rose yang sering ingusan

34
Rose yang Sering Ingusan Tutorial 14 Fasilitator : dr. Dwita Oktaria, M.Pd.Ked. Ketua : Dimas Arrohmansyah (1418011058) Scriber 1 : Nur Aina Rahmania (1418011157) Scriber 2 : Reni Agustin (1418011180) Anggota : 1. Annisa Abdillah (1418011022) 2. Ebti Rizki Utami (1418011066) 3. Gusti Ngurah P Pradnya Wisnu (1418011095) 4. I Made Adhi Setia W (1418011102) 5. Natasha Naomi Harli P (1418011145)

Upload: wisnu-siga

Post on 11-Apr-2017

451 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rose yang sering ingusan

Rose yang Sering Ingusan

Tutorial 14Fasilitator : dr. Dwita Oktaria, M.Pd.Ked.Ketua : Dimas Arrohmansyah (1418011058)Scriber 1 : Nur Aina Rahmania (1418011157)Scriber 2 : Reni Agustin (1418011180)Anggota : 1. Annisa Abdillah (1418011022)2. Ebti Rizki Utami (1418011066)3. Gusti Ngurah P Pradnya Wisnu (1418011095)4. I Made Adhi Setia W (1418011102) 5. Natasha Naomi Harli P (1418011145)6. Pertiwi Permata P (1418011162)7. Ratu Faradhila J (1418011175)8. Salsabila Ardhani (1418011195)9. Siti Raqiya Rasyid (1418011204)

Page 2: Rose yang sering ingusan

Rose adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan florist sebagai penyusun bucket flower dan telah bekerja selama 6 bulan. Namun selama bekerja itu, Rose menjadi sering bersin-bersin, beringus encer bening, mata dan hidung juga terasa gatal. Saking gatalnya terkadang Rose menggosok-gosok hidungnya hingga mimisan. Kalau sudah begini, Rosa hanya akan menyumpal hidung yang mimisan tersebut dengan tissue atau kapas. Menurut rekan kerjanya, Rose terkena gejala alergi, dan menyarankan untuk pindah ke bagian lain. Selama ini, Rose belum pernah memiliki riwayat alergi dengan suatu apapun, namun ia sadar bahwa kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi.

Bulan demi bulan berlalu dan keluhan Rose semakin memberat. Saat ini ia merasakan dahinya seperti tertusuk-tusuk. Keluhan ini memberat seminggu terakhir terutama ketika menunduk. Selain itu pipinya juga terasa penuh. Karena keluhannya yang semakin membrat, maka Rose memutuskan untuk berobat ke dokter.

Skenario 1: Rose yang Sering Ingusan

Page 3: Rose yang sering ingusan

STEP 1 Tidak ada kata asing/tidak dimengerti yang

ditemukan di dalam skenario.

Page 4: Rose yang sering ingusan

1. Apa diagnosis banding penyakit Rose?2. Apa yang terjadi pada Rose?3. Apa yang menyebabkan hidung Rose

menjadi gatal-gatal?4. Bagaimana patofisiologi gejala yang

dialami Rose?5. Bagaimana penanganan untuk penyakit

yang dialami Rose?6. Bagaimana pencegahan untuk penyakit

yang dialami Rose?

Step 2

Page 5: Rose yang sering ingusan

1. Diagnosis Banding Penyakit Rose Sinusitis Influenza Rhinitis alergi Rhinitis et causa virus Rhinosinusitis

Step 3

Page 6: Rose yang sering ingusan

2. Yang Terjadi Pada Rose Rose diduga menderita Rinitis Alergi. Karena

beberapa gejala yang timbul setelah Rose terpapar dengan bunga (sebagai Alergen) dimana ia bekerja seperti: Bersin-bersin, mengeluarkan sekret yang encer dan bening, dan adanya rasa gatal di hidung dan mata.

3. Yang Menyebabkan Hidung Rose Gatal Serangkaian reaksi alergi yang terjadi karena

paparan alergen mengakibatkan pelepasan histamin oleh sel mast dan basofil yang akan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus, menyebabkan gatal dan bersin-bersin.

