ptk ips kelas ii
TRANSCRIPT
PTK IPS Kelas II
oleh : Saptuyah, S.Pd.I. M.Pd
(telah digunakan untuk kenaikan pangkat tahun 2013)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan denganisu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi social
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Adapun tujuan mata pelajaran IPS yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu bidang studi yang rumit, karena ruang
lingkupnya sangat luas dan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, dan antropologi. IPS memfokuskan perhatiannya pada peranan manusia dalam
masyarakat terutama dalam situasi global saat ini.
Dalam implimentasi pembelajaran guru sebagai praktisi melaksanakan kegiatan, yaitu dengan cara
menggunakan srategi pengajaran konsep untuk membantu kelancaran pada setiap tindakan pembelajaran,
peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses pada pembelajaran. Dari setiap
pengamatan selanjutnya dilakukan refleksi dan analisis setiap tindakan untuk kemudian melakuakan
perbaikan-perbaikan.
Dalam rangka mencapai harapan seperti itulah dalam kegiatan belajar ini dikemukakan salah satu
alternatif dari segi perencanaan, yaitu dengan upaya memotivasi siswa dalam pembelajaran
kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungan anak melalui penguatan verbal dan non verbal.
Dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
dengan baik dengan tujuan meningkatkan volume pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran
diharapkan sesuai dengan apa yang diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1). Bagaimana cara memotivasi siswa dalam pembelajaran kepahlawanan agar pembelajaran bisa
dipahami secara merata ?
2). Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS ?
3) Apakah pemberian penguatan verbal dan non verbal dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
mata pelajaran IPS ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran kepahlawanan agar pembelajaran bisa dipahami
secara merata.
b. Meningkatkan proses belajar mengajar pada Mata Pelajaran IPS.
c. Meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dengan metode pemberian penguatan verbal dan
non verbal.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan pengalaman baru bagi penulis, serta
dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya IPS, sehingga
pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan pada Mata Pelajaran lain.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dapat dijadikan media motivasi untuk dapat dilaksanakan di sekolah
di tempat bekerja yaitu di MIN Yehsumbul dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Bagi siswa, dapat memberikan kesan bahwa belajar IPS itu mudah dan menyenangkan serta dapat
memberikan wawasan materi pembelajaran.
d. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau bahan pembelajaran dalam upaya melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
.
2.1 Konsep Pembelajaran IPS
Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang
objek yang diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi
dalam proses pembelajarannya.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang
berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka
memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu
yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum
bisa mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan,
ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-
konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu
dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk
mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan
gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang
dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan
mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan
pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih
luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya.
2.2 Srtategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Newman dan Logan, dalam bukunya yang berjudul Strategy Policy and Central
Management(1971 : 8), strategi dasar dari setiap usaha akan mencakup keempat hal sbb :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti apa yang harus dicapai dan
menjadi sasaran usaha itu yang sesuai dengan aspirasi dan selera masyarakat.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama manakah yang dipandang paling efektif
guna mencapai sasaran tersebut.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh untuk mencapai
sasaran tersebut.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria dan patokan ukuran yang harus dipergunakan untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha tersebut.
Melihat paparan tersebut di atas, maka strategi belajar mengajar dapat disimpulkan sebagi suatu
proses upaya untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Dengan demikian tidak lepas dari
peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu memberikan suatu metode
yang cepat dan tepat sehingga dengan cepat siswa akan menangkap hasil pembelajaran yang disampaikan.
2.3 Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas [PTK] dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian sebagai berikut :
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula.
Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa
yang sedang belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan,
perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip yang dimaksud
adalah :
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin, karena jika penelitian dilakukan
dalam kondisi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata
lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan
waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Didasarkan pada sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka dengan hal-hal yang statis, tetapi selalu
menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus
menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan
keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul. Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut
hal-hal statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut materi atau
topik bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik pokok bahasan yang bersangkutan, yaitu
strategi, pendekatan, metode, atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah kegiatan uji coba atau
eksperimen.
3. SWOT sebagai dasar pijakan
PTK harus dimulai dengan analisis SWOT, sehingga dalam memilih sebuah tindakan peneliti harus
mempertimbangkan apakah ada sesuatu di luar diri dan subyek tindakan yang kiranya dapat
dimanfaatkan, juga sebaliknya berpikir tentang “bahaya” di luar diri dan subyeknya sehingga dapat
mendatangkan resiko. Hal ini terkait dengan prinsip pertama, bahwa penelitian tindakan tidak boleh
mengubah situasi asli, yang biasanya tidak mengudang resiko.
