ptk sd kelas 3

52
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan belajar mengajar dewasa ini ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di ciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak akan ‘’mengalami’’ apa yang dipelajarinya, bukan ‘’mengetahui’’ nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘’mengingat’’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita sekarang ini. Pendekatan kontektual ( Contextual Teaching and Learnig (CTL) ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 07-Jan-2017

224 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk sd kelas 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

            Dalam kegiatan belajar mengajar dewasa ini ada kecenderungan untuk

kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di

ciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak akan ‘’mengalami’’ apa

yang dipelajarinya, bukan ‘’mengetahui’’ nya. Pembelajaran yang berorientasi

target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘’mengingat’’ jangka

pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam

kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita

sekarang ini.

            Pendekatan kontektual ( Contextual Teaching and Learnig (CTL) )

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di

ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini,

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran sangat

dipentingkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Page 2: Ptk sd kelas 3

            Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar

bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan begitu

mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk

hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan

berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai   

Pengarah dan pembimbing.    

Dalam kelas guru harus membantu siswa mencapai tujuannya.

Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran dari pada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru

datang dari penemuan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru

dalam pembelajaran ini 

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk menerapkan

pembelajaran berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) sebagai upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPS di SDN 11

Kontunaga .

Page 3: Ptk sd kelas 3

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka kami akan

mengidentifikasi masalah yang dapat diperbaiki oleh guru :

Dalam pembelajaran IPS di SDN 11 Kontunaga terdapat masalah-masalah

sebagai berikut :

a. Untuk mata pelajaran IPS materi penggunaan uang, dari 13 siswa yang

mencapai ketuntasan belajar hanya 53%.

b. Dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah sehingga

pemahaman siswa kurang.

Dari masalah-masalah ketuntasan belajar dan metode pembelajaran yang

digunakan guru, perlu dianalisis masalah mana yang dianggap penting dan harus

segera dipecahkan karena merupakan akar permasalahan yang sesungguhnya.

            Masalah-masalah di atas diperoleh peneliti dengan cara melakukan

pengamatan, wawancara dengan siswa, dan pengamatan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat dan kepala sekolah untuk

berkolaborasi dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran

tersebut.

C. ANALISIS MASALAH

            Peneliti beranggapan bahwa masalah metode pembelajaan yang digunakan

guru yang perlu diteliti karena dengan metode pembelajaran yang baik akan

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan demikian ketuntasan belajarpun dapat

dicapai. Alternatif pemecahan masalah ini adalah dengan menerapkan

Page 4: Ptk sd kelas 3

pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) sabagai upaya

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 11 Kontunaga

mata pelajaran IPS tentang penggunaan  uang.

D. RUMUSAN MASALAH

 Di dalam penelitian ini akan dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL)

dapat meningkatkan Keaktifan  siswa kelas III tentang penggunaan uang ?

2. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL)

dapat meningkatkan prestasi siswa kelas III tentang penggunaan uang ?

E. TUJUAN PERBAIKAN

Setelah digunakan metode pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual

(CTL) dapat :

1.  Meningkatkan Keaktifan  belajar siswa tentang konsep penggunaan uang.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa tentang konsep penggunaan uang

F. MANFAAT PERBAIKAN

1. Bagi siswa

    1.1 Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

    1.2 Meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa

    1.3 Menerapkan secara langsung materi pelajaran dengan  Kehidupan

          sehari-hari.

Page 5: Ptk sd kelas 3

   1.4 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan   

          keterampilan  memperoleh ilmu pengetahuan.

    1.5 Mendorong siswa berpikir logis

    1.6 Membantu siswa menemukan sendiri ilmu pengetahuannya.

2. Bagi Guru

2.1 Dapat menerapkan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontextual    

(CTL) khususnya dalam konsep penggunaa uang   serta konsep-konsep  lain pada

umumnya (yang sesuai).

