resume plant destilasi atmosfer - copy

19
PRINSIP OPERASI PADA KILANG MINYAK Minyak Bumi atau minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari perut bumi dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak bumi tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak bumi merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak bumi akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat. Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu: Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum. Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah: Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking) Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir. Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan

Upload: desimende

Post on 23-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Resume Plant Destilati Atmosfer

TRANSCRIPT

PRINSIP OPERASI PADA KILANG MINYAK

Minyak Bumi atau minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari perut bumi dan

belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal,

minyak bumi tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak bumi

merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon.

Di dalam kilang minyak tersebut, minyak bumi akan mengalami sejumlah proses yang akan

memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang

bermanfaat. Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat

digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:

Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini

berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.

Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa

hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:

Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic

cracking)

Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi

Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming

Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi

hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.

Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi

hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan

spesikasi tertentu.

Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air

asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery),

proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses

pendukung lainnya.

PROSES DISTILASI

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan

perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,

campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke

dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan

proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan

menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan

Hukum Dalton.

Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi

fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan

distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,

distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.

1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang

jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka

komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan

titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk

menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana

digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

2. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua

atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat

digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja

pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini

digunakan pada industri minyak bumi untuk memisahkan komponen-komponen

dalam minyak bumi.

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom

fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-

beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk

pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin

tidak volatil cairannya.

3. Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik

didih mencapai 200°C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini

dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air

mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran

senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu

distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua

temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk

mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak

1

sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin

ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju

ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak

stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya

atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150°C. Metode distilasi ini tidak dapat

digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan

air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk

mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai

penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

DISTILASI ATMOSFER PADA KILANG MINYAK

Tahap awal proses pengilangan minyak bumi berupa proses distilasi (penyulingan)

yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di

kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat

ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar),

minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.

Distilasi Atmospheric pada kilang minyak adalah proses perengkahan minyak bumi

secara fisis dengan menggunakan perbedaan titik didih dengan tekanan yang bekerja pada

tekanan atmosfer yang berkisar antara 1-1,5 atm. Karena crude oil merupakan campuran dari

komponen-komponen hydrocarbon yang sangat komplek, maka pada distilasi ini proses

pemisahan fraksi-fraksinya dilakukan berdasarkan trayek didih (perbedaan titik didih).

Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris dengan tinggi sekitar 40 m dan di

dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas

yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,

sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang

lebih atas. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses

lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama

alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik.

Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-

komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi

2

bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian

hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan

pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.

Distilasi bertingkat

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi

komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok

yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen

hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang

berdekatan.

Kolom Distilasi Atmosferic dengan fraksinasi

3

PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN

a.       Gas

Gas hasil distilasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di heater untuk

memanaskan umpan sebelum dimasukkan ke kolom distilasi, dan sisanya dibuang ke udara

setelah dibakar di flare. Fungsinya adalah untuk mengontrol tekanan operasi di kolom

distilasi.

Gas ini umumnya terdiri dari C3 dan C4 yang dengan proses selanjutnya yaitu dengan

di kompresikan atau didinginkan akan menghasilkan LPG (liquid petroleaum gas) yang

dalam bahasa dagangnya disebut dengan elpiji. LPG biasanya disimpan pada suhu 1000F atau

300C LPG campuran yang dijual diindonesia mempunyai tekanan uap atau vapour pressure

maksimum 100 psi berat jenis LPG adalah kira-kira 1,5-2 kali berat jenis udara pada suhu dan

tekanan normal.

Ada tiga macam LPG adalah sebagai berikut:

  LPG propana terdiri dari 95% gas propana C3H8

  LPG butana terdiri dari 97% gas butana C4H10

  LPG campuran terdiri dari propana dan butana

b. Naptha

Naptha yang dihasikan pada proses distilasi atmosferik selanjutnya dialirkan ke unit

pengolahan lanjutan seperti naphtha rerun, naphtha hydrotreater yang kemudian diolah lebih

lanjut di unit catalytic reforming untuk menghasilkan komponen premium dengan angka

Oktan tinggi. Dalam teknik perminyakan, nafta lengkap didefinisikan sebagai fraksi

hidrokarbon dalam minyak mendidih antara 30°C dan 200°C. ini terdiri dari campuran

kompleks dari molekul hidrokarbon umumnya memiliki antara 5 dan 12 atom karbon. Ini

biasanya merupakan 15-30% dari minyak mentah, menurut beratnya. Light nafta adalah

fraksi mendidih antara 30°C dan 90°C dan terdiri dari molekul dengan 5-6 atom karbon.

