sambutan presiden depan dubes

Upload: rey-adeni

Post on 01-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemakzulan atdik kairo

TRANSCRIPT

  • Pidato Penyampaian Aspirasi Segenap Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir

    Bismillahirrahamnirrahim

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Kepada yang terhormat,

    Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Mesir Bapak Komisari

    Jendral Polisi (Purn) Drs. Nurfaizi Suwandi beserta seluruh staff Kedutaan Besar

    Republik Indonesia.

    Sahabat-sahabat seperjuangan perwakilan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di

    Mesir yang kami banggakan.

    Salam Mahasiswa !!

    Untaian puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt. yang telah

    memberikan kita kesempatan untuk bersilaturahmi bersama dalam upaya

    membangun kebersamaan dan keterbukaan antar sesama generasi-generasi bangsa,

    di tempat dan juga waktu yang sangat bersejarah ini. Shalawat beserta salam

    marilah kita sampaikan kepada Baginda besar Nabi Muhammad Saw.

    Dalam kesempatan yang bersejarah ini, perkenankanlah kami dari perwakilan

    Mahasiswa dan pelajar Indonesia di Mesir menghadap dan bertatap muka dengan

    yang terhormat Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia

    untuk Mesir Bapak Komisaris Jendral (Purn) Drs. Nurfaizi Suwandi beserta staffnya

    dari Jajaran KBRI Kairo, untuk menyampaikan aspirasi sahabat-sahabati, Pelajar dan

    Mahasiswa Indonesia di Mesir terkait beberapa hal yang sekiranya dapat

  • dipertimbangkan oleh yang terhormat Bapak Duta Besar RI di Kairo, dalam upaya

    mencari titik temu atas tuntutan seluruh elemen Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di

    Mesir terhadap perwakilan RI di Kairo.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, dengan sepenuh hati dan kesadaran, pertama,

    kami menyampaikan salam dan apresiasi yang setinggi-tingginya dari segenap

    Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir, kepada seluruh Jajaran Kedutaan Besar

    Republik Indonesia di Mesir atas segala kerja keras yang telah Bapak dan Staff

    KBRI usahakan dalam memenuhi semua kebutuhan yang kami perlukan selama

    kami tinggal dan hidup di Mesir ini. Tentu, kami tidak bisa menafikan semua usaha

    dan kerja keras Bapak dalam memfasilitasi dan melindungi kami di sini, entah

    dalam hal administrastif, pun dalam hal yang kaitannya dengan dinamika

    kemahasiswaan. Semoga Allah Swt. menjaga dan melindungi Bapak beserta

    keluarga dalam perlindungan dan penjagaanNya yang paling mapan.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, kami perlu sampaikan, bahwa dalam perjalanan

    dinamika Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir selama ini, telah banyak

    capaian-capaian yang telah kami lakukan dalam membangun tradisi kebersamaan di

    kalangan masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Mesir. Perlu yang terhormat

    Bapak Duta Besar ketahui, bahwa Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia

    (PPMI) Mesir selain mempunyai badan eksekutif kemahasiswaan, pun mempunyai

    Badan Legislatif kemahasiswaan yang berwenang untuk membuat Anggaran Dasar

    dan Anggaran Rumah Tangga organisasi yang kemudian dijadikan payung

    pergerakan Masisir selama ini. AD/ART ini merupakan hasil dari sebuah kearifan

    bersama yang disepakati oleh seluruh elemen kemahasiswaan di Masisir dalam

    beberapa tahun belakangan ini. Kearifan bersama inilah yang sampai sekarang

    telah menjaga persatuan dan kesatuan Mahasiswa Indonesia di Mesir beserta pola

    pergerakannya, entah dari sisi keilmuan atau kehidupan sosialnya.

