riana kurnia ningtiyas agama

70
RIANA KURNIA NINGTIYAS Kamis, 20 November 2014 PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN MAKALAH PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN Kata Pengantar Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam Keperawatan”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada : 1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama

Upload: siti-maria-ulfa

Post on 17-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan spiritual careeee

TRANSCRIPT

Page 1: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

RIANA KURNIA NINGTIYAS

Kamis, 20 November 2014

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

MAKALAH

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

Kata Pengantar

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam Keperawatan”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan  ini, khususnya kepada :

   1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama   2.  Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 S1 Keperawatan  3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami peran agama dalam keperawatan  yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Page 2: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.kami  sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A.  Latar Belakang Masalah . . . . . . . .                                      ( 04 )

B.   Rumusan Masalah . . . . . . .                                        ( 05 )

C.   Tujuan . . . . . . . .                                                                   ( 05 )

D.  Manfaat . . . . . . . .                                                                 ( 05 )

Bab II Pembahasan

A.  Pengertian Agama . . . . . . .                                          ( 06 )

B.   Peran keperawatan . . . . . .                                                     ( 09 )

C.   Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan . . . . . . . .                                                                                         ( 12 )

D.  Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . .     ( 17 )

E.   Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . .     ( 19 )

Bab III Penutup

A.  Kesimpulan . . . . . .                                                                ( 20 )

Page 3: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

BAB I

                                                PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh di dalam pelayanan, hal ini terbukti dengan di dalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini dari kelompok kami hanya ingin membagi ide atau pemikiran kami, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan. Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita. Peran a gama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut kami dari kelompok sembilan tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan,agama karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa. Dalam kehidupan profesional tiap cabang ilmu keperawatan sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dilakukan ataupun tidak ,tentang hal yang baik dan  buruk. Selain itu juga ada mata etika kuliah keperawatan yang akan membuat seorang perawat mempunyai akhlak yang baik dan terampil menjadi perawat profesional.  Pendidikan akhlak di bangku kuliah bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan agar bisa menerapkan keterampilannya pada pasien dengan agama-agama yang berbeda.

B.   Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian agama?

2.    Bagaiman peran keperawatan dalam masing-masing agama?

3.    Apa kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?

4.    Apa pelayanan dan aplikasi agama dalam keperawatan?

C . TUJUAN

Page 4: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Tujuan dalam pembuatan makalah ini agar mahasiswa keperawatan dapat mengerti definisi agama dalam keperawatan . bagaimana menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masingagama yang berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama.

D.  Manfaat

a.     Mengetahui manfaat agama dalam keperawatan

b.    Menerapkan ilmu keperawatan dengan akhlak yang baik dalam agama

    

BAB II

                                                PEMBAHASAN

A.  Pengertian Agama

                Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah petugas Kemanusiaan yang sangat mulia. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang agama sebagai berikut. Agama(umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci; Manusia itu insyaf bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai khalik rohani. Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting dalam

Page 5: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

          Demikian pula definisi tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan aktivitas manusia yang biasanya dikenal seperti: kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan yang profan, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau Tuhan, penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan. Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa agama, religion (religi) din, maupun agama masing-masing mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri. Namun dalam arti terminologis dan teknis, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, religion (bahasa Inggris), religie (bahasa Belanda), din (bahasa Arab), dan agama (bahasa Indonesia).Mengenai arti kepercayaan , disamping berdimensi berpikir, maka manusia berdimensi percaya. Percaya adalah sifat dan sikap membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai kebenaran. Menurut Prof. Pudjawijatna ada kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikan sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Bila seorang ahli astronomi mengatakan bahwa pada tanggal tertentu akan terjadi gempa bumi, kita yakin bahwa pemberitahuan itu benar, dan setelah diberitahu tentang hal itu, maka kita tahu akan adanya kebenaran. Pengetahuan yang demikian disebut kebenaran.

Pengertian agama atau definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang perdebatan dan polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi, antropologi, maupun ilmu perbandingan agama. Sehinggga sangat sulit bahkan nyaris mustahil untuk mendapatkan definisi agama yang bisa disepakati dan diterima semua pihak. Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan: terminologi (agama) luarbiasa sulitnya didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terdapat beragam definisi yang membingungkan dan tak dapat diterima secara luas.....Oleh karenanya, istilah ini harus dibuang dan ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and end of Religion (London, spk[1962] 1978) Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih terus digunakan sampai hari ini. Lalu bagaimanakah pengertian agama yang sebenarnya? Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli menggunakan setidaknya tiga pendekatan. yakni pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckemann, dan Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan hidup yang institutionalized, dengan melihat latar belakang kelahiran agama yang kemudian semakin karakteristik mengikuti alur kesejarahan. Sedang kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama cenderung melihat dari aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai hubungan Tuhan dengan makhluknya.Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di atas adalah saling melengkapi untuk mendapatkan definisi

Page 6: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

atau pengertian agama yang utuh sebagaimana definisi agama menurut Islam yang diambil dari Hadist "Jibril".

Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabatnya. Jibril bertanya tentang iman, Islam dan ihsan. Dan Muhammad Saw. menjawab semua pertanyaan itu dengan benar berupa apa yang dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Setelah Jibril berlalu, Muhammad Saw berkata

”Itu adalah Jibril yang mengajarkan manusia tentang din (agama) mereka.”. ( HR Bukhari dan Muslim )

Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama (din) adalah sistem pengabdian pada Tuhan yang meliputi iman (substansi), seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan ihsan/akhlak (fungsi). Sebuah pengertian agama yang solid dan komprehensif.

B.   Peran keperawatan

1.      Peran Keperawatan dalam Islam

Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama Islam di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang – orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu Sina.Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.

Page 7: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).

Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).

Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.

2.      Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini baik yang merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang

Page 8: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

sakit itu sebagai bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam niatnya.Tindakan medis dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

3.      Perkembangan keperawatan dalam Agama Budha

Agama budha mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa terkecuali dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena apabila tidak terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.

4.      Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu

Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut.

C.  Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan

a. Islam

          Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang intelektual terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu penyebab disembunyikannya sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam kesadaran Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang lain. Barat diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia. Sikap rasial ini terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme, nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian, terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama (Toynbee) (Hassan Hanafi, 2000).Selama seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga ke Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari tradisi-tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir, Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan Renaissance di Barat pada abad selanjutnyaSelain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan baik. Di rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis besar yang lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari

Page 9: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

pasien lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian yang cukup besar pada perkembangan ilmu jiwa.Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat.Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa.Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

b. Kristen Protestan dan Katolik

Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada hakikatnya setiap agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang sama.Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena menyadari akan pentingnya kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang

Page 10: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

dapat menyatukan langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen, pada tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan kesehatan di Indonesia yang mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan misinya, melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik meliputi fisik, sosial, ekonomi dan spiritual.

c. Hindu

Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini, menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia, terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.

d. Budha

Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya  melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat

Page 11: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi).Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang merujuk pada Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).

e. Kong Hu Cu

Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme “pencapaian hidup abadi/bersatu dengan alam semesta”. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga hubungan antar manusia serta manusia dengan langit.Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha di sana selain yang disebutkan oleh saudara Jingkhe mungkin disebabkan karena inti dari konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar sesama (dengan agama lain) dan dengan langit (Buddha).Pada abad ke-10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah satu adanya maka sering terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng dianggap sebagai tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia: Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi .

D.  Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama

1.      Definisi Pelayanan Keperawatan                        

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. 

2.      Sistem Pelayanan Kesehatan 

Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan. 

a.      InputMerupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya. 

b.     ProsesMerupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem

Page 12: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

c.      OutputMerupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.

d.     DampakMerupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun. 

e.       Umpan balik 

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan. 

f.      LingkunganAdalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan. 

  E. Aplikasi Agama dalam pelayanan keperawatan.

Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu

Page 13: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

keperawatan.Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil yang maksimal.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

    RIANA KURNIA NINGTIYAS

Kamis, 20 November 2014

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

MAKALAH

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam Keperawatan”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Page 14: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada :

1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama

2. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 S1 Keperawatan

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami peran agama dalam keperawatan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . ( 04 )

B. Rumusan Masalah . . . . . . . ( 05 )

C. Tujuan . . . . . . . . ( 05 )

D. Manfaat . . . . . . . . ( 05 )

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Agama . . . . . . . ( 06 )

Page 15: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

B. Peran keperawatan . . . . . . ( 09 )

C. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan . . . . . . . . ( 12 )

D. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . . ( 17 )

E. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . . ( 19 )

Bab III Penutup

A. Kesimpulan . . . . . . ( 20 )

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh di dalam pelayanan, hal ini terbukti dengan di dalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini dari kelompok kami hanya ingin membagi ide atau pemikiran kami, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan. Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita. Peran a gama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut kami dari kelompok sembilan tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan,agama karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa. Dalam kehidupan profesional tiap cabang ilmu keperawatan sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dilakukan ataupun

Page 16: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

tidak ,tentang hal yang baik dan buruk. Selain itu juga ada mata etika kuliah keperawatan yang akan membuat seorang perawat mempunyai akhlak yang baik dan terampil menjadi perawat profesional. Pendidikan akhlak di bangku kuliah bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan agar bisa menerapkan keterampilannya pada pasien dengan agama-agama yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian agama?

2. Bagaiman peran keperawatan dalam masing-masing agama?

3. Apa kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?

4. Apa pelayanan dan aplikasi agama dalam keperawatan?

C . TUJUAN

Tujuan dalam pembuatan makalah ini agar mahasiswa keperawatan dapat mengerti definisi agama dalam keperawatan . bagaimana menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masing agama yang berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama.

D. Manfaat

a. Mengetahui manfaat agama dalam keperawatan

b. Menerapkan ilmu keperawatan dengan akhlak yang baik dalam agama

Page 17: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah petugas Kemanusiaan yang sangat mulia. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang agama sebagai berikut. Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci; Manusia itu insyaf bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai khalik rohani. Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Demikian pula definisi tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan aktivitas manusia yang biasanya dikenal seperti: kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan yang profan, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau Tuhan, penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian keselamatan. Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa agama, religion (religi) din, maupun agama masing-masing mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri. Namun dalam arti terminologis dan teknis, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, religion (bahasa Inggris), religie (bahasa Belanda), din (bahasa Arab), dan agama (bahasa Indonesia).Mengenai arti kepercayaan , disamping berdimensi berpikir, maka manusia berdimensi percaya. Percaya adalah sifat dan sikap membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai kebenaran. Menurut Prof. Pudjawijatna ada kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikan sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Bila seorang ahli astronomi mengatakan bahwa pada tanggal tertentu akan terjadi gempa bumi, kita yakin bahwa pemberitahuan itu benar, dan setelah diberitahu tentang hal itu, maka kita tahu akan adanya kebenaran. Pengetahuan yang demikian disebut kebenaran.