Heavy nafta antara 90°C dan 200°C dan terdiri dari molekul dengan 6-12 karbon.

c. Kerosene

Kerosene dikenal juga dengan minyak tanah. mempunyai trayek didih 175 – 2750C

dan memiliki sifat sebagai berikut:

Viskositas rendah

Kerosene harus mudah mengalir pada sumbu lampu sehingga dapat terbakar

sempurna. Bila viskositas tinggi, kerosene sulit mengalir pada sumbu lampu.

Smoke Point tinggi

4

Smoke point tinggi, menunjukan bahwa kerosene mempunyai panas pembakaran

tinggi dan tidak menimbulkan jelaga.

Flash Point rendah

Flash point yang tinggi menunjukkan bahwa kerosene tidak mudah menyala oleh

percikan api, sehingga aman dari kebakaran.

Bebas bau

Kerosene yang berbau menunjukkan bahwa kerosene mengandung merkaptan dan

atau gas H2S, sehingga nilai panas pembakaran rendah serta bersifat korosif.

Kandungan Sulfur rendah

Rendahnya kandungan Sulfur menunjukkan bahwa kerosene tidak menimbulkan

pencemaran, tidak korosif pada gas buang, serta mempunyai nilai pembakaran tinggi.

Proses lanjutan dari produk ini sangat tergantung dari jenis crude oil yang diolah di CDU

(Crude Distilling Unit). Jika produk kerosene hasil distilasi masih banyak mengandung

sulfur, maka produk ini harus diolah lebih lanjut untuk menghilangkan kadar sulfurnya.

Dan kerosene juga dapat di jadikan sebagai avtur dengan cara proses blending yang

berguna sebagai bahan bakar pesawat.

d.      Solar

Minyak Diesel adalah jenis minyak bahan bakar distilat yang digunakan untuk mesin

pembakaran dengan kompresi yang kualitasnya membakar ditunjukkan oleh Cetane Number.

Lebih tinggi Cetane Number menunjukkan minyak diesel lebih flammablely, semakin rendah

Cetane Number show tardyly terbakar nya. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah

untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM),

juga bisa digunakan pada saat langsung membakar pembakaran di dapur, yang paling dicari

untuk pembakaran bersih. Ini minyak diesel juga disebut sebagai Gas Oil, Automotive Diesel

Oil atau High Speed Diesel.

PROSES DISTILASI ATMOSFER BERTINGKAT

Minyak bumi atau crude oil sebelum diolah harus dilakukan analisa terlebih dahulu

untuk mengetahui jenis karakteristiknya dan adanya unsur-unsur yang tidak diinginkan

(impurities) yang terkandung didalamnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kondisi

operasi yang sesuai dengan jenis minyak bumi yang akan diolah dan proses penghilangan

senyawa-senyawa impurities.

Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

5

Gambar Unit Distilasi Atmosfer

Gambar Simplified flow diagram of CDU (Crude Distilling Unit)

Crude oil dari storage tank dipompa untuk menuju ke furnace. Sebelum masuk ke

furnace, feed terlebih dahulu dipanaskan di dalam Heat Exchanger ±135oC untuk

pemanasan awal guna mencegah terjadinya pemanasan mendadak di dalam furnace.

Kemudian feed masuk ke dalam furnace untuk dipanaskan sampai temperatur yang

dikehendaki. Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air

bertekanan tinggi sampai suhu ±600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan

kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.

Bagian dalam kolom distilasi fraksional memiliki tray yang berlubang dan dilengkapi

cap bubble. Minyak mentah yang menguap di pompa ke bagian bawah kolom dan

naik melalui lubang tray. Cap bubble memaksa uap minyak untuk membentuk bubble

pada cairan di atas tray. Hal ini menyebabkan sebagian uap diturunkan suhunya

6

karena mengalir ke atas dan mengembun menjadi cairan. Kelebihan cairan melalui

pipa yang disebut downcomer.

