ruptur tendo biceps
TRANSCRIPT
RUPTUR TENDO BICEPS
Tendo biseps merupakan struktur yang menghubungkan otot bisep ke tulang.
Terdapat tendon biseps proksimal pada sendi bahu, dan tendon biseps distal di
siku.
Ruptur tendo biseps adalah trauma yang terjadi pada tendon biseps
menyebabkan terpisahnya tendo dari tulang. Tendo biseps normalnya terhubung
kuat ke tulang. Ketika terjadi ruptur tendo biseps, tendo ini terlepas, otot tidak
dapat menarik tulang, dan gerakan tertentu dapat melemah atau terasa nyeri.
Terdapat dua jenis ruptur tendo biseps:
1. Ruptur tendo biseps proksimal
Ruptur tendo biseps proksimal adalah trauma yang terjadi pada tendon biseps
di sendi bahu. Jenis cedera adalah jenis yang paling umum dari cedera tendo
biseps. Umumnya sering terjadi pada pasien usia lebih dari 60 tahun, dan biasaya
meunjukkan gejala minimal.
Ruptur tendo biseps melibatkan salah satu dari dua ujung tendon biseps.
Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan disebabkan oleh perubahan
degeneratif dalam tendo biseps yang menyebabkan kegagalan struktur.
Kebanyakan pasien terlebih dahulu merasakan nyeri bahu menetap dengan
impingement syndrome atau rotator cuff tear. Ruptur tendon biseps proksimal
juga dapat terjadi selama kegiatan ringan, dan beberapa pasien mungkin
mengalami beberapa nyeri setelah terjadi ruptur tendon.
Tendo biseps proksimal dapat ruptur pada pasien muda dengan kegiatan
seperti angkat berat atau olahraga melempar, tapi kejadian ini cukup jarang
terjadi.
2. Ruptur tendo biseps distal
Tendon biseps distal terdapat di sekitar sendi siku. Trauma yang terjadi
biasanya disebabkan oleh angkat berat atau olahraga yang dilakukan oleh pria
paruh baya. Kebanyakan pasien dengan ruptur tendo bisep distal perlu menjalani
operasi untuk memperbaiki tendo yang robek.
Ruptur tendo biseps distal pada sendi siku lebih jarang terjadi. Presentasenya
kurang dari 5% dari ruptur tendo biseps. Trauma ini juga biasanya ditemukan di
pasien usia paruh baya, meskipun tidak selalu. Biasanya terdapat tendinosus, atau
perubahan degeneratif dalam tendo, yang merupakan prodisposis terjadinya
ruptur tendo.
Pada ruptur tendo biseps distal penting diketahui bahwa tanpa perbaikan
dengan bedah, pasien yang mengalami ruptur tendo biseps distal lengkap akan
mengalami kehilangan kekuatan pada siku. Kekuatan akan mempengaruhi
kemampuan untuk menekuk siku, melawan tahanan, dan kemampuan untuk
memutar lengan (misalnya, memutar gagang pintu atau obeng).
Penatalaksanaan saat ini menekankan pada keputusan pasien mengenai
pilihan pengobatan, dengan mempertimbangkan usia, tingkat aktivitas, kebutuhan
pribadi, dan kondisi komorbid. Ruptur parsial dapat diobati secara konservatif
atau dengan pembedahan.
Konservatif, pengobatan nonsurgical pada ruptur tendo biseps terdiri dari
istirahat, penguatan dan latihan gerak, dan penggunaan obat anti-inflammatory
drugs (NSAIDs). Es diberikan untuk beberapa hari pertama pengobatan,
kemudian diikuti oleh terapi panas.
Pembedahan melibatkan reattaching bagian tendon yang robek ke tulang
(tenodesis) atau memotong tendon untuk menghasilkan robekan yang lengkap
dan dilakukan terapi seperti pada ruptur lengkap. Robekan pada tendo m.biseps
caput longum biasanya dirawat secara konservatif karena cedera menyebabkan
perubahan fungsional yang minimal. Namun, atlet atau individu yang sangat aktif
lainnya tidak dapat mentolerir setiap hilangnya fungsi dan akan meminta untuk
dilakukan tenodesis. Ruptur tendon biseps distal ditatalaksana dengan tenodesis
menggunakan logam stitch (jahitan) jangkar.
Ruptur pada musculotendinous junction atau ruptur dalam corpus tendon
dilakukan pembedahan (tendinoplasty) dengan perangkat augmentation ligament
atau dengan metode lipat sederhana/menyelipkan. Setelah operasi, lengan
dipertahankan dalam posisi membungkuk selama 4 sampai 5 hari.
Prognosis secara keseluruhan baik, untuk kedua jenis ruptur tendo bisep
dengan terapi pembedahan dan konservatif. Kedua tindakan ini umumnya dapat
mengembalikan fungsi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari dan kegiatan
lainnya. Tingkat sisa defisit kekuatan bervariasi, namun dapat mencapai 20%
pada individu yang diterapi secara konservatif. Hasil bedah yang optimal jika
operasi dilakukan dalam waktu 4 minggu dari trauma (Stretanski).
Pengobatan konservatif dari ruptur tendo parsial umumnya memiliki hasil
yang baik. Reattachment dari tendo yang ruptur sebagian ke tulang memiliki
tingkat keberhasilan yang buruk, memotong tendo dan melakukan tenodesis
hasilnya lebih baik daripada dengan reattachment.
Tenodesis baik pada ruptur tendo biseps proksimal atau distal memiliki hasil
yang sangat baik dan pemulihan kekuatan lengan dapat mencapai normal. Ruptur
pada musculotendinous junction atau pada carpus tendo memiliki hasil yang lebih
buruk. Lipatan sederhana pada tendon tidak dapat diandalkan. Penggunaan
perangkat augmentasi ligamen memiliki hasil yang sedikit lebih baik.