Pengertian agama atau definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang perdebatan dan polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi, antropologi, maupun ilmu perbandingan agama. Sehinggga sangat sulit bahkan nyaris mustahil

Page 18: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

untuk mendapatkan definisi agama yang bisa disepakati dan diterima semua pihak. Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan: terminologi (agama) luarbiasa sulitnya didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terdapat beragam definisi yang membingungkan dan tak dapat diterima secara luas.....Oleh karenanya, istilah ini harus dibuang dan ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and end of Religion (London, spk[1962] 1978) Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih terus digunakan sampai hari ini. Lalu bagaimanakah pengertian agama yang sebenarnya? Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli menggunakan setidaknya tiga pendekatan. yakni pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckemann, dan Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan hidup yang institutionalized, dengan melihat latar belakang kelahiran agama yang kemudian semakin karakteristik mengikuti alur kesejarahan. Sedang kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama cenderung melihat dari aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai hubungan Tuhan dengan makhluknya.Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di atas adalah saling melengkapi untuk mendapatkan definisi atau pengertian agama yang utuh sebagaimana definisi agama menurut Islam yang diambil dari Hadist "Jibril".

Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabatnya. Jibril bertanya tentang iman, Islam dan ihsan. Dan Muhammad Saw. menjawab semua pertanyaan itu dengan benar berupa apa yang dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Setelah Jibril berlalu, Muhammad Saw berkata

”Itu adalah Jibril yang mengajarkan manusia tentang din (agama) mereka.”. ( HR Bukhari dan Muslim )

Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama (din) adalah sistem pengabdian pada Tuhan yang meliputi iman (substansi), seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan ihsan/akhlak (fungsi). Sebuah pengertian agama yang solid dan komprehensif.

B. Peran keperawatan

1. Peran Keperawatan dalam Islam

Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama Islam di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah

Page 19: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang – orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu Sina.Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.

"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).

Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).

Page 20: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.

2. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini baik yang merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang sakit itu sebagai bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam niatnya.Tindakan medis dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

3. Perkembangan keperawatan dalam Agama Budha

Agama budha mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa terkecuali dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena apabila tidak terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.

4. Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu

Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti mandi kelaut.

C. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan

a. Islam

Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang intelektual terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang

Page 21: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu penyebab disembunyikannya sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam kesadaran Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang lain. Barat diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia. Sikap rasial ini terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme, nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian, terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama (Toynbee) (Hassan Hanafi, 2000).Selama seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga ke Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari tradisi-tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir, Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan Renaissance di Barat pada abad selanjutnyaSelain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan baik. Di rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis besar yang lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari pasien lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian yang cukup besar pada perkembangan ilmu jiwa.Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat.Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa.Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health

Page 22: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

b. Kristen Protestan dan Katolik

Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada hakikatnya setiap agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang sama.Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena menyadari akan pentingnya kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang dapat menyatukan langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen, pada tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan kesehatan di Indonesia yang mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan misinya, melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik meliputi fisik, sosial, ekonomi dan spiritual.

c. Hindu

Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini, menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia, terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.

Page 23: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

d. Budha

Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi).Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang merujuk pada Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).

e. Kong Hu Cu

Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme “pencapaian hidup abadi/bersatu dengan alam semesta”. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga hubungan antar manusia serta manusia dengan langit.Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha di sana selain yang disebutkan oleh saudara Jingkhe mungkin disebabkan karena inti dari konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar sesama (dengan agama lain) dan dengan langit (Buddha).Pada abad ke-10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah satu adanya maka sering terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng dianggap sebagai tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia: Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi .

D. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama

1. Definisi Pelayanan Keperawatan

Page 24: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.

2. Sistem Pelayanan Kesehatan

Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.

a. Input

Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.

b. Proses

Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

c. Output

Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.

d. Dampak

Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.

e. Umpan balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.

f. Lingkungan

Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

E. Aplikasi Agama dalam pelayanan keperawatan.

Page 25: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu keperawatan.Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil yang maksimal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran agama di dunia keperawatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat profesional akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. Dengan memiliki etika dan khlak yang baik perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Peran keperawatan dalam setiap agama berbeda , jadi sebagai seseorang perawat profesional kita harus memahami agama masing-masing, bagaimana kebiasaan mereka. Agar kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah dan etika agama dalam kesehatan berbeda-berbeda tergantung kepercayaaan dari agama masing-masing.      Peran agama di dunia keperawatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat profesional  akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. Dengan memiliki etika dan khlak yang baik perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Peran keperawatan dalam setiap agama berbeda , jadi sebagai seseorang perawat profesional kita harus memahami agama masing-masing, bagaimana kebiasaan mereka. Agar kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah dan etika agama dalam kesehatan berbeda-berbeda tergantung kepercayaaan dari agama masing-masing.

Page 26: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Factor – factor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spritual1. Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, kar

ena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.2. Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, ka

rena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari – hari.

3. Ras /  suku. Ras / suku  memiliki keyakinan / kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.

4. Agama yang dianut. Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.

5. Kegiatan keagamaan. Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan  keberadaan dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.Beberapa Peran yang Membutuhkan Spiritual

1. Pasien kesepian. Pasien dalam keadaan kesendirian dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.

2. Pasien ketakutan dan cemas. Adanya ketakutan dan kecemasan dapat menimbulakan perasaan kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan.

3. Pasien menghadapi pembedahan. Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan anatara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.

4. Pasien yang mengubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan  keberadaan Tuhan ( Kebutuhan spiritual ). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.

Masalah Kebutuhan SpiritualMasalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distress spiritual, 

yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau resiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau system nilai yang memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam system kepercayaan, adanya keraguan yang berlebihan dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup.

Adanya keputusan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda – tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan tanda fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur. Dan tekanan darah meningkat. Distres spiritual terdiri atas :

1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang yang dicintai atau dari penderitaan yang berat.

Page 27: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

2. Spitual yang khawatir, yaitu terjadi pertentangan kepercayaan dan system  nilai seperti adanya absorbs.

3. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan keagamaan.Penyakit Akut

Penyakit yang mendadak, yang tidak diperkirakan, yang mengharapkan baik ancaman langsung atau jangka penjang terhadap, kesehatan dan kesejahteraan klien, dapat menimbulkan distress spiritual yang bermakna. Misalnya, pria berusia 40 tahun yang terkena serangan jantung, individu berusia 20tahunan yang menjadi korban kecelakaan kendaraan bermotor, atau wanita  berusia 32 tahun dengan kanker payudarah, semua menghadapi krisis yang mungkin mengancam kesehatan spiritual mereka. Penyakit atau cedera yang dialami dapat dipandang sebagai hukuman, sehingga pasien menyalahkan diri mereka sendiri karena mempunyai kebiasaan kesehatan yang buruk, gagal untuk memetahui  tindak kewaspadaan keselamatan, atau menghindari pemeriksaan kesehatan secara rutin. Konflik dapat beyrkembang sekitar keyakinan individu dan dan makna hidup. Individu mengkin mempunyai kesulitan memandang masa depan dan dapat terpuruk tidak berdaya oleh kedudukan.

Penyakit KronisSeseorang yang dengan penyakit kronis sering menderita gejala yang melumpuhkan dan me

ngganggu kemampuan untuk melanjutkan gaya hidup normal mereka. Kemandirian dapat sangat terancam, yang menyebabkan ketakutan ansietas, kesedihan yang menyeluruh. Ketergantungan pada orang lain untuk mendapat perawatan diri rutin dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan persepsi tentang penurunan kekuatan batiniah. Seseorang mungkin merasa kehilangan tujuan dalam hidup yang dipengaruhi kekuatan dari dalam yang diperlukan untuk menghadapi perubahan fungsi yang alami. Kekuatan spiritual dapat menjadi factor penting dalam cara seseorang menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis. Keberhasilan dalam mengatasi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis dapat menguatkan seseorang secara spiritual. Reevaluasi tentang hidup mungkin terjadi. Mereka yang kuat secara spiritual akan membentuk kembali identitas diri dan hidup dalam potensi mereka.

 Penyakit TerminalPenyakit terminal umumnya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan, 

dan ancaman terhadap intergritas. Klien mempunyai ketidakpastian tentang makna kematian dan dengan demikian mereka menjadi sengat rentan terhadap distress spiritual. Terdapat juga klien yang mempunyai rasa spiritual tentang ketenangan yang memampukan karena mereka untuk menghadapi kematian.

Fryback (1992) melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana individu dengan penyakit terminal menggambarkan tentang kematian. Klien yang termasuk dalam penelitian mengidentifikasi tiga domain kesehatan sebagai berikut: 

1 Mental – emosi 2 Spiritual 3 Fisik 

Domain spiritual dipandang sebagai hal yang penting dalam kesehatan dan mencakup mempunyai hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, menghargai mortalitas seseorang, dan menumbuhkan aktualisasi-diri. Meski banyak peserta dalam penelitian selalu dating ke gereja atau me

Page 28: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

nyatakan keinginan untuk dating ke gereja, klien lainnya menemukan spiritualitas tidak bergantung pada agama atau gereja. Mereka menghubungkan kesehatan dengan keyakinan dalam kekuatan yang lebih tinggi yang telah memberi mereka kepercayaan dan kemampuan untuk menyintai. Penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa ketika klien yang mempunyai penyakit terminal mempunyai persepsi dalam keadaan tidak sehat, persepsi tersebut bukan karena penyakitnya tetapi karena sedang tidak mampu menjalani hidup mereka dengan sempurna dan tidak mampu melakukan hal-hal yang mereka inginkan. 

IndividuasiKetika seseorang menjalani hidup mereka, sering mengajukan pertanyaan untuk menemukan 

dan memahami diri ( mereka ) sebagai hal yang berbeda tetapi juga dalam hubungan dengan orang lain. 

