referat oftalmopati tiroid

11
http://br4m4tyo.blogspot.com OFTALMOPATI TIROID ( GRAVES OFTALMOPATI ) PENDAHULUAN Istilah oftalmopati mempunyai arti luas yaitu mencakup semua kelainan mata yang dapat menyertai hipertiroid. Beberapa istilah dapat dijumpai dalam kepustakaan sehubungan dengan oftalmopati pada hipertiroidisme seperti oftalmopati tiroid, oftalmopati graves, penyakit mata tiroid. (www.med.unhas.ac.id ) Gangguan kelenjar endokrin menimbulkan sejumlah kelainan mata yang penting. Sejauh ini yang terpenting adalah yang disebabkan kelenjar tiroid, walaupun kelainan paratiroid dan hipofisis juga memiliki perubahan mata yang signifikan.( Vaughan et al., 1995 ) Tiroid dengan oftalmopati adalah salah satu dari banyak gejala dari penyakit graves. Penyakit mata tiroid adalah suatu kondisi peradangan yang mengisi otot extraokuler dan lemak orbita. Hal ini hampir selalu berhubungan dengan penyakit graves, tetapi keadaan ini jarang kelihatan pada penyakit Hashimoto’s tiroiditis, primary hipertiroid, atau kanker tiroid. ( www.Adsense success – Guide.com ) Mengingat sebagian besar penderita graves akan mengunjungi ahli penyakit dalam, khususnya mereka yang berkecimpung di bidang endokrinologi. Sudah selayaknya apabila oftalmopati graves harus dikenal dari bentuk yang paling ringan sampai yang terberat. ( www.med.unhas.ac.id ) Sudah dapat dipastikan bahwa walaupun oftalmopati sering dijumpai bersamaan dengan penyakit graves, defek respon imun pada oftalmopati berbeda dengan penyakit graves. Sasaran respon imun pada oftalmopati ialah otot extraorbita dan mungkin kelenjar lakrimal. Sedangkan pada penyakit graves adalah sel – sel folikel tiroid. ( www.med.unhas.ac.id )

Upload: rizka-amalia

Post on 23-Dec-2015

94 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

oftalmopati tiroid

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

OFTALMOPATI TIROID

( GRAVES OFTALMOPATI )

PENDAHULUAN

Istilah oftalmopati mempunyai arti luas yaitu mencakup semua kelainan

mata yang dapat menyertai hipertiroid. Beberapa istilah dapat dijumpai dalam

kepustakaan sehubungan dengan oftalmopati pada hipertiroidisme seperti

oftalmopati tiroid, oftalmopati graves, penyakit mata tiroid.

(www.med.unhas.ac.id )

Gangguan kelenjar endokrin menimbulkan sejumlah kelainan mata yang

penting. Sejauh ini yang terpenting adalah yang disebabkan kelenjar tiroid,

walaupun kelainan paratiroid dan hipofisis juga memiliki perubahan mata yang

signifikan.( Vaughan et al., 1995 )

Tiroid dengan oftalmopati adalah salah satu dari banyak gejala dari

penyakit graves. Penyakit mata tiroid adalah suatu kondisi peradangan yang

mengisi otot extraokuler dan lemak orbita. Hal ini hampir selalu berhubungan

dengan penyakit graves, tetapi keadaan ini jarang kelihatan pada penyakit

Hashimoto’s tiroiditis, primary hipertiroid, atau kanker tiroid. ( www.Adsense –

success – Guide.com )

Mengingat sebagian besar penderita graves akan mengunjungi ahli

penyakit dalam, khususnya mereka yang berkecimpung di bidang endokrinologi.