2.2  Dapat memperkaya model pembelajaran sehingga dapat menambah   

motivasi dan minat belajar siswa yang berdampak  meningkatnya hasil belajar

siswa.

3. Bagi Sekolah

3.1 Sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan

          sekolah.

3.2 Hasil penelitian akan memberikan kontribusi bagi perbaikan kwalitas

pendidikan khususnya di SDN 11 Kontunaga .

G. DEFINISI OPERASIONAL

    1. Keaktifan

            Aktifitas belajar merupakan kegiatan yaitu memperhatikan,

mendengarkan, mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru, selain itu siswa

juga harus aktif bertanya pada guru tentang pelajaran yang belum dimengerti,

siswa harus lebih kritis dan kreatif. Untuk mengukur atau menilai keaktifan siswa

Page 6: Ptk sd kelas 3

ini digunakan angket. Dalam hal ini penilaiannya berdasarkan prosentase

peningkatan keaktifan siswa pada diskusi  siklus II dibandingkan diskusi pada

siklus II.

2. Prestasi belajar

      Prestasi belajar adalah hasil tes-tes dalam bentuk tumaupun lisan yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami suatu

pelajaran, tes dilakukan pada siklus I dan siklus II. Prestasi siswa dikatakan

meningkat bila hasil dari skor tes siswa pada siklus II meningkat dibandingkan

dengan siklus I.

Page 7: Ptk sd kelas 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN  

KONTEKSTUAL (CTL)

Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual

( contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan

siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan

ketrampilan baru ketika ia belajar. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual

adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih

berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola

kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru

bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada

teacher centered. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Contructivism), bertanya

(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (LearningCommunity),

pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic Assessment).

Page 8: Ptk sd kelas 3

B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN CTL

Salah satu ciri fisik kelas CTL adalah dinding kelas penuh

tempelan hasil karya siswa, bahkan lorong-lorong sekolah pun dapat

dimanfaatkan untuk menempel seperti peta ( baik cetak maupun buatan siswa

sendiri), artikel, gambar tokoh, puisikomentar, diagram dan lain–lain. Dengan

demikian kemampuan siswa pergi dikepung oleh informasi.Ciri kedua CTL

adalah siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Kelas yang aktif bukan

kelas yang sepi. Diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih

memberdayakan siswa,

         Menurut Blanchard dalam Doantara Yasa (2010) ciri-ciri    kontekstual:

1. 1) Menekankan pada   pentingnya pemecahan masalah.        

2. Kegiatan belajar dilakukan dalam  berbagai konteks

3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan  agar  siswa dapat belajar     

mandiri.

4. Mendorong siswa untuk belajar dengan   temannya dalam   kelompok atau

secara mandiri.

5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.

6. Menggunakan  penilaian otentik

C. LANDASAN FILOSOFI  PENGEMBANGAN CTL

Landasan filosofi CTL adalah konstruktifisme yaitu filosof belajar yang

menekankan bahwa belajar tidak sekedar  menghafal    Siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan di  benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan

Page 9: Ptk sd kelas 3

tidak dapat dipisah  kan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi

mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.   Konstruktivisme berakar

pada filsafat pragmatism yang digagas oleh John dewey pada awal abad 20 yang

lalu.

            Contextual Teaching Learning (CTL) dikembangkan oleh The Washington

state Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11

perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia

pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan

memberi kesempatan pada guru – guru dari enam propinsi di Indonesia untuk

belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat SLTP

Depdiknas.

D. PENGERTIAN KEAKTIFAN

Dalam Kamus  Bahasa Indonesia Lengkap (1997: 28) aktivitas diartikan

sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan.  Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,

rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya

mendapat prestasi yang gemilang. Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses

belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik

karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak

mungkin seseorang belajar. dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap

dan nilai. Dalam menilai keaktifan siswa digunakan angket.