Psikologi Carl Jung ( storr, 1983 ) menggambarkan proses sebagai individuasi seseorang. Juga digambarkan sebagai krisis pertengahan hidup,individuasi umum pada individu usia baya. Induviduasi mungkin di dahului oleh rasa kekosongan dalam hidup atau kurang kemampuan untuk memotivasi diri.Individuasi adalah pengalaman manusia yang umum yang ditandai oleh kebingungan, konflik, keputusasaan, dan perasaan hampa. Spiritualitas seseorang harus dipertahankan, karena individuasi tampaknya mrndorong sesorang untuk mempertahankan aspek positive, life – asserting dari kepribadian. Kejadian seperti stress, keberhasilan atau kurang berhasil dalam pekerjaan, konflik perkawinan, atau penurunan kesehatan dapat menyebabkan seseorang mencari pemahaman diri yang lebih besar.

Pengalaman Mendekati KematianPerawat mungkin menghadapi klien yang telah mempunyai pengalaman mendekati kematian 

( NDE / near – death experience ). NDE telah diindentifikasi sebagai fenomena psikologis  tentang individu yang baik telah sangat dekat dengan kematian secara klinis atau mungkin telah pulih setelah dinyatakan mati. NDE  tidak berkaitan dengan kelainan mental ( Basford, 1990 ). Orang yang mengalami NDE setelah henti jantung – paru, misalnya sering mengatakan cerita yang sama tentang perasaan mereka terbang di atas tubuh mereka dan melihat para pemberi perawatan kesehatan melakukan tindakan penyelamatan hidup. Sebagian besar individu menggambarkan bahwa mereka melewati terowongan kea rah cahaya yang terang, dan merasakan ketenangan yang dalam dan damai. Tidak bergerak ke arah cahaya tersebut, sering mereka mengetahui bahwa belum waktunya untuk mati bagi mereka dan mereka kembali hidup.

Perubahan Dalam Keanggotaan Denominasi Atau Perubahan ReligiMelakukan perkawinan denagn seseorang yang berbeda latar belakang agamanya atau pinda

h ke suatu lingkungan yang tidak mempunyai cabang dari kelompok keagamaan tertentu, akan merasa kehilangan bagi individu. Tentu saja, hal tersebut juga membuka suatu pilihan baru. Jika merasakan kehilangan, maka individu mengalami perpisahan dari komunitas keagamaan  yang di anut sebelumnya ( Turner et al, 1995 ). Kedalaman rasa kehilangan akan dipengaruhi oleh pilihan yang dimiliki individu dalam perubahan dan seberapa fleksibel ekspresi keagamaan seseorang terhadap spiritual dirinya.

Page 29: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Intensifikasi Kepatuhan Terhadap KeyakinanTurnel et al. ( 1995 ) menuliskan bahwa intensifikasi praktik keagamaan secara sukarela dap

at menyebabkan masalah ketika seseorang tidak merasa bebas atau tidak mengetahui bagaimana harus membicarakan tetang aspek keagamaan atau mengintensifikasi praktik keagamaan dalam menghadapi rasa bersalah atau untuk menghadapi trauma yang sulit atau kehilangan. Menjadi lebih telibat dalam praktik keagamaan atau mengekspresikan keyakinan lebih dalam mungkin merupakan suatu cara dalam menemukan makna peristiwa yang menyulitkan atau untuk menguji perkembangan spiritual seseorang.

Kehilangan Atau Mempertanyakan KepercayaanKepercayaan didefinisikan oleh Stuzinski ( 1986 ) sebagai lebih dari sekadar sekumpulan ke

sehatan. Kepercayaan adalah cara menunjukkan diri seseorang, komunitas seseorang, dan kekuatan yang lebih tinggi sebagai pusat. Seseorang yang berada pada tahap awal perkembangan kepercayaan mereka atau menemukan kepercayaan mereka tertantang oleh kejadian hidup yang penting, dapat menjadi rentan terhadap kehilangan atau keraguan tentang kepercayaan mereka (Turner et al, 1995).

2.2   Proses Keperawatan Dan SpiritualitasPada intinya keperawatan adalah komitmen  tentang mengasihi ( caring ). Merawat seseoran

g adalah suatu proses interaktif yang bersifat individual melalui proses tersebut individu menolong satu sama lain  dan menjadi teraktualisasi ( Clark, et al, 1991 ).Penerapan proses keperawatan dari perspektif kebutuhan spiritual klien tidak sederhan. Hal ini sangat  jauh dari sekedar mengkaji praktik dan ritual keagamaan klien. Memahami spiritual klien dan kemudian secara tepat mengidentifikasi tingkat dukungan dan sumber yang diperlukan, membutuhkan perspektif baru yang lebih luas. Heliker ( 1992 ) menggambarkan hal ini sebagai bidang yang menyangkut komunitas dan keharuan ( campassion ). Campassion berasal dari bahasa Latin pati dan cum , yang bearti “menderita”, komunitas berasal dari bahasa Latin yang berarti “persahabatan”. Untuk dapat merasa sangat kasihan adalah dengan “memasuki tempat kepedihan, untuk berbagai kehancuran dengan manusia lainnya” (Heliker, 1992).

PengkajianKemampuan perawat untuk mendapatkan gambaran tentang dimesi spiritual klien yang jelas 

mungkin dibatasi oleh linhkungan dimana orang tersebut mmepraktikkan spiritualnya. Hal ini benar jika perawat mempunyai kontak terbatas dengan klien dan gagal untuk membina hubungan saling percaya, perawat dank lien sampai titik pembelajaran ber spiritualitas yang sama, dan terjadi pengasuhan spiritual. Apa yang dapat diberikan tetapi bagaimana secara sadar perawat mengintergrasikan perawatan spiritual ke dalam prosws keperawatan. Perawata tidak perlu menggunakan alasan “tidak cukup waktu” untuk menghindari pengenalan nilai spiritualitas yang dianut untuk kesehatan klien.

Farran et al (1989 ) telah mengembangkan model untuk pengkajian spiritual yang dapat memberikan gambaran nyata dari domensi spiritual yang hampir pasti selalu dipengaruhi oleh pengalaman, kejadian, dan pertanyaan dalam kejadian penyakit dan perawatan di rumah sakit. Pengkajian menunjukkan kesempatan yang dimiliki perawat dalam mendukung atau menguatkan spiritualitas klien. Pengkajian itu sendiri, dapat menjadi teraupetik karena pengkajian tersebut menunjukkan tingkat perawatan dan dukungan yang diberikan. Perawat yang memahami pendekatan konsep

Page 30: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

tual menyeluruh tentang pengkajian spiritual akan menjadi yang paling berhasil. Inti dari spiritualitas seseorang addalah menyeluruh tidak hanya dalam bagian yang ditunjukkan melalui setiap ketegori pengkajian.

Keyakinan dan MaknaPenting untuk mempelajari tentang filosofi hidup seseorang, perspektif spiritualisasinya, 

dan apakah pandangan spiritualnya sebagai bagian dari kehidupannya secara keseluruhan. Tanyakan pada klien, ”Dapatkah Anda katakan kepada saya tentang filosofi hidup Anda,”  “Jelaskan kepada saya apa yang paling penting dalam hidup anda,” Atau “Katakan kepada saya apa yang telah memberi makna atau arti hidup anda” dapat membantu mengkaji apa yang memberi makna hidup seseorang. Informasi ini dapat membantu perawat untuk mengenali fokus spiritual kien dan dampat penyakit atau kecacatan pada kehidupan seseorang. Jika kesehatan seseorang (seperti yang didefinisikan oleh kien) adalah aspek yang paling penting dari hidupnya, maka jelaskan bahwa penyakit akan sangat memberi dampak. Suatu pemahaman tentang  keyakinan dan makna yang mencerminkan sumber spiritual seseorang memudahkan dalam mengatasi kejadian traumatic atau yang menyulitkan.

Fryback (1992) telah mampu memahami dengan lebih baik domain spiritual dengan meminta klien penderita AIDS atau kanker untuk menjawab pertanyaan, “Apakah sehat itu?” Keyakinan tentang kesehatan dapat mempengaruhi pandangan seseorang tentang hidup dan bagaimana ia berespons ketika terjadi penyakit. Bergantung pada praktik keagamaan klien, pandangan tentang kesehatan  dan respons terhadap penyakit dapat mempengaruhi bagaimana perawat dan pemberian perawatan lain memberikan dukungan (Tabel 25-2).Tabel 25-2  Keyakinan Keagamaan tentang KesehatanAGAMA , KEYAKINAN PERAWAT KESEHATAN, RESPONS TERHADAP PENYAKIT

Hindu

Menerima ilmu pengetahuan medis modern

Penyakit disebabkan oleh dosa masa lalu memperpanjang hidup tidak dibenarkan

Sikh

Menerima ilmu pengetahuan medis modern

WAnita diperiksa oleh wanita melepakan pakaian dalam akan menyebabkan ditres distress yang besar

Budhis

Menerima ilmu pengetahuan medis modern

Dapat menolak pengobatan pada hari suci Spirit bukan-manusia yang memasuki tubuh dapat menyebabkan penyakit mungkin menginginkan pendeta budha tidak mempraktikkan euthanasia mengizinkan untuk menghentikan pendukung hidup

Shinto

Menerima pengobatan medis modern sejalan dengan tradisi leluhur

Akan tidak mengizikan pengobatan yang “tampak”

Islam

Harus dapat mempraktikkan Lima Rukun Islam (lihat hlm. 573)Dapat mempunyai pandangan yang fatal tentang kesehatan

Menggunakan keprecayaan sebagai penyembuh anggota keluarga harus tenangKelompok pendoa diperkuat mungkin mengizikan penghetian pendukung hidup tidak mempraktikkan euthanasia

Page 31: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Yahudi

Mempercayai sanksi dari kehidupan Tuhan dan kedokteran harus mempunyai keseimbanagnKepatuhan kepada hari sahabat adalah penting tidak melakukan aktivitas pada hari sahabat

Mengunungi orang sakit adalah suatu keajaiban mereka berkewajiban untuk mncari perawatan eunatasia adalah dilarangPendukung hidup tidak dibenarkan

Kristen

Menerima ilmu pengetahuan medis modern

Menggunakan doa, kepercayaan sebagai penyembuh Menghargai kunjungan dari gerejaBeberapa mengunakan “penumpang tangan” komunikasi suci umumnya digunakan

Autoritas dan Pembimbing Setiap individu  mempunyai suatu sumber autoritas dan pedoman dalam hidupnya. Adalah s

uatu dari dalam atau autoritas dari luar yang mengarahkan seseorang untuk memilih dan menjalani keyakinannya. Autoritas dapat berupa yang maha kuasa, pemuka agama tertentu, keluarga atau teman, diri sendiri, atau kombinasi dari sumber tersebut. Suatu autoristas memandu seseorang dalam menguji keyakinan dan mengalami pertumbuhan. Mengetahui, sumber autoritas dan pedoman seseorang memberikan arah dalam berinteraksi dengan orang tersebut. Perawat dapat mengkaji sumber autoritas dan pedoman seseorang dengan menanyakan klien , “Apa yang memberi  Anda kekuatan dari dalam ” atau ”Kepada apa atau kepada siapa anda mencari bantuan  untuk pedoman dalam hidup Anda?”. Juga penting untuk mengetahui  apakah ada sumber keagamaan yang berkomplik dengan pengobatan medis. Hal ini akan sangat mempengaruhi  pilihan yang diberikan perawat dan pemberi perawat kesehatan lainnya kepada klien. Misalnya, jika klien adalah penganut saksi Yehova sebagai sumber autoritasnya, maka transfuse darah tidak akan diterima sebagai suatu bentuk pengobatan. Cristian scientist menolak intervsi medis, mempunyai bahwa kepercayaan mereka akan menyembuhkan mereka. Penolakan pengobatan meluas sampai pada penerimaan vaksin.

