kajian keselamatan radiasi -...
TRANSCRIPT
KAJIAN KESELAMATAN RADIASIPADA PUSAT TEKNOLOGI BAHAN INDUSTRI NUKLIRBATAN
W. Prasuad, Gunawan dan Ridwan
Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir – BATAN
ABSTRAKKajian keselamatan radiasi pada Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ( PTBIN ) Badan Tenaga Nuklir Nasional. Telah dilakukan kajian keselamatan radiasi pada fasilitas laboratorium hamburan neutron, laboratorium difaksi sinarX dan keselamatan pekerja radiasi dalam kurun waktu tahun 2000 sampai 2006 di PTBIN BATAN. Hasil pengukuran paparan radiasi pada daerah kerja, paparan radiasi yang diterima pekerja radiasi hasil pengukuran thermoluminesence dosimeter ( TLD ) menunjukkan suatu harga berada dibawah batas ambang. Pengukuran tingkat paparan radiasi pada 12 titik lokasi di laboratorium hamburan neutron ( NGH ) menghasilkan paparan ratarata tahunan 3,720 mSv/tahun. Dosis tertinggi yang diterima pekerja radiasi untuk dosis ekivalen kulit ( DEK ) adalah 1,17 mSv/tahun dan dosis ekivalen seluruh tubuh ( DEST ) adalah 0,92 mSv/tahun. Paparan radiasi di laboratorium difraksi sinarX tertinggi adalah 0,08 mR/jam dan selama 6 tahun terakhir dalam keadaan stabil. Seluruh fasilitas radiasi di PTBIN BATAN beroperasi dengan aman dan dalam pengawasan keselamatan yang baik dan tertelusur.Kata kunci: hamburan neutron, diffraksi sinar – X, keselamatan radiasi
ABSTRACTRadiation safety studies on neutron scattering,xray diffraction laboratory and radiation worker have been carried out for the period of 2000 to 2006 at PTBIN BATAN. Results of radiation exposure measurement in the active areas indicate that the radiation exposure amount received by each radiation worker is below the (allowed) threshold value asa measured by the thermoluminesence dosimetry method (TLD). Exposure level measurement at 12 (twelve) different locations in the neutron scattering lab shows annual average exposure value of 3,720 mSv/year. The maximum dose received by a radiation worker for the skin equivalent dose (DEK) is 1,17 mSv/year and for the entire body dose (DEST) the value is 0,92 mSv/year. The maximum radiation exposure dose in the xray lab is 0,08 mR/hour and this value is stable for the last six years. All radiation facilities at PTBINBATAN have been declared to operate in safe condition and are under a well coordinated and traceable supervision.
Key word: neutron scattering, Xray diffraction, radiation safety.
346
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan UU No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran [ 1 ] dan
peraturan pemerintah nomor 63 tahun 2000 tentang keselamatan dan kesehatan
terhadap pemanfaatan radiasi pengion [ 2 ], maka setiap kegiatan yang berhubungan
dengan nuklir harus dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan keselamatan
pekerja radiasi, peralatan serta lingkungan sekitarnya. Pusat Teknologi Bahan Industri
Nuklir ( PTBIN ) sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN No.392/KA/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BATAN mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang bahan industri nuklir [ 3 ]. Untuk melaksanakan kegiatan
tersebut, PTBIN didukung dengan fasilitas radiasi dan nonradiasi. Fasilitas radiasi
terdiri dari Laboratorium Hamburan Neutron ( NGH ) yang berada di Gedung 40, Balai
Percobaan Reaktor Laboratorium [ XHR ] yang berada di Gedung 30 RSG Siwabessy
serta 2 ( dua ) Laboratorium Difraksi SinarX ( XRD ).