  • Yang terhormat Bapak Duta Besar, tidak ada yang kami harapkan selama ini

    sebagai Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir selain kebersamaan dan

    kerukunan dalam berdinamika di Mesir ini, entah kebersamaan antar kami sebagai

    entitas kemahasiswaan, pun antar mahasiswa kepada para perwakilan pemerintah

    Indonesia di sini. Karena kami yakin bahwa kerukunan dan kebersamaan adalah

    pondasi awal berdirinya komunitas yang beradab, sehingga tercipta peradaban yang

    kondusif dan harmonis. Itulah mengapa kemudian para pendahulu kami merancang

    aturan main yang sedemikian rupa, sehingga terciptalah keteraturan dan stabilitas

    nilai yang kita rasakan bersama sampai saat ini.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, dalam kesempatan yang bersejarah ini, izinkan

    kami untuk menyampaikan aspirasi sahabat-sahabati Mahasiswa dan Pelajar

    Indonesia di Mesir berkenaan dengan hal-hal yang dalam beberapa hari ini menjadi

    polemik dan kegundahan yang berkembang diantara kami. Sehingga pun, ketika

    aksi damai ini kami lakukan, hal ini merupakan akumulasi kegundahan dan

    kekecewaan kami terhadap apa yang kami dan Masisir rasakan selama ini.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, pada hari minggu 26 Juli 2015 kemarin, kami

    telah melayangkan surat petisi kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir

    yang di tanda tangani oleh 17 ketua organisasi kedaerahan di Masisir, 4 Dewan

    Perwakilan Daerah (DPD) PPMI dan juga Wihdah PPMI. Isi dari petisi ini berupa

    permohonan kami kepada pihak-pihak terkait untuk dapat mempertimbangankan

    beberapa kebijakan yang kami rasa memberatkan kami, serta permohonan untuk

    memakzulkan dan mengganti Atase Pendidikan KBRI Kairo Bapak Dr. Fahmi

    Lukman, M.Hum., yang kami rasa sikap dan kebijakannya selama ini cendrung

    tidak sejalan dengan cita-cita kebersamaan kami.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, rangkaian aksi damai ini bukanlah tanpa alasan

    dan landasan. Pergerakan ini pun tidak kami lakukan tanpa pertimbangan dan

    prasangka-prasangka yang tidak mendasar. Ini semua kami lakukan untuk kebaikan

  • dan kerukunan bersama. Walau terlihat ada pergerakan massif dari sahabat-sahabati

    Mahasiswa, namun kami bisa yakinkan kepada Bapak, bahwa gerakan ini adalah

    aksi damai yang tidak bermaksud apapun selain kebaikan.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, izinkan kami untuk menyampaikan landasan

    kami melayangkan surat petisi pemakzulan Atase Pendidikan KBRI Kairo dengan

    beberapa catatan-catatan:

    1. Kami merasa bahwa dalam beberapa tahun menjabat sebagai Atase

    Pendidikan KBRI Kairo, Bapak Dr. Fahmi Lukman, M.Hum. belum ada

    sebuah rancangan kongkrit dalam upaya pemberdayaan Pelajar dan

    Mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. Ini terlihat jelas ketika kami

    membandingkan dengan Atase pendidikan sebelumnya yang mempunyai

    rancangan kongkrit terkait laju pemberdayaan Mahasiswa Indonesia di Mesir,

    yaitu semisal pemberdayaan peran Senat Mahasiswa sebagai poros keilmuan

    dan akademik Mahasiswa. Kami juga melihat bahwa Atase Pendidikan

    sebelumnya rela menggelontorkan dana yang cukup besar untuk sekedar

    mengundang para Guru-guru Besar al-Azhar agar dapat bisa hadir dalam

    Bimbingan-bimbingan yang dilakukan oleh beberapa Senat mahasiswa.

    Walau kami akui masih ada saja kekurangan, namun, kami bisa merasakan

    aura dinamika keilmuan yang terkesan lebih besar di lingkungan Masisir saat

    itu. Pun dalam hal memperjuangkan beasiswa pendidikan kepada

    pemerintah pusat. Atase Pendidikan terdahulu bahkan rela untuk langsung

    datang ke kementrian Agama untuk meminta beasiswa pendidikan bagi

    Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir.