Sudah selayaknya apabila oftalmopati graves harus dikenal dari bentuk yang

paling ringan sampai yang terberat. ( www.med.unhas.ac.id )

Sudah dapat dipastikan bahwa walaupun oftalmopati sering dijumpai

bersamaan dengan penyakit graves, defek respon imun pada oftalmopati berbeda

dengan penyakit graves. Sasaran respon imun pada oftalmopati ialah otot

extraorbita dan mungkin kelenjar lakrimal. Sedangkan pada penyakit graves

adalah sel – sel folikel tiroid. ( www.med.unhas.ac.id )

Page 2: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

DEFINISI

Istilah umum penyakit graves telah digunakan untuk menyebut

hipertiroidisme yang disebabkan oleh suatu proses autoimun. ( Vaughan et al.,

1995 )

Pengertian dari hipertiroid itu sendiri adalah respon jaringan – jaringan

tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Dapat timbul

spontan atau karena asupan hormone tiroid yang berlebihan. ( Price s.A et al.,

2002 )

PATOFISIOLOGI

Penyakit graves adalah kelainan autoimun, dimana produksi antibodi

tubuh berupa reseptor untuk TSH terganggu. Antibodi ini menyebabkan

hipertiroid karena mereka mengikat reseptor TSH dalam waktu yang lama.

Reseptor TSH secara cepat akan berada pada sel folikular dari gland.tiroid (

dimana selnya memproduksi hormone tiroid ) dan hal ini menyebabkan produksi

T3 dan T4 mengalami peningkatan secara tidak normal. Kondisi ini akan

memperlihatkan gejala klinis dari hipertiroid berupa pembesaran gland.tiroid yang

kelihatan sebagai goiter. ( www.Adsense-succes-Guide.com )

Patogenesis penyakit graves masih belum diketahui, walaupun

diperkirakan berkaitan dengan gangguan imunologi yang melibatkan unsur

humoral dan selular. Long-acting thyroid stimulator ( LATS ) kecil

kemungkinannya berperan pada manusia, karena tidak selalu ditemukan pada

pasien dengan kelainan pada mata. Namun, korelasi yang baik antara

hipertiroidisme dan stimulator tiroid spesifik manusia, yang sebelumnya dikenal

sebagai protektor LATS. (Vaughan et al .,1995 )

Mekanisme terjadinya graves oftalmopati masih kontroversial. Pasien

dengan oftalmopati mungkin hipertiroid, hipotiroid atau eutiroid.

(www.ophth.uiowa.edu.com )

Sekarang diperkirakan terdapat dua komponen patogenik pada penyakit

graves. Yang pertama yaitu kompleks imunotiroglobulin – antitiroglobulin

berikatan dengan otot – otot ekstraokuler dan menimbulkan miositis. Yang kedua

Page 3: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

adalah zat – zat penyebab eksoftalmus bekerja dengan immunoglobulin oftalmik

untuk menyingkirkan thyroid stimulating hormone dari membrane retro orbita,

yang menyebabkan peningkatan lemak retro orbita . ( Vaughan et al ., 1995 )

Pada penyakit graves hipertiroid, autoantibodi mengikat bagian dari

reseptor TSH. Ikatan ini menyebabkan produksi hormone tiroid. Beberapa antibod

abnormal mengikat dengan ikatan TSH yang normal. Beberapa tipe dari antibodi

tersebut adalah :

1. Thyroid stimulating Imunoglobulin ( TSI ).

2. Thyroid stimulating antibodies ( TSAb ).

3. TSH – reseptor antibody ( TRAb ).

4. Long Acting Thyroid Stimulator ( LATS ).

Semua antibodi ini akan memperpanjang produksi hormone tiroid

sehingga dapat merusak jaringan tiroid ( hampir 12 kali dari TSH normal ).

Antibodi yang menyebabkan hipertiroid hampir selalu menghasilkan autoimun

yang merusak jaringan tiroid. Agaknya pernah ditemukan pada seseorang dimana

kelebihan antigen sel tiroid dilepaskan dari sel tiroid dan hal ini menghasilkan

formasi dari antibodi merusak gland.tiroid itu sendiri. Tetapi hal ini masih

diragukan apakah antibodi tersebut juga merusak langsung jaringan orbita seperti

muskulus ekstraokular atau jaringan orbita atau jika kumpulan antibodi tersebut

terpisah dalam sirkulasi sehingga dapat merangsang sel T limfosit yang

memungkinkan terjadinya oftalmopati tiroid. ( www.ophth.uiowa.edu.com )

GEJALA KLINIS

Manifestasi masuknya peradangan pada jaringan lunak mata adalah

retraksi mata, proptosis, terbukanya selaput kornea, kompresi N.optikus. Tanda

dan gejala dari penyakit graves mempunyai kharakteristik yaitu retraksi kelopak

mata, kelambatan penutupan kelopak mata atas dipandang sebagai tanda yang

spesifik dari oftalmopati.

