahuipengawasan
11 4 3 0 18
dari atasan
Jumlah rata-rata 5** 11**
2* 0 18
Persentase (%) 27,78
61,11
11,11
0 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.37,IV.38, 1V.39
6. Sanksi Hukuman, sangat berperan
penting dalam memelihara
disiplin kerja pegawai dengan
sanksi hukuman yang berat maka
pegawai akan takut untuk
melanggar peraturan-peraturan
organisasi.
Rekanitulasi Jawaban RespondenTentang Sanksi Hukuman
No Indikator Jawaban Responden JumlahSS S TS STS
1. Sanksihukumanringan
2 16 0 0 18
2. Sanksihukumansedang
0 4 6 8 18
3. Sanksihukumanberat
0 0 0 18 18
Jumlah rata-rata 1** 6* 2 9** 18
Persentase (%) 5,55 33,34 11,11 50 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.41,IV.42, 1V.43
7. Ketegasan pemimpin dalam
melakukan tindakan
mempengaruhi disiplin pegawai
dalam organisasi.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang KetegasanNo Indikator Jawaban Responden Jumlah
SS S TS STS1. Keberanian
Pemimpindalammengambilkeputusan
0 15 2 1 18
2. Tegasmengajakpegawaiuntukbekerjalebihkondusif
0 3 13 2 18
3. Tegasdalam
0 14 3 1 18
21
memberiarahan
Jumlah rata-rata 0 11** 6 1* 18
Persentase (%) 0 61,11 33,34 5,55 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.45,IV.46, 1V.47
8. Hubungan Kemanusiaan antara
pimpinan dan bawahan akan
menciptakan disiplin kerja
pegawai yang baik.
Rekapitulasi Jawaban RespondenTentang Hubungan KemanusiaanNo Indikator Jawaban Responden Jlh
SS S TS STS1. Saling
MenghormatiBila BertemuDilingkunganPekerjaan
1 17 0 0 18
2. Mengikusertakan PegawaiDalamPertemuan-pertemuanYang BerkaitandenganPekerjaan
4 14 0 0 18
3. MenciptakanSuasanaBersahabatKepadaPegawai
0 10 8 0 18
Jumlah rata-rata 2** 14** 2* 0 18
Persentase (%) 11,11 77,78 11,11 0 100
Sumber data: Hasil olahan dari tabel IV.49,
IV.50, 1V.51
C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Disiplin Kerja Pegawai
Kelurahan Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat
Selanjutnya untuk mengetahu
bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap disiplin kerja pegawai Kelurahan
Kemboja Kecamatan tanjungpinang Barat,
penelitian ini mengetahi seberapa besar
pengaruh variable X (gaya kepemimpinan)
serta variable Y (Disiplin Kerja).
Penelitian ini berlandasan pedoman
wawancara sebagai alat pengepul data. Data
hasil penelitian yang diperoleh dari
responden, yaitu 18 orang pegawai yang
dijadikan sampel pada kantor Kelurahan
emboja Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Kemudian data di tampilkan dalam tabulasi
data dan selanjutnya data diolah dengan
menggunakan statistic untuk mengetahui
tingkat keeratan hubungan antara kedua
variable dengan rusuk Analisis Regresi
Linier. Rumus tersebut juga mengetahui
apakah hasil hipotesa yang dibuat diterima
atau ditolak. Sebagaimana Analisi Regresi
Linier untuk penghitungan data atau
penglolahan data kuantitatif agar dapat
digeneralisasikan pada populasi, dapat
diliihat dengan rumus sebagai berikut :
Y=a+bX
Hasil penghitungan data dapat diketahui
dengan uraian sebagai berikut :
Coefficient*
Model
UnstandarizedCoefficients
StandardizedCoefficients
B Std.Error Beta t Sig1 (Constant)
gayaKepeimpinan(X)
34.877.672
6.936.227 .595
5.0282.958
.000.009
a. Dependent Variable: Disiplin Kerja (Y)
Y = a + bX
Y = 34,877 + 0,672X
Karena nilai koefisien b = 0,672 maka
model regresi bernilai poaitif, artinya jika
gaya kepemimpinan mengalami kenaikan
satu satuan, maka disiplin kerja akan
mengalami peningkatan sebesar 0,672
satuan. Untuk lebih mengetahui analisis
regresi makan akan dilakukan uji t. Tingkat
22
signifikansi menggunakan 0,05 dan
berdasarkan output di atas diperoleh t hitung
sebesar 2,958. Tabel distribusi t dicari pada
a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 18-2-1 =15 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah
variabel bebas). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t
tabel sebesar 2,131. Nilai t hitung ≥ t tabel (
2,958 ≥ 2,131 ) maka Ho ditolak, artinya
bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh
terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kelurahan
Kemboja Kecamatan Tanjungpinang Barat
ANOVAb
Model
Sum of
Squaresdf
Mean
SquareF Sig
Regression
Residual
Total
126.255
230.856
357.111
1
16
17
126.255
14.429
8.750 .000a
Tingkat signifkansi menggunakan 0,05
berdasarkan output di atas diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,009 nilai Ho ditolak
jika signifikansi < 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak karena nilai signifikansi
0,009 kuang dari 0,05 artinya Gaya
Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Disiplin Kerja Pegawai Kelurahan Kemboja
Kecamatann Tanjungpinang Barat.