    Hal semacam inilah belum kami lihat dari Atase Pendidikan saat ini. Bahkan

    kami merasa, Atdik saat ini terkesan membatasi gerak dan upaya kami untuk

    menghidupkan nuansa keilmuan di Masisir ini. Beberapa fakta yang dapat

    kami sampaikan adalah:

  • a. Atdik tidak mendukung gagasan mahasiswa yang akan mengadakan riset

    lapangan, malah mematahkan semangat mereka dengan mengatakan

    Riset itu belum terlalu penting dan sulit untuk dilakukan padahal

    menurut kami kebutuhan untuk mengetahui teori riset merupakan hal

    yang sudah sangat penting.

    b. Atdik secara sepihak mengatakan bahwa tradisi tulis-menulis di Masisir

    dan kajian ekonomi Islam yang sudah dilakukan oleh salah satu

    organisasi di Masisir belum bermutu, karena belum memenuhi standar-

    standar ilmiah yang ditetapkan. Dalam hal ini, kami mengakui semua

    kekurangan yang kami miliki, namun ketika opini ini diungkapkan tanpa

    sebuah kajian dan tabayun terlebih dahulu, ini justru telah mematahkan

    semangat sahabat-sahabati Masisir dalam upayanya belajar dan

    melangkah lebih baik.

    c. Atdik terkesan lebih mengedepankan kerjasama dengan Universitas di

    Indonesia seperti UNPAD dan universitas lainnya, tetapi lambat dan

    bahkan tidak mengurusi kepentingan beasiswa pendidikan pelajar dan

    mahasiswa Indonesia di Mesir yang kebijakannya berada di Indonesia,

    seperti beasiswa LPDP dan BAZNAS.

    d. Atdik pernah menolak proposal bedah tesis dan disertasi M. Zakir

    Husain, MA. dan Dr. Widus Sempo di Baruga KKS yang dilaksanakan

    oleh Senat Mahsiswa Fakultas Ushuluddin. Jika pun kemudian beliau

    bersikap kooperatif dalam masalah proposal, itu terealisasi berkat

    adanya tekanan dari mahasiswa setelah diadakannya Kenduri Masisir

    Jilid I. Itu berarti kami merasa bahwa Atdik tidak memiliki semangat

    kerjasama secara alamiah dengan pelajar dan mahasiswa, tetapi

    kerjasama itu datang biasanya setelah ada tekanan-tekanan dari

    mahasiswa.

    e. Banyaknya organisasi di wilayah PPMI Mesir yang sudah tidak mau

    berhubungan dengan Atdik Kairo lagi, karena merasa bahwa usulan

    atau program yang akan disampaikan pasti akan dimentahkan. Hal ini

  • menyebabkan beberapa organisasi mahasiswa sudah enggan

    mengajukan proposal apapun kepada Atase Pendidikan.

    2. Atdik minim solusi dan cendrung apriori, lambat serta skeptis dalam

    menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapai oleh Pelajar dan Mahasiswa

    Indonesia di Mesir. Hal ini semisal terbengkalainya para calon pelajar dan

    mahasiswa yang terlanjur sudah berada di Mesir tanpa mengikuti prosedural

    ujian masuk al-Azhar di Indonesia, serta salah satu kasus yang dialami

    Saudara Haromain yang berasal dari lombok (KMNTB) dan beberapa orang

    lainnya, yang sejak tahun 2011 sampai saat ini belum terdaftar di al-Azhar,

    padahal mereka adalah peraih beasiswa al-Azhar melalui Kementrian Agama

    Indonesia.

    3. Atdik enggan untuk turun langsung ke lapangan dalam menghadapi

    permasalahan Pelajar dan Mahasisa Indonesia di Mesir. Hal ini semisal

    terbengkalainya para pelajar baru yang telah mengikuti test masuk di Markaz

    Syaikh Zaid, namun mengalami masalah disebabkan nama-nama mereka

    malahan tidak terdaftar di lembaga tersebut. Dalam hal ini Atdik enggan

    untuk turun langsung menyelesaikannya, Justru PPMI yang malah kerepotan

    untuk mengurusi hal tersebut, padahal PPMI sendiri tidak memiliki otoritas

    seperti yang dimiliki oleh Atase Pendidikan.

