puisi

3
Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil – Chairil Anwar Berikut ini adalah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar. Senja Di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Karya : Chairil Anwar (1946) Puisi Yang Terampas dan Yang Terputus - Chairil Anwar Puisi Yang Terampas dan Yang Terputus - Chairil Anwar YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS kelam dan angin lalu mempesiang diriku, menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin, malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;

Upload: jaki-zulfikar

Post on 03-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

puisi

TRANSCRIPT

Page 1: puisi

Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil – Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.

Senja Di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Karya : Chairil Anwar (1946)

Puisi Yang Terampas dan Yang Terputus - Chairil Anwar

Puisi Yang Terampas dan Yang Terputus - Chairil Anwar

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datangdan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

Page 2: puisi

Puisi Prajurit Jaga Malam - Chairil Anwar

Puisi Prajurit Jaga Malam - Chairil Anwar

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?

Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,

bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya

kepastian

ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

Karya: Chairil Anwar Diposkan oleh Kumpulan Puisi Indonesia di 06.06

Puisi Rumpun Alang-alang - W S Rendra

Rumpun Alang-alang

Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayangKerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malangDi hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatalSerumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal

Gelap dan bergoyang iadan ia pun berbunga dosaEngkau tetap yang punyatapi alang-alang tumbuh di dada

Karya:  W S Rendra Diposkan oleh Kumpulan Puisi Indonesia di 09.44

Page 3: puisi

Tanah Kelahiran

Seruling di pasir ipis, merduAntara gundukan pohon pinaTembang menggema di dua kaki,Burangrang – Tangkubanperahu

Jamrut di pucuk-pucuk, Jamrut di air tipis menurun.

Membelit tangga di tanah merahDikenal gadis-gadis dari bukitNyanyikan kentang sudah digali,Kenakan kebaya ke pewayangan.

Jamrut di pucuk-pucuk,Jamrut dihati gadis menurun.

Karya : Ramadhan K.H