Feed yang telah dipanaskan di dalam furnace menguap tetapi belum terpecah/terpisah.

Setelah dari furnace feed masuk ke dalam fraksinasi untuk dipisahkan fraksi-

fraksinya. Di bagian flash zone terjadilah pemisahan fraksi uap dengan cair, dimana

uap akan naik ke atas menara fraksinasi dan fraksi cair akan turun ke bottom kolom

yang biasa disebut product bottom/long residu. Dalam menara distilasi, uap minyak

mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak

lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan

uap lewat.

Kolom distilasi

7

Sistem stripping adalah memisahkan light material dari heavy product, sistem

rectification adalah memisahkan heavy material dari light product. Sedangkan sistem

fraksinasi yaitu memisahkan light material dari heavy product dan heavy material dari

light product.

Fraksi uap dari flash zone akan naik kepuncak melewati tray-tray yang ada dalam

kolom fraksinasi sehingga terjadi kontak dengan liquid yang ada di dalam tray. Uap

yang memiliki titik didih yang sama dengan liquid yang ada dalam tray akan

mengembun dan terakumulasi dalam tray, yang selanjutnya akan dikeluarkan sebagai

product (side stream). Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi

dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan

terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu

tertentu ini disebut fraksi.

Produk samping ini selanjutnya akan masuk ke dalam stripper untuk

memurnikan/menajamkan produk dengan cara menghilangkan fraksi ringan yang

masih terikut dalam produk. Setelah pruduk dimurnikan, dimasukan ke dalam cooler

untuk diturunkan suhunya dan selanjutnya dimasukan ke dalam tanki.

Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan

terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa

dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.

Top product berupa uap yang tidak mengembun dalam kolom fraksinasi dimasukan

ke dalam kondensor untuk diembunkan atau merubah phase/wujudnya yang

selanjutnya ditampung dalam accumulator. Di dalam accumulator akan dipisahkan

antara gas yag tidak dapat mencair untuk selanjutnya akan diproses dalam LPG plant.

Sedangkan gas yang dapat dicairkan sebagian ditampung dalam tanki dan sebagian

digunakan sebagai reflux. Reflux dimaksudkan untuk menjaga suhu kolom atas agar

terjaga sesuai dengan yang dikehendaki. 

Residu dari bottom kolom akan dipompakan menuju HE sebagai media panas untuk

memanaskan feed (segi ekonomis). Setelah itu ditampung dalam tanki untuk

selanjutnya diproses dalam secondary process.

Produk-produk hasil distilasi atmospheric adalah intermediate product yang harus

disempurnakan lebih lanjut dalam secondary process untuk memenuhi spesifikasi.

Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak

lainnya untuk proses konversi.

8

PERALATAN PADA DISTILASI

Dalam proses distilasi diperlukan peralatan pendukung seperti:

a Pompa

Pompa digunakan untuk memindahkan feed atau produk dari tangki ke

tangki maupun dari peralatan ke proses dengan memberikan energi dan dilakukan

secara terus menerus.

b Kolom distilasi

Kolom distilasi berbentuk bejana silinder yang terbuat dari bahan baja

dimana di dalamnya dilengkapi dengan alat kontak yang berfungsi memisahkan

komponen-komponen campuran larutan. Beberapa sambungan yang di pasang

pada kolom adalah untuk saluran umpan, hasil puncak, reflux, reboiler, hasil

samping, steam serta hasil bawah.

c Kolom stripper

Bentuk dan kontruksi stripper seperti kolom distilasi hanya pada umumnya

ukurannya lebih kecil, peralatan ini berfungsi untuk menajamkan pemisahan

komponen-komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang

lebih ringan di dalam produk yang dikehendaki. Prosesnya adalah penguapan

biasa, yang secara umum untuk membantu penguapan di injeksikan steam dari

bagian dasar stripper.

d Furnace

Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang di peroleh dari

hasil pembakaran bahan bakar. Dimana di dalam furnace terdapat pipa pemanas

yang tersusun sedemikian rupa sehingga proses perpindahan panas dapat

berlangsung sebaik mungkin. Pembakaran di dalam furnace mencapai suhu

sekitar 3000C-3500C, yang kemudian masuk ke dalam kolom distilasi untuk

dipisahkan komponen-komponennya.