    4. Atdik cenderung hanya mengumbar janji tanpa merealisasikan apa yang

    dijanjikan. Contoh masalah adalah ketika Atdik berjanji untuk lebih

    memberdayakan para alumni Mesir di Indonesia melalui pemerintah daerah,

    namun sampai saat ini belum ada realisasinya.

    5. Atdik dalam sebuah kesempatan pernah menanyakan hal yang tidak pantas

    kepada mahasiswa di depan umum dan di depan tamu dari Indonesia,

    padahal kami rasa seharusnya Atdik dapat lebih menjaga nama baik pelajar

    dan mahasiswa Indonesia di Mesir. Hal ini pernah terjadi ketika seorang

    mahasiswa ditanya di depan umum sebagai syarat mendapatkan sebuah

    buku dengan pertanyaan, Apakah Anda pernah menonton film porno?,

  • Apakah Anda pernah berbohong kepada orang tua?. Hal itu ditanyakan

    dalam sebuah acara yang diadakan oleh Dompet Duafa Indonesia yang

    dihadiri oleh ratusan orang.

    6. Atdik telah merusak tatanan kebijakan organisasi pelajar dan mahasiswa

    Indonesia di Mesir yang sudah menjadi kesepakatan bersama antar organisasi

    di wilayah Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PPMI),

    seperti permasalahan TEMUS (Tenaga Musim) haji yang rawan menyulut

    konflik sosial antar mahasiswa.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, selain menyampaikan landasan kami

    melayangkan surat petisi pemakzulan Atdik, kami juga bermaksud menyampaikan

    sedikit kritik kami terhadap kebijakan fungsi kekonsuleran yang kami rasa

    memberatkan mahasiswa. Dibedakannya jadwal operasional konsuler dalam

    penyerahan dan pengambilan berkas kekonsuleran; legalisir ijazah, paspor, dll.

    dirasa memberatkan mahasiswa dan pelajar yang membutuhkan hal tersebut. Waktu

    penyerahan berkas yang terbatas sampai pukul 12:00 WK dan jam-jam selanjutnya

    hanya untuk pengambilan berkas, menjadikan proses legalisir dokumen terkesan

    tidak efektif. Padahal, rentangan durasi operasional kekonsuleran dalam satu hari

    pun tidak panjang. Hal ini kemudian menjadikan tidak efektifnya proses

    kekonsuleran yang dirasakan oleh kawan-kawan mahasiswa, karena perbedaan

    jadwal penyerahan dan pengambilan berkas yang mereka ajukan.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, dengan semua hal yang telah kami sampaikan di

    atas, kami berharap Bapak bisa mempertimbangkan untuk dapat merekomendasikan

    pergantian Atase Pendidikan kepada pemerintah pusat, sebagai jawaban atas

    keresahan kami selama ini. Pun, terkait dengan beberapa kebijakan kekonsuleran

    yang bisa dipertimbangkan kembali dalam pelaksanannya. Kami akui, bahwa

    landasan kami melayangkan surat pemakzulan Atdik tersebut, secara umum lebih

    banyak terkait dengan sikap dan kebijakan beliau yang kami rasa tidak tepat, dan

  • bukan soal yang berkenaan dengan pelanggaran-pelanggaran hukum yang beliau

    lakukan. Namun, rasanya kami telah jenuh dan tidak percaya lagi dengan yang

    bersangkutan, dan sudah sangat sulit untuk membangun komunikasi yang elegan.

    Sehingga, harapan pergantian ini merupakan harga yang tidak bisa kami tawar.

    Yang terhormat Bapak Duta Besar, adapun kesimpulan dari tuntutan yang kami

    sampaikan saat ini adalah:

    1. Pemakzulan Atase pendidikan KBRI kairo.

    2. Peninjauan ulang terhadap beberapa kebijakan KBRI yang berhubungan

    dengan proses ke-konsuleran.

    3. Peningkatan komunikasi antara pihak KBRI kepada masisir agar tercipta

    keseragaman persepsi dan pandangan terhadap semua isu dan aktivitas di

    lingkungan masisir.

    Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan kepada Bapak. Semoga menjadi

    perhatian.

    Wassalamualikum Warahmatullah Wabarakatuh.