Step 3

Page 7: Rose yang sering ingusan

4. Patofisiologi Gejala Yang Dialami Rosea. Rhinitis Alergi

Step 3

Kontak pertama dengan alergen

Alergen disajikan oleh APC ke sel T

Helper (Th 0)

IL-1 dilepaskan, Th0 teraktifkan,

proliferasi jadi Th1 & Th2

Th2 menghasilkan berbagai macam

sitokin (IL3, IL4, IL5, IL13)

Sel B teraktifkan oleh IL4 & IL13 ->

Menghasilkan IgE -> Sirkulasi

IgE diikat oleh reseptorna pada Sel

Mast & Basofil -> Sel-sel ini Teraktikan

Paparan alergen kedua

Alergen spesifik terikat pada

kedua rantai IgE

Degranulasi sel mast & basofil -> Keluar

histamin & mediator-mediator lain

Gejala-gejala Reaksi Alergi Fase Cepat

Reaksi Alergi Fase Lambat

Page 8: Rose yang sering ingusan

4. Patofisiologi Gejala Yang Dialami Rosea. Rhinitis Alergi

Step 3

Page 9: Rose yang sering ingusan

4. Patofisiologi Gejala Yang Dialami Roseb. Hidung Berdarah

Kebiasaan Rose mengorek hidung karena gatal dapat menyebabkan mukosa hidung Rose terkikis, menyebabkan kapiler terekspos dan dapat berakhir dengan pecahnya kapiler tersebut. 90% pendarahan hidung terjadi pada bagian anterior, berasal dari area Little, tempat plexus Kiesselbach.

c. Sakit Ketika MenundukKemungkinan Rose mengalami sinusitis karena rinitis yang ia alami tidak tertangani dengan baik. Sinus-sinus ini terisi penuh oleh cairan, terjadi inflamasi dan pembengkakan.

Step 3

Page 10: Rose yang sering ingusan

5. Penanganan Penyakit yang Dialami Rose Menghindari kontak dengan allergen penyebabnya Medikamentosa

a. Antihistamin –> Bekerja secara inhibitor kompetitif pada reseptor H-1 sel target -> ↓berbagai gejala akibat histamin

b. Dekongestan -> Vasokonstriksi kapiler di hidung -> ↓swelling & ↓mucus formation

c. Steroid -> Diberikan bila gejala terutama sumbatan hidung akibat respon fase lambat tidak berhasil diatasi dengan obat lain

Operatif: Konkotomi parsial, konkoplasti atau multiple outfractured, inferior turbinoplasty dipikirkan apabila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan kauterisasi AgNO3 25% atau triklor asetat

Imunoterapi

Step 3

Page 11: Rose yang sering ingusan

6. Pecegahan Penyakit yang Dialami Rose Menghentikan pekerjaan yang sering

terpapar alergen Menggunakan masker Menghindari tempat lembab Menghindari udara malam Menghindari makanan yang

mengandung alergen

Step 3

Page 12: Rose yang sering ingusan

4. Patofisiologi Gejala yang Dialami RoseHistamin serta mediator-mediator yang dilepaskan oleh sel mast dan sel basofil ketika pajanan alergen kedua terjadi akan menimbulkan berbagai macam gejala pada reaksi alergi fase cepat.a. Histamin akan mengaktifkan reseptor H1 pada ujung-

ujung syaraf dan menyebabkan bersin-bersin, rasa gatal di hidung, dan juga refleks respon sekretori.

b. Histamin juga akan mengaktifkan reseptor H1 dan H2 pada pembuluh darah, akan menyebabkan dilatasi vaskular (akan menyebabkan kongesti nasal) dan peningkatan permeabilitas vaskular (plasma leakage)

c. Ocular Symptoms (OS) disebabkan karena nasal-ocular reflex: Eksposure alergen -> Mediator inflamatory -> Stimulasi ganglion trigeminal -> Vasodilatasi ocular, eritema, plasma leakage, dan lakrimasi.

Step 4

Page 13: Rose yang sering ingusan

Learning Objectives:1. Epitaksis (Etiologi, tatalaksana, klasifikasi,

manifestasi klinis, patofisiologi)2. Rhinitis (Klasifikasi, etiologi, beda gejala,

patofisiologi, tatalaksana, penegakan diagnosis)

3. Sinusitis (Klasifikasi, etiologi, patofisiologi, beda gejala, tatalaksana, pemeriksaan penunjang)

4. Farmakologi Anti-Histamin

Step 5

Page 14: Rose yang sering ingusan

Sumber belajar: Adams, G.L. 1997. Boies Buku Ajar Penyakit

THT. edisi ke6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bertram, G.Katzung. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. 10th ed. Jakarta: EGC

Rusmarjono & Soepardi, E.A. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI.

Step 6

Page 15: Rose yang sering ingusan

1. EpitaksisSeringkali merupakan gejala atau manifestasi penyakit lain.

Dapat terjadi karena kelainan lokal maupun sistemik.

Kelainan lokal: trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, benda asing, tumor, pengaruh udara lingkungan.

Kelainan sistemik: Penyakit kardiovaskular, kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan tekanan atmosfir, kelainan humoral dan kelainan kongenital.