Pengalaman dan EmosiFarran et al. (1989) merekomendasikan pengkajian spiritual yang mencakup tinjauan tent

ang riwayat seseorang dengan dengan kapasitas terhadap pengalaman keagamaan dan apakah pengalaman tersebut terjadi mendadak atau bertahap.NDE, perepsi berate dengan kekuatan spiritual,atau kejadian psikis, dan menciptakan perasaan ada kekuatan. Perawat dapat menanyakan, “Pernahkah anda mempunyai pengalaman keagamaan atau piritual yang membuat berbeda dalam Anda menjalini hdup?” perawat menggali emosi atau suasana atau hati seperti kebahagiaan,damai,marah,harapan,rasa bersalah, atau rasa malu yang berkaitan dengan pengalaman keagamaan, informasi tersebut dapat menunjukkan makna spiritualitas yang dianut dan apakah perasaan tersebut menyatu kedalam atau ditolak oleh keyakinan klien. Jika makna dan perasaan tersebut menyatu dalam keyakinan seseorang, maka akses kepengalaman seperti ini dapat menjadi alat dalam penyembuhan,

 Area penting lain dalam pengkajian adalah dampak penyakit terakhir atau perawat dirumah sakit yang diakibatkan pada pengalaman dan emosi religious. Perawat dapat menanyakan, “Apakah ada sesuatu yang mengancam spiritualitas Anda akibat penyakit yang Anda derita?”  Hal i

Page 32: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

ni dapat membantu klien mendiskusikan segala konflik dari dalam atau mengemukakannya jika hubungannya dengan yang maha tinggi atau perasaan atau kemaknaannya telah berubah.

Persahabatan dan KomunikasiPersahabatan adalah hubungan yang dimiliki oleh seseorang individu dengan orang lain (Far

ran, et al, (1989), termasuk keluarga langsung klien, teman akrab, rekanan ditempat kerja atau di sekolah, anggota komunitas gereja atau komunitas masyarakat, dan lingkungan tetangga. Secara lebih spesifik, persahabatan ini mencakup komunitas yang lebih luas yang mempunyai kepercayaan sama antara klien dan jaringan pendukung mereka. Komunitas yang mempunyai kepercayaan yang sama dapat menciptakan ikatan yang kuat. Ketika klien mengetahui bahwa orang lain dengan kepercayaan yang serupa menunjukan kepedulian, maka mereka menjadi sumber harapan. Harapan yang berhubungan dengan rasa aling percaya dan raa kehadiran (Clark et al, 1991).

Pengkaji holistik perawat menggali keluasan jaringan dukungan seseorang dan hubungan mereka dengan klien. Apakah klien mempunyai satu hubungan persahabatan atau lebih? Tingkat dukungan apa yang diterima dan komunita ini? Bagaimana komunitas mengekspresikan perasaan tentang perhatian dan sahabat? Apakah mereka mengunjungi, membaca doa, mendukung anggota keluarga langsung klien? Perawat  ingin mempelajari apakah terdapat keterbukaan di antara klien dan individu tersebut dengan dengan siapa klien membentuk persahabatan. Dapatkan klien mengespresikan kebutuhan kepada individu tersebut yang hampir pasti memberikan dukungan dan kasih saying, dan apakah klien merasakan dukungan ini.Lima rukun Islam 

1. Tidak ada Tuhan selain Allah (Allah satu-satunya Tuhan)2. Sembahayang wajib (salat) dilakukan lima kali sehari; dini hari,iang,pertengahan sore,3.  Hari,sore hari, dan malam. Sembahyang harus dilakukan menghadap timur, kearah kiblat (mekah)

.4. Untuk berpuasa dari subuh sampai sore setiap hari selama bulan Ramadan, mengikuti kalender tah

un perhitungan bulan 5. Naik haji,atau berjiarah ke Mekah,yang harus dilakukan satu kali dalam hidup, kecuali kesehatan 

atau kemiskinan menghalangi hal tersebut. Ritual dan Ibadat

Kriteria paling umum yang dikaji perawat untuk spiritualitas adalah kebiasaan ibadat dan ritual keagamaan. Ritual mencakup partiipasi dalam anggota kelompok atau pribadi, berdoa sakramen seperti pembabtisan atau komuni, bernyayi, penggunaan Rosario, bermeditasi,pembacaan kitab suci, dan membuat persebahan atau korban. Agama yang berbeda mempunyai berbagai ritual  yang ditetapkan untuk kejadian kehidupan tertentu (Tabel 25-3). Perawat meneliti apakah ritual atau ibadat yang klien anut telah tergantung akibat penyakit atau perawatan di rumah sakit. Suatu ritual dapat memberikan klien struktur dan dukungan Selama masa sulit. Apakah hal ini berlanjut demikian, atau dibutuhkan perubahan sebagai akibat dari penyakit? Klien mungkin juga akan meminta ritual tertentu. Misalnya, muslim mempraktikkan “lima rukun Islam” (lihat kotak di atas) dengan rukun kedua mengharuskan seseorang untuk sembahyang lima kali sehari, menghadap ketimur ( kearah mekah, kota suci mereka). Klien yang beragama Islam mungkin berkeinginan untuk memadukan ritual sembahyang mereka kedalam rutinitas perawat kesehatan. Ketika kematian kli

Page 33: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

en udah dekat,sangat penting artinya untuk mengetahui apakah praktik keagamaan harus dilakukan untuk memastikan ketenangan jika bagi klien dan keluarganya.Tabel 25-3  Praktik Keagamaan yang berhubungan dengan kelahirn dan kematian AGAMA

RITUAL SAAT KELAHIRA

N

RITUAL SAAT KEMATIAN

Hindu Tidak ada ritual khusus

Jenazahmungkin harus dibaringkan di lantai pendeta akan mengikatkan benang sekitar leher atau pergelangan tangan atau ( jangan dilepaskan ) pendeta akan memercikan air dalam mulut klien keluarga akan memandikan jenazah sebelum dikremasi.

Sikh Mengizinkan ibu dan anak untuk tetap bersama

Mayat akan membutukan kelima Ks; kesh, rambut tidak boleh di gunting; kangra, sisir dari kayu; kara, ikatan pada pergelangan tangan; kirpan, sumpah; kach celana pendek.

Buddhis

Tidak ada ritual khusus pembabtisanpada akhir masa kanak - kanak

Pendeta harus dipanggil.Ritual akhir dan doa disamping tempat tidur .Penguburan atau kremasi dapat diterima.

Shinto Tidak ada ritual khusus

Semua perhiasan harus dilepaskan, dan jenazah harus dimandikan dan dikenakan pakaian dalam kimono dan sepatu jerami.

Islam Doa diucapakan dalam telinga bayi

Klien yang sekarat harus mengakui dosa-dosanya .Jenazah dimandikan dan dibungkus dengan kain putih.Kepala jenazah haru dihadapkan ke arah bahu kanan.Jenazah haru dihadapkan ke timur, kea rah mekah yang die but kalmia diucapkan.

Yahudi Sirkumksisi pada hari ke - 8 untuk Yahudi

Jenazah dimandikan oleh anggota penguburan dan seseorang harus berada di dekat jenazah untuk Yahudi Ortodoks dan konservatif .

Kristen Ritual beragamBanyak melakukan pembabtis.

Ritual sangat beragam di antara kelompokmungkin memberikan komuni terakhirmemilih kuburan daripada kremasi.

Gereja jesus Christ of later-day saints (mormon)

Pembabtisan dengan perendaman

Banyak yang melakukan komuni terakhir.Lebih memilih penguburan daripada kremasi.

Dorongan dan PertumbuhanFarran et al. (1989) merekomendasikan pengkajian tentang sumber yang memberikan nuansa 

dorongan (harapan) pada masa lalu bagi klien. Pengkajian mencakup tinjauan apakah klien mem

Page 34: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

biarkan keyakinan lama terpendam dengan harapan bahwa keyakinan baru akan muncul. Hal ini penting karena kehilangan harapan dapat menyebabkan keputusasaan. Misalnya, seseorang dengan kecacatan fisik merasa tetap mandiri dan dapat berfungsi dapat menjadi sumber dorongan atau mempunyai harapan untuk menghadapi kesulitan. Jika penyakit membuat seseorang lebih bergantung, dapatkah sumber baru muncul? Misalnya, pilihan apa yang akan tersedia untuk mempelajari apakah rasa identitas atau makna dalam hidup yang telah diberikan oleh autonomi klien. Autonomi dapat dikenali melalui kemampuan klien dalam membuat keputusan ketimbang melalui ketergantungan klien pada integritas fisik.Harapan telah diidentifikasi sebagai suatu komponen esensial dari kesehatan oleh klien AIDS atau kanker (Fryback, 1992). Harapan memotivasi seseorang untuk meraih sesuatu. Harapan berorientasi masa depan dan pernyataan antisipasi yang berlanjut baik. Elemen umum dari harapan mencakup masa depan, tindakan yang ditunjukkan untuk  masa depan, dan hasil yang positif (Fryback, 1992). Bahkan dalam menghadapi penyakit terminal, harapan penting bagi seseorang untuk menghadapi tantangan dalam hidup.