Dua tanda diagnosa pasti dari penyakit graves yang tidak ditemukan di

kondisi hipertiroid yang lain adalah eksoftalmus dan non pitting edema.

(www.Adsense-succes-Guide.com )

Page 4: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

Beberapa gejala yang menyertai penyakit graves adalah :

1. Palpitasi

2. Takikardi ( 100 – 120x/menit atau lebih )

3. Aritmia

4. Hipertensi

5. Penurunan berat badan tanpa sebab meski napsu makan meningkat.

( Price s.A et al., 2002 )

Pasien mungkin datang dengan keluhan non spesifik misalnya mata

kering, rasa tidak enak, atau mata menonjol. Tanda patogonomik untuk penyakit

tiroid adalah retraksi kelopak mata, terutama apabila berkaitan dengan

eksoftalmus. Retraksi kelopak mata mungkin unilateral atau bilateral dan

mengenai kelopak mata pada semua posisi menatap dan pasien mengeluh

diplopia. ( Vaughan et al., 1995 )

DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis dari

pasien. Penebalan otot extraokuler bias dideteksi dengan A – scan atau B – scan

ultrasonografi, atau dengan CT – scan.CT – scan penting, khususnya jika

proptosis tidak jelas kapan mulai terjadi, dan ini mempunyai kecenderungan untuk

terjadinya penebalan otot pada beberapa kasus yang menyebabkan kompresi pada

N.optikus. ( www.ophth.uiowa.edu.com )

Diagnosis graves oftalmopati pada umumnya mudah dilakukan apabila

ditemukan bersamaan dengan adanya hipertiroidisme. Akan menjadi kesulitan

apabila kelainan mata ditemukan pada seseorang tanpa adanya gejala klinis

hipertiroid, dan akan lebih sulit lagi apabila kelainan mata hanya unilateral, dan

hasil pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid dalam batas normal. Walaupun

kelainan mata umumnya disebabkan oleh penyakit tiroid, perlu diingat juga

penyebab lainnya seperti tumor belakang mata. Pada keadaan demikian

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan CT-scan mata akan membantu.

(www.med.unhas.ac.id )

Page 5: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

Hipertiroid dapat ditegaskan oleh tingginya kadar T3 dan T4 dalam darah.

Thyroid stimulating antibodi dapat juga dideteksi secara serologis. Membedakan

dua keadaan hipertiroid seperti penyakit graves dan goiter multinoduler toxic

adalah penting untuk menetapkan terapi yang tepat.( www.Adsense-succes-

Guide.com )

The American Association membuat penentuan derajat tanda ocular

berdasarkan peningkatan keparahan dari 0 sampai 6, yaitu :

Kelas Tanda

0 Tidak ada gejala atau tanda.

1 Hanya tanda, yang mencakup retraksi kelopak

mata atas, dengan atau tanpa lig lag, atau

proptosis sampai 22 mm. Tidak ada gejala.

2 Keterlibatan jaringan lunak.

3 Proptosis > 22 mm.

4 Keterlibatan otot extraokuler

5 Keterlibatan kornea.

6 Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan saraf

optikus. ( Vaughan et al ., 1995 )

Keterangan :

1. Kelas 1

Karena tidak ada keluhan maka sering lebih cepat diketahui oleh orang

lain atau dokter daripada penderita sendiri. Tanda paling sering pada kelainan ini

adalah retraksi palpebra superior. Pada orang normal apabila mata melihat lurus

kedepan maka palpebra superior akan melintas diatas bagian atas limbus, sehingga

bagian atas sclera akan tidak terlihat.