e Heat exchanger

Heat exchanger adalah alat penukar panas berfungsi untuk proses

pemindahan panas antara fluida.

f Condensor

Hasil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk

demikian rupa, oleh karena perlu untuk diembunkan sehingga bentuknya berubah

menjadi cairan/ condensate. Untuk mengubah uap menjadi cairan/ condensat

tersebut dilewatkan condenser agar terjadi pengembunan dengan media

9

pendinginnya biasanya adalah air. Panas yang diserap didalam condensor

sebagaimana panas pengembunannya (untuk merubah fase uap menjadi fase cair)

dalam hal ini setara dengan panas latennya. Secara teoritis penyerapan panas

didalam condensor tanpa diikuti dengan perubahan suhu.

g Cooler

Bentuk dan kontruksi cooler seperti halnya pada condenser, hanya

fungsinya yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan

produk yang masih panas yang mempunyai suhu tinggi yang tidak diijikan untuk

disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah fase dari

uap menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya ,yaitu hanya sebagai penurunan

suhu hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika didalam

condensor yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler yang diserap

adalah panas sensible, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti perubahan

fase.

h Separator

Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat

yang saling tidak melarut, misalnya gas dan cairan, minyak dengan air dan

sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas

antara dua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan densitas antara

dua zat tersebut akan semakin baik/ mudah dalam pemisahannya.

i Perpipaan

Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari

peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/

mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan

misalkan dari baja, karet, PVC dan lain-lain tergantung dari keperluannya. Untuk

proses pengolahan minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan

paduan carbon.

j Instrumentasi

Instrumentasi adalah suatu alat control yang digunakan didalam proses

pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang

diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.

VARIABEL PROSES

10

Hal-hal yang mempengaruhi kwalitas produk yang dihasilkan disebut variabel proses,

dimana perubahan variabel proses akan mengakibatkan penyimpangan yang menyeluruh

terhadap mutu maupun jumlah produk. Variabel proses yang pokok dan perlu dikendalikan

secara cermat.

a. Suhu

Pengaruh suhu di dalam proses distilasi merupakan faktor yang sangat menentukan,

karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen berdasarkan titik

didihnya. Pengaruh suhu operasi yang terlalu tinggi pada crude oil akan menyebabkan

perengkahan atau cracking di dalam tube yang kemudian berkelanjutan pembentukan coke

yang efeknya dapat menghambat transfer panas dan bahkan dapat merusak tube karena panas

yang berlebihan atau overheating pada dinding tube. Dan jika suhu operasi terlalu tinggi pada

kolom fraksinasi terlalu tinggi akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir atau final boiling

point hasil puncak atau naiknya titik didih awal initial boiling point hasil produk bawah.

b. Tekanan

Untuk distilasi atmosferik, pengaruh tekanan tidak begitu nampak, tidak seperti pada

distilasi bertekanan atau hampa, pengaturan tekanan biasanya bervariasi dengan pengaturan

suhu operasi. Jika tekanan terlalu tinggi akan mengakibatkan tidak sempurnanya fraksinasi

didalam kolom, dan di samping itu kemampuan peralatan juga akan membatasi hal tersebut.

c. Laju aliran (flow rate).

Biasanya pengaruh laju alir berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan di

dalam kolom fraksinasi atau stripper. Jika aliran masuk kedalam kolom terlalu besar akan

mengakibatkan naiknya permukaan cairan di dalam karena tidak sebanding dengan laju

penguapan yang terjadi di dalam kolom, dan akibatnya terhadap hasil bawah akan

menurunkan titik didih awal dan flash point.

d. Tinggi permukaan cairan (level).

Level didalam kolom fraksinasi akan mempengaruhi keadaan cairan pada tiap-tiap

tray. Jika permukaan cairan pada down comer suatu tray terlalu tinggi. Maka peristiwa ini

akan mengakibatkan banjir atau floading, cairan akan meluap dan tumpah ke tray di

bawahnya dan akan menyebabkan terkontaminasi oleh produk yang lebih ringan dan

mutunya rusak (off spec). Jika variabel proses sesuai dengan keadaan yang diinginkan maka

akan menghasilkan produk yang diinginkan,

11