Panggilan dan Konsekuensi

Individu mengekspresikan spiritualitas mereka pada rutinitas sehari-hari, pekerjaan, hubungan, dan bidang lainnya. Hal tersebut dapat menjadi panggilan dalam hidup dan menjadi bagian dari identitas mereka. Perawat mencoba untuk menentukan apakah penyakit atau perawatan di rumah sakit telah mengubah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan spiritualitas mereka. Mengekspresikan spiritual seseorang berbeda dengan mempraktekkan ritual. Mengekspresikan spiritual termasuk memperlihatkan penghargaan terhadap kehidupan dalam berbagai hal yang mereka lakukan, hidup pada saat ini dan tidak mengkuatirkan tentang hari esok, menghargai alam, dan mengekspresikan cinta yang ditujukan kepada orang lain. Perawat mengkaji apakah, dalam menghadapi penyakit, klien kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan rasa keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya (Fryback, 1992). Jika penyakit dipandang sebagai suatu pengorabanan atau ancaman dan menghambat seseorang untuk meninjau panggilannya, apakah implikasinya secara psikologis, social, dan spiritual.

Diagnosa Keperawatan

Ketika meninjau pengkajian spiritual dan mengintegrasikan informasi tersebut ke dalam diagnose keperawatan yang sesuai, perawat harus mempertimbangkan status kesehatan klien terakhir dari perspektif holistic, dengan spiritual sebagai prinsip kesatuan. Perawat akan menghadapi klien dalam berbagai situasi dan selama masa sehat dan sakit. Selama peristiwa seperti kelahiran, penyakit, nyeri, penderita, aktivitas kehidupan sehari-hari dan kematian, seseorang mempunyai pengalaman yang menciptakan pilihan. Pilihan dalam hidup terinterelasi dengan spiritualitas seseorang (Farran et al, 1989). Beberapa pilihan mengarah pada perluasan fungsi (peningkatan hidup). Pilihan lainnya menghasilkan pemeliharaan dari pertimbangan spiritual seseorang dan pemahaman praktis tentang spiritualitas. Akhirnya, ada pilihan yang mengarah pada perubahan berfungsi seperti ketidakmampuan untuk menemukan makna dari peristiwa dalam kehidupan. Untuk dapat mendukung klien, perawat harus berfokus tidak hanya pada perubahan yang terjadi dalam mfrtfungsi, tetapi juga pada pilihan yang memberikan kekuatan, harapan, dan dorongan selama waktu mengalami penyakit.

Page 35: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Diagnosa keperawatan yang secara relatif baru, yaitu kesejahteraan spiritual, potensial untuk ditingkatkan, didasarkan pada batasan karakteristik yang menunju kkan suatu pola kesejahteraan dan keterhubungan yang berasal dari kekuatan dari dalam (Kim, et al, 1995). Jika pengkajian perawat menunjukkan bahwa klien mempunyai harapan dan keyakinan dari dalam. Percaya terhadap kekuatan yang lebih tinggi, mempunyai tujuan dan makna dalam hidup, dan mengekspresikan dengan diri dan orang lain, maka kesejahteraan spiritual adalah diagnose yang mungkin. Adanya pernyataan tentang kehidupan ini menunjukkan bahwa klien mempunyai sumber yang dapat dikerahkan ketika di hadapan pada diagnose keperawatan lain seperti nyeri kronis, perubahan sensori atau persepsi, atau gangguan citra tubuh.Mungkin terhadap situasi saat perawat akan mengumpulkan batasan karakteristik dari pengkajian data dasar dan menemukan pola yang menverminkan keputusan klien (lihat kotak proses diagnosis di hlm. 575). Berfikir kritis membutuhkan penelaahan data konkret (mis. Praktek  keagamaan dan sumber persahabatan). Juga pengkajian tentang pengalaman klien masa lalu, kesadaran spiritual perawat sendiri, dan indra intuitif tentang kekuatan spiritual klien.Contoh Proses Diagnosa Keperawatan untuk Kebutuhan Kesehatan yang Berhubungan dengan Spiritualitas.AKTIVITAS PENGKAJIAN BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA KEPERAWAT

ANMinta klien untuk menggambarkan apa yang memberi nilai pada kehidupan

Mengekspresikan kekuatiran terhadap makna hidup sebagai akibat penyakit terminal

Distres spiritual yang berhubungan dengan tantangan terhadap keyakinan akibat penderitaan

Tanyakan bagaimana klien merasakan penyakit yang diderita

Klien menyatakan “Tuhan sedang menghukum saya.” Menangis ketika ditanyakan tentang penyakit

Terapkan apakah penyakit telah mengubah cara klien mematuhi ritual keagamaan

Mengeluh bahwa ia berdoa lebih sering tetapi tidak merasa bahwa Tuhan memaafkannya

Minta klien untuk menggambarkan siapa yang membentuk system pendukung mereka

Klien mengeluhkan hubungan dekat dengan pasangan dan saudara perempuannya.

Koping, individu tidak efektif yang berhubungan dengan perasaan kehilangan setelah kematian.

Apakah mereka member respons terhadap perubahan yang klien alami sejak terjadi kehilangan?

Saudara perempuannya tidak mampu memberikan kenyamanan; berduka telah membuatnya menjauhi klienSuami adalah satu-satunya sumber dukungan

Tetapkan apakah klien mempunyai gejala fisik setelah terjadi kehilangan

Klien mengalami insomnia dan kehilangan nafsu makan

Page 36: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Tanyakan klien apakah makna kehilangan terhadap pandangan hidupnya

Kehilangan anaknya dipandang sebagai tidak adil, ia tidak lagi dapat menemukan makna dalam hidupnya

Batasan karakteristik harus divalidasi dan diklarifikasi dengan klien sebelum dibuat rencana perawatan. Pada perawatan spiritual, kepentingan aspirasi spiritual perawat sendiri, inspirasi, dan persepsi tidak saling tumpang tindih. Perawat menghindari memaksakan keyakinan pribadinya pada klien. Setiap diagnosis harus mempunyai faktor yang berhubungan dan akurat sehingga intervensi yang dihasilkan dapat bermakna dan langsung (lihat kotak diagnosa keperawatan di kanan bawah).

PerencanaanKetika perawat dan klien mengidentifikasi bahwa klien mempunyai kebutuhan spiritual, penting artinya bagi perawat dan klien untuk berkolaborasi dengan erat saat membuat rencana perawatan. Keharuan dan perasaan kasih harus dengan jelas dikomunikasikan antara perawat dank lien. Hal ini dapat dimulai dengan pengkajian yang dirancang dengan baik, tetapi hubungan perawat-klien harus berlanjut didasarkan pada rasa kasih dan saling percaya agar intervensi menjadi efektif. Komunikasi akan menjadi suatu tema yang terintegrasi untuk apapun intervensi keperawatan yang dipilih. Sifat personal dari spiritualitas mengharuskan klien mampu mengungkapkan secara terbuka dengan perawat dan mengenaliminat perawat dalam kebutuhannya.Orang terdekat, seperti pasangan, saudara kandung, orang tua dan teman harus dilibatkan, jika memungkinka, untuk memberikan dukungan. Hal ni berarti bahwa perawat mempelajari dan pengkajian bentuk hubungan seperti apa yang terjalin antara individu atau kelompok. Individu tersebut mungkin akan terlibat dalam semua tingkat perawatan klien. Jaringan dukungan klien dapat membantu dalam memberikan perawatan fisik, memberikan ketenangan emosional, dan saling berbagi dukungan spiritual.Jika klien berpartisipasi dalam suatu agama yang formal, maka anggota dari kependetaan atau anggota gereja, candi, masjid, atau sinagoge mungkin harus dilibatkan dalam perencanaan perawatan. Bergantung pada status dan kebutuhan klien ; sebagaidari perencanaan akan melibatkan kesinambungan ritual keagamaan yang sesuai. Perawat harus meyakinkan bahwa setiap material keagamaan seperti kitab suci atau buku petunjuk doa tersedia.Dalam menetapkan rencana perawatan, terdapat tiga tujuan untuk pemberian perawatan spiritual ( Munley, 1983 ) ;

1. Klien merasakan perasaan percaya pada pemberi perawatan.2. Klien mampu terikat dengan anggota sistemm pendukung.3. Klien pribadi klien tentang makna ( hidup ) meningkat.

Contoh Diagnosa Keperawatan NANDA untuk Spiritualitas

Page 37: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Kesejahteraan spiritual, potensial untuk ditingkatkan yang berhubungan dengan:Penyembuhan dari penyakit akutPengalaman mendekati kematian (NDE)Menghadapi penyakit kronis

Distres spiritual yang berhubungan dengan:Konflik nilaiIsolasi oleh orang lainTakut yang diakibatkan oleh diagnosa AIDSPerpisahan dari denominasi keagamaan

Koping, individu tidak efektif yang berhubungan dengan:Kurang sistem pendukungIndividuasiGejala penyakit kronis

Ansietas yang berhubungan dengan:Ancaman kematianPerubahan dalam status kesehatan

Keputusasaan yang berhubungan dengan:Kehilangan keyakinan kepada TuhanDiabaikan oleh keluarga

Gangguan harga diri yang berhubungan denganKecanduan obatKehilangan kemandirian

Contoh rencana asuhan keperawatan untuk kesejahteraan spiritualTujuan Hasil yang diharap

kanIntervensi Rasional

Klien memperbarui hubungan dengan anggota keluarga dalam 1 bulan.

Klien menyediakan waktu malamnya, 5 hari Selama satu minggu,untuk membina hubungan dengan suami dan anaknya (yang akan dipenuhi dalam 2 minggu).

Minta klien memodifikasi jadwal malam harinya 5 hari Selma satu minggu untuk memberikan waktu guna membina hubungan dengan keluarganya.

Dengan menjadwalkan waktu dengan kluarga akan memberi kesempatan bagi individu membantu keluarga melihat kebutuhan individu untuk memperbarui hubungan.

minta klien menceritakan kejadian yang memberikan kenangan tentang keluarganya mengenai pengalaman keluarga yang positif dan membahagiakan

kebutuhan menceritakan kejadian memungkinkan timbulnya pola yang menggambarkan cara klien menjalani hidupnya dengan penuh makna.membantu keluarga memahami satu sama lain (heliker,1992).

klien mampu menge Minta klien mendiskusikan den Situasi yang dipandang dari 

Page 38: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

kspresikan secara terbuka dengan keluarga yang ia cintai dan hargai dari setiap anggota keluarganya (yang dipenuhi dalam satu bulan)

gan keluarga tentang makna hidupnya saat ini bagi dirinya,setelah didiagnosa kanker payudara.

sudut pandang individu akan meningkatkan pemahaman dan sensitivitas di pihak keluarga .

berikan dorongan kepada klien untuk mendiskusikan bagaimana penyakit telah mengubah kebutuhannya untuk menunjukkan cintanya kepada keluarganya.