4. Upaya empiris dan sistemik
Merupakan penerapan prinsip ketiga. Dengan telah dilaksanakannya analisis SWOT, berarti sudah
mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang
terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah
sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait-mengait.
5. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan
SMART merupakan akronim dari Spesific (khusus, tidak terlalu umum), Managable (dapat dikelola,
dilaksanakan), Acceptable/Achievable (dapat diterima lingkungan, dapat dicapai, dijangkau), Realistic
(operasional, tidak di luar jangkauan), dan Time bound (diikat oleh waktu, terencana).
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang paling terkait dengan subyek yang
akan dikenai tindakan. Oleh karena itu, sebelum guru menentukan lebih lanjut tindakan yang akan
diberikan, mereka harus diajak bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh guru dan akan mereka lakukan
harus disepakati dengan suka rela. Dengan demikian, guru dapat mengharapkan tindakan yang dilakukan
oleh siswa dilandasi atas kesadaran dan kemauan penuh. Dampaknya adalah akan menghasilkan semangat
atau kegairahan yang tinggi.
Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui :
1. Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakn dan
pihak yang mengamati proses yang dijalankan.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap
ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat
untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan
hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti
menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau
kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.
Adapun persyaratan PTK itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan sistematis. Hasil
pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh
peneliti
3. Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
4. Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah
jadwal yang berlaku.
5. Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan dibandingkan dengan rencana yang
sudah dibuat sebelumnya.
6. Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa
yang sedang belajar.
Objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang
diam dan tanpa gerak. Unsur-unsur yang dapat dijadikan sasaran/objek PTK tersebut adalah : (1) siswa,
(2) guru, (3) materi pelajaran, (4) peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki
oleh siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang
disediakan dan digunakan di kelas dan di laboratorium, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan, dan (7)
pengelolaan, hal yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan misalnya cara dan waktu mengelompokkan
siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan
papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan lain-lain.
Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian tindakan kelas. Ada dua
keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang guru melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Pertama adalah dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan yang kedua, adalah merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru. Dengan catatan, bila penelitian tindakan kelas
dilakukan secara baik dan benar. PTK akan berhasil baik dan signifikan apabila sebelum
melaksanakannya seorang guru harus sudah mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan
PTK. Mulai dari pengertian PTK, tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan sasaran/objek yang bisa
dikenai tindak
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas II MIN Yehsumbul mulai
tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 15 Agustus 2012. Jadwal pelaksanaan perbaikan untuk setiap
pelajaran adalah sebagai berikut :
1. Siklus I, Tanggal 11 Agustus 2012
2. Siklus II, Tanggal 15 Agustus 2012
Adapun karakteristik siswa kelas II MIN Yehsumbul Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
adalah jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan usia siswa rata-
rata 7 – 8 tahun dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah kebawah
dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.
3.2 Deskripsi Per Siklus
3.2.1 Rencana Penelitian
Berdassarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan teman sejawat
dan supervisor, kemudian diadakan rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran IPS dengan
kompetensi dasar penggunaan perkalian cara susun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami perkalian dalam mata pelajaran matematika.
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara umum yaitu :
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran.
b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
a). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan
b). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Mata Pelajaran IPS
No. Hari/ Tanggal Mata Pelajaran Siklus Materi
1. Selasa, 11 Agustus
2012
IPS I Menjelaskan keteladanan
pahlawan khususnya
pahlawan dilingkungan
sekitar
2. Sabtu, 15 Agustus
2012
IPS II Mencoba melakukan
diskusi tentang
keteladanan pahlawan
dan menyebutkan
pahlawan yang ada di
lingkungan sekitar
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa
- Melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan
- Melakukan evaluasi
- Memeriksa hasil evaluasi
- Mmemberikan tindak lanjut
b. Siklus II
- Penyampaian tujuan pembelajaran
- Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab
- Mengadakan diskusi kelompok
- Memberi kesempatan untuk bertanya
- Memberi penguatan
- Melaksanakan evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
3.2.2 Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana
sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan yang baik. Adapun sekenario
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen siswa dan mengkondisikan
siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi
pembelajaran yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan memberi penjelasan
tentang karakteristik seorang pahlawan.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa secara individu
sebanyak 5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru menyimpulkan materi dan
memberikan soal untuk pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut.