2. Kelas 2

Pada kelainan kelas 2, yang mencolok adalah keikutsertaan kelainan

jaringan lunak baik palpebra, konjungtiva maupun kelenjar lakrimale. Keluhan –

keluhan yang biasa ditemukan ialah lakrimasi berlebihan, perasaan berpasir pada

Page 6: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

mata, fotofobi, rasa penuh pada palpebra atau pada seluruh mata. Keluhan –

keluhan ini bias sangat ringan sehingga pada anamnesis harus ditanyakan dengan

baik. Tanda yang paling sering dijumpai adalah edema palpebra superior,

khususnya pada bagian temporal. Edema dan injeksi pembuluh darah pada

konjungtiva sampai kemosis, dan kelenjar lakrimale yang membengkak.

3. Kelas 3

Tanda penting dari kelas 3 adalah eksoftalmus atau proptosis. Untuk

mengetahui adanya proptosis dan untuk menyingkirkan salah tafsir dengan mata

melotot akibat retraksi palpebra superior, sebaiknya diukur dengan

eksoftalmosmeter. Didalam kepustakaan barat disebut proptosis apabila

penonjolan bola mata > 22 mm, atau perbedaan antara kedua mata > 2 mm.

4. Kelas 4

Kelainan mata kelas 4 didasarkan pada terjadinya kelainan otot mata

eksterna. Otot mata yang paling sering terganggu adalah otot mata rektus inferior,

sehingga yang ditemukan ialah hambatan pada melihat ke atas dan ke lateral. Di

duga kelainan mata otot eksterna disebabkan oleh proses radang sehingga

mengurangi elastisitas otot. Apabila tidak segera diobati dapat terjadi fibrosis, ini

merupakan alas an mengapa kortikosteroid harus segera dimulai.

5. Kelas 5

Kelainan mata ini ditandai oleh kelainan pada kornea berupa kornea

kering, keratitis dan ulserasi, sampai perforasi. Kelainan kornea disebabkan oleh

trias retraksi palpebra superior, tidak dapat mengangkat bola mata dan

eksoftalmus.

6. Kelas 6

Kelainan mata kelas 6 ditandai oleh keikutsertaan saraf optic, berupa

edema papil, palpitis, neuritis retrobulbar. ( www.med.unhas.ac.id )

Page 7: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

PENATALAKSANAAN

Graves oftalmopati mempunyai dua fase.Fase pertama adalah fase akut

yang ditandai oleh peradangan aktif. Pada fase aktif dapat diberikan terapi

kortikosteroid, imunosupresi dan terapi radiasi local. Fase yang kedua adalah fase

kronik yang penting dilakukan terapi bedah. ( www.ophth.uiowa.edu.com )

Penatalaksanaan graves oftalmopati terdiri atas penatalaksanaan untuk

hipertitoidisme sendiri yang mutlak harus dilakukan dan penatalaksanaan terhadap

kelainan mata atau oftalmopati. Penatalaksanaan oftalmopati terdiri atas

pengobatan medis, operasi, dan penyinaran.

1. Pengobatan medis

Pengobatan medis mencakup kontrol adekuat terhadap hipertiroid sebagai

tindakan primer. ( Vaughan et al., 1995 ).

Pada keadaan yang ringan bisa menunggu sampai keadaan eutiroid

tercapai, dimana pada sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan,

walaupun tidak merupakan perbaikan total. Pada kasus yang berat kortikosteroid

masih merupakan pilihan pertama, baik oral, maupun suntikan intravena atau

suntikan periorbital.Beberapa obat imunosupresif juga telah dicoba pada kasus

berat seperti siklosporin. Siklosporin digunakan bersamaan dengan kortikosteroid

diberikan sebagai pencegahan memburuknya oftalmopati. (www.med.unhas.ac.id)

2. Radiasi

Radiasi retrobulber ( tidak boleh pada penderita diabetes mellitus ) sering

dilakukan pada penderita graves oftalmopati yang aktif dengan protusis berat.