Klien yang menghadapi penyakit terminal menemukan bahwa mencintai orang lain dan membiarkan orang lain mencintainya adalah bagian dari kesehatan (fryback,1992).

klien meraih kesadaran diri lebih tinggi.

Klien mampu menyusun tujuan hidupnya (yang dipenuhi dalam 1bulan).

Selama kunjungan klinik,minta klien mendiskusikan makna kesehatan yang ia miliki dalam hidup dan dampak dari penyakit yang ia alami.gunakan diskusi untuk membantu klien menemukan jalan baru untuk mengetahui makna hidupnya.

Penyampaian kesadaran diri yang lebih tinggi mencangkup mempunyai kesadaran tentang diri,menjalani potensi yang dimiliki,dan menemukan makna dalam hidup(fryback,1992).

 Gunakan ketrampilan mendengar pertanyaan langsung yang memberi waktu untuk refleksi tentang bagaimana penyakit telah mempengaruhi nilai dan filosofi hidup klien.

Pencapaian suatu kesadaran tentang makna dari penyakit seseorang dan bagaimana bergerak ke arah depan memampukan seseorang untuk menyusun kembali prioritas dan mencapai kesadaran diri lebih baik.

minta klien menetapkan tujuan realistis yg memaksimalkan potensinya dan yang melibatkan anggota kluarga.

Mendengarkan memungkinkan seseorang untuk masuk kedalam kerangka acuan orang lain,memahami pandangannya tentang dunia,dan mengembangkan suatu hubungan empati dengannya (burnard, 1987)Berupaya untuk mencapai pemahaman dan penerimaan tentang diagnosa seseorang sering menyebabkan klien s

Page 39: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

akit termina menegakkan kembali tujuan yang memelihara hubungan interpersonal(fryback, 1992)

Implementasi Jika klien mengalami distress spiritual atau mempunyai masalah kesehatan yang menyeba

bkan keputusasaan, maka akan timbul perasaan kesepian. Klien akan merasa terisolasi dari orang yang biasanya memberikan dukungan. Apapun keragaman intervensi yang mungkin dipilih oleh perawat untuk klien, hubungan mengasihi dan saling memahami penting. Baik klien dan perawat harus merasa bebas untuk merelakan dan menemukan bersama makna penyakit yang dialami klien dan dampaknya pada makna dan tujuan hidup klien. Pencapaian tingkat pemahaman ini bersama klien memampukan perawat memberi perawatan dengan cara yang sensitive, kreatif , dan sesuai. 

Menetapkan Kehadiran Klien telah melaporkan bahwa kehadiran perawat dan aktivitas pemberi perawatan menu

njang adanya perasaan sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan ( Clark et al. 1991 ). Perilaku pemberian perawatan spesifik yang menunjukkan kehadiran perawat meliputi memberi perhatian, menjawab pertanyaan, dan mempunyai sikap positif dan memberikan dorongan (tetapi realistis). Kemampuan untuk menciptakan kehadiran adalah suatu kiat keperawatan. Kiat ini bukan hanya melakukan prosedur dengan cara yang sangat cepat atau berbagai informasi teknis dengan klien yang mungkin tidak bermakna. 

Benner (1984) mengklarifikasi bahwa kehadiran melibatkan “ada bersama” klien versus “melakukan untuk” klien. Kehadiran adalah mampu memberikan kedekatan dengan klien, secara fisik, psikologis, dan spiritual. 

Perawat dapat  menunjukkan adanya rasa kehadiran dalam bernagai cara yang tidak menyolok: 

a. Melakukan pijat punggung dengan penyegaran b. Sentuhan yang lembut ; dengan hati-hati memposisikan klien tanpa menimbulkan rasa nyeri ; den

gan halus memberikan perawatan mulut, dan bekerja bersama klien untuk dengan lambat dan berhati-hati bergerak dari tempat tidur ke kursi. Memberikan sentuhan yang menyegarkan dan mendukung, menunjukkan rasa percaya diri, dan menyediakan waktu bagi klien ketika terapi diberikan akan membantu menciptakan kehadiran. Klien yang sakit mengalami kehilangan control dan mencari seseorang untuk memberikan arahan dan perawatan yang kompeten. Perawat secara tepat menggunakan tangan, memberikan kata-kata yang mendukung, dan menggunakan pendekatan yang tenang dan desesif akan menciptakan kehadiran yang membangun kepercayaan dan kesejahteraan. 

Rasa percaya adalah dasar untuk segala hubungan. Sikap yang perawat tunjukan ketika memasuki ruangan klien membentuk suatu intonasi untuk interaksi. Perawat harus membuktikan bahwa ia dapat diandalkan dan dipercaya. Perhatian yang cermat terhadap setiap permintaan klien, tidak perduli betapa pun remehnya, penting bagi klien. Menunjukkan kehadiran, memperlihatkan sikap mengasihi, dan melakukan perawatan secara mapan, mengomunikasikan kepada perawat kepercayaan yang dibutuhkan untuk hubungan perawat-klien yang kuat. 

Page 40: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan Seorang perawat yang ahli belajar untuk melihat lebih jauh batasan masalah klien yang te

risolasi dan mengenali gambaran tentang kebutuhan klien yang lebih luas. Hal ini menerapkan pandangan holistic terhadap masalah kesehatan klien. Misalnya, perawat tidak hanya melihat pada nyeri punggung klien sebagai masalah yang harus diselesaikan dengan Pcepat menggunakan obat, tetapi lebih kepada bagaimana nyeri telah mempengaruhi kemampuan klien untuk berfungsi dan mencapai tujuan yang telah mempengaruhi kemampuan klien untuk berfungsi dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam hidupnya. Pandangan holistic telah memampukan perawat untuk menetapkan peran membantu, digambarkan oleh Benner (1984) sebagai salah satu domain praktik keperawatan. Kompetensi yang didapat perawat dalam domain membantu dipelajari untuk menciptakan hubungan yang menyembuhkan. 

Benner (1984) mendefinisikan tiga langkah yang ternyata terbukti ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dank lien : 

1. Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian juga halnya bagi klien. 2. Menemukan interpretasi yang dapat diterima atau memahami tentang penyakit, nyeri, ketakutan, a

nsietas, atau emosi yang menegangkan. 3. Membantu klien menggunakan dukungan social, emosional, dan spiritual. 

Inti dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengerahkan harapan klien. Harapan adalah motivator untuk merangkul individu dengan strategi yang dibutuhkan untuk menghadapi segala macam tantangan dalam hidup. Perawat dapat membantu klien menemukan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai harapan. Klien yang menderita penyakit terminal mungkin berharap dapat menghadiri hari wisuda anak perempuannya atau untuk menjalani hidup setiap hari dengan penuh makna. Klien yang akan menjalani bedah abdomen karena obstruksi usus mungkin mengharapkan peredaan nyeri dan segera dapat kembali ke rumah. 

Harapan mempunyai implikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam perawatan klien. Harapan berorientasi masa depan dan membantu klien berupaya ke arah penyembuhan. Untuk membantu klien mencapai harapan, perawat dan klien bekerjasama untuk menemukan suatu interpretasi tentang situasi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kemudian perawat membantu klien untuk menggunakan sumber yang tersedia bagi dirinya. Sumber ini dapat mencakup sikap positif klien terhadap hidup, keinginan untuk selalu diberitahu tentang kondisi dan membuat keputusan yang masuk akal, atau keingingan mencoba terapi yang berbeda. Misalnya, klien dengan nyeri abdomen mungkin mampu menerima fakta bahwa nyerinya mungkin sebentar karena proses penyembuhan. Jika klien adalah seseorang yang biasanya mandiri dan merasa perlu untuk selalu dapat mengontro diri, maka perawat dapat memberikan beberapa pilihan terapi untuk penatalaksanaan nyeri dan meminta klien untuk membuat keputusan yang masuk akal. 

Untuk mendukung lebih lanjut hubungan yang menyembuhkan perawat harus tetap menyadari tentang kekuatan dan kebutuhan spiritual klien. Penting bagi klien untuk mampu mengekspresikan dan menelaah keyakinannya. Perawat yang menghargai kepercayaan klien dan mengenali pengaruh spiritualitas yang diberikan terhadap penyembuhannya akan dirasakan oleh klien sebagai sumber harapan (Clark et al 1991). Ketika penyakit atau pengobatan menimbulkan kebingungan atau ketidakpastian bagi klien, maka perawat harus mengenali dampak dari hal ini terhadap kesejahteraan klien. Sumber spiritual apa yang dapat diperkuat ? Perawat dapat memulai dari apa yan

Page 41: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

g klien ketahui dan kemudian memberikan informasi terbaik untuk menghilangkan ketidakpastian klien. Klien mungkin juga meminta kehadiran keluarga atau teman untuk mempertahankan persahabatan yang diperlukan untuk penyembuhan. 

Sistem Dukungan Dalam studi yang melibatkan klien Yahudi dan Kristen, Clark et al (1991) mengetahui ba

hwa system pendukung memberi mereka rasa sejahtera terbesar selama perawatan di rumah sakit. System pendukung berfungsi sebagai hubungan manusia yang menghubungkan klien, perawat, dan gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit. Bagian dari lingkungan pemberi perawatan klien adalah kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang dipandang oleh klien sebagai pendukung. Perawat merencanakan perawatan bersama klien dan jaringan pendukung klien untuk meningkatkan ikatan interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan. System pendukung sering memberi sumber kepercayaan yang memperbarui jati diri spiritual klien. Keluarga dan teman mungkin juga menjadi sumber penting dalam melakukan ritual kebiasaan keagamaan yang dianut klien. 