Page 10: Ptk sd kelas 3

E. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,  tujuannya untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun

prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah

dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan

belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus

mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan

terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang

bersangkutan.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedagkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar   

Winkel dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi

belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso dalam

Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

Page 11: Ptk sd kelas 3

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yaitu dengan

bentuk skor tes. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau

rendahnya prestasi belajar siswa.

F. UANG

      Uang dalam ilmu ekonom i tradisional didefinisikan sebagai setiap alat

tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun

yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran

barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,  Uang didefinisikan sebagai

sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi

pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta

untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang   sebagai

alat penunda pembayaran.

Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan

sebagai penyimpan nilai. uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of

exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan

pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan

uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat

diatasi dengan pertukaran uang.

 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat

digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang

Page 12: Ptk sd kelas 3

diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar

kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat

penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar

pertukaran.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat

digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang

 Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu

uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang

kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam

melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang

giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)

yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.

Page 13: Ptk sd kelas 3

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITAN

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

Kelas III SDN 11 Kontunaga tahun pelajaran 2009 – 2010 dengan jumlah siswa

13 orang untuk mata pelajaran IPS tentang memahami pekerjaan dan penggunaan

uang dengan karakteristik siswa yang heterogen dalam arti kemampuannya ada

yng relative tinggi, sedang dan bawah.

a.       Waktu Lamanya Penelitian

-       Waktu Penelitian yaitu tgl 17 sampai 18 Maret 2010 pada semester II saat

pembelajaran IPS materi “Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang”.

-       Siklus I dilaksanakan tanggal 17 Maret 2010.

-       Siklus II dilaksanakan tanggal 18 Maret2010.

b.      Tempat Penelitian

PTK di laksanakan di kelas III SDN 11 Kontunaga JL Raya Sumberagung

KecamatanSumbermanjing Kabupaten Malang.

B. DESKRIPSI PER SIKLUS

Penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu :

1.      Siklus I

a.      Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan Rencana

Page 14: Ptk sd kelas 3

Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual,

(CTL), dengan meminta salah satu teman sejawat untuk melakukan pengamatan

selama proses pembelajara.

            Dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual

(CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat

mengaktifkan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil prestasi

belajarnya.

Langkah-langkah Perbaikan :

1. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah        Pembelajaran berdasarkan

Pendekatan Kontekstual  (CTL)

2. Diupayakan pembelajaran yang asyik dan  menyenangkan.

3. Siswa diberi kesempatan untuk menerapkan materi     Pelajaran dengan

kenyataan kehidupan sehari-hari.

b.      Pelaksanaan

Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan yang

telah dipersiapkan. Prosedur peneliti meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK

berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan

pelaksanaan PTK.

Prosedur Penelitian

#. Sebelum Pelaksanaan PTK

Page 15: Ptk sd kelas 3

Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan

beberapa hal sebagai berikut :

o Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi

pelajaran monoton, yaitu metode ceramah.

o Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti pelajaran.

o Prestasi belajar kurang memuaskan banyak yang tidak mencapai ketuntasan.

Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas

III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan

pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

Pelaksanaan PTK

1. Guru menjelaskan tentang jenis-jenis uang dan penggunaannya.

2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

3. Siswa diajak ke warung di sekolah untuk mengamati proses jual beli.

4. Setiap kelompok diminta mencatat alat pembayaran apa yang digunakan, jenis

uang yang digunakan, besarnya uang yang sering digunakan.

5. Setelah kembali ke kelas setiap kelompok diminta mendiskusikan hasil

pengamatannya dan bagaimana proses jual beli itu seandainya tidak ada alat

pembayaran yang sah atau uang.

6. Siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi.

Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang

bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan

Page 16: Ptk sd kelas 3

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian-kejadian yang terjadi

selama proses pembelajaran serta penyebabnya.

c.       Pengamatan

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan

dibantu oleh teman sejawat (pengamat) dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan

wawancara dengan siswa, hasil dari tugas siswa dan pengamatan sendiri pada saat

mengajar. Sedangkan pengumpulan data oleh pengamat dengan cara melakukan

pengamatan selama proses pengamatan.