3. Operasi

Berbagai jenis operasi yang dilakukan pada penderita dengan graves

oftalmopati. Dekompresi orbital khusus untuk proptosis berat, operasi otot mata

untuk memperbaiki adanya diplopia, dan operasi kelopak mata untuk kepentingan

kosmetik.

4. Lain – lain

Beberapa tindakan pencegahan perlu dilakukan agar oftalmopati tidak

menjadi lebih buruk. Mereka yang merokok sebaiknya dihentikan, oleh karena

merokok ternyata dapat memperburuk adanya oftalmopati. Pada mereka dengan

Page 8: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

proptosis sebaiknya kornea harus diproteksi misalnya denagan memakai

kacamata, atau cairan tetes mata agar kornea selalu basah. (www.med.unhas.ac.id)

Page 9: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

KESIMPULAN

Istilah oftalmopati mempunyai arti luas yaitu mencakup semua kelainan

mata yang dapat menyertai hipertiroid. Beberapa istilah dapat dijumpai dalam

kepustakaan sehubungan dengan oftalmopati pada hipertiroidisme seperti

oftalmopati tiroid, oftalmopati graves, penyakit mata tiroid.

Sampai saat ini belum ditemukan patogenesis penyakit oftalmopati graves

secara jelas. Namun diperkirakan berkaitan dengan gangguan imunologi yang

melibatkan unsur humoral dan selular. Berbagai kelainan mata dapat terjadi, dari

yang paling ringan sampai yang berat. Kelainan – kelainan tersebut oleh

American Thyroid Association diklasifikasikan dalam enam kelas yang ditulis

secara singkat, yaitu :

Kelas Tanda

0. Tidak ada gejala atau tanda.

1. Hanya tanda, yang mencakup retraksi kelopak

mata atas, dengan atau tanpa lig lag, atau pro

ptosis sampai 22mm. Tidak ada gejala.

2. Keterlibatan jaringan lunak.

3. Proptosis > 22 mm.

4. Keterlibatan otot extraokuler

5. Keterlibatan kornea.

6. Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan saraf

Optikus. ( Vaughan et al ., 1995 )

Kelainan mata kelas 2 dan 4 disebut juga bentuk infiltratif yang perlu

dikenal dengan baik, oleh karena kelainan mata ini dapat cepat memburuk

sehingga pengobatan intensif perlu segera diberikan.

Eksoftalmus perlu diukur, selain untuk memastikan, juga untuk

pengamatan lanjut apakah membaik atau memburuk setelah mendapat terapi.

Retraksi palpebra superior, oftalmoplegi dan eksoftalmus merupakan penyebab

Page 10: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

terjadinya kelainan kornea. Edema papil dengan penurunan visus berat sebagai

tanda kelainan saraf optik, merupakan gambaran klasik kelas 6.

Penatalaksanaan terdiri atas penatalaksanaan untuk hipertiroidisme dan

khusus untuk oftalmopati. Penatalaksanaan untuk oftalmopati terdiri atas

medikamentosa, radiasi retrobulber, dan tindakan pembedahan. Kortikosteroid

masih merupakan pilihan pertama. Beberapa obat imunosupresif juga telah dicoba

untuk beberapa kasus berat.

Page 11: REFERAT OFTALMOPATI TIROID

http://br4m4tyo.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

1. Price S. A., Wilson L.M., 2002, pathophysiology, 6th ed, Elsevier Science,

Memphis, Tennessee.

2. Vaughan D.G., Asbury T., & Eva P.R., 1995, General Ophthalmology, 14 th ed, Appleton & Lange Publication, Los Altos, California.

3. Anonim, Graves ophthalmopathy, http://www.Adsense-succes-Guide.com

4. Anonim, Oftalmopati graves, http://www.med.unhas.ac.id

5. Anonim, Graves Ophthalmopathy, http://www.ophth.uiowa.edu.com