b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran IPS dilaksanakan pada jam ke dua, guru
mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa. Sebelum pelajaran dimulai, guru mengabsen siswa
selanjutnya guru langsung menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal dengan hal-hal yang
ada hubungannya dengan materi yang disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan teknik
verbal dan non verbal terhadap karakteristik pahlawan dan pengertian pahlawan, serta menyebutkan siapa
saja pahlawan yang berada di lingkungan sekitar.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa dianggap sudah memahami
materi, guru guru memberikan lembar evaluasi secara individu sebanyak 5 soal berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan ditemukan nilai dan
hasilnya . selanjutnya guru memberikan pekerjaan rumah terhadap siswa sebagai tindak lanjut.
3.2.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada Mata Pelajaran Matematika dilakukan
pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi sebagai berikut :
Tabel 3.5
Lembar Observasi Siklus I Mata Pelajaran IPS
No. Aspek Yang Dinilai Kemunculan Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kurang
2. Guru melaksanakan apresiasi Baik
3. Guru menjelaskan materi
dengan memberi contoh
pengerjaan soal
Kurang
4. Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa
Baik
5. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya
Baik
6. Siswa diberi kesempatan
untuk berpikir
Kurang
7. Guru memberi motivasi Baik
8. Guru melaksanakan evaluasi Baik
9. Guru memberikan tindak
lanjut
Baik
Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta memberikan penjelasan yang
simple terhadap siswa siswa agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan kondusif.
Selanjutnya lembar observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati proses perbaikan
pembelajaran pada siklus II pada mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Lembar Observasi Siklus II Mata Pelajaran IPS
No. Aspek Yang Dinilai Kemunculan Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Baik
2. Guru menjelaskan materi
dengan tanya jawab
Baik
3. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya
Baik
4. Siswa diberi kesempatan
untuk berpikir
Baik
5. Guru memberikan motivasi Baik
6. Guru memberikan penguatan Baik
Adapun saran-saran yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan berbagai media, hal ini
dengan pemberian teknik berbagai media yang didesain guru, maka siswa akan mudah meningat apa yang
sudah diberikan dalam proses pembelajaran.
3.2.4 Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses perbaikan
pembelajaran siklus I mata pelajaran IPS selesai. Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata
masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih
ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi guru
yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab antara
siswa dengan guru yang dilengkapi dengan metode penguatan verbal dan non verbal sehingga terjadi
komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang
konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II
dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus
selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Pembelajaran IPS
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MIN Yehsumbul, maka diperoleh data yang menunjukan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang
diperoleh setelah penulis melakukan penelitian. Adapun hasil dari penelitian mata pelajaran IPS di MIN
Yehsumbul dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Siklus I
Pada Mata Pelajaran IPS
No. Nama Siswa Nilai Sesudah Perbaikan
1. Amat Mustakim 7
2. Ayu Astuti 5
3. Anwar Rizal 5
4. Ahmad Kelvin 5
5. Dio Saputra 5
6. Dela Sagita 5
7. Diki Ferdian 5
8. Devi Aprilia 5
9. Fika Nurkumala 6
10. Fajar Nurul Fitri 5
11. Firda Maulida 7
12. Hilda Amalia 5
13. Linda Hatifah 5
14. Linda Amalia 5
15. M. Faruq Zidni 5
16. M. Sulthon Maulana 5
17. Mas Sultan 7
18. Novi Rofiqoh 7
19. Putri Agustin Kusuma D 5
20. Siti Holifah 5
21. Rifki Rahman 5
22. Renaldi Akbar 5
23. Sandy Arobby 6
24. Sabna Husniawati 5
Jumlah 130
Rata-rata 5,42
Tabel 4.6
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I
Pada Mata Pelajaran IPS
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Baik 4 orang 4/24 x 100 = 16,67
2. Sedang 2 orang 2/24 x 100 = 8,33
3. Kurang 18 orang 18/24 x 100 = 75
Tampak pada ananalisis kategori di atas bahwa nilai yang berkategori baik baru mencapai 16,67 %.
Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih meningkat dari pada sebelum adanya perbaikan
pembelajaran.
Meskipun demikian, siswa yang berkategori kurang masih dalam poses terbanyak yaitu sebesar 75
% dan yang berkategori sedang sebanyak 8,33 %. Itu akhirnya pada siklus ke II jumlah siswa yang
berkategori sedang dan kurang harus mengalami penurunan.
Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan dalam mata pelajaran IPS, penulis
mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang
disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa
penyebab, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan pembelajaran.
2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat pera.ga.
3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Mata Pelajaran IPS
No. Nama Siswa Nilai Sesudah Perbaikan
1. Amat Mustakim 9
2. Ayu Astuti 8
3. Anwar Rizal 7
4. Ahmad Kelvin 8
5. Dio Saputra 8
6. Dela Sagita 8
7. Diki Ferdian 8
8. Devi Aprilia 7
9. Fika Nurkumala 9
10. Fajar Nurul Fitri 8
11. Firda Maulida 9
12. Hilda Amalia 9
13. Linda Hatifah 9
14. Linda Amalia 8
15. M. Faruq Zidni 9
16. M. Sulthon Maulana 8
17. Mas Sultan 9
18. Novi Rofiqoh 8
19. Putri Agustin Kusuma D 8
20. Siti Holifah 9
21. Rifki Rahman 8
22. Renaldi Akbar 8
23. Sandy Arobby 9
24. Sabna Husniawati 8
Jumlah 199
Rata-rata 8,29
Tabel 4.8
Analisi Kategori Evaluasi Siklus II Pada
Mata Pelajaran IPS
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Baik 22 orang 22/24 x 100 = 91,67
2. Sedang 2 orang 2/24 x 100 = 8,33
3. Kurang - -
Tampak jelas pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik jauh sangat lebih banyak
dan mengalami kenaikan prestasi yang san rat signifikan yaitu mencapai 91,67%. Itu artinya pada siklus
ke II sudah menunjukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dengan hal ini maka cukup hanya sampai siklus II karena sampai tahap ini tingkat
keberhasilan belajar sudah tercapai. Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang terdapat
8,33%, dengan tidak terdapatnya siswa yang termasuk dalam klasifikasi nilai yang kurang. Hal ini jelas
terliha bahwa prestasi siswa mengalami kenaikan yang cukup pesat.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II dilaksanakan, penulis
merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II
dilihat dari kategori sedang yang mengalami penurunan serta tidak terdapatnya siswa yang mendapat nilai
kurang.
4.2 Temuan dan Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang sudah dilaksanakan sudah ada
kemajuan. Adapun temuan dan refleksi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1). Siklus I
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar dari evaluasi sebelumnya, hal ini terbukti dengan hasil
evaluasi dengan rincian sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : Tidak ada
- Nilai 8 : Tidak ada
- Nilai 7 : 4 orang siswa
- Nilai 6 : 2 orang siswa
- Nilai 5 : 18 orang siswa
Dengan demikian bisa terlihat pada tahapan siklus I yang menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi
siswa belum terlalu terlihat signifikan, tetapi apabila dibandingkan pada sebelum ada perbaikan masih
dapat dikategorikan lebih baik dari sebelumnya karena pada siklus I tidak terdapat nilai dibawah 4 ke
bawah. Dengan demikian menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran belum signifikan tetapi sudah
menunjukan sedikit perubahan kearah yang lebih baik dengan kualifikasi baik 16,67 %, sedang 8,33 %
dan kurang 75 %. Dengan demikian penulis mencoba pada tahapan selanjutnya yaitu di tahap siklus II.
2). Siklus II
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar, hal ini terbukti dengan hasil evaluasi dengan rincian
sebagai berikut :
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 9 orang siswa
- Nilai 8 : 13 orang siswa
- Nilai 7 : 2 orang siswa
- Nilai 6 Ke bawah : Tidak ada
Dengan demikian terjadi perubahan yang sangat signifikan antara hasil dari penelitian siklus II,
dimana pada siklus II terdapat hasil evaluasi yang dapat dikategorikan baik. Dengan demikian penelitian
sudah dapat dikatakan berhasil pada siklus II serta tidak ada tahapan siklus selanjutnya karena pada siklus
II sudah dapat dikategorikan baik dengan hasil evaluasi 91,67 % siswa dengan hasil kategori baik dan
8,33 % siswa dengan kategori hasil evaluasi sedang. Dengan demikian prestasi siswa menjadi meningkat
dengan baik, walaupun klasifikasi sedang mengalami kesamaan dengan artian tidak mengalami
penurunan, tapi penulis dapat memberi kesimpulan bahwa prestasi siswa dengan kategoro baik sangat
meningkat dengan klasifikasi sangat baik. Dengan demikian penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasik
pada siklus II dengan perolehan rata-rata 91,67 % terdapat siswa dengan kategori hasil belajar yang baik.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran pada mata pelajara IPS
terhadap siswa kelas II MIN Yehsumbul Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana yang sudah
dilaksanakan, terbukti menunjukan ada perubahan belajar siswa yang signifikan dari perkembangan
siswa dengan adanya upaya dan desain serta metode pembelajaran yang diupayakan pada setiap
siklusnya.