            Sumber data dari wawancara dengan siswa kelas III SDN 11 Kontunaga

dan dari hasil tugas siswa serta pengamatan pada saat pembelajaran digunakan

untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan siswa dalam belajar.

            Untuk menilai keaktifan siswa peneliti menggunakan angket yang diisi

oleh peneliti sendiri dan menggunakan prosentase.

Untuk menilai tugas siswa peneliti menggunakan rumus :

Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%

                   Skor maksimum

Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah

teknik analisa kuantitatif, yaitu dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas

belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan

teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya

dengan menganalisis data hasil tes menggunakan kriteria ketuntasan belajar.

Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas

Page 17: Ptk sd kelas 3

belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas

tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994)

2.      Siklus II

a.      Perencanaan

Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam

pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan

menambahkan media yang digunakan untuk pembelajaran. Dengan demikian

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap cara mengelola uang

dengan baik.

b.      Pelaksanaan

 Selama pelaksanaan peneliti mengacu pada Rencana

perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi

kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari siklus I)

dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas,

dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.

Prosedur Penelitian

Sebelum Pelaksanaan PTK

Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan

beberapa hal sebagai berikut :

o   Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual belum berjalan

sesuai dengan yang diharapkan.

o   Siswa terlihat canggung dalam memperagakan jual beli.

Page 18: Ptk sd kelas 3

o   Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai

ketuntasan.

Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas

III SDN 11 Kontunaga sebelum dilaksanakan PTK  yang berkaitan dengan

pembelajaran IPS tentang jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

                        #. Pelaksanaan PTK

1. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengelola uang dengan baik.

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang cara pengiriman uang dan manfaat

menabung.

3. Siswa dibagi menjadi :

a. orang siswa praktek menjadi pegawai Bank.

b. orang siswa praktek menjadi pegawai pos.

c. orang menjadi nasabah dan pengirim uang lewat pos.

d. Siswa dibimbing untuk memperagakan cara pengiriman uang lewat

kantor pos dan cara menabung serta prosedur mengambil uang di Bank.

e. Sambil mengamati proses peragaan oleh siswa guru menerangkan.

f. Siswa mengerjakan tugas.

Selama proses pembelajaran peneliti di amati oleh teman sejawat (pengamat)

yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian – kejadian yang terjadi

selama proses pembelajaran serta penyebabnya.

Page 19: Ptk sd kelas 3

c.       Pengamatan  

Secara    keseluruhan   tehnik     dan    metode

Pengumpulan data pada siklus II ini sama dengan siklus I  

Untuk menilai tugas siswa peneliti tetap menggunakan rumus :

Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%

                   Skor maksimum

Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini tetap

sama dengan siklus I yaitu teknik analisa kuantitatif, artinya dengan menghitung

jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi

siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui

ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis hasil tes menggunkan

kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di

mana siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap

klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud,

1994)

d.      Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan oleh teman sejawat

dengan menggunakan pembelajaranberdasarkan pendekatan kontekstual (CTL)

ditemukan beberapa kelebihannya yaitu:

a. Selama pembelajaran siswa aktif hal ini dapat dilihat pada tabel 4.

b. Motifasi belajar siswa meningkat.

Page 20: Ptk sd kelas 3

c. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan.

d. Prestasi belajar siswa meningkat halini dapat dilihat pada tabel 5.

e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan

kenyataan sehari-hari.

f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir.

g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah.

h. Sedangkan Kelemahannya adalah:

i. Selama proses pembelajaran siswa ramai

j. Selama prosees pembelajaran terkesan guru tidak dapat menguasai kelas.

Kelebihan dari peneliti dalam merancang dan melakukan sesuatu tindakan

perbaikan pembelajaran :

a. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan.

c. Siswa aktif dalam pembelajaran.