Setelah mengkaji fungsi keluarga dan teman yang berperan dalam hidup klien, perawat dapat mendorong mereka untuk mengunjungi klien secara teratur. Jika keluarga dan teman ditemukan sebagai sumber spiritual bagi klien, maka mereka dapat menjadi sumber terapi yang sangat baik. Dorongan perawat kepada keluarga untuk menjadi diri mereka sendiri dapat memudahkan kemampuan keluarga untuk memberikan ketenangan spiritual yang mampu mereka berikan. Seringkali penyakit dan lingkungan pengobatan menimbulkan begitu banyak ketidaktahuan dimana keluarga dan teman terintimidasi. Perawat dapat sangat efektif dalam membantu keluarga diterima dengan baik dan mengetahui bahwa dukungan dan kehadiran mereka adalah bagian penting dari penyembuhan klien. Melibatkan keluarga dalam aktivitas pendoaan adalah suatu tindakan yang sangat bijaksana jika hal ini sesuai dengan agama klien, dan anggota keluarga dengan nyaman ikut serta. Memberikan dorongan kepada keluarga untuk membawa symbol keagamaan yang bermakna dapat menjadi sumber konsolidasi dan dukungan spiritual. 

Sumber penting lainnya bagi klien adalah penasihat spiritual dan anggota dari kerohanian. Perawat harus menanyakan kepada klien apakah klien menginginkan penasihat spiritual mereka diberitahu tentang perawatan mereka di rumah sakit. Semua penasihat spiritual harus dibuat nyaman di unit keperawatan. Jika diinginkan oleh klien atau keluarga, maka perawat harus terus memberi tahu penasihat spiritual tentang kekuatiran psikologis, psikososial, dan spiritual klien. Hal ini membantu dalam memberikan perawatan kesehatan yang holistic. Perawat menunjukkan respek terhadap kebutuhan dan nilai spiritual klien dengan sukarela bekerjasama dengan orang lain yang memberikan perawatan spiritual dan memudahkan pemberian pelayanan rohani dan ritual. 

Memberikan privasi bagi klien dan penasihat spiritualnya adalah tindakan yang sensitive dan bijaksana. Jika perawat merasa tidak pasti tentang rutinitas agama klien, menanyakan kepada penasihat spiritual, keluarga, atau klien adalah tindakan yang sesuai. Seringkali klien yang di rawat di rumah sakit ingin mendiskusikan tentang perhatian spiritualnya pada malam atau tengah malam, ketika pelayanan pendukung seperti rohaniawan dan pekerja social tidak ada. Perawat dapat melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan klien, cukup dengan mendengarkan. 

Berdoa 

Page 42: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Tindakan berdoa adalah bentuk “dedikasi-diri” yang memungkinkan individu untuk bersatu dengan Tuhan atau yang maha kuasa (McCullough, 1995). Berdoa memberi kesempatan kepada individu untuk memperbarui kepercayaan dan keyakinannya kepada yang maha kuasa dalam cara yang lebih formal. Bagi banyak orang, berdoa adalah suatu kesempatan untuk meninjau kembali kelemahan yang mereka rasa dan  untuk membuat komitmen hidup yang lebih baik. Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara pribadi atau atau mencari kesempatan untuk kelompok berdoa dengan keluarga, teman, atau kelompok rohaniawan. 

Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang untuk mengatasi nyeri, stress, dan distress. Suatu studioleh Turner dan Clancy (1986)mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdoa dan berharap, klien nyeri pinggang kronis telah menunjukkan penurunan intensitas nyeri. Yang juga sudah diteliti adalah bahwa berdoa dapat mencakup perubahan kardiovaskuler dan relaksasi otot. Sering kali berdoa menyebabkan seseorang merasakan perbaikan suasana hati dan merasakan kedamaian dan ketenangan. Selama pengkajian perawat mengetahui apakah berdoa merupakan ritual penting bagi klien dan kemudian menentukan apakah intervensi dibutuhkan sehingga berdoa dapat dilakukan. Intervensi dapat mencakup membentuk privasi, mendorong kunjungan dari rohaniawan, atau berdoa  bersama klien. 

Terapi Diet Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan. Makanan juga komp

onen penting dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya kultur atau agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan dan penyajian makanan dapat menjadi bagian penting dari spiritualitas seseorang. 

Agama Hindu mempunyai banyak pentangan diet. Beberapa sekte adalah penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala makhluk hidup adalah suatu tindakan criminal. Banyak orang yang beragama Budha juga vegetarian. Sebagian besar penganut agama Budha mempraktikan moderasi dan tidak menggunakan alcohol, tembakau, atau obat-obatan dan berpuasa pada hari khusus agama. 

Makan daging babi dan mengonsumsi alcohol adalah larangan dalam agama Islam. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Ramadhan adalah bulan berpuasa pada siang hari. Orang yang sakit, wanita hamil, dan ibu yang sedang menyusui dibebaskan dari ritual berpuasa. Yahudi, Ortodoks, Konservatif dan sebagian Yahudi Reformasi sangat ketat mematuhi hokum halal dalam diet, yang melarang makan daging babi dan kerang. Selain itu, daging dan susu, atau produk dari susu, tidak dapat dimakan bersamaan waktunya, harus dimakan 6 jam kemudian setelah makan atau minum. Yahudi juga mempunyai peraturan tentang persiapan makan untuk tetap menjaga makanan tetap “halal” atau “terberkati.” 

Sebagian tradisi Kristen, seperti Adven Hari Ketujuh, mempunyai peraturan diet. Kelompok lainnya, seperti Evangelikan melarang penggunaan alcohol, kafein, dan tembakau. Sebagian penganut Adven Hari Ketujuh mungkin menolak makananyang mengandung daging. Saksi Yehova menghindari makanan yang disiapkan dengan atau mengandung darah, seperti saus darah atau marus. Banyak penganut Katolik Roma, yang berusia lebih dari 7 dan dibawah 65 tahun, jika kesehatan memungkinkan, berpuasa atau tidak makan daging pada Rabu Abu (yang menandai dimulainya bulan puasa Masehi, biasanya pada akhir Pebruari) dan Jumat Agung (hari Jumat sebelum Paskah). Katolik Ortodoks mungkin berpuasa selama bulan puasa bulan puasa Masehi dan tidak 

Page 43: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

makan daging dan produk dari susu pada hari Jumat. Beberapa sempalan agama Kristen mungkin berpuasa 1 sampai 6 jam sebelum komuni. Semua ritual berpuasa tidak dilakukan saat sakit, hamil, atau menyusui. 

Perawat dapat mengintregasikan pilihan diet klien ke dalam perawatan sehari-hari. Hal ini akan membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi dari institusi perawatan kesehatan. Pada situasi ketika dapur rumah sakit atau rumah perawatan tidak dapat menyiapkan makanan dengan cara yang dipilih, keluarga diizinkan untuk membawa makanan yang sesuai dengan semua pantangan diet yang diberlakukan oleh kondisi klien. 

Mendukung Ritual Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan adalah suatu sumber k

oping yang penting. Hal ini terutama benar bagi seorang lansia. Perawat yang bertugas di lingkungan perawatan akut dan perawatan jangka penjang menjadi aktif dalam perawatan spiritual klien, mereka membekali diri dengan kebijakan rumah sakit mengenai kunjungan, pelayanan gereja, dan semua hal-hal yang berkenan dengan itu seperti penggunaan lilin utnuk berdoa. Selain itu, perawat dapat berkonsul dengan dokter dan farmasi tentang penggunaan obat-obat pribadi klien, ramuan tradisional, atau medikasi herbal, jika memungkinkan. Karena kunjungan ke Kapel atau Musola rumah sakit menghadiri suatu pelayanan mungkin penting bagi klien yang dirawat di rumah sakit dan keluarganya, pengarahan tentang Kapel atau Musola harus dicakupkan selama orientasi pada fasilitas medis. Pengaturan mungkin diperlukan dengan pastoran dari departemen perawatan bagi klien dan keluarganya sehingga dapat menerima sakramen. Perawat merencanakan perawatan pribadi, terapi, atau pemeriksaan untuk memungkinkan pelayanan dari tempat ibadah, pembacaan keagamaan, atau kunjungan spiritual. 

Dalam lingkungan rumah, perawat mungkin harus menemukan cara untuk memadukan pelayanan keagamaan. Banyak gereja membuat rekaman suara setiap minggu tentang pelayanan keagamaan untuk jemaat di rumah. Anggota keluarga dapat merencanakan sesi sembahyangan atau suatu pembacaan alkitab secara teratur. Kependetaan akan secara rutin memberikan tawaran untuk kunjungan rumah bagi seseorang yang tidak mampu menghadiri pelayanan keagamaan. Meditasi dan music keagamaan yang direkam dan pelayanan keagamaan yang ditayangkan di televisi memberikan pilihan lain yang efektif. 

Evaluasi Pencapaian kesehatan spiritual dapat dianggap sebagai tujuan sepanjang hidup. Klien aka

n mengalami pentingnya mengklarifikasi nilai, membentuk kembali filosofi, dan menjalani pengalaman yang membantu membentuk tujuan seseorang dalam kehidupan. Ketika merawat klien, perawat mengevaluasi apakah intervensi keperawatan membantu menguatkan spiritualitas klien. Perawat membandingkan tingkat spiritual klien dengan perilaku dan kebutuhan yang tercatat dalam pengkajian keperawatan. Klien harus mengalami emosi sesuai dengan situasi; mengembangkan citradiri yang kuat dan realistis; dan mengalami hubungan interpersonal yang terbuka dan hangat. Keluarga dan teman, dengan siapa klien telah membentuk persahabatan dapat dijadikan sumber informasi evaluatif. Klien harus juga mempertahankan “misi” dalam hidup dan, bagi sebagian individu, percaya dan yakin dengan yang maha kuasa atau yang maha tinggi. Contoh Intervensi Evaluasi untuk Kesejahteraan Spiritual :

TUJUAN TINDAKAN HASIL YANG DIHARAPKAN

Page 44: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Klien memperbarui hubungan dengan anggota keluarga dalam 1 bulan.

Minta klien untuk menyimpan catat

an buku harian aktivitas setiap malam dengan keluarga.

Masukan deskripsi tentang topic di

skusi dan perasaan klien yang dimiliki sesudahnya.

Minta klien untuk menggambarkan 

kualitas hubungan dengan suami dan anak-anak.

Amati interaksi klien dengan anggo

ta keluarga, catat subjek yang mampu mereka diskusikan.

Klien menyediakan waktu malamnya, 5 

hari seminggu, untuk membina hubungan dengan suami dan anak-anak.

Klien mampu mengekspresikan secara t

erbuka dengan keluarga yang dicintai dan dihargai.