Fasilitas yang ada di NGH terdiri dari 3 ( tiga ) unit peralatan utama yaitu
Spektrometer Hamburan Neutron Sudut Kecil ( SANS/SN2), Spektrometer Hamburan
Neutron Sudut Kecil Resolusi Tinggi ( HRSANS/ SN3 ) dan Difraktometer Neutron
Serbuk Resolusi Tinggi ( HRPD / DN3 ) , sedangkan fasilitatas peralatan hamburan
neutron yang ada di XHR terdiri dari 4 ( empat ) unit peralatan hamburan neutron yaitu
Spektrometer Tiga Sumbu ( TAS/ SN1), Difraktometer Empat Lingkaran ( FCD/TD ),
Diffraktometer Serbuk ( PD/ DN1M ) dan 1 unit peralatan Radiografi Neutron ( RN ).
Sedangkan fasilitas peralatan diffraksi sinarX terdiri dari dua unit peralatan yaitu XRD
Shimadzu yang beraada di Bidang Bahan Industri Nuklir ( BBIN ) dan XRDPhillips di
Bidang Karakterisasi dan Analisis ( BKAN )
Untuk pengandalian keselamatan dan pengawasan pengoperasian
peralatan dan personel ditugaskan pada Bidang Keselamatan dan Instrumentasi yang
secara operasional dilaksanakan oleh Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan
Kerja ( PRKK ).
Pengoperasian peralatan hamburan neutron yang memanfaatkan
Reaktor Serba Guna Siwabessy merupakan sistem peralatan yang kompleks, dimulai dari
pengaliran neutron thermal sampai pengumpulan data dilakukan secara komputerisasi
dilakukan ratarata antara 9 jam sampai 20 jam untuk daya reaktor 15 MWatt. Dengan
waktu yang lama ini maka sangat perlu dilakukan pengawasan terhadap paparan radiasi
yang dihasilkan dan pengaturan waktu bagi operator dalam bekerja. Pengesetan sample
merupakan faktor utama sehingga neutron yang terhambur mengenai detektor akan
maksimal. Kesalahan pengesetan akan mempengaruhi hasil ekperimen dan bahaya
347
radiasi bagi operator maupun pengguna yang berada di daerah kerja. Untuk
meminimalkan paparan radiasi maka dilakukan langkahlangkah seperti menggunakan
penahan radiasi pada daerah tertentu, pemetaan radiasi pada daerah kerja, melengkapi
prosedur operasi peralatan, buku log, inspeksi internal, dan evaluasi tahunan [ 4 ]. Untuk
meningkatkan kinerja dan keselamatan operator maupun pengguna dilakukan
penyegaran keselamatan personel melalui sosialisasi budaya keselamatan [5].
Pada makalah ini akan dilakukan kajian tentang keselamatan radiasi di
fasilitas radiasi pada PTBIN yang meliputi :
1. Pengukuran tingkat radiasi pada peralatan utama di NGH, XHR dan lab. XRD
2. Evalusi dosis TLD bagi pekerja radiasi dan orientasi keselamatan bagi pekerja
tamu
3. Pengendalian keselamatan radiasi dan nonradiasi.
4. Kelengkapan dokumen, peralatan keselamatan dan sistem pengawasan
Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat menyakinkan operator,
pengguna, pekerja radiasi maupun instansi yang berwenang bahwa paparan radisai
pada fasilitas radiasi di NGH, XHR dan laboratorium XRD di PTBIN mempunyai sistem
keselamatan radiasi yang aman bagi pekerja maupun pengguna lainnya.
II. TATA KERJA1. Pengukuran Paparan Daerah Kerja
Pengukuran tingkat radiasi pada XHR, NGH dan laboratorium Diffraksi SinarX
( XRD ) dilakukan berdasarkan peta radiasi yang telah dibuat. Peta ini dibuat
berdasarkan tingat aktifitas yang sering dilalui oleh pekerja radiasi dan pengguna
peralatan ( user ). Penomoran pada titik pengukuran akan mempermudah dilakukannya
evaluasi hasil pengukuran, sehingga akan memudahkan pengawasan. Titik
pengukukuran tata letak peralatan utama dan titik pengukuran radiasi pada XHR dan
NGH dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Sedangkan tata letak dan titik pengukuran
pada laboratorium XRD dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
348
Gambar 1. Titik pengukukuran dan tata letak peralatan hamburan neutron di XHR . Pengukuran dilakukan pada 43 titik yang memberikan
kontribusi paparan radiasi gamma dan neutron.