Kelemahan dari peneliti dalam merancang dan melakukan suatu tindakan

perbaikan pembelajaran :

a. Siswa ramai pada saat pembelajaran.

b. Guru terkesan tidak dapat menguasai kelas.

Page 21: Ptk sd kelas 3

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS

1.      SIKLUS I

Peneliti pada siklus I melakukan penyusunan Rencana

Pembelajaran (RPP I) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual

(CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

      Dalam pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan

pembelajaraan yang telah dipersiapkan. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal

( refleksi dari pelajaran sebelumnya ) dan observasi untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Selama

proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang

bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses

pembelajaran dan penyebabnya.

Tabel : 1   Analisis hasil tes sebelum siklus I

No Nama L/P Hasil Ketuntasan

1 Inhama Ilhama P 65 70

2 Abdur Rohman L 65 70

3 Alfina Okta Damayanti P 75 70

4 Vara Dila Kosim P 50 70

Page 22: Ptk sd kelas 3

5 M. Ababillah L 55 70

6 Amanda Sri Ekawati P 60 70

7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70

8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70

9 Ryan Roynaldi L 75 70

10 Rio ardiansyah L 75 70

11 Faiqotul Azizah P 75 70

12 Bayu Wicaksono L 80 70

13 Fahmi L 80 70

                Nilai akhir = Jumlah skor yang diperolehx 100%

                                                Skor Maksimum

      Setelah siklus I dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat ditemukan

aktifitas siswa yang bervariasi di dalam kelas. Ada yang benar-benar mengikuti

dengan aktif, ada yang mengantuk, mengobrol, bermain-main ataupun

mengganggu temannya. Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu

diskusi.

Tabel : 2  Analisis Hasil Pengamatan diskusi pada Siklus I

Page 23: Ptk sd kelas 3

No NamaKetepatan Keaktifan Kerja sama

A B C D A B C D A B C D

1 Inhama Ilhama v v v

2 Abdur Rohman v v v

3 Alfina Okta D v v v

4 Vara Dila Kosim v v v

5 M Ababillah v v v

6 Amanda Sri E W v v v

7 Wahyu hemalia P v v v

8 Fara Dila Dia R v v v

9 Ryan roynaldi v v v

10 Roi ardiansyah v v v

11 Faiqotul azizah v v v

12 Bayu wicaksono v v v

13 Fahmi v v v

Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak

Berdasarkan pengamatan diskusi dalam siklus I dapat diperoleh data bahwa siswa

yang aktif hanya 4 orang diantara 13 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

siswa yang aktif dalam diskusi hanya 31 %, dan dalam bidang kerja sama siswa

masih kurang dengan dibuktikan yang kerja samanya sangat tinggi cuma 2 siswa

diantara 13 siswa  ini bila diprosentase hanya 15%, dan dalam ketepatan

mengerjakan tugas hanya 3 siswa, yang mana  diprosentasenya sekitar 23%.

Page 24: Ptk sd kelas 3

Selesai membacakan hasil diskusi dilakukan tes guna mengetahui hasil belajar /

prestasi siswa.

Tabel : 3   Analisis hasil Tes siklus I

No Nama L/P Hasil Ketuntasan

1 Inhama Ilhama P 65 70

2 Abdur Rohman L 75 70

3 Alfina Okta Damayanti P 75 70

4 Vara Dila Kosim P 50 70

5 M. Ababillah L 55 70

6 Amanda Sri Ekawati P 80 70

7 Wahyu Hemalia Putri P 75 70

8 Fara Dila Dia Rahmadani P 50 70

9 Ryan Roynaldi L 65 70

10 Rio ardiansyah L 75 70

11 Faiqotul Azizah P 75 70

12 Bayu Wicaksono L 80 70

13 Fahmi L 80 70

                Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100%

                                                Skor Maksimum

           

