scl baru

8
Latar belakang’ Generasi muda merupakan salah satu ujung tombak penegak Bangsa Indonesia, keberadaan generasi muda ini adalah salah satu radar penentu bagi keberhasilan bangsanya. Peran penting generasi muda dalam era globalisasi tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah sikap mandiri yang ada di dalam dirinya. Pembelajaran di perguruan tinggi tiap waktu pasti mengalami perubahan. Kita sering mendengar bahwa pembelajaran di perguruan tinggi harus student-centered tidak boleh teacher centered. Dulu perkuliahan memang masih menggunakan sistem yang tradisional. Ruang kuliah waktu itu sering disebut auditorium yaitu tempat orang mendengarkan. Professor atau dosen beraksi dengan kapurnya dan hanya dia yang berbicara dan menjelaskan uraiannya di papan tulis. Memang sistem seperti ini membuat siswa pasif dan kegiatannya hanya mendengarkan. Dengan sistem yang tradisional seperti itu tentu banyak siswa yang bosan, mengantuk, tertidur bahkan membolos kuliah. Namun kegiatan semacam itu terjadi di segala zaman. Dalam menerapkan pembelajaran student-center tidak boleh melupakan konsep dari pembelajaran itu sendiri. Menurut Saijo (1979) konsep pembelajaran meliputi (1)Pembelajaran adalah peningkatan pengetahuan secara kuantitatif dengan cara mencari dan menemukan informasi

Upload: dwi-permanasari

Post on 15-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

iijiolklokljo

TRANSCRIPT

Page 1: SCL BARU

Latar belakang’

Generasi muda merupakan salah satu ujung tombak penegak Bangsa

Indonesia, keberadaan generasi muda ini adalah salah satu radar penentu bagi

keberhasilan bangsanya. Peran penting generasi muda dalam era globalisasi tentu

saja dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah sikap mandiri yang ada di

dalam dirinya.

Pembelajaran di perguruan tinggi tiap waktu pasti mengalami perubahan.

Kita sering mendengar bahwa pembelajaran di perguruan tinggi harus student-

centered tidak boleh teacher centered. Dulu perkuliahan memang masih

menggunakan sistem yang tradisional. Ruang kuliah waktu itu sering disebut

auditorium yaitu tempat orang mendengarkan. Professor atau dosen beraksi

dengan kapurnya dan hanya dia yang berbicara dan menjelaskan uraiannya di

papan tulis. Memang sistem seperti ini membuat siswa pasif dan kegiatannya

hanya mendengarkan. Dengan sistem yang tradisional seperti itu tentu banyak

siswa yang bosan, mengantuk, tertidur bahkan membolos kuliah. Namun kegiatan

semacam itu terjadi di segala zaman.

Dalam menerapkan pembelajaran student-center tidak boleh melupakan

konsep dari pembelajaran itu sendiri. Menurut Saijo (1979) konsep pembelajaran

meliputi (1)Pembelajaran adalah peningkatan pengetahuan secara kuantitatif

dengan cara mencari dan menemukan informasi atau “mengetahui lebih banyak”,

(2)Pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan mereproduksi

informasi,(3)Pembelajaran berarti memperoleh fakta, ketrampilan dan metoda

yang dapat disimpan dan digunakan, (4)Pembelajaran berarti abstraksi makna

dengan cara mencari keterkaitan antarbagian dari suatu subyek dan keterkaitan

hubungan antara subyek (atau bagiannya) dengan dunia nyata, (5)Pembelajaran

merupakan aktivitas pemaknaan dan pemahaman realitas dengan berbagai cara

yang berbeda, (6)Pembelajaran merupakan kegiatan pemaknaan dunia nyata

secara menyeluruh dengan cara menginterpretasi kembali pengetahuan yang telah

diperolehnya.