Gambar 1. Titik pengukukuran dan tata letak peralatan hamburan neutron di XHR . Pengukuran dilakukan pada 43 titik yang memberikan
kontribusi paparan radiasi gamma dan neutron.
349
Reaktor GA.
Siwabessy
RN
TAS
FCD/TDN1M
Operator
Operator
Operator
Operator
Reaktor GA. Siwabessy
11
Pengukuran di XRD dan NGH dilakukan menggunakan detektor Ludlum dan
Victoreen 410. Pengukuran dilakukan satu kali setiap operasi reaktor dan dua bulan
Pengukuran di XRD dan NGH dilakukan menggunakan detektor Ludlum dan
Victoreen 410. Pengukuran dilakukan satu kali setiap operasi reaktor dan dua bulan sekali
untuk XRD, pada semua titik daerah kerja , selanjutnya .dari data tersebut dibuat tabel
dan dibandingkan dengan batas ambang dosis yang diijinkan.
Gambar 2. Titik pengukukuran dan tata letak peralatan hamburan neutron di NGH. Pengukuran dilakukan pada 12 titik yang memberikan
kontribusi paparan radiasi gamma dan neutron.
2. Evalusi Dosis TLD Pekerja Radiasi dan Orientasi Keselamatan Bagi Pekerja
Tamu
Pengukuran dosis perorangan menggunakan data Thermoluminisence
Dosimeter (TLD). Pengukuran dilakukan oleh Pusat Teknologi Pengolahan Limbah
Radioaktif ( PTLR ), selanjutnya data di dokumentasikan kedalam kartu dosis dan
dianalisis. Analisis dosis paparan radiasi yang diterima pekerja dilakukan agar dapat
dipantau tingkat dosis yang berkontribusi besar terhadap nilai paparan pada TLD. Hasil
yang diterima pekerja radiasi dan dilakukan evaluasi dan dapat digunakan sesuai
keperluan, misalkan untuk training atau melanjutkan pendidikan di luar negeri.
350
12
TPN1
TPN2
9
87
6DN3SN3
543
21
SN : Spektrometer NeutronDN : Difraktometer NeutronTPN : Tabung Pemandu Neutron Neutron
Gambar 3 dan 4. Tata letak dan titik pengukuran pada laboratorium XRD.Gambar 3. adalah XRD di BBIN dan Gambar 4 adalah di BKAN
Orientasi keselamatan bagi pekerjapekerja tamu bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang bahaya akibat radiasi dan cara bekerja yang aman dengan medan
radiasi. Dengan diberikannya pemahaman ini, maka pekerja tamu yang melakukan
penelitian, atau kegiatan lainnya di fasilitas radiasi di PTBIN akan merasa nyaman dan
aman dalam melaksanakan kegiatannya. Materi orientasi diberikan sebelum pekerja tamu
malakukan kegiatannya. Adapun materi yang diberikan melputi :
a. Tata cara bekerja yang aman
b. Pengenalan Laboratorium tempat bekerja
c. Potensi bahaya di tempat kerja
d. Penggunaan perlengkapan keselamatan dalam bekerja
e. Mengatasi keaadaan darurat.