 Tabel : 4  Rekapitulasi data hasil belajar siswa pada siklus I

Page 25: Ptk sd kelas 3

Jumlah Siswa

Tes 1

(sebelum

Siklus I)

Daya

serap

Tes 2

(siklus I)Daya

serap

% Kenaikan

<70 >70 <70 >70

13 6 7 53 % 5 8 62 % 9%

       Tabel 4 tes 1 menunjukkan adanya kurang pahamnya siswa terhadap materi

yang dipelajari, sehingga diperoleh daya serap yang rendah yaitu 53 %. Namun

pada tes 2 mencapai daya serap 62% yang berarti pemahaman / prestasi siswa

agak meningkat walau sedikit yaitu 9%. Ditinjau dari nilai yang diperoleh siswa,

berarti pembelajaran di kelas tersebut belum tuntas, sebab kelas dikatakan tuntas

belajar bila terdapat 85% siswa yang telah mencapai daya serap > 70.

Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai, maka dapat

disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Siswa kurang aktif dalam melaksanakan diskusi..

c. Prestasi belajar kurang memuaskan masih banyak yang tidak mencapai

ketuntasan.

            Terhadap hasil yang diperoleh, tim peneliti berkolaborasi mengadakan

diskusi untuk membahas dan mengkaji hal-hal yang dirasakan kurang pada

pelaksanaan tindakan siklus I, dalam diskusi memutuskan untuk membuat

Page 26: Ptk sd kelas 3

rancangan tindakan-tindakan siklus II dengan menambahkan media yang

digunakan dalam pembelajaran.

2.      SIKLUS II

Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam pembuatannya Rencana

Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan menambahkan

penggunaan media yang digunakan untuk pembelajaran.

Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan

pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan

sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran dari siklus

I)

dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas,

dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.

Tabel  : 5   Hasil Pengamatan kegiatan demontrasi (pembelajaran CTL) siklus II

no Nama Ketepatan Keaktifan Kerja sama

A B C D A B C D A B C D

1 Inhama Ilhama v v v

2 Abdur Rohman v v v

3 Alfina Okta D v v v

4 Vara Dila Kosim v v v

5 M Ababillah v v v

6 Amanda Sri E W v v v

7 Wahyu hemalia P v v v

8 Fara Dila Dia R v v v

Page 27: Ptk sd kelas 3

9 Ryan roynaldi v v v

10 Roi ardiansyah v v v

11 Faiqotul azizah v v v

12 Bayu wicaksono v v v

13 Fahmi v v v

Ket : A = sangat, B = Sedang, C = Kurang, D = Tidak

           

            Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa siswa yang

aktif pada siklus II sebanyak 11 siswa diantara 13 siswa, dengan prosentase

sebesar 85 %, hal ini ada peningkatan sebesar 54 % dibanding pada siklus I.

Dalam hal kerjasama juga ada peningkatan hal ini siswa yang kerjasamanya tinggi

ada 9 siswa bila diprosentase sebesar  69 % juga ketepatan dalam mengerjakan

tugas ada kenaikan ini ditunjukkan pada data di atas dengan 10 siswa dengan

prosentase sebesar 77%.

     Setelah siklus II dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat diperoleh hasil

bahwa dengan metode pembelajaran CTL :

a. Mampu meningkatkan keaktifan siswa.

b. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Pelaksanaan pembelajaran terasa menyenangkan.

Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai maka

Page 28: Ptk sd kelas 3

Dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Selama proses pembelajaran siswa aktif.

b. Keaktifan  belajar siswa meningkat.

c. Siswa lebih memahami materi belajar siswa yang diajarkan.

d. Prestasi belajar siswa meningkat.

e. Siswa dapat menerapkan teori / pengetahuan yang didapat di sekolah dengan

kenyataan sehari-hari.

f. Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir.

g. Mendorong siswa bekerja sama dalam penyelesaian masalah.

