scl baru
DESCRIPTION
iijiolklokljoTRANSCRIPT
Latar belakang’
Generasi muda merupakan salah satu ujung tombak penegak Bangsa
Indonesia, keberadaan generasi muda ini adalah salah satu radar penentu bagi
keberhasilan bangsanya. Peran penting generasi muda dalam era globalisasi tentu
saja dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah sikap mandiri yang ada di
dalam dirinya.
Pembelajaran di perguruan tinggi tiap waktu pasti mengalami perubahan.
Kita sering mendengar bahwa pembelajaran di perguruan tinggi harus student-
centered tidak boleh teacher centered. Dulu perkuliahan memang masih
menggunakan sistem yang tradisional. Ruang kuliah waktu itu sering disebut
auditorium yaitu tempat orang mendengarkan. Professor atau dosen beraksi
dengan kapurnya dan hanya dia yang berbicara dan menjelaskan uraiannya di
papan tulis. Memang sistem seperti ini membuat siswa pasif dan kegiatannya
hanya mendengarkan. Dengan sistem yang tradisional seperti itu tentu banyak
siswa yang bosan, mengantuk, tertidur bahkan membolos kuliah. Namun kegiatan
semacam itu terjadi di segala zaman.
Dalam menerapkan pembelajaran student-center tidak boleh melupakan
konsep dari pembelajaran itu sendiri. Menurut Saijo (1979) konsep pembelajaran
meliputi (1)Pembelajaran adalah peningkatan pengetahuan secara kuantitatif
dengan cara mencari dan menemukan informasi atau “mengetahui lebih banyak”,
(2)Pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan mereproduksi
informasi,(3)Pembelajaran berarti memperoleh fakta, ketrampilan dan metoda
yang dapat disimpan dan digunakan, (4)Pembelajaran berarti abstraksi makna
dengan cara mencari keterkaitan antarbagian dari suatu subyek dan keterkaitan
hubungan antara subyek (atau bagiannya) dengan dunia nyata, (5)Pembelajaran
merupakan aktivitas pemaknaan dan pemahaman realitas dengan berbagai cara
yang berbeda, (6)Pembelajaran merupakan kegiatan pemaknaan dunia nyata
secara menyeluruh dengan cara menginterpretasi kembali pengetahuan yang telah
diperolehnya.
Pembelajaran student-centered bisa diimplementasikan dalam banyak sistem dan
model. Salah satu model pembelajaran yang paling baru di era modern adalah
menggunakkan e-learning. E-learning merupakan praktek yang cocok dari
penerapan pembelajaran student center.
Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan Web Based Education
(WBE) atau kadang disebut e-learning dapat didefinisikan sebagai aplikasi
teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh
yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran
berbasis web.
Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak
terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat
dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan
aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi
masalah yang rumit untuk dipecahkan.Untuk lebih jelasnya kami dari penyaji
akan mengupasnya dalam makalah ini. (Rusman, 2010:335)
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, kami dapat menarik sebuah
rumusan masalah, bagaimanakah efektivitas dari penerapan sistem belajar Student
Center Learning di perguruan tinggi?
TUJUAN PROGRAM
Rumusan masalah diatas bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
efektivitas dari sistem pembelajaran Student Center Learning di perguruan tinggi.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Usulan kreativitas ini diharapkan bisa menghasilkan luaran sesuai dengan
harapan kami, yaitu bisa membantu memberi suatu kejelesan mengenai
efektivitas dari sistem pembelajaran Student Center Learning. Sebab anggapan
mengenai efektivitas dari Student Center Learning masih tabu di kalangan
masyarakat khususnya mahasiswa.
KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan yang diperoleh melalui usulan kreativitas mahasiswa ini adalah
dapat memberikan informasi mengenai bagaimana efektivitas dari sistem
pembelajaran Student Center Learning di perguruan tinggi. Selain mendapatkan
informasi tentang hal tersebut, kami sebagai mahasiswa juga ingin menyampaikan
aspirasi atau sumbang pikir kami kepada lembaga pendidikan Universitas
Udayana. Sehingga nantinya bisa dijadikan sebagai sumbang pikir dalam
melakukan kegiatan atau bantuan yang serupa dengan usulan kreativitas yang
kami usulkan.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN EFEKTIFITAS’
Efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu
tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian
efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :
“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.
Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35)
adalah sebagai berikut :
“ Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output
realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.
Adapun pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah :
“ Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan
output yang diharapkan dari sejumlah input “.
Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa
efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
PENGERTIAN STUDENT CENTER LEARNING
Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari transisis perpidahan kekuatan
dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi
kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah
banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang
menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
Kember (1997), SCL merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang
menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan
kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan.
Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai
pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar
dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning
(SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar
Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari
guru ke murid yang relatif bersikap pasif.
Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan
sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung
jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan
sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta
mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber
yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri
apa yang akan dipelajarinya .
Dengan anggapan bahwa tiap mahasiswa adalah individu yang unik, proses,
materi dan metode belajar disesuaikan secara fleksibel dengan minat, bakat,
kecepatan, gaya serta strategi belajar dari tiap peserta didik. Tersedianya pilihan-
pilihan bebas ini bertujuan untuk menggali motivasi intrinsik dari dalam dirinya
sendiri untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya secara individu, bukan
kebutuhan yang diseragamkan.
Sebagai ganti proses transfer ilmu pengetahuan, peserta didik lebih diarahkan
untuk belajar ketrampilan Learn how to learn seperti problem solving, berpikir
kritis dan reflektif serta ketrampilan untuk bekerja dalam tim.
Evaluasi bukan merupakan evaluasi standar yang berlaku untuk seluruh
mahasiswa, tetapi lebih bersifat individu sepanjang proses pendidikannya.
Pembuatan portfolio bagi mahasiswa merupakan salah satu bentuk evaluasi
mahasiswa sepanjang proses belajar. Peran serta dosen, mahaiswa serta orang tua
sangatlah dibutuhkan dalam merencanakan proses belajar serta proses dan bentuk
evaluasi