Step 7

Page 16: Rose yang sering ingusan

1. Epitaksis (continued) Sumber Pendarahan

a. Epitaksis Anterior: Pleksus Kiesselbach pada septum anterior atau arteri ethmoidalis anterior. Pendarahan ringan, mudah terhenti sendiri.

b. Epitaksis Posterior: Arteri ethmoidalis posterior atau arteri sfenopalatina. Sering pada pasien hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskular. Pendarahan lebih hebat dan jarang terhenti sendiri.

Step 7

Page 17: Rose yang sering ingusan

1. Epitaksis (continued) Tatalaksana: perbaiki KU, cari sumber

pendarahan, hentikan pendarahan, cari faktor penyebab agar tidak terulang.

Pasang tampon sementara untuk menghentikan pendarahan dan nyeri sebelum tindak lanjut.

Menghentikan pendarahan:a. Menghentikan pendarahan anterior• Menekan hidung luar selama 10-15 menit.• Sumber pendarahan -> Dikaustik dengan

larutan AgNO3 25-30% -> Diberi krim antibiotik

• Pemberian tampon anterior

Step 7

Page 18: Rose yang sering ingusan

1. Epitaksis (continued) Menghentikan pendarahan:

b. Menghentikan pendarahan posterior• Tampon posterior/tampon Bellocq

Step 7

Page 19: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitisa. Rhinitis Akut

1) Rhinitis simpleks/common cold• Etiologi : Virus seperti rhinovirus, myxovirus,

coxackie virus, echo virus• Gejala : rinore, sumbatan hidung, bersin,

sedikit batuk, kelemahan umum dengan atau tanpa nyeri kepala. Suhu tubuh dapat normal atau sedikit meningkat.

• Pemeriksaan fisik : mukosa hiperemis, sekret serous, konka hipertrofi.

• Umumnya terjadi pada orang yang fungsi imunnya sedang menurun, misalnya pada keadaan gizi buruk, kelelahan, dan penyakit kronis.

Step 7

Page 20: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)a. Rhinitis Akut (continued)

2) Rhinitis influenza• Etiologi : Virus A, B , dan C dari golongan

ortomiksovirus.• Gejala : bersin, sekret hidung berair, dan

hidung tersumbat sebanding beratnya dengan common cold namun infeksi bakteri sekunder dan nekrosis epitel bersilia lebih sering pada influenza.

3) Rhinitis pada exanthema virus• Rhinitis sering kali merupakan gelaja prodromal

dari campak, rubella, dan cacar air sering kali mendahului eksantem dalam dua hingga tiga hari.

Step 7

Page 21: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)b. Rhinitis Kronik• Dapat merupakan kelanjutan dari rhinitis akut.1) Hipertrofikans• Ukuran konka membesar• Akibat radang hidung berulang atau berkelanjutan.• Gejala : sumbatan hidung, sekret serous-mukopurulen.• Sering menimbulkan sinusitis

2) Atrofikans• Etiologi pasti tidak diketahui : • Infeksi spesifik, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A,

hormonal, penyakit kolagen (autoimun)• Dicirikan oleh atrofi struktur intranasal sejati dengan

krusta sekunder.• Gejala : napas bau/busuk, ingus kental kehijauan, krusta

kehijauan, gangguan penghidu, sakit kepala, sumbatan hilang timbul.

Step 7

Page 22: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)c. Rhinitis Sicca

• Biasanya terjadi pada orang tua, lingkungan yang berdebu/panas/kering, anemia, alkoholis, gizi buruk.

• Gejala : rasa kering / iritasi di hidung, kadang disertai epistaksis.

• Pemeriksaan fisik : mukosa kering (konka/septum), dapat disertai adanya krusta.

Step 7

Page 23: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)d. Rhinitis Difteri

• Etiologi : Corynebacterium diphteriae• Gejala : hidung gatal, bersin

e. Rhinitis Tuberculosa, rhinitis sifilis, rhinitis mikosis• Gejala klinis : sesuai dengan rhinitis kronis, dapat disertai perforasi

Step 7

Page 24: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)f. Rhinitis Vasomotor

• Bentuk rhinitis hipertrofik.• Akibat dua kekuatan yang saling berlawanan:

aktivitas saraf parasimpatik yang menyebabkan pelebaran jaringan vascular sehingga terjadi sumbatan dan peningkatan produksi mucus, sementara aktivitas saraf simpatis

menyebabkan vasokonstriksi yang mengakibatkan patensi hidung dan menurunnya produksi mucus.

Etiologi tidak diketahui, meskipun telah diajukan factor psikosomatik.

Dapat dikelirukan dengan rhinitis alergika. Pada RV tidak ditemukan ocular symptoms.

Step 7

Page 25: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)g. Rhinitis Medikamentosa

• Etiologi: penggunaan obat-obat hidung topical secara berlebihan.