Tabel  : 6  Analisis hasil tes siklus II

No Nama L/P Hasil Ketuntasan

1 Inhama Ilhama P 75 70

2 Abdur Rohman L 80 70

3 Alfina Okta damayanti P 65 70

4 Vara Dila Kosim P 75 70

5 M. Ababillah L 80 70

6 Amanda sri Ekawati P 80 70

7 Wahyu Hemalia Putri P 60 70

8 Fara Dila Dia Rahmadani P 75 70

9 Ryan Roinaldi L 75 70

10 Rio ardiansyah L 80 70

11 Faiqotul Azizah P 85 70

Page 29: Ptk sd kelas 3

12 Bayu Wicaksono L 85 70

13 Fahmi L 80 70

Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100%

                             Skor Maksimum

                       

Tabel 7 : Rekapitulasi data hasil belajar pada siklus 2

Jumlah siswa

Tes 2

(siklus II)Daya

serap

Tes 3

(siklus2)Daya

serapProsentase

<70 >70 <70 >70

13 5 8 62% 2 11 85% 23%

                       

Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes

2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 anak dan yang >70 ada 8 anak , ini

berarti jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1 (sebelum

siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih meningkat lagi

dibanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada perubahan / peningkatan

setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa

secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa, dengan prosentase jumlah siswa

yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada siklus II ini sebenarnya

masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan waktu yang tersedia 

sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan waktu yang ada.

Page 30: Ptk sd kelas 3

B. PEMBAHASAN PER SIKLUS

1.      Hasil Penelitian siklus 1

Pada siklus pertama ini sebelum dilakukan proses belajar

Mengajar guru memberikan pendahuluan kurang lebih 10 menit tentang

penggunaan uang dilanjutkan guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, siswa

diajak mengamati proses jual beli yang terjadi di kantin sekolah. Kemudian

kembali ke kelas untuk mendiskusikan hasil pengamatan dari masing-masing

kelompok. Setelah selesai siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.

Tabel 8 : Hasil pengamatan selama proses belajar mengajar siklus I

No Kegiatan Jumlah Kelompok

Yang melaksanakan Keterangan

1 Melaksanakan pengamatan 3 32 Mendiskusikan hasil pengamatan 3 23 Mencatat hasil diskusi 3 24 Membacakan hasil diskusi 3 2

5Siswa yang tidak memperhatikan jalannya diskusi

2 orang pada kelompok 2

6Siswa mengerajakan soal evaluasi

13 13Dikerjakan secara individu

Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kontekstual belum berhasil, hal ini terlihat dengan banyaknya

kelompok yang belum melaksanakan diskusi hasil pengamatan dengan baik.

Kurang aktifnya siswa ini terlihat terutama pada waktu diskusi. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain:

a. Siswa baru mengenal pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

Page 31: Ptk sd kelas 3

b. Siswa menganggap remeh materi yang diajarkan.

Tetapi pada waktu mengerjakan tugas semua siswa aktif dan antusias sekali dalam

mengerjakan, hal ini dapat dilihat bahwa semua siswa mengerjakan soal evaluasi

walaupun pada pelaksanaannya tidak semua kelompok mencatat hasil pengamatan

namun daya ingat siswa cukup baik dalam hal ini dapat dilihat dari hasil tes

evaluasi. Setelah melakukan pengamatan, diskusi dan penjelasan dari guru siswa

paham bahwa kegunaan uang itu sangat pnting dan mutlak bagi kehidupan

manusia sehari-hari.

Tabel  :  4  Rekapitasi hasil belajar pada siklus I

Jumlah

Siswa

Tes 1(sebelun

siklusI

Daya

Serap

Tes 2(Siklus

I)

Daya

Serap

%

Kenaikan

<70 >70<7

0>70

13 6 7 53% 5 8 62% 9%

Selama proses belajar mengajar pada siklus II dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan terhadap hal-hal yang belum optimal pada siklus I, sehingga

diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Pada waktu peragaan hampir semua siswa antusias dan aktif

melaksanakannya, suasana kelas makin hidup.

b. Siswa mengetahui cara mengirim uang dan cara menabung serta cara

pengambilan tabungan.

c. Siswa mengetahui manfaat mengelola uang dengan baik.