Pembelajaran student-centered bisa diimplementasikan dalam banyak sistem dan

model. Salah satu model pembelajaran yang paling baru di era modern adalah

menggunakkan e-learning. E-learning merupakan praktek yang cocok dari

Page 2: SCL BARU

penerapan pembelajaran student center.

Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan Web Based Education

(WBE) atau kadang disebut e-learning dapat didefinisikan sebagai aplikasi

teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara

sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh

yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran

berbasis web.

Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak

terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat

dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan

aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi

masalah yang rumit untuk dipecahkan.Untuk lebih jelasnya kami dari penyaji

akan mengupasnya dalam makalah ini. (Rusman, 2010:335)

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan, kami dapat menarik sebuah

rumusan masalah, bagaimanakah efektivitas dari penerapan sistem belajar Student

Center Learning di perguruan tinggi?

TUJUAN PROGRAM

Rumusan masalah diatas bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah

efektivitas dari sistem pembelajaran Student Center Learning di perguruan tinggi.

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Usulan kreativitas ini diharapkan bisa menghasilkan luaran sesuai dengan

harapan kami, yaitu bisa membantu memberi suatu kejelesan mengenai

efektivitas dari sistem pembelajaran Student Center Learning. Sebab anggapan

mengenai efektivitas dari Student Center Learning masih tabu di kalangan

masyarakat khususnya mahasiswa.

KEGUNAAN PROGRAM

Page 3: SCL BARU

Kegunaan yang diperoleh melalui usulan kreativitas mahasiswa ini adalah

dapat memberikan informasi mengenai bagaimana efektivitas dari sistem

pembelajaran Student Center Learning di perguruan tinggi. Selain mendapatkan

informasi tentang hal tersebut, kami sebagai mahasiswa juga ingin menyampaikan

aspirasi atau sumbang pikir kami kepada lembaga pendidikan Universitas

Udayana. Sehingga nantinya bisa dijadikan sebagai sumbang pikir dalam

melakukan kegiatan atau bantuan yang serupa dengan usulan kreativitas yang

kami usulkan.

TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN EFEKTIFITAS’

Efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu

tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian

efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :

“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar

presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35)

adalah sebagai berikut :

“ Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara

membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output

realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.

Adapun pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah :

“ Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan

output yang diharapkan dari sejumlah input “.

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana

target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

PENGERTIAN STUDENT CENTER LEARNING

Page 4: SCL BARU

Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari transisis perpidahan kekuatan

dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi

kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah

banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang

menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.

Kember (1997), SCL merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang

menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan

kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan.

Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai

pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar

dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.

Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning

(SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai

pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar

Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari

guru ke murid yang relatif bersikap pasif.

Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan

sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung

jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan

sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta

mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber

yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri

apa yang akan dipelajarinya .

Dengan anggapan bahwa tiap mahasiswa adalah individu yang unik, proses,

materi dan metode belajar disesuaikan secara fleksibel dengan minat, bakat,

kecepatan, gaya serta strategi belajar dari tiap peserta didik. Tersedianya pilihan-

pilihan bebas ini bertujuan untuk menggali motivasi intrinsik dari dalam dirinya

sendiri untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya secara individu, bukan

kebutuhan yang diseragamkan.

Sebagai ganti proses transfer ilmu pengetahuan, peserta didik lebih diarahkan

Page 5: SCL BARU

untuk belajar ketrampilan Learn how to learn seperti problem solving, berpikir

kritis dan reflektif serta ketrampilan untuk bekerja dalam tim.

Evaluasi bukan merupakan evaluasi standar yang berlaku untuk seluruh

mahasiswa, tetapi lebih bersifat individu sepanjang proses pendidikannya.

Pembuatan portfolio bagi mahasiswa merupakan salah satu bentuk evaluasi

mahasiswa sepanjang proses belajar. Peran serta dosen, mahaiswa serta orang tua

sangatlah dibutuhkan dalam merencanakan proses belajar serta proses dan bentuk

evaluasi