• Pemeriksaan fisik: hipertrofi konka tersumbat, sekret banyak.

• Tatalaksana: menghentikan vasokonstriktor topical, kortikostreroid untuk mengatasi “rebound congestion” dosis diturunkan bertahap, dekongestan oral.

Step 7

Page 26: Rose yang sering ingusan

2. Rhinitis (continued)h. Rhinitis Alergi

• Merupakan reaksi hipersensitifitas.• Gejala utama : bersin, sekret serous.• Gejala lain menyerupai rhinitis vasomotor.• Diagnosis:

1) Anamnesis2) Pemeriksaan fisik: rinoskopi anterior untuk

melihat penampilan mukosa hidung. Allergic shiner, allergic salute, allergic crease, fascies adenoid, cobblestone appearence, dan geographic tongue pada anak.

3) Pemeriksaan penunjang: Hitung eosinofil, IgE total. Mencari alergen penyebab dengan Skin End-point Titration (SET).

Step 7

Page 27: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis Inflamasi pada mukosa sinus paranasal. Disertai atau dipicu riniris. Sinus paling sering: Maksillaris dan

Ethmoidalis. Dapat berbahaya karena dapat

menyebabkan komplikasi ke orbita atau intrakranial.

Step 7

Page 28: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis (continued) Faktor etiologi dan predisposisi: ISPA

akibat virus, berbagai macam rinitis, polip hidung, kelainan anatomi (deviasi septum, hipertrofi konka), sumbatan kompleks ostiomeatal (KOM), infeksi tonsil, indeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia.

Step 7

Page 29: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis (continued) Kesehatan mukus dipengaruhi patensi ostium sinus

dan lancarnya klirens mukosiliar di dalam KOM. Mukus mengandung substansi antimikrobial. Edema pada mukosa sekitar KOM -> mukosa

berhadapan bertemu -> Silia tidak bergerak aktif -> Ostium tersumbat ->Transudasi -> Rinosinusitis non bakterial -> Sembuh tanpa pengobatan

Kondisi menetap -> Sekret jadi media tumbtuh bakteri -> Rinosinusitis akut bakterial -> Terapi antibiotik

Terapi gagal -> Inflamasi berlanjut -> Hispoksia -> Bakteri anaerob -> Mukosa makin membengkak -> Perubahan mukus kronik -> Perlu tindakan bedah

Step 7

Page 30: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis (continued) Sinusitis Dentogen: Akibat infeksi gigi

rahang atas yang berdekatan dengan sinus maksillaris.

Gejala: Hidung tersumbat, nyeri tekan pada muka, ingus purulen, post nasal drip, disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu.

Nyeri pipi -> sinusitis maksila, nyeri diantara/dibelakang bola mata -> sinusitis ethmoid, nyeri di dahi atau seluruh kepala -> sinusitis frontal, nyeri di verteks, oksipital, belakang mata dan mastoid -> sinusitis sfenoid.

Step 7

Page 31: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis (continued) Diagnosis: • Rinoskopi anterior: pus padameatus

medius atau meatus superior. Mukosa edem dan hiperemis

• CT scan (gold standard)• Foto polos posisi waters, PA dan lateral.

Step 7

Page 32: Rose yang sering ingusan

3. Sinusitis (continued) Terapi:• Sinusitis akut bakterial: dekongestan,

antibiotik (golongan penisilin).• Sinusitis kronik: a.b sesuai bakteri

penginfeksi.• Analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal,

pencucian rongga hidung dengan NaCL atau pemanasan (diatremi).

• Operasi: Bedah Sinus Endoskopi Fungsional

Komplikasi: Kelainan orbita, kelainan intrakranial.

Step 7

Page 33: Rose yang sering ingusan

3. Farmakologi Anti-Histamina. Antihistamin

Antihistamin dibagi dalam 2 golongan , yaitu :1) Golongan generasi 1 (klasik) = lipofilik• Menembus sawar darah otak• Menembus plasenta• Mempunyai efek kolinergik• Contoh obat: Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton) dan

diphenhydramine (Benadryl)2) Golongan 2 (non-Sedaktif) = lipofobik• Sulit menembus sawar darah otak• Selektif mengikat reseptor H1 perifer• Tidak punya efek antikolinergik, antiadrenergik• Efek pada SSP minimal• Antihistamin non-sedaktif dibagi menjadi 2 golongan: golongan

pertama (contoh obat: astemisol, terfanadine) dan golongan kedua (contoh obat: Cetirizine [Zyrtec], Levocetirizine [Xyzal] , Loratadin [Claritin] )

Step 7

Page 34: Rose yang sering ingusan

Terima Kasih