Seluruh data pekerja tamu disimpan dalam data base keselamatan PTBIN. Dengan data
base ini seluruh informasi tentang kegiatan dan data pekerja tamu akan
didokumentasikan dalam bank data keselamatan PTBIN. Jumlah pekerja tamu yang
telah melakukan kegiatan di PTBIN sampai saat ini ( Juli’06 ) berjumlah 136 orang telah
mengikuti orientasi keselamatan sejak diterapkankannya data base keselamatan sejak
tahun 2003 sampai tahun 2006. Pengendalian keselamatan dilakukan dengan cara
351
9
7
8
6
4 5
23
9
110
Komputer
7
6
1
4
5
32
Gbr .4Gbr .3
8
1
melengkapi seluruh peralatan dengan prosedur standar pengoperasian alat, pemakaian
peralatan keselamatan dalam bekerja serta dilakukannya pengawasan internal (inspeksi
internal) yang dilakukan petugas proteksi radiasi dan keselamatan kerja. Dengan
pengawasan ini maka semua potensi bahaya dapat diketahui secara dini. Potensi bahaya
yang umumnya terjadi misalkan terjadinya paparan akibat kalibrasi peralatan,
penambahan penahan radiasi dapat diketahui secara dini. Potensi bahaya yang dapat
berkembang menjadi ancaman dicatat dalam buku log dan ditindaklanjuti untuk dilakukan
penyesuaian dan perbaikan , sehingga paparan radiasi yang terjadi tetap dalam batas
yang diijinkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASANHasil pengukuran paparan radiasi pada laboratorium NGH dapat dilihat pada
Tabel 1. Pengkuran dilakukan selama periode 1999, 2000 dan 2001. Pengukuran
dilakukan setiap reaktor RSG GAS beroperasi. Selama periode Juli 1999 sampai Februari
2001 telah dilakukan sebanyak 10 kali pengukuran. Data pengukuran setiap titik
dilakukan sebanyak 3 kali. Data pengukuran ditampilkan pada Tabel1 adalah sampling 8
kali pengukuran kurun waktu tahun 1999 sampai tahun 2001 [ 6 ].
Tabel1. Data paparan radiasi pada Lab. Hamburan Neutron ( NGH )PTBIN periode pengukuran tahun 1999, 2000 dan 2001, dengan daya operasi
RSGSiwabessy 15 MWATT.
TitikPengukuran
MREM/JAM Ratarata
07/99 08/99 03/00 06/00 07/00 09/00 12/00 02/01 MRem/Jam
MSv/Tahun
1 0,153 0,306 0,213 0,204 0,102 0,213 0,249 0,109 0,193 3,7202 0,153 0,120 0,051 0,204 0,102 0,051 0,204 0,102 0,123 2,3693 0,162 0,111 0,178 0,204 0,204 0,178 0,204 0,102 0,168 3,2264 0,181 0,111 0,178 0,204 0,204 0,178 0,222 0,204 0,185 3,5595 0,153 0,102 0,204 0,204 0,102 0,204 0,204 0,204 0,172 3,3046 0,162 0,102 0,051 0,204 0,204 0,051 0,204 0,204 0,147 2,8377 0,153 0,102 0,178 0,102 0,102 0,178 0,204 0,102 0,140 2,6928 0,153 0,102 0,051 0,102 0,102 0,051 0,204 0,204 0,121 2,3259 0,213 0,102 0,178 0,102 0,102 0,178 0,204 0,102 0,147 2,83710 0,222 0,102 0,178 0,102 0,102 0,178 0,204 0,102 0,148 2,85911 0 0,102 0,178 0,102 0,102 0,178 0,204 0,102 0,121 2,32512 0,213 0,102 0,178 0,204 0,204 0,178 0,204 0,204 0,168 3,571
RATArata
0,122 0,122 0,151 0,161 0,136 0,151 0,209 0,145 0,154 2,969
Data yang ditampilkan sudah merupakan nilai ratarata. Selanjutnya dari tabel.1
dibuatkan grafik antara lokasi titik pengukuran terhadap ratarata paparan radiasi radiasi
352
(Gambar 5 ). Dari data ini dapat dilihat bahwa besarnya tingkat paparan radiasi pada
NGH ratarata pertahun adalah sebesar 3,720 mSv/th.. Sedangkan besarnya daya
operasi reaktor tidak memberikan dampak yang berarti terhadap besarnya tingkat
paparan radiasi pada tiap titik pemetaan. Hasil pengukuran daerah kerja di XHR dapat
dilihat pada Tabel 2 , sedangkan
Gambar5. Grafik titik pengukuran di NGH pada 12 titik pengukuran pada
pengukuran tahun 1999, 2000 dan 2001 ( nilai ratarata ).