Page 32: Ptk sd kelas 3

Tabel 7 : Rekapitilasi data hasil belajar pada siklus 2

Jumlah

Siswa

Tes 2 (Silus I) Daya

Serap

Tes 3 (Siklus

II)Daya

SerapKenaikan

<70 >70 <70 >70

13 5 8 62% 2 11 85% 23%

Dari data di atas tampak terjadi peningkatan hasil belajar / prestasi siswa, pada tes

2 jumlah siswa yang mendapat nilai <70 ada 5 siswa dan yang mendapat nilai >70

ada 8 siswa, ini berarti jumlah yang tuntas belajar meningkat dibandingkan tes 1

(sebelum siklus). Sedangkan pada tes 3 siswa yang mendapat nilai >70 lebih

meningkat lagi disbanding tes 2, dengan daya serap 85% ini berarti ada

perubahan/ peningkatan setelah dilakukan tindakan, yaitu 23%. Dengan demikian

ketuntasan belajar siswa secara perorangan telah dicapai oleh 11 siswa dengan

prosentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar mencapai 85%. Dari data pada

siklus II ini sebenarnya masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan

waktu yang tersedia sehingga tim peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan

waktu yang ada.

BAB V

PENUTUP

Page 33: Ptk sd kelas 3

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa :

1. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL)   dapat

meningkatkan  keaktifan siwa dalam belajar.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL)   

mampu secara bertahap meningkatkan hasil belajar / prestasi   belajar.

Walaupun demikian kami juga mencoba menganalisis bagaimana siswa

mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari-hari dan dapat menemukan

sendiri ilmu pengetahuannya.

Hasil analisis kami mununjukkan bahwa :

1. Model Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat

melatih siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan sehari-

hari.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat

melatih siawa untuk menemukan sendiri ilmu pengetahuannya bukan dari

apa kata guru.

B. SARAN

1. Sebagai guru hendaknya mencoba melaksanakan PTK, karena  dengan

PTK guru dapat merefleksi diri atas pekerjaannya di kelas, keberhasilan

Page 34: Ptk sd kelas 3

dan kegagalan serta mencari alternative pemecahan masalah baik secara

sendii maupun secara kolaborasi.

2. Penyajian materi pelajaran hendaknya diberikan secara bervariasi

(menggunakan macam-macam model pembelajaran). Sehingga siswa

lebih tertantang untuk belajar lebig baik.

3. CTL merupakan salah satu strategis pengajaran yang berasosiasi dengan

pendekatan kontekstual yang penerapan pembelajaran ini diharapkan

akan dapat member kontribusi yang sangat signifikan dalam rangka

mendongkrak mutu pendidikan secara optimal. Oleh karena itu

hendaknya gurui bias mencoba macam strategi pembelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Ptk sd kelas 3

BI. Gambar uang Indonesia.

http://www.bi.go.id/web/id/Sistem+Pembayaran/Instrumen+           

+Tunai/Gambar+Uang/ diakses selasa 6 April 2010

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar.  GBPP IPS SD. Jakarta.

Doantara Yasa. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and     

Learning (CTL).

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan-            kontekstual-

atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/  diakses            minggu 4 April

2010

Sunarso. 1999. IPS 3. Jakarta : Penerbit pusat Perbukuan Departemen        

Pendidikan Nasional.

Sunarto. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-  

prestasi-           belajar/  diakses Minggu 4 April 2010

Tim Bina Karya Guru. 2000. IPS 3. Jakarta : Penerbit Erlangga

Tim Bina Karya Guru . 2007.  IPS Terpadu 3. Jakarta : Penerbit Erlangga