Bagi klien dengan penyakit terminal yang serius, evaluasi difokuskan pada keberhasilan membantu klien meraih kembali harapan. Perawat harus mengevaluasi kualitas hubungan perawat-klien. Apakah klien mengekspresikan rasa percaya dan yakin kepada perawat ? Apakah klien mampu mendiskusikan hal-hal yang penting dalam hidup ? Bagi klien dengan ansietas, ketakutan, dan pertanyaan yang bertubi-tubi, mungkin sebaiknya dilakukan penyesuaian kembali rencana perawatan. Sumber tambahan seperti penasihat atau anggota dari kongregasi gereja mungkin diperlukan. Akhirnya, klien yang kebutuhan spiritualnya terpenuhi mungkin menjdai tenang, bahkan ketika mengalami penyakit yang parah. 

Jika klien merasa nyaman mengekspresikan kebutuhan spiritual dan harapannya kepada perawat, maka telah terjadi hubungan efektif yang menyembuhkan. Kotak evaluasi yang disajikan meringkas contoh tindakan evaluatif yang digunakan untuk mencapai hasil dalam rencana perawatan spiritual. 

Asuhan keperawatan holistic mengintegrasikan intervensi yang mendukung spiritualitas klien. Untuk memberikan keperawatan spiritual, perawat harus memahami dimensi kesehatan spiritual dan mampu mengenali kesehatan spiritual seseorang. Sama artinya, setiap perawat harus mapu untuk memahami spiritualitas mereka sendiri sehingga ia dapat merasakan dan memberdayakan diri untuk memberi dukungan terhadap kebutuhan spiritual klien. 

Pengembangan hubungan perawat-klien yang mengasihi adalah inti dari pemberian perawatan spiritual. Tercapainya kehadiran dan keterbukaan bersama klien memberdayakan perawat untuk memberikan perawatan dalam cara yang sensitive, kreatif, dan sesuai. Perawat juga mempelajari untuk mengarahkan harapan klien, sambil membentuk hubungan yang menyembuhkan. Hal ini membantu klien berorientasi pada masa depan dan mampu berupaya kearah penyembuhan dan pemulihan. 

ASUHAN KEPERAWATANPrioritas Diagnosa KeperawatanHari, tanggal, jam

No. DP

Diagnosa Keperawatan Nama & TT Perawat

1. Distres berdasarkan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual spiritual

2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dialami

Page 45: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

3. Gangguan citra tubuh

Rencana Keperawatan

Hari, tanggal, jam

Dx. Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

intervensi rasional Nama & TT Perawat

Distres spiritual Tujuan : diharapkan pasien dapat melaksanakan ritual spiritual.KH :

Pasien dapat melanjut

kan spiritual yang bukan merusak kesehatan.

Pasien dapat mengeks

presikan penurunan perasaan bersalah.

Pasien mampu menge

kspresikan kepuasan dengan kondisi spiritual.

1. Kaji  faktor –  faktor penyebab distres spiritual.

2. Bantu individu dengan keterbatasan fisik dan berdoa.

3. Berikan privasi  dan ketenangan sesuai kebutuhan untuk berdoa setiap hari.

4. Bantu dalam menjalankan ibadah

1. Untuk mengetahui  sampai mana spiritual pasien.

2. Pasien dapat melaksanakn proses keagamaan.

3. Membantu ketenangan pasien dalam beribadah.

4. Menjaga kenyamanan pasien.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dialami

Tujuan : agar pasien mengetahui penyakit yang dialaminya.KH :

Ansietas pasien bisa b

erkurang.

1. Berikan pendidikan kesehatan penyakitnyang dialami.

2. Evaluasi tingkat ansietas klien dan keluarga.

3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien

1. Pasien dapat mengetahui penyakit yang dialami.

2. Dapat mengetahui tingkat kecemasan pasien.

3. Mengurangi kecemasan pasien dalam proses keperawatan.

Gangguan konsep diri

Tujuan : kepercayaan diri klien kembali normal.KH :

Pasien melakukan po

la - pola penggulangan yang baru.

Pasien mampu untuk 

melakukan perawatan diri.

 Ciptakan hubungan saling percaya.

 Mendorong pasien untuk menyatakan perasaan terutama tentang pendangan tentang dirinya.

 Dorong pasien untuk melakukan aktivitas.

 Pasien dapat menciptakan hubungan saling percaya.

 Bantu pasien untuk menyatakan perasaanya.

 Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas.

Page 46: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

Pasien membuat ulan

g sistem pendukung yang ada.

Implementasi

Hari, tanggal, jam

No. Dx

Implementasi Respon Nama & TT Perawat

 Mendeskripsikan faktor penyebab distres spiritual.

 Membantu pasien dengan keterbatasan fisik dan berdoa.

 Memberikan privasi dan ketenangan sesuai kebutuhan untuk berdoa setiap hari.

 Membantu dalam menjalankan ibadah.

1. Ds : pasien mengatakan sudah dapat melakukan tindakan keagamaan.Do : pasien tampak senang dapat melakukan ibadahnya.

2. Ds : pasien mampu melakukan perintah perawat.Do : pasien koopertif.

3. Ds : pasien mengatakan dapat beribadah.Do : pasien tampak bersungguh – sungguh dalam beribadah.

4. Ds : pasien mengatakan dapat menjalankan ibadah dengan khusuk.Do : pasien tampak nyaman.

2.1. Pasien dapat mengetahaui penyakit yang dialami.

2. Dapat mengetahui tingkat kecemasan pasien.

3. Mengurangi kecemasan pasien dalam proses keperawatan.

1. Ds : pasien mengatakan  mengetahui tentang penyakitnya.Do : pasien tampak cemas.

2. Ds : pasien mengatakan sulit mengatasi rasa sakit.Do : pasien tergolong :

a. Ringan ( diperkirakan )b. Sedang (persepsi menyempit, sulit ber

konsentrasi, mendapat kesulitan dalam menganalisa, tremor )

c. Berat ( persepsi sangat menurut, sangat kebingungan, tidak dapat konsentrasi, belajar sangat terganggu.

3. Ds : pasien mengatakan setuju dengan tindakan yang dilakukan perawat.Do : pasien tampak tenang.

 Membantu menciptakan hubungan saling percaya.

 Memberikan dorongan kepada pasien untuk menyatakan perasaanya terutama tent

 Ds : pasien mengatakan dapat menciptakan hubungan saling percaya.   Do : pasien tampak lebih percaya.

 Ds : pasien mengatakan apa yang sedan

Page 47: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

ang pandangan pada dirinya. Mendorong pasien untuk melakukan aktiv

itas.

g ia rasakan.    Do : pasien tampak terbuka tentang dirinya.

 Ds : pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas.    Do : pasien tampak ak aktif dalam melakukan aktivitas.

EvaluasiHari, tangga

l, jamNo. Dx

Evaluasi TT Perawat

S : pasien mengatakan dirinya merasa lebih baik. Pasien sudah mengerti tentang Distres Spiritual.O : pasien terlihat lebih baik dan pasien mampu melakukan tindakan keagamaan.A : masalah sudah teratasi.P : intevensi dilanjutkan.

S : pasien mengatakan bahwa dirinya lebih baik.O : pasien terlihat lebih baik dan dapat menjelaskan tentang gangguan Ansietas.A : masalah sudah teratasi.P : intervensi  dihentikan setelah 6 jam pertama..

S : pasien mengatakan lebih baik.O : pasien terlihat lebih baik dan dapat menciptakan rasa percaya.A : masalah sudah teratasi.P : intervensi dilanjutkan.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN A. o Kesejahteraan spiritual adalah aspek terintegrasi dari kebutuhan manusia.o Religi secara umum berkaitan dengan “keadaan melakukan,” sementara spiritualitas berkaitan dengan “kea

daan keberadaan.” o Dimensi spiritual tidak sama dengan dimensi psikososial. o Memahami spiritualitas klien membutuhkan kedewasaan dan pendekatan yang tidak menghakimi pada pih

ak perawat. o Spiritualitas mewakili keberadaan totalitas seseorang dan berfungsi untuk menyatukan dimensi lainnya. o Kesehatanspiritual tercapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai hidup, tujuan hidup, s

ystem keyakinan, dan hubungan seseorang dengan diri sendiri atau orang lain. o Penyakit akut dan kronis, penyakit terminal, individuasi, dan penglaman mendekati kematian (NDE) dapat 

menimbulkan masalah spiritual bagi klien. o Belajar untuk mempraktikan rasa mengasihi membantu perawat menemukan nilai dan makna hidup klien. 

Page 48: Riana Kurnia Ningtiyas Agama

o Mengkaji kapasitas klien untuk pengalaman keagamaan menentukan signifikasi spiritualitas yang dianut kl

ien. o Persahabata dengan orang lain dapat menjadi sumber harapan bagi klien.o Ritual keagamaan umum mencakup ibadat pribadi, berdoa, bernyanyi, atau penggunaan Rosario, dan pemb

acaan kitab suci. o Pengkajian perawat tidak boleh berfokus hanya pada perubahan fungsi tetapi juga pada pilihan spiritual, ya

ng memberikan kekuatan, harapan, dan dorongan selama waktu mengalami sakit. o Sifat personal dari spiritualitas membutuhkan komunikasi terbuka antara perawat dank lien. o Menegakkan kehadiran melibatkan pemberian asuhan, menjawab pertanyaan, mempunyai sikap yang mem

beri dorongan, dan menunjukkan rasa percaya. o Terjadinya hubungan yang menyembuhkan mengarahkan harapan bagi klien dan membantu klien menemu

kan pemahaman yang dapat diterima tentang penyakit. o Bagian dari lingkungan pemberi perawatan klien dapat secara teratur menghadirkan keluarga, teman, dan p

enasihat spiritual. o Berdoa memberi seseorang kesempatan untuk memperbarui kepercayaannya pada Yang Maha Kuasa deng

an cara yang lebih formal. o Lansia menilai kemampuan untuk menguji ritual keagamaan. 

B.  Hubungan klien saat mengatasi rasa sakit.pasien mengatakan sudah dapat melakukan tindakan keagamaan.Pasien mampu melakukan apa yang diperintahkan oleh perawat.Pasien mengatakan dapat menjalankan ibadah dengan khusuk.Klien mengetahui tentang penyakit ansietas.Klien sulit mengatasi rasa sakit yang di deritanya.Klien mampu menciptakan hubungan saling percaya dan mampu melakukan aktivitasnya dengan baik.