Tabel 3 dan 4 adalah paparan radiasi pada daerah kerja laboratorium XRD. Dari data
ini tidak terjadi fluktuasi paparan yang tinggi pada lab. XHR, NGH maupun XRD.
Sehingga dari data ini menunjukkan bahwa pengoperasian fasilitas radiasi di PTBIN
sangat aman digunakan oleh pekerja radiasi maupun masyarakat secara umum.
Hasil pembacaan TLD dari PTLRBATAN pada 61 pekerja radiasi di PTBIN
pada tahun 2005 diperoleh Nilai Dosis Ekivalen Kulit ( DEK/HP0,07 ) tertinggi yang
diterima pekerja radiasi adalah 1,17 mSv/tahun dan yang terendah adalah 0,86
mSv/tahun [ 5 ]. DEK tertinggi yang diterima pekerja radiasi pada NGH adalah pekerja
yang selalu mendampingi PPR dalam melaksanakan penguikuran. Nilai Dosis Ekivalen
Seluruh Tubuh ( DEST/ HP 10 ) yang teringgi adalah 0,92 mSv dan terendah adalah 0,57
mSv. Dari nilai DEK dan DEST yang diterikma pekerja radiasi masih sangat jauh
dibandingkan dengan nilai batas dosis yang diijinkan ( NBD/tahun ) yaitu 50 mSV untuk
DEST dan 500 mSV untuk DEK. Untuk tahun 2006 jumlah pekerja radiasi meningkat
menjadi 71 orang, dengan nilai paparan pada triwulanI ratarata < 0,05 mSv.
Tanggal pengukuran : 13 April 2006 Daya reaktor : 14.8 MW
Tanggal pengukuran : 24 Mei 2006 Daya reaktor : 14.8 MW
353
0
2
4
6
1 3 5 7 9 11
No.Posisi
mS
v/T
h
Rata-rata
Tabel 2. Hasil pengukuran daerah kerja di XHR pada
semester pertama tahun 2006 pada 43 titik.
355
No. POSIS
I
NEUTRON( CPM )
GAMMA(mR/jam)
NEUTRON( CPM )
GAMMA(mR/jam)
1. 40 3.00 20 3.002. 80 0.20 60 0.203. 10 0.26 10 0.264. 10 0.26 10 0.265. 10 0.24 20 0.246. 40 0.60 40 0.607. 10 10.00 40 8.008. 20 0.80 20 0.809. 20 0.80 20 0.6010. 10 0.18 0 0.1811. 0 0.30 0 0.3012. 10 0.24 10 0.2413. 10 0.14 10 0.1414. 0 0.14 10 0.1415. 40 0.20 40 0.2016. 40 0.10 20 0.1017. 0 0.08 0 0.0818. 40 0.80 40 0.8019. 60 2.40 60 2.4020. 60 0.80 80 1.0021. 20 0.80 20 0.8022. 20 1.20 20 1.4023. 20 1.40 20 1.4024. 0 0.60 0 0.6025. 20 0.40 20 0.4026. 20 0.26 20 0.2627. 40 0.22 40 0.2228. 20 0.10 20 0.1029. 0 0.32 0 0.3230. 20 0.60 20 0.6031. 120 0.80 80 0.8032. 120 0.60 100 0.6033. 20 0.80 20 0.8034. 20 4.80 20 4.2035. 20 0.10 20 0.1036. 20 0.36 20 0.4037. 20 0.22 20 0.2238. 0 0.10 0 0.1039. 0 0.06 0 0.0640. 0 0.10 0 0.1041. 20 0.40 20 0.4042. 40 2.00 20 2.4043. 40 8.00 60 6.00
Tabel 3. Hasil pengukuran pada daerah kerja di lab. XRD BKAN
PTBIN – BATAN TAHUN 20052006, menggunakan Surveymeter Alert Monitor 4. tegangan alat 30 kV, 30 mA
No.