Model Summary
Model RRSquare
Adjusted RSquare
Std. Erroe ofThe Estimate
1 .595a .354 .313 3.798
a. Predictors (Constant), Gaya Kepemimpinan (X)
Untuk melihat seberapa kuat pengaruh
antara variabel Gaya Kepemimpinan
terhadap Disiplin Kerja Pegawai dapat
dilihat output model summary. Nilai
koefisien R = 0,354 dan dibandingkan
dengan tabel interprestasi berikut :
No Skala Keterangan1. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah2. 0,20 – 0,399 Rendah3. 0,40 – 0,599 Sedang4. 0,60 – 0,799 Kuat5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Karena nilai R = 0,354 berada di antara
nilai 0,20 — 0,399 maka dapat di simpulkan
bahwa hubungan antara gaya kepemimpinan
(X) dengan disiplin kerja pegawai (Y)
rendah. Kemudian untuk melihat seberapa
besar kontribusi Gaya Kepemimpinan
mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai,
dapat digunakan rumus Koefesien Penentu
(KP) atau ada yang menyebutnya Koefisien
Determinasi yang di rumuskan sebagai
berikut :
KP = R Square x 100%
= 0,354 x 100%
= 35,4%
Gaya Kepemimpinan memberikan
kontribusi terhadap Disiplin Kerja Pegawai
sebesar 35,4% atau dapat disimpulkan
Disiplin Kerja Pegawai dipengaruhi oleh
Gaya Kepemimpinan sebesar 35,4%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
yang lain.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh pimpinan yang di
maksud disini adalah Lurah
Kemboja adalah Gaya
Kepemimpinan Demokratis.
23
Dimana dari 18 responden ada 9
orang yang mengatakan setuju
bahwa gaya kepemimpinan
tersebut digunakan atau
diterapkan oleh Lurah Kemboja.
2. Tingkat Disiplin Kerja Pegawai di
Kelurahan Kemboja dapat dilihat
dari koefesien penentu sebesar
35,4% menunjukan bahwa
disiplin kerja pegawai sangat
rendah.
3. Analisa Regresi antara gays
kepemimpinan terhadap disiplin
kerja pegawai Kelurahan
Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat berdasarkan
hasil perhitungan regresi Tinier
sederhana yaitu sebasar 0,672
yang dapat diartikan interpretasi
koofisien regresi adalah renda
pengaruh antara gaya
kepemimpinan terhadap kerja
pegawai. Sedangkan hasil dari
koefisien penentu yaitu sebesar
35,4% yang berarti menunjukan
rendahnya pengaruh antara
variabel gaya kepemimpinan
terhadap disiplin kerja pegawai.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
ada beberapa saran yang dapat penulis
berikan antara lain sebagai berikut:
1. Lurah Kemboja Kecamatan
Tanjungpinang Barat hendaknya
sering mengadakan diskusi,
dialog serta rapat-rapat dengan
suasana sehat yang terbuka untuk
lebih memperkuat suasana
kekeluargaan organisasi karena
hal tersebut menjadi salah satu
keunggulan atau kekuatan dari
kepemimpinan demokratis.
2. Lurah Kemboja hendaknya lebih
sering memberikan pengarahan,
bimbingan atau petunjuk serta
contoh yang berhubungan dengan
tugas sehingga pegawai akan
lebih mengerti dan memahami
dalam mengerjakan tugas
sehingga pekerjaan tepat waktu
dan sesuai dengan sasaran
organisasi.