Hal ini terbukti dengan hasil yang tampak dari kemajuan yang dialami oleh masing-masing siswa
yang semakin meningkat dilihat dari rekapitulasi nilai perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran IPS Siklus I dan II
MIN Yehsumbul, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana
No. Nama Siswa Nilai Sesudah Perbaikan
Siklus I Siklus II
1. Amat Mustakim 7 9
2. Ayu Astuti 5 8
3. Anwar Rizal 5 7
4. Ahmad Kelvin 5 8
5. Dio Saputra 5 8
6. Dela Sagita 5 8
7. Diki Ferdian 5 8
8. Devi Aprilia 5 7
9. Fika Nurkumala 6 9
10. Fajar Nurul Fitri 5 8
11. Firda Maulida 7 9
12. Hilda Amalia 5 9
13. Linda Hatifah 5 9
14. Linda Amalia 5 8
15. M. Faruq Zidni 5 9
16. M. Sulthon Maulana 5 8
17. Mas Sultan 7 9
18. Novi Rofiqoh 7 8
19. Putri Agustin Kusuma D 5 8
20. Siti Holifah 5 9
21. Rifki Rahman 5 8
22. Renaldi Akbar 5 8
23. Sandy Arobby 6 9
24. Sabna Husniawati 5 8
Jumlah 130 199
Rata-Rata 5,42 8,29
Pelaksanaan proses perbaikan yang telah dilaksanakan pada Mata Pelajaran IPS tentang metode
penguatan verbal dan non verbal untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap penguasaan materi
kepahlawanan dan patriotisme di lingkungan sekitar.
Pada tahapan pertama terdapat sedikit kenaikan hasil pembelajaran, hal ini didasarkan oleh penyampaian
guru yang terlalu cepat dan kurang adanya system diskusi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu
tahapan pertama yaitu pada siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan serta belum begitui signifikan.
Setelah melakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mencoba mendesain pola
pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping menerapkan pola penguatan sistem verbal dan non
verbal, penulis juga menyampaikan pembelajaran dengan sistem diskusi dan tanya jawab antara guru dan
siswa. Dengan demikian penulis mendapatkan hasil temuan yaitu meningkatnya tingkat hasil belajar
siswa, maka dari itu proses penelitian penulis cukupkan pada siklus II karena pada siklus ini hasil belajar
siswa sudah didapatkan dengan hasil yang baik. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat grafik 5.1 tentang
hasil perolehan nilai evaluasi siswa pada Pra siklus, siklus I, dan siklus II.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan pembelajaran telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Pada proses belajar mengajar seorang guru harus bisa menyampaikan pebbelajaran dengan menarik. Hal
ini didasarkan pada siswa yang cenderung malas dan bosan terhadap mata pelajaran IPS. dengan
demikian pola diskusi dan penyampaian dengan pola penguatan verbal dan non verbal dapat disampaikan
dengan baik, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh akan menjadi lebih baik.
5.2 Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat memberikan saran yaitu
sebagai berikut :
Untuk menjadikan pembelajaran IPS bisa lebih baik disarankan seorang guru bisa melakukan pola
pembelajaran yang didesain sedemikian rupa yang mengacu terhadap situasi siswa. Dengan demikian
upaya perbaikan pembelajaran akan dapat dilakukan dengan perolehan hasil yang baik dan signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. (2009). Pemantapan Kemampuan Propesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara.
Bruner, J. (1978). The Process of Educational Technology. Cambridge : Harvard University.
Farris, P.J. and Cooper, S.M. (1994). Elementary Social Studies. Dubuque, USA : Brown
Communications, Inc.
Sumantri, Mulyani. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim TAP FKIP. (2009). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wahyudin, dinn. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Weton, D. A and Mallan, J.T. (1988). Children and Their World. Boston : Houghton Mifflin
Coy.