Posisi
mR/jam
Jan
‘05
Mar’0
5
Jun’
05
Ags’0
5
Sep’
05
Des’
05
Peb’
06
Mar’0
6
Apl’0
6
Mei’0
6
1 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0,0 0.0 0.0 0.0
2 0.02 0.02 0 0.02 0.02 0 0.02 0,02 0,02 0,02
3 0.02 0.02 0,0 0.02 0,0 0,0 0.04 0,02 0,0 0,02
4 0,0 0,0 0,0 0.02 0,0 0.02 0.02 0,02 0,02 0,02
5 0.02 0,0 0.02 0.02 0.02 0.02 0.04 0,0 0,04 0,04
6 0.02 0,0 0 0.02 0.02 0.02 0.06 0,04 0,02 0,02
7 0,0 0,0 0,0 0.02 0 0.02 0.02 0,02 0,02 0,02
8 0,0 0.02 0.02 0.02 0.02 0.0 0.04 0,04 0,04 0,04
9 0,0 0.02 0.02 0.02 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 0,0 0,0 0,0 0, 0 0, 0 0,0 0.04 0,04 0,04 0,02
Tabel 4. Hasil pengukuran pada daerah kerja di Lab. XRD BBIN
PTBIN – BATAN TAHUN 2005, menggunakan Surveymeter Alert
Monitor 4. tegangan alat 30 kV, 30 mA
No.
Posisi
mR/jam
Jan
‘05
Mar’0
5
Jun’
05
Ags’0
5
Sep’
05
Des’
05
Peb’
06
Mar’0
6
Apl’0
6
Mei’0
6
1 0.02 0.1 0.1 0.1 0.08 0.1 0,0 0, 0 0, 0 0,02
2 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0,02 0,02 0,02 0,0
3 0.02 0.02 0.02 0.02 0,0 0,0 0,0 0,0 0,02 0,0
4 0,0 0,0 0,0 0,0 0.02 0.02 0,02 0,02 0,02 0,02
5 0.02 0 0.02 0.02 0,0 0,0 0,04 0,02 0,02 0,02
6 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0,0 0,02 0,02 0,02 0,02
7 0,0 0,0 0.02 0.02 0.02 0,0 0,02 0,0 0,0 0,02
8 0,0 0,0 0,0 0.02 0.02 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,0 0,04 0,04 0,04 0,02
356
Untuk memantau kondisi ruangan laboratorium, sebuah alat pemantau dikembangkan di
PTBIN. Sistem ini mengukur besaran fisis seperti suhu, kelembaban, kebisingan, cahaya
serta catu daya listrik. Untuk pemantauan paparan radiasi, pada waktu mendatang akan
dikembangkan alat pemantau radiasi terpusat di PTBIN. Sistem ini akan dikoneksi ke
jaringan komputer.
Untuk memandu pelaksanaan kegiatan keselamatan bagi pekerja radiasi, maka
telah dibuatkan prosedur strandar operasi dan pengukuran paparan radiasi serta
penggunaan peralatan keselamatan kerja bagi operator alat maupun peneliti yang akan
memanfaatkan peralatan tersebut. Seluruh fasilitas radiasi di PTBIN wajib memiliki
kelengkapanm dokumen fasilitas keselamatan seperti :
Prosedur kerja dan instruksi kerja.
Buku log peralatan dan bahan.
Tanda tanda keselamatan di laboratorium ( misal, potensi bahaya, lampu
tanda alat beroperasi, alarm lokal ).
Perlengkapan keselamatan minimal.