3. Pimpinan hendaknya
memperhatikan beberapa
indikator yang perlu ditingkatkan
misalnya indikator pimpinan tidak
berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok dan indikator pimpinan
memberikan kesempatan kepada
pegawai untuk mendiskusikan
masalah-masalah dengan
pimpinan yang menurut analisis
jawabap responden masih ada
yang menganggap setuju bahwa
pemimpin tidak berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok bahkan
tidak memberi kesempatan
kepada pegawai untuk
mendiskusikan masalah-maslah
dengan pimpinan. Adanya respon
tersebut dari bawahan
menunjukkan masih ada hal-hal
yang mungkin luput dari
24
perhatian Lurah Kemboja, hal
tersebut hendaknya agar lebih
perhatikan lagi agar tidak timbul
masalah-masalah yang
diinginkan.
Daftar Pustaka
Admin’s Blog. 2013, http//:jurnal-
sdm.blogspot.com (posted: kamis, 22
Oktober 2013) Jurnal Manajemen
Arikunto, Husaini. 2006, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003,
Manajemen Motivasi, Jakarta:
PT.Gramedia
Gibson, dkk. 1993. Organisasi : Prilaku
Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid
2, Alih Bahasa Savitry. Soekrisno,
dkk, Erlangga, Jakarta.
Hadari, Nawawi. 1998. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Jakarta: Gadjah Mada
University Press.
Handoko, Hani. 2006, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi,
Yogyakarta: BPFE-UGM
J, Supranto, Statistik Untuk Pemimpin
Berwawasan Global, Salemba Empat,
Jakarta,
2001.http://skripsiphejhe.wordpress.c
om
Kartono, Kartini. 2005, Pemimpin dan
Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Malayu S.P. Hasibuan, 1996. Manajemen
Dasar, Pengertian dan Masalah.
Jakarta: PT. Gunung Agung.
………………….2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara
………………….2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Moekijat, 2005, Manajemen Kepegawaian,
Penerbit Alumni, Bandung.
Muchdarsyah, Sinungan. 2005,
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Nitisemito, Alex.S, 2001, Manajemen
Personalia: Manajemen sumber daya
Manusia, Edisi Keempat, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Qamariah, Inneke. 2004, Skripsi: Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Asisten
Administrasi Kesekretariatan Daerah
Provinsi Sumatra Utara, Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatra Utara.
Robbins, Stephen P. 2001, Organizational
Behavior, nine edition, San diego
State University, Prentice Hall
Internasional, inc.
Siagian, Sondang. 1994, Teori dan Praktek
Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Singarimbun dan Efendi. 1995, Metode
Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Singodimejo, Markum. 2006, Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratif dan Operasinal,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
25
Soegeng Prijodarminto, S.H. 1993, Disiplin
Kiat Menuju Sukses, cetakan kedua,
Jakarta, PT. Pradnya Paramita.
Soehartono, Irawan. 2002. Metode
Penelitian Sosial. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Soerjono, Sukanto. 2006, Pengantar
Penelitian Hukum Cetakan Ketiga,
Jakarta: UI-Press.
Sugiyono. 2000, Metodologi Penelitian
Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.
………… 2005, Metodologi Penelitian
Bisnis, Bandung: CV Alfabeta
………… 2010. Metodologi Penelitian
Administrasi, Bandung: CV Alfabeta
Thoha, Miftah. 2010, Perilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: Rajawali Perss.
Tjihardi, Semuil. 2007, To Be A Gread
Leader, Yogyakarta: Penerbit Andi.
V. Rivai. 2004, Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktek, Jakarta: Raja
Grafindo
Wahjosumidjo. 2003, Kepemimpinan dan
Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-
kepemimpinan-menurut-para-
ahli/#ixzzlijX4CPTU
http://organisasi.org/jenis-dan-macam-gaya-
kepemimpinan-pemimpin-klasik-
otoriter-demokratis-dan-bebas-
manajemen-sumber-daya-manusia
(posted: kamis, 22 oktober 2013)
http://wapannuri.com/a.kepemimpinan/kepe
mimpinan-efektif.html (posted:
kamis, 22 oktober 2013)
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/
definisi-kepemimpinan-dan-macam-
macam-gaya-kepemimpinan/ (posted:
kamis, 22 oktober 2013)
DOKUMEN
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang disiplin Kerja.