Selain kelengkapan dokumen dan fasilitas keselamatam, telah dilaksanakan
orientasi keselamatan bagi pekerja tamu. Orientasi keselamatan bertujuan memberikan
pemahaman cara bekerja yang aman, cara menggunakan peralatan di laboratorium,
pengenalan potensi bahaya, cara mengatasi keadaan darurat dan pemahaman
keselamatan secara menyeluruh. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai sejak tahun 2003
setelah melihat banyaknya peminat pakerja tamu yang melakukan praktek kerja,
penelitian, pengukuran sample maupun untuk tugas akhir. Dengan diterapkannya sistem
ini, sampai saat ini belum terjadi kecelakaan yang fatal.
Untuk menjamin konsistensinya operator maupun manajemen keselamatan di
PTBIN, setiap tahun dilaksanakan sosialisasi dan presentasi budaya keselamatan. Cara
ini bermanfaat untuk mengukur pelaksanaan sistem keselamatan dan salah satu cara
untuk mengukur turun naiknya pelaksanaan dan perencanaan pemantauan keselamatan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengukuran tingkat paparan radiasi daerah kerja diperoleh
besarnya tingkat radiasi, ratarata tahunan sebesar 3,720 mSv/tahun.. Seluruh fasilitas
radiasi yang ada di PTBINBATAN beroperasi secara aman, hal ini ditunjukkan dengan
nilai TLD pekerja radiasi hasil pengukuran PTLRBATAN berada dibawah batas ambang
yang diijinka.. Untuk dosis ekivalen kulit ( DEK ) < 500 mSv, dosis ekivalen seluruh
tubuh ( DEST ) < 50 mSv. Faktor lain yang mendukung sistem keselamatan adalah
357
penahan radiasi yang terpasang pada laboratorium hamburan neutron di NGH , XHR dan
laboratorium XRD berfungsi baik. serta berjalannya sistem pemantauian keselamatan
radiasi yang terencana. Dengan demikian seluruh fasilitas radiasi yang digunakan untuk
penelitian di PTBIN dalam kondisi yang aman untuk digunakan.
358
DAFTAR PUSTAKA
1. UNDANGUNDANG NO.10 TAHUN 1997, tentang “Ketenaganukliran”.
2. PERATURAN PEMERINTAH NO. 63 TAHUN 2000, tentang “Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion“.
3. ORGANISASI dan TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, tahun 2005.
4. GORDON BLAKEY, “Seminar Programme and Course Note“ , Safety in the
laboratory, NY, USA, 1990.
5. PRASUAD, “Sosialisasi Budaya Keselamatan“, disampaikan pada seminar
hasilhasil penelitian P3IB tahun 2005.
6. PRASUAD , “Pelaksanaan Proteksi Radiai dan Keselamatan Kerja Pada
Puslitbang Iptek Bahan – BATAN“ , Laporan Kegiatan tahun 2004, Laporan
Penelitian PTBINBATAN tahun 2004, Serpong 2005.
359
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
Penanya: Mutiara S ( BAPETEN )
Pertanyaan:
a.Benarkah yang digunakan dalam penelitian ini neutron. Apakah monitor perorangan
yang digunakan adalah TLD untuk neutron?
Jawaban:
a.Monitor perorangan yang digunakan adalah TLD untuk gamma, sedangkan neutron
menggunakan survey meter.
Penanya: Frans A N ( PT. Sigi Semihan )
Pertanyaan:
a.Apakah di PTBIN sudah diterapkan system manajemen keselamatan yang
terakreditasi?
b.Apakah di PTBIN sudah diterapkan budaya keselamatan yang tersystem?
c.Apakah budaya keselamatan ini mencontoh JNES?
Jawaban:
a.Pada saat ini dalam persiapan menuju sistem keselamtan internal BATAN.
b.Budaya keselamatan di PTBIN baru di perkenalkan tahun 2004
c.Kami melaksanakan budaya keselamatan mengacu pada ”Buku Pedoman
Pelaksanaan Budaya Keselamatan Nuklir” BAPETEN yang di luncurkan tgl 